Anda di halaman 1dari 39

SPESIFIKASI TEKNIS

A. NAMA KEGIATAN

Program : Pengembangan Kinerja Pengelolaan Air Minum dan Air Limbah


Kegiatan : Penyediaan Prasarana dan Sarana Air Minum Bagi Masyarakat
Berpenghasilan Rendah
Pekerjaan : Pembangunan SPAM di Kalabala Desa Wakapsir Timur
Lokasi : Kecamatan Alor Barat Daya, Kabupaten Alor - Provinsi NTT
T.A. : 2019

B. PERATURAN UMUM

1.1 UMUM

Apabila tidak ditentukan lain, peraturan yang berlaku dan mengikat seolah-olah disebutkan kata demi kata
dalam uraian dan syarat-syarat ini adalah :

 Algemene Voorwarden Van Openbare Warken in Indonesia 28 Mei 1941 (AV – 1941) cg Peraturan
Beton Bertulang Indonesia 1971 (NI – 2)
 Peraturan – peraturan umum dari Dinas Kesehatan Kerja Peraturan Perburuan Indonesia dan lain-lain
yang dikeluarkan oleh Jawatan /Instansi Pemerintah setempat.
 Pedoman Plumping Indonesia 1979
 Persyaratan Umum Bahan Bangunan di Indonesia (PUBBI - 1982)
Jika dalam uraian dan syarat-syarat ini terdapat penambahan dari peraturan-peraturan sebagaimana
dinyatakan pada pasal-pasal berikutnya, uraian dan syarat-syarat ini mengikat. Penyedia Barang/Jasa harus
melaksanakan juga pekerjaan-pekerjaan atau bagian pekerjaan yang walaupun tidak jelas disebutkan dalam
uraian dan syarat-syarat serta gambar-gambar, tetapi masih berada dalam Iingkup pekerjaan berdasarkan
kebiasaan yang berlaku dalam bidang pembangunan. Pelaksanaan pekerjaan tersebut harus mengikuti
petunjuk-petunjuk yang diberikan Direksi/ Pengawas di lapangan.

1.2 URAIAN & SYARAT-SYARAT, GAMBAR KERJA DAN PHOTO DOKUMENTASI

Uraian dan syarat-syarat ini serta gambar-gambarnya digunakan sebagai pedoman dasar dalam melaksanakan
pekerjaan ini. Gambar-gambar detail merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari uraian dan syaratsyarat
ini.
 Jika terdapat perbedaan antara gambar dengan uraian dan syarat-syarat ini maupun perubahan-perubahan
yang terjadi pada waktu pelaksanaan, pemborong diwajibkan mentaati keputusan Direksi/Pengawas.
 Jika dalam gambar terdapat kekurangan penjelasannya atau perbedaan-perbedaan, pemborong
diwajibkan menanyakan pada Direksi/Pengawas serta membuat gambargambar pelengkap atas petunjuk-
petunjuk Direksi/Pengawas dan disahkan oleh Direksi/Pengawas. Tidak dibenarkan sama sekali bagi
Penyedia Barang/Jasa untuk memperbaiki sendiri hal-hal tersebut diatas. Akibat kelalaian Penyedia
Barang/Jasa dalam hal ini sepenuhnya menjadi tanggung jawab Penyedia Barang/Jasa.

1.3. RENCANA KERJA

Sebelum dimulai pelaksanaan pekerjaan, pemborong harus bersama-sama dengan Direksi/Pengawas


merundingkan rencana kerja dan rencana waktu pelaksanaan, segera setelah pelulusan pekerjaan.

Spesifikasi Teknis Pembagunan Jaringan Perpipaan 1


Setelah disetujui maka dua exemplar cetakan rencana kerja dan rencana waktu pelaksanaan harus diserahkan
kepada Direksi dan satu exemplar harus berada ditempat pekerjaan. Kontraktor harus melaksanakan pekerjaan
dan pengiriman / penyediaan bahan/alat-alat, sesuai dengan rencana kerja dan rencana waktu penyediaan
bahan-bahan /alat-alat seperti tersebut pada ayat diatas. Rencana kerja ini akan dipakai oleh Direksi sebagai
dasar untuk menentukan segala sesuatu yang berhubungan dengan kelambatan pekerjaan dan prestasi
Penyedia Barang/Jasa.

1.4. KANTOR PENYEDIA BARANG, JASA DAN KANTOR DIREKSI/PENGAWAS GUDANG DAN
SARANA LAINNYA

Lokasi Kantor dan Gudang


Apabila diperlukan Penyedia barang/Jasa wajib menyertakan denah yang menunjukkan tempat yang
diusulkan untuk lokasi kantor, gudang atau rencana lainnya untuk disetujui oleh Direksi/Pengawas lapangan.
Kantor Penyedia Barang Jasa Wakil Direksi/Pengawas, Gudang dan Bangunan Sementara
 Kantor untuk Penyedia Barang/Jasa di Proyek dibuat oleh Penyedia Barang/Jasa sendiri sesuai dengan
kebutuhan personil di lapangan.
 Kantor Penyedia Barang/Jasa dan Kantor Direksi/Pengawas tersebut merupakan bangunan sementara
dengan lantai rabat beton diplester, konstruksi rangka kayu, dinding multipleks, penutup atap asbes
semen gelombang/seng, diberi pintu dan jendela secukupnya untuk pengawasan dan pencahayaan.
 Dalam kantor harus dipasangi dengan kabel untuk penerangan dan lampu listrik. Penerangan listrik
dilengkapi dengan lampu neon lengkap dengan difuser dan stop kontak yang cukup.
 Kantor harus disediakan air bersih terus menerus.
 Saluran drainase yang cukup harus disediakan.
 Semua ruang kantor harus dilengkapi dengan perabotan seperti meja tulis, papan tulis (white board),
lemari arsip, mistar gambar, lemari, keranjang sampah kertas, rak arsip, gantungan jas dan barang
lainnya yang diperlukan untuk melaksanakan tugas lapangan.
 Bahan-bahan bangunan yang penting, misalnya PC, alat-alat dan sebagainya haws disimpan dalam
gudang yang dapat dikunci sehingga tidak akan mudah hilang atau rusak oleh pengaruh cuaca.
 Selama masa pembangunan / pelaksanaan pekerjaan, semua pemasukan dan pengeluaran barang ke/dari
proyek harus mendapat izin terlebih dahulu dari Direksi/Pengawas.
 Penyedia Barang/Jasa harus senantiasa memelihara kebersihan dan keamanan bangunan kerja, gudang
berikut inventarisnya.
 Bangunan sementara tersebut setelah pelaksnaaan pekerjaan selesai dan apabila tidak diperlukan harus
dibongkar atas perintah Direksi/Pengawas.
 Pemagaran sementara untuk daerah sekeliling proyek dilakukan untuk keamanan proyek dan untuk
mengatasi segala gangguan terhadap aktifitas pelaksanaan pekerjaan bagi pekerja yang teriibat dalam
pelaksanaan pekerjaan ini.
 Pagar sementara ini dibuat dari seng dibuat sedemikian sehingga kuat dan kokoh.
 Segala biaya yang dikeluarkan untuk pembuatan pagar sementara ini menjadi tanggungan pemborong.

1.5 BAHAN-BAHAN BANGUNAN

Bahan-bahan bangunan, peralatan, dan lain-lain yang disediakan oleh Pemberi Tugas/Direksi/Pengawas.
 Bahan-bahan dan peralatan lain diperlukan untuk pekerjaan yang tidak disediakan oleh Pemberi
Tugas/Direksi/Pengawas seperti tersebut diatas harus disediakan oleh Kontraktor.
 Kontraktor harus menyediakan contoh-contoh material yang akan dipakai untuk dimintakan persetujuan
dari Direksi/Pengawas dan tidak diperkenankan memesan/mengirim dahulu sebelum persetujuan

Spesifikasi Teknis Pembagunan Jaringan Perpipaan 2


diberikan. Direksi/Pengawas akan menyimpan contoh-contoh yang telah disetujui sebagai standar untuk
memeriksa/mencocokkan pengiriman-pengiriman selanjutnya.
 Direksi/Pengawas berwewenang untuk meminta keterangan mengenai asal dan mutu bahan bangunan dan
lain-lain. Apabila dianggap perlu, Direksi/Pengawas berhak menelitinya dengan mengirimkan contoh-
contoh ke Balai Penelitian Bahan-bahan di Laboratorium. Segala ongkos yang bertalian dengan penelitian
tersebut adalah tanggungan Kontraktor.
 Jika ada bahan-bahan yang ditolak oleh Direksi/Pengawas, Kontraktor diwajibkan untuk segera
mengangkat bahan-bahan tersebut keluar halaman pekerjaan atas perintah pertama dart Direksi/Pengawas
selambat-lambatnya dalam waktu 3 x 24 jam.
 Jika bahan-bahan yang sedang dikerjakan dan temyata mengandung cacat, maka bahan-bahan tersebut
dianggap sebagai ditolak. Dalam hal ini pemakaian bahan-bahan tersebut harus segera dihentikan dan
bagian pekerjaan yang menggunakan bahan tersebut harus dibongkar.

1.6 ALAT-ALAT KERJA DAN ALAT-ALAT BANTU

Pada prinsipnya Kontraktor harus menyediakan alat kerja sendiri termasuk penyediaan air, penerangan, aliran
listrik dan sebagainya.
 Disamping alat-alat yang diperlukan seperti tersebut diatas, Kontraktor harus pula menyediakan alat-alat
ukur Theodolit, water-pas, Concrette Hammer Test, Ayakan, Timbangan/Neraca dan Slump Test, adalah
menjadi tanggung jawab Kontraktor.
 Dalam surat penawarannya, pemborong harus melampirkan daftar alat-alat yang disebut diatas.
Kontraktor hendaknya mencantumkan jumlah dan kapasitas dari masing-masing alat yang sesuai dengan
scope pekerjaan yang akan dipergunakan dalam melaksanakan pekerjaan ini.
 Daftar alat-alat yang dilampirkan dalam surat penawaran akan merupakan pula faktor pertimbangan
untuk pemilihan Kontraktor/Pemborong.

1.7. PERSONALIA PEMBORONG/KONTRAKTOR

Kontraktor tidak diperkenankan memberikan pekerjaan lain di luar proyek ini kepada para wakil ataupun
pelaksana-pelaksananya.
Selama jam kerja, wakil atau pelaksana Kontraktor harus berada ditengah-tengah pekerjaan kecuali
berhalangan atau sakit.
Sehubungan dalam hal-hal tersebut diatas, Kontraktor diwajibkan mengajukan bagan organisasi, lengkap
dengan nama dan alamat para karyawan utama.
Kontraktor hanya boleh mengerjakan staf/pekerja di lapangan yang bukan merupakan pembawa penyakit
types, cholera atau dysentry.

1.8. KECELAKAAN DAN KESEHATAN

Kecelakaan-kecelakaan yang terjadi selama pekerjaan berlangsung manjadi beban Kontraktor.


 Sehubungan dengan ayat diatas, pemborong diwajibkan menyediakan kotak PPPK lengkap terisi
menurut kebutuhan.
 Untuk mencegah terjadinya kebakaran, pemborong diwajibkan menyediakan alat pemadam kebakaran.
Antara lain botol-botol pemadam kebakaran BCF/CO2, pasir dalam bak kayu dan / atau karung, galah-
galah secukupnya serta pemeliharaannya.

Spesifikasi Teknis Pembagunan Jaringan Perpipaan 3


 Kontraktor iwajibkan memperhatikan kesehatan karyawannya, dan juga harus menyediakan toilet/WC
umum.
Sejauh tidak disebutkan dalam uraian & syarat-syarat ini, maka semua ketentuan umum lainnya dan
dikeluarkan oleh jawatanfinstansi pemerintah cq. undang-undang keselamatan kerja dan lain sebagainya,
termasuk semua perubahan/tambahan hingga kini tetap berlaku.

1.9. PENGAMANAN.

Setelah Kontraktor mendapatkan batas-batas daerah kerja dan lain-lain sebagainya, maka pemborong
bertanggung jawab penuh atas segala sesuatu yang ada di wilayah kerjanya mengenai :
a. Kerusakan-kerusakan yang timbul akibat kelalaian/kecerobohan yang disengaja ataupun tidak.
b. Penggunaan sesuatu yang keliru.
c. Kehilangan bagian alat-alat/bahan-bahan yang ada di daerahnya.
Terhadap semua kejadian-kejadian yang disebut diatas, Kontraktor harus melaporkan kepada
Direksi/Pengawas dalam waktu paling lambat 24 jam untuk diusut dan diselesaikan persoalannya Iebih lanjut.
Untuk mencegah kejadian diatas, Kontraktor diizinkan mengadakan pengamanan antara lain penjagaan,
penerangan pada malam hari dan sebagainya.

1.10. TUNTUTAN TERHADAP KERUSAKAN

Setiap kerusakan yang ditimbulkan akibat pekerjaan yang dikerjakan Kontraktor yang tidak termasuk dalam
lingkup kontrak, harus diperbaiki dan dikembalikan pada keadaan semula oleh Kontraktor. Biaya perbaikan
tersebut menjadi tanggungan Kontraktor.

1.11. PEMBUANGAN AIR SISA

Segala jenis aliran air, air buangan, air apapun juga yang ada sebagai akibat dari pelaksanaan pekerjaan yang
sifatnya sementara harus dibuang menurut cara-cara pembuangan yang telah ditentukan Direksi/Pengawas,
pejabat-pejabat ataupun orang-orang yang terkena akibat air tersebut. Semua biaya pembuangan air ini
menjadi tanggungan Kontraktor.

1.12. KEBERSIHAN LAPANGAN

Kontraktor harus mengusahakan agar keadaan lapangan tetap bersih, tidak ada sisa-sisa material atau sampah
yang berserakan. Setelah penyempurnaan pekerjaan maka segala bahan-bahan sisa, sampah-sampah dan
konstruksi sementara harus dikeluarkan dari lapangan, sehingga keadaan lapangan kembali seperti keadaan
semula.

1.13. UKURAN DAN PEIL

Ukuran dapat dilihat dalam gambar-gambar detail, sedangkan ukuran Iainnya yang belum terdapat dalam
gambar harus dirundingkan dengan Direksi/Pengawas Lapangan.
 Peil Dasar/Induk (reference point) akan ditentukan dan diberikan oleh Direksi/Perencana dan Pengawas.
 Kontraktor harus membuat potok-potok beton yang permanen disekitar tempat pekerjaan untuk
memudahkan pengukurannya. Biaya pematokan tersebut menjadi tanggung jawab Kontraktor.
 Pematokan yang diperlukan untuk menentukan letak pekerjaan-pekerjaan yang tepat berdasarkan gambar
/ petunjuk Direksi/Pengawas harus dilakukan Kontraktor dan biaya pematokan tersebut menjadi
tanggungan Kontraktor.
 Setelah pekerjaan dan pematokan selesai dan disetujui Direksi/Pengawas, pekerjaan selanjutnya baru
boleh dimulai.

