Anda di halaman 1dari 22

MEMAHAMI SEJARAH KEBUDAYAAN ISLAM

A. Pengertian Sejarah Kebudayaan Islam


1. Sejarah : Pengetahuan, kejadian dan peristiwa yang benar-benar terjadi
pada masa lampau, seperti riwayat
dan tambo (di minangkabau).
2. Kebudayaan : berasal dari kata Budi dan daya.
a.Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia budaya artinya adalah akal
Budi atau pikiran, maksudnya segala
sesuatu yang berkenaan dengan budi karya manusia (hasil).
b. Menurut Edward B. Taylor, kebudayaan adalah seluruh sistem yang
terdiri dari pengetahuan, kepercayaan yaang diperoleh seseorang
sebagai anggota masyarakat atau sesuatu yang dipelajari dan
diteruskan dari generasi ke generasi. Sedangkan menurut Ibnu Khaldun.
c. Menurut Ibnu Khaldun kebudayaan adalah: Kondisi-kondisi kehidupan
melebihi dari yang diperlukan.
JADI, KEBUDAYAAN ADALAH SESUATU YANG BERHUBUNGAN
DENGAN HASIL KEGIATAN YANG BERUPA CIPTA, KARSA, DAN KARYA
MANUSIA PADA MASA LAMPAU YANG MENJADI PELAJARAN SAMPAI
SAAT INI. SEPERTI KEPERCAYAAN, KESENIAN DAN ADAT ISTIADAT.
3. Islam : agama yang diajarkan oleh Nabi Muhammad Saw yang
berpedoman kepada Al-Qur’an dan Hadis yang
diturunkan ke dunia melalui wahyu dari Allah SWT, dan dari Nabi
Muhammad saw.
B. Sejarah Kebudayaan Islam
1. Jadi, SKI adalah suatu kejadian atau peristiwa-peristiwa pada masa
lampau yang benar-benar terjadi serta yang berhubungan dengan
perbuatan manusia, pada umat Islam di dalam wilayah Islam, dan juga
SKI merupakan pengetahuan, uraian tentang peristiwa yang benar-
benar terjadi pada masa lampau tentang hasil Kegiatan dan
penciptaan batin manusia seperti kepercayaan, kesenian dan adat
istiadat masyarakat yang khusus menganut agama Islam
2. Sejarah Kebudayaan Islam bermula dari Jazirah Arab yang muncul
setelah Nabi Muhammad diangkat menjadi Rasul, Sebelum Islam
datang, masyarakat Arab sudah mempunyai kebudayaan diantaranya
kebudayaan nomaden (hidup secara berpindah-pindah).Serta
kebudayaan-kebudayaan yang sudah maju seperti kebudayaan
Asyrian, Kan’an, Saba’ dan Samud.
3. Kebudayaan Islam adalah suatu budaya yang cara berkembangnya
tidak terlepas dari unsur politik dan kekuasaan. Kebudayaan Islam lahir
tanpa pengaruh kebudayaan yang ada sebelumnya.
C. Tujuan mempelajari Sejarah kebudayaan Islam
1. Tujuanya adalah dapat memahami berbagai masalah kehidupan
umat Islam, yang disertai dengan maju
mundurnya kebudayan Islam itu sendiri.
2. Kebudayaan Islam mencapai puncak kejayaan pada abad ke-5 H
atau abad pertengahan Masehi.
3. Pada awal abad ke-6 kebudayaan Islam mengalami kemunduran
yang disebabkan oleh beberapa faktor
internal dan eksternal antaralain: Faktor Internal (Politik dan
ekonomi) dan Faktor Eksternal
(Adanya serangan dari luar Islam)
D. Manfaat mempelajari Sejarah kebudayaan Islam
1. Dapat mengetahui kekeliruan yang mengakibatkan kegagalan pada
masa lampau.
2. Dapat mengantisipasi agar kekeliruan dimasa lampau tidak terulang
kembali dimasa sekararang dan
yang akan datang
3. Membawa kita supaya bisa memilih sikap dalam hidup
4. Mengambil Ibrah/hikmah, nilai, dan makna yang terdapat dalam
sejarah Kebudayaan Islam
5. Menanamkan penghayatan dan kemauan yang kuat untuk berakhlak
yang baik
6. Meneladani sikap yang positif dari para tokoh umat Islam, serta
mampu mengantisipasi diri terhadap sikap yang tidak baik, yang
bisa menghancurkan harga diri dan martabat bangsa.
E. Faktor-faktor yang mempengaruhi lahir dan Perkembangan kebudayaan
Islam
Adapun faktor-faktor yang mempengaruhi lahirnya kebudayaan Islam
adalah sebagai berikut:
1. Faktor Bahasa, Bhs Arab menjadi bahasa resmi pemerintahan pada
masa Dinasti Umayyah, dengan khalifah Abdul Malik bin Marwan.Yang
sebelumnya sudah ada bahasa lain diantaranya bahasa
Persia,Yunani, dan Koptik. Dengan adanya kebijakan itu Bahasa Arab
tersebar keseluruh wilayah Islam
2. Perpindahan Agama : Perpindahan agama secara besar-besaran
tidak hanya disebabkan oleh peperangan akan tetapi daerah taklukan
yang sudah berbudaya tinggi itu memang sudah menunggu
datangnya agama baru.
3. Adanya golongan non-Arab (‘ajam) : Pada masa Dinasti Bani
Umaiyah masyarakat Arab terbagi menjadi dua kelompok yang
dinamakan dengan kelompok non Arab atau ‘ajam, kelompok ini
dianggap sebagai warga kelas dua hal ini bertentngan atau sudah
sesuai dengan ajaran Islam. Akhirnya pada masa kekhalifahan Umar
bin Abdul azis perbedaan kedua kelompok itu dihilangkan.
4. Perpecahan Kesatuan Islam Setelah Umar bin Abdul Aziz wafat, lahir
tiga kekhalifahan yaitu, Dinasti Abbasiyah di Bagdad, Dinasti
Fatimaiyah di Kairo, dan Dinasti Ummayyah di Cordoba. Berdasarkan
uraian di atas dapat disimpulkan bahwa kebudayaan islam mendapat
landasan dari bangsa Arab dan bangsa-bangsa lain yang berada
dalam kekuasaan bangsa Arab.
F. Bentuk-bentuk kebudayaan Islam dan identifikasinya masing-masing
Semua kebudayaan mempunyai unsur yang menunjukkan bentuk
kebudayaan tersebut. Diantara unsur yang menjadi bentuk kebudayaan
islam sebagai berikut
1. Sistem Politik
a) Adanya hukum Islam : Kebudayaan Islam mencapai puncak
kejayaannya ketika diterapkanya hukum Islam yaitu al-Qur’an dan
hadist sebagai sumber hukum utama. Hukum Islam tidak
membedakan manusia kecuali tingkat iman dan ketaqwaanya.
b) Adanya Pemerintahan/Khalafah : Kedudukan khalifah dalam
pemerintahan Islam adalah sebagai pengganti Rasul, khalifah itu
merupakan orang-orang yang harus mempunyai keimanan yang
tinggi dan mandapat dukungan dari kaum muslimin. Sistim
kekhalifahan yang dapat dijalankan secara murni pada masa
Khalifaurrasyidin.
c) Adanya kementerian dan Administrasi; Orang yang pertama kali
meletakkan dasar administrasi adalah khalifah Umar bin Khattab.
Sistim pemerintahan pada masa khalifah semua urusan Negara
langsung diurus dan ditangani oleh khalifah. Pengelolaan
administrasi Negara disebut dengan Diwan. Kementrian dan
administrasi Negara baru terbentuk pada masa pemerintahan
khalifah Umar bin Khatab.
d) Keuangan : Awalnya sumber keuangan hanya bersal dari zakat dan
sedekah, disampingitu yang menjadi sumber keuangan negar Islam
bersal dari pajak bumi, kepemilikian barang dan diri pribadi, karena
bumi dianggap milik Negara sedangkan pengelola dipandang
sebagai penyewa. Pada masa pemerintahan khalifah Umar bin
Khatab sumber keuangan Negara yang berkembang antaralain
berasal dari: (a). Fa’I (dana orang non-muslim), (b). Ghanimah (harta
rampasan perang), (c). Jizyah (pajak dari ahli kitab)
Bentuk kebudayaan Islam dalam sistim politik juga memperlakukan
pemerintah daerah, lembaga pos atau surat menyurat, lembaga
hukum, lembaga kepolisian dan angkatan laut.
2. Sistem Kemasyarakatan
Bentuk kebudayaan islam dalam system kemsyarakatan terbagi
kedalam beberapa kelompok yaitu:
a) Kelompok Penguasa, seperti Khalifah, Mentri, dan para
pejabat.
b) Kelompok Tokoh Agama, seperti Imam Masjid, Ulama, dan
Hakim.
c) Kelompok Militer
d) Kelompok Cendekiawan
e) Kelompok Pekerja dan Budak
f) Kelompok Petani
3. Ilmu Pengetahuan
Dilihat dari tahapan perkembangan ilmu pengetahuan dapat dibagi
kepada:
a. Pada masa awal Islam, belum mendapat perhatian.
b. Pada masa Dinasti Umaiyah mulai diperhatikan terutama tentang
Agama dan hasa yang berpusat di Kuffah dan Basrah.
c. Pada masa dinasti Abbasiyah, berbagai fasilitas di bangun, seperti
pusat penterjemah buku dan tempat-tempat penelitian dan
penemuan yang berpusat di Bagdad.
d.Ilmu yang berkembang antara lain (Filsafat, Astronomi, Matematika,
Ilmu Kedokteran, Ilmu Kimia.

