Anda di halaman 1dari 18

MENGENALI DAN BERESPON TERHADAP ADVERSE EVENTS

DAN PENGGUNAAN TEKNOLOGI DALAM PENINGKATAN


PATIENT SAFETY

“Makalah ini disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah K3”

Disusun oleh Kelompok 1

1. Anis Sanniyah S (SK117004)


2. Dita Puspitasari (SK117009)
3. Dwi Kristiyanti (SK117010)
4. Lailatul Ijazah (SK117020)
5. Indri Hapsari (SK117016)
6. Rani Wulandari (SK117035)

Program Studi Ilmu Keperawatan


Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Kendal
2019/2020
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar belakang
Keselamatan pasien adalah suatu sistem dimana rumah sakit memberikan
asuhan kepada pasien secara aman serta mencegah terjadinya cidera akibat
kesalahan karena melaksanakan suatu tindakan atau tidak melaksanakan suatu
tindakan yang seharusnya diambil. Sistem tersebut meliputi pengenalan resiko,
identifikasi dan pengelolaan hal yang berhubungan dengan resiko pasien, pelaporan
dan analisis insiden, kemampuan belajar dari insiden, tindak lanjut dan
implementasi solusi untuk meminimalkan resiko (Depkes 2008).
Menurut penjelasan Pasal 43 UU Kesehatan No. 36 tahun 2009 yang dimaksud
dengan keselamatan pasien (patient safety) adalah proses dalam suatu rumah sakit
yang memberikan pelayanan kepada pasien secara aman termasuk didalamnya
pengkajian mengenai resiko, identifikasi, manajemen resiko terhadap pasien,
pelaporan dan analisis insiden, kemampuan untuk belajar dan menindaklanjuti
insiden, dan menerapkan solusi untuk mengurangi serta meminimalisir timbulnya
risiko. Yang dimaksud dengan insiden keselamatan pasien adalah keselamatan
medis (medical errors), kejadian yang tidak diharapkan (adverse event), dan nyaris
terjadi (near miss).
B. Rumusan masalah
1. Bagaimana Mengenali dan Berespon terhadap ADVERSE EVENT ?
2. Apa Penggunaan Teknologi dalam Peningkatan Patient Safety ?
C. Tujuan
1. Untuk mengetahui, mengenali dan Berespon terhadap ADVERSE EVENT.
2. Untuk mengetahui Penggunaan Teknologi dalam Peningkatan Patient Safety.
BAB II
PEMBAHASAN

