Anda di halaman 1dari 13

Makalah

ANALISIS KEBIJAKAN KESEHATAN


INSTRUKSI PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA
NOMOR 6 TAHUN 2020
TENTANG
PENINGKATAN DISIPLIN DAN PENEGAKAN HUKUM PROTOKOL
KESEHATAN DALAM PENCEGAHAN DAN PENGENDALIAN CORONA
VIRUS DISEASE 2019

Oleh:

Budhi Apriadi TArigan


Devinta Naura
Muhammad Fazar Sidiq Alhayat
Mardhianti

PROGRAM PASCASARJANA KESEHATAN MASYARAKAT


FAKULTAS KESEHATAN MASYARAKAT
UNIVERSITAS MALAHAYATI
BANDAR LAMPUNG
TAHUN 2020
BAB I
LATAR BELAKANG

Di awal tahun 2020, dunia dikejutkan dengan mewabahnya virus baru yaitu Corona
virus jenis baru (SARS-CoV-2) yang penyakitnya disebut Corona virus Disease (Covid-19).
Semua tahu, bahwa asal mula virus ini berawal dari Wuhan, Tiongkok. Ditemukanya virus ini
pada akhir Desember tahun 2019. Sampai saat sekarang ini sudah dipastikan terdapat ratusan
negara yang telah terjangkit virus baru ini. Corona Virus Disease 2019 (Covid-19) dinyatakan
oleh WHO sebagai pandemi dan Pemerintah Indonesia berdasarkan Keputusan Presiden
Nomor 11 Tahun 2020 tentang Penetapan Kedaruratan Kesehatan Masyarakat Corona Virus
Disease 2019 (Covid-19) telah menyatakan Covid-19 sebagai kedaruratan kesehatan
masyarakat yang wajib dilakukan upaya penanggulangannya[2]. Namun sampai saat ini
banyak masyarakat yang masih lalai dalam memperhatikan protokol kesehatan terlebih di Era
New Normal ini. Sehingga diperlukan Sosialisasi dan Edukasi untuk menigkatkan
pemahaman masyarakat pentingnya memperhatikan protokol kesehatan dalam melaksanakan
aktivitas.

Sosialiasasi dan edukasi SarCov19 ini merupakan kunci utama keberhasilan


penanganan pandemik Covid-19. Sosialiasasi dan Edukasi tentang Covid-19 sering diberikan
oleh pemerintah.

Dalam rangka melaksanakan Intruksi Presiden Nomor 6 Tahun 2020 tentang


Peningkatan Disipilin dan Penegakan Hukum Protokol Kesehatan Dalam Pencegahan dan
Pengendalian Corona Virus Disease 2019 dan Intruksi Menteri Dalam Negeri Nomor 4
Tahun 2020 tentang Pedoman Teknis Penyusunan Peraturan Kepala Daerah Penerapan
Disiplin dan Penegakan Hukum Protokol Kesehatan Sebagai Upaya Pencegahan
Pengendalian Corona Virus Disease 2019, perlu menetapkan Peraturan Bupati tentang
Penerapan Disipilin dan Penegakan Hukum Protokol Kesehatan Sebagai Upaya Pencegahan
Dan Pengendalian Corona Virus Disease 2019 Dalam Tatanan Kehidupan Era Baru.

Guna menjamin kepastian hukum, memperkuat upaya dan meningkatkan efektivitas


pencegahan dan pengendalian Corona Virus Disease 2019 (Covid-19) di seluruh daerah
provinsi serta kabupaten/kota di Indonesia, Presiden Joko Widodo telah menandatangani
Instruksi Presiden (Inpres) Nomor 6 Tahun 2020 tentang Peningkatan Disiplin dan
Penegakan Hukum Protokol Kesehatan dalam Pencegahan dan Pengendalian Corona Virus
Disease 2019 (Covid-19).

