A. NAMA KEGIATAN
B. PERATURAN UMUM
1.1 UMUM
Apabila tidak ditentukan lain, peraturan yang berlaku dan mengikat seolah-olah disebutkan kata demi kata
dalam uraian dan syarat-syarat ini adalah :
Algemene Voorwarden Van Openbare Warken in Indonesia 28 Mei 1941 (AV – 1941) cg Peraturan
Beton Bertulang Indonesia 1971 (NI – 2)
Peraturan – peraturan umum dari Dinas Kesehatan Kerja Peraturan Perburuan Indonesia dan lain-lain
yang dikeluarkan oleh Jawatan /Instansi Pemerintah setempat.
Pedoman Plumping Indonesia 1979
Persyaratan Umum Bahan Bangunan di Indonesia (PUBBI - 1982)
Jika dalam uraian dan syarat-syarat ini terdapat penambahan dari peraturan-peraturan sebagaimana
dinyatakan pada pasal-pasal berikutnya, uraian dan syarat-syarat ini mengikat. Penyedia Barang/Jasa harus
melaksanakan juga pekerjaan-pekerjaan atau bagian pekerjaan yang walaupun tidak jelas disebutkan dalam
uraian dan syarat-syarat serta gambar-gambar, tetapi masih berada dalam Iingkup pekerjaan berdasarkan
kebiasaan yang berlaku dalam bidang pembangunan. Pelaksanaan pekerjaan tersebut harus mengikuti
petunjuk-petunjuk yang diberikan Direksi/ Pengawas di lapangan.
Uraian dan syarat-syarat ini serta gambar-gambarnya digunakan sebagai pedoman dasar dalam melaksanakan
pekerjaan ini. Gambar-gambar detail merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari uraian dan syaratsyarat
ini.
Jika terdapat perbedaan antara gambar dengan uraian dan syarat-syarat ini maupun perubahan-perubahan
yang terjadi pada waktu pelaksanaan, pemborong diwajibkan mentaati keputusan Direksi/Pengawas.
Jika dalam gambar terdapat kekurangan penjelasannya atau perbedaan-perbedaan, pemborong
diwajibkan menanyakan pada Direksi/Pengawas serta membuat gambargambar pelengkap atas petunjuk-
petunjuk Direksi/Pengawas dan disahkan oleh Direksi/Pengawas. Tidak dibenarkan sama sekali bagi
Penyedia Barang/Jasa untuk memperbaiki sendiri hal-hal tersebut diatas. Akibat kelalaian Penyedia
Barang/Jasa dalam hal ini sepenuhnya menjadi tanggung jawab Penyedia Barang/Jasa.
1.4. KANTOR PENYEDIA BARANG, JASA DAN KANTOR DIREKSI/PENGAWAS GUDANG DAN
SARANA LAINNYA
Bahan-bahan bangunan, peralatan, dan lain-lain yang disediakan oleh Pemberi Tugas/Direksi/Pengawas.
Bahan-bahan dan peralatan lain diperlukan untuk pekerjaan yang tidak disediakan oleh Pemberi
Tugas/Direksi/Pengawas seperti tersebut diatas harus disediakan oleh Kontraktor.
Kontraktor harus menyediakan contoh-contoh material yang akan dipakai untuk dimintakan persetujuan
dari Direksi/Pengawas dan tidak diperkenankan memesan/mengirim dahulu sebelum persetujuan
Pada prinsipnya Kontraktor harus menyediakan alat kerja sendiri termasuk penyediaan air, penerangan, aliran
listrik dan sebagainya.
Disamping alat-alat yang diperlukan seperti tersebut diatas, Kontraktor harus pula menyediakan alat-alat
ukur Theodolit, water-pas, Concrette Hammer Test, Ayakan, Timbangan/Neraca dan Slump Test, adalah
menjadi tanggung jawab Kontraktor.
Dalam surat penawarannya, pemborong harus melampirkan daftar alat-alat yang disebut diatas.
Kontraktor hendaknya mencantumkan jumlah dan kapasitas dari masing-masing alat yang sesuai dengan
scope pekerjaan yang akan dipergunakan dalam melaksanakan pekerjaan ini.
Daftar alat-alat yang dilampirkan dalam surat penawaran akan merupakan pula faktor pertimbangan
untuk pemilihan Kontraktor/Pemborong.