A. Mengenali dan Berespon terhadap ADVERSE EVENT


1. Pengertian KTD (ADVERSE EVENT)
Keselamatan pasien adalah suatu sistem dimana rumah sakit memberikan
asuhan kepada pasien secara aman serta mencegah terjadinya cidera akibat
kesalahan karena melaksanakan suatu tindakan atau tidak melaksanakan suatu
tindakan yang seharusnya diambil. Sistem tersebut meliputi pengenalan resiko,
identifikasi dan pengelolaan hal yang berhubungan dengan resiko pasien,
pelaporan dan analisis insiden, kemampuan belajar dari insiden, tindak lanjut
dan implementasi solusi untuk meminimalkan resiko (Depkes 2008).
Kesalahan yang mengakibatkan IKP dapat terjadi pada :
a. Diagnostik : Kesalahan atau keterlambatan diagnosis
b. Treatment : Kesalahan pada operasi, prosedur atau tes, pelaksanaan
c. Preventive : Tidak memberikan terapi profil aktif, monitoring atau
follow
d. Up : Yang tidak sesuai pada suatu pengobatan
e. Other : Gagal melakukan komunikasi, gagal alat atau sistem lain
2. Klasifikasi Adverse Events
a. Belum sampai terpapar ke pasien disebut Kejadian Nyaris Cedera,
selanjutnya disingkat KNC.
Kejadian Nyaris Cedera (KNC) adalah Kejadian yang berpotensi
menyebabkan kerugian atau bahaya, akan tetapi karena faktor
keberuntungan hal tersebut tidak terjadi. Kejadian Nyaris Cedera (KNC)
meliputi keadaan sebagai berikut :
1) Kejadian yang berpotensi menyebabkan cidera yang berkaitan dengan
pelayanan kepada pasien tetapi dapat dihindari / dicegah dan perlu
dilaporkan kepada tim keselamatan pasien RS.
2) Kejadian yang berpotensi menyebabkan kerugian / bahaya yang tidak
berkaitan langsung dengan pelayanan kepada pasien tetapi dapat
dihindari / dicegah dan tidak perlu dilaporkan kepada tim keselamatan
pasien RS tetapi dapat diselesaikan oleh unit terkaitantara lain :
a) Kejadian yang berkaitan dengan administrasi keuangan
b) Kejadian kehilangan barang milik pasien / keluarga pasien
c) Kejadian komplain pasien / keluarga pasien
d) Kejadian yang hampir terpapar atau hampir kontak dengan pasien
b. Sudah terpapar ke pasien, tetapi tidak timbul cedera disebut. Kejadian
Tidak Cedera, selanjutnya disingkat KTC.
Kejadian Tidak Cedera adalah insiden yang sudah terpapar ke pasien,
tetapi tidak menimbulkan cedera, dapat terjadi karena "keberuntungan"
(misal; pasien terima suatu obat kontra indikasi tetapi tidak timbul reaksi
obat), atau "peringanan" (suatu obat dengan reaksi alergi diberikan,
diketahui secara dini lalu diberikan antidotumnya).
1) Berpotensi untuk menimbulkan cedera, tetapi belum
2) Terjadi insiden.disebut Kondisi Potensial Cedera, selanjutnya
disingkatKPC
3. Penyebab Ktd Alat Kesehatan
a. Alat Kesehatan
b. Defect (bawaan pabrik)
c. Pemeliharaan yang tidak memadai.
d. Alat kesehatan dimodifikasi sendiri
e. Penyimpanan alat kesehatan yang tidak memadai
f. Penggunaan yang tidak sesuai prosedur
g. Tidak mengacu SOP alat kesehatan
h. Minimnya buku manual atau kurangnya pelatihan
4. Akibat Yang Ditimbulkan
a. diagnosis yang salah
b. pengobatan yang tidak tepat
c. memerlukan rawat inap yang berkepanjangan
d. perlunya intervensi medis atau bedah
e. menyebabkan kesalahan berkelanjutan
f. menurunnya kondisi kesehatan atau gangguan permanen fungsi dan
struktur tubuh
g. menyebabkan cacat permanen sampai pada kematian
5. Root Cause analysis (RCA)
Langkah RCA:
a. Investigasi kejadian
b. Menentukan masalah
c. Mengumpulkan bukti
d.   Melakukan wawancara
