LANDASAN TEORI
(FTZ)
Zone (FTZ) didefinisikan sebagai suatu kawasan yang berada dalam wilayah
pabean, sehingga bebas dari pengenaan bea masuk, pajak pertambahan nilai
kawasan perdagangan bebas dan pelabuhan bebasatau Free Trade Zone (FTZ).
Sementara itu, pada Tahun 2007 Pulau Batam, Bintan, dan Karimun di
Free Trade Zone (FTZ) juga dapat didefinisikan sebagai suatu kawasan
wilayah atau suatu negara, yang terkecuali dari peraturan pabean setempat dan
11
Hidayat, Syarif dan Agus Syarop Hidayat. 2010. Quo Vadis Kawasan Ekonomi Khusus
(KEK).(Jakarta : Rajawali Pers,) Hal. 56
36
37
barang, serta manufacturing dengan atau tanpa pagar pembatas, dengan akses
(FTZ) dapat didefinisikan sebagai suatu konsep ekonomi dimana lalu lintas
tidak lagi dibatasi dan dibebani dengan yang disebut dinding tarif, bea masuk,
Kawasan perdagangan bebas dan pelabuhan bebas atau Free Trade Zone
ialah suatu wilayah yang luas tanpa pembatas yang jelas (pagar) yang di
12
Badan Pengawasan Kawasan Perdagangan Bebas Dan Pelabuhan Bebas Karimun,
Laporan Kajian Ilmiah, op, cit, h. 2
13
Mohctar Mas’oed, Ekonomi Politik Internasional dan Pembangunan . Yogyakarta. :
Pustaka Pelajar) h. 22
14
www.dictionary.com
15
Peraturan Pemerintah No.48 tahun 2007
38
bebas dan pelabuhan bebas bersama Perdana Menteri Singapura Lee Hsien
Loong di Turi Beach Resort. Wilayah Free Trade Zone yang diterapkan di
pulau Batam, pulau Bintan dan pulau Karimun tentu akan menjadi pilot
project bagi daerah lain di Indonesia. Payung hukum bagi wilayah atau Free
Perppu No.1 Tahun 2000 tentang Perdagangan Bebas dan Pelabuhan Bebas
16
Ibid, halaman. 23.
17
Ibid.
39
Kawasan perdagangan bebas dan pelabuhan bebas atau Free Trade Zone
(FTZ) meliputi wilayah pulau Batam, pulau Bintan dan Pulau Karimun.
a. Peningkatan investasi.
peningkatan ekspor.
a. Bea Masuk.
c. Cukai.
c. Fasilitas diberikan kepada pengusaha yang telah mendapat izin dari Badan
Pengusahaan.
e. Jumlah dan jenis barang yang diberikan fasilitas ditetapkan oleh Badan
Pengusahaan.
2. Jasa. 8. Perbankan.
3. Industri. 9. Asuransi.
ulang atas barang dan bahan baku dari dalam dan luar negeri;
mutu.
41
Karimun memiliki total 251 pulau, yang hanya 54 yang di diami dan
geografis yang strategis karena terletak di barat daya Singpore dan barat
lainnya.
Trade Zone (FTZ) adalah suatu kawasan yang berada di wilayah hukum
sehingga bebas dari pengenaan bea masuk, pajak pertambahan nilai, pajak
Perdagangan Bebas dan Pelabuhan Bebas atau Free Trade Zone (FTZ) adalah
dan/atau barang yang berasal dari tempat lain dalam daerah pabean, yang
akan digunakan sebagai input dalam proses produksi barang ekspor. Fokus
daya saing ekspor karena efisiensi produksi. Pulau Batam adalah contoh dari
Pelabuhan atau Free Trade Zone (FTZ) sebagaimana telah ditetapkan menjadi
Zone (FTZ).
atau Free Trade Zone (FTZ) Karimun No. 02 Tahun 2008 tentang
Pelabuhan Bebas atau Free Trade Zone (FTZ) dan Pembebasan Cukai
No. 1 Tahun 2000 tentang Kawasan Perdagangan Bebas dan Pelabuhan Bebas
atau Free Trade Zone (FTZ) sebagaimana telah ditetapkan menjadi Undang-
Trade Zone (FTZ) adalah 70 (tujuh puluh) tahun terhitung sejak ditetapkan
rangsangan kepada para penanam modal luar negeri maupun dalam negeri
Dalam Negeri.
perspektif luas, Special Economic Zone (SEZ) dapat dicirikan yang secara
negara tersebut.
kegiatan ekonomi lain yang memiliki nilai ekonomi tinggi dan berdaya saing
Zone (SEZ) di negara tersebut telah mampu menarik investasi asing dan
menciptakan lapangan kerja.18 Hal itu tak lain karena adanya kemudahan yang
adalah wilayah geografis yang memiliki peraturan ekonomi khusus yang lebih
Ekspor – Eksport Processing Zones (EPZ) Daerah Bebas – Free Zones (FZ)
Holiday.
prosedur.
18
Ayu Prima Yesuari, “Mengenal Kawasan Ekonomi Khusus”, artikel terhadap dalam
http://bulletin.penataanruang.net/upload/data_artikel/edisi3d.pdf, diakses 2 Oktober 2013,
jam 22.12 WIB.