Spesifikasi Teknis Pembagunan Jaringan Perpipaan 4


 Kontraktor diwajibkan senantiasa mencocokkan ukuran-ukuran satu sama lain tiap bagian pekerjaan dan
segera melaporkan kepada Direksi/Pengawas setiap terdapat perbedaan ukuran/selisih, untuk
mendapatkan keputusan perbaikannya. Tidak dibenarkan Kontraktor membetulkan sendiri kekeliruan
tersebut tanpa persetujuan Direksi/Pengawas.
 Pengukuran sudut hanya boleh dilakukan dengan alat ukur Theodolite. Pengukuran siku dengan benang
menurut Pytagoras hanya boleh dilakukan untuk bagian-bagian ruang yang kecil menurut pertimbangan
Direksi/Pengawas Lapangan.
 Papan bangunan (Bouwplank) harus dipasang pada patok-patok kayu yang terpancang di dalam tanah,
sehingga tidak berubah dan bergerak. Setelah selesai pemasangan, Kontraktor harus melaporkannya
kepada Direksi/Pengawas untuk diperiksa sebelum pekerjaan selanjutnya dilaksanakan.
 Hasil pengukuran sepenuhnya menjadi tanggung jawab Kontraktor. Adanya pengawasan dari
Direksi/Pengawas Lapangan tidak mengurangi tanggung jawab tersebut.

C. PERSYARATAN TEKNIS PEKERJAAN SIPIL

1. PEKERJAAN TANAH

Semua pekerjaan tanah yang diperiukan dalam pelaksanaan, walaupun tidak jelas disebutkan dalam
uraian dan syarat-syarat ini harus juga dilaksanakan oleh Kontraktor dengan baik sesuai dengan petunjuk
yang diberikan oleh Direksi/Pengawas.
Pekerjaan tanah yang haus dilaksanakan pada garis besamya meliputi :
1. Pembongkaran dan Pembersihan Lapangan
2. Pekerjaan Galian
3. Pekerjaan Penimbunan
4. Pekerjaan Pemadatan

2. PEMBONGKARAN DAN PEMBERSIHAN LAPANGAN

Kontraktor wajib membersihkan lokasi pekerjaan dari segala jenis pepohonan.


Tempat pekerjaan harus bersih dari segala bahan hasil bongkaran/potongan pohon-pohon dan semak-
semak maupun rintangan-rintangan lainnya.

3. PEKERJAAN PEMOTONGAN LAHAN DAN GALIAN

Galian tanah/pasir harus dikerjakan sesuai gambar kerja.


 Pemotongan lahan dan galian tanah untuk pondasi bangunan menggunakan alat tukang gali
 Pemotongan lahan dan galian tanah, baik menyangkut dimensi dan lokasi dilaksanakan sesuai gambar
rencana dan atau berdasarkan petunjuk Direksi
 Bilamana kedalaman galian temyata lebih besar dari batas yang ditentukan maka bagian ini harus
ditimbun kembali dengan bahan yang akan ditentukan oleh Direksi/Pengawas. Bahan penggisi tersebut
dapat berupa tanah urug, pasir padat atau baton tumpuk. Biaya-biaya tambahan akibat penggalian yang
lebih ini menjadi tanggungan Kontraktor.
 Bidang-bidang dasar dan dinding galian dimana konstruksi akan dibuat langsung di atas / pada bidang
dasar / dinding tersebut, harus dikerjakan dengan tepat mengikuti garis-garis kedalaman / kemiringan
yang ditentukan dan bilamana diminta oleh Direksi/Pengawas harus disiram dan dipadatkan baik-baik
dengan alat-alat yang tepat sehingga didapat suatu bidang (dasar / dinding) yang padat dan kokoh.

Spesifikasi Teknis Pembagunan Jaringan Perpipaan 5


 Apabila pada waktu penggalian dijumpai lapisan tanah yang tidak sesuai untuk dasar pondasi, maka atas
petunjuk Direksi/Pengawas lapisan tanah tersebut harus dikeluarkan dan diisi kembali dengan bahan yang
sesuai serta dipadatkan dengan balk lapis demi lapis t = 20 cm.
 Bidang-bidang dasar tanah pondasi harus dijaga tetap kering rata dan kokoh. Untuk itu, bila dasar pondasi
direncanakan tidak pada lapisan keras/batuan, maka penggalian harus ditunda minimal 20 cm sebelum
mencapai batas galian yang ditentukan, kecuali pekerjaan dasar pondasi (urugan pasir dan lantai kerja)
dapat dikerjakan seluruhnya segera setelah penggalian mencapai kedalaman yang ditentukan.
 Bila dipandang perlu Direksi/Pengawas dapat memerintah untuk melengkapi lubang galian yang
akan/sedang dibuat dengan turap penahan untuk mencegah kelongsoran-kelongsoran yang mungkin
terjadi. Turap-turap ini harus direncanakan sedemikian rupa sehingga keamanan pekerja-pekerja cukup
terjamin. Persetujuan yang diberikan Direksi/Pengawas untuk penggunaan jenis bahan dan konstruksi
tertentu tidak membebaskan Kontraktor dari akibat yang mungkin terjadi sewaktu penggalian. Semua
pekerjaan penggalian sedapat mungkin dikerjakan dalam keadaan kering. Bila diperlukan bendungan
darurat, maka konstruksi bendungan harus cukup kokoh dan rapat untuk mencegah masuknya air. Pompa
harus disediakan secukupnya dan digunakan sesuai dengan petunjuk Direksi/Pengawas.
 Lapisan keras/batuan yang akan menjadi dasar pondasi harus dibersihkan dari tanah, kotoran-kotoran dan
bagian-bagian yang lepas. Celah-celah dan retakan-retakan harus diisi dengan adukan yang same dengan
adukan pondasi nantinya. Dalam hal demikian pekerjaan pondasi dapat langsung dikerjakan di atas
lapisan tersebut, tanpa lantai kerja.
 Sekeliling lubang galian harus dijaga tetap bersih dan babas dari timbunan tanah hasil galian. Sedikitnya
sebelum pekerjaan ditinggalkan, sekeliling lubang galian dalam jarak minimum 3 m harus bersih dari
timbunan tanah.

4. PEKERJAAN PENIMBUNAN

1. Pekerjaan penimbunan baik dengan tanah hasil galian ataupun dengan bahan yang didatangkan dari
luar harus dikerjakan lapis demi lapis dan tiap lapis harus dipadatkan balk-balk. Tiap ketebalan 20 cm
harus dilakukan pemadatan.
2. Bahan timbunan yang akan digunakan harus mendapatkan persetujuan Direksi/Pengawas terlebih
dahulu. Bahan ini dapat berupa tanah hasil galian ataupun bahan yang didatangkan dari luar berupa
tanah Iiat, pasir urug ataupun tanah urug biasa. Dalam hal-hal tertentu digunakan campuran antara pasir
dengan kapur sebagai bahan timbunan.

5. PERKERJAAN PEMADATAN

1. Cara-cara dan peralatan yang digunakan untuk pekerjaan pemadatan harus disesuaikan dengan jenis dan
letak dari tanah yang akan dipadatkan. Untuk bagian tertentu atas pertimbagan Direksi dapat
menggunakan alat penumbuk konvensional dengan berat 15-20 kg. Pemadatan tanah/pasir harus selalu
disertai dengan penyiraman untuk mencapai kepadatan optimal.
2. Tempat-tempat yang berair harus dikeringkan dahulu sebelum dilakukan pemadatan. Lumpur-lumpur
yang terjadi akibat genangan air harus dikeluarkan dan diganti dengan tanah/sirtu, bahan lain yang
disetujui Direksi/Pengawas.

6. PEMBUANGAN TANAH SISA GALIAN

Tanah sisa galian yang tidak terpakai harus diangkut dan dibuang terutama ditempat-tempat di sekitar
pekerjaan. Tanah ini harus diratakan balk-balk sehingga tidak mengganggu aliran air ataupun menimbulkan
gangguan lain di daerah sekitamya.

Spesifikasi Teknis Pembagunan Jaringan Perpipaan 6


7. PEKERJAAN AANSTAMPING

a. Aanstamping batu karang/kali dipasang pada bagian bawah pondasi, dengan ketebalan minimal 15 cm,
atau sesuai gambar kerja.
b. Anstamping dipasang/disusun dengan rapi sehingga tidak terdapat rongga diantaranya.
c. Celah antara batu disi dengan pasir untuk menutupi bagaian yang beronga tersebut.

8. PEKERJAAN PASANGAN

Yang termasuk Pekerjaan Pasangan adalah :


a. Pondasi menerus
b. Pondasi penahan tanah
Pondasi Mengunakan Pasangan Batu Karang/Kali Campuran 1 Pc : 5 Psr, Pekerjaan Pondasi bangunan
gedung.

Persyaratan Pekerjaan Pondasi dan Pondasi Penahan Tanah


a. Pekerjaan pondasi boleh dikerjakan setelah medapat persetujuan oleh pengawas.
b. Pondasi boleh dikerjakan setelah lubang galian pondasi kering, atau babas air genangan bila ada hujan
atau rembesan air.
c. Semua pondasi bangunan gedung dibuat dengan adukan 1 PC : 5 Psr.

9. PEKERJAAN BETON

a. U m um
1. Pekerjaan beton harus dilaksanakan sesuai persyaratan-persyaratan yang tercantum dalam Peraturan
Baton Indonesia ( P.B.I.) dan Standar Nasional Indonesia (SNI). Penyedia Barang/Jasa harus
melaksanakan pekerjaannya dengan ketetapan dan ketelitian yang tinggi menurut spesifikasi, gambar-
gambar kerja dan instruksi-instruksi Direksi/Pegawas Lapangan.
2. Direksi/Pengawas berhak untuk memberikan/mengawasi setiap pekerjaan yang dilakukan oleh Penyedia
Barang/Jasa. Pengawasan Direksi/Pengawas membebaskan Penyedia Barang/Jasa dari tanggung
jawabnya atas kemungkinan terjadi kesalahan-kesalahan / penyimpangan dalam pelaksanaan.
3. Semua pekerjaan yang tidak baik atau tidak memenuhi spesifikasi ini harus dibongkar dan dig
anti/diperbaiki atas biaya Kontraktor.
4. Semua material harus mempunyai kualitas yang baik dan memenuhi syarat-syarat P.B.I 1971.

b. Material
1. Semen
· Bahan yang digunakan adalah jenis Portland cement yang harus memenuhi syaratsysrat yang
ditentukan dalam NI — 8, 1972. Semen harus diperoleh dari satu pabrik yang telah disetujui
Direksi/Pengawas dan dikirimkan ketempat pekerjaan dengan kantong tersegel dan utuh. Bila
karena sesuatu hal terpaksa harus menggunakan semen dari pabrik lain harus mendapat
persetujuan lebih dahulu dari Direksi/Pengawas.
· Bila Direksi/Pengawas mengganggap perlu, Kontraktor harus mengirimkam surat pemyataan dari
pabrik yang menyatakan type, kwalitas dari semen beserta manufacturers test certificate yang

Spesifikasi Teknis Pembagunan Jaringan Perpipaan 7


menyatakan memenuhi semua syarat yang ditentukan dalam NI — 8. Semen yang menggumpal,
sweeping atau kantongnya robek/rusak ditolak untuk digunakan.
· Gudang tempat penimbunan semen harus cukup balk, tidak bocor dan tidak Iuas sehingga
penimbunan semen dapat diatur dengan baik. Semen didalam kantong tidak boleh disusun Lebih
dari 2 meter tingginya, dan bagian bawah barada minimum 30 cm di atas lantai. Penempatan harus
sedemikain rupa sehingga semen lama dapat digunakan terlebih dahulu.
2. Agregat.
· Agregat yang digunakan harus memenuhi syarat-syarat percobaan yang tercantum dalam P.B.I. —
1971.
· Agregat harus memenuhi pasir alam yang bersih, bebas dari lumpur, jasad organik, garam, alkoli
dan butir-butir yang lunak. Disamping itu pasir harus tajam/kasar, keras dan tidak mengandung
bahan-bahan yang merugikan beton sampai batas maximum 5 % berat. Kadar Iumpur dari pasir
tidak boleh melebihi 4 % (terhadap berat kering) dan jika melebihi agregat harus dicuci terlebih
dahulu sebelum digunakan.
· Agregat kasar dapat berupa kerikil alam atau crushed stones yang mempunyai gradasi yang balk,
keras, padat tidak berpori dan bersifat kekal, tidak pecah/hancur karena pengaruh cuaca. Kadar
lumpur dalam agregat kasar tidak boleh dari 1 % dan jika lebih, agregat harus dicuci terlebih
dahulu sebelum digunakan. Dimensi maksimum dari agregat kasar tidak Iebih dari 2,5 cm, dan
tidak Iebih dari bagian konstruksi yang bersangkutan.
· Sebelum pengecoran dimulai sample yang telah diambil dengan ukuran tertentu, type tertentu,
ditest sesuai dengan percobaan yang tercantum dalam P.B.I. 1971. Dari hasil-hasil ini Pemborong
mengambil contoh-contoh yang representatif untuk diambil grading analysisnya. Bila agregat yang
disetujui oleh Direksi/Pengawas telah terpilih, pemborong harus menjaga agar semua pengiriman
material selanjutnya mempunyai kualitas dan grading yang sama selama pekerjaan.
· Percobaan-percobaan selanjutnya untuk menentukan kebersihan dan grading dari material-material
harus dibuat paling sedikit satu percobaan untuk setiap pengiriman dengan jumlah yang ditentukan
dalam syarat – syarat yang ada.
· Agregat halus dan kasar diangkut dan disimpan terpisah, dan harus dicegah terjadinya degradasi
dari berbagai ukuran partikel. Stock pies harus dibentuk di etas platfom dari beton dan atau kayu
keras yang disetujui. Agregat harus dijaga kebersihannya dan bebas dari material-material lain.
Tempat yang cukup harus disediakan untuk menjamin tersedianya kedua macam agregat tersebut
selama pekerjaan berlangsung.
3. Air
Air untuk pembuatan dan perawatan beton tidak boleh mengandung minyak, asam, alkali, garam,
bahan-bahan organis dan bahan-bahan lain yang dapat merusak beton atau baja tulangan. Dalam hal ini
sebalknya dipakai air bersih yang dapat diminum.
4. Bahan Pencampur / Admixture
· Penggunaan admixture pada campuran beton tidak diizinkan kecuali dengan persetujuan tertulis
dari Direksi/Pengawas.
· Untuk itu pemborong harus telah membuat percobaan-percobaan perbandingan berat dan WC ratio
dengan penambahan admixture tersebut. Hasil dari Cruishing test kubus-kubus berumur 7, 14 dan
28 hari (dari laboratorium yang berwenang) haws dilaporkan kepada Direksi/Pengawas untuk
dapat disetujui.