Kontraktor tidak diperkenankan memberikan pekerjaan lain di luar proyek ini kepada para wakil ataupun
pelaksana-pelaksananya.
Selama jam kerja, wakil atau pelaksana Kontraktor harus berada ditengah-tengah pekerjaan kecuali
berhalangan atau sakit.
Sehubungan dalam hal-hal tersebut diatas, Kontraktor diwajibkan mengajukan bagan organisasi, lengkap
dengan nama dan alamat para karyawan utama.
Kontraktor hanya boleh mengerjakan staf/pekerja di lapangan yang bukan merupakan pembawa penyakit
types, cholera atau dysentry.
1.9. PENGAMANAN.
Setelah Kontraktor mendapatkan batas-batas daerah kerja dan lain-lain sebagainya, maka pemborong
bertanggung jawab penuh atas segala sesuatu yang ada di wilayah kerjanya mengenai :
a. Kerusakan-kerusakan yang timbul akibat kelalaian/kecerobohan yang disengaja ataupun tidak.
b. Penggunaan sesuatu yang keliru.
c. Kehilangan bagian alat-alat/bahan-bahan yang ada di daerahnya.
Terhadap semua kejadian-kejadian yang disebut diatas, Kontraktor harus melaporkan kepada
Direksi/Pengawas dalam waktu paling lambat 24 jam untuk diusut dan diselesaikan persoalannya Iebih lanjut.
Untuk mencegah kejadian diatas, Kontraktor diizinkan mengadakan pengamanan antara lain penjagaan,
penerangan pada malam hari dan sebagainya.
Setiap kerusakan yang ditimbulkan akibat pekerjaan yang dikerjakan Kontraktor yang tidak termasuk dalam
lingkup kontrak, harus diperbaiki dan dikembalikan pada keadaan semula oleh Kontraktor. Biaya perbaikan
tersebut menjadi tanggungan Kontraktor.
Segala jenis aliran air, air buangan, air apapun juga yang ada sebagai akibat dari pelaksanaan pekerjaan yang
sifatnya sementara harus dibuang menurut cara-cara pembuangan yang telah ditentukan Direksi/Pengawas,
pejabat-pejabat ataupun orang-orang yang terkena akibat air tersebut. Semua biaya pembuangan air ini
menjadi tanggungan Kontraktor.
Kontraktor harus mengusahakan agar keadaan lapangan tetap bersih, tidak ada sisa-sisa material atau sampah
yang berserakan. Setelah penyempurnaan pekerjaan maka segala bahan-bahan sisa, sampah-sampah dan
konstruksi sementara harus dikeluarkan dari lapangan, sehingga keadaan lapangan kembali seperti keadaan
semula.
Ukuran dapat dilihat dalam gambar-gambar detail, sedangkan ukuran Iainnya yang belum terdapat dalam
gambar harus dirundingkan dengan Direksi/Pengawas Lapangan.
Peil Dasar/Induk (reference point) akan ditentukan dan diberikan oleh Direksi/Perencana dan Pengawas.
Kontraktor harus membuat potok-potok beton yang permanen disekitar tempat pekerjaan untuk
memudahkan pengukurannya. Biaya pematokan tersebut menjadi tanggung jawab Kontraktor.
Pematokan yang diperlukan untuk menentukan letak pekerjaan-pekerjaan yang tepat berdasarkan gambar
/ petunjuk Direksi/Pengawas harus dilakukan Kontraktor dan biaya pematokan tersebut menjadi
tanggungan Kontraktor.
Setelah pekerjaan dan pematokan selesai dan disetujui Direksi/Pengawas, pekerjaan selanjutnya baru
boleh dimulai.
1. PEKERJAAN TANAH
Semua pekerjaan tanah yang diperiukan dalam pelaksanaan, walaupun tidak jelas disebutkan dalam
uraian dan syarat-syarat ini harus juga dilaksanakan oleh Kontraktor dengan baik sesuai dengan petunjuk
yang diberikan oleh Direksi/Pengawas.
Pekerjaan tanah yang haus dilaksanakan pada garis besamya meliputi :
1. Pembongkaran dan Pembersihan Lapangan
2. Pekerjaan Galian
3. Pekerjaan Penimbunan
4. Pekerjaan Pemadatan
4. PEKERJAAN PENIMBUNAN
1. Pekerjaan penimbunan baik dengan tanah hasil galian ataupun dengan bahan yang didatangkan dari
luar harus dikerjakan lapis demi lapis dan tiap lapis harus dipadatkan balk-balk. Tiap ketebalan 20 cm
harus dilakukan pemadatan.
