Anda di halaman 1dari 2

Aplikasi Business Intelligence di Masa Pandemi Covid-19

Nama : Agung Darmawan


NIM : 825200070

Pandemi Covid-19 yang terjadi dan merebak terus menerus telah melanda sebagian
besar populasi dunia, dampak yang ditimbulkan dari pandemi saat ini terus berlanjut dan
sangat beragam karena pada dasarnya orang-orang tidak dapat lagi beraktivitas dengan
normal seperti tahun-tahun sebelumnya. Setiap negara kemudian memulai melaksanakan
berbagai kebjiakan untuk mencegah pandemi Covid-19. Tetapi, tidak sepenuhnya perluasan
pandemi dapat dikendalikan sehingga pandemi tetap berlanjut dan mengganggu berbagai
aspek kehidupan di masyarakat luas.
Berbagai keterbatasan yang harus dilakukan akhirnya menjadi tantangan yang harus
dihadapi semua pihak. Menjaga jarak dan tetap diam di rumah yang harus dilakukan pada
awal pandemi ini menjadi masalah yang sangat besar, kegiatan perekonomian tidak lagi
berjalan dan menuntut banyak orang untuk kehilangan pekerjaan.
Tentu hal ini menjadi hal yang sama sekali baru bagi dunia modern abad ke-21 ini.
Tantangan berat yang tercipta membuat pencarian jalan keluar dari masalah menjadi semakin
besar dan sangat dibutuhkan pada saat pandemi ini. Keputusan yang mungkin berat atau
bahkan krusial pun diambil oleh masyarakat. Dalam hal ini, bagi para pelaku bisnis baik yang
baru merintis usahanya atau perusahaan besar yang telah lama dibangun harus mengambil
keputusan yang tepat dalam mengahadapi pandemi.
Para pelaku bisnis dapat membuat aplikasi business intelligence yang mengambil data
dari baik dari data warehouse perusahaan ataupun data eksternal lainnya. Aplikasi BI tersebut
harus dibuat untuk meningkatkan efektifitas dan efisiensi yang semaksimal mungkin dalam
rangka mengakali dampak yang ditimbulkan pandemi. Di sini, awareness dari pelaku bisnis
dalam melihat penurunan tren maupun opportunity bagi perusahaannya sangat dibutuhkan.
Dengan begitu aplikasi business intelligence dapat dimanfaatkan semaksimal mungkin dalam
mengambil keputusan bisnis.
Aplikasi yang dapat dibuat contohnya bagi perusahaan restoran, catering, ataupun
berbagai macam franchise restoran adalah dibuatnya arsitektur dimana pelanggan dapat
memesan makanan tanpa harus datang ke tempatnya, data customer yang nantinya
dikumpulkan akan dibuat grafik yang menunjukkan misalnya kepuasan pelanggan. Data
tersebut dapat diolah untuk diambil keputusan selanjutnya.
Berbagai komponen dari pelanggan, dan pengirim produk juga akan dikumpulkan
datanya untuk diolah dan diambil keputusan selanjutnya. Perusahaan seperti restoran,
catering dan sebagainya yang melayani hanya pemesanan dengan metode online juga dapat
merubah tempat usahanya menjadi hanya dapur saja atau sering disebut dengan cloud kitchen
sehingga sangat menghemat biaya yang dapat dialokasikan untuk perkembangan atau
pemasaran.
Dari data-data yang telah dipelajari dan diolah mungkin akan terlihat bahwa dalam
masa pandemi ini, kegiatan perekonomian masih akan bertahan berkat penggunaan teknologi
komunikasi dan sistem informasi di berbagai macam aspek. Fitur-fitur yang berdasarkan
online dapat terus dimanfaatkan sehingga aspek bisnis dan ekonomi dapat terus berjalan.

Anda mungkin juga menyukai