Anda di halaman 1dari 25

LIQUID (Kajian Review)

February
2021
• Ameliya Rubaeyah (202FF05051) • Marjannati (202FF05061)
• Dimas Dwi Putra (202FF05052) • Devi Ratna Sari (202FF05062)
• Intan Permatasari (202FF05053) • Mira Sandriana (202FF05063)
• Ahmad (202FF05054) • Izmy Permata Hayati (202FF05064)
• Ni Kadek Dewi Utami (202FF05055) • Zenith Virgina Ababiel (202FF05065)
• Ambar Puspita (202FF05056) • Karina Permata Kusuma (202FF05067)
• Riska Fatmasari (202FF05057) • Elvina Adriani Landu (202FF05068)
• M. Ahlun Nazir (202FF05058) • Rosa Triyanti (202FF05069)
• Nada Rizka (202FF05060)

2
Larutan Adalah sediaan yang mengandung
satu atau lebih zat kimia yang terlarut, misal
terdipersi secara molekul dalam pelarut yang
sesuai atau campuran pelarut yang saling
bercampur. (FI VI,Halaman 51)

3
• Sirup
• Suspensi
Larutan • Emulsi
Oral • Elixir

• Gargel
• Optalmik
Larutan • Nasal
Topikal

• Infus
Larutan • Injeksi
Parenteral
4
1. Kelarutan Molekul polar larut dalam pelarut polar, molekul non polar akan larut
dalam pelarut non polar (like dissolves like)

2. Co-solvency pelarut campuran yang digunakan untuk melarutkan zat tertentu sehingga
lebih mudah larut →kenaikan kelarutan karena adanya modifikasi pelarut.
Ex: luminal yang tidak larut dalam air, tetapi mudah larut dalam campuran
air-gliserin (solutio petit).

3. Suhu Kelarutan zat bertambah dengan kenaikan suhu (eksoterm), sebaliknya zat
yang jika dinaikkan suhunya justru
akan menyebabkan penurunan kelarutan (endoterm)
Ex :CaSO4, Ca(OH)2 , CaHPO3, (Ca hipofosfit), Ca-gliserofosfat, minyak
atsiri, dan gas-gas yang terlarut.
Sumber : Handbook of pharmaceutical manufacturing formulation 2nd
edition volume 3 liquid product halaman 30-31
4. Salting out dan Salting in Salting out : adanya zat terlarut tertentu yang mempunyai
kelarutan lebih besar dibandingkan zat utamanya
→penurunan kelarutan zat utama.
Salting in : adanya zat terlarut tertentu yang mempunyai
kelarutan lebih kecil dibandingkan kelarutan zat utamanya→
kenaikan kelarutan zat utamanya.
5. Pembentukan kompleks Adanya interaksi antara zat larut dan zat yang tidak larut →
membentuk senyawa kompleks yang larut.
Ex: kofein tidak larut dalam air, jika ditambahkan larutan
Natrii Benzoat akan terbentuk kompleks dan mudah larut.

6. Ukuran partikel Semakin halus partikel → permukaan zat yang kontak


dengan pelarut semakin luas → zat makin cepat larut

7. Zat tambahan Pengawet hampir selalu menjadi bagian dari formulasi cair
kecuali jika ada khasiat pengawet yang cukup dalam
formulasi Pengawet pun dapat menyebabkan rasa tidak enak
dan reaksi alergi pada beberapa individu.
ADD A FOOTER 7
Formulasi umum sediaan liquid oral
Bahan

Zat aktif Pelarut/ kosolven Suspending Emulgator Dapar Pengawet Antioksidan Pewarna Perasa Aroma
Pembaw agent
a