2. Bahan timbunan yang akan digunakan harus mendapatkan persetujuan Direksi/Pengawas terlebih
dahulu. Bahan ini dapat berupa tanah hasil galian ataupun bahan yang didatangkan dari luar berupa
tanah Iiat, pasir urug ataupun tanah urug biasa. Dalam hal-hal tertentu digunakan campuran antara pasir
dengan kapur sebagai bahan timbunan.
5. PERKERJAAN PEMADATAN
1. Cara-cara dan peralatan yang digunakan untuk pekerjaan pemadatan harus disesuaikan dengan jenis dan
letak dari tanah yang akan dipadatkan. Untuk bagian tertentu atas pertimbagan Direksi dapat
menggunakan alat penumbuk konvensional dengan berat 15-20 kg. Pemadatan tanah/pasir harus selalu
disertai dengan penyiraman untuk mencapai kepadatan optimal.
2. Tempat-tempat yang berair harus dikeringkan dahulu sebelum dilakukan pemadatan. Lumpur-lumpur
yang terjadi akibat genangan air harus dikeluarkan dan diganti dengan tanah/sirtu, bahan lain yang
disetujui Direksi/Pengawas.
Tanah sisa galian yang tidak terpakai harus diangkut dan dibuang terutama ditempat-tempat di sekitar
pekerjaan. Tanah ini harus diratakan balk-balk sehingga tidak mengganggu aliran air ataupun menimbulkan
gangguan lain di daerah sekitamya.
a. Aanstamping batu karang/kali dipasang pada bagian bawah pondasi, dengan ketebalan minimal 15 cm,
atau sesuai gambar kerja.
b. Anstamping dipasang/disusun dengan rapi sehingga tidak terdapat rongga diantaranya.
c. Celah antara batu disi dengan pasir untuk menutupi bagaian yang beronga tersebut.
8. PEKERJAAN PASANGAN
9. PEKERJAAN BETON
a. U m um
1. Pekerjaan beton harus dilaksanakan sesuai persyaratan-persyaratan yang tercantum dalam Peraturan
Baton Indonesia ( P.B.I.) dan Standar Nasional Indonesia (SNI). Penyedia Barang/Jasa harus
melaksanakan pekerjaannya dengan ketetapan dan ketelitian yang tinggi menurut spesifikasi, gambar-
gambar kerja dan instruksi-instruksi Direksi/Pegawas Lapangan.
2. Direksi/Pengawas berhak untuk memberikan/mengawasi setiap pekerjaan yang dilakukan oleh Penyedia
Barang/Jasa. Pengawasan Direksi/Pengawas membebaskan Penyedia Barang/Jasa dari tanggung
jawabnya atas kemungkinan terjadi kesalahan-kesalahan / penyimpangan dalam pelaksanaan.
3. Semua pekerjaan yang tidak baik atau tidak memenuhi spesifikasi ini harus dibongkar dan dig
anti/diperbaiki atas biaya Kontraktor.
4. Semua material harus mempunyai kualitas yang baik dan memenuhi syarat-syarat P.B.I 1971.
b. Material
1. Semen
· Bahan yang digunakan adalah jenis Portland cement yang harus memenuhi syaratsysrat yang
ditentukan dalam NI — 8, 1972. Semen harus diperoleh dari satu pabrik yang telah disetujui
Direksi/Pengawas dan dikirimkan ketempat pekerjaan dengan kantong tersegel dan utuh. Bila
karena sesuatu hal terpaksa harus menggunakan semen dari pabrik lain harus mendapat
persetujuan lebih dahulu dari Direksi/Pengawas.
· Bila Direksi/Pengawas mengganggap perlu, Kontraktor harus mengirimkam surat pemyataan dari
pabrik yang menyatakan type, kwalitas dari semen beserta manufacturers test certificate yang
1. PENGERTIAN
1. Pipa Transmisi : adalah ruas pipa pembawa air dari sumber air sampai reservoir / bak
penampung.
2. Pipa Distribusi : adalah ruas pipa pembawa air dari reservoir / bak penampung air
sampai jaringan pipa pelayanan.