SEJARAH NABI MUHAMMAD PERIODE MEKKAH


A. Keadaan Masyarakat Arab Sebelum Islam
1. Jazirah Arab atau semenanjung Arabia adalah daerah yang berbentuk
memanjang dan tidak parallelogram. Di sebelah utara berbatasan dengan
Palestina dan padang Syam, di sebelah timur berbatasan dengan Hira,
Dijla (Tigris), Furat (Euphrates) dan Teluk Persia, di sebelah selatan
berbatasan dengan Samudera Indonesia dan Teluk Aden, sedangkan di
sebelah barat Laut Merah. Jadi, dari sebelah barat dan selatan daerah ini
dikelilingi lautan, dari utara padang sahara dan dari timur padang sahara
dan Teluk Persia.
2. Secara umum, keadaan wilayah di Jazirah Arab adalah tandus,
sehingga hal ini melindunginya dari penjajahan dan penyebaran agama.
Wilayah yang dianggap cukup subur adalah daerah Yaman yang terletak
di sebelah selatan.
3. Jazirah Arab diapit oleh dua kekaisaran besar yang berada di sebelah
utara, yaitu kekaisaran Persia yang beragama Majusi (penyembah api)
dengan kitab sucinya Zend Avesta dan kekaisaran Romawi yang
beragama Nasrani/kristen dengan kitab sucinya Injil.
4. Kehidupan penduduk Arab pada masa itu rata-rata hidup nomaden
(suka berpindah-pindah dan mengembara). Selain itu, kehidupan mereka
dibentuk berdasarkan kabilah (suku). Kabilah ini dibentuk oleh kelompok-
kelompok keluarga atas dasar pertalian darah (nasab), perkawinan dan
sumpah setia. Setiap kabilah dipimpin oleh seorang Syaikh yang dipilih
dari seorang anggota tertua melalui musyawarah.
5. Secara garis besar, ada dua macam penduduk yang hidup di Arab
ketika itu, yaitu: (a) Penduduk kota, rata-rata pedagang dengan dua kota
terkenalnya yaitu Mekkah dan Madinah, dan (b) Penduduk desa (badui),
rata-rata petani, peternak dan penggembala.
6. Masa kehidupan masyarakat Arab sebelum Islam dinamakan masa
Jahiliyah (masa kebodohan). Disebut Jahiliyah bukan karena tidak
berilmu, tetapi karena penduduknya kebanyakan suka berbuat kejahatan,
suka berperang, membunuh, melecehkan wanita, melakukan takhayul,
menyembah berhala dan lain-lain. Perbuatan-perbuatan itu adalah contoh
kebudayaan arab Jahiliyah yang buruk. Akan tetapi ada beberapa
kebudayaan Arab jahiliyah yang baik, di antaranya di bidang
kesusastraan (seni), di mana masyarakat Arab suka sekali membuat
karya-karya syair (puisi) dan para penyair pada waktu itu dianggap orang
yang mempunyai kedudukan tinggi.
B. Misi Nabi Muhammad SAW Sebagai Rahmatan Lil ‘Alamin
1. Kelahiran Nabi Muhammad
a) Muhammad SAW dilahirkan di kota Mekkah (Hijaz) pada tanggal 12q
Rabiul Awwal tahun Gajah atau bertepatan tanggal 20 April 571
Masehi.
b) Beliau wafat pada hari senin tanggal 12 Rabi'ul Awwal tahun 11 H
bertepatan dengan 8 Juni 632 M.
c) Beliau merupakan keturunan suku Quraisy, suku bangsawan yang
sangat berpengaruh di Arab.
d) Ayahnya bernama Abdullah bin Abdul Muthalib yang wafat ketika
beliau masih berada dalam kandungan ibunya, Siti Aminah.
Sedangkan ibunya wafat ketika beliau berumur 6 tahun. Kemudian
beliau diasuh oleh kakeknya, Abdul Muthalib selama dua tahun dan
oleh pamannya, Abu Thalib.
2. Kerosulan Muhammad
a) Pada usia 25 tahun, beliau menikah dengan Khadijah, seorang janda
kaya yang berusia 40 tahun. Kemudian selang beberapa lama beliau
mendapat gelar al-Amin (orang yang dapat dipercaya), gelar ini
diberikan karena beliau berhasil mengatasi perselisihan para pemuka
suku Quraisy dalam peletakkan Hajar Aswad (batu hitam yang suci) di
dinding Ka’bah
b) Pada usia 40 tahun, beliau sering datang ke Gua Hira yang terletakq
di perbukitan Jabal Nur untuk bertahanuts atau melakukan pemusatan
jiwa dan merenungi keadaan masyarakat arab yang masih Jahiliyah.
Pada malam 17 Ramadhan tahun 610 M. ketika sedang bertahanuts,
datanglah Malaikat Jibril menyampaikan wahyu pertama, yaitu al-
Quran Surat al-‘Alaq ayat 1-5:È
Artiya; ” Bacalah Atas Nama Tuhanmu Yang Telah Menjadikan
Makhluk. Dia Telah Menjadikan Menusia Dari Segumpal Darah.
Bacalah ! Tuhan Engkaualah Yang Amat Pemurah. Yang Mengajar
Manusia Dengan Pena. Dia Mengajar Manusia Apa-apa Yang Belum
Diketahui. ( Qs. Al-alaq; 1 – 5 )
c) Dengan turunya wahyu yang pertama manandakan bahwa Allah SWT
telah mengangkat Muhammad sebagai Nabi dan Rasul Nya. Setelah
menerima wahyu yang pertama Nabi Muhammad SAW tidak langsung
bergerak untuk berda’wah. Nabi Muhammad saw. dalam kondisi
bingung, takut dan gemetar yang akhirnya ditenangkan oleh istri
beliau yaitu Siti Khadijah.
d) Kemudian setelah itu, turun wahyu yang kedua yaitu surat al-
Mudatsir ayat 1 – 7. Dengan turunnya wahyu yang kedua ini maka
beliau memulai dakwah dengan cara sembunyi-sembunyi
e) Sasaran dakwahnya terbatas pada orang-orang dekat disekitar beliau
. Yang mula-mula menerima dakwah beliau adalah Siti