Melalui Inpres yang ditandatangani 4 Agustus 2020, Presiden menginstruksikan


kepada Para Menteri Kabinet Indonesia Maju, Sekretaris Kabinet, Panglima Tentara Nasional
Indonesia, Kepala Kepolisian Negara Republik Indonesia, Para Kepala Lembaga Pemerintah
Non Kementerian, Para Gubernur, dan Para Bupati/Wali kota untuk :

‘’Mengambil langkah-langkah yang diperlukan sesuai tugas, fungsi, dan


kewenangan masing-masing dalam menjamin kepastian hukum, memperkuat upaya dan
meningkatkan efektivitas pencegahan dan Pengendalian Corona Virus Disease 2019 (Covid-
19) di seluruh daerah provinsi serta kabupaten/kota di Indonesia,’’ bunyi Diktum
PERTAMA.

‘’Segala biaya yang diperlukan untuk melaksanakan Instruksi Presiden ini


dibebankan pada Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara, Anggaran Pendapatan dan
Belanja Daerah, dan sumber-sumber lain yang sah dan tidak mengikat sesuai dengan
ketentuan peraturan perundang-undangan,’’ bunyi Diktum KETIGA.

Sesuai Diktum KEEMPAT Inpres ini, seluruh pejabat tersebut diminta untuk
melaksanakan Instruksi Presiden ini dengan penuh tanggung jawab.
‘’Instruksi Presiden ini mulai berlaku pada tanggal dikeluarkan,’’ bunyi akhir
Inpres tersebut.

Wakil Wali Kota Solok Reinier, mengikuti Video Conference (Vicon) tentang


Peningkatan Disiplin dan Penegakan Hukum Protokol Kesehatan Dalam Pencegahan dan
Pengendalian Covid-19, bertempat di E-Gov Monitoring Room Balaikota Solok, Pada acara
yang diselenggarakan pada Kamis (13/8/2020) turut memdampingi, Dandim 0309/Solok
Letkol Arm Reno Triambodo, Kapolres Solok Kota AKBP Ferry Suwandi, Kepala OPD
terkait di lingkungan Pemko Solok.

Vicon tersebut, terhubung dengan Menteri Koordinator Politik, Hukum dan


Keamanan (Menko Polhukam) Mahfud MD, Menteri Koordinator Perekonomian Airlangga
Hartanto, Menteri Dalam Negeri Tito Karnavian, Panglima TNI Hadi Tjahjanto, Wakapolri
Gatot Eddy Pramono, Jaksa Agung ST Burhanuddin, Kepala Badan Intelijen Negara Budi
Gunawan, Ketua Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-19 Doni Monardo, serta
Seluruh Gubernur, Bupati dan Walikota se Indonesia.
Menko Polhukam selaku pimpinan Vicon menjelaskan, Instruksi Presiden RI Nomor
6 tahun 2020 tentang Peningkatan Disiplin dan Penegakan Hukum Protokol Kesehatan
Covid-19, diperlukan untuk pencegahan dan pengendalian Covid-19.

Presiden Joko Widodo menerbitkan Instruksi Presiden terkait Pelaksanaan Protokol


Kesehatan Covid-19 pada tanggal 4 Agustus 2020. Kebijakan tersebut dituangkan dalam
Inpres 6 tahun 2020 tentang Peningkatan Disiplin dan Penegakan Hukum Protokol Kesehatan
dalam Pencegahan dan Pengendalian Covid-19 (Corona Virus Disease 2019). Instruksi
Presiden ini diperuntukkan bagi seluruh Provinsi, Kabupaten/Kota dan diseluruh wilayah
Indonesia.

Inpres ini untuk mengambil langkah-langkah yang diperlukan sesuai tugas, fungsi,
dan kewenangan masing-masing dalam menjamin kepastian hukum, memperkuat upaya dan
meningkatkan efektivitas pencegahan dan pengendalian Covid-I9 di seluruh daerah provinsi
serta kabupaten/kota di Indonesia ini ditujukan kepada Para Menteri Kabinet Indonesia Maju,
Sekretaris Kabinet, Panglima Tentara Nasional Indonesia, Kepala Kepolisian Negara
Republik Indonesia, Para Kepala Lembaga Pemerintah Non Kementerian, Para Gubernur dan
para Bupati/Wali Kota.