3. Pipa Eksisting : adalah pipa yang telah terpasang dan telah digunakan.
4. Pipa Baja (Steel) : adalah pipa yang terbuat dari bahan baja.
5. Pipa HDPE : adalah pipa yang terbuat dari bahan High Density Poly Ethilen.
6. Pipa DCIP : adalah pipa yang terbuat dari ductile cast iron.
7. Pipa GIP/GSP : adalah pipa yang terbuat dari bahan besi / baja yang dilapisi /
digalvanis.
8. Pengangkatan : adalah pekerjaan pemindahan pipa dari lokasi penumpukkan
kedalam kendaraan pengangkut kelokasi pemasangan pipa.
9. Defleksi : adalah besar sudut pembelokkan yang diijinkan pada pipa.
10. Samb. Push–On : adalah proses penyambungan pipa pada pipa dengan tekanan air
yang tinggi.
11. Samb. Mechanical Joint : adalah proses penyambungan pipa pada pipa yang tidak mendapatkan
tekanan air tinggi.
12. Pengelasan : adalah merupakan proses penyambungan pipa dan atau accessories
dengan dilakukan pemanasan dan penambahan bahan penyambung.
13. Sambungan Flexible : adalah sambungan yang tidak statis.
14. Testing Pekerjaan Pipa : adalah uji coba yang dilakukan pada pipa setelah terpasang.
2.1.1 Umum
a. Pipa dan accessories yang dipasok merupakan produksi dalam negeri sesuai dengan standart
yang berlaku (SNI/SII/ASTM)
b. Barang yang dipasok (pipa) harus dilampirkan Sertifikat Jaminan Mutu / Garansi bermaterai
dari pabrik pembuat.
c. Harus disebutkan merk dan pabrik yang membuat dengan jelas pada setiap ujung pipa atau
body pipa yang dipasok.
d. Semua pipa dan peralatan yang dipasok harus dalam kondisi 100% (seratus persen) baru dan
tidak cacat.
e. Barang / Material yang dipasok (pipa dan accessories) harus ada penjelasan secara lengkap,
jenis, diameter, klas, tebal, kuat tekan dan lain–lain.
f. Material yang dipasok delengkapi dengan brosur – brosur dan cara – cara pemasangannya
yang lengkap.
g. Semua pipa dan peralatannya harus cocok untuk dipasang di daerah tropis.
h. Kontraktor harus menyediakan semua pipa dan perlengkapannya (Accessories) dalam jumlah
yang sesuai dengan Rencana Anggaran Biaya dan harus memenuhi persyaratan teknis yang
ditentukan dalam bestek ini, setiap perubahan jumlah maupun spesifikasi harus disetujui atau
atas permintaan dari pihak Proyek.
i. Semua barang akan diperiksa / ditest sesuai prosedur pihak pabrik dan diuji sesuai dengan
standart yang dipakai atas biaya rekanan, dan laporan pengujian / test disampaikan kepada
Pimpro.
a. Pipa
Pipa steel dibuat dipabrik dengan system ERW (Electric Resistance Welded), untuk
menghindari turbulensi dalam pengalirannya.
Pipa GIP / GSP Dia. 13 mm – 150 mm harus sesuai dengan standar SIL 0151 – 81/SNI.
0039 – 87 atau BS 1387/67 atau standar lain yang ekuivalent sedangkan untuk pipa dengan
Dia. ∞ 200 mm menggunakan standar ASTM A.120 (penggunaan air minum) dan harus
memenuhi Standart Internasional ISO, serta lebih diutamakan pabrik yang memiliki ISO
9002.
Bahan pipa GIP / GSP tidak boleh menyebabkan air yang mengalir menjadi beracun atau
merugikan / membahayakan kesehatan dan tahan terhadap bahan–bahan kimia seperti
larutan asam, alkali, garam dan lain–lain juga tahan terhadap panas matahari.
Panjang Pipa normal adalah 6 meter / batang kecuali ditentukan lain.
Lapisan (Coating) pada pipa dilakukan didalam dan diluar pipa dari bahan yang tidak
merugikan / membahayakan kesehatan (Galvanize) dan dapat mencegah terjadinya korosi
pada pipa.
Kelas pipa GIP / GSP yang digunakan adalah medium class dengan Hidrostatic Test
Pressure 50 Kgf/cm2.
