Anda di halaman 1dari 6

BAB IV

PEMBAHASN

4.1 Stasiun 1

Sampel pertama yaitu UM-01 merupakan batuan harzburgit, memiliki warna


segar berwarna kuning kehitaman dan warna lapuknya berwarna abu-abu, memiliki
olivin
kristanilitas holokristalin yaitu terdiri dari kristal seluruhnya, memiliki granularitas yaitu
faneritik yaitu memiliki kristal yang kasar, memiliki bentuk yang subhedral, dan
relasinya bersifat inekuigranular atau ukuran butir tidak sama.
Batuan ini memiliki kompisisi mineral yaitu piroksen, olivin dan amfibol.
Piroksen memiliki warna hijau tua dengan bentuk subhedral dan memiliki presentase
sebanyak 5%. Mineral olivin yang memiliki warna hijau dengan bentuk subhedral dan
memiliki presentase sebanyak 50%. Mineral amfibol yang memiliki warna hitam coklat
dengan bentuk euhedral memiliki persentase 5%.

Gambar 4.1 Harzburgit.


Batuan ini terbentuk akibat tekanan yan besar dan tekanan atmosfer yang
rendah mengakibatkan pengkristalan magma basal. Kegunaan batuan ini sebagai batu
setengah permata sebagai bahan untuk perhiasan dan abrasif (ampelas). Harzburgit
merupakan variasi permata olivin terbaik yang kita kenal.

19
4.2 Stasiun 2

Sampel kedua merupakan batuan serpentin dengan warna segar yaitu


berwarna hijau dan warna lapuknya berwarna coklat, memiliki kristanilitas hipokristalin
yaitu disusun oleh sebagian kristal dan sebagian glas, memiliki granularitas porfiritik
yaitu kristalnya bervariasi yaitu kasar dan halus, memiliki relasi yang bersifat
inekuigranular atau memiliki ukuran yang berbeda.

Gambar 4.2 Serpentin


Batuan ini memiliki komposisi yaitu serpentin, kalsit dan magnetit. Serpentin
memiliki warna hijau dengan presentase 70%, kalsit memiliki warna putih dengan
presentase 20% dan magnetit memiliki warna hitam dengan persentase 5%. Batuan
ini disebut dengan serpentin yang termasuk dalam kelompok batuan metamorf. Batuan
ini terbentuk dari proses alterasi hidrotermal mineral feromagnesium (Fe, Mg),
serpentin merupakan proses alterasi hidrotermal dari mineral olivin. Kegunaan batuan
ini untuk batu hias dan dipakai untuk industri mineral.

4.3 Stasiun 3

Sampel ketiga merupakan batuan dunit. Batuan ini dapat dibuktikan dengan
sifat-sifat fisiknya yaitu memiliki warna segar berwarna abu-abu kehijauan dan warna
lapuknya berwarna coklat, memiliki kristanilitas yang disebut holokristalin yaitu

20
tersusun oleh kristal saja, granularitas batuan ini adalah faneritik yaitu kristalnya cukup
besar dan dapat dilihat dengan mata telanjang, memiliki bentuk anhedral dan relasinya
inequigranular.

Gambar 4.3 Dunit


Batuan ini mengandung mineral piroksin yang sangat banyak dengan
presentase 90% dan kandungan kromit 10%. Batuan ini terbentuk akibat tumbukan
antara lempeng tektonik dan atau karena bagian interior lempeng benua yang tipis dan
meregang. Kegunaan batuan ini sebagai dekorasi dalam ruangan, sebagai dekorasi
taman, digunakan pula dalam pembuatan semen, sebagai bahan baku pembuatan
mortar, dan lain-lain.

4.4 Stasiun 4

Sampel keempat merupakan batuan serpentinit. Memiliki sifat fisik batuan yang
dapat dilihat dari warna segarnya berwarna hijau kehitaman dan warna lapuknya
berwarna coklat, memiliki kristanilitas holokristalin atau hampir seluruhnya disusun
oleh kristal, memiliki granularitas yaitu faneritik atau kristalnya berukuran kasar,
memiliki bentuk kristak yang euhedral atau sempurna, dan relasinya yang bersifat
inekuigranular.

21
Batuan ini mengandung mineral mika, serpentin dan hornblende. Mineral mika
yang berwarna putih terkandung sebanyak 5% dan mineral serpentin yang berwarna
hijau terkandung sebanyak 70% serta horblende 20%. Batuan ini terbentuk akibat
pengaruh dorongan tektonik batuan yang terjadi pada kerak bumi pada zona subduksi.
Kegunaan batuan ini digunakan untuk batu hias dan dipakai untuk industri mineral.

Gambar 4.4 Serpentinit

4.5 Stasiun 5

Sampel kelima merupakan batuan serpentinit. Sampel ini sama dengan stasiun
sebelumnya yaitu batuan serpentinit. Batuan ini memiliki sifat fisik batuan yang dapat
dilihat dari warna segarnya berwarna hijau kehitaman dan warna lapuknya berwarna
coklat, memiliki kristanilitas holokristalin atau hampir seluruhnya disusun oleh kristal,
memiliki granularitas yaitu faneritik atau kristalnya berukuran kasar, memiliki bentuk
kristak yang euhedral atau sempurna, dan relasinya yang bersifat inekuigranular.
Batuan ini mengandung mineral mika, serpentin dan hornblende. Mineral mika
yang berwarna putih terkandung sebanyak 5% dan mineral serpentin yang berwarna
hijau terkandung sebanyak 70% serta horblende 20%. Batuan ini terbentuk akibat
pengaruh dorongan tektonik batuan yang terjadi pada kerak bumi pada zona subduksi.
Kegunaan batuan ini digunakan untuk batu hias dan dipakai untuk industri mineral.

22
piroksen

Gambar 4.5 Serpentinit

4.6 Stasiun 6

Gambar 4.6 Breksi Peridotit.


Sampel keenam merupakan batuan breksi peridotit. Batuan ini dapat dibuktikan
dengan sifat-sifat fisiknya yaitu memiliki warna segar berwarna hijau dan warna

23
lapuknya berwarna coklat, memiliki kristanilitas holokristalin atau hanya terdiri dari
kristal, memiliki granularitas yaitu breksi dan bentuk subhedral serta relasinya bersifat
inekuigranular.
Batuan ini memiliki kompisisi mineral yang di dalamnya terdapat mineral olivin
yang berwarna hijau sebanyak 65%, mineral piroksin berwarna hijau tua sebanyak
25% serta plagioklas 10%. Batuan ini terbentuk dari hasil proses pembekuan magma
berkomposisi ultrabasa pada kedalaman tertentu dari permukaan bumi. Kegunaan
batuan ini sebagai batu setengah permata sebagai bahan untuk perhiasan dan abrasif
(ampels).

24

Anda mungkin juga menyukai