Dapus 10
Dapus 10
1053
Uji Aktivitas Antibakteri Ekstrak Kasar Umbi Sarang Semut (Myrmecodia pendens)
Dibanding dengan Klorheksidin terhadap Streptococcus sanguinis
Universitas Padjadjaran, 3Departemen Biologi Oral Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Padjadjaran
Abstrak
Streptococcus sanguinis merupakan bakteri pionir penyebab plak gigi. Penggunaan obat kumur klorheksidin
merupakan tindakan untuk mengontrol pembentukan plak gigi, namun karena efek sampingnya, klorheksidin
tidak dapat digunakan untuk jangka panjang. Umbi sarang semut (Myrmecodia pendens) merupakan tanaman
obat yang memiliki banyak aktivitas biologis untuk kesehatan. Penelitian ini bertujuan menguji aktivitas
antibakteri ekstrak kasar umbi sarang semut terhadap bakteri S. sanguinis dibandingkan dengan klorheksidin
dan pengaruh pemberian konsentrasinya terhadap kematian sel bakteri. Metode penelitian menggunakan
uji Kirby-Bauer untuk menentukan diameter hambat pertumbuhan bakteri, dilanjutkan dengan uji MIC untuk
mengetahui nilai MIC dari sampel dan pengaruhnya terhadap kematian sel bakteri. Penelitian dilakukan pada
bulan Agustus-Oktober 2015 di Laboratorium Kimia Organik Universitas Padjadjaran Hasil uji Kirby-Bauer
ekstrak kasar umbi sarang semut menunjukkan aktivitas antibakteri. Zona hambat yang dihasilkan oleh ekstrak
kasar tidak berbeda signifikan dengan klorheksidin (12 mm vs 15 mm, p>0,05). Nilai MIC ekstrak kasar berada
diantara 9,77 ppm dan 19,53 ppm, nilai ini lebih kecil dibanding dengan klorheksidin, yaitu sebesar 1,935 ppm.
Selain itu, terdapat korelasi positif dan kuat antara konsentrasi ekstrak kasar dan kematian sel bakteri S. sanguinis
(r=0,867). Dapat disimpulkan ekstrak kasar umbi sarang semut memiliki efek antibakteri lebih kecil dibanding
dengan klorheksidin. Peningkatan konsentrasi eksrak kasar umbi sarang semut memiliki korelasi positif dan kuat
terhadap peningkatan kematian sel bakteri S. sanguinis. [MKB. 2017;49(2):94–101]
Kata kunci: Antibakteri, ekstrak kasar, klorheksidin, S. sanguinis, umbi sarang semut
Streptococcus sanguinis is a pioneer bacterium that causes dental plaque formation. The use of chlorhexidine
mouthwash is one of the treatments to control dental plaque. However, due to its side effects, chlorhexidine
cannot be used in a long period. Ant nest tuber (Myrmecodia pendens) is one of the medicinal plants with
variousbiological activities that are beneficial to human health. The purpose of this study was to examine the
antibacterial activity of ant nest tuber crude extract against bacteria S. sanguinis compared to chlorhexidine and
measure the effect of increased concentration on bacterial cell death. This study was conducted using Kirby-
Bauer method to measure the diameter of bacterial growth inhibition in August–October 2015 at the Organic
Chemistry Laboratory of Universitas Padjadjaran. The MIC was then measured to determine the MIC values of
the sample and the effect on bacterial cell death. Kirby-Bauer test showed that the inhibition zone produced by
crude extract was not significantly different from the one produced by chlorhexidine (12 mm vs 15 mm, p>0.05)
when both were used to inhibith the growth of S. sanguinis. The MIC value of crude extract was between 9.77
ppm and 19.53 ppm, smaller than the MIC value of the chlorhexidine of 1.93 ppm. In addition, there was a positive
and strong correlation (r=0.867) between the concentration of crude extract and S. sanguinis cell death. Hence,
crude extract from ant nest tuber has a lower antibacterial effect than chlorhexidine in inhibiting the growth of
S. sanguinis. Additionally, there is a strong correlation between the increased concentration of crude extract and
increased S. sanguinis cell death. [MKB. 2017;49(2):94–101]
Key words: Antibacterial, ant nest tuber, chlorhexidine, crude extract, S. sanguinis
Korespondensi: Fathimah Azzahra Attamimi, drg, Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Padjadjaran, E-mail: a.fathimah@
yahoo.com
Pendahuluan sanguinis.
Gambar 2 Grafik Perbandingan Zona Hambat Ekstrak Kasar Umbi Sarang Semut dengan Klorheksidin
korelasi antara konsentrasi ekstrak kasar umbi Dari uji Tukey (Gambar 3) dapat diketahui
sarang semut dan kematian sel bakteri perlu nilai p<0,05 antara ekstrak kasar dengan
dilakukan uji ANOVA dan uji korelasi Pearson. konsentrasi 2,44 ppm dan 19,53 serta 39,06
Hasil uji ANOVA ekstrak kasar umbi sarang ppm terhadap persentase kematian sel bakteri.
semut dilakukan pada konsentrasi 2,44; 4,88; Pada konsentrasi 2,44 ppm ekstrak kasar umbi
9,77; 19,53; dan 39,06 ppm terhadap persentase sarang semut dapat menyebabkan kematian sel
kematian sel bakteri S. sanguinis. Hasil pengujian bakteri sebesar 29,426%, sedangkan persentase
pada derajat kepercayaan 95% menunjukkan kematian sel S. sanguinis sebesar 50% terdapat
paling tidak satu perbedaan yang bermakna di antara konsentrasi 9,77 ppm dan 19,53 ppm.
