Gambar 10.1 Mesin Penggelar Kain (Sumber Gambar : PT. Fratekindo Jaya Gemilang)
Buku Kejuruan Bina Garmen
Kompetensi Keahlian Garmen | Sekolah Menengah Kejuruan 231
(2) Perhatikan tegangan kain dalam tiap gelaran agar diperoleh hasil
pemotongan yang baik, maka gelaran kain diusahakan tidak terlalu kendor
atau terlalu tegang. Gelaran kain yang terlalu tegang akan menghasilkan
potongan yang lebih kecil dari ukuran pola, sedangkan gelaran kain yang
terlalu longgar akan menghasilkan potongan yang lebih besar dari ukuran
pola.
(3) Berikan penjepit pada bagian tepi kain dengan penjempit (clamp), kemudian
letakkan marker di atas susunan kain tersebut dan berikan jarum pentul atau
pemberat agar marker tidak bergeser sewaktu dipotong.
(4) Warna dan desain dari kain yang disusun disesuaikan dengan rencana
pemotongan.
Tahapan proses kerja penggelaran kain secara manual di atas, juga dapat
dilakukan dengan cara lain seperti di bawah ini :
(1) Siapkan gulungan kain ditempatnya, lalu kain ditarik dari gulungan tersebut
dan dibentangkan di atas meja potong.
(2) Kain yang telah dibentangkan diperiksa terlebih dahulu apakah kusut atau
tidak. Apabila ada bagian kain yang kusut atau terdapat bekas tanda lipatan,
maka semprot dengan air.
Gambar 10.3 Penyemprotan Kain dengan Air pada Bagian yang Kusut
atau Terdapat Tanda Lipatan
Buku Kejuruan Bina Garmen
Kompetensi Keahlian Garmen | Sekolah Menengah Kejuruan 233
Pada umumnya, bagian yang kusut atau terdapat bekas tanda lipatan yaitu
pada bagian awal dan akhir dari gulungan kain. Tujuan dari penyemprotan
tersebut adalah agar kain menjadi halus.
(3) Setiap lembar kain yang dibentangkan diratakan dengan menggunakan
penggaris dari bahan kayu, kemudian ujungnya dipotong dengan gunting.
Hal tersebut dapat dilakukan sampai dengan jumlah lembaran kain sesuai
dengan order yang dipesan.
(4) Apabila jumlah lembaran bentangan kainnya banyak serta warna kainnya
berbeda, maka proses spreading dilakukan dengan cara per-piece
(pergulungan) kain. Hal ini dilakukan agar setiap piece yang berbeda tidak
tercampur, serta untuk memudahkan dalam proses pemberian kode atau
ticketing dan bundeling.
Buku Kejuruan Bina Garmen
Kompetensi Keahlian Garmen | Sekolah Menengah Kejuruan 234
(5) Apabila spreading telah selesai dilakukan, maka langkah selanjutnya adalah
meletakkan kertas marker (rancangan bahan) atau kain yang telah
digambari pola/rancangan bahan, kemudian digunting secara bersamaan
(massal) dengan menggunakan mesin potong.
(4) Penggelaran cara ini dilakukan apabila penggelaran dengan cara datar
mengalami kesulitan, misalnya untuk motif kotak-kotak atau garis.
10.3.3 Penggelaran Kain (Spreading) Menggunakan Mesin Penggelar Kain
Penggelaran kain menggunakan mesin penggelar kain dilakukan dengan tahapan
kerja sebagai berikut :
(1) Kain berupa gulungan dipasang pada mesin penggelar kain, dengan terlebih
dahulu mengatur lebar dan panjang kain yang disesuaikan dengan ukuran
marker.
(2) Mesin penggelar meluncur pada rel-rel yang terdapat pada sisi meja
penggelar yang akan membentangkan kain selapis demi selapis
(3) Mesin penggelar yang otomatis, dilengkapi dengan pisau pemotong dan
peralatan otomatis yang dapat memgang ujung potongan kain pada
tempatnya.
(4) Mesin penggelar otomatis juga dapat menghitung jumlah gelaran dan dapat
diatur panjang gelaran sesuai dengan panjang marker.
(5) Mesin penggelar otomatis juga mengatur tegangan kain yang disusun.
(6) Lebar alat penggelar dapat mencapai ± 2,350 m lebar kain dengan lebar meja
potong 2,540 m dan berat gulungan kain 240-350 kg dengan kecepatan
gelaran 80 m/menit.
Penggelaran kain menggunakan mesin penggelar otomatis (automatic cloth
spreader) digunakan oleh industri garmen skala besar, karena pakaian yang
diproduksi pun dalam jumlah yang besar, sehingga hampir semua bagian
produksi menerapkan proses massal, termasuk pada bagian cutting. Umumnya,
dalam sekali penggelaran, bentangan kain dapat memuat beberapa set pakaian,
misalnya 1 set ukuran L, 2 set ukuran M, dan 1 set ukuran S. Sebagai contoh
apabila ada 10 lembar bentangan kain berarti sekali potong dapat dihasilkan 10
set ukuran L, 20 set ukuran M, dan 10 set ukutan S.