Inpres ini menginstruksikan kepada para pemimpin diatas untuk mengambil


langkah-langkah yang diperlukan sesuai tugas, fungsi, dan kewenangan masing-masing
dalam menjamin kepastian hukum, memperkuat upaya dan meningkatkan efektivitas
pencegahan dan pengendalian Covid-19 di seluruh daerah provinsi serta kabupaten/kota di
Indonesia.

Kepada para pemimpin Daerah seperti Gubernur, Bupati dan Walikota menurut
Inpres ini, agar melakukan peningkatan sosialisasi secara masif penerapan protokol kesehatan
dalam pencegahan dan pengendalian COVID-19 dengan melibatkan masyarakat, pemuka
agama, tokoh adat, tokoh masyarakat, dan unsur masyarakat lainnya.

Selanjutnya, diinstruksikan oleh Presiden untuk menyusun dan menetapkan


Peraturan Gubernur/Peraturan Bupati/Wali Kota yang memuat ketentuan antara lain
meningkatkan sosialisasi secara masif penerapan protokol kesehatan dalam pencegahan dan
pengendalian COVID-19 dengan melibatkan masyarakat, pemuka agama, tokoh adat, tokoh
masyarakat, dan unsur masyarakat lainnya.
Kewajiban menerapkan protokol kesehatan dalam rangka pencegahan penyebaran
virus Covid-19 dikenakan kepada perorangan, pelaku usaha, pengelola, penyelenggara, atau
penanggung jawab tempat dan fasilitas umum.

“Semuanya wajib memfasilitasi pelaksanaan pencegahan dan pengendalian Corona


Virus Disease 2019 (COVID-19),” tegas Menko Polhukam.

Selanjutnya, memuat sanksi terhadap pelanggaran penerapan protokol kesehatan


dalam pencegahan dan pengendalian COVID-19 yang dilakukan oleh perorangan, pelaku
usaha, pengelola, penyelenggara, atau penanggung jawab tempat dan fasilitas umum.

Adapun sanksi berupa teguran lisan atau teguran tertulis, kerja sosial, denda
administratif serta penghentian atau penutupan sementara penyelenggaraan usaha.

Tidak hanya itu, aturan juga memuat ketentuan terkait penyediaan prasarana dan
sarana, sosialisasi berupa sarana informasi/edukasi, melibatkan partisipasi masyarakat,
pemuka agama, tokoh adat, tokoh masyarakat, dan unsur masyarakat lainnya.

Dalam penyusunan dan penetapan Peraturan Gubernur/Peraturan Bupati/Wali Kota


agar memperhatikan dan disesuaikan dengan kearifan lokal masing-masing daerah.
“Dalam pelaksanaan, penerapan sanksi Peraturan Gubernur/Peraturan Bupati/Wali Kota,
melakukan koordinasi dengan Kementerian/Lembaga terkait, Tentara Nasional Indonesia,
dan Kepolisian Negara Republik Indonesia,” tutupnya.
BAB II
PEMBAHASAN

Dalam rangka menjamin kepastian hukum, memperkuat upaya dan meningkatkan


efektivitas pencegahan dan pengendalian Corona Virus Disease 2019 (COVID-19) di seluruh
daerah provinsi serta kabupaten/kota di Indonesia, dengan ini menginstruksikan kepada :
1. Para Menteri Kabinet Indonesia Maju;
2. Sekretaris Kabinet;
3. Panglima Tentara Nasional Indonesia;
4. Kepala Kepolisian Negara Republik Indonesia;
5. Para Kepala Lembaga Pemerintah Non Kementerian;
6. Para Gubernur; dan
7. Para Bupati/Wali kota.

Untuk:
PERTAMA:
Mengambil langkah-langkah yang diperlukan sesuai tugas, fungsi, dan kewenangan masing-
masing dalam menjamin kepastian hukum, memperkuat upaya dan meningkatkan efektivitas
pencegahan dan pengendalian Corona Virus Disease 2019 (COVID-19) di seluruh daerah
provinsi serta kabupaten/kota di Indonesia.

