PEMBAHASN
4.1 Stasiun 1
19
4.2 Stasiun 2
4.3 Stasiun 3
Sampel ketiga merupakan batuan dunit. Batuan ini dapat dibuktikan dengan
sifat-sifat fisiknya yaitu memiliki warna segar berwarna abu-abu kehijauan dan warna
lapuknya berwarna coklat, memiliki kristanilitas yang disebut holokristalin yaitu
20
tersusun oleh kristal saja, granularitas batuan ini adalah faneritik yaitu kristalnya cukup
besar dan dapat dilihat dengan mata telanjang, memiliki bentuk anhedral dan relasinya
inequigranular.
4.4 Stasiun 4
Sampel keempat merupakan batuan serpentinit. Memiliki sifat fisik batuan yang
dapat dilihat dari warna segarnya berwarna hijau kehitaman dan warna lapuknya
berwarna coklat, memiliki kristanilitas holokristalin atau hampir seluruhnya disusun
oleh kristal, memiliki granularitas yaitu faneritik atau kristalnya berukuran kasar,
memiliki bentuk kristak yang euhedral atau sempurna, dan relasinya yang bersifat
inekuigranular.
21
Batuan ini mengandung mineral mika, serpentin dan hornblende. Mineral mika
yang berwarna putih terkandung sebanyak 5% dan mineral serpentin yang berwarna
hijau terkandung sebanyak 70% serta horblende 20%. Batuan ini terbentuk akibat
pengaruh dorongan tektonik batuan yang terjadi pada kerak bumi pada zona subduksi.
Kegunaan batuan ini digunakan untuk batu hias dan dipakai untuk industri mineral.
4.5 Stasiun 5
Sampel kelima merupakan batuan serpentinit. Sampel ini sama dengan stasiun
sebelumnya yaitu batuan serpentinit. Batuan ini memiliki sifat fisik batuan yang dapat
dilihat dari warna segarnya berwarna hijau kehitaman dan warna lapuknya berwarna
coklat, memiliki kristanilitas holokristalin atau hampir seluruhnya disusun oleh kristal,
memiliki granularitas yaitu faneritik atau kristalnya berukuran kasar, memiliki bentuk
kristak yang euhedral atau sempurna, dan relasinya yang bersifat inekuigranular.
Batuan ini mengandung mineral mika, serpentin dan hornblende. Mineral mika
yang berwarna putih terkandung sebanyak 5% dan mineral serpentin yang berwarna
hijau terkandung sebanyak 70% serta horblende 20%. Batuan ini terbentuk akibat
pengaruh dorongan tektonik batuan yang terjadi pada kerak bumi pada zona subduksi.
Kegunaan batuan ini digunakan untuk batu hias dan dipakai untuk industri mineral.
22
piroksen
4.6 Stasiun 6
23
lapuknya berwarna coklat, memiliki kristanilitas holokristalin atau hanya terdiri dari
kristal, memiliki granularitas yaitu breksi dan bentuk subhedral serta relasinya bersifat
inekuigranular.
Batuan ini memiliki kompisisi mineral yang di dalamnya terdapat mineral olivin
yang berwarna hijau sebanyak 65%, mineral piroksin berwarna hijau tua sebanyak
25% serta plagioklas 10%. Batuan ini terbentuk dari hasil proses pembekuan magma
berkomposisi ultrabasa pada kedalaman tertentu dari permukaan bumi. Kegunaan
batuan ini sebagai batu setengah permata sebagai bahan untuk perhiasan dan abrasif
(ampels).
24