All Face Up
Penyusunan kain dengan permukaan luar menghadap ke atas. All face up
digunakan untuk kain yang permukaan luar dan dalamnya berbeda.
b. Tegangan Kain
Dalam penyusunan kain, tegangan berpengaruh terhadap hasil pemotongan. Kain
yang disusun dengan tegangan yang kurang, maka pada tiap lapisan kainnya akan
terjadi permukaan yang tidak rata, sehingga sesudah pemotongan akan diperoleh
hasil yang lebih besar dari ukuran sebenarnya. Sebaliknya, apabila penyusunan kain
terlalu tegang, maka setelah pemotongan hasilnya akan lebih kecil dari ukuran
sebenarnya. Untuk kain-kain yang mudah berubah ukurannya, misalnya kain rajut,
sebelum penggelaran sebaiknya gulungan kain dibuka terlebih dahulu dan dibiarkan
rileks selama beberapa saat.
c. Perencanaan Potong
Agar dapat diperoleh hasil pemotongan yang sesuai dengan rencana, maka harus
dilakukan penghitungan terlebih dahulu. Hal ini untuk menentukan jumlah lapisan
tiap pemotongan dan jumlah susunan warna sesuai dengan permintaan.
Contoh :
Jumlah yang harus dipotong 1.200 dosin kemeja atau 14.400 potong terdiri dari lima
seri warna. Perbandingan ukuran dalam 1 marker sebagai berikut :
Nomor : 14 14,5 15 15,5
2 4 4 2
Maka, 1 marker memuat 12 pola kemeja sebagai berikut :
Ukuran 14 14,5 15 15,5 Jumlah Dosin
Warna
Putih 40 80 80 40 240
Biru 40 80 80 40 240
Merah 40 80 80 40 240
Kuning 40 80 80 40 240
Hijau 40 80 80 40 240
Jumlah 200 400 400 200 1200
Buku Kejuruan Bina Garmen
Kompetensi Keahlian Garmen | Sekolah Menengah Kejuruan 237
Tiap satu gelaran menghasilkan 12 potong kemeja dengan nomor ukuran sesuai
pada marker, yaitu :
Nomor Jumlah
14 2 potong
14,5 4 potong
15 4 potong
15,5 2 potong
Jumlah 12 potong
14400
Untuk memotong 1200 dosin atau 14400 potong diperlukan = 1200 gelaran,
12
1200
dengan perincian masing-masing warna 5
= 240 lapis. Dalam penyusunan kain
harus disesuaikan kemampuan mesin potong. Apabila kemampuan mesin potong ±
1200
300 lapis, maka dilakukan sebanyak 300
= 4 kali pemotongan.
240
Jadi setiap penyusunan kain 300 lapis untuk setiap warna adalah 4
= 60 lapis
dengan perincian sebagai berikut :
Warna putih : 60 lapis
Warna biru : 60 lapis
Warna merah : 60 lapis
Warna kuning : 60 lapis
Warna hijau : 60 lapis
Marker Marker
Marker Description Marker Ratio Marker Width Remarks
No Length
1 Shirt 15/1 16/1 1,21 yard 14,4 yard Broken
17/2 18/2 White :
19/1 15/144
16/144
17/288
Buku Kejuruan Bina Garmen
Kompetensi Keahlian Garmen | Sekolah Menengah Kejuruan 238
18/288
19/144
Ice Blue :
15/144
16/144
17/288
18/288
19/144
Dari marker report kemeja di atas, maka petugas spreading akan menterjemahkannya
ke dalam format instruksi spreading yang memuat data-data sebagai berikut :
Hasil Actual
Total Spreading
No Roll No Length Roll Cutting Length
(lb)
(pcs) Roll
1 BW10,11,12 BW58,60,62 12 BW, 98 172,8/3
IB 2,3,5 IB60,60,61 12 IB 98 172,8/3
2 BW13,14,15 BW60,62,60 12 BW, 98 172, 8/3
IB 6,7,8 IB60,61,61 12 IB 98 172, 8/3
3 BW16,17,18 BW58,60,60 12 BW, 98 172, 8/3
IB 9,10,11 IB60,60,60 12 IB 98 172, 8/3
4 BW19,20,21 BW58,60,61 12 BW, 98 172, 8/3
IB 12,13,14 IB60,60,61 12 IB 98 172, 8/3
5 BW22,23,24 BW58,60,60 12 BW, 98 172, 8/3
IB 15,16,17 IB59,60,61 12 IB 98 172, 8/3
6 BW25,26,27 BW58,60,62 12 BW, 98 172, 8/3
IB 18,19,20 IB 60,60,61 12 IB 98 172, 8/3
7 BW28,29,30 BW60,60,60 12 BW, 98 172, 8/3
IB 21,22,23 IB 60,60,61 12 IB 98 172, 8/3
8 BW31,32,33 BW60,60,61 12 BW, 98 172, 8/3
IB 24,25,26 IB 60,60,61 12 IB 98 172, 8/3
9 BW34,35,36 BW58,60,60 12 BW, 98 172, 8/3
IB 27,28,29 IB 58,60,61 12 IB 98 172, 8/3
Buku Kejuruan Bina Garmen
Kompetensi Keahlian Garmen | Sekolah Menengah Kejuruan 239
Kemudian lembaran-lembaran kain yang sesuai dengan data nomor roll beserta kode
warnanya akan ditata dalam 12 meja spreading sesuai dengan instruksi spreading
tersebut. Setelah pekerjaan spreading kemeja sesuai order selesai dikerjakan, maka
petugas spreading akan melakukan pencatatan perincian penggunaan kain dalam
format sebagai berikut :
Data perincian penggunaan kain di atas akan digunakan petugas cutting dengan
memotong bagian-bagian pola kemeja sesuai dengan masing-masing marker dengan
menggunakan mesin potong.