Spesifikasi Teknis Pembagunan Jaringan Perpipaan 8


5. Mutu Beton
· Mutu beton adalah fc’ 7.4 MPa untuk Lantai Kerja
· Mutu beton fc’ 14.5 MPa untuk Beton Pekerjaan Bak
· Mutu Beton fc’ 22.7 MPa untuk Dinding Penahan Bendung
· Mutu baja tulangan yang digunakan adalah U-24 untuk BJTP 8 mm, BJTP 10 mm dan BJTP 12
mm
· Mutu baja tulangan yang digunakan adalah U-32 untuk BJTP 16 mm
6. Rancangan Campuran Beton
· Beberapa minggu sebelum pekerjaan pengecoran baton dimulai, Pemborong harus membuat
design procedur dan preliminary test atas biaya sendiri untuk mendapatkan mutu seperti yang
disyaratkan. Campuran harus menggunakan perbandingan berat antara semen, pasir, kerikil dan
air.
· Perencanaan campuran hendaknya mengikuti persyaratan PBI.
· Bilamana karena sesuatu hal sumber atau kwalitas dari semen dan / atau agregat diganti, maka
harus dicari lagi campuran yang baru, sehingga tetap memenuhi syarat, sesuai ayat 2 diatas.
· Jumlah semen dalam 1 m3 beton sesuai dengan hasil test mutu (hasil test harus dilakukan
dilaboratorium yang disetujui oleh Direksi).
· Setelah dilakukan pengecoran, beton akan dilakukan pengujian kuat tekan minimal menggunakan
Uji Kubus, Uji Silinder ataupun Test Hammar
7. Baja Tulangan
· Baja tulangan harus bebas dari debu, karat, minyak, gemuk, serpihan-serpihan kayu dan kotoran lain
yang dapat mengurangi pelekatannya dengan baton. Bila dianggap periu oleh Direksi/Pengawas
tulangan harus disikat atau dibersihkan dengan care lain sebelum dipergunakan. Pengecoran tidak
boleh dilaksanakan sebelum penulangan diperiksa dan disetujui oleh Direks/Pengawas. Bilamana
terjadi kelambatan / penundaan dalam pengecoran maka pembesian dibersihkan / diperbaiki lagi.
· Baja tulangan (besi beton) harus dipasang sedemikian nipa sehingga selama beriangsung tidak akan
berubah tempat (bergeser). Semua persyaratan seperti yang tercantum dalam PBI Bab 5 harus
dipenuhi. Pengikat penulangan dilakukan dengan kawat ikat yang berkwalitas besi lunak dengan
ukuran diameter lebih kurang 1 mm. Tulangan harus betul-betul babas dari acuan dan / atau lantai
kerja dengan care menempatkan ganjal-ganjal baton (Precast mortar spacing blok) dan mengikatkan
pada tulangan baja. Sengkang (beugel) harus diikat pada tulangan utama, sedang jarak antara harus
sesuai dengan gambar.
· Sambungan batang tulangan dengan pengelasan tidak diizinkan. Sambungansambungan tulangan
harus mengikuti syarat-syarat yang terdapat dalam PBI, SKSNI - 93 dan ketentuan-ketentuan dalam
gambar.
· Mutu dari baja tulangan harus mengikuti syarat-syarat dari PBI bab 3.7. Jenis besi U-24 ini
mempunyai tegangan leleh karakteristik 2400 kg/cm2 dan pada percobaan lengkung 188 derajat
tidak memperlihatkan tanda-tanda getas atau kelemahan lainnya. Untuk mendapatkan jaminan akan
kwalitas besi yang dipergunakan, maka disamping adanya certificate dari supplier juga harus
dimintakan certificate dari Laboratorium baik pada saat pemesanan, maupun secara periodik
minimum 2 contoh.
· Percobaan stresstrain dan pelengkungan 1800 untuk stiap 20 ton besi dan setiap ukuran diameter
baja.

Spesifikasi Teknis Pembagunan Jaringan Perpipaan 9


· Semua tulangan harus dibengkokkan dengan bentuk dan ukuran seperti tercantum dalam gambar
serta mengikuti syarat-syasat dalam P.B.I dan diletakkan sesuai dengan gambar dan dengan
memperhatikan selimut baton yang tetap. Tulangan tidak boleh dibengkokkan atau diluruskan
dengan cara yang dapat mengakibatkan kerusakan material.
· Kontraktor harus mengusahakan agar ukuran besi yang dipasang adalah sesuai dengan gambar.
Dalam hal terdapat kesulitan untuk mendapatkan besi dengan ukuran yang ditentukan dalam gambar
maka dapat dilakukan penukaran ukuran diameter besi yang terdekat atau dengan kombinasi, dengan
catatan :
a). Besi pengganti bermutu sama
b). Jumlah besi persatuan panjang atau jumlah besi ditempat tersebut tidak boleh kurang dari yang
tertera dalam gambar, dalam hal ini yang dimaksudkan adalah jumlah luas penarnpang.
c). Panjang overlapping sambungan harus disesuaikan kembali berdasarkan diameter besi yang
dipilih.
d). Penggantian tersebut tidak boleh mengakibatkan overlapping sambungan yang dapat
menyulitkan pembetonan atau pencapaian vibrator.
8. A c u a n (Bekisting).
Bekisting-bekisting tidak boleh bocor dan cukup kaku untuk mencegah pergeseran atau perubahan
penyangga. Permukaan bekisting harus halus dan rata, tidak boleh melendut atau cekung. Sambungan
pada bekisting harus diusahakan agar lurus dan rata dalam arah horisontal dan vertical.
· Tiang-tiang penyangga yang vertikal untuk semua bekisting harus dibuat sebaik mungkin untuk
memberikan penunjang seperti yang dibutuhkan, tanpa adanya kerusakan, overstress dan pergeseran
tempat pada bagian kontruksi yang dibebani. Struktur tiang penyangga harus benar-benar kuat dan
kaku menunjang berat sendiri dari beban-beban yang berada di atasnya selama pelaksanaan.
· Sebelum dipergunakan kembali semua bekisting harus dibersihkan dahulu untuk menghindari
kemungkinan terjadinya keropos atau carat pada beton.
· Segera sebelum beton dicor, bagian dalam dari bekisting harus dibersihkan dari semua material lain
termasuk air.
· Setiap bagian dari bekisting harus diperiksa terlebuh dahulu oleh Direksi/Pengawas sebelum
pengecoran baton dilaksanakan.
· Sebelum pemasangan besi tulangan, bekisting untuk beton yang tidak diplester lagi (exposed
concrete) harus dilapisi dengan minyak yang tidak meninggalkan bekas pada baton. Sedangkan
bekisting untuk baton biasa harus dibasahi air dengan seksama segera sebelum beton dicor.
· Khusus untuk acuan kolom dan dinding baton atau balok-balok tinggi, pada tepi bawahnya harus
dibuatkan bukaan pada kedua sisi untuk mengeluarkan kotorankotoran yang mungkin terdapat pada
dasar kolom/dinding tersebut. Setelah kebersihannya diperiksa dan disetujui oleh Direksi/Pengawas,
bukaan ini boleh ditutup kembali.
· Bangunan tidak boleh mengaltlni perubahan bentuk, kerusakan atau pembebanan yang melebihi
beban rencana dengan adanya pembongkaran tiap bagian bekisting atau penyangga berada dipihak
Kontraktor.
· Waktu minimal dari saat sesuainya pengecoran beton sampai dengan pembongkaran bekisting dari
bagian-bagian struktur adalah sebagai beri-kut :
9. Pembuatan Beton dan Peralatannya.

Spesifikasi Teknis Pembagunan Jaringan Perpipaan 10


· Kontraktor bertanggung jawab sepenuhnya atas pembuatan campuran baton yang balk uniform dan
memenuhi syarat-syarat yang ditentukan. Untuk memenuhi syarat-syarat ini, Kontraktor harus
menyediakan dan menggunakan mesin pencampur beton (beton molen) yang baik, dan volumetric
sistem untuk mengukur air dengan tepat.
· Pengaturan untuk pengangkutan, penimbangan dan pencampuran dad material-material harus dengan
persetujuan Direksi/Pengawas. Pencampuran material-material harus dengan perbandingan berat.
· Sebelum mengaduk baton, bagian dalam gentong pengaduk harus bersih dari sisa beton dan kotoran-
kotoran lainnya. Pengadukan dilakukan terus menerus selama minimum 2,5 menit setelah semua
material, termasuk air, dimasukkan ke dalam gentong pengaduk. Mesin pengaduk harus berputar
pada kecepatan tetap yaitu : 70 putaran / menit. Mesin pengaduk tidak boleh diisi melebihi
kemampuannya. Seluruh aduakan harus dikeluarkan sebelum material untuk adukan berikutnya
dimasukkan.
· Pencampuran kembali beton yang sebagian sudah terjatuh/mengeras tidak diizinkan, demikian juga
penambahan air pada adukan beton yang sudah jadi dengan tujuan untuk memudahkan pekerjaan
tidak diperkenankan sama sekali.
· Pengadukan dengan tangan hanya diperkenankan pada keadaan darurat dan segera dilaporkan pada
Direksi/Pengawas untuk diketahui dan mendapatkan persetujuannya. Pengadukan dengan tangan
terbatas sampai 0,2 m3 dan dikerjakan pada tempat pengadukan yang betul-betul rapat air.
10. Pengangkutan dan Pengecoran Beton
o Pengecoran beton tidak boleh dimulai sebelum Direksi / Pengawas Lapangan memeriksa dan
menyetujui bekisting (Form Work), tulangan, angker – angker dan lain – lain, dimana beton
akan dicor. Tempat dimana beton akan dituang harus bebas dari segala macam kotoran,
serpihan – serpihan kayu dan genangan air.
o Isi dari mixer yang dikeluarkan pada satu operasi yang continuous harus diangkut tanpa
menimbulkan degradasi. Beton harus diangkut dengan alat pengangkut yang bersih dan kedap
air dan cara pengangkutannya tersebut telah mendapatkan persetujuan Direksi/ Pengawas
Lapangan.
o Alat – alat dan tempat yang digunakan untuk pengangkutan beton harus dibersihkan dan dicuci
bila pekerjaan berhenti lebih lama dari 30 menit dan pada akhir pekerjaan.
o Semua campuran beton ditempat pekerjaan harus sudah dicor dan dipadatkan pada tempatnya
dalam waktu 40 menit setelah penuangan air kedalam mixer.
o Beton pada umumya tidak boleh dijatuhkan bebas/dituangkan dari ketinggian lebih besar dari
1,5 m. Pengecoran harus dilaksanakan dengan menghindari timbulnya degradasi. Beton harus
diletakkan dalam lapisan tidak boleh lebih dari 60 cm tebalnya dan dipadatkan sesuai dengan
ketentuan dibawah. Pengecoran dari satu / bagian dari pekerjaan harus dilaksanakan dengan
satu operasi yang continous atau sampai Construction Joint tercapai.
o Beton, acuan dan penulangannya tidak boleh diganggu selama lebih kurang 24 jam setelah
pengecoran kecuali dengan izin Direksi / Pengawas Lapangan. Semua pengecoran harus
dilaksanakan siang hari kecuali dengan izin dari Direksi / Pengawas Lapangan. Izin ini tidak
diberikan bila sistem lampu kerja yang digunakan pemborong belum disetujui Direksi /
Pengawas Lapangan.
o Siar pelaksanaan harus ditempatkan sedemikian rupa sehingga tidak banyak mengurangi
kekuatan konstruksi. Bila siar–siar pelaksanaan tidak ditunjukkan dalam gambar–gambar

Spesifikasi Teknis Pembagunan Jaringan Perpipaan 11


rencana maka tempat–tempatnya harus disetujui Direksi / Pengawas Lapangan. Penyimpanan
tempat siar dari pada yang dinyatakan dalam gambar harus disetujui Direksi / Pengawas
Lapangan.
11. Pemadatan Beton
o Beton harus dipadatkan keseluruhannya dengan mechanical vibrator yang dikerjakan oleh
orang–orang yang berpengalaman. Pekerjaan beton yang telah selesai harus bebas dari lubang –
lubang dan keropos – keropos (honey combing).
o Vibrator yang dipakai harus dari type rotary out of balance dengan frekuensi tidak kurang dari
6000 cycless / menit. Harus dihindarkan penggetaran yang berlebihan (Over Vibration).
Penggetaran tidak boleh dikenakan pada tulangan – tulangan, terutama tulangan yang telah
masuk pada beton yang telah mulai mengeras.
o Kontraktor harus menyediakan paling sedikit satu vibrator cadangan untuk mengganti yang
rusak pada waktu sedang dipakai.
12. Perlindungan Terhadap Cuaca
o Pada waktu panas bagian yang telah selesai dicor harus dilindungi dengan penutup – penutup
yang basah dan berwarna muda atau dengan memercik air.
o Tidak diperkenankan mengecor selama turun hujan lebat, dan beton yang baru dicor harus
dilindungi dari curahan hujan.
o Sebelum pengecoran berikutnya dikerjakan maka seluruh beton yang terkena hujan harus
diperiksa, diperbaiki dan dibersihkan dahulu dari beton yang tercampur / terkikis air hujan.
Pengecoran selanjutnya harus mendapat izin Direksi / Pengawas Lapangan terlebih dahulu.
13. Perawatan
o Perawatan pendahuluan dari bidang permukaan beton yang kelihatan harus segera dilakukan
setelah bidang permukaan beton tersebut cukup keras untuk menghindari kerusakan –
kerusakan dan dilanjutkan terus menerus tidak kurang dari 12 jam. Bidang permukaan beton
harus terus menerus dibuat basah dengan cara menggenangi (ponding), atau bila tidak mugkin
dapat menggunakan goni – goni basah untuk menutupnya.
o Perawatan harus terus menerus dilakukan sampai sekurang–kurangnya 7 hari atau menurut
petunjuk Direksi / Pengawas Lapangan.
o Bidang–bidang cetakan harus selalu dibasahi selama perawatan. Bila cetakan dibuka dalam
masa perawatan maka bidang perawatan beton yang kelihatan harus dirawat dengan cara
seperti diatas.
14. Penyelesaian Bidang–bidang Beton
o Bidang–bidang permukaan beton yang tidak terlihat setelah pekerjaan selesai, tidak perlu
diplester. Hanya bagian – bagian yang kurang sempurna / keropos dan lubang – lubang yang
harus ditambal dengan campuran speci yang sama segera setelah acuan dibongkar. Sebelumnya
bagian – bagian yang lepas harus disingkirkan, dibersihkan dan disiram dengan air semen
kental sebelum penambalan dimulai.
o Semua bidang permukaan beton yang kelihatan harus diplester dengan campuran speci yang
sama. Bidang – bidang yang akan diplester harus dibuat kasar terlebih dahulu, dibersihkan dari
sisa – sisa kayu, cetakan dan bagian – bagian yang lepas dibuang. Sebelum diplester, bidang –
bidang tersebut disiram dengan air semen kental dahulu.

