Anda di halaman 1dari 6

Dan di luar ia melihat seorang Wanita mondar -mandir menggenggam

handphonenya. Wanita itu terlihat gelisah. Sejenak Rani sangat kagum


sekaligus merasa aneh karena wanita itu menggunakan mantel berbahan Kulit
musang padahal di Washington sedang musim hujan.

‘Apa pakaian itu tidak mengganggu? Tapi...ah lupakan.’ batin Rani.

Rani menepis pikrannya dan berjalan mendekati wanita itu. “Apa ada yang bisa
kami bantu nyonya?” Ucap Rani dengan Ramah.

Walau wanita itu terlihat sudah berumur tapi sepertinya tidak membuat
kecantikannya luntur.

Wanita Cantik itu memandang Rani dengan raut wajah menandakan keraguan.
Rani sejenak merasa bantuan yang ia tawakan tidak akan dihiraukan karena
biasanya wanita yang terlihat seperti seorang nyonya besar ini tidak akan
menghiraukan perkataan seorang pelayan seperti Rani.

Tapi semua pemmikiran Rani yang terkesan negatif telah sirna karena Rani
melihat Wanita itu tersenyum ke arahnya. Astaga wanita itu benar-benar sangat
cantik, senyumnya bahkan dapat membuat Rani merasa damai.

“Apa kau bisa membantuku? Dengan membiarkan aku menginap di rumahmu


malam ini?”

Wah, perkataan wanita itu membuat Rani sedikit terkejut. Bagaimana bisa
seorang yang baru saja ia kenal meminta bantuan seperti itu? Apa wanita itu
tida berpikir bisa saja Rani melakukan kejahatan seperti penipuan mungkin.

Wanita itu mengingatkannya pada seseorang.

“Eh, tapi-“ ucapan Rani terpotong karena dengan tiba-tiba Wanita itu
menggenggam tangan Rani dengan erat.

Genggaman ini mengingatkan pada Renata ibunya yang selalu menggenggam


tangan Rani jika Rani merasa takut.

“Aku mohon, hanya satu hari setelah itu kau bisa meminta apapun dariku.”
Ucap wanita itu dengan nada memelas. Rani tidak tega melihatnya hatinya
terasa sedikt berdesir melihat tatapan wanita itu.

“Baiklah.”
****

Disinilah Rani di apartemen kecilnya, bersama dengan wanita yang tadi ia temui
di tempat kerja. Walau apartemen Rani kecil tapi Rani merupakan orang yang
sangat menjunjung tinggi kebersihan. Kamar Rani terlihat sangat Rapi mungkin
orang akan betah tinggal dikamarnya sama halnya seperti Diandra.

Setelah banyak yang mereka bicarakan Rani sudah mengetahui nama dari
wanita itu. Diandra ternyata orang sangat baik banyak yang disukai Rani dari
Diandra dia memiliki sifat keibuan yang mendominasi. Banyak yang Diandra
ceritakan kepada Rani. Sepertinya mereka sangat cocok karena segala sesuatu
yang mereka bicarakan pasti terus berlanjut tanpa henti.

“Apa kau tinggal sendiri disini.” Tawa mereka berdua menghilang ketika
Diandra bertanya.

“Iya, aku sendiri disini Mom.” Rani menjawab dengan senyuman membuat
lesung pipit kecilnya terlihat, Rani terlihat manis. Tadinya Rani memanggil
Diandra dengan sebutan nyonya tapi Diandra merasa terganggu dengan sebutan
itu. Diandra menyuruh Rani memanggilnya ‘Mom’ saja.

Awalnya Rani merasa aneh dengan sebutan itu tapi lama kelamaan terasa biasa
saja.

“Wah kau anak yang hebat,kau bahkan bekerja dan semua kau lakukan sendiri.”
Diandra memeluk Rani dengan hangat. Diandra sangat bangga kepada Rani,
dari dulu Diandra sangat ingin memiliki anak perempuan seperti Rani, tapi apa
daya ia malah mempunyai seorang iblis kecil.

“Terimakasih Mom.” Rani seperti menemukan sosok ibunya pada Diandra, ia


membalas pelukan Diandra.

****

“Apa?! Apa yang kau katakan? Bagaimana bisa Mom tidak sampai di
apartemenku, sedangkan dia berangkat kemarin?” Aldrick berteriak menahan
emosinya yang memblunjak, salah satu sekertaris papanya menelpon bahwa ibu
Aldrick telah berangkat menuju Washington kemarin siang. Dan katanya ibu
Aldrick ingin menemuinya, tapi apa? bahkan sampai saat ini ibunya belum
sampai ke apartementnya.
Apalagi yang diinginkan ibunya, Aldrick takut jika ibunya terkena masalah
diluar sana. Ia tahu jika ibunya adalah orang yang sangat baik hampir menjadi
orang bodoh, bahkan ibu Aldrick tidak akan membiarkan kucing di jalan
kehujanan.

“Maafkan kami tuan, kami sedang menghubungi pihak pengawal dan mereka
sedang mencari ibu anda.” Ucap sekertaris itu, tetap tenang dan dengan nada
formal.

Setelah percakapan singkat itu Aldrick mengenakan pakaiannya dan pergi


keluar apartement meninggalkan seorang wanita yang masih tertidur di kasur
dengan selimut menutupi tubuhnya.

****

“Tidak usah repot-repot lagi Mom, aku bisa melakukannya sendiri.” Rani tidak
tega melihat tamunya membantu untuk mennyiapkan makan siang.