KEDUA:
Khusus Kepada:
1. Menteri Koordinator Bidang Politik, Hukum, dan Keamanan untuk:
a. melaksanakan koordinasi, sinkronisasi, dan pengendalian atas pelaksanaan peningkatan
disiplin dan penegakan hukum terhadap pelanggaran protokol kesehatan dalam
pencegahan dan pengendalian Corona Virus Disease 2019 (COVID-19) ; dan
b. melaporkan pelaksanaan Instruksi Presiden ini kepada Presiden paling sedikit 1 (satu)
kali dalam 1 (satu) bulan atau sewaktu-waktu apabila diperlukan.

2. Menteri Dalam Negeri untuk:


a. melaksanakan sosialisasi dan diseminasi secara masif tentang penerapan protokol
kesehatan dalam pencegahan dan pengendalian Corona Virus Disease 2019 (COVID-19)
kepada pemerintah daerah dan masyarakat;
b. memberikan pedoman teknis kepada pemerintah daerah provinsi dan pemerintah daerah
kabupaten/kota dalam menyusun peraturan gubernur/peraturan bupati/wali kota;
c. memberikan pendampingan kepada pemerintah daerah provinsi dan pemerintah daerah
kabupaten/kota dalam penyusunan peraturan gubernur/peraturan bupati/wali kota;

d. melaksanakan koordinasi dan sinkronisasi atas pelaksanaan peningkatan disiplin dan


penegakan hukum terhadap pelanggaran protokol kesehatan dalam pencegahan dan
pengendalian Corona Virus Disease 2019 (COVID-19) di daerah provinsi serta
kabupaten/kota; dan
e. melaporkan pelaksanaan tugas kepada Menteri Koordinator Bidang Politik, Hukum, dan
Keamanan paling sedikit 1 (satu) kali dalam 1 (satu) bulan atau sewaktu-waktu apabila
diperlukan.

3. Kepala Badan Nasional Penanggulangan Bencana selaku Ketua Satuan Tugas Penanganan
Corona Virus Disease 2019 (COVID-19) untuk:
a. melaksanakan monitoring dan evaluasi atas pelaksanaan pengenaan sanksi terhadap
pelanggaran protokol kesehatan dalam pencegahan dan pengendalian Corona Virus
Disease 2019 (COVID-19) di daerah provinsi serta kabupaten/kota; dan
b. melaporkan pelaksanaan monitoring dan evaluasi kepada Ketua Komite Kebijakan pada
Komite Penanganan Corona Virus Disease 2019 (COVID-19) dan Pemulihan Ekonomi
Nasional paling sedikit 1 (satu) kali dalam 2 (dua) minggu atau sewaktu-waktu apabila
diperlukan.

4. Panglima Tentara Nasional Indonesia untuk:


a. memberikan dukungan kepada gubernur, bupati/wali kota dengan mengerahkan
kekuatan
Tentara Nasional Indonesia untuk melakukan pengawasan pelaksanaan protokol
kesehatan di masyarakat;
b. bersama Kepala Kepolisian Negara Republik indonesia dan instansi lain secara terpadu
dengan pemerintah daerah menggiatkan patroli penerapan protokol kesehatan di
masyarakat; dan
c. melakukan pembinaan masyarakat untuk berpartisipasi dalam upaya pencegahan dan
pengendalian Corona Virus Disease 2019 (COVID-19).

5. Kepala Kepolisian Negara Republik Indonesia untuk:


a. memberikan dukungan kepada gubernur, bupati/wali kota dengan mengerahkan
kekuatan
Kepolisian Negara Republik Indonesia untuk melakukan pengawasan pelaksanaan
protokol kesehatan di masyarakat;
b. bersama Panglima Tentara Nasional Indonesia dan instansi lain secara terpadu dengan
pemerintah daerah menggiatkan patroli penerapan protokol kesehatan di masyarakat;
c. melakukan pembinaan masyarakat untuk berpartisipasi dalam upaya pencegahan dan
pengendalian Corona Virus Disease 2019 (COVID-19); dan
d. mengefektifkan upaya penegakan hukum terhadap pelanggaran protokol kesehatan.