Khodijah( istrinya) Ali bin Abi Talib (anak pamannya),Abu Bakar
(sahabat nya), dan Zaed bin Harisah (pembantunya).
3. Dakwah Pada Masa Awal
Dakwah secara sembunyi-sembunyi.Dakwah ini dilakukan
selama kurang lebih tiga tahun dan
berhasil mengislamkan:
1.Khadijah (istri Nabi)
2. Abu Bakar (sahabat dekat Nabi)
3. Ali bin Abi Thalib (sepupu Nabi)
4. Zaid bin Haritsah (budak yang dipelihara Nabi),
5. Bilal bin Rabah (seorang budak kulit hitam)
6. Utsman bin Affan
7. Zubair bin Awwam
8. Sa'ad bi abi Waqash
9. Talhah bin Ubaidillah
10.Abdurrahman bin Auf
11.Arqam bin Abil Arqam dan lain-lain.
(Orang-orang yang disebutkan di atas disebut Assabiqunal Awwalun
(orang-orang yang pertama
masuk Islam).
4. Dakwah secara terang-terangan. dilakukan selama sepuluh tahun
setelah turun Al-Qur’an surat al-Hijr ayat:
94
a. Langkah pertama yang dilakukan Nabi dalam berdakwah dengan cara
terang-terangan adalah mengumpulkan warga kota Mekkah di bukit
Shofa. Di antara orang-orang yang hadir adalah Abu Lahab, Abu Jahal,
dan Umar bin Khattab. Setelah semua berkumpul, Nabi mulai
berdakwah, tetapi Nabi malah dicemooh dan dilempari. Bahkan Abu
Lahab mencaci-maki dan melempari beliau dengan batu. Akhirnya
pertemuan itu berakhir dengan kekacauan.
b. Meskipun demikian, dakwah dengan cara ini telah memberikan hasil
dengan bertambahnya jumlah pemeluk Islam dari golongan lemah
seperti wanita, budak, pekerja dan orang-orang miskin .
5. Hambatan-hambatan Dakwah Nabi Di Mekkah
Banyaknya tokoh bangsawan kafir Quraisy yang menolak, menentang dan
mengancam Nabi seperti Abu Lahab, Abu Jahal dan Abu Sofyan.
Penentangan ini dilakukan oleh mereka dengan alasan:
a) Nabi yang keturunan Bani Hasyim dianggap akan menundukkan dan
menguasai otoritas politik dan ekonomi bangsa Arab yang saat itu
dipegang oleh Bani Abdi Syam
b) Kekhawatiran akan hilangnya sistem kasta di kehidupan sosial
masyarakat Arab. Dalam hal ini derajat dan kehormatan para bangsawan
Arab Quraisy merasa terancam dalam hal kekuasaan, wibawa dan
pengaruh di masyarakat.
c) Nabi akan menghilangkan tradisi yang sudah diwarisi secara turun
temurun dari nenek moyang mereka.
d) Adanya bujukan dari pamannya Abu Thalib (pelindung Nabi) agar
menghentikan dakwah. Bujukan ini dilakukan pamannya karena ia
didesak oleh para tokoh kafir Quraisy untuk menghentikan kegiatan
Nabi dalam berdakwah. Namun demikian, bujukan ini tidak berhasil
karena keteguhan Nabi dalam berdakwah.
e) Banyaknya para pengikut Nabi yang disiksa karena masuk Islam,
seperti Bilal bin Rabah, Zubair bin Awwam dan Abu Bakar, sehingga
Nabi sempat memerintahkan beberapa sahabatnya untuk hijrah ke
Habasyah (Ethiopia).
f) Adanya pemboikotan kaum kafir Quraisy yaitu:
1) tidak mau berbicara dengan orang Islam,
2) tidak mau jual beli dengan orang Islam,
3) tidak mau menikah dengan orang Islam.
Pemboikotan berjalan selama 3 tahun, dan berhenti ini setelah papan
pengumuman yang dipasang di Ka’bah habis dimakan rayap. Selain itu
beberapa orang Quraisy juga mempunyai perasaan tidak tega melihat
akibat pemboikotan tersebut.
Contoh Penderitaan Yang Dialami Umat Islam (Sahabat Bilal)
Ketika Mereka Menyatakan dan
memepertahankan Keislaman sehingga mereka disiksa oleh
orang-orang Kafir
6. Misi Dakwah Nabi Di Mekkah
a) Mengajak masyarakat menyembah kepada Allah SWT semata
(tauhid) dan meninggalkan menyembah berhala.
b) Mengajarkan adanya hari kiamat, setiap manusia akan diminta
pertanggungjawaban selama mereka hidup di dunia.
c) Mengajak masyarakat berbuat baik dan berakhlak terpuji dan
melarang berbuat kejahatan dan kerusakan.
d) Mengajak masyarakat untuk menegakkan keadilan dan persamaan
derajat antara laki-laki dan perempuan.
7. Ibrah/Hikmah Dakwah Nabi Di Mekkah
a) kepribadian Nabi yang mempunyai sifat sidik (selalu benar),
amanah (dapat dipercaya), Tabligh (berani menyampaikan) dan
fatonah (cerdas).
b) Tidak pernah menyerah dalam berdakwah, walaupun banyak
ancaman yang dihadapi
c) Berani berkorban harta benda dan nyawa.
d) Dalam berdakwah, selalu menggunakan siasat atau cara yang baik
dan bertahap. Tahap pertama dengan sembunyi-sembunyi guna
menyusun kekuatan dan tahap kedua dengan terang-terangan
(terbuka).
8. Hal-hal Yang Perlu Diteladani Dari Perjuangan Dakwah Nabi Di
Mekkah
a) Menampilkan sikap terpuji sebagaimana yang telah dilakukan Nabi
dengan sifat-sifatnya.
b) Dalam melakukan segala sesuatu harus mempunyai perencanaan,
sungguh-sungguh, tidak gampang menyerah dan selalu berdoa agar
hasilnya dapat memuaskan
c) Berani berkorban dan bertanggungjawab.
d) Berdakwah secara terbuka pada saat kedudukan makin menguat
e) Melukan hijrah untuk menyusun kekuatan
f) Menyandarkan keberhasilan kepada Alloh swt.

