Anda di halaman 1dari 5

CANDI/ARSITEKTUR

Berdasarkan Bukti-Bukti Arkeologi


Arca Buddha Candi Borobudur
Adanya arca Buddha dari perunggu di Sempaga (Sulawesi Selatan) sebagai bukti tertua bergaya
amarawati (gaya India Selatan), arca sejenis juga ditemukan di Jember dan Bukit Siguntang,
Sumatra Selatan. Arca Buddha lainnya yang ditemukan di Kota Bangun, Kutai, bergaya
gandhara (gaya India Utara).
Adanya bukti Arkeologi di Indonesia bahwa pengaruh India ada dalam budaya Nusantara.
Dalam berbagai hal pengaruh India itu terlihat. Di bidang pemerintahan muncul kerajaan, dalam
bidang kebudayaan pengaruh India melahirkan candi megah di Nusantara, misalnya, candi
Borobudur, Prambanan, di bidang sosial melahirkan ikatan-ikatan desa dan ikatan feodal.
Borobudur,
Candi Buddha yang dibangun wangsa Sailendra di Indonesia, menampilkan pengaruh seni
arsitektur Gupta dari India. Candi Prambanan di Yogyakarta, menampilkan pengaruh seni
arsitektur Hindu India.

Jika Anda melihat candi kuno di Indonesia yang tersebar dari Sumatra, Jawa, Bali, dan
Kalimantan seperti Borobudur, Prambanan, Mendut, Gumpung, Ratu Boko, Sewu, dll dibuat
dengan dasar seni arsitektur India yang kokoh yang bernama arsitektur "Gupta", yang diciptakan
oleh Kemaharajaan Gupta, di India kuno.
Sebuah contoh dalam pengaruh Hindu-Buddha di sejarah Indonesia adalah abad ke-9 Borobudur
dan Prambanan. Bahkan setelah datangnya ajaran Islam, hubungan antara kedua negara tetap
kuat, bukan hanya karena India memiliki populasi Muslim yang signifikan. Arsitektur Islam
Indonesia, terutama di Sumatera, telah sangat dipengaruhi oleh arsitektur Mughal India. Hal ini
terlihat jelas dalam arsitektur Masjid Raya Baiturrahman di Aceh dan Masjid Raya Medan.

PERSAMAAN LAIN
Nilai Sosial Budaya tersebut terserap kedalam berbagai unsur humaniora yang diterapkan di
Indonesia, mulai dari bahasa, budaya, kepercayaan, agama, bahkan gaya hidup. Dimulai dari era
kerajaan Kutai tersebut hingga kerajaan dan peradaban Hindu/Buddha terakhir yaitu
Kemahapatihan Majapahit, Nusantara memiliki corak India yang sangat kuat. Pada era itu, dunia
barat mengkategorikanya sebagai "Indianized South East Asia", atau Asia Tenggara "yang ter-
Indianisasikan", selain itu, juga diketahui sebagai kawasan "India Raya" atau "Greater India".
Banyak yang tidak tahu juga bahkan ibu kota Indonesia yaitu Jakarta merupakan gabungan dari
dua kata Bahasa Sansekerta, yaitu "Jaya" dan "Karta" digabung menjadi Jayakarta dan disingkat
menjadi Jakarta, artinya "Kota Kemenangan". Nama Mata uang Indonesia "Rupiah" juga berasal
dari India yaitu "Rupyakam" yang berarti "perak" dalam bahasa Sansekerta, ini juga sama
dengan istilah mata uang India, Pakistan, Nepal, Seychelles dan Sri Lanka (Rupee) dan negara
Maladewa (Rufiyah).

Burung Garuda yang digunakan sebagai simbol negara Indonesia merupakan burung mitologi
yang dikisahkan dalam wiracarita Ramayana (bersama dengan Burung Sempati dan Burung
Jatayu), istilah burung ini digunakan dalam lambang ideologi negara yaitu Pancasila dan
Maskapai nasional "Garuda Indonesia". Wiracarita kuno Ramayana dan Mahabharata juga kental
dan masih dijadikan aspek budaya dalam budaya Jawa dan Bali, ini dipraktekan dalam
pergelaran Wayang Wong, Wayang Kulit, Ketoprak, dan tarian Bali seperti Tari Kecak, dan tari-
tarian tradisional lainya. Nama-nama Jalan pun di Indonesia banyak yang diserap dari sini,
seperti Jl. Arjuna, Jl. Sri Rama di Bali, Jl. Garuda, Jl. Jatayu, dll. Kepangkatan dalam TNI
Angkatan Laut untuk golongan Perwira Tinggi (Pati) pun menggunakan istilah dari Ramayana,
yaitu "Laksamana" untuk golongan Jenderal merupakan nama dari wiracarita Ramayana yang
mengisahkan sebagai adik dari Sri Rama.

