Kelompok 7 - Analisis Inpres No 6 TH 2020 TTG Prokes Covid19
Kelompok 7 - Analisis Inpres No 6 TH 2020 TTG Prokes Covid19
Oleh:
Di awal tahun 2020, dunia dikejutkan dengan mewabahnya virus baru yaitu Corona
virus jenis baru (SARS-CoV-2) yang penyakitnya disebut Corona virus Disease (Covid-19).
Semua tahu, bahwa asal mula virus ini berawal dari Wuhan, Tiongkok. Ditemukanya virus ini
pada akhir Desember tahun 2019. Sampai saat sekarang ini sudah dipastikan terdapat ratusan
negara yang telah terjangkit virus baru ini. Corona Virus Disease 2019 (Covid-19) dinyatakan
oleh WHO sebagai pandemi dan Pemerintah Indonesia berdasarkan Keputusan Presiden
Nomor 11 Tahun 2020 tentang Penetapan Kedaruratan Kesehatan Masyarakat Corona Virus
Disease 2019 (Covid-19) telah menyatakan Covid-19 sebagai kedaruratan kesehatan
masyarakat yang wajib dilakukan upaya penanggulangannya[2]. Namun sampai saat ini
banyak masyarakat yang masih lalai dalam memperhatikan protokol kesehatan terlebih di Era
New Normal ini. Sehingga diperlukan Sosialisasi dan Edukasi untuk menigkatkan
pemahaman masyarakat pentingnya memperhatikan protokol kesehatan dalam melaksanakan
aktivitas.
Sesuai Diktum KEEMPAT Inpres ini, seluruh pejabat tersebut diminta untuk
melaksanakan Instruksi Presiden ini dengan penuh tanggung jawab.
‘’Instruksi Presiden ini mulai berlaku pada tanggal dikeluarkan,’’ bunyi akhir
Inpres tersebut.
Inpres ini untuk mengambil langkah-langkah yang diperlukan sesuai tugas, fungsi,
dan kewenangan masing-masing dalam menjamin kepastian hukum, memperkuat upaya dan
meningkatkan efektivitas pencegahan dan pengendalian Covid-I9 di seluruh daerah provinsi
serta kabupaten/kota di Indonesia ini ditujukan kepada Para Menteri Kabinet Indonesia Maju,
Sekretaris Kabinet, Panglima Tentara Nasional Indonesia, Kepala Kepolisian Negara
Republik Indonesia, Para Kepala Lembaga Pemerintah Non Kementerian, Para Gubernur dan
para Bupati/Wali Kota.
Kepada para pemimpin Daerah seperti Gubernur, Bupati dan Walikota menurut
Inpres ini, agar melakukan peningkatan sosialisasi secara masif penerapan protokol kesehatan
dalam pencegahan dan pengendalian COVID-19 dengan melibatkan masyarakat, pemuka
agama, tokoh adat, tokoh masyarakat, dan unsur masyarakat lainnya.
Adapun sanksi berupa teguran lisan atau teguran tertulis, kerja sosial, denda
administratif serta penghentian atau penutupan sementara penyelenggaraan usaha.
Tidak hanya itu, aturan juga memuat ketentuan terkait penyediaan prasarana dan
sarana, sosialisasi berupa sarana informasi/edukasi, melibatkan partisipasi masyarakat,
pemuka agama, tokoh adat, tokoh masyarakat, dan unsur masyarakat lainnya.
Untuk:
PERTAMA:
Mengambil langkah-langkah yang diperlukan sesuai tugas, fungsi, dan kewenangan masing-
masing dalam menjamin kepastian hukum, memperkuat upaya dan meningkatkan efektivitas
pencegahan dan pengendalian Corona Virus Disease 2019 (COVID-19) di seluruh daerah
provinsi serta kabupaten/kota di Indonesia.
KEDUA:
Khusus Kepada:
1. Menteri Koordinator Bidang Politik, Hukum, dan Keamanan untuk:
a. melaksanakan koordinasi, sinkronisasi, dan pengendalian atas pelaksanaan peningkatan
disiplin dan penegakan hukum terhadap pelanggaran protokol kesehatan dalam
pencegahan dan pengendalian Corona Virus Disease 2019 (COVID-19) ; dan
b. melaporkan pelaksanaan Instruksi Presiden ini kepada Presiden paling sedikit 1 (satu)
kali dalam 1 (satu) bulan atau sewaktu-waktu apabila diperlukan.
3. Kepala Badan Nasional Penanggulangan Bencana selaku Ketua Satuan Tugas Penanganan
Corona Virus Disease 2019 (COVID-19) untuk:
a. melaksanakan monitoring dan evaluasi atas pelaksanaan pengenaan sanksi terhadap
pelanggaran protokol kesehatan dalam pencegahan dan pengendalian Corona Virus
Disease 2019 (COVID-19) di daerah provinsi serta kabupaten/kota; dan
b. melaporkan pelaksanaan monitoring dan evaluasi kepada Ketua Komite Kebijakan pada
Komite Penanganan Corona Virus Disease 2019 (COVID-19) dan Pemulihan Ekonomi
Nasional paling sedikit 1 (satu) kali dalam 2 (dua) minggu atau sewaktu-waktu apabila
diperlukan.
3) Tempat dan fasilitas umum sebagaimana dimaksud pada angka 2), meliputi:
a) perkantoran/tempat kerja, usaha, dan industri;
b) sekolah/institusi pendidikan lainnya;
c) tempat ibadah;
d) stasiun, terminal, pelabuhan, dan bandar udara;
e) transportasi umum;
f) kendaraan pribadi;
g) toko, pasar modern, dan pasar tradisional;
h) apotek dan toko obat;
i) warung makan, rumah makan, cafe, dan restoran;
j) pedagang kaki lima/lapak jajanan;
k) perhotelan/penginapan lain yang sejenis;
l) tempat pariwisata;
m) fasilitas pelayanan kesehatan;
n) area publik, tempat lainnya yang dapat menimbulkan kerumunan massa; dan
o) tempat dan fasilitas umum dalam protokol kesehatan lainnya sesuai dengan
ketentuan peraturan perundang-undangan.
4) Perorangan, pelaku usaha, pengelola, penyelenggara, atau penanggung jawab tempat
dan fasilitas umum sebagaimana dimaksud pada angka 2), wajib memfasilitasi
pelaksanaan pencegahan dan pengendalian Corona Virus Disease 2019 (COVID-19).
9) Melibatkan partisipasi masyarakat, pemuka agama, tokoh adat, tokoh masyarakat, dan
unsur masyarakat lainnya.
KETIGA:
Segala biaya yang diperlukan untuk melaksanakan Instruksi Presiden ini dibebankan pada
Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara, Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah, dan
sumber-sumber lain yang sah dan tidak mengikat sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan.
KEEMPAT:
Melaksanakan Instruksi Presiden ini dengan penuh tanggung jawab.
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
gubernur, bupati/wali kota untuk menyusun dan menetapkan peraturan pencegahan Covid-
19. Peraturan yang dibuat masing-masing kepala daerah wajib memuat sanksi terhadap
tempat dan fasilitas umum. Sanksi dapat berupa teguran lisan atau teguran tertulis, kerja
penyelenggaraan usaha. Inpres mulai berlaku pada tanggal dikeluarkan, yaitu pada tanggal
4 Agustus 2020.
B. Rekomendasi
Para Gubernur, Bupati, dan wali kota meningkatkan sosialisasi secara massif penerapan
b. Penyediaan sarana cuci tangan pakai sabun atau cairan pembersih tangan (hand
sanitizer)
Sanksi berupa :
b. Kerja social
c. Denda administrative