Toleransi tebal untuk pipa GIP klas medium, untuk positif (tambah) tidak terbatas, untuk
negatif (kurang) sesuai dengan yang tertulis dalam brosur yang diajukan oleh rekanan.
Pada setiap batang pipa harus terlihat jelas ukuran pipa, klas, panjang, standart SNI atau
ekuivalent pipa serta pabrik pembuatnya.
Untuk barang yang dikirim dan memenuhi syarat, segera dibuat Berita Acara oleh pihak
Proyek (Panitia Penerima Barang) dengan disetujui Pimpro, sedangkan untuk barang yang
tidak memenuhi syarat dan dinyatakan ditolak harus diganti dengan barang yang baru dan
sesuai dengan standart yang ditentukan dalam kontrak.
Tabel 3.1
Standar Pipa GIP/GSP yang disyaratkan
Φ Pipa Tebal Berat Test
Standart Klas Pipa
Nominal Pipa Pipa Tekan
Inch mm mm Kg/m Kgf/cm2
SNI 0039–87
1/2 15 2,60 1,21 50 Pipa Medium
BS–1387/67
SNI 0039–87
3/4 20 2,60 1,56 50 Pipa Medium
BS–1387/67
1 25 3,20 2,41 50 SNI 0039–87 Pipa Medium
b. Sambungan Pipa
Sambungan – sambungan untuk pipa GIP / GSP dia. 0,5–6,0 inch menggunakan jenis
sambungan socket ulir dalam (threath) dan untuk pipa dengan diameter 8,0 inchs
menggunakan jenis sambungan dengan pengelasan (welded).
c. Fitting
Fitting – fitting yang digunakan adalah baru dan harus sesuai dengan jenis pipa yang
diadakan tanpa harus dimodifikasi / diubah terlebih dahulu dan merupakan proses
fabrikasi / home Industri
Fitting yang dibuat dari bahan ductile iron sesuai dengan standar ISO/DIS 2531 atau grey
iron sesuai dengan standar ISO/R 13 atau standar lain yang ekuivalent. Fitting – fitting ini
harus dilapisi diluar dan didalam untuk mencegah korosif dengan bitumen (Bituminous
Coating). Lapisan tersebut harus bebas dari bau, rasa dan tidak membahayakan kesehatan.
Cara penyambungan antara accessories pipa dan pipa yang menggunakan flange
diharuskan mempunyai jumlah dan ukuran lubang yang sama erta terletak dalam satu
garis.
a. Pipa
Pipa HDPE dibuat dipabrik dengan system ERW (Electric Resistance Welded), untuk
menghindari turbulensi dalam pengalirannya.
Pipa HDPE Dia. 20 mm – 90 mm harus sesuai dengan standar SNI.06-4829-2005 dan
memenuhi Standar ISO 4427
Bahan pipa HDPE tidak boleh menyebabkan air yang mengalir menjadi beracun atau
merugikan / membahayakan kesehatan dan tahan terhadap bahan–bahan kimia seperti
larutan asam, alkali, garam dan lain–lain juga tahan terhadap panas matahari.
Panjang Pipa normal adalah 100 meter / Rol kecuali ditentukan lain.
Untuk barang yang dikirim dan memenuhi syarat, segera dibuat Berita Acara oleh pihak
Proyek (Panitia Penerima Barang) dengan disetujui Pimpro, sedangkan untuk barang yang
Tabel 3.1
Standar Pipa HDPE yang di syaratkan
S e ri S -5
S DR S DR 11
P E.100 P N. 16
OD (mm) ND (Inchi) Te ba l (mm) Me rk Ke t.
20 1/2 " 1.90 mm Wa vin Blue Grid
25 3/4 " 2.30 mm Wa vin Blue Grid
32 1" 2.90 mm Wa vin Blue Grid
40 1 1/4 " 3.70 mm Wa vin Blue Grid
50 1 1/2 " 4.60 mm Wa vin Blue Grid
63 2" 5.80 mm Wa vin Blue Grid
75 2 1/2 " 6.80 mm Wa vin Blue Grid
90 3" 8.20 mm Wa vin Blue Grid
104 4" 10.00 mm Wa vin Blue Grid
b. Sambungan Pipa
Sambungan – sambungan untuk pipa HDPE dia. 20 mm – 90 mm menggunakan jenis
sambungan socket ulir dalam (threath) Bahan GIP.