√ √ √ √ √ √ √
Sirup

√ √ √ √ √ √ √
Eliksir
Sediaan

√ √ √ √ √ √ √
Suspensi

√ √ √ √ √ √ √
Emulsi

8
Bahan dan Fungsi Pemerian Kelarutan pH larutan Penyimpanan

CTM (FI VI, hal. 920) Serbuk hablur, putih; tidak Mudah larut dalam air; larut Larutan Dalam wadah tertutup
- Zat aktif berbau. dalam etanol dan dalam mempunyai pH rapat, tidak tembus
kloroform; sukar larut dalam antara 4 dan 5. cahaya.
eter dan dalam benzen.
Propilen glikol (HOPE 6, bening, tidak berwarna, Tercampur dengan aseton, 3 - 11 Stabil pada wadah
2009: 592-593) kental, praktis tidak kloroform, etanol (95%), tertutup
- Pelarut/ kosolven, berbau, cair, dengan rasa gliserin dan air, larut pada
pengawet manis, agak tajam yang eter (1:6), tidak tercamourkan
menyerupai gliserin. dengan minyak mineral,
dapat larut pada beberapa
minyak esensial.
Sukrosa (FI VI, hal. Hablur putih atau tidak Sangat mudah larut dalam air; Dalam wadah tertutup
1507) berwarna; massa hablur lebih mudah larut dalam air rapi.
- Pemanis atau berbentuk kubus, atau mendidih; sukar larut dalam
serbuk hablur putih; tidak etanol; tidak larut dalam
berbau; rasa manis, stabil kloroform dan dalam eter. 9

di udara. Larutannya netral


terhadap lakmus.
Bahan Pemerian Kelarutan pH Larutan Penyimpanan

Asam Sitrat (FI VI, hal. Hablur bening, tidak Sangat mudah larut 4,5 – 4,6 Dalam wadah tertutup rapat.
195) berwarna atau serbuk dalam air; mudah larut
- Buffer dan antioksidan hablur granul sampai dalam etanol; sangat
halus; putih. Melebur sukar larut dalam eter.
pada suhu lebih kurang
153° yang disertai
peruraian.
Natrium sitrat (HOPE 6, Tidak berbau, tidak Salut pada 1:0,5 Air, Dapat disimpan di wadah gelas,
2009 hal. 640) berwarna, monoklinik 1:0,6 air mendidih, kering dan dingin (bulk)
- Dapar kristal, atau bubuk kristal praktis tidak larut air
putih dengan rasa garam pada etanol 95%.
yang dingin.
Aquadest (Kemenkes RI, Cairan jernih, tidak Dalam wadah dosis tunggal dari
2020). berwarna, tidak berbau. kaca atau plastik, tidak lebih
- Pelarut besar dari 1 L. Wadah kaca
lebih baik dari kaca tipe I atau
ADD A FOOTER II. 10
• Skala laboratarium = 5 Botol (300 ml)

• 1 botol = 60 ml Larutan
No Komponen Fungsi Kadar Skala Lab Skala Pilot Skala Industri

1 CTM Bahan aktif 4 mg/5 ml 48 mg 240 mg 1200 mg

2 Propilen glikol Pengawet 30% 18 gr 90 gr 450 gr

3 Sukrosa Pemanis 60% 36 gr 180 gr 900 gr


4 Asam sitrat Buffer dan anti-oksidan 2% 1,2 gr 6 gr 30 gr

5 Esensial jeruk Perasa 0,5% 0,3 gr 1,5 gr 7,5 gr

6 Sunset yellow Pewarna qs qs qs qs


7 Natrium sitrat Dapar 2% 1,2 gr 6 gr 30 gr
ADD A FOOTER 11
8 Aquadest Pelarut Ad 100% Ad 60 ml Ad 300 ml Ad 1500 ml
ALAT

LAF
Timbangan Mixing Liquid Colloid Mill
(Laminar air flow)
Filling Machine Capping Machine Labelling
Salah satu contoh sediaan liquid adalah syrup,
dimana syrup merupakan sediaan cair berupa
larutan yang mengandung sukrosa. Kadar sukrosa
tidak kurang dari 64% dan tidak lebih dari 66%.
(Tim MGMP Pati, 2019 : hal 81)
Prosedur Pembuatan Syrup