47
(SEZ) ada yang berhasil mengalami pertumbuhan dengan pesat dan fantastis
seperti Shenzen di Republik Rakyat Cina dan ada yang gagal total sama
a. Peningkata n investasi.
19
Ibid.
20
Ibid.
48
internasional.
pengembang lainnya.
kawasan.
lainnya.21
dalam dua model generik pelaksanaan atau Special Economic Zone (SEZ)
21
Hidayat, Syarif dan Agus Syarop Hidayat. 2010. Quo Vadis Kawasan Ekonomi Khusus
(KEK). Jakarta : PT. Raja Grafindo Persada.
49
Konsep ini dapat ditemukan di negara India dan Filipina. Di India dikenal
tergolong dalam lebih dari satu sektor, yang di dalamnya juga terdapat
Economic Zone (Sez) bagi satu sektor tertentu saja (bisa lebih dari
c. Special Economic Zone (SEZ) for Free Trade and Warehouse yaitu
fasilitasnya bisa untuk kegiatan yang multi sektor maupun untuk satu
2010).22
Trade Zone (FTZ), Export Processing Zone (EPZ), pelabuhan (Port), High
Tech Industrial Estate dan lain sebagainya atau dikenal dengan sebutan zones
within zone. Konsepsi ini memberikan otoritas kepada badan pelaksana untuk
mengoperasikan special economic zone (SEZ) secara penuh atas mandat dari
pemerintah pusat.
murni dari daerah, yang merupakan modal utama bagi daerah sebagai biaya
Pendapatan Asli Daerah (PAD) adalah semua hak daerah yang diakui
sebagai penambahan nilai kekayaan bersih dalam periode tahun anggaran yang
retribusi.
murni dari daerah, yang merupakan modal utama bagi daerah sebagai biaya
bahwa jenis pajak dan retribusi tersebut secara umum dipungut dihampir
semua daerah dan merupakan jenis pungutan yang secara teoritis dan praktek
merupakan jenis pungutan yang baik. Selain jenis pajak dan retribusi tersebut,
daerah juga diberikan kewenangan untuk memungut jenis pajak (kecuali untuk
dalam undang-undang.
tentu tidak masalah. Dapat dikatakan bahwa daerah dengan PAD yang
atau semakin buruk, maka belum dapat dikatakan bahwa peningkatan PAD
52
harus datang dari masyarakat lokal sesuai dengan aturan dan ketentuan hukum
berlaku.24
Keuangan Pusat dan Daerah Antara Pemerintahan Pusat dan Daerah, tepatnya
pada pasal 4 disebutkan bahwa sumber Pendapatan Asli daerah terdiri atas:
Pendapatan Asli Daerah yang antara lain terdiri dari pajak daerah dan
24
M. Suparmoko. 2001. Ekonomi Publik Untuk Keuangan Dan Pembangunan Daerah.
Yogyakarta : Andi Yogyakarta.
53
(Mardiasmo, 2002:148).25
Tahun 1997 sebagaimana telah diubah dengan UU No. 34 Tahun 2000. Dalam
oleh orang pribadi. Badan kepada Daerah tanpa imbalan langsung yang
Pajak daerah adalah pajak yang dipungut oleh pemerintah daerah yang
Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD). Besaran dan bentuk pajak daerah
25
Mardiasmo, Perpajakan, Edisi Revisi, Yogyakarta : Andi, 2002
54
adalah :26
e. Permukaan.
a. Pajak hotel.
b. Pajak restoran.
c. Pajak hiburan.
d. Pajak reklame.
g. Pajak parkir.
dapat memperhatikan adanya hubungan yang jelas antara balas jasa yang
26
Pasal 2 UU No. 34 tahun 2000
27
Suparmoko. 2002. Ekonomi Publik: Untuk Keuangan dan Pembangunan Daerah,
Yogyakarta : Andi.
55
Pendapatan Asli Daerah yang sah sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
Keuangan, meliputi:
b. Jasa giro.
c. Pendapatan bunga.
berlaku.
(PAD) yang sah ini tampaknya sangat terbatas dan sumbernya pun bersifat
khusus, seperti misalnya hibah, penjualan aset tetap daerah, dan jasa giro.
berlaku. Hal ini tergantung pada kemampuan dan kreativitas daerah dalam
sistem keuangannya.
1. Dana bagi hasil, yaitu bagian daerah dari penerimaan Pajak Bumi dan
28
Adisasmita. Pembiayaan Pembangunan Daerah. Yogyakarta : GrahaIlmu, 2011
57
2. Dana Alokasi Umum (DAU) yaitu dana yang berasal dari APBN yang
daerah.
3. Alokasi Khusus (DAK), yaitu dana yang berasal dari APBN yang
dapat melakukan pinjaman dari sumber dalam negeri atau sumber luar
lainnya dipisahkan, antara lain bagian laba, deviden dan penjualan saham
milik daerah.
29
Adisasmita, Rahorjo, Pembiayaan Pembangunan Daerah. Yogyakarta : Graha Ilmu,
2011
58
berlaku.