c. Fitting
Fitting – fitting yang digunakan adalah baru dan harus sesuai dengan jenis pipa yang
diadakan tanpa harus dimodifikasi / diubah terlebih dahulu dan merupakan proses
fabrikasi / home Industri
Fitting yang dibuat dari bahan ductile iron sesuai dengan standar ISO/DIS 2531 atau grey
iron sesuai dengan standar ISO/R 13 atau standar lain yang ekuivalent. Fitting – fitting ini
harus dilapisi diluar dan didalam untuk mencegah korosif dengan bitumen (Bituminous
Coating). Lapisan tersebut harus bebas dari bau, rasa dan tidak membahayakan kesehatan.
Cara penyambungan antara accessories pipa dan pipa yang menggunakan flange
diharuskan mempunyai jumlah dan ukuran lubang yang sama erta terletak dalam satu
garis.
2.1.4 Sluice Valve
Water meter harus memenuhi / sesuai dengan ISO 4064–B atau standart setara
Water meter dengan dia. 150 mm – 250 mm harus memenuhi persyaratan sbb :
– Jenis : Magnet Drive
– Body : SII 0788–83
– Saringan : dari bahan anti karat
– Bahan : Cast iron all flange
– Tekanan kerja : Max. 50 bar atau min. 20 bar
– Pembacaan : 7 (tujuh) digit register unit dengan ukuran :
– Max. Flow rate 120 s/d 1200 m3/h
– Nominal Flow rate 40 s/d 400 m3/h
– Minimal Flow rate 3,2 s/d 400 m3/h
– Water meter disuplai lengkap dengan conector (Gasket dan Nut) dengan cover glass
terbuat dari kaca dengan tebal 4 mm.
2.1.7 Flange Steel
Tabel 3.2
Standar Flange
Φ Pipa Jumlah Diameter Diameter
D C
Nominal Lubang Lubang Baut
2 50 165 125 4 19 16
3 75 200 160 8 19 16
Keterangan :
– DN/DN = Diameter nominal untuk pipa
– D = Flange OD
– dl = Diameter lingkaran baut
– d = Diameter lubang baut
= lubang baut harus sambung/tegak lurus pada garis tengah flange
= Lubang baut antar tee, bend, gate valve harus sama dengan lubang dan
diameternya.
Bahan bakunya harus terbuat dari karet alam (chlorophere) dengan ketebalannya packing untuk
flange yang tersembunyi harus menutupi seluruh permukaan flange yang tersembunyi minimal 5
mm.
Accessories lainnya disesuaikan dengan jumlah, jenis yang ada dalam Rencana Anggaran
Biaya dalam Kontrak
Jumlah accessories yang diadakan harus ditambah kurang lebih (1– 2) % dari jumlah
accessories yang diadakan untuk menjaga kerusakan yang ada.
1. Saat pengiriman pipa, bagian ujung yang berulir harus dibungkus dengan tutup plastik agar
tidak rusak draftnya.
2. Saat pengiriman accessories, bagian yang kecil harus dibungkus / terlindung dalam kotak.
3. Accessories yang berukuran besar dalam pengiriman harus terlindung atau terkemas rapih
dalam box.
4. Semua pipa dan accessories diangkut di dalam kendaraan truck atau alat angkut lainnya dengan
memperhatikan keselamatan pekerja angkutan dan keamanan pipa itu sendiri serta harus
1. Pipa
Penyimpanan pipa tidak boleh menyentuh tanah langsung, melainkan harus dialasi dahulu
dengan balok kayu. Pipa tidak boleh terkena sinar matahari atau hujan. Jadi harus diberi
pelindung yang tahan terhadap perubahan suhu, cuaca atau kelembaban.
Apabila sudah ada gudang penyimpanan, maka pipa tersebut dimasukan kedalam gudang dan
disusun dengan rapi sedemikian rupa sehingga memudahkan pengeluarannya, dan juga agar
susunan pipa tidak akan melorot atau roboh.
Biaya yang dikeluarkan untuk keperluan pengangkutan sampai dengan penyimpanan di dalam
gudang (jika sudah punya gudang) adalah merupakan tanggung jawab Kontraktor dan sudah
termasuk dalam harga kontrak.