Tambahkan
Buat Cairan gula/Bahan yang Buang Busa
Panaskan
untuk Sirup mengandung yang Terjadi
sukrosa

Penyimpanan Masuk Sirup


Serkai Sirup
Sirup kedalam Botol

ADD A FOOTER 15
16
Bahan

Zat aktif Pelarut / Zat Zat Zat Agent Pengawet Antioksidan Pensuspensi
pembawa pengisotonis pendapar pengental pengkelat

√ √ √ √ √
Tetes
mata

√ √ √ √ √ √
hidung
Tetes
Sediaan

√ √ √
telinga
Tetes

√ √ √ √ √ √
Injeksi

√ √ √ √ 17
Infus
18
LARUTAN & ELIKSIR
Organoleptis (Kejernihan bau, rasa dan warna)
pH (pH meter)
BJ (Piknometer)
Viskositas
Hoppler (Bola Jatuh), Penetrometer, Brookfield
Rheologi (Non Newton)
Aliran dipengaruhi waktu (Plastik, Pseudoplastik, Dilatan)
Aliran tidak dipengaruhi waktu (Tiksotropik, Theopeksi, Antitiksotropik).
Tiksotropik : Mencegah Pengendapan, mudah di rekonstritusi
Volume terpindahkan
19
SUSPENSI
Organoleptis (Kejernihan Bau, Rasa dan Warna)
Homogenitas
BJ (Piknometer)
Viskositas & Reologi
Volume terpindahkan
Ukuran partikel & zat pendispersi
Kecepatan redispersi
Volume sedimentasi
ADD A FOOTER 20
EMULSI
Organoleptis (Bau, rasa, dan warna)
BJ (Piknometer)
Viskositas & Reologi
Volume Terpindahkan
Tinggi Volume sedimentasi
Penentuan tipe emulsi
Metode Konduktivitas (Penghantaran listrik) YES M/A & NO A/M
Metode pewarnaan (pewarna larut dalam air pd fase pendispersi, ex:
Metil blue atau brilliant blue) YES M/A & NO A/M
Metode kertas saring (menyebar dikertas saring) YES M/A & NO A/M
Metode arah creaming (BJ) Î M/A & A/M
Penentuan ukuran globul (Sediaan diencer dengan gliserin, diabil 1-2 tetess +
ADD A FOOTER 21
Tetesan larutan sudan III, amati) <300
Stabilitas emulsi dengan sentrifungasi
Evaluasi Syarat Hasil Pembuatan Hasil Pengamatan
Uji organoleptis
- Warna Kuning Kuning Kuning
- Rasa Jeruk Jeruk Jeruk
- Bau Aroma jeruk Aroma jeruk Aroma jeruk
- Bentuk Cair Cair Cair

pH 4-5 4,5 4,5


Bobot jenis 1,3 gram/ml - 1,27 gram/ml
Viskositas 1,811 Cps** - 1,89 Cps
Volume terpindahkan Tidak kurang dari 300 ml 300 ml
pada gelas ukur 300 ml 300 ml

Mikrobiologi Tidak ada jamur Tidak ada jamur Ada jamur


Kejernihan Jernih Jernih Keruh
Ansel, howard c, 1989. Pangantar bentuk sediaan farmasi. Edisi ke-4. Hal.
541
Handbook of pharmaceutical manufacturing formulation 2nd edition volume
3 liquid product, Hal. 30-31
Farmakope Indonesia Edisi III,1979. Hal. 11-13
Farmakope Indonesia Edisi IV, 1995.
Farmakope Indonesia Edisi V, 2014
Farmakope Indonesia Edisi VI, 2020. Hal. 51-56
Murtini, Gloria. Farmasetika Dasar. Kemenkes RI. Jakarta Hal. 107-108
Rowe and Paul. Handbook of Pharmaceutical Excipients. Edisi ke-6. 2009.
Tim MGMP pati, 2019. hal 81

23
ADD A FOOTER 24
SEHAT SELALU

Anda mungkin juga menyukai