Anda di halaman 1dari 8

1.

      Kelajuan, perpindahan dan kecepatan.


Kelajuan rata-rata partikel didefinisikan sebagai perbandingan jarak total yang ditempuh
terhadap waktu total yang dibutuhkan atau secara matematis dapat ditulis :

Satuan SI kelajuan rata-rata adalah meter/sekon (m/s) dan satuan lazin di US adalah
feet/sekon (ft/s). satuan kelajuan sehari-hari di US adalah mile/jam sedangkan dalam SI
dikenal dengan km/jam.

Jika anda menempuh 200 km dalam 5 jam, maka kelajuan rata-rata anda adalah : 200/50
= 40 km/jam. Kelajuan rata-rata tidak menceritakan apa-apa tentang rincian perjalanan itu.
Anda mungkin berkendaraan dengan kelajuan tetap 40 km/jam selama 5 jam atau mungkin
anda berkendaraan cepat selama sebagian waktu dan lebih lambat selama sisa waktunya
atau mungkin anda telah berhenti untuk 1 jam dan kemudian berkendaraan dengan
kelajuan berubah-ubah selama 4 jam yang lainnya.

Sedangkan untuk konsep kecepatan sama dengan konsep kelajuan tetapi berbeda karena
kecepatan mencakup arah gerakan. Agar mengerti konsep ini, terlebih dahulu akan
diperkenalkan konsep perpindahan. Mari kita buat sebuah sistem koordinat dengan memilih
titik acuan pada sebuah garis dengan titik asal O. untuk tiap titik lain pada garis itu kita
tetapkan sebuah bilangan x yang menunjukkan seberapa jauhnya titik itu dari titik asal.
Nilai x bergantung pada satuan (feet, meter atau apapun) yang dipilih untuk mengukur
jaraknya. Tanda x bergantung pada posisi relatifnya terhadap titik asal O. kesepakatan
yang biasanya kita pilih adalah titik-titik di kanan titik asal diberi nilai positif dan titik-titik
dikirinya diberi nilai negatif.

Gambar 1 berikut ini menunjukkan sebuah titik yang berada pada posisi x1pada saat t1 dan
berada pada posisi x2 pada saat t2. Posisi partikel dari titik x2– x1 disebut perpindahan
partikel. Biasanya digunakan huruf Yunani delta (∆) untuk menyatakan perubahan
kuantitas, jadi perubahan x dapat ditulis menjadi ∆x atau secara matematis dapat ditulis :
Gambar 1 perpindahan partikel dari x1 ke x2
Kecepatan adalah laju perubahan posisi. Kecepatan rata-rata partikel didefinisikan sebagai
perbandingan antara perpindahan (∆x) dengan selang waktu (∆t = t2 – t1). Atau dapat
ditulis dalam bentuk rumus :

Perhatikan bahwa perpindahan dan kecepatan rata-rata dapat bernilai positif atau negatif,
bergantung pada nilai x2 dan x1. Sesuai dengan perjanjian nilai positif menyatakan partikel
bergerak ke kanan dan nilai negatif menyatakan partikel bergerak ke kiri.
Perhatikan gambar 2 berikut ini. Pada gambar ini terlihat sebuah lintasan partikel yang
berbentuk kurva dalam bidang koordinat x terhadap t, dimana x menyatakan jarak dan t
menyatakan waktu. Tiap titik pada kurva mempunyai nilai x, yang merupakan lokasi
partikel pada saat tertentu, dan sebuah nilai t, yang merupakan saat partikel berada
dilokasi tersebut. Pada grafik kita gambar garis lurus antara posisi yang dinamai P1 dan
posisi yang dinamai P2, perpindahan ∆x = x2 – x1 dalam selang waktu ∆t = t2 – t1 . garis
lurus yang menghubungkan P1 dan P2 adalah sebuah sisi miring segitiga yang memiliki sisi
tegak lurus ∆x dan sisi datar ∆t. Rasio ∆x/∆t adalah kemiringan (gradien) garis lurus ini.
Dalam istilah goemetri, kemiringan ini merupakan ukuran kecuraman garis lurus pada
grafik. Untuk selang waktu tertentu ∆t, makin curam garisnya, makin besar nilai ∆x/∆t.
Karena kemiringan garis ini adalah kecepatan rata-rata untuk selang waktu ∆t, maka kita
mempunyai tampilan bentuk geometrik untuk kecepatan rata-rata.
Gambar 2 grafik x terhadap