SEJARAH NABI MUHAMMAD SAW PERIODE MADINAH


A. Madinah Sebelum Kedatangan Islam
1. Sebelum Islam datang, kota Madinah bernama Yatsrib. Penduduknya
terdiri dari dua golongan besar yang sering bertikai dan berperang,
yaitu:
1. Golongan bangsa Yahudi yang terdiri dari : a.Bani Qainuqa, b.Bani
Quraizah dan c. Bani Nazir
2. Golongan bangsa Arab yang terdiri dari suku Aus dan Khazraj.
2. Kota Yatsrib termasuk daerah subur dan pusat pertanian serta
merupakan jalur perdagangan ramai
yang menghubungkan antara Yaman di selatan dan Syiria di Utara.
B. Proses Masuknya agama Islam ke Madinah dan Hijrahnya Nabi ke
Madinah
1. Ketika Nabi masih di Mekkah, banyak penduduk Yatsrib
melaksanakan Ibadah Haji ke Mekkah. Kesempatan ini digunakan oleh
Nabi untuk mengajak penduduk Yatsrib untuk masuk Islam
2. Akhirnya, setiap orang Yatsrib yang ke Mekkah menyatakan masuk
Islam.
3. Bahkan, tahun 621 M Nabi menemui rombongan haji dari Yatsrib
yang berjumlah 12 orang di bukit aqabah dan melakukan perjanjian.
4. Perjanjian ini disebut “Perjanjian Aqabah I” yang isinya:
1. Penduduk Yatsrib akan setia melindungi Nabi 4.
Tidak membunuh dan berdusta
2. Rela berkorban harta dan jiwa
5. bersedia membantu menyebarkan Islam
3. Tidak akan menyekutukan Allah
C. Usaha-usaha Yang Dilakukan Rosululloh Setelah Berada Di Madinah
1. Mendirikan Masjid,
a) Masjid yang pertama didirikan Nabi di Madinah
adalah Masjid Nabawi dibangun di atas tanah yang dibeli
Nabi dari dua orang miskin bernama Sahl bin Amr dan Suhail
bin Amr.
b) Pendirian masjid ini dimaksudkan selain sebagai
pusat Ibadah dan dakwah Islam, namun juga berperan
sebagai tempat bermusyawarah kaum Muslimin, tempat
untuk mempersatukan kaum Muslimin, bahkan dijadikan
sebagai pusat pemerintahan. Di salah satu penjuru masjid
disediakan tempat tinggal untuk orang-orang miskin yang
tidak mempunyai tempat tinggal, mereka dinamai Ahlus-
Suffah.
c) Selanjutnya, dimulailah pembangunan jalan raya di sekitar
masjid, sehingga lama-kelamaan tempat itu menjadi pusat
kota dan pemukiman serta perniagaan.
d) Pesatnya pembangunan di sekitar masjid
Nabawi menyebabkan banyak pendatang dari luar Madinah.
2. Mempersaudarakan Kaum Muhajirin dan Anshor. Cara ini
dilakukan Nabi untuk mengokohkan persatuan Umat Islam di
Madinah.ž
Persaudaraan ini didasarkan atas persaudaraan seagama dan
bukan atas dasar kesukuan. Sebagai contoh, Nabi
mempersaudarakan Hamzah bin Abdul Muthalib dengan Zaid bekas
budaknya, Abu Bakar bersaudara dengan Kharija bin Zaid, dan Umar
bin Khattab bersaudara dengan 'Itban bin Malik Al-Khazraji.
N Kaum Muhajirin kemudian banyak yang menjadi pedagang dan
petani. Diantaranya Abdurrahman bin Auf menjadi pedagang,
sedangkan Umar bin Khottob dan Ali bin Abi Tholib menjadi petani.
3. Membuat perjanjian damai antara Kaum Muslimin dan Kaum Yahudi
a) Nabi membuat peraturan-peraturan yang disebut
dengan “Piagam Madinah” yang isinya antara lain:
1. Kaum Muslim dan Yahudi akan hidup berdampingan dan bebas
menjalankan agamanya masing-masing.
2. Apabila salah satu pihak diperangi musuh, maka yang lain wajib
membantu.
3. Apabila terjadi perselisihan antara keduanya, penyelesaian
diserahkan kepada Nabi selaku pemimpin tertinggi di
Madinah.
4. Dalam Piagam tersebut terdapat beberapa asas, yaitu: kebebasan
beragama, persamaan, keadilan, perdamaian dan musyawarah.
4. Meletakkan Dasar-dasar Pemerintahan, Ekonomi dan Kemasyarakatan
b) Dalam bidang pemerintahan diterapkan prinsip
musyawarah (demokrasi), yaitu dalam memutuskan
masalah harus bermusyawarah terlebih dahulu.
c) Dalam bidang ekonomi diterapkan asas koperasi, yaitu
tiap-tiap Muslim harus saling membantu.
d) Dalam kehidupan bermasyarakat diterapkan asas
keadilan, harus salingž tolong menolong, menghargai
persamaan hak dan kewajiban sesama Muslim, tidak ada
perbedaan pangkat, harta dan keturunan, harus
mengasihi dan memelihara anak yatim, menyantuni
janda-janda.
e) Dengan demikian, maka berdirilah kota Madinah
sebagai kota terbesar di Jazirah Arab dengan kemegahan
yang ditampilkannya.
Pada masa ini, masyarakat Muslim berkembang
menjadi masyarakat besar dan menjadi pusat untuk
kegiatan perekonomian, perdagangan dan pertanian.

