Anda di halaman 1dari 2

Bahaya bila bayi menjadi “third hand smoker” (perokok pasif)

Oleh : dr. Mervin Tri Hadianto

TAHUKAH MOM....selain menghirup asap rokok, menghirup residu atau endapan racun dari
asap rokok juga berbahaya bagi anak lho!! Seorang mantan perokok aktif mengaku telah
mengalaminya sendiri, sang anak meninggal meski ia selalu merokok di luar rumah.
Pengakuan tersebut disampaikan seorang pria di sebuah forum online. Pria yang
menggunakan akun 05072013 tersebut mengisahkan, anaknya meninggal akibat pneumonia
atau radang paru-paru akut di usia yang masih sangat muda, yakni 1 tahun. "Gua mantan
perokok gan (perokok aktif selama 18 thn). Anak gua cewek hanya bisa genap usianya 1
tahun 10 hari, wafat di vonis radang paru-paru akut (pneumonia) krn ayahnya ngerokok.
bukan ngerokok di sebelah anaknya (gua klo ngerokok pasti keluar rumah), tetapi menghirup
racun-racun nikotin dari baju ayahnya saat kondisi menggendongnya setelah barusan
merokok :sedih," ujarnya... Kisah mengenaskan seperti ini bukan 1-2x terjadi, hampir setiap
minggunya, kami “rajin”bertemu pasien bayi dan anak2 yang terkena radang paru akut
maupun radang saluran nafas dan asma kronis, karena ayahnya atau keluarga serumahnya
perokok! sungguh menyedihkan melihat mereka menjadi korban dari “nafsu” orang2 yang
seharusnya menyayangi mereka...Anak-anak selalu menjadi korban perokok pasif tanpa
disadari ketika orang tua atau saudara atau teman orang tua merokok didekat mereka, bukan
hanya itu..asap rokok dapat berefek hingga 10 METER! WOW... Jadi walaupun merokok di
luar rumah tetap ada risiko asap masuk ke dalam, belum lagi RESIDU RACUN rokok, yang
menempel di baju maupun benda, gorden, seprai, dan sebagainya. Seseorang yang terpapar
racun rokok dengan cara demikian disebut sebagai THIRD HAND SMOKER. Bahayanya
sama seperti terpapar asap secara langsung, yang oleh orang awam sering disebut second
hand smoker/perokok pasif. Jadi walaupun merokok di kantor atau di perjalanan,namun jika
baru masuk rumah langsung peluk, gendong, atau cium anak tanpa mandi, bersih-bersih dan
sikat gigi dahulu tetap saja racun nikotin akan berefek. Faktanya, asap rokok yang ada
diruangan akan tetap ada selama hampir 5 jam meski tak kasat mata. Asap tersebut akan
menempel di furnitur, karpet, pakaian, gordeng, dan perlengkapan lain didalam rumah. Wah
sungguh mengerikan yaa...

Si kecil lebih rentan terhadap bahaya asap rokok


Bayi dan balita dikategorikan lebih beresiko terkena dampak buruk asap rokok bila dibanding
orang dewasa karena saluran pernafasan mereka yang kecil dan system imun mereka yang
masih berkembang. Saluran pernafasan yang kecil akan membuat si kecil bernafas lebih
sering, dan itu membuat lebih sering menghisap asap rokok jika disekitarnya ada yang
merokok.

Gangguan kesehatan akibat menjadi THIRD HAND SMOKER


Bayi yang tepapar asap rokok baik sbg perokok pasif langsung maupun third hand smoker,
dapat mengalami gangguan pernafasan dan ketidakteraturan detak jantung. Sedangkan anak-
anak yang lama terpapar asap dari perokok aktif dalam waktu yang cukup lama dapat
mengalami beragam gangguan medis akut pada bagian organ pernafasan mereka terutama
organ paru-paru termasuk: asma, bronhitis, pneumonia, infeksi telinga, kanker darah, batuk
rejan, gangguan indra penciuman, meningitis atau radang selaput otak dan beragai gangguan
medis lainya.Hasil sebuah penelitian juga menunjukan adanya hubungan antara terpapar asap
rokok dengan gangguan prilaku dan kesulitan belajar, asap rokok dapat menurunkan
KECERDASAN anak hingga 10%!! anak-anak yang sudah terbiasa tinggal di lingkungan
perokok juga memiliki kecenderungan lebih besar untuk menjadi perokok saat mereka
beranjak remaja.

BAGAIMANA MELINDUNGI MEREKA DARI ROKOK?

Jika orang tua merokok, upaya terpenting untuk melindungi si kecil dari bahaya asap rokok
adalah BERHENTI MEROKOK! Tindakan ini akan mengurangi peluang si kecil terpapar
asap rokok secara signifikan, dan yang terpenting orang tua telah memberi contoh untuk tidak
jadi perokok.Hindari pula merokok didalam mobil saat ada si kecil. Membuka jendela mobil
saat merokok tidak akan menghilangkan bahaya asap rokok bagi si kecil lho!! Data Riset
Kesehatan Dasar (Riskesdas) yang dilakukan Kementerian Kesehatan menunjukkan
peningkatan prevalensi perokok pada tahun 2007, 2010, dan 2013 berturut-turut meningkat
dari 34,2%; 34,7% dan akhirnya 36,3%. Tak hanya itu, dari 92 juta orang perokok pasif, 43
juta di antaranya anak-anak dan yang paling menyedihkan dan memprihatinkan adalah 11,4
juta dari anak-anak ini masih berusia balita...

Anda mungkin juga menyukai