e. Meneliti lingkungan kejadian
f. Megenali factor-faktor yang berkontribusi terhadap timbulnya kejadian.
Contoh: suasana crowded, ada pasien mengamuk, dll
g. Menggambarkan rantai terjadinya kejadian
1) Rekonstruksi kejadian
a) Mengenali kejadian-kejadian yang mengawali terjadinya adverse
event ataupun near miss,
b) Melakukan analissi dengan menggunakan pohon masalah
untukmengetahui kegiatan atau kondisi yang menyebabkan tinbul
kejadian
2) Analisis sebab
a) Mengidentifikasi akar penyebab
b) Rumuskan pernyataan
c) Menyusun rencana tindakan
d) Melaporkan proses analisis
B. Penggunaan Teknologi dalam Peningkatan Patient Safety
1. Pengertian Teknologi dalam Patient Safety
Teknologi informasi sebagai seperangkat alat yang membantu Anda untuk
bekerja dengan informasi dan melakukan tugas-tugas yang berhubungan
dengan pemrosesan informasi. (Haag dan Keen. 1996). Dalam hal ini, TI
dianggap alat yang digunakan untuk pekerjaan yang berkaitan dengan
informasi. Pengolahan informasi yang dihasilkan diproses menggunakan alat-
alat tersebut. Alat-alat ini adalah komputer beserta software-software
pendukungnya. Teknologi Informasi yang tidak hanya terbatas pada teknologi
komputer yang digunakan untuk memproses dan menyimpan informasi
melainkan juga mencakup teknologi komunikasi untuk mengirimkan informasi
(Martin. 1999). IT tidak hanya sebagai teknologi komputernya saja
yangdipergunakan untuk pemrosessan dan penyimpanan data.
2. Sejarah teknologi bagi pasien safety dalam keperawatan
Makna Teknologi, menurut Capra (2004) seperti makna sains telah
mengalami perubahan sepanjang sejarah. Teknologi, berasal dari literatur
Yunani, yaitu technologia, yang diperoleh dari asal kata techne, bermakna
wacana seni. Ketika istilah itu pertama kali digunakan dalam bahasa Inggris
diabad ketujuh belas, maknanya adalah pembahasan sistematis atas „seni
terapan‟ atau pertukangan, danberangsur-angsur artinya merujuk pada
pertukangan itu sendiri. Pada abad ke-20, maknanya diperluas untuk mencakup
tidak hanya alat-alat dan mesin-mesin, tetapi juga metode dan teknik non-
material. Yang berarti suatu aplikasi sistematis pada teknik maupun metode.
Sekarang sebagian besar definisi teknologi, lanjut Capra (2004) menekankan
hubungannya dengan sains.
3. Tahap Pengembangan Teknologi Kesehatan
Pengembangan mempunyai makna proses, cara mengembangkan agar
menjadi maju, baik atau sempurna. Pengembangan teknologi kesehatan dapat
dibedakan dalam 4 tahapan : inovasi, pengembangan, difusi atau disiminasi,
dan evaluasi (Feeney, 1986).
a. Inovasi
Inovasi memunculkan kebaruan (novelty) dalam pengetahuan ilmu
kedokteran, praktek kedokteran atau organisasi. Kebanyakan inovasi
adalah sebagai hasil dari banyaknya kemajuan-kemajuan yang kecil yang
secara individual mungkin tidak berarti tetapi mempunyai efek yang
kumulatif. Teknologi yang baru jarang berkembang dalam satu langkah
saja.
Menurut Mckinlay terdapat 7 tahapan dalam inovasi medis,yaitu :
1) Laporan pendahuluan yang menjanjikan berdasarkan evikasi,inovasi
medis terhadap beberapa kasus tanpa control
2) Pemakaian atau pengambilan teknologi oleh profesional atau
organisasional;
3) Penerimaan publik(pihak ketiga);
4) Laporan observasional dan prosedur standar;
5) Uji kendali acak (randomize control trial);
6) Pengaduan oleh professional;
7) Teknologi mengalami kehilangan kepercayaannya dan erosi.