di India, khususnya di negara bagian Odisha (ଓଡ଼ିଶା ) yang merupakan negara bagian India di
bagian timur yang langsung berbatasan dengan teluk Banggala, disana setiap tahunya khususnya
pada malam bulan purnama (di India diketahui sebagai "Kartika Purnima") dirayakan suatu
festival yang meriah yang bernama "Bali Yatra", festival Bali Yatra ini dirayakan di negara
bagian Odisha, India oleh umat Hindu disana untuk merayakan perjalanan para pelaut Odisha
kuno "Sadhaba" yang dulu pergi ke kawasan Jambudwipa (sekarang Jawa, Sumatra, dan Bali)
untuk menyebarkan ajaran Hindu dan budaya India ribuan tahun yang lalu. Festival ini
menggambarkan bahwa hubungan diplomatik bilateral antara India dan Indonesia sudah terjalin
sejak zaman pra-sejarah.
A. Hubungan dengan Kebudayaan India

Hubungan antara India dengan Indonesia telah terjalin sejak zaman dahulu kala. India dan
Indonesia telah menjalin hubungan perdagangan sejak lama. Hubungan perdagangan ini juga
telah mengakibatkan terjadinya pertukaran kebudayaan, terutama pengaruh budaya dan agama
(Hindu dan Buddha) India ke Indonesia.

Pengaruh budaya India di Indonesia sangatlah besar. Pengaruh kebudayaan India ini sangat
mudah diterima di Indonesia karena unsur-unsur budaya India telah ada dalam kebudayaan asli
bangsa Indonesia, sehingga hal-hal baru yang mereka bawa mudah diserap. Meskipun
kebudayaan Hindu yang datang dari India telah lebih maju dari pada peradaban Indonesia, akan
tetapi kebudayaan Hindu sama primitive dalam arti kebudayaan Hindu berdasarkan cara berfikir
yang kompleks dan emosiani. Dalam budaya Hindu kedudukan roh-roh dan kekuatan gaib juga
dianggap penting.
1. Berdasarkan Sumber-Sumber Sejarah

Beberapa bukti pengaruh budaya India di Indonesia adalah :

Ditemukan prasasti di Kerajaan Kutai dan Tarumanegara yang terpengaruh India, yaitu
berbahasa Sanskerta dan berhuruf Pallawa.
Adanya bangunan candi dan arca yang terpengaruh oleh Hindu dan Buddha.
Adanya prasasti Sriwijaya yang ditulis dalam bahasa Melayu Kuno berhuruf Pallawa yang sudah
menonjol unsur Indonesianya.

3. Dampak Hubungan dengan Kebudayaan India

Dalam pengaruhnya pada kebudayaan Indonesia, pengaruh Hindu meliputi tiga bidang yakni
agama, bangunan dan kebudayaan. Selain itu, dari sudut kronologi terdapat dua macam pengaruh
di Indonesia, yaitu :

Pengaruh Hindu aktif, pengaruh Hindu aktif adalah suatu periode dalam sejarah di mana
pengaruh Hindu secara langsung dan aktif membantu perkembangan kebudayaan di Indonesia.
Periode ini berlangsung dari abad ke-1 sampai ke-16 (akhir kerajaan Majapahit)
Pengaruh Hindu pasif, yaitu pengaruh Hindu yang tidak secara langsung mempengaruhi
kebudayaan Indonesia, karena kerajaan-kerajaan yang berpengaruh Hindu telah lenyap.
Meskipun demikian unsur-unsur kebudayaan Hindu masih melekat dan menjadi salah satu unsur
kebudayaan. Periode ini berlangsung dari abad ke-16 hingga sekarang.