Diandra melihat Rani dengan takjub, tadi pagi Rani bangun bersiap ke sebuah
minimarket untuk membeli bahan-bahan meninggalkannya di dalam kamar
dengan keadaan masih tertidur.

Beberapa saat yang lalu Diandra terbangun karena aroma masakan yang sedap,
ia terbangun mencari sumber aroma dan yang ia lihat adalah Rani memasak di
dapur kecilnya. Diandra menjadi tidak tahan untuk tidak membantu, baru saja
Diandra mengambil potongan ayam yang akan dicuci, Rani melarangnya.

Melihat Rani yang sangat antusias, Diandra hanya memperhatikan dari meja
kecil disamping rak peralatan masak.

Rani berjalan mendekat membawa makanan yang sudah matang. Diandra


menyerinyit heran belum pernah melihat makanan yang dibawa oleh Rani.

“Ini adalah nasi goreng dan bakso, ini makanan yang berasal dari Indonesia
Mom.” melihat Diandra yang menyerinyit bingung Rani mengerti dan sedikit
menjelaskan.

“Bagaimana kau bisa memasak semua ini?” Diandra membantu Rani


meletakkan makannya di atas meja.

“Dulu aku selalu dibuatkan makanan ini oleh ibu.” Ucap Rani mengingat masa
kecilnya dulu.
“Aku berasal dari Indonesia Mom.” Jelas Rani sekali lagi, membuat Diandra
mengerti.

Diandra mengambil sendok kecil dan mencicipi makanan-makanan yang ada


diatas meja. Dan takjub dengan rasa dari makanan ini.

“ini sungguh lezat, lain kali kau harus mengajarkan Mom ya?” lagi lagi Diandra
dibuat bangga oleh Rani, selain mandiri ternyata Rani adalah wanita yang
pandai memasak.

Rani mengangguk, dan membalas pelukan Diandra, yang Rani rasakan adalah
ketenangan.

****

Tadi Diandra menelpon seseorang dan menyuruh untuk menjemputnya. Dan


benar saja, belum ada 15 menit tiga mobil hitam ada di depan apartement Rani.

Orang orang berpakaian hitam keluar menjemput Diandra. Rani bingung kenapa
harus Diandra menginap dirumahnya jika akan ada orang yang menjemputnya.

“Apa nyonya baik- baik saja?” tanya seseorang yang tidak Rani ketahui, pria itu
tinggi dengan tubuh besar, tidak gendut tapi berotot.

“Aku baik.” Jawab Diandra dengan nada berbeda pada orang orang itu.

Diandra menoleh pada Rani dan langsung memeluk. Ada rasa kecewa di hati
Rani mengingat bahwa diandra adalah orang baru, tapi tetap saja hatinya merasa
senang jika berada di dekat Diandra.

“Aku akan merindukanmu.” Ucap diandra

“Aku juga Mom.”

Setelah itu mereka melepaskan pelukan masing- masing. Dan akhirnya Diandra
meninggalkan Rani.

****

Ah, Rani baru mengingat. Untung saja hari ini adalah hari libur kampusnya
sehingga ia bisa berlama lama dirumah, tapi hari ini ia tidak mempunyai waktu
lagi karena ia harus segera bersiap bekerja di Restoran.

Jack is Calling
Rani segera memngangkat telpon dari Jack.

“Hallo, ada apa menelponku Jack?”

“Rani, nanti aku akan menjemputmu di apartement.”

“Tapi kenapa?”

“Malam ini kau tidak boleh menolakku.”

“Maksudmu apa, aku sama sekali tidak mengerti.”

“Teman ayahku mengadakan pesta, dan aku juga diundang kesana.”

“Lalu?”

“Aku akan mengajakmu,malam ini. Aku tidak akan mau menerima perlakuan
para wanita yang terus saja menggodaku disana, jadi temani aku malam ini.
Cukup waktu itu saja kau menolakku, malam ini kau tidak boleh menolakku.
Ingat itu!”

“Tapi, tapi malam ini aku harus bekerja di club.”

“......”

“Hallo, Jack?”

“......”

Ah sial. Ternyata Jack sudah menutup telponnya dari tadi. Damn It!

****

Seharian ini Aldrick mencari ibunya, akhirnya ia menyerahkan tugas ini kepada
pengawal keluarganya. Aldrick memasuki Apartement-nya dan tanpa diduga,
ibunya ada didalam, dengan keadaan terbaring di atas sofa sambil mnontonTV.

“Mom! Kenapa kau tiba-tiba datang ke sini dan menghilang.”

“Siapa yang menghilang? aku hanya bersenang senang dengan seseorang. Kau
tahu aku baru saja bertemu dengan sorang gadis baik. Aku menyukainya. Dia
tidak seperti gadis lainya.” Ibu Aldrick bangun dari sofa tapi pandangannya
masih tertuju ke TV.

“Terserah kau Mom, Tapi kenapa Mom tiba tiba datang kemari?”
“Cepat bersiap, ayahmu akan datang nanti menghadiri pesta.”

“What? Pesta? Pesta apa?”

“Kau tahu, ayahmu baru saja menjalin kerjasama dengan pengusaha besar di
Indonesia dan Ia ingin merayakannya. Cepatlah bersiap.”

“Baiklah.” Jack menurut, lalu masuk kekamar sambil menelpon seorang wanita
yang akan menemaninya ke pesta dan memuaskannya malam ini.

****

Anda mungkin juga menyukai