D. Perjuangan Nabi Muhammad SAW Dan Para Sahabat Di Madinah


1) Sejak hijrah ke Madinah, selama kurang lebih 10 tahun, Nabi dan para
sahabatnya berdakwah kepada penduduk Madinah tanpa mengenal lelah, dan
tidak pernah putus asa.
2) Kebanyakan penduduk Madinah, terutama suku Aus dan Khazraj,
menerima dakwah Nabi tersebut. Akan tetapi, dalam perjalanan dakwahnya,
Nabi menemui rintangan, khususnya dari orang-orang Yahudi yang tidak
senang dengan keberhasilannya.
3) Salah seorang Yahudi Munafik yang tidak senang adalah Abdullah bin
Ubay. Ia selalu melaporkan kegiatan Nabi di Madinah kepada kaum kafir
Quraisy di Mekkah, sehingga pada masa-masa kemudian terjadilah banyak
peperangan dengan kaum kafir Quraisy Mekkah.
Beberapa Peperangan Yang Terjadi Ketika Nabi Berada Di Madinah :
1) Perang Badar
a) terjadi di dekat sumber mata air milik seorang bernama Badar
pada tanggal 17 Ramadhan tahun 2 H bertepatan 5 Januari 623 M.
b) Dalam perang ini pasukan Islam hanya berjumlah 313 orang
yang dipimpinž oleh Nabi Muhammad SAW, sedangkan pihak kafir Quraisy
berjumlah 1000 orang yang dipimpin oleh Abu Sufyan.
c)Perang ini dimenangkan oleh umat Islam dengan korban tewas sebanyak 14
orang Muslim dan 70 orang kafir termasuk Abu Jahal.
2) Perang Uhud
a) Perang ini berlangsung pada bulan Sya’ban tahun 3 H
bertepatan bulan Januari 625 M di sebuah perbukitan bernama Uhud.
b) Pasukan Islam pimpinan Nabi pada awalnya berjumlah 1000
orang, tetapiž 300 orang membelot karena hasutan Abdullah bin Ubay.
Sedangkan pasukan kafir Quraisy berjumlah 3000 orang yang dipimpin Abu
Sufyan dan istrinya Hindun.
c)Perang ini pada awalnya hampir dimenangkan oleh umat Islam, tetapi karena
pasukan Islam meninggalkan posisi perang untuk mengambil harta rampasan
perang (ghanimah), akhirnya pasukan Islam mengalami kekalahan
d) Bahkan Hamzah bin Abdul Mutholib (paman Nabi) terbunuh
dan isi tubuhnya dikoyak-koyak oleh Hindun. Korban meninggal dari pihak
umat Islam adalah 70 orang, sedangkan kafir Quraisy berjumlah 23 orang.
3) Perang Khandaq
a) Perang terjadi di sebelah utara Madinah pada bulan Syawal 5 H
atau Maret 627 M. Perang Khandaq ini disebut juga perang Ahzab.
b) Dalam perang ini, pasukan musuh berjumlah 10.000 orang
yang dipimpin Abu Sufyan, sedangkan pasukan Islam hanya berjumlah 3000
orang pimpinan Nabi dan Ali bin Abi Tholib.
c)Atas usul dari Salman Al-Farisi (orang Persia), pasukan Islam membuat parit
mengelilingi perbatasan kota Madinah. Akibat adanya parit ini, pasukan kafir
Quraisy mengalami kekalahan.
Selain empat perang di atas, ada beberapa peperangan lagi yang terjadi antara
umat Islam dengan kaum kafir yaitu:
1. Perang Khaibar
2. Perang Mu’tah
3. Perang Tabuk.
Di Samping Peperangan, Nabi Dan Para Sahabatnya Juga Melakukan beberapa
usaha dan berhasil dengan baik dalam Menghadapi Kaum Kafir, Yaitu:
1. Mengadakan Perjanjian Hudaibiyah dengan orang-orang Kafir Qurays di
Mekkah.
a) Perjanjian ini berlangsung pada bulan Zulkaidah tahun 6 H
atau 628 M di daerah Hudaibiyah.
b) Asal mula terjadinya perjanjian ini adalah adanya keinginan
kaum Muhajirin untuk beribadah haji dan menengok saudara mereka di
Mekkah yang selama enam tahun tidak bertemu.
c)Akan tetapi keinginan ini dihalangi oleh kaum Kafir Quraisy.
d) Maka Nabi pun berangkat dengan kaum Muhajirin untuk pergi
ke Mekkah, sesampainya di Hudaibiyah dicegatlah Nabi dan para pengikutnya
oleh kaum Quraisy. Dari sinilah kemudian lahirlah perjanjian Hudaibiyah.
Isi Perjanjian Hudaibiyah :
1. Umat Islam dan kaum kafir Quraisy tidak boleh saling serang selama 10
tahun.
2. Nabi dan pengikutnya tidak diperkenankan beribadah haji pada tahun ini.
3. Kaum Muslim wajib mengembalikan orang Mekkah yang menjadi pengikut
Nabi di Madinah, sedangkan kaum kafir Quraisy tidak wajib mengembalikan
orang Madinah yang menjadi pengikut mereka.
4. Setiap orang diberi kbebasan untuk memilih menjadi pengikut Nabi atau
kaum Kafir Quraisy.
2. Fathul Makkah (penaklukan kota Mekkah)
a) terjadi pada bulan Ramadhan tahun 8 H atau Januari 630 M.
b) Sebab utama terjadinya fathu Makkah adalah kaum Kafir
Quraisy melanggar perjanjian Hudaibiyah dan menyerang kaum Muslim yang
ada di Mekkah.
c)Penaklukkan kota Mekkah yang dilakukan Nabi dan pengikutnya itu tanpa
ada pertumpahan darah dan peperangan, sehingga penduduk kota Mekkah
pun banyak yang masuk Islam termasuk pemimpin kafir Quraisy Abu Sufyan
ikut masuk Islam.
d) Saat itulah turun Qur’an Surat An Nashr ayat 1-5
e) Ketika terjadi fathul Makkah ini, Nabi berpidato di hadapan
masyarakat yang isinya :
1. Barang Siapa yang menutup pintu rumahnya, rapat- rapat maka ia aman.
2. Barang siapa yang masuk ke Masjdil Haram, maka ia aman.
3. Barang siapa yang memasuki rumah Abu Sufyan, maka ia aman.

E. Hikmah Dan Teladan Dari Misi Nabi Muhammad Saw Dalam Membangun
Masyarakat Madinah
1. Melakukan hijrah (pindah) ke tempat yang dianggap lebih memberi
harapan untuk mengembangkan masyarakat Islam yang lebih maju merupakan
suatu kemestian yang harus dilakukan.
2. Nabi melakukan Hijrah ke Madinah adalah untuk menyusun kekuatan dan
menarik banyak pengikut agar dakwah Islam berjalan sesuai yang diharapkan
dan masyarakat Islam semakin kokoh.
3. Dari hijrah ini, Nabi berhasil membangun masyarakat Islam menuju pada
kemajuan, kesejahteraan, dan kedamaian, baik di bidang sosial, ekonomi
maupun politik.
4. Keberhasilan yang telah dicapai ini memerlukan perjuangan yang panjang
dan kadang harus dilakukan dengan cara kekerasan (jihad atau berperang).
Dengan demikian, hikmah dan teladan yang dapat diambil dan ditiru dari
perjuangan Nabi di Madinah tersebut di antaranya adalah:
Hikmah Dan Teladan Yang Dapat Diambil Dan Ditiru Dari Perjuangan Nabi Di
Madinah Tersebut Di Antaranya Adalah:
1. Ketabahan dalam menerima cobaan
a) Mereka pergi berhijrah dengan meninggalkan segala yang ada
di Mekkah, antara lain sanak famili, harta benda dan juga kampung halaman.
b) Rasa berat pada diri kaum Muslimin meninggalkan kampung
halaman ternyata sirna oleh keimanan mereka yang kuat dan kecintaan yang
tulus terhadap Nabi Muhammad SAW.
c)Mereka tabah dan ikhlas dalam menerima cobaan ini. Oleh karena itu,
apapun keadaannya, situasinya apakah senang atau susah, iman harus
senantiasa melekat di hati kita.
2. Cerdas dalam mengambil keputusan
a) Nabi Muhammad SAW adalah orang yang memiliki kecerdasan
luar biasa dalam mengambil keputusan dan tindakan. Hal itu terbukti ketika
beliau mampu menyatukan kaum Muhajirin dan Anshar menjadi satu saudara.
Persaudaraan ini menjadikan masyarakat Muslim Madinah semakin
berkembang dan kuat serta mampu menjadi bangsa yang besar dan bersatu
dibawah bendera Islam, sehingga dalam tempo yang relatif singkat masyarakat
Muslim Madinah dikagumi oleh bangsa lainnya.
b) Dalam bidang ekonomi dan perdagangan, Nabi Muhammad
SAW menerapkanž asas koperasi, yakni menganjurkan kaum Muslim di
Madinah agar memperhatikan nasib saudaranya, tidak serakah dan tidak
mempraktekkan sistem riba dalam transaksi perdagangan. Bahkan, dalam
menunaikan haji yang terakhir atau disebut dengan Haji Wada tahun 10 H (631
M) Nabi menyampaikan khotbahnya yang sangat bersejarah antara lain berisi:
1. larangan untuk riba dan menganiaya.
2. Perintah untuk memperlakukan istri dengan baik.
3. Persamaan dan persaudaraan antar manusia harus ditegakkan.
3. Gigih dan istiqamah dalam berjuang
Akhirnya kaum Muslim di Madinah mampu mengimbangi kekuatan kaum kafir
di Mekkad dan orang-orang Yahudi di Madinah.ž