6. Para Gubernur, Bupati, dan Wali kota untuk:


a. meningkatkan sosialisasi secara masif penerapan protokol kesehatan dalam pencegahan
dan pengendalian Corona Virus Disease 2019 (COVID-19) dengan melibatkan
masyarakat, pemuka agama, tokoh adat, tokoh masyarakat, dan unsur masyarakat
lainnya;
b. menyusun dan menetapkan peraturan gubernur/peraturan bupati/wali kota yang memuat
ketentuan antara lain:
1) Kewajiban mematuhi protokol kesehatan antara lain meliputi:
a) perlindungan kesehatan individu yang meliputi:
(1) menggunakan alat pelindung diri berupa masker yang menutupi hidung dan
mulut hingga dagu, jika harus keluar rumah atau berinteraksi dengan orang lain
yang tidak diketahui status kesehatannya;
(2) membersihkan tangan secara teratur;
(3) pembatasan interaksi fisik (physical distancing); dan
(4) meningkatkan daya tahan tubuh dengan menerapkan Perilaku Hidup Bersih dan
Sehat (PHBS);
b) perlindungan kesehatan masyarakat, antara lain meliputi:
(1) sosialisasi, edukasi, dan penggunaan berbagai media informasi untuk
memberikan pengertian dan pemahaman mengenai pencegahan dan pengendalian
Corona Virus Disease 2019 (COVID-19);
(2) penyediaan sarana cuci tangan pakai sabun yang mudah diakses dan memenuhi
standar atau penyediaan cairan pembersih tangan (hand sanitizer);
(3) upaya penapisan dan pemantauan kesehatan bagi setiap orang yang akan
beraktivitas;
(4) upaya pengaturan jaga jarak;
(5) pembersihan dan disinfeksi lingkungan secara berkala;
(6) penegakan kedisiplinan pada perilaku masyarakat yang berisiko dalam
penularan dan tertularnya Corona Virus Disease 2019 (COVID-19); dan
(7) fasilitasi dalam deteksi dini dan penanganan kasus untuk mengantisipasi
penyebaran Corona Virus Disease 2019 (COVID-19).

2) Kewajiban mematuhi protokol kesehatan dalam pencegahan dan pengendalian Corona


Virus Disease 2019 (COVID-19) sebagaimana dimaksud pada angka 1) dikenakan
kepada perorangan, pelaku usaha, pengelola, penyelenggara, atau penanggung jawab
tempat dan fasilitas umum.

3) Tempat dan fasilitas umum sebagaimana dimaksud pada angka 2), meliputi:
a) perkantoran/tempat kerja, usaha, dan industri;
b) sekolah/institusi pendidikan lainnya;
c) tempat ibadah;
d) stasiun, terminal, pelabuhan, dan bandar udara;
e) transportasi umum;
f) kendaraan pribadi;
g) toko, pasar modern, dan pasar tradisional;
h) apotek dan toko obat;
i) warung makan, rumah makan, cafe, dan restoran;
j) pedagang kaki lima/lapak jajanan;
k) perhotelan/penginapan lain yang sejenis;
l) tempat pariwisata;
m) fasilitas pelayanan kesehatan;
n) area publik, tempat lainnya yang dapat menimbulkan kerumunan massa; dan
o) tempat dan fasilitas umum dalam protokol kesehatan lainnya sesuai dengan
ketentuan peraturan perundang-undangan.
4) Perorangan, pelaku usaha, pengelola, penyelenggara, atau penanggung jawab tempat
dan fasilitas umum sebagaimana dimaksud pada angka 2), wajib memfasilitasi
pelaksanaan pencegahan dan pengendalian Corona Virus Disease 2019 (COVID-19).

5) Memuat sanksi terhadap pelanggaran penerapan protokol kesehatan dalam


pencegahan dan pengendalian Corona Virus Disease 2019 (COVID-19) yang
dilakukan oleh perorangan, pelaku usaha, pengelola, penyelenggara, atau penanggung
jawab tempat dan fasilitas umum.

6) Sanksi sebagaimana dimaksud pada angka 5) berupa:


a) teguran lisan atau teguran tertulis;
b) kerja sosial;
c) denda administratif; atau
d) penghentian atau penutupan sementara penyelenggaraan usaha.

7) Memuat ketentuan terkait penyediaan prasarana dan sarana pencegahan dan


pengendalian Corona Virus Disease 2019 (COVID-19).