Proses pengembangan teknologi


Proses pengembangan teknologi dibedakan menjadi :
a) Teknologi bakalan (emerging technology) adalah teknologi yang
sedang diterapkan dalam taraf pengembangan di laboratorium
inkubator atau sedang dalam uji coba laboratorium;
b) Teknologi baru (new technology). Teknologi baru secara
fundamental berbeda dengan teknologi yang sudah ada
sebelumnya. Teknologi ini biasanya menunjukkan perbaikan dalam
diagnosis dan ketepatan diagnosis, demikian juga memberikan
teknologi terapi yang baru.
b. Difusi
Teknologi adalah suatu proses dimana teknologi memasuki dan
menjadi bagian dari sistem pelayanan kesehatan (Banta et al, 1981). Fase
ini mengikuti tahap riset dan pengembangan dan mungkin juga tidak
mengikuti uji klinik yang teliti untuk menunjukkan efikasi dan
keselamatan pasien. Pada awal fase difusi biasanya berjalan lambat, hal ini
menunjukkan kehati-hatian dari sebagian pengguna walaupun boleh jadi
juga menunjukkan masalah komunikasi informasi tentang inovasi yang
sudah dikembangkan. Penelitian-penelitian yang telah dilakukan
menunjukkan bahwa difusi ini dipengaruhi oleh pembuat keputusan dan
kendala-kendala yang dihadapi oleh perorangan terhadap keputusan untuk
penggunaan teknologi tersebut.
c. Evaluasi
Evaluasi teknologi kesehatan menyangkut beberapa faktor,
diantaranya potensi terapi, kemampuan diagnosis dan skrining, efektivitas
di masyarakat, kepatuhan pasien dan cakupannya (Tugwell et al, 1986).
1) Potensi untuk Terapi.
Evaluasi teknologi kesehatan hendaknya dikaitkan dengan
kemampuan teknologi baru itu untuk meningkatkan derajat kesehatan
secara langsung maupun tidak langsung. Dalam hal ini yang perlu
dipertanyakan adalah apakah teknologi terapi yang baru itu lebih
bermanfaat dibandingkan dengan kerugian terhadap pasien yang
diagnosanya tepat, diobati dengan tepat dan taat pada rekomendasi
pengobatan tersebut.
2) Kemampuan untuk Diagnosis dan Skrining.
Teknologi untuk diagnosis dan skrining kemungkinan merupakan
area yang tumbuh paling cepat dalam teknologi kesehatan, misalnya
pengembangan dalam CT Scan dan MRI. Biasanya teknologi untuk
diagnosis dan skrining dikaitkan dengan kemanfaatan terapi dan untuk
meningkatkan perbaikan hasil akhir (outcome).
3) Efektivitas di Masyarakat
Untuk menentukan efektivitas teknologi di masyarakat perlu
dilibatkan penilaian terhadap besarnya peningkatan derajat kesehatan
yang dapat diharapkan sebagai akibat aplikasi dari teknologi spesifik di
dalam masyarakat atau populasi yang terjangkau. Kepatuhan
profesional kesehatan merupakan salah satu komponen efektivitas
penggunaan teknologi di masyarakat di sini diperlukan informasi sejauh
mana profesional kesehatan tersebut mematuhi aplikasi teknologi yang
diperlukan untuk aplikasi diagnosa yang tepat dan teknologi
manajemen (pencegahan,penyembuhan paliatif dan rehabilitasi).
d. Evaluasi kepatuhan pasien
Seberapa jauh kepatuhan pasien terhadap penyedia pelayanan
kesehatan dalam hal rekomendasi dan terapi dapat dinilai tergantung dari
jenis teknologi yang secara substansial mempengaruhi besarnya manfaat
yang diperoleh darinya.
e. Evaluasi cakupan (Evaluation Coverage)
Cakupan disini diartikan sebagai seberapa jauh teknologi yang
bermanfaat diterapkan secara tepat terhadap semua pasien atau masyarakat
yang memperoleh manfaat darinya. Cakupan  apakah pasien secara
individual memerlukan atau tidak teknologi tersebut.
4. Perkembangan Teknologi dalam Kesehatan
Contoh penggunaan sistem komputer untuk menganalisa organ–organ
tubuh :
Terdapat banyak bidang kesehatan yang memanfaatkan teknologi informasi
antara lain:
a. System Computerized Axial Tomography (CAT) berguna untuk
menggambar struktur bagian otak dan mengambil gambar seluruh organ
tubuh yang tidak bergerak dengan menggunakan sinar-X. Namun, untuk
melihat gambar dari berbagai sudut organ tubuh yang bergerak
menggunakan system Dynamic Spatial Reconstruction (DSR).
b. Single Photon Emission Computer Tomography (SPECT) merupakan
sistem komputer yang menggunakan gas radioaktif untuk mendeteksi
partikel-partikel tubuh yang tampilannya dalam bentuk gambar. Bentuk
lain adalah Position Emission Tomography (PET) juga merupakan sistem
komputer yang dapat menampilkan gambar yang menggunakan isotop
radioaktif. Selain itu, Nuclear Magnetic Resonance yang merupakan