F. Hubungan Antara Misi Nabi Muhammad Di Madinah Dengan


Perkembangan Masyarakat Islam Masa Sekarang
Keterkaitan antara misi dakwah Nabi Muhammad SAW dengan perkembangan
masyarakat Islam sekarang dapat kita lihat dari beberapa aspek, antara lain :
1. Aspek Politik Pemerintahan
a) Nabi Muhammad SAW selain menjadi pemimpin agama, beliau
juga menjadiž pemimpin pemerintahan. Dalam kepemimpinannya, beliau
mengedepankan kepentingan umum daripada kepentingan pribadi dan
keluarganya.
b) Selain itu, beliau juga menggunakan sistem musyawarah atau
demokrasiž dan berlaku adil dalam memutuskan suatu perkara di masyarakat
dengan tidak membedakan golongan, suku bahkan perbedaan agama.
c)Sistem musyawarah atau demokrasi ini selanjutnya banyak dipakai oleh
berbagai negara, termasuk oleh negara kita Indonesia.
2. Aspek Sosial Kemasyarakatan.
a) Penduduk Muslim Madinah pada masa kepemimpinan Nabi
memiliki rasa persaudaraan dan persatuan yang kuat.
b) Mereka tidak membedakan antara Muhajirin dan Anshar,
bahkan tidak membedakan rasa persatuan dengan penganut agama lain.
c)Rasa persaudaraan sesama Muslim di Madinah tercermin dalam kehidupan
sehar-hari, di antara mereka tidak ada perselisihan ataupun permusuhan.
d) Jika ada salah satu warga Muslim yang sakit, maka Muslim
lain menjenguknya.
e) Selain itu, budaya silaturahmi merupakan kebiasaan yang
tertanam dalam warna kehidupan penduduk Muslim Madinah
3. Aspek Ekonomi.
a) Pada tahun-tahun awal, pemerintahan Islam di Madinah hampir
tidak memiliki sumber memasukan ataupun pengeluaran.
b) Seluruh tugas pemerintahan dilaksanakan kaum muslimin
secara bergotong royong dan sukarela.
c)Mereka memperoleh pendapatan dari bebagai sumber yang tidak terikat.
Akan tetapi ketika masyarakat Muslim Madinah sudah tentram dan kuat, maka
pada waktu itu kewajiban membayar zakat dan pajak mulai dijalankan sebagai
sumber pendapatan negara.
d) Pajak pada masa itu dipungut semata berdasarkan standar
cukup atau berdasarkan kadar kebutuhan negara.
e) Dalam memajukan ekonomi masyarakat di Madinah,
Rasulullah menerapkan sistem koperasi. Sistem ekonomi ini dimaksudkan
untuk membantu penduduk Muslim di Madinah yang miskin dan lemah.
f) Masyarakat Muslim Madinah yang rata-rata berprofesi sebagai pedagang dan
petani sangat antusias dan menerima dengan senang hati ajakan Nabi
Muhammad SAW tersebut.

KHULAFAUR RASYIDIN
a. Arti Khulafaur Rasyidin
Istilah Khulafaur Rasyidin berasal dari bahasa arab, terdiri dari dua kata yaitu,
Khulafa dan ar Rasyid. Dari segi bahasa khulafa adalah bentuk jamak dari kata
khalifah yang berarti “pengganti” sedangkan rasyidin adalah bentuk jamak
dari kata ar rasyid yang berarti “yang mendapat petunjuk”.
Dengan demikian arti Khulafaur Rasyidin menurut bahasa adalah para
pengganti yang mendapat petunjuk dari Allah SWT. Sedangkan menurut
istilah, Khulafaur Rasyidin artinya orang-orang yang ditunjuk untuk
menggantikan kedudukan Nabi Muhammad SAW sebagai kepala pemerintahan
dan pemimpin umat setelah Rasulullah meninggal.
b. Nama-nama Khulafaur Rasyidin
Setelah Rasulullah SAW meninggal dunia, jabatan pemimpin negara
digantikan oleh khalifah. Khalifah merupakan gelar seorang yang memimpin
umat Islam dan seluruh rakyat di wilayahnya. Jabatan khalifah tidak dapat
diwariskan kepada keturunannya seperti halnya raja atau sultan.Nama-nama
khalifah yang termasuk dalam Khulafaur Rasyidin yaitu:
1. Abu Bakar as Siddiq (11 – 13 H / 632 – 634 M) 3.
Usman bin Affan (23 – 35 H / 644 – 655 M)
2. Umar bin Khattab (13 – 23 H / 634 – 644 M) 4. Ali bin
Abi Thalib (35 – 40 H / 655 – 660 M)
Jadi, ada empat orang khalifah yang termasuk dalam Khulafaur Rasyidin.
Mereka semua adalah sahabat – sahabat dekat Rasulullah yang dapat
dipercaya.

c. Ibrah prestasi para Khulafaur Rasyidin.