8) Memuat ketentuan terkait sosialisasi berupa sarana informasi/edukasi cara pencegahan


dan pengendalian Corona Virus Disease 2019 (COVID-19) bagi masyarakat.

9) Melibatkan partisipasi masyarakat, pemuka agama, tokoh adat, tokoh masyarakat, dan
unsur masyarakat lainnya.

c. Dalam penyusunan dan penetapan peraturan gubernur/peraturan bupati/wali kota


sebagaimana dimaksud pada huruf b, memperhatikan dan disesuaikan dengan kearifan
lokal dari masingmasing daerah.
d. Dalam pelaksanaan, penerapan sanksi peraturan gubernur/peraturan bupati/wali kota,
melakukan koordinasi dengan Kementerian/Lembaga terkait, Tentara Nasional
Indonesia, dan Kepolisian Negara Republik Indonesia.

KETIGA:
Segala biaya yang diperlukan untuk melaksanakan Instruksi Presiden ini dibebankan pada
Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara, Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah, dan
sumber-sumber lain yang sah dan tidak mengikat sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan.

KEEMPAT:
Melaksanakan Instruksi Presiden ini dengan penuh tanggung jawab.

BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan

Melalui Inpres No. 6 Tahun 2020, Presiden Jokowi memerintahkan seluruh

gubernur, bupati/wali kota untuk menyusun dan menetapkan peraturan pencegahan Covid-

19. Peraturan yang dibuat masing-masing kepala daerah wajib memuat sanksi terhadap

pelanggaran penerapan protokol kesehatan. Sanksi berlaku bagi pelanggaran yang

dilakukan perorangan, pelaku usaha, pengelola, penyelenggara, atau penanggung jawab

tempat dan fasilitas umum. Sanksi dapat berupa teguran lisan atau teguran tertulis, kerja

sosial, denda administratif, hingga penghentian atau penutupan sementara

penyelenggaraan usaha. Inpres mulai berlaku pada tanggal dikeluarkan, yaitu pada tanggal

4 Agustus 2020.

B. Rekomendasi

Para Gubernur, Bupati, dan wali kota meningkatkan sosialisasi secara massif penerapan

protocol Kesehatan. Menuyusun dan menetapkan peraturan yang memuat ketentuan :

kewajiban mematuhi protocol Kesehatan, perlindungan Kesehatan masyarakat, sanksi

terhadap pelanggaran penerapan protocol Kesehatan.


1) Perlindungan Kesehatan Individu

a. Menggunakan masker yang menutupi hidung dan mulut hingga dagu

b. Membersihkan tangan secara teratur

c. Pembatasan interaksi fisik (physical distancing)

d. Menerapkan Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS)

2) Perlindungan Kesehatan Masyarakat

a. Sosialisasi dan edukasi menggunakan berbagai media informasi

b. Penyediaan sarana cuci tangan pakai sabun atau cairan pembersih tangan (hand

sanitizer)

c. Pemantauan Kesehatan bagi setiap orang yang akan beraktivitas

d. Pengaturan jaga jarak

e. Pembersihan dan disinfeksi lingkungan secara berkala

f. Penegakan kedisiplinan pada perilaku masyarakat yang beresiko

g. Fasilitasi dalam deteksi dini dan penanganan kasus

Sanksi berupa :

a. Teguran lisan atau teguran tertulis

b. Kerja social

c. Denda administrative

d. Penghentian atau penutupan sementara penyelenggara usaha


DAFTAR PUSTAKA

1. Instruksi Presiden Republik Indonesia Nomor 6 Tahun 2020 Tentang Peningkatan


Disiplin Dan Penegakan Hukum Protokol Kesehatan Dalam Pencegahan Dan
Pengendalian Corona Virus Disease 2019
2. https://www.kominfo.go.id/content/detail/28400/inilah-inpres-peningkatan-
disiplin-dan-penegakan-hukum-protokol-kesehatan-covid-19/0/berita
3. https://infopublik.solokkota.go.id/peningkatan-disiplin-dan-penegakan-
hukum-protokol-kesehatan-dalam-pencegahan-covid-19/

Anda mungkin juga menyukai