teknik mendiagnosis dengan cara memagnetikkan nucleus (pusat atom)
dari atom hidrogen.
c. Sistem berbasis kartu cerdas (smart card ) dapat menggunakan juru medis
untuk mengetahui riwayat penyakit pasien yang datang ke rumah sakit
karena dalam kartu tersebut para juru medis dapat mengetahui riwayat
penyakit pasien. Penggunaan robot untuk membantu proses operasi
pembedahan serta penggunaan komputer hasil pencitraan tiga dimensi
untuk menunjukkan letak tumor dalam tubuh pasien. Saat ini telah ada
penemuan baru yaitu komputer DNA, yang mampu mendiagnosis penyakit
sekaligus memberikan obat.
d. DGS (Digital Government Services) bidang kesehatan akan diperluas
berdasarkan layanan unggulan secara bertahap dengan membangun sistem
informasi yang mendukung pelayanan kesehatan masyarakat, seperti call
center, messaging system (berbasis SMS), kios digital pelayanan
kesehatan, pengembangan layanan kesehatan berbasis online (web), dan
lain-lain
e. System Computerized Axial Tomography (CAT) : berguna untuk
menggambar struktur otak dan mengambil gambar seluruh organ tubuh
yang tidak bergerak dengan menggunakan sinar-X.
f. System Dynamic Spatial Reconstructor (DSR) : berguna untuk melihat
gambar dari berbagai sudut organ tubuh secara bergerak.
g. SPECT (Single Photon Emission Computer Tomography) : merupakan
sistem komputer yang mempergunakan gas radiokatif untuk mendeteksi
partikel-partikel tubuh yang ditampilkan dalam bentuk gambar.
h. PET (Position Emission Tomography) : merupakan sistem komputer yang
menampilkangambar yang mempergunakan isotop radioaktif.
i. NMR (Nuclear Magnetic Resonance): yaitu teknik mendiagnosa dengan
caramemagnetikkan nucleus (pusat atom) dari atom hydrogen.
j. USG (Ultra Sonography): adalah suatu alat dalam dunia kedokteran yang
memanfaatkangelombang ultrasonik, yaitu gelombang suara yang
memiliki frekuensi yang tinggi (250kHz–2000 kHz) yang kemudian
hasilnya ditampilkan dalam layar monitor berupagambar dua dimensi atau
tiga dimensi.
k. Helical CT-SCAN : adalah alat untuk pemeriksaan organ tubuh secara
komputerisasi,dengan potongan tranversal, coronal dan sagital, paling
kecil jarak antara potongan 3mm.
l. Magnetic Resonance Imaging (MRI): adalah alat untuk pemeriksaan organ
tubuh secara komputerisasi, dengan potongan tranversal, coronal
dan sagita.
Beberapa contoh penemuan baru dalam teknologi kesehatan:
1) Mela Find: Scanner Kanker Kulit Berbasis Gelombang
Elektromagnetik
Alat ini berfungsi sebagai detektor yang mampu membedakan tahi
lalat yang tidak berbahaya dengan kanker kulit (melanoma), sejenis
kanker mematikan yang menyerang kulit dan memiliki bentuk mirip
tahi lalat. Pemeriksaan melanoma ini umumnya menggunakan sampel
jaringan atau lebih sering disebut biopsi. Namun, terkadang prosedur
tersebut dianggap tidak efektif karena bisa saja tahi lalat yang dicurigai
sebagai kanker ternyata tidaklah berbahaya.
2) Aspirin Elektrik
Sakit kepala dan migrain umumnya dapat diredakan dengan
aspirin. Kini ilmuwan berhasil mengembangkan perangkat kesehatan
canggih yang mampu melawan rasa sakit akibat migrain dan sakit
kepala. Alat tersebut berupa pemancar sinyal listrik kecil yang dapat
diimplankan pada kranial (tengkorak), khususnya pada bagian rahang
yang bergusi. Alat tersebut akan memancarkan impuls listrik yang akan
memblokir sinyal sakit kepala yang dipancarkan oleh bagian sistem
syaraf yang disebut sphenopalatine ganglion (SPG) tersebut.
3) Plester Anti Diabetes
Pengontrolan kadar glukosa atau gula darah pada penderita diabetes
melitus atau kencing manis umumnya dilakukan dengan menggunakan
test darah secara berkala. Hal tersebut tentunya sangat mengganggu
kenyamanan dan harus dilakukan dengan hati-hati agar tidak terinfeksi
berbagai jenis mikroba penyebab penyakit. Namun, Echo Therapeutic,
sebuah perusahaan penyedia alat-alat kesehatan berhasil
mengembangkan plaster anti diabetes. Plester tersebut dapat
ditempelkan pada kulit dan biosensornya akan mendeteksi perubahan
biokimiawi pada kulit akibat fluktuasi kadar gula darah. Informasi yang
didapat dikirimkan secara nirkabel menuju monitor khusus.
4) Implementasi Teknologi dalam Kesehatan
Penerapan teknologi di bidang kesehatan berkaitan dengan
teknologi informasi serta teknologi dalam bidang pengobatan dan
rehabilitasi. Berikut ini beberapa contoh penerapan teknologi dalam