antara 5 kelompok konsentrasi, dilihat dari Kelompok konsentrasi 39,06 ppm menghasilkan
nilai p<0,01. Oleh karena itu, untuk mengetahui persentase kematian sel bakteri yang paling
perbedaan antara tiap-tiap perlakuan diperlukan tinggi apabila dibanding dengan kelompok
uji Tukey. lainnya. Dapat disimpulkan bahwa pemberian
Tabel 2 Hasil Analisis MIC Ekstrak Kasar Umbi Sarang Semut terhadap S. sanguinis
Konsentrasi (ppm)
Well
2.500 1.250 625 312,5 156,3 78,13 39.06 19.53 9.77 4.88 2.44 1.22
1,305 1,022 0,592 0,371 0,249 0,158 0,107 0,083 0,069 0,059 0,057 0,055
Media +
Sampel
1,148 1,062 0,606 0,368 0,241 0,163 0,112 0,083 0,067 0,058 0,055 0,055
0,089 0,064 0,058 0,055 0,054 0,059 0,057 0,054 0,055 0,053 0,053 0,053
Media +
Pelarut
0,068 0,063 0,057 0,055 0,053 0,054 0,055 0,053 0,054 0,053 0,055 0,054
Media + 1,053 0,978 0,599 0,362 0,243 0,145 0,102 0,085 0,075 0,069 0,07 0,069
Sampel +
Bakteri 1,092 0,901 0,587 0,355 0,237 0,140 0,102 0,086 0,077 0,071 0,071 0,069
Media + 0,067 0,067 0,057 0,057 0,065 0,061 0,063 0,067 0,069 0,071 0,072 0,073
Pelarut +
Bakteri 0,069 0,065 0,058 0,058 0,063 0,060 0,065 0,068 0,07 0,074 0,077 0,069
%
Kematian - - - - - - 191,67 82,308 47,32 41,270 29,426 18,333
Sel
0,047 0,048 0,047 0,049 0,05 0,044 0,049 0,044 0,046 0,045 0,047 0,049
Media +
Pelarut 0,045 0,045 0,047 0,047 0,046 0,048 0,047 0,047 0,046 0,047 0,047 0,05
Media + 0,055 0,06 0,064 0,063 0,058 0,054 0,053 0,049 0,074 0,066 0,067 0,064
Sampel +
Bakteri 0,055 0,059 0,063 0,062 0,056 0,053 0,051 0,049 0,073 0,064 0,063 0,067
Media + 0,059 0,062 0,062 0,062 0,061 0,059 0,06 0,06 0,061 0,06 0,061 0,063
Pelarut +
Bakteri 0,059 0,063 0,061 0,063 0,062 0,063 0,063 0,064 0,062 0,063 0,063 0,064
%
Kematian 48,81 88,095 79,048 94,471 112,216 120 107,670 109,191 -41,875 -9,792 -11,161 -14,286
Sel
konsentrasi ekstrak kasar umbi sarang semut daya bunuh terhadap sel S. sanguinis. Hal ini
berpengaruh terhadap kematian sel bakteri S. mengindikasikan bahwa ekstrak kasar umbi
sanguinis. sarang semut sebagai antibakteri yang bersifat
Untuk mengetahui besar dan arah korelasi concentration-dependent.
pemberian konsentrasi ekstrak kasar umbi
sarang semut dengan kematian sel S. sanguinis
perlu dilakukan uji korelasi. Nilai koefisien Pembahasan
korelasi (r) yang didapat sebesar 0,867 yang
berarti terdapat hubungan yang kuat dan Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa ekstrak
positif antara konsentrasi ekstrak kasar umbi kasar umbi sarang semut pada konsentrasi
sarang semut terhadap kematian sel bakteri. 20.000 ppm memiliki efek antibakteri yang
Simpulan, semakin besar konsentrasi ekstrak tidak berbeda secara signifikan dengan
kasar yang diberikan maka semakin besar pula klorheksidin (12 mm vs 15 mm, p>0,05). Hasil
Gambar 3 Grafik Perbedaan Persentase Kematian Sel antara Konsentrasi Ekstrak Kasar Umbi
Sarang Semut
uji MIC menunjukkan nilai MIC ekstrak kasar Standar Meyer menyatakan bahwa suatu
umbi sarang semut berada di antara 9,77 ppm zat tergolong toksik apabilla memiliki nilai LC50
dan 19, 53 ppm dan klorheksidin 1,953 ppm. <1.000 µg/mL untuk ekstrak.11 Uji toksisitas
Dapat diasumsikan bahwa efek antibakteri yang ekstrak etanol sarang semut terhadap mencit
dimiliki ekstrak kasar umbi sarang semut lebih Swiss memiliki nilai LD50 3.162 g/kg dan uji
kecil daripada klorheksidin. toksisitas ekstrak air sarang semut terhadap
Dalam ekstrak tanaman herbal terdapat mencit mempunyai LD50 3.750 mg/kg.12,13
sifat endointeraksi, yaitu interaksi yang terjadi Klorheksidin memiliki nilai LD50 2.515 mg/
di antara banyak senyawa yang terdapat di kg pada mencit Alderly Park jantan.14 Dapat
dalam ekstrak sehingga terjadi modifikasi sifat disimpulkan bahwa ekstrak umbi sarang semut
farmakologis dari senyawa tersebut. Sistem memiliki