Spesifikasi Teknis Pembagunan Jaringan Perpipaan 12


o Meskipun dalam spesifiksi / gambar tidak ditentukan bahwa suatu bidang beton harus diplester,
tetapi bila ternyata hasil pekerjaan pemborong kurang memuaskan Direksi / Pengawas
Lapangan maka bidang tersebut harus diplester sesuai dengan ketentuan diatas dan semua
biaya tambahan yang diakibatkannya menjadi tanggungan pemborong. Semua balok dan plat
cantilever 0,4 % dari bentang, dihitung dari ujung bebas.
15. Pekerjaan Pipa yang tertanam di dalam Beton/Pasangan
Semua bagian pipa yang tertanam dalam beton / pasangan yang rapat air harus dilengkapi dengan
flens sehingga tidak akan menimbulkan kebocoran setelah pipa tersebut terpasang. Cara – cara
pemasangan bagian pipa yang tertanam untuk jenis Galvanized Iron pipe dan Ductile Iron pipe
adalah dengan flensring yang dilas.

16. Test Hidrolis Untuk Beton


Bangunan reservoir dan struktur beton lainnya yang digunakan untuk menahan air, harus ditest
keadaan rapat airnya dengan cara :
 Semua outlet dari bangunan ditutup dan bangunan tadi diisi air jernih dan bersih hingga ke
permukaan outflow (peluap). Ketinggian permukaan air harus segera dicatat sesudah diisi dan
sesudah 48 jam.
 Setelah 48 jam berkurangnya volume akibat turunnya muka air tidak boleh lebih dari 0,5 %
volume reservoir. Bilamana melebihi dari batas persen yang diisyaratkan atau kebocoran
tampak dari luar, maka pemborong wajib menanggung semua biaya perbaikannya untuk
meyakinkan bahwa rapat air dari bangunan tadi sudah selesai dengan yang diinginkan Direksi /
Pengawas Lapangan.
17. Penolakan Pekerjaan Beton
· Direksi/Koordinator Daeah berhak menolak pekerjaan beton yang tidak memenuhi syarat. Kontraktor
harus mengganti/memperbaiki/membongkar pekerjaan beton yang tidak memenuhi syarat atas biaya
sendiri, sesuai dengan instruksi yang diberikan oleh Direksi/Koodinator Daerah.

10. PEKERJAAN PASANGAN DAN PLESTERAN


1. Material
a. Semen Portland
Semua semen yang dipakai disini adalah dari jenis dan kwalitet seperti yang dipakai pada
pekerjaan beton dan secara umum harus mengikuti syarat – syarat yang terdapat dalam
Peraturan Semen Portland Indonesia NI – 8.
b. Pasir
Pasir untuk adukan pasangan harus memenuhi syarat–syarat sebagai berikut :
 Butir – butir pasir harus tajam dan keras, tidak dapat dihancurkan dengan tangan.
 Kadar lumpur tidak boleh lebih dari 5 % dan pasir harus bebas dari segala macam bahan
kimia, sesuai NI – 3 pasal 14 ayat 2. Bila pasir yang digunakan tidak memenuhi syarat
tersebut diatas Direksi / Pengawas Lapangan dapat memerintahkan untuk mencucinya dan
hasilnya harus mendapat persetujuan dari Direksi / Pengawas Lapangan dahulu sebelum
digunakan.
 Pasir laut untuk adukan tidak diperkenankan sama sekali untuk dipakai.
 Khusus untuk plesteran, harus digunakan pasir yang lebih halus.
c. Batu alam

Spesifikasi Teknis Pembagunan Jaringan Perpipaan 13


Untuk pemasangan batu dapat dipakai batu bulat (dari gunung), batu belah atau batu karang
asalkan batu – batu tersebut memenuhi syarat – syarat sebagai berikut :
 Harus cukup keras, bersih dan sesuai besar bentuknya.
 Tidak boleh memperlihatkan tanda – tanda lapuk.
 Batu karang harus sebagian besar berwarna putih atau kuning muda dan tidak hitam, biru
atau kecoklat – coklatan tanpa garis – garis kelapukan, mempunyai keteguhan yang tinggi
serta bidang patahnya harus mempunyai kepadatan dan warna putih yang merata.
d. Bata Merah
 Bata merah yang dipakai harus terbuat dari tanah liat melalui proses pembakaran.
 Ukuran nominalnya adalah 6 cm x 12 cm x 24 cm dan ukuran diusahakan tidak jauh
menyimpang
 Bata merah yang dipakai harus bata berkwalitas No. 1 dan telah mendapat persetujuan
Direksi / Pengawas Lapangan. Warna harus merah tua, merata tanpa cacat atau
mengandung kotoran.
e. Air
Air yang digunakan untuk membuat adukan adalah sama dengan yang diisyaratkan untuk
pekerjaan beton.
2. Adukan
o Jenis adukan yang dipakai dalam pekerjaan ini adalah sebagai berikut :
 Untuk pasangan batu kali 1 PC : 4 Psr
 Untuk pasangan trasram 1 PC : 3 Psr
 Untuk pasangan dinding bata 1 PC : 4 Psr
o Adukan harus dibuat secara hati – hati di dalam bak kayu yang besarnya memenuhi syarat.
Semen dan pasir harus dicampur dulu dalam keadaan kering kemudian diberi air sesuai dengan
persyaratan sampai didapat campuran yang plastis
o Adukan yang sudah mengering tidak boleh dicampur dengan adukan yang baru
3. Macam–Macam Pasangan
a. Pasangan Bata Merah
 Semua pasangan dinding yang diletakkan diatas sloff beton/pondasi, harus menggunakan
adukan trasram sampai setinggi 15 – 20 cm dari lantai. Selebihnya dengan adukan biasa.
Untuk pasangan dinding kamar mandi, toilet, tempat cuci dan sebagainya juga dipakai
adukan trasram sampai setinggi 1,50 m diatas bidang lantai, selebihnya dipakai adukan
biasa.
 Penembokan harus dilaksanakan sesuai dengan gambar rencana.
 Didalam satu hari pasangan bata tidak boleh lebih tinggi dari satu meter dan
pengakhirannya harus dibuat bertangga menurun untuk menghindari retaknya dinding
kemudian hari.
 Pada pasangan setengah bata, satu sama lain harus terdapat ikatan yang sempurna.
 Untuk dinding setengah batu pada tiap – tiap pertemuan tegak lurus harus diperkuat
dengan kolom praktis. Demikian juga untuk setiap luas dinding maximum 12 m2 harus
diberi penguat kolom / balok praktis. Semua pertemuan tegak lurus harus benar–benar
bersudut 90o.
 Sebelum mulai pemasangan, batu bata harus direndam dulu dalam air selama setengah jam
dan permukaan yang dipasang pun harus bersih juga.

Spesifikasi Teknis Pembagunan Jaringan Perpipaan 14


 Tebal siur bata tidak boleh kurang dari 1 cm (10 mm).
 Sebagai persiapan plesteran, air harus dikerok sedalam 1 cm agar plesteran yang akan
dipasang terikat baik.
 Semua raga kayu / kusen harus dipasang terlebih dahulu agar dapat melanjutkan pekerjaan
pasangan.
 Dimana diperlukan pasangan pipa atau alat – alat lain yang tertanam dalam dinding, maka
harus dibuat pahatan – pahatan (bobokan) secukupnya pada pasangan dinding sebelum
diplester. Pahatan tersebut setelah pipa / alat – alat terpasang harus ditutup dengan adukan
plesteran yang dilaksanakan bersama – sama dengan plesteran seluruh dinding. Bila
permukaan pipa / peralatan lain yang ditanam tersebut licin (misalnya pipa PVC) maka
pipa tersebut harus diselubungi terlebih dahulu dengan kawat ayam dengan maksud agar
plesteran dapat melekat dengan baik.
b. Pasangan Batu
Pasangan batu harus menurut ukuran – ukuran dalam gambar rencana, dikerjakan dengan rapi
dan baik. Pondasi batu kali harus dipasang di atas lantai kerja. Adukan yang dipakai adalah
adukan dengan campuran 1 PC : 4 pasir.
4. Pekerjaan Plesteran
a. Adukan untuk plesteran
 Plesteran trasram dengan campuran 1 PC : 3 Psr
 Plesteran biasa dengan campuran 1 PC : 4 Psr
 Plesteran beton dengan campuran 1 PC : 2 Psr
 Plesteran sudut dengan campuran 1 PC : 3 Psr
Digunakan untuk pengakhiran sudut dari bidang – bidang plesteran.
b. Persiapan Dinding/Pasangan yang akan diplester
 Semua siar dipermukaan dinding / pasangan hendaknya dikerok sedalam 1 cm agar bahan
plesteran dapat lebih melekat.
 Semua permukaan yang diplester harus dibersihkan dan disiram air sebelum bahan
plesteran ditempelkan.
 Semua bidang plesteran harus dipelihara kelembabannya selama seminggu sejak
penempelan plesteran.
c. Pelaksanaan Pekerjaan Plesteran
 Semua bahan plesteran harus diaduk dengan mesin atau dengan tangan sesuai persyaratan
Direksi / Pengawas Lapangan.
 Kontraktor harus membuat contoh – contoh bidang plesteran dari setiap macam pekerjaan
plesteran sesuai dengan yang diminta untuk mendapatkan persetujuan Direksi / Pengawas
Lapangan dan untuk seterusnya semua pekerjaan plesteran harus sama dengan contoh.
Untuk dapat mencapai tebal plesteran yang rata, sebaiknya diadakan pemeriksaan secara
silang.
 Bidang beton yang akan diplester harus dipahat dulu permukaannya agar plesteran dapat
lebih melekat.
 Semua sudut horisontal luar maupun dalam serta garis tegaknya dalam pekerjaan plesteran
harus dilaksanakan secara sempurna, tegak dan siku. Sudut luar hendaknya dibuat tumpul.
 Bilamana terdapat bidang pleteran yang berombak (tidak rata), maka bidang tersebut harus
diperbaiki. Plesteran dari bidang yang diperbaiki harus rata dengan bidang disekitarnya.

Spesifikasi Teknis Pembagunan Jaringan Perpipaan 15


11. PEKERJAAN BAJA BANGUNAN
1. Pabrikasi
Kontraktor pabrikasi harus menyediakan atas biaya sendiri semua peralatan yang diperlukan dalam
hubungannya dengan pemeriksaan pekerjaan.
 Semua batang dan plat harus diperiksa kerataan / kerusakannya sebelum dimulai pekerjaan
lain.
 Hasil pemotongan harus lurus, tepat dan rata.
 Semua lubang harus dibor untuk seluruh tebal dan material. Bila memungkinkan maka semua
plat, potongan – potongan dan sebagainya harus dijepit bersama – sama untuk sekaligus dibor
menembus seluruh tebalnya.
 Sebelum diangkat, pekerjaan baja harus dipasang sementara (montase percobaan) dibengkel
untuk diperiksa Direksi / Pengawas Lapangan. Montase percobaan tidak bolehdilepas dulu
sebelum mendapat persetujuan tertulis dari Direksi / Pengawas Lapangan.
 Sebelum montase percobaan dilepas, setiap bagian harus diberi tanda yang jelas (dengan
pahatan dan cat). Kontraktor harus memberikan gambar rencana yang menyatakan dengan jelas
tanda – tanda itu.
 Sebagai kelanjutan montase pekerjaan, maka seluruh permukaan baja harus dibersihkan
sehingga menjadi logam yang bersih dengan menggunakan penyemprot pasir (send blasting)
atau cara lain yang disetujui. Setelah itu diberikan cat dasar dengan satu lapisan menie.

12. PEKERJAAN CAT


i. Umum
 Semua bahan cat adalah dari kwalitas yang terbaik dan yang telah disetujui oleh Direksi /
Pengawas Lapangan. Plamur yang dipakai harus dari merk yang sama dengan catnya, dan
pemakaiannya harus menuruti peraturan dari pabrik pembuat.
 Kontrator harus membuat percobaan pengecatan pada bidang – bidang contoh yang ditentukan
oelh Direksi / Pengawas Lapangan, selambat–lambatnya 1 (satu) minggu sebelum pekerjaan
cat dimulai.
 Semua permukaan yang akan dicat harus betul – betul dalam keadaan kering, rata, licin dan
bersih. Demikian pula sekitarnya harus bebas dari debu dan kotoran – kotoran lain.
ii. Pekerjaan Cat Syntetis
 Kecuali disebutkan lain, maka semua dinding tembok dicat dengan cat emulsi yang bermutu
baik, tidak luntur dan tidak lepas oleh pengaruh cuaca serta air, demikian pula bahan
plamurnya. Pekerjaan cat emulsi juga dilaksanakan pada langit – langit yang terbuat dari
triplex, serta plat beton yang berfungsi sebagai langit – langit.
 Pengecatan distandarkan/ di lapisi dua kali pengecatan
 Pengecatan dilakukan minimum tiga kali dengan selang waktu seperti yang diisyaratkan
produsennya. Hasil akhir yang diminta adalah bidag licin dan rata.

iii. Pekerjaan Cat pada logam / Besi

Spesifikasi Teknis Pembagunan Jaringan Perpipaan 16


 Bagian–bagian pipa / ogam / besi yang tidak diperkenankan di menie adalah logam / besi yang
tertanam dalam tembok atau beton. Bagian – bagian tersebut cukup dibersihkan sebelum
dipasang.
 Bagian – bagian yang harus dicat adalah semua bagian pipa/logam besi yang nampak,
sedangkan bagian yang tidak nampak tetapi terbenam dalam tembok atau beton harus dimenie.
Bagian – bagian yang sulit dicapai harus dicat / di menie sebelum pemasangan.
 Detail pelaksanaan pengecatan untuk logam dan besi dijelaskan pada bagian pekerjaan baja
dalam spesifikasi ini.

D. PERSYARATAN TEKNIS PEKERJAAN PERPIPAAN

1. PENGERTIAN

Yang dimaksud dengan :

1. Pipa Transmisi : adalah ruas pipa pembawa air dari sumber air sampai reservoir / bak
penampung.
2. Pipa Distribusi : adalah ruas pipa pembawa air dari reservoir / bak penampung air
sampai jaringan pipa pelayanan.
3. Pipa Eksisting : adalah pipa yang telah terpasang dan telah digunakan.
4. Pipa Baja (Steel) : adalah pipa yang terbuat dari bahan baja.
5. Pipa HDPE : adalah pipa yang terbuat dari bahan High Density Poly Ethilen.
6. Pipa DCIP : adalah pipa yang terbuat dari ductile cast iron.
7. Pipa GIP/GSP : adalah pipa yang terbuat dari bahan besi / baja yang dilapisi /
digalvanis.
8. Pengangkatan : adalah pekerjaan pemindahan pipa dari lokasi penumpukkan
kedalam kendaraan pengangkut kelokasi pemasangan pipa.
9. Defleksi : adalah besar sudut pembelokkan yang diijinkan pada pipa.
10. Samb. Push–On : adalah proses penyambungan pipa pada pipa dengan tekanan air
yang tinggi.
11. Samb. Mechanical Joint : adalah proses penyambungan pipa pada pipa yang tidak mendapatkan
tekanan air tinggi.
12. Pengelasan : adalah merupakan proses penyambungan pipa dan atau accessories
dengan dilakukan pemanasan dan penambahan bahan penyambung.
13. Sambungan Flexible : adalah sambungan yang tidak statis.
14. Testing Pekerjaan Pipa : adalah uji coba yang dilakukan pada pipa setelah terpasang.