Kebudayaan India yang masuk ke Indonesia telah membawa perubahan pesar terhadap
peradaban di Indonesia. Bangsa India telah membawa pengaruh Hindu dan Buddha yang
kemudian menyebar ke berbagai aspek di dalam masyarakat dan ketatanegaraannya. Pengaruh
ini tidak hanya dapat dirasakan zaman dahulu ketika Kerajaan-kerajaan Hindu-Buddha masih
berjaya, akan tetapi sekarang pun kebudayaan Hindu ini masih dapat kita rasakan. Selain dalam
bidang agama, India juga membawa pengaruh dalam bidang perdagangan yang sudah terjalin
dengan baik dengan bangsa India ini.
Hubungan antara Indonesia dan India telah dimulai sejak zaman Ramayana,[10] "Yawadvipa"
(pulau Jawa) disebutkan dalam epos kuno India, Ramayana. Disebutkan Sugriwa, salah satu
jenderal Rama mengirim anak buahnya ke Yawadvipa, Pulau Jawa, untuk mencari Shinta.[11]
Orang India telah mengunjungi Indonesia sejak zaman kuno, dan orang Indonesia kuno (Bangsa
Austronesia) telah memulai perdagangan bahari di laut Asia Tenggara dan Samudera Hindia.
Orang India purba menyebarkan ajaran Hindu dan banyak aspek lain dari budaya India termasuk
bahasa Sansekerta dan Aksara Brahmi. India telah memainkan peran besar dalam budaya
Indonesia, yang merupakan perpaduan dari India, China, Asia Tenggara, dan budaya asli
Indonesia. Jejak pengaruh India yang paling terlihat jelas dalam sejumlah besar kata-kata serapan
dari bahasa Sansekerta dalam kosa kata Bahasa Indonesia.

Nama Indonesia berasal dari bahasa Latin Indus, yang berarti "India", dan bahasa Yunani nesos,
yang berarti "pulau". (karena kemiripan budaya di kedua wilayah ini).[12] Nama ini mulai
dikenal sejak abad ke-18, jauh mendahului pembentukan Indonesia merdeka. Selama zaman
Sriwijaya, banyak orang Indonesia belajar di Universitas Nalanda di India.[13]

Indonesia memasuki periode sejarah setelah mengadopsi Aksara Pallawa dan bahasa Sansekerta
dari India. Sebagaimana terbukti dari temuan beberapa prasasti awal yang berasal dari kerajaan
Indonesia tertua seperti Yupa dari Kutai, Prasasti Tugu dari Tarumanagara dan catatan sejarah
Kalingga. Kerajaan bercorak Hindu - Buddha seperti Sriwijaya, Medang, Sunda dan Majapahit
adalah pemerintahan yang berkuasa di Indonesia, dan era klasik Hindu-Buddha ini berlangsung
dari kurun tahun 200[14] hingga abad ke-16, dengan kerajaan Hindu terakhir masih tersisa di
Bali.

Sepanjang sejarah kedua bangsa, sebagian besar hubungan antara India kuno dan Indonesia
berlangsung harmonis dan damai, namun ada satu pengecualian ketika India kuno dan Indonesia
terlibat dalam peperangan. Pada 1025 Rajendra Chola, Raja Chola dari Coromandel di India
Selatan, meluncurkan serangan angkatan laut pada pelabuhan Sriwijaya dan merebut Kadaram
dari Sriwijaya dan menempatinya selama beberapa waktu.[15]

Indonesia telah menyerap banyak aspek budaya India sejak kontak pertama hampir dua ribu
tahun yang lalu. Dampak yang paling jelas adalah kata serapan bahasa sansekerta ke dalam
Bahasa Indonesia (lihat: kata serapan Sansekerta di Indonesia). Epos India - Ramayana dan
Mahabharata - memainkan peran penting dalam budaya Indonesia dan sejarahnya, dan populer di
kalangan orang Indonesia sampai hari ini. Dalam teater terbuka Prambanan di Jawa, Muslim
Jawa narikan Sendratari Ramayana selama malam bulan purnama. Sebuah contoh dalam
pengaruh Hindu-Buddha di sejarah Indonesia adalah abad ke-9 Borobudur dan Prambanan.
Bahkan setelah datangnya ajaran Islam, hubungan antara kedua negara tetap kuat, bukan hanya
karena India memiliki populasi Muslim yang signifikan. Arsitektur Islam Indonesia, terutama di
Sumatera, telah sangat dipengaruhi oleh arsitektur Mughal India. Hal ini terlihat jelas dalam
arsitektur Masjid Raya Baiturrahman di Aceh dan Masjid Raya Medan.
Aksara Bali di sebuah Pura Hindu Dharma Bali. Ajaran Hindu dan Buddha berasal dari India,
dan Islam India juga membantu penyebaran ajaran Islam di Indonesia. India memperkenalkan
bentuk pertama aksara di Nusantara, yang berkembang menjadi aksara yang kini masih
digunakan di Bali dan Jawa.
Selain itu terdapat pula kerajaan bercorak Hindu – Buddha lainnya seperti Sriwijaya, Medang,
Sunda dan Majapahit yang pernah berkuasa di Indonesia. Era klasik Hindu-Buddha ini
berlangsung dari kurun tahun 200 hingga abad ke-16, dengan kerajaan Hindu terakhir masih
tersisa di Bali.

Anda mungkin juga menyukai