Anda di halaman 1dari 2

Cindy Prisilia

168114041
Postest KA

1. Apa perbedaan spektro UV dan Vis?


Jawab : Perbedaan terletak pada panjang gelombang yang digunakan. Pada
spektrofotometri Vis yang digunakan sebagai sumber sinar/energi adalah cahaya
tampak (visible). Cahaya visible termasuk spektrum elektromagnetik yang dapat
ditangkap oleh mata manusia. Panjang gelombang sinar tampak adalah 380 sampai
750 nm. Sumber sinar tampak yang umumnya dipakai pada spektro visible adalah
lampu Tungsten. Tungsten yang dikenal juga dengan nama Wolfram merupakan
unsur kimia dengan simbol W dan no atom 74. Tungsten mempunyai titik didih yang
tertinggi (3422 ºC) dibanding logam lainnya. karena sifat inilah maka ia digunakan
sebagai sumber lampu. Sampel yang dapat dianalisa dengan metode ini hanya sample
yang memiliki warna. Sedangkan spektrofotometri UV (ultraviolet) berdasarkan
interaksi sample dengan sinar UV. Sinar UV memiliki panjang gelombang 190-380
nm. Sebagai sumber sinar dapat digunakan lampu deuterium.
2. Mengapa metanol p.a digunakan sebagai pelarut?
Jawab : Dalam spektrofotometri UV, hrus diperhatikan jenis pelarut yang
digunakan., karena tiap pelarut punya panjang gelombang tersendiri yang bisa
menyebabkan perubahan energi transisi semaki meningkat atau menurun, bisa
menyebabkan red shift atau blue shift dan berdampak pada serapan senyawa tersebut.
Pada pelarut tertentu dapat menyebabkan perubahan struktur yang signifikan terhadap
hasil akhir serapan panjang gelombang senyawa. Oleh karena itu, dalam hal ini yang
paling cocok untuk analisis aminofilin adalah metanol p.a 20%. Panjang gelombang
minimum dari metanol sebesar 203 nm.

3. Hukum Lambert Beer :


Jawab : Menurut Hukum Lambert, serapan berbanding lurus terhadap ketebalan sel
(b) yang disinari, dengan bertambahnya sel, maka serapan akan bertambah. A = k. b
Menurut Beer, yang berlaku untuk radiasi monokromatis dalam larutan yang sangat
encer, serapan berbanding lurus dengan konsentrasi. A = k. c Jika konsentrasi
bertambah, jumlah molekul yang dilalui berkas sinar akan bertambah, sehingga
serapan juga bertambah.
Kedua persamaan ini digabungkan dalam Hukum Lambert Beer, maka diperoleh
bahwa serapan berbanding lurus dengan konsentrasi dan ketebalan sel yang dapat
ditulis dengan persamaan: A = k.c.b

Hukum Lambert-Beer menjadi dasar aspek kuantitatif spektrofotometri dimana


konsentrasi dapat dihitung berdasarkan rumus di atas. Absorptivitas (a) merupakan
konstanta yang tidak tergantung pada konsentrasi, tebal kuvet dan intensitas radiasi
yang mengenai larutan sampel. Absorptivitas tergantung pada suhu, pelarut, struktur
molekul, dan panjang gelombang radiasi (Day and Underwood, 1999; Rohman,
2007). Menurut Roth dan Blaschke (1981), absorptivitas spesifik juga sering
digunakan untuk menggantikan absorptivitas. Harga ini, memberikan serapan larutan
1 % (b/v) dengan ketebalan sel 1 cm, sehingga dapat diperoleh persamaan: A=𝐴1 1
.b.c Dimana: 𝐴1 1 = absorptivitas spesifik b = ketebalan sel c = konsentrasi senyawa
terlarut (g/100ml larutan)

4. Apa yang mungkin menyebabkan hasil bias?


Jawab : Hasil yang bias dapat disebabkan oleh ketidaktelitian praktikan dalam
menimbang, mengambil volume larutan yang tepat sehingga konsentrasi larutan yang
dihasilkan tidak tepat dan mempengaruhi absorbansi, salah memasukkan larutan ke
kuvet karena jumlah larutan yang diuji tadi siang cukup banyak mengingat beberapa
kali praktikan membuat konsentrasi larutan yang baru, sehingga bukan tidak mungkin
praktikan keliru mengambil larutan yang akan diuji, selain itu dapat dipengaruhi dari
kondisi dari obat yang akan diuji juga.

Anda mungkin juga menyukai