2.     Kecepatan sesaat
Kecepatan sesaat pada saat tertentu adalah kemiringan garis lurus yang menyinggung
kurva x terhadap t pada saat itu. Gambar 3 adalah kurva x terhadap t yang sama seperti
pada gambar 2 yang menunjukkan ururtan selang waktu ∆t, ∆t1, ∆t2, ∆t3,….. yang masing-
masing lebih kecil daripada selang sebelumnnya. Untuk tiap selang waktu ∆t, kecepatan
rata-rata adalah kemiringan garis lurus yang sesuai untuk selang itu. Gambar menunjukkan
bahwa, jika selang waktu menjadi lebih kecil, garis lurusnya menjadi semakin curam, tetapi
garis tersebut tak pernah lebih miring dari pada garis singgung pada kurva t1. Kemiringan
garis singgung ini kita definisikan sebagai kecepatan sesaat pada t1.
Gambar 3 grafik x versus t dari gambar 2

Penting disadari bahwa perpindahan ∆x bergantung pada selang waktu ∆t. Ketika ∆t
mendekati nol, demikian juga ∆x (seperti dapat dilihat dari gambar 3), rasio ∆x/∆t
mendekati kemiringan garis yang menyinggung pada kurva. Karena kemiringan garis
singgung adalah limit rasio ∆x/∆t jika t mendekati nol. Kita dapat menyatakan kembali
definisi kita sebagai berikut :

Kecepatan sesaat adalah limit rasio ∆x/∆t jika ∆t mendekati nol atau secara matematis
dapat ditulis :

Limit ini dinamakan turunan x terhadap t dalam notasi kalkulus ditulis  :


Kemiringan ini dapat positif (x bertambah besar) atau dapat juga negatif (x bertambah
kecil), dengan demikian dalam gerak satu dimensi , kecepatan sesaat dapat bernilai positif
maupun negatif. Besarnya kecepatan sesaat disebut kelajuan sesaat.

3.     Percepatan
Bila kecepatan sesaat sebuah partikel berubah seiring dengan berubahnya waktu, maka
partikel dikatakan dipercepat. Percepatan rata-rata untuk suatu selang waktu tertentu ∆t =
t2 – t1 didefinisikan sebagai rasio ∆v/∆t dengan ∆v = v2 – v1 adalah perubahan kecepatan
sesaat untuk selang waktu tersebut.

Dimensi percepatan adalah panjang dibagi (waktu) 2. Satuan yang umum adalah meter per
sekon kwadrat atau ditulis m/s2. Artinya bila suatu benda dipercepat dengan percepatan 10
m/s2, maka tiap detik , kecepatan benda tersebut bertambah sebesar 10 m/s. misalnya
pada saat t=0; v = 0 maka untuk detik pertama (t=1) maka kecepatan benda menjadi 10
m/s, untuk detik kedua (t=2) kecepatan benda menjadi 20 m/s dan seterusnya.
4.     Percepatan sesaat
Percepatan sesaat adalah limit (rasio ∆v/∆t) dengan ∆t mendekati nol. Jika kita gambar
grafik kecepatan terhadap waktu , percepatan sesaat pada saat t didefinisikan sebagai
kemiringan garis yang menyinggung kurva pada saat itu

Jadi percepatan adalah turunan kecepatan terhadap waktu. Notasi kalkulus untuk turunan
ini adalah dv/dt. Karena kecepatan adalah turunan posisi x terhadap waktu t, percepatan
adalah turunan kedua  x terhadap waktu t, yang biasanya ditulis d2x/dt2. Kita dapat melihat
alasan notasi semacam ini dengan menulis percepatan sebagai dv/dt dan mengganti v
dengan dx/dt:
Jika kecepatan konstan maka percepatan akan sama dengan nol atau ∆v = 0 untuk seluruh
selang waktu. Dalam hal ini kemiringan kurva x terhadap t yang bersangkutan tidak
berubah. Secara matematik hubungan, percepatan, kecepatan, jarak dan waktu dapat
dijabarkan sebagai berikut :