Untuk menjaga masuknya kotoran kedalam pipa, maka pada kedua ujungnya pipa tersebut
ditutup dengan plastik dan diikat dengan kuat.
Penumpukkan pipa tidak boleh melebihi 2 meter.
2. Accessories
Semua accessories maupun fitting harus dimasukkan ke dalam gudang disusun, disimpan
dengan rapi.
Penyimpanan, penyusunan semua accessories dan fitting tersebut harus dikelompokkan sesuai
jenis yang sama (misalnya : gate valve dengan gate valve dan seterusnya)
Semua accessories / fitting yang mempunyai ulir harus dilumasi / diberi gemuk pada ulirnya,
kecuali untuk fitting dari bahan pipa PVC.
Segala macam biaya yang dikeluarkan dalam penyimpanan pipa dan accessories ini termasuk
juga biaya yang dikeluarkan untuk sewa gudang /t empat merupakan tanggungan Kontraktor
dan sudah termasuk dalam harga kontrak.
Seri S-5
SDR SDR 11
Dimensi
PE.80 PN. 12.5
PE. 100 PN. 16
OD ND Tebal w w1 OD h1 h3 h2
mm Inch mm mm mm mm mm mm
20 1/2" 1.9 200 90 20 300 50 230
25 3/4" 2.3 200 87.5 25 300 50 225
32 1" 2.9 200 84 32 300 50 218
40 1 1/4" 3.7 200 80 40 300 50 210
50 1 1/2" 4.6 200 75 50 300 50 200
63 2" 5.8 200 68.5 63 300 50 187
75 2 1/2" 6.8 200 62.5 75 300 50 175
90 3" 8.2 200 55 90 300 50 160
k. Pekerjaan Pengurugan
Bahan – bahan yang diperlukan untuk pengurugan adalah :
– Bahan pilihan
Gambar 3.2
Typical Perletakan Pipa Pada Dasar Galian
Tipe 1 Tipe 2
Dasar galian rata pengurugan dipadatkan Pipa diletakkan diatas material terpilih tebal
sampai garis tengah pipa 100 mm pengurugan dipadatkan sampai
puncak pipa
Tipe 3 Tipe 4
Pipa diletakkan pada permukaan pasir, kerikil Pipa diletakkan pada material granular yang
atau batu pecah dengan tebal 1/8 kali diameter dipadatkan sampai dengan garis tengah pipa dan
pipa minimum 100 mm material terpilih atau granular dipadatkan sampai
puncak pipa
Tabel 3.4 Standar Puntir Untuk Mur Pada Sambungan Tipe Flens
Ukuran Baut Diameter Nominal Pipa Standart Puntir (kg–
(mm) (mm) m)
16 75 – 200 6
20 250 – 300 9
22 350 – 400 12
24 450 – 600 18
5. Pemotongan Pipa
o Kontraktor harus memotong pipa bilamana diperlukan dengan alat pemotong pipa
yang tidak merusak lapisan pelindung dan lapisan pencegah korosif pada pipa
dan bila diperlukan, Pemborong harus membuat ulir pada ujung pipa yang telah
dipotong.
o Pemotongan ujung pipa untuk jembatan pipa harus dibuat miring dan kemiringan
ujung pipa tersebut harus dipotog dengan sudut 30º diukur dari garis yang sejajar
dengan sumbu pipa dengan toleransi 50 – 00 dengan lebar permukaannya lebih
kurang 1/16 inch sampai 1/32 inch.
6. Perlengkapan Pipa (accessories)
o Perlengkapan pipa seperti valve, air valve dan lain–lain harus ditempatkan sesuai
dalam gambar atau petunjuk Direksi / Pengawas Lapangan di lapangan.
Tabel 3.5
Besar Sudut Defleksi Yang Diijinkan Pada Tanah Keras
a. Untuk Sambungan Push–On
Besar Sudut Defleksi Yang Diijinkan
Diameter Nominal (mm)
(derajat)
75 – 200 5º
250 – 350 4º
400 3º30´
Tabel 3.6
Besar Sudut Defleksi Yang Diijinkan Pada Tanah Lembek
Tabel 3.7
Kebocoran Yang Diijinkan/Km Pada Saat Pengujian Pipa
Air
Persyaratan untuk air yang digunakan adalah :
– Tidak mengandung lumpur, minyak dan benda terapung yang dapat dilihat secara
visual.