bidang kesehatan :
a) Rekam Medis Berbasis Komputer (Computer Pased Patient
Record)
Rekam medis berbasis komputer yang lengkap biasanya
disertai fasilitas pendukung keputusan (SPK) yang memungkinkan
pemberian alert, reminder, bantuan diagnosis maupun terapi agar
petugas kesehatan dapat mematuhi  protocol klinik.
b) Teknologi Nirkabel
Penggunaan teknologi nirkabel berkaitan dengan komputerisasi
dalam dunia kesehatan. Penggunaan komputer dalam dunia
kesehatan sangatlah penting. Komputer dapat digunakan mulai dari
penyimpanan dan pengolahan data administrasi, riset bidang
kedokteran, diagonisis penyakit, farmasi, dan analisis organ tubuh.
c) Tele Medicine/ E-Medicine
Tele Medicine adalah konsep umum yang menerapkan
teknologi komunikasi elektronik atau teknologi telekomunikasi
yang dapat mengirimkan informasi tentang daftar segala jenis
penyakit. Tele Medicine termasuk juga didalamnya adalah tele-
education, yang termasuk e-learning dan teleinformation bagi
seorang pasien. Aplikasi E-Medicine dapat diklasifikasikan sebagai
kesehatan dan pengobatan seumur hidup, informasi kesehatan
perorangan, konsultasi jarak jauh, pemeriksaan kesehatan secara
rutin.
d) Sistem Informasi
Penerapan teknologi khususnya teknologi informasi sangat
membantu dalam manajemen kesehatan. Salah satu penerapan
teknologi informasi yaitu
1) Sistem Informasi Kesehatan Nasional  (SIKNAS) Online,  
2)  Sistem Informasi Kesehatan Daerah (SIKDA) Online ,
3) Epi-Info
Epi info merupakan serial perangkat lunak yang dapat
digunakan untuk pengembangan aplikasi di bidang epidemiologi
dan kesehatan masyarakat. Tujuannya adalah untuk
mengidentifiksi kebutuhan data surveilans epidemiologi
penyakit potensial, identifikasi informasi yang dihasilkan
surveilans epidemiologi penyakit potensial serta pembuatan
prototype aplikasi surveilans epidemiologi penyakit potensial.
4) GIS (Gheography Information System)
Gheography Information System yaitu suatu sistem
perangkat keras, perangkat lunak, dan data computer, serta
personil untuk membantu dalam manipulasi, analisa, dan
menampilkan informasi dalam lingkup lokasi spasial. Dalam
bidang kesehatan, GIS digunakan untuk menggambarkan
keadaan kesehatan, analisis epidemiologi, dan manajemen
kesehatan masyarakat.
5. Dampak penggunaan teknologi informasi dalam pelayanan keperawatan.
Dampak teknologi informasi :
a. Dampak Positif
1) Mempercepat arus informasi
Arus informasi saat ini menjadi sangat cepat, bahkan cenderung
tidak terkontrol hingga saat ini. Namun demikian, hal ini merupakan
salah satu dampak positif, karena dapat memberikan informasi
mengenai suatu kejadian secara cepat, meskipun terkadang tidak
akurat dan tidak tepat.
2) Mempermudah akses terhadap informasi terbaru
Merupakan salah satu efek domino dari bertambah cepatnya arus
informasi. Dengan adanya tekhnologi informasi dan komunikasi
yang berkembang sangat pesat, maka siapapun akan bisa
memperoleh informasi dengan mudah. Akses terhadap informasi ini
bisa dilakukan kapanpun, dimanapun dan dari siapapun itu. Hal ini
akan membantu individu dalam meningkatkan informasi dan
pengetahuan yang dimilikinya, meski terkadang  realibitas dan
validitas dari informasi tersebut dipertanyakan. 
3) Membantu individu dalam mencari informasi
Dalam mencari informasi yang baru dan masih hangat, maka
teknologi informasi dan juga komunikasi sangat memegang peranan
yang penting. Dengan adanya arus informasi yang menjadi jauh
lebih cepat, maka individu akan menjadi lebih mudah dalam mencari
informasi yang diinginkan.Media hiburan pemanfaatan dari
teknologi informasi dan juga komunikasi berikutnya adalah dalam
hal hiburan. Teknologi informasi dan juga komunikasi saat ini
mendukung media hiburan yang sangat banyak ragamnya bagi setiap
orang. Contoh saja dari media hiburan berupa games, music, dan
juga ideo, banyak orang yang bisa hilang dan juga lepas dai stress
karena hiburan yang ditawarkan oleh perkembangan teknologi
informasi dan komunikasi ini.
b. Dampak Negatif
Meskipun memiliki banyak dampak positif, akan tetapi ternyata
teknologi informasi dan komunikasi memiliki beberapa dampak negatif
yang cukup mengganggu kehidupan sehari-hari. Meskipun memiliki
banyak dampak positif, akan tetapi ternyata teknologi informasi dan
komunikasi memiliki beberapa dampak negatif yang cukup mengganggu