A. ABU BAKAR AS-SIDDIQ
Ibrah atau pelajaran yang dapat diambil dari kepemimpinan Khulafaur Rasyidin
adalah meneladani prestasi-prestasi yang dicapai.
1. Khalifah Abu Bakar as-Sidiq merupakan salah satu sosok pemimpin yang
tegas , ikhlas dan teguh memegang kebenaran.
Disepakati bahwa Abu Bakar yang pantas menjadi Khalifah. Adapun
kesepakatan tersebut karena Abu Bakar adalah:
a. Orang pertama orang yang mengakui peristiwa Isra’ Mikraj,
b. Orang yang menemani Nabi Muhammad Saw berhijrah ke Madinah.
c. Orang yang sangat gigih dalam melindungi orang yang memeluk agama
Islam dan
d. Imam shalat sebagai penggati Nabi Muhammad ketika sedang sakit.
Setelah sepakat, Umar bin Khaattab menjabat tangan Abu Bakar dan
menyatkakan baiatnya kepada Abu Bakar. Lalu diiukti oleh
Sa’ad bin Ubadah. Dan Umat Islam seluruhnya.Abu Bakar menamai dirinya
sebagai Khalifaturrasul atau sebagai pengganti Rasul.
2. Masa kepemimpinannya ,Khalifah Abu Bakar as-Siddiq melakukan
beberapa usaha dan mencapai beberapa prestasi :
a. Memerangi Kaum Murtad dan Nabi-nabi palsu yang ingin menghancurkan
Islam diantaranya.
1. Al -Aswad al Ansi
2. Thulaihah bin Khuwalid al Asadi
3. Malik bin Nuwairah
4. Musailamah al Kazab
b. Kodifikasi (mengumpulkan ayat-ayat lalu membukukan) Al-Qur'an : Hasil
karya masa Kholifah Abu Bakar as Shiddiq yang masih dapat kita rasakan
hingga sekarang adalah adanya Mushaf Al-Qur'an. Ketika itu , Al-Qur'an
tertulis dalam berbagai benda yang berserakan di berbagai tempat. Usaha ini
dilaksanakan atas saran Umar bin Khattab yang saat itu menjadi penasehat
utama Kholifah Abu Bakar as Siddiq.
Alasan Umar bin Khattab mengusulkan pengumpulan Al-Qur'an tertulis
diberbagai tempat adalah Banyaknya para penghafal Al-Qur'an yang
meninggal dalam perang Yamamah. Abu Bakar as Siddiq bersedia
mewujudkan pengumpulan ayat-ayat Al-Qur'an dengan menunjuk Zaid bin
Tsabit sebagai pemimpin pengumpulan.
c. Perluasan Wilayah Islam
Tiga hal yang menjadi pegangan utama para da'i atau tentara Islam saat
memasuki daerah baru adalah :
1. Dianjurkan masuk Islam, maka jiwa serta hartanya akan dilindungi.
2. Boleh tidak masuk Islam, tetapi membayar Jizyah (pajak perlindungan)
maka jiwa dan hartanya dilindungi.
3. Jika menentang , mereka akan diperangi.
Khalifah Abu Bakar as-Sidiq mempunyai karakter lembut dan tegas. Dalam
suasana negara yang kacau, pemimpin berkarakter seperti Khalifah Abu Bakar
as-Sidiq sangat diperlukan. Dengan kelembutannya, khalifah Abu Bakar as-
Sidiq dapat menginsyafkan orang-orang yang terbujuk berbuat makar.
Sementara itu, orang-orang yang bersikap merongrong dihadapi secara tegas
oleh Khalifah Abu Bakar as-Sidiq.