Spesifikasi Teknis Pembagunan Jaringan Perpipaan 17


15. Test Radiographic : adalah test yang dilakukan terhadap pipa yang…
16. Pekerjaan Galian : adalah pekerjaan yang meliputi semua pemindahan bahan – bahan
dari dalam tanah, apapun yang dijumpai termasuk rintangan alam
yang terdapat dalam pelaksanaan dan penyelesaian pekerjaan
tersebut.
17. Pekerjaan Perbaikan : adalah pekerjaan perbaikan kembali sarana yang dirusak ketika
dilakukan pekerjaan galian menjadi keadaan semula.
18. Pekerjaan Penggelontoran : adalah pekerjaan pembersihan pipa yang telah dipasang.
19. Pekerjaan Pengurugan : adalah pekerjaan perbaikan lapisan tanah galian dan dipadatkan
setelah selesai pekerjaan pemasangan pipa.
20. Beton : adalah bahan yang diperoleh dengan mencampur pasir, kerikil, air
dan semen portland atau bahan penguat hidrolis lain yang sejenis,
dengan atau tanpa bahan tambahan lainnya.
21. Bahan Tambahan : adalah bahan lain yang ditambahkan kedalam pembuatan beton,
selain semen, pasir, kerikil dan air yang tidak memberi pengaruh
yang kurang baik pada beton.
22. Pengujian Beton : adalah proses yang dilakukan terhadap beton untuk mengetahui
kekuatan karakteristik beton, kadar air yang dimiliki.
23. Bekisting : adalah cetakan beton.
24. Lantai Kerja : adalah lantai yang terbuat dari beton dan terletak paling bawah dari
lapisan struktur pondasi.
25. Bahan Pilihan : adalah merupakan tanah asli hasil penggalian yang tidak
mengandung batuan atau bahan padat lain yang berukuran lebih
besar dari 5mm, mempunyai gradasi yang baik dan tidak
mengandung bahan organik seperti rumput, akar tanaman atau
bagian tumbuh – tumbuhan lainnya yang bersifat mengembang.
26. BAK IPA : adalah bak Beton yang didesain khusus untuk mengolah air menjadi
air bersih dengan system filtrasi pasir lambat
27. Reservoir (Distribusi) : adalah bangunan penampung air bersih dari instalasi pengolahan air
atau mata air untuk kemudian didistribusikan kedaerah pelayanan
melalui jaringan perpipaan.
28. Muka Air Maksimum : adalah ketinggian muka air maksimum dalam reservoir/bak.
29. Muka Air Minimum : adalah ketinggian muka air minimum dalam reservoir / bak dimana
bagian air ini tidak boleh diganggu untuk mencegah agar endapan
pada dasar reservoir / bak tidak terbawa keluar.
30. Manhole (Lubang Inspeksi) : adalah lubang untuk keluar masuk inspector pada saat melakukan
pengoperasian, pemeriksaan atau perbaikan terhadap perlengkapan
didalam reservoir / bak.
31. Pipa Inlet : adalah pipa masuk dari jaringan kedalam reservoir / bak.
32. Pipa Outlet : adalah pipa keluaran untuk mengalirkan air dari reservoir / bak ke
sistem perpipaan.
33. Pipa By Pass : adalah pipa yang dipasang pada pipa inlet dan dihubungkan dengan
pipa outlet, dilengkapi dengan valve, sehingga dapat terjadi

Spesifikasi Teknis Pembagunan Jaringan Perpipaan 18


sambungan langsung dari sistem jaringan pipa masuk dan jaringan
pipa keluar.
34. Pipa Peluap : adalah pipa yang berfungsi untuk mengalirkan kelebihan air dalam
reservoir / bak.
35. Pipa Penguras : adalah pipa yang berfungsi untuk mengeluarkan air pencuci serta
lumpur–lumpur dan kotoran yang mengendap didasar reservoir /
bak.
36. Bak Penguras : adalah bak yang didalamnya dilengkapi dengan katub/valve untuk
mengeluarkan/ menguras kotoran yang ada didalam jaringan pipa.
37. Bak Air Valve : adalah bak yang didalamnya terdapat katub penguras / air valve
yang bertujuan untuk mengeluarkan udara yang terperangkap
didalam pipa.
38. Accessories Pipa : adalah perlengkapan / alat bantu yang bertujuan untuk agar
pengaliran air didalam pipa dapat berjalan lancar.
39. Jalan Aspal : adalah jalan yang lapisan atasnya aspal yang dipanaskan hingga
mencapai tempertur 150o – 170 o C.
40. Jalan Gravel : adalah jalan yang lapisan atasnya adalah kerikil yang dipadatkan.
41. Jalan Beton : adalah jalan yang lapisan permukaan jalannya terbuat dari beton.
42. Trotoar : adalah lokasi di sisi jalan raya yang diperuntukkan bagi pejalan
kaki.

2. PERSYARATAN TEKNIS MATERIAL

2.1.1 Umum

a. Pipa dan accessories yang dipasok merupakan produksi dalam negeri sesuai dengan standart
yang berlaku (SNI/SII/ASTM)
b. Barang yang dipasok (pipa) harus dilampirkan Sertifikat Jaminan Mutu / Garansi bermaterai
dari pabrik pembuat.
c. Harus disebutkan merk dan pabrik yang membuat dengan jelas pada setiap ujung pipa atau
body pipa yang dipasok.
d. Semua pipa dan peralatan yang dipasok harus dalam kondisi 100% (seratus persen) baru dan
tidak cacat.
e. Barang / Material yang dipasok (pipa dan accessories) harus ada penjelasan secara lengkap,
jenis, diameter, klas, tebal, kuat tekan dan lain–lain.
f. Material yang dipasok delengkapi dengan brosur – brosur dan cara – cara pemasangannya
yang lengkap.
g. Semua pipa dan peralatannya harus cocok untuk dipasang di daerah tropis.
h. Kontraktor harus menyediakan semua pipa dan perlengkapannya (Accessories) dalam jumlah
yang sesuai dengan Rencana Anggaran Biaya dan harus memenuhi persyaratan teknis yang
ditentukan dalam bestek ini, setiap perubahan jumlah maupun spesifikasi harus disetujui atau
atas permintaan dari pihak Proyek.
i. Semua barang akan diperiksa / ditest sesuai prosedur pihak pabrik dan diuji sesuai dengan
standart yang dipakai atas biaya rekanan, dan laporan pengujian / test disampaikan kepada
Pimpro.

Spesifikasi Teknis Pembagunan Jaringan Perpipaan 19


j. Inspeksi Pabrik
 Setelah sebagian / seluruh pipa diproduksi oleh pihak pabrik dan siap untuk dikirim ke
lokasi proyek, pihak rekanan segera menyampaikan pemberitahuan kepada Proyek untuk
pelaksanaan Pemeriksaan / Inspeksi Pabrik / Barang.
 Inspeksi pabrik dilakukan untuk mengadakan penilaian teknis produk pipa yang akan
dipasok dengan membandingkan spesifikasi yang tercantum dalam Surat Perjanjian
(Kontrak), hasil dari inspeksi pabrik dibuatkan Berita Acara dan merupakan dokumen yang
mengikat.
 Seluruh biaya yang timbul atas pelaksanaan Inspeksi pabrik ditanggung oleh pihak
rekanan.
2.1.2 A. Pipa GIP/GSP/ (Galvanized Iron Pipe/Galvanized Steel Pipe)

a. Pipa
 Pipa steel dibuat dipabrik dengan system ERW (Electric Resistance Welded), untuk
menghindari turbulensi dalam pengalirannya.
 Pipa GIP / GSP Dia. 13 mm – 150 mm harus sesuai dengan standar SIL 0151 – 81/SNI.
0039 – 87 atau BS 1387/67 atau standar lain yang ekuivalent sedangkan untuk pipa dengan
Dia. ∞ 200 mm menggunakan standar ASTM A.120 (penggunaan air minum) dan harus
memenuhi Standart Internasional ISO, serta lebih diutamakan pabrik yang memiliki ISO
9002.
 Bahan pipa GIP / GSP tidak boleh menyebabkan air yang mengalir menjadi beracun atau
merugikan / membahayakan kesehatan dan tahan terhadap bahan–bahan kimia seperti
larutan asam, alkali, garam dan lain–lain juga tahan terhadap panas matahari.
 Panjang Pipa normal adalah 6 meter / batang kecuali ditentukan lain.
 Lapisan (Coating) pada pipa dilakukan didalam dan diluar pipa dari bahan yang tidak
merugikan / membahayakan kesehatan (Galvanize) dan dapat mencegah terjadinya korosi
pada pipa.
 Kelas pipa GIP / GSP yang digunakan adalah medium class dengan Hidrostatic Test
Pressure 50 Kgf/cm2.
 Toleransi tebal untuk pipa GIP klas medium, untuk positif (tambah) tidak terbatas, untuk
negatif (kurang) sesuai dengan yang tertulis dalam brosur yang diajukan oleh rekanan.
 Pada setiap batang pipa harus terlihat jelas ukuran pipa, klas, panjang, standart SNI atau
ekuivalent pipa serta pabrik pembuatnya.
 Untuk barang yang dikirim dan memenuhi syarat, segera dibuat Berita Acara oleh pihak
Proyek (Panitia Penerima Barang) dengan disetujui Pimpro, sedangkan untuk barang yang
tidak memenuhi syarat dan dinyatakan ditolak harus diganti dengan barang yang baru dan
sesuai dengan standart yang ditentukan dalam kontrak.
Tabel 3.1
Standar Pipa GIP/GSP yang disyaratkan
Φ Pipa Tebal Berat Test
Standart Klas Pipa
Nominal Pipa Pipa Tekan
Inch mm mm Kg/m Kgf/cm2
SNI 0039–87
1/2 15 2,60 1,21 50 Pipa Medium
BS–1387/67
SNI 0039–87
3/4 20 2,60 1,56 50 Pipa Medium
BS–1387/67
1 25 3,20 2,41 50 SNI 0039–87 Pipa Medium

Spesifikasi Teknis Pembagunan Jaringan Perpipaan 20


BS–1387/67
SNI 0039–87
1 1/4 32 3.20 3.10 50 Pipa Medium
BS–1387/67
SNI 0039–87
1 1/2 40 3,20 3,57 50 Pipa Medium
BS–1387/67
SNI 0039–87
2 50 3,60 5,03 50 Pipa Medium
BS–1387/67
SNI 0039–87
2 1/2 65 3,60 6.42 50 Pipa Medium
BS–1387/67
SNI 0039–87
3 80 4,00 8,36 50 Pipa Medium
BS–1387/67
SNI 0039–87
4 100 4,50 12,20 50 Pipa Medium
BS–1387/67

Keterangan Tabel 3.1 :


 Standart Mutu dan Cara Uji Pipa Baja Lapis Seng diharuskan oleh Pabrik yang memiliki SNI
No. 07.0039.1987
 Galvanized Pipe (ASTM A. 120) : Zinc coating = 550 gr/m2 (77μm) minimum

b. Sambungan Pipa
 Sambungan – sambungan untuk pipa GIP / GSP dia. 0,5–6,0 inch menggunakan jenis
sambungan socket ulir dalam (threath) dan untuk pipa dengan diameter 8,0 inchs
menggunakan jenis sambungan dengan pengelasan (welded).

c. Fitting
 Fitting – fitting yang digunakan adalah baru dan harus sesuai dengan jenis pipa yang
diadakan tanpa harus dimodifikasi / diubah terlebih dahulu dan merupakan proses
fabrikasi / home Industri
 Fitting yang dibuat dari bahan ductile iron sesuai dengan standar ISO/DIS 2531 atau grey
iron sesuai dengan standar ISO/R 13 atau standar lain yang ekuivalent. Fitting – fitting ini
harus dilapisi diluar dan didalam untuk mencegah korosif dengan bitumen (Bituminous
Coating). Lapisan tersebut harus bebas dari bau, rasa dan tidak membahayakan kesehatan.
 Cara penyambungan antara accessories pipa dan pipa yang menggunakan flange
diharuskan mempunyai jumlah dan ukuran lubang yang sama erta terletak dalam satu
garis.

2.1.3 Pipa HDPE (High Density Polyethile)

a. Pipa
 Pipa HDPE dibuat dipabrik dengan system ERW (Electric Resistance Welded), untuk
menghindari turbulensi dalam pengalirannya.
 Pipa HDPE Dia. 20 mm – 90 mm harus sesuai dengan standar SNI.06-4829-2005 dan
memenuhi Standar ISO 4427
 Bahan pipa HDPE tidak boleh menyebabkan air yang mengalir menjadi beracun atau
merugikan / membahayakan kesehatan dan tahan terhadap bahan–bahan kimia seperti
larutan asam, alkali, garam dan lain–lain juga tahan terhadap panas matahari.
 Panjang Pipa normal adalah 100 meter / Rol kecuali ditentukan lain.
 Untuk barang yang dikirim dan memenuhi syarat, segera dibuat Berita Acara oleh pihak
Proyek (Panitia Penerima Barang) dengan disetujui Pimpro, sedangkan untuk barang yang

Spesifikasi Teknis Pembagunan Jaringan Perpipaan 21


tidak memenuhi syarat dan dinyatakan ditolak harus diganti dengan barang yang baru dan
sesuai dengan standart yang ditentukan dalam kontrak.