kehidupan sehari-hari. Kebanyakan dampak tersebut disebabkan karena
penyalahuganaan dari teknologi informasi dan komunikasi, ataupun
disebabkan karena kurangnya pemahaman user akan etika dan juga cara
untuk menggunakan teknologi informasi dan juga komunikasi denhan
baik dan juga benar. Individu menjadi malas untuk bersosialisasi secara
fisik. Meningkatkan penipuan dan juga kejahatan Cyber Bullying Konten
Negative yang berkembang pesat. Fitnah dan juga pencemaran nama baik
secara luas. Menjauhkan yang dekat, mengabaikan tugas dan juga
pekerjaan, membuang-buang waktu untuk hal yang tidak berguna.
Menurut Cope, Nelson dan Patterson, 2008, perawat sebagai
konsumen informasi dan pengguna teknologi dalam perawatan kesehatan
harus terlibat dalam pemilihan peralatan baru, mendapat pelatihan untuk
peggunaannya, dan memantau pengaruh teknologi terhadap keselamatan
pasien dan keluarga secara berkelanjutan.
Pemilihan peralatan yang mahal dengan tehnologi yang canggih
dapat membahayakan jika tidak digunakan dengan tepat. Team yang
menangani peralatan kesehatan WHO , menggambarkan pendekatan
yang sistematis meliputi perawatan, pelatihan, pemantauan, dan
pelaporan kewaspadaan pada perangkat peralatan medis yang digunakan
Melalui pengawasan, perawat memainkan peran penting dalam
mengidentifikasi lebih awal kesalahan yang terkait dengan teknologi.
Staf yang sudah terlatih akan dapat mengenali masalah yang terjadi pada
peralatan yang digunakan sehingga dengan cepat dapat ditindak lanjuti.
Hampir serupa dengan memberikan asuhan keperawatan pada pasien,
penggunaan peralatan juga menuntut perawat untuk mengumpulkan data
secara berkelanjutan untuk mengidentifikasi berfungsi atau tidaknya alat
yang digunakan, menginterpretasikan data untuk menemukan sumber
masalah peralatan , dan bertindak dengan cepat berdasarkan interpretasi
untuk melaporkan masalah tersebut sehingga segera dapat
diperbaiki.Penelitian menemukan bahwa kualitas pelayanan yang rendah
sering disebabkan oleh ketidakmampuan perawat dalam menggunakan
tehnologi baru secara tepat dan aman. Sebagai pengguna akhir, perawat
dapat memaksimalkan keselamatan melalui proses seleksi, pengawasan
berkelanjutan dan metoda penilaian resiko secara proaktif (Cope, Nelson,
Paterson, 2008).
Cope, Nelson, Paterson (2008) menjelaskan ada empat strategi yang
dikembangkan oleh badan peralatan kesehatan WHO terkait
penggunaan tekhnologi untuk keselamatan pasien, antara lain :
1) Kebijakan: perawat sebagai pemberi perawatan pasien langsung
harus terlibat dalam menetapkan dan mengevaluasi kebijakan
kelembagaan, organisasi, dan masyarakat yang berkaitan dengan
teknologi.
2) Kualitas dan keamanan : perawat dapat memastikan bahwa teknologi
yang mereka gunakan memenuhi kualitas internasional dan standar
keselamatan dan spesifikasi teknis yang diperlukan sesuai dengan
lingkungan klinis di mana alat tersebut digunakan.
3) Akses: perawat dapat memastikan bahwa keputusan-keputusan
institusi dibuat berdasarkan masukan dari mereka dan juga
masukan dari stakeholders lainnya.
4) Penggunaan : perawat harus terlibat dalam kebijakan intuitif mereka
dan proses yang berhubungan dengan pemeliharaan, pelatihan,
pemantauan, dan pelaporan efek samping terkait dengan teknologi.
BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan
Saat ini perkembangan teknologi begitu pesat. Hampir diseluruh penjuru dunia
menggunakan teknologi informasi. Kehadiran teknologi informasi sangat
berpengaruh bagi kehidupan manusia. Kehadirannya membawa perubahan yang
berarti. Salah satunya bagi sarana kesehatan, teknologi sangat membantu dalam
memberikan pelayanan di tempat-tempat kesehatan. Upaya-upaya pengembangan
teknologi dalam kesehatan banyak dilakukan oleh tenaga kesehatan yang bergelut
di sistem informasi, sehingga nantinya akan dapat mengembangkan sistem
pelayanan kesehatan yang semakin canggih dan semakin praktis.
Keselamatan pasien (Patient Safety) merupakan komponen penting dalam
menjamin mutu pelayanan keperawatan yang diberikan kepada pasien. Banyak hal
yang dapat menunjang penerapan patient safety tersebut salah satunya adalah
dengan teknologi Informasi yang berkembang pesat saat ini. Banyak penemuan
dalam bidang teknologi informasi yang dihasilkan untuk penerapan patient safety
tersebut baik berbentuk software maupun hardware.
DAFTAR PUSTAKA