B. Umar bin Khattab


Klahifah Umar bin Khatab merupakan salah satu pemimpin yang meletakkan
dasar-dasar demokrasi dalam Islam. Beliau benar-benar memperhatikan dan
mengutamakan kepentingan rakyat. Dalam pemerintahan beliau memilih
pejabat yang benar-benar ahli dan dapat dipercaya. Khalifah Umar bin Khatab
juga selalu membuka diri untuk menerima suara langsung dari
rakyatnya.Namun beliau tetap tegas dalam menegakkan hukum dan tidak
pandangbulu.
1.Prestasi
Perluasan Wilayah Pada masa itu , perluasan wilayah Islam terjadi besar-
besaran dan dikenal sebagai periode Futuhat al Islamiyah. Secara berturut-
turut , pasukan Islam berhasil menguasai Suriah, Persia dan Mesir.
Kemenangan umat Islam menjadikan wilayah Islam pada masa Kholifah Umar
bin Khattab meluas hingga Afrika Utara, Armenia dan sebagian wilayah Eropa
Timur.Umar bin Khattab membagi wilayah Islam menjadi beberapa propinsi
serta menugaskan seorang gubernur untuk memerintah wilayah tersebut.
· Sa'ad bin Abi Waqqas memerintah wilayah di Kufah
· Amru bin Ash di Mesir
· Muawiyah bin Abi Sufyan di Damaskus.
b. Menata Administrasi dan Keuangan Pemerintahan
1. Pada masa pemerintahanya Umar bin Khattab membentuk Baitul Mal dan
Dewan Perang. Baitul Mal bertugas mengurusi keuangan negara. Dewan
Perang bertugas mencatat administrasi ketentaraan .
2. Kholifah Umar bin Khattab adalah Kholifah pertama kali yang
memperkenalkan sistim penggajian bagi pegawai pemerintah.
3. Kholifah Umar bin Khattab juga memberikan santunan dari Baitul Mal
kepada seluruh rakyatnya. Besarnya santunan disesuaikan lamanya memeluk
Islam. pada masa Kholifah Umar bin Khattab, kemakmuran dapat dinikmati
rakyat dari seluruh pelosok negeri.
c. Penetapan Kalender Hijrah
1. Hijrah juga menandai dua periode dakwah Islam . periode dakwah
sebelum Nabi Muhammad saw hijrah di sebut Periode Mekah. Sedangkan
periode dakwah Nabi Muhammad saw setelah hijrah dikenal sebagi Periode
Madinah.
2. Pembagian surah Al- Qur'an . Surah Al-Qur'an yang turun sebelum hijrah
disebut surah Makkiyah, sedangkan surah yang turun setelah hijrah disebut
surah Madaniyah..
2.Gaya kepemimpinan
Pada masa khalifah Umar bin Khatab, situasi negara lebih aman. Dalam
kondisi itu, perlu pemimpin yang mempunyai karakter seperti Khalifah Umar
bin Khatab, yaitu cerdas, tegas dan mengutamakan kepentingan rakyat.
Kecerdasan Umar bin Khatab sangat diperlukan untuk membangun dasar-
dasar kemasyarakatan yang islami.
C. UTSMAN BIN AFFAN
Khalifah Usman bin Affan berhasil memajukan islam melalui usaha
pembukuan al-Qur’an hingga dikenal Mushaf Usmani ,usaha ini adalah
prestasi luarbiasa yang dijadikan sebagai pedoman hidup umat manusia di
dunia . Beliau juga merupakan salah seorang pemimpin yang lemah lembut
dan sangat memperhatikan kepentingan rakyatnya. Beliau lebih suka
menggunakan pendekatan persuasif.
1. Utsman bin Affan dipilih sebagai Kholifah menggantikan Kholifah Umar
bin Khattab yang meninggal karena di tikam oleh Abu Lu'luah saat beliau
menjadi imam sholat subuh. Saat menjelang wafatnya, Kholifah telah
membentuk sebuah dewan yang akan menggantinya. Dewan tersebut
beranggotakan enam orang sahabat yang saat itu dianggap paling tinggi
derajatnya. Keenam anggota dewan tersebut adalah : (1). Usman bin Affan, (2)
Ali bin Abi Thalib, (3)Thalhah bin Ubaidillah, (4) Zubair bin Awwam, (5)
Abdurrahman bin Auf dan (6) Sa'ad bin Abi Waqas
Dewan tersebut bertugas memilih salah satu dari mereka untuk menjadi
Kholifah . Ketua Dewan dipegang oleh Abdurrahman bin Auf . Pemilihan di
lakukan dengan cara musyawarah dan mufakat dan untuk mencari suara
terbanyak.
Pada akhirnya Usman bin Affan terpilih sebagai kholifah pengganti Umar bin
Khattab. Saat terpilih menjadi khalifah Usman bin Affan telah berusia 70 tahun.
Beliau menjadi khalifah selama 12 tahun.
2. Prestasi yang dicapai Utsman bin Affan :
a. Kodifikasi Mushaf al Qur'an
Usaha kodifikasi ( pembukuan ) ayata-ayat Al-Qur'an sudah dimulai sejak
masa kholifah Abu Bakar As Shidiq . Ayat-ayat Al- Qur'an yang terkumpul
pada masa itu disimpan oleh Hafsah binti Umar , salah satu istri Rasulullah
saw.
b. Renovasi Masjid Nabawi
Masjid Nabawi adalah masjid yang pertama kali didirikan oleh Nabi
Muhammad saw. pada saat pertama kali tiba di Madinah dari perjalanan
hijrahnya. Masjid ini pada mulanya hanya kecil dan masih sangat sederhana .
Dengan semakin banyaknya jumlah umat islam , maka Kholifah Umar bin
Khattab mulai memperluas masjid ini.
c. Pembentukan Angkatan Laut
Pada masa Kholifah Usman bin Affan , wilayah islam sudah mencapai Afrika,
Siprus, hingga konstantinopel . Muawiyah saat itu menjabat gubernur Suriah
usul dibentuknya angkatan laut . Usul itu disambut dengan baik oleh Kholifah
Usman bin Affan .
d. Perluasan Wilayah Islam
Serangkain penaklukan bangsa Arab dimotivasi oleh semangat keagamaan
untuk menjadikan dunia memeluk dan mengakui islam. Pada masa
pemerintahan Kholifah Usman bin Affan wilayah Islam semakin meluas.
Wilayah Azer Baijan berhasil di taklukkan pasukan muslim dibawah pimpinan
Said bin As dan Huzaifah bin Yaman
Situasi negara pada masa Khalifah Usman bin Affan benar-benar sudah aman.
Kemakmuran sudah tercapai di segenap lapisan masyarakat. Dalam kondisi
seperti itu, karakter pemimpin yang saleh, penyantun, dan sabar sangat
diperlukan. Dengan karakter seperti Khalifah Usman bin Affan tersebut,
kemakmuran rakyat dapat tercapai, baik jasmani maupun rohani.
D. MASA KHOLIFAH ALI BIN ABI THALIB
Pada masa kepeminpinan Kholifah Usman bin Affan , terjadi fitnah yang besar
di kalangan kaum muslimin di beberapa daerah, terutama di Basrah,Mesir dan
Kufah. Fitnah-fitnah tersebut sengaja disebarkan oleh kaum munafik yang
dipimpin Abdullah bin Saba. Fitnah tersebut berhasil menghasut beberapa
pihak untuk membrontak dan menuntut mundurnya Khalifah Usman bin Affan.
Dalam masa krisis tersebut , beliau tetap tidak mau menggunakan pengawalan
khusus yang ditawarkan para sahabatnya. Suatu ketika , para pembrontak
berhasil berhasil menyerbu rumah Kholifah Usman bin Affan dan
membunuhnya. Saat kejadian itu, Kholifah Usman bin Affan sedang
menjalankan puasa sunah dan membaca Al-Qur'an. Malam harinya sebelum
terbunuh beliau mimpi bertemu Rasulullah saw. Dalam mimpinya, Rasulullah
saw meminta untuk berpuasa dan besuknya akan berbuka dengan Rasulullah
saw. Mimpi itu akhirnya menjadi kenyataan.
Sepeninggal Kholifah Usman bin Affan dalam kondisi yang masih kacau ,
kaum muslimin meminta Ali bin Abi Thalib untuk menjadi Kholifah . Akan
tetapi ada bebarapa tokoh yang menolak usulan tersebut diantaranya
Muawiyah bin Abi Sufyan. Mereka menolak Ali bin Abi Thalib pada umumnya
adalah para gubernur atau pejabat yang berasal dari keluarga besar Kholifah
Usman bin Affan . Mereka menuntut pembunuh Kholifah Usman bin Affan
ditangkap terlebih dahulu. Setelah itu barulah masalah pergantian pemimpin
dibicarakan.
Sebaliknya, pihak Ali bin Abi Tahlib berpendapat bahwa masalah
kepemimpinan sebaiknya diselesaikan terlebih dahulu. Seteleh itu, barulah
pembunuh Kholifah Usman bin Affan dicari bersama-sama. Perbedaan
pendapat tersebut awal pecahnya persatuan kaum muslimin saat itu. Akhirnya
Ali bin Abi Thalib tetap diangkat sebagai kholifah meskipun ada beberapa
kalangan yang tidak tersedia mengakuinya.
Khalifah Ali bin Abi Thalib adalah seorang pemimpin yang disiplin, tegas, dan
keras dalam membela kebenaran. Dalam kondisi tertentu, khalifah Ali bin Abi
Thalib lebih mengutamakan kebenaran yang diyakininya daripada persatuan.
Khalifah Ali bin Abi Thalib juga sangat menjunjung tinggi keputusan yang
sudah menjadi kesepakatan mayoritas. Kholifah Ali bin Abi Thalib
melaksanakan langkah-langkah yang dapat dianggap sebagai prestasi yang
telah dicapai.
1. Mengganti Pejabat yang Kurang Cakap.
Kholifah Ali bin Abi Thalib menginginkan sebuah pemerintahan yang efektif
dan efisien. Oleh karena itu, beliau kemudian mengganti pejabat-pejabat yang
kurang cakap dalam bekerja. Akan tetapi, pejabat-pejabat tersebut ternyata
banyak yang berasal dari keluarga Kholifah Usman bin Affan ( Bani Umayah ).
2. Membenahi Keuangan Negara ( Baitul Mal ).
Setelah mengganti para pejabat yang kurang cakap, Khalifah Ali bin Abi Tahlib
kemudian menyita harta para pejabat tersebut yang diperoleh secara tidak
benar. Harta tersebut kemudian disimpan di Baitul Mal dan digunakan untuk
kesejahteraan rakyat.
3. Memajukan Bidang Ilmu Bahasa.
Pada saat Kholifah Ali bin Abi Thalib memegang pemerintahan , Wilayah
Islam sudah mencapai India. Pada saat itu , penulisan huruf hijaiyah belum
dilengkapi dengan tanda baca, seperti kasrah, fathah, dhommah dan syaddah.
hal itu menyebabkan banyaknya kesalahan bacaan teks Al-Qur'an dan Hadits
di daerah-daerah yang jauh dari Jazirah Arab.
Untuk menghindari kesalahan fatal dalam bacaan Al-Qur'an dan Hadits.
Kholifah Ali bin Abi Thalib memerintahkan Abu Aswad ad Duali untuk
mengembangkan pokok-pokok ilmu nahwu, yaitu ilmu yang mempelajarai tata
bahasa Arab. Keberadaan ilmu nahwu diharapkan dapat membantu orang-
orang non Arab dalam mempelajari sumber utama ajaran islam, yaitu Al-
Qur'an dan Hadits.
4. Bidang Pembangunan
Salah satu pembangunan yang mendapat perhatian khusus dari Khalifah Ali
bin Abi Thalib adalah pembangunan Kota Kuffah. Pada awalnya kota Kufah
disiapkan sebagai pusat pertahanan oleh Mu'awiyah bin Abi Sufyan. Akan
tetapi , Kota Kufah kemudian berkembang menjadi pusat ilmu tafsir, ilmu
hadits,ilmu nahwu dan ilmu pengetahuan lainya

Anda mungkin juga menyukai