– Tidak mengandung garam, asam dan zat organik yang dapat merusak beton.
– Kandungan khlorida tidak lebih dari 50 ppm dan senyawa sulfat tidak lebih dari
1000 ppm sebagai SO3.
Bahan tambahan
Bila digunakan tidak boleh menghasilkan beton yang kurang padat, lebih berpori dan
mempunyai struktur permukaan kurang baik.
Bahan Spesifikasi
Alat Ukur Sesuai Standar No. SK SNI S–01–1990–F
Sesuai dengan jenis pipa dan standart yang
Accessories Alat Ukur
berlaku di Indonesia
Standart Spesifikasi Beton Bertulang Kedap
Beton Untuk Bangunan Alat
Air no. SK SNI S–36–1990–03
2. Katub (Valve)
Pada pemasangan pipa, katub dan accessoriesnya dilakukan setelah pengecoran beton lantai
bak kontrol, dan sebagian pipa tertanam dalam dinding bak kontrol.
4. Bend
Bend digunakan untuk perubahan arah vertikal dan horizontal yang mendadak dan tidak
dapat dihindari.
5. Penutupan Ujung Pipa
Harus menggunakan fitting yang sesuai dengan jenis pipa yang digunakan, misal :
– Pipa PVC : menggunakan cap, flange socket (untuk rubbering join), atau
blind flange, dengan konstruksi penguat sementara.
– Pipa GIP/GSP : menggunakan blank flange (untuk flange joint), cap untuk
mechanical dengan konstruksi penguat sementara.
6. Sprinkle
Knstruksi dari bahan pipa galvanis.
Dilengkapi stop valve, plug cock dan sprinkle dengan jangkauan 86 ft, merk disesuaikan
dengan permintaan Direksi.
Pada bagian stop valve dan plug cock dibuat bax valve.
Diberi manhole agar terhindar dari kerusakan yang sengaja dibuat oleh manusia.
7. Bak Katub
Konstruksi dari beton bertulang / pasangan
Untuk dibawah trotoar, tutup manhole harus terbuat dari beton bertulang (pra cetak).
Pemutar katub harus dapat dioperasikan melalui strat pot yang dicor didalam beton.
Untuk lokasi dibawah jalan digunakan tutup manhole dari ductile cast iron.
Tutup manhole harus dapat menahan beban minimum beban maksimum yang akan
terjadi diatasnya.
Tutup manhole harus dipasang dengan menggunakan baut dan mur stainless.
E. PEKERJAAN LAIN
1. PEKERJAAN LAIN-LAIN
a. Volume dalam Bill of Quantity terlampir tidak mengikat kontraktor wajib mengitung kembali
b. Khusus untuk jenis dan kualitas pekerjaan tidak boleh dirubah/dihilangkan tanpa persetujuan Penanggungjawab
Kegiatan dan perubahannya harus dibuat berita acara perubahan.
c. Apabila terjadi perbedaan antara voleme pekerjaan dengan gambar rencana dan atau kondisi lapangan, maka
yang dipakai adalah spesifikasi teknis, gambar rencana dan kondisi lapangan beserta perubahannya sesuai
Kontrak Kerja berserta lampirannya.
2. PENYELESAIAN PEKERJAAN
a. Sebelum penyerahan pertama, Kontraktor diwajibkan untuk meneliti semua pekerjaan yang belum sempurna dan
harus segera diperbaiki dengan penuh tanggung jawab.
b. Pada waktu penyerahan pertama pekerjaan, lokasi/site pekerjaan harus sudah selesai dibersihkan dari segala
macam kotoran/sampah.
c.Pemborong harus mengusahakan penyelesaian seluruh pekerjaan ini dengan sebaik-baiknya sehingga memuaskan
Direksi dan Bouwheer serta tidak memerlukan pekerjaan perbaikan.
3. PENYELESAIAN KONSTRUKSI DAN MASA PEMELIHARAAN
Penyelesaian pekerjaan sesuai dengan waktu yang ditentukan dan rencana kerja yang ditetapkan oleh
Direksi. Masa Pemeliharaan ditentukan adalah sebagai berikut :
Dibuat Oleh,
KONSULTAN PERENCANA
CV. DESAKON Perwakilan Alor
YOHANES L. TUKAN
Ka. Perwakilan