Departemen Kesehatan RI. 2008. Profil kesehatan Indonesia 2007. Jakarta : Depkes RI
Jakarta .
Departemen Kesehatan RI. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 36 Tahun 2009
Tentang Kesehatan. Jakarta: Kementrian Kesehatan RI: 2009.
Capra, Fritjof. 2004. Titik Balik Peradaban. Diterjemahkan dari The Turning Point oleh
M. Thoyibi. Yogyakarta: Bentang.
Cope, G.P, Nelson, A.L, Patterson, E.S. 2008. Patient Care Technology And Safety.
Patient Safety And Quality: An Evidence Base Handbook For Nurses.
Collins, N. L. & Feeney, B. C. (2004). Working models of attachment shape
perceptions of social support : Evidence from experimental and observational studies.
Journal of Personality and Social Psychology. Volume 87, 363-383.
Haag dan Keen. 1996.Information Technology: Tomorrow’s Advantage
Today.Hammond: Mcgraw-Hill College.
Martin, E.1999. Managing Information Technology What Managers Need to Know. 3rd
ed. New Jersey:Pearson Education International.
Tugwell, P., Bennet, K., Feeny, D., Guyatt, & Haynes, R., B. 1986. A Framework for the
Evaluation of Technology: The Technology Assessment Iterative Loop. Dalam Health
Care Technology. Institute for Research on Public Policy.

Anda mungkin juga menyukai