Tabel 3.1
Standar Pipa HDPE yang di syaratkan

S e ri S -5
S DR S DR 11
P E.100 P N. 16
OD (mm) ND (Inchi) Te ba l (mm) Me rk Ke t.
20 1/2 " 1.90 mm Wa vin Blue Grid
25 3/4 " 2.30 mm Wa vin Blue Grid
32 1" 2.90 mm Wa vin Blue Grid
40 1 1/4 " 3.70 mm Wa vin Blue Grid
50 1 1/2 " 4.60 mm Wa vin Blue Grid
63 2" 5.80 mm Wa vin Blue Grid
75 2 1/2 " 6.80 mm Wa vin Blue Grid
90 3" 8.20 mm Wa vin Blue Grid
104 4" 10.00 mm Wa vin Blue Grid

b. Sambungan Pipa
 Sambungan – sambungan untuk pipa HDPE dia. 20 mm – 90 mm menggunakan jenis
sambungan socket ulir dalam (threath) Bahan GIP.
c. Fitting
 Fitting – fitting yang digunakan adalah baru dan harus sesuai dengan jenis pipa yang
diadakan tanpa harus dimodifikasi / diubah terlebih dahulu dan merupakan proses
fabrikasi / home Industri
 Fitting yang dibuat dari bahan ductile iron sesuai dengan standar ISO/DIS 2531 atau grey
iron sesuai dengan standar ISO/R 13 atau standar lain yang ekuivalent. Fitting – fitting ini
harus dilapisi diluar dan didalam untuk mencegah korosif dengan bitumen (Bituminous
Coating). Lapisan tersebut harus bebas dari bau, rasa dan tidak membahayakan kesehatan.
 Cara penyambungan antara accessories pipa dan pipa yang menggunakan flange
diharuskan mempunyai jumlah dan ukuran lubang yang sama erta terletak dalam satu
garis.
2.1.4 Sluice Valve

a. Sluice Valve dengan Nominal diameter 3 inch atau lebih besar

Spesifikasi Teknis Pembagunan Jaringan Perpipaan 22


 Bodi harus terbuat dari Cast Iron
 Gate dari sluice valve haurs berbentuk baji
 Semua sluice valve harus dilengkapi dengan Non Rising Spindle, gland packing dan
Stuffing box.
 Material dari spindel harus terbuat dari Stenless Steel atau Forged brass.
 Kedua ujung sluice valve adalah flange.
 Sluice Valve yang dipasang dibawah tanah harus dilengkapi degan burried service kit yang
terdiri dari surface box, keycap, dustring, protecting pipe dan extended spindle.
 Sluice Valve yang dipasang diatas tanah atau yang menggunakan valve box harus
dilengkapi dengan handwheel yang terbuat dari cat atau melleable cost iron.
 Valve harus dilindungi dibagian luar dengan zat pelidung epoxy.
b. Sluice Valve dengan nominal diameter lebih kecil dari 3 Inch
 Sluice Valve harus terbuat dari bronze.
 Sluice Valve harus dilengkapi dengan gate yang berbentuk baji.
 Sluice Valve harus dilengkapi dengan non rising spindle, dengan gland packing dan
stuffing box.
 Ujung Valve adalah socket dan dilengkapi dengan ulir.
 Sluice Valve yang dipasang diatas tanah atau dalam valve box harus dilengkapi dengan
handwheel yang terbuat dari cast atau melleable cast iron.
 Sluice Valve yang dipasang dibawah tanah harus dilengkapi dengan burred service kit
sama seperti yang disyaratkan untuk sluice valve dengan diameter 2 inc atau lebih besar.

2.1.5 Air Valve

 Type air valve harus seperti yang ditujukan dalam gambar


 Body harus terbuat dari cast iron
 Semua peralatan yang bergerak harus terbuat dari stenless steel atau bronze.
 Pelampung terbuat dari karet atau staenless steel.
 Air valve dilengkapi dengan gunmetal plug cock.
 Tekanan pengujian dari air valve 14 kg f / cm2.
2.1.6 Water Meter

 Water meter harus memenuhi / sesuai dengan ISO 4064–B atau standart setara
 Water meter dengan dia. 150 mm – 250 mm harus memenuhi persyaratan sbb :
– Jenis : Magnet Drive
– Body : SII 0788–83
– Saringan : dari bahan anti karat
– Bahan : Cast iron all flange
– Tekanan kerja : Max. 50 bar atau min. 20 bar
– Pembacaan : 7 (tujuh) digit register unit dengan ukuran :
– Max. Flow rate 120 s/d 1200 m3/h
– Nominal Flow rate 40 s/d 400 m3/h
– Minimal Flow rate 3,2 s/d 400 m3/h
– Water meter disuplai lengkap dengan conector (Gasket dan Nut) dengan cover glass
terbuat dari kaca dengan tebal 4 mm.
2.1.7 Flange Steel

Spesifikasi Teknis Pembagunan Jaringan Perpipaan 23


Semua Flange Steel dan perlengkapannya harus sesuai dengan ukuran dan standart ISO – 2531
seperti yang ditunjukkan dalam Tabel 3.2.

Tabel 3.2
Standar Flange
Φ Pipa Jumlah Diameter Diameter
D C
Nominal Lubang Lubang Baut
2 50 165 125 4 19 16

3 75 200 160 8 19 16

4 100 220 180 8 19 16

6 150 285 240 8 23 20

8 200 340 295 12 23 20

10 250 405 355 12 23 20

Keterangan :
– DN/DN = Diameter nominal untuk pipa
– D = Flange OD
– dl = Diameter lingkaran baut
– d = Diameter lubang baut
= lubang baut harus sambung/tegak lurus pada garis tengah flange
= Lubang baut antar tee, bend, gate valve harus sama dengan lubang dan
diameternya.

2.1.8 Packing Flange

Bahan bakunya harus terbuat dari karet alam (chlorophere) dengan ketebalannya packing untuk
flange yang tersembunyi harus menutupi seluruh permukaan flange yang tersembunyi minimal 5
mm.

2.1.9 Accessories Pipa

 Accessories lainnya disesuaikan dengan jumlah, jenis yang ada dalam Rencana Anggaran
Biaya dalam Kontrak
 Jumlah accessories yang diadakan harus ditambah kurang lebih (1– 2) % dari jumlah
accessories yang diadakan untuk menjaga kerusakan yang ada.

2.1.10 Pengiriman dan Pengangkutan

1. Saat pengiriman pipa, bagian ujung yang berulir harus dibungkus dengan tutup plastik agar
tidak rusak draftnya.
2. Saat pengiriman accessories, bagian yang kecil harus dibungkus / terlindung dalam kotak.
3. Accessories yang berukuran besar dalam pengiriman harus terlindung atau terkemas rapih
dalam box.
4. Semua pipa dan accessories diangkut di dalam kendaraan truck atau alat angkut lainnya dengan
memperhatikan keselamatan pekerja angkutan dan keamanan pipa itu sendiri serta harus

Spesifikasi Teknis Pembagunan Jaringan Perpipaan 24


mengikuti peraturan lalu lintas yang berlaku, selama perjalanan maupun pada saat
penurunannya.
5. Kerusakan yang terjadi akibat pengangkutan yang ceroboh adalah menjadi tanggung jawab
Rekanan dan wajib mengganti pipa dan atau accessories yang rusak tersebut dengan biaya
Pemborong.
6. Pengangkutan atau penurunan pipa keatas atau turun dari alat angkut (Truck) harus hati–hati
bagi pipa yang beratnya lebih dari 59 kg harus menggunakan alat bantu mekanis, seperti
foorklift atau katrol
7. Pada pengangkutan pipa yang panjangnya 6 meter dan melebihi panjang truck, maka ujung
pipa tersebut disatukan kemudian dibungkus dengan karung goni untuk mencegah tercecernya
pipa selama perjalanan.
8. Pada saat pengangkutan accessories tidak boleh dilakukan dengan jalan melemparkannya,
sebab dapat merusak ulir atau joint – joint yang terdapat didalam accessories tersebut, sehingga
kualitasnya akan menurun.
9. Segala macam biaya yang dikeluarkan dalam pengiriman dan pengangkutan pipa dan
accessories ini termasuk juga biaya yang dikeluarkan untuk pengepakan, bongkar muat,
peralatan bongkar dan muat serta keselamatan kerja dan lain – lain merupakan tanggungan
Kontraktor dan sudah termasuk dalam harga kontrak.
2.1.11 Penyimpanan

1. Pipa
Penyimpanan pipa tidak boleh menyentuh tanah langsung, melainkan harus dialasi dahulu
dengan balok kayu. Pipa tidak boleh terkena sinar matahari atau hujan. Jadi harus diberi
pelindung yang tahan terhadap perubahan suhu, cuaca atau kelembaban.
Apabila sudah ada gudang penyimpanan, maka pipa tersebut dimasukan kedalam gudang dan
disusun dengan rapi sedemikian rupa sehingga memudahkan pengeluarannya, dan juga agar
susunan pipa tidak akan melorot atau roboh.
Biaya yang dikeluarkan untuk keperluan pengangkutan sampai dengan penyimpanan di dalam
gudang (jika sudah punya gudang) adalah merupakan tanggung jawab Kontraktor dan sudah
termasuk dalam harga kontrak.
Untuk menjaga masuknya kotoran kedalam pipa, maka pada kedua ujungnya pipa tersebut
ditutup dengan plastik dan diikat dengan kuat.
Penumpukkan pipa tidak boleh melebihi 2 meter.
2. Accessories
Semua accessories maupun fitting harus dimasukkan ke dalam gudang disusun, disimpan
dengan rapi.
Penyimpanan, penyusunan semua accessories dan fitting tersebut harus dikelompokkan sesuai
jenis yang sama (misalnya : gate valve dengan gate valve dan seterusnya)
Semua accessories / fitting yang mempunyai ulir harus dilumasi / diberi gemuk pada ulirnya,
kecuali untuk fitting dari bahan pipa PVC.
Segala macam biaya yang dikeluarkan dalam penyimpanan pipa dan accessories ini termasuk
juga biaya yang dikeluarkan untuk sewa gudang /t empat merupakan tanggungan Kontraktor
dan sudah termasuk dalam harga kontrak.

3. PERSYARATAN TEKNIS UNTUK PEMASANGAN PIPA

Spesifikasi Teknis Pembagunan Jaringan Perpipaan 25


a. Jalur Pipa
Arah jalur pipa dan kedalamannya harus menurut apa yang ditentukan dalam gambar dan spesifikasi
teknik, kecuali apabila Direksi/Pengawas Lapangan menentukan lain. Sebelum memulai penggalian
parit, maka jalur pipa harus dipatok terlebih dahulu oleh pemborong dan disetujui oleh Direksi /
Pengawas Lapangan.
b. Lubang–lubang Percobaan
Direksi / Pengawas Lapangan dapat memerintah menggali lubang–lubang percobaan di depan galian
parit pada kedalaman sedemikian rupa sehingga Direksi / Pengawas Lapangan dapat menyesuaikan
Parit yang selanjutnya. Biaya pembuatan lubang percobaan adalah menjadi tanggungan Pemborong.
c. Bangunan–bangunan yang sudah ada
Bangunan – bangunan yang sudah ada, pondasi beserta batu – batuan, batang – batang pohon, akar atau
benda lain yang tak terduga kehadirannya yang dijumpai dalam peggalian harus disingkirkan oleh
pemborong. Biaya menyingkirkan benda – benda tersebut adalah menjadi tanggungan Pemborong.
d. Sarana –sarana yang sudah ada
Apabila parit harus dekat atau melintasi jalur – jalur sarana yang ada (saluran pembuangan, pipa – pipa,
kabel – kabel dan lain – lain) pemborong harus membuat penyangga sementara atau permanen atau
menyediakan perlengkapan lain yang diperlukan. Setiap kerusakan yang terjadi terhadap sarana yang
sudah ada tersebut, harus diperbaiki oleh pemborong sehingga berfungsi seperti keadaan semula dan
biaya perbaikan menjadi tanggungan Pemborong.
e. Kuburan
Apabila jalur pipa melalui kuburan, maka pemborong harus berhati – hati, penggalian diluar batas yang
ditentukan harus dicegah. Andaikan selama penggalian tersebut menjumpai kuburan, maka Pemborong
harus memindahkannya dengan terlebih dahulu merundingkan dengan yang berwenang atas kuburan
tersebut, semua biaya pemindahan kuburan tersebut adalah tanggungan Pemborong.
f. Pagar dan Dinding
Apabila parit akan melalui pagar atau dinding yang tak dapat dihindari menurut pendapat Direksi /
Pengawas Lapangan, maka pemborong harus menyingkirkannya dan mendirikan kembali pagar dan
dinding tersebut seperti keadaan semula setelah pekerjaan pemasangan pipa selesai seluruhnya. Biaya
pembongkaran dan perbaikan kembali adalah tanggungan Pemborong.
g. Pemeriksaan oleh Direksi/Pengawas Lapangan
Kontraktor tidak dibenarkan meletakkan pipa – pipa di dalam parit sebelum parit yang bersangkutan
diperiksa dan disetujui oleh Direksi/Pengawas Lapangan.
h. Material Galian
Kontraktor harus menyediakan tempat penampungan sementara guna penyimpanan material galian yang
akan digunakan untuk penimbunan kembali. Untuk setiap material yang tidak cocok untuk penimbunan
kembali atau untuk keperluan lain, maka pemborong harus segera menyingkirkannya dari lapangan.
Biaya penyingkiran ini adalah tanggungan Pemborong.
i. Timbunan Kembali
Parit–parit harus ditimbun paling lama 1 hari setelah pengetesan pipa kecuali jika Direksi / Pengawas
Lapangan menentukan lain.
Sebelum pipa dipasang, 10 cm lapisan pasir diletakkan pada dasar saluran sebagai bantalan dari pada
pipa. Lapisan tadi harus dipadatkan dan rata. Untuk pemasangan pipa yang normal atau sepanjang jalan,
urugan pasir setebal minimal 10 cm diatas pipa harus dilakukan seperti ditunjukkan dalam gambar.
Urugan pasir tersebut harus dipadatkan dan diratakan.

Spesifikasi Teknis Pembagunan Jaringan Perpipaan 26


Untuk pasangan pipa melintasi jalan, urugan setebal 40 cm diatas pipa harus dilakukan seperti
ditunjukkan dalam gambar. Pasir yang digunakan untuk urugan berdiameter maximal 2 mm dan bebas
dari lempung dan zat organik. Setelah urugan pasir, saluran diurug dengan tanah urug yang bebas dari
kerikil, benda–benda tajam, zat organik dan dipadatkan lapis demi lapis.
Permukaan tanah timbunan harus beberapa cm diatas permukaan tanah asli untuk mengimbangi adanya
penurunan. Sebelum pipa ditest penimbunan dilaksanakan setebal 40 cm kecuali ditempat sambungan
tidak ditimbun sehingga sambungan masih dapat terlihat. Penimbunan harus segera disempurnakan
setelah test pipa dilaksanakan dan disetujui Direksi / Pengawas Lapangan.
j. Pekerjaan Galian
 Galian untuk jalur pipa harus merupakan galian terbuka dengan lebar galian harus
sedemikian rupa agar pipa dapat diletakkan dan disambung dengan baik, lebar galian yang
dianjurkan dapat dilihat pada Gambar3.1 dan Tabel 3.3a dan 3.3b.
 Pada tanah yang lembek kedalaman galiannya harus 75 cm dibawah elevasi dasar pipa.
 Panjang maksimum jalur penggalian yang diijinkan pada satu lokasi penggalian adalah 100
meter.
 Kedalaman parit harus dihitung dari permukaan tanah. Kedalaman dan lebar parit harus
menurut dimensi yang ditentukan dalam gambar, kecuali jika ditentukan lain oleh Direksi /
Pengawas Lapangan. Dasar parit harus rata sesuai dengan permukaan dinding pipa yang
akan ditanam.
 Apabila parit digali lebih dari apa yang direncanakan maka Pemborong harus menimbunnya
dengan pasir dan memadatkannya kembali sampai permukaan yang direncanakan. Biaya
penimbunan dan pemadatan adalah menjadi tanggungan Pemborong.
 Apabila dalam galian dijumpai batu, tembok, bekas pondasi atau benda lain, yang dapat
menghalangi atau membuat kedudukan pipa menjadi tidak benar Pemborong harus
menghilangkannya minimal 20 cm dibawah dasar parit yang direncanakan, kemudian
mengurug dan memadatkannya dengan parit sampai pada kedalaman yang direncanakan.
 Saluran yang telah digali dan diperiksa oleh Direksi / Pengawas Lapangan harus segera
dipasang pipa dan dipadatkan kembali. Peletakan harus disesuaikan dengan kemajuan galian
parit.
 Kontraktor harus membuat juga galian–galian yang diperlukan untuk pembuatan dan
peletakkan thrust block, bak–bak valve dan lain–lain sesuai dengan gambar atau petunjuk
Direksi / Pengawas Lapangan.