Perubahan jarak terhadap waktu adalah kecepatan :

Perubahan kecepatan terhadap waktu adalah percepatan :

Sumber :

1. Tipler; Fisika untuk sains dan teknik jilid 1, Erlangga

2. Halliday Resnick, Fiska jilid 1, Erlangga

Gerak dengan percepatan konstan


Di sekitar kita banyak dijumpai gerak dengan percepatan konstan, misalnya gerak jatuh
bebas sebuah benda. Pada saat benda dijatuhkan dari ketinggian tertentu, maka benda
tersebut akan mengalami percepatan yang besarnya tetap yaitu sebesar percepatan
gravitasi bumi (9,81 m/s2 atau 32 ft/s2).
Gerak dengan percepatan konstan akan memiliki kemiringan kurva v terhadap t yang
konstan artinya kecepatan berubah secara linier terhadap waktu. Jika nilai kecepatan awal
adalah v0 pada saat t = 0, nilai v pada saat t berikutnya diberikan oleh :

Jika partikel memulai gerakan di x0 pada saat t =0 dan posisinya adalah x pada saat t,
perpindahan ∆x = x– x0 diberikan oleh :

Kecepatan rata-rata dapat dihitung dengan persamaan :


Jadi perpindahan adalah :

Bila v = v0 + at maka kita mendapatkan persamaan perpindahan adalah :

Bila diketahui t  = (v – v0)/a maka didapat :

Jika tiap ruas dikalikan dengan a dan tiap sukunya dijabarkan, maka akan didapat :

Integrasi
Bagaimana caranya kita mendapatkan fungsi kecepatan dan percepatan dari suatu fungsi
posisi yang diketahui lewat diferensiasi. Persoalan kebalikannya adalah mendapatkan fungsi
posisi x bila diketahui kecepatan v atau percepatan a. Untuk melakukan hal ini kita
menggunakan sebuah prosedur yang dinamakan integrasi. Contoh mendapatkan nilai
kecepatan dan posisi dari percepatan yang diberikan. Jika kita mengetahui percepatan  itu
sebagai fungsi waktu, kita dapat menemukan kecepatan dengan mencari fungsi v(t) yang
turunannya adalah percepatan. Sebagai contoh jika percepatan konstan

Maka kecepatan adalah fungsi waktu yang bila dideferensiasikan sama dengan konstanta
ini. Fungsi semacam ini adalah :

Namun persamaan ini bukanlah persamaan yang paling umum untuk v yang akan
memenuhi hubungan dv/dt = a. Secara khusus kita dapat menambahkan sembarangan
konstanta pada at tanpa mengubah nilai turunannya terhadap waktu. Dengan menamakan
konstanta ini vo, kita mendapatkan :

Konstanta v0 adalah kecepatan awal. Fungsi posisi x adalah fungsi yang turunannya adalah
kecepatan:

Kita dapat mengolah tiap suku secara terpisah, fungsi yang turunannya terhadap waktu
adalah konstanta v0 adalah v0t ditambah dengan sebuah konstanta sembarang. Sedangkan
fungsi yang turunannya at adalah 1/2at2ditambah dengan sebuah konstanta sembarang.
Dengan menggabungkan hasil integrasi ini dan menambahkan sebuah konstanta gabungan
sembarang x0maka kita mendapatkan :

Bilamana kita mendapatkan sebuah fungsi dari turunannya maka kita juga harus
menyertakan sebuah konstanta sembarang dalam fungsi umumnya. Karena kita harus
melakukan 2 kali proses integrasi untuk mendapat x(t) dari fungsi a(t) maka muncul 2 buah
konstanta. Konstanta-konstanta ini biasanya ditentukan dari kecepatan dan posisi pada
suatu saat tertentu, yang biasanya dipilih pada saat t = 0. Oleh sebab itu kedua konstanta
itu disebut kondisi awal.

Anda mungkin juga menyukai