Spesifikasi Teknis Pembagunan Jaringan Perpipaan 27


Gambar 3.1. Tipical Pemasangan Pipa GIP/GSP
Uraian pemasngan Pipa Berdasarkan Dimensi seperti terterah pada table di bawah ini :

Tabel 3.1. Pemasangan pipa GIP


Seri S-5
SDR SDR 11
Dimensi
PE.80 PN. 12.5
PE. 100 PN. 16
OD ND Tebal w w1 OD h1 h3 h2
mm Inch mm mm mm mm mm mm
20 1/2" 1.9 200 90 20 300 50 230
25 3/4" 2.3 200 87.5 25 300 50 225
32 1" 2.9 200 84 32 300 50 218
40 1 1/4" 3.7 200 80 40 300 50 210
50 1 1/2" 4.6 200 75 50 300 50 200
63 2" 5.8 200 68.5 63 300 50 187
75 2 1/2" 6.8 200 62.5 75 300 50 175
90 3" 8.2 200 55 90 300 50 160

Gambar 3.2. Tipical Pemasangan Pipa HDPE


Uraian pemasngan Pipa Berdasarkan Dimensi seperti terterah pada table di bawah ini :

Tabel 3.2. Pemasangan pipa HDPE

Spesifikasi Teknis Pembagunan Jaringan Perpipaan 28


Seri S-5
SDR SDR 11
Dimensi
PE.80 PN. 12.5
PE. 100 PN. 16
OD ND Tebal w w1 OD h1 h3 h2
mm Inch mm mm mm mm mm mm
20 1/2" 1.9 200 90 20 300 50 230
25 3/4" 2.3 200 87.5 25 300 50 225
32 1" 2.9 200 84 32 300 50 218
40 1 1/4" 3.7 200 80 40 300 50 210
50 1 1/2" 4.6 200 75 50 300 50 200
63 2" 5.8 200 68.5 63 300 50 187
75 2 1/2" 6.8 200 62.5 75 300 50 175
90 3" 8.2 200 55 90 300 50 160

Gambar 3.2. Tipical Pemasangan Pipa PVC


Uraian pemasngan Pipa Berdasarkan Dimensi seperti terterah pada table di bawah ini :
Tabel 3.2. Pemasangan pipa PVC

Seri S-5
SDR SDR 11
Dimensi
PE.80 PN. 12.5
PE. 100 PN. 16
OD ND Tebal w w1 OD h1 h3 h2
mm Inch mm mm mm mm mm mm
20 1/2" 1.9 200 90 20 300 50 230
25 3/4" 2.3 200 87.5 25 300 50 225
32 1" 2.9 200 84 32 300 50 218
40 1 1/4" 3.7 200 80 40 300 50 210
50 1 1/2" 4.6 200 75 50 300 50 200
63 2" 5.8 200 68.5 63 300 50 187
75 2 1/2" 6.8 200 62.5 75 300 50 175
90 3" 8.2 200 55 90 300 50 160

k. Pekerjaan Pengurugan
 Bahan – bahan yang diperlukan untuk pengurugan adalah :
– Bahan pilihan

Spesifikasi Teknis Pembagunan Jaringan Perpipaan 29


– Pasir alam / pasir urug yang tersusun dari butiran halus sampai kasar, tidak
menggumpal, bebas dari kotoran sampah, abu dan bahan – bahan organik, serta tidak
mengandung tanah liat dan lempung lebih dari 5 % berat seluruhnya.
 Urugan dibawah pipa mulai dari alas sampai dengan garis tengah pipa dan diletakkan secara
berlapis dengan ketebalan kurang dari 15 cm, dan dipadatkan hungga mencapai kepadatan
95 % dan mempunyai nilai indeks plastisitas sebesar 6 %–50 %.
 Urugan diatas pipa mulai dari garis tengah pipa dan diletakkan secara berlapis dan
dipadatkan sampai dengan 10 cm diatas pipa.
 Urugan tanah kembali merupakan urugan tanah yang berasal dari bahan galian kemudian
dipadatkan sampai rata dengan permukaan tanah asli, tebal dari urugan tanah tergantung
dari diameter pipa yang ditanam.
 Perbaikan bekas galian
– Jalan beraspal
 Lapisan tanah dasar harus mencapai kepadatan 90% modified proctor
 Lapisan sub base harus mencapai kepadatan 95% modified proctor.
 Ketebalan minimum lapisan MacAdam adalah 60 mm, dan dipadatkan.
 Lapisan penetrasi dari tipe RC – 2 bitumen disebarkan setelah lapisan MacAdam
dipadatkan.
– Jalan gravel
Perbaikannya adalah 100 mm subgrade dan 100 mm bahan gravel dengan gradasi PI
lebih besar dari 10, dipadatkan sampai 95 % modified proctor.
– Jalan beton
 Beton yang digunakan harus kelas K 225
 Agregat kasar dengan ukuran 20 mm dan 38 mm boleh digunakan.
 Lalu lintas diijinkan untuk lewat diatas cor –coran 7 hari dengan menggunakan
semen yang cepat mengering dan 10 hari jika digunakan semen biasa.
– Trotoar beton
 Ketebalan lapisan beton minimum = 60 mm
 Beton harus sekelas K 125.
– Perbaikan kembali saluran dan pinggir jalan
Pekerjaan perbaikan kembali harus termasuk beton dasar, bekisting dan
pemasangannya pada posisi lurus dan berbelok.
– Perbaikan jalan umum
Untuk lebih jelasnya dalam perbaikan lapisan kembali dapat dilihat pada gambar
pelaksanaan.
l. Pekerjaan Pemasangan Pipa
1. Pengangkatan
Peralatan pengangkat ini harus mempunyai kemampuan minimum satu ton atau berat
1 (satu) batang pipa dengan diameter terbesar yang akan dipasang, dan peralatan yang
dianjurkan adalah crane.
2. Pengangkatan
Peralatan ini harus dapat mengangkut pipa sesuai dengan kondisi yang diperlukan.
3. Perletakan Pipa

Spesifikasi Teknis Pembagunan Jaringan Perpipaan 30


Pipa yang akan dipasang harus diberi dasar material padat. Untuk lebih jelasnya dapat
dilihat pada Gambar 3.2.
4. Penyambungan Pipa
Penyambungan pipa harus dilakukan menurut petunjuk dari pabrik dan disetujui oleh
Direksi / Pengawas Lapangan. Semua permukaan luar dan dalam dari ujung pipa atau
kelengkapan pipa (Accessories) yang akan disambung harus bersih.
1. Pipa PVC
Penyambungan Pipa PVC tidak boleh dipanaskan dan tidak boleh dicor didalam
dinding beton.
2. Pipa DCIP, GIP/GSP dan Steel
 Penyambungan dengan tipe flens / flange dan mur diputar dengan ukuran
kunci putar tabel 3.4, dan semua flange menggunakan gasket dan harus
benar–benar pada posisinya.
 Penyambungan dengan tipe ulir (drat), bagian luar dari ulir harus dilindungi
dengan cat bitumen.

Gambar 3.2
Typical Perletakan Pipa Pada Dasar Galian

Tipe 1 Tipe 2
Dasar galian rata pengurugan dipadatkan Pipa diletakkan diatas material terpilih tebal
sampai garis tengah pipa 100 mm pengurugan dipadatkan sampai
puncak pipa

Tipe 3 Tipe 4
Pipa diletakkan pada permukaan pasir, kerikil Pipa diletakkan pada material granular yang
atau batu pecah dengan tebal 1/8 kali diameter dipadatkan sampai dengan garis tengah pipa dan
pipa minimum 100 mm material terpilih atau granular dipadatkan sampai
puncak pipa

Tabel 3.4 Standar Puntir Untuk Mur Pada Sambungan Tipe Flens
Ukuran Baut Diameter Nominal Pipa Standart Puntir (kg–
(mm) (mm) m)
16 75 – 200 6
20 250 – 300 9
22 350 – 400 12
24 450 – 600 18

 Penyambungan dengan las

Spesifikasi Teknis Pembagunan Jaringan Perpipaan 31


– Tukang las harus memiliki pengalaman dan kualifikasi yang cukup dan
harus mempunyai sertifikat yang dikeluarkan oleh “Program khusus
Pertamina–Bechtel” atau sertifikat yang setara.
– Batang las tidak boleh yang menyerap air dan rata–rata kelembaban tidak
boleh lebih dari 2,5 % untuk illiminated rod dan 0,5 % untuk low
hydrogenious rod.
– Mesin las harus dari jenis AC arc welding machine atau DC arc welding
machine.
– Pengelasan dilakukan secara dua lapis, (satu lapis pengelasan secara
lurus, searah sambungan pipa dan lapis kedua secara zig–zag).
– Untuk menghindari karat pada sambungan, setelah pengelasan dilakukan
pengecatan dengan cat pelindung atau setara.
3. Perlindungan terhadap karat pada sambungan flens, coupling dan flens adaptor
diluar bak kontrol dengan menggunakan pita, mastic dan pasta harus tanpa
dipanaskan
4. Pada proses penyambungan pada pipa, besarnya defleksi yang diperbolehkan dapat
dilihat pada Tabel 3.5 dan Tabel 3.6.
5. Sambungan dengan angkur tidak diperbolehkan ada defleksi.

5. Pemotongan Pipa
o Kontraktor harus memotong pipa bilamana diperlukan dengan alat pemotong pipa
yang tidak merusak lapisan pelindung dan lapisan pencegah korosif pada pipa
dan bila diperlukan, Pemborong harus membuat ulir pada ujung pipa yang telah
dipotong.
o Pemotongan ujung pipa untuk jembatan pipa harus dibuat miring dan kemiringan
ujung pipa tersebut harus dipotog dengan sudut 30º diukur dari garis yang sejajar
dengan sumbu pipa dengan toleransi 50 – 00 dengan lebar permukaannya lebih
kurang 1/16 inch sampai 1/32 inch.
6. Perlengkapan Pipa (accessories)
o Perlengkapan pipa seperti valve, air valve dan lain–lain harus ditempatkan sesuai
dalam gambar atau petunjuk Direksi / Pengawas Lapangan di lapangan.
Tabel 3.5
Besar Sudut Defleksi Yang Diijinkan Pada Tanah Keras
a. Untuk Sambungan Push–On
Besar Sudut Defleksi Yang Diijinkan
Diameter Nominal (mm)
(derajat)
75 – 200 5º
250 – 350 4º
400 3º30´

b. Untuk Sambungan Mechanical Joint

Besar Sudut Defleksi Yang Diijinkan


Diameter Nominal (mm)
(derajat)
75 – 300 5º

Spesifikasi Teknis Pembagunan Jaringan Perpipaan 32


350 4º50´
400 4º10´

Tabel 3.6
Besar Sudut Defleksi Yang Diijinkan Pada Tanah Lembek

Push On Joint Mechanical Joint


Dia. Nominal
mm Sudut Panjang Def. Sudut Panjang Def.
Defleksi (cm) Defleksi (cm)
75 5º00´ – 5º00´ –
100 5º00´ 52 5º00´ 52
150 5º00´ 52 5º00´ 52
200 5º00´ 52 5º00´ 52
250 4º00´ 41 5º00´ 52
300 4º50´ 41 5º00´ 52

ii. Testing Pekerjaan Pemasangan Pipa


 Uji coba secara hidrolis harus dilakukan selama pelaksanaan pembangunan jalur – jalur pipa,
peralatan pembantu yang digunakan adalah pompa, alat ukur, dongkrak dan strust.
 Pengujian pipa harus sesuai dengan tata cara pengujian pipa. Pada sistem pengaliran air secara
pemompaan, pengetesan pipa dilakukan bagian demi bagian dimana panjang maksimum dari
bagian pipa yang ditest adalah 500m. Pengetesan dilakukan dengan cara memompakan air
kedalam pipa yang akan ditest sehingga mencapai tekanan 8 atmosphere dan dibiarkan selama
1jam. Setelah 1jam, apabila tekanan turun, tekanan harus dinaikkan lagi sehingga 8
atmosphere dengan cara memompakan air kedalam pipa. Pekerjaan perpipaan dianggap
memuaskan jika air yang dipompakan untuk menaikkan tekanan sehingga kembali pada
tekanan 8 atmosphere setelah 1jam tidak lebih dari (0,01x d) liter tiap jam km, dimana d
adalah diameter pipa yang ditest dalam mm. Apabila air yang dipompakan lebih dari 0,01x d
liter, maka pemborong harus menentukan sumber kebocoran dan memperbaikinya. Pekerjaan
pengetesan harus diulang setelah perbaikan dilaksanakan. Biaya untuk pengetesan sudah
harus dihitung dan termasuk dalam nilai kontrak.
 Kebocoran yang dapat diterima saat pengujian terlihat pada Tabel 3.7

Tabel 3.7
Kebocoran Yang Diijinkan/Km Pada Saat Pengujian Pipa

Diameter Nominal Jumlah Kebocoran


(mm) (l / jam)
75 2,55
100 3,04
150 4,56
200 6,08
250 7,60
300 9,12

iii. Pekerjaan Penggelontoran


o Dilaksanakan dengan menggunakan air bersih dari pipa eksisting

Spesifikasi Teknis Pembagunan Jaringan Perpipaan 33


o Sumber air dari pipa eksisting hanya dari 1 (satu) sumber saja
o Waktu penggelontoran adalah 3 menit untuk 100 meter panjang pipa
o Jaringan pipa dapat diterima bila air hasil penggelontoran setelah melewati waktu yang
ditetapkan dalam keadaan bersih dengan dibuktikan lewat parameter warna, kekeruhan dan
Ph.
o Sebelum setiap bagian pipa diserahkan, maka kedalam pipa harus dialirkan air bersih dengan
kecepatan tinggi untuk pencucian, sehingga air yang mengalir menjadi jernih dan tidak
mengandung endapan. Jika ada kerusakan pada perlengkapan pipa dan pompa yang
diakibatkan karena adanya benda–benda seperti kerikil dan lain–lain karena pencucian yang
dilakukan pemborong tidak sempurna, maka Pemborong harus memperbaiki kerusakan–
kerusakan tersebut atau mengganti barang – barang yang rusak dan biaya perbaikan serta
penggalian menjadi tanggungan Pemborong.

iv. Lapisan Pelindung Pipa


Lapisan pelindung luar terdiri dari :
o Pipa baja yang terekspose : Lapisan harus terdiri dari (Tabel 3.8)
o Pipa baja yang terpendam dilapis dengan menggunakan epoxy
o Lapisan pelindung bagian dalam adalah cement mortal lining dan diberi semprotan furnace
cement
o Sleeving yang terbuat bahan polyetylene yang berbentuk lembaran film berwarna hitam.

Tabel 3.8 Bahan-Bahan Pelapisan Pipa Baja dan Fitting

Lapisan Bahan Ketebalan


Minimum dalam keadaan Kering = 50
Pertama Meni Besi
mikron
Dalam keadan kering
Kedua Cat Dasar
= 50 mikron
Dalam keadan kering
Ketiga Dua Lapis Cat Terakhir
= 50 mikron
v. Thrust Block
o Thrust block diberikan pada semua percabangan pipa, bend, reducer, tee, valve dan lain –
lain dengan ukuran 2 inch dan lebih besar harus diberi thrust block, serta harus diletakkan
sedemikian rupa untuk memudahkan pemindahannya.
o Bahan harus terbuat dari beton kelas D = 200 kg/cm diletakkan pada tanah dengan pondasi
agregat setebal minimum 20 cm.
o Ukuran thrust block ditunjukkan dalam gambar standar / typical kecuali jika Direksi /
Pengawas Lapangan menentukan lain.

vi. Pipa Driving


o Termasuk dalam pekerjaan ini adalah pekerjaan driving sleve dari beton bertulang (concrete)
dan diikuti dengan pemasukan pipa.
o Kedalaman bagian atas sleve yang dipancang minimum 2,00 meter.
o Pada permukaan dasar ruang penembus dipasang pondasi batuan dengan ketebalan 15 cm
pada seluruh permukaannya.
o Pada pondasi batuan diberi lantai kerja dengan mutu beton kelas E dan ketebalan 15 cm.

Spesifikasi Teknis Pembagunan Jaringan Perpipaan 34


vii. Pekerjaan Beton
Beton adalah bahan yang diperoleh dengan mencampur agregat halus, agregat kasar, air dan
semen portland atau bahan penguat hidrolis lain sejenis, dengan atau tanpa bahan tambahan
lainnya. (SK SNI S–36–1990– 03).
1. Persyaratan material
 Semen
– Semen portland tipe I – V
– Semen portland–pozolan
– Semen tidak menggumpal, sweeping atau kantungnya rusak.
– Gudang tempat penimbunan harus baik dan tidak bocor.
 Agregat
Agregat harus memenuhi standar seperti dalam Tabel 3.9 dan Tabel 3.10
Tabel 3.9 Gradasi Agregat Halus
Batas % Berat Yang Lewat Ayakan
Ayakan
Khusus
(mm) Umum
Kasar Sedang Halus
10,00 100 – – –
5,00 89 – 100 – – –
2,36 60 – 100 60 – 100 65 – 100 80 – 100
1,18 30 – 100 30 – 90 45 – 100 70 – 100
0,60 15 – 100 15 – 54 25 – 80 55 – 100
0,30 5 – 70 5 – 40 5 – 48 5 – 70
0,15 0 – 15 – – –

Tabel 3.10 Gradasi Agregat Kasar

% Berat Yang Lewat Ayakan


Ayakan
Ukuran Nominal Agregat
(mm)
40 – 5 mm 20 – 5 mm 10 – 5 mm
50 100 – –
37,5 89 – 100 100 100
20,0 35 – 70 85 – 100 90 – 100
10,0 10 – 40 0 – 25 50 – 85
5,0 0–5 0–5 0 – 10

 Air
Persyaratan untuk air yang digunakan adalah :
– Tidak mengandung lumpur, minyak dan benda terapung yang dapat dilihat secara
visual.
– Tidak mengandung garam, asam dan zat organik yang dapat merusak beton.
– Kandungan khlorida tidak lebih dari 50 ppm dan senyawa sulfat tidak lebih dari
1000 ppm sebagai SO3.
 Bahan tambahan
Bila digunakan tidak boleh menghasilkan beton yang kurang padat, lebih berpori dan
mempunyai struktur permukaan kurang baik.

Spesifikasi Teknis Pembagunan Jaringan Perpipaan 35


 Baja tulangan
Jenis besi harus mempunyai tegangan leleh karakteristik 2400 kg/cm2.
2. Pengujian beton
Semua beton yang digunakan harus dilakukan pengujian slump test dan test kadar lumpur.
3. Pemasangan tulangan baja
 Harus bebas kotoran, karat, minyak dan gemuk.
 Kawat ikat yang berkualitas besi lunak dan berdiameter 1 mm digunakan untuk
pengikatan tulangan.
4. Bekisting
 Tidak boleh bocor dan cukup kaku untuk mencegah pergeseran
 Permukaannya harus halus dan rata.
5. Campuran Beton
Jumlah semen dalam 1 m3 beton struktur adalah sekurang–kurangnya 340 kg dan untuk
pondasi adalah 375 kg/m3 beton.

viii. Perlintasan Pipa (Jembatan Pipa)


o Pemasangan pipa yang melintasi saluran / sungai / kali harus sesuai dengan gambar kecuali
jika Direksi / Pengawas Lapangan menentukan lain.
o Untuk lintasan dimana pipa tidak tertanam didalam tanah, pipa GIP/ GSP / steel / DCIP harus
digunakan, sedangkan pipa PVC tidak diperkenankan.
o Untuk pipa yang tertimbun dalam tanah dibawah saluran / jalan, pipa harus diberi pelindung
seperti apa yang ditunjukkan dalam gambar.
o Batas konstruksi jembatan pipa adalah kedua ujung sambungan fleksibel / bend.
1. Konstruksi bangunan bawah
 Pembuatan lantai kerja dengan beton K 100
 Tanah yang tidak sesuai untuk lapisan pondasi harus diganti
 Untuk pondasi pancang kepala pancang harus disiapkan kedalam bangunan bawah
sedalam 10 cm..
2. Perpipaan
Cincin pendukung harus terbuat dari besi baja dengan baja tahan karat.
3. Pengelasan
Pengelasan harus diuji dengan test radiographic atau yang setara.
ix. Alat Ukur
Alat ukur yang biasa digunakan didalam pekerjan air bersih adalah meter air baik pada Pipa
Transmisi maupun Pipa Distribusi, dengan ketentuan yang berlaku untuk meter air sebagai berikut
:
 Mempunyai kesalahan pengukuran maksimum 5% dalam plus dan minus.
 Kehilangan tekanan pada kemampuan ukur nominal tidak boleh melampaui nilai 25 kPa, dan
kemampuan ukur maksimal tidak melampaui 100 kPa.
 Harus mampu menahan tekanan 1600 kPa (16 Bar) selama 5 menit tidak bocor atau basah.
 Harus dilengkapi dengan alat penyetel untuk memperbaiki hubungan antara debit yang
ditunjukkan dan debit yang sebenarnya.
Pemasangan meter air :
1. Sebelum dipasang pipa harus lakukan penggelontoran..

Spesifikasi Teknis Pembagunan Jaringan Perpipaan 36


2. Meter air harus dipasang pada posisi horizontal, dan dilindungi dari udara dingin, kerusakan
dan benturan.
3. Sisi inlet dan outlet dari meter harus dipasang persis pada sumbu memanjang pipa pelayanan.
4. Jalur pipa antara katub inlet dan outlet dan perlengkapan lainnya harus cukup luas untuk
memungkinkan pemasangan meter air dan accessories lain yang diperlukan pada pemasangan
meter air.
5. Meter air tidak boleh dipasang pada pipa yang bengkok karena akan menyebabkan kerusakan
pada meter air, terutama pada meter air dengan gelang plastik dan dipasang terbuka.
6. Pada sistem ulir dari plastik hindari penggunaan kunci pipa pada badan meter tersebut.
7. Pada sistem ulir dari plastik, rubber gasket harus dari bahan karet, dan jangan dari fiber atau
kulit.

Tabel 3.11 Bahan Pada Pemasangan Alat Ukur

Bahan Spesifikasi
Alat Ukur Sesuai Standar No. SK SNI S–01–1990–F
Sesuai dengan jenis pipa dan standart yang
Accessories Alat Ukur
berlaku di Indonesia
Standart Spesifikasi Beton Bertulang Kedap
Beton Untuk Bangunan Alat
Air no. SK SNI S–36–1990–03

x. Pekerjaan Pemasangan Alat Pelengkap

1. Katub Udara (Air Valve)


Dipasang pada semua titik–titik yang tinggi terutama pada pipa transmisi.

2. Katub (Valve)
Pada pemasangan pipa, katub dan accessoriesnya dilakukan setelah pengecoran beton lantai
bak kontrol, dan sebagian pipa tertanam dalam dinding bak kontrol.

3. Katub Penguras (Wash–Out)


 Harus dipasang pada semua titik terendah atau ujung pipa
 Tidak boleh dihubungkan kesuatu roil atau saluran benam yang menyebabkan aliran
kembali ke sistem perpipaan.

4. Bend
Bend digunakan untuk perubahan arah vertikal dan horizontal yang mendadak dan tidak
dapat dihindari.
5. Penutupan Ujung Pipa
 Harus menggunakan fitting yang sesuai dengan jenis pipa yang digunakan, misal :
– Pipa PVC : menggunakan cap, flange socket (untuk rubbering join), atau
blind flange, dengan konstruksi penguat sementara.
– Pipa GIP/GSP : menggunakan blank flange (untuk flange joint), cap untuk
mechanical dengan konstruksi penguat sementara.

Spesifikasi Teknis Pembagunan Jaringan Perpipaan 37


 Jika pekerjaan tidak diteruskan harus diberi konstruksi penguat yang permanen atau trust
block dengan adukan 1 : 2 : 3.
 Material yang digunakan, harus bersih dan bebas dari minyak, oli, ter, aspal atau bahan
minyak pelumas lainnya.
 Jika air masuk kedalam parit galian, sebelum pemasangan pipa dilanjutkan, maka tutup
kedua ujung pipa jangan dibuka sebelum parit galian dipompa sampai kering.

6. Sprinkle
 Knstruksi dari bahan pipa galvanis.
 Dilengkapi stop valve, plug cock dan sprinkle dengan jangkauan 86 ft, merk disesuaikan
dengan permintaan Direksi.
 Pada bagian stop valve dan plug cock dibuat bax valve.
 Diberi manhole agar terhindar dari kerusakan yang sengaja dibuat oleh manusia.

7. Bak Katub
 Konstruksi dari beton bertulang / pasangan
 Untuk dibawah trotoar, tutup manhole harus terbuat dari beton bertulang (pra cetak).
 Pemutar katub harus dapat dioperasikan melalui strat pot yang dicor didalam beton.
 Untuk lokasi dibawah jalan digunakan tutup manhole dari ductile cast iron.
 Tutup manhole harus dapat menahan beban minimum beban maksimum yang akan
terjadi diatasnya.
 Tutup manhole harus dipasang dengan menggunakan baut dan mur stainless.

E. PEKERJAAN LAIN

1. PEKERJAAN LAIN-LAIN

a. Volume dalam Bill of Quantity terlampir tidak mengikat kontraktor wajib mengitung kembali
b. Khusus untuk jenis dan kualitas pekerjaan tidak boleh dirubah/dihilangkan tanpa persetujuan Penanggungjawab
Kegiatan dan perubahannya harus dibuat berita acara perubahan.
c. Apabila terjadi perbedaan antara voleme pekerjaan dengan gambar rencana dan atau kondisi lapangan, maka
yang dipakai adalah spesifikasi teknis, gambar rencana dan kondisi lapangan beserta perubahannya sesuai
Kontrak Kerja berserta lampirannya.

2. PENYELESAIAN PEKERJAAN
a. Sebelum penyerahan pertama, Kontraktor diwajibkan untuk meneliti semua pekerjaan yang belum sempurna dan
harus segera diperbaiki dengan penuh tanggung jawab.
b. Pada waktu penyerahan pertama pekerjaan, lokasi/site pekerjaan harus sudah selesai dibersihkan dari segala
macam kotoran/sampah.
c.Pemborong harus mengusahakan penyelesaian seluruh pekerjaan ini dengan sebaik-baiknya sehingga memuaskan
Direksi dan Bouwheer serta tidak memerlukan pekerjaan perbaikan.
3. PENYELESAIAN KONSTRUKSI DAN MASA PEMELIHARAAN
Penyelesaian pekerjaan sesuai dengan waktu yang ditentukan dan rencana kerja yang ditetapkan oleh
Direksi. Masa Pemeliharaan ditentukan adalah sebagai berikut :

Spesifikasi Teknis Pembagunan Jaringan Perpipaan 38


 Jangka waktu pemeliharaan ditetapkan oleh Pemberi Tugas dan terhitung sejak penyerahan
pertama.
 Dalam masa pemeliharaan, wajib bertanggung jawab atas segala kerusakan, cacat dan
kekurangan atas pekerjaan yang diserahkan yang disebabkan oleh kelalaian Pemberi Tugas.
Apabila keadaan demikian terjadi, Kontraktor berkewajiban melakukan perbaikan pekerjaan
yang rusak atas biaya sendiri sehingga dapat berfungsi secara sampurna sesuai dengan
spesifikasih teknis.
4. DOKUMENTASI DAN PELAPORAN
- Yang dimaksud dengan dokumentasi adalah sebagai berikut :
 wajib membuat foto tentang kemajuan pekerjaan, foto-foto tersebut diambil pada saat
sebelum lokasi dikerjakan dan selama pelaksanaan pekerjaan berlangsung dan setelah
pekerjaan selesai.
 Waktu dan cara pengambilan foto diusahakan sedemikian rupa agar foto-foto tersebut dapat
memberikan gambaran tentang kemajuan pekerjaan.
 Foto-foto dibuat dalam rangkap secukupnya dengan ukuran yang ditentukan, berwarna serta
dimasukan dalam album secara terpisah dan diserahkan kepada pengawas/Pemberi tugas.
- Yang dimaksud dengan Pelaporan adalah sebagai berikut :
1. Wajib harus membuat catatan berupa laporan harian yang memberikan gambaran, catatan
singkat yang jelas terhadap :
 Tahap berlangsungnya pekerjaan.
 Catatan dan perintah dari pemberi tugas/pengawas lapangan yang ditandatangani dan
disampaikan secara tertulis.
 Hal ikhwal mengenai bahan-bahan, peralatan, mesin-mesin yang masuk baik yang
dipakai maupun yang ditolak).
 Hal ikhwal mengenai buruh, termasuk pekerjaan tambah kurang dan sebagainya,
 Kegiatan-kegiatan lain selama berlangsungnya pekerjaan.
2. Laporan harian tersebut pada hari yang sama diperiksa dan disetujui kebenarannya oleh
pengawas.

Kalabahi, Maret 2019

Dibuat Oleh,
KONSULTAN PERENCANA
CV. DESAKON Perwakilan Alor

YOHANES L. TUKAN
Ka. Perwakilan

Spesifikasi Teknis Pembagunan Jaringan Perpipaan 39

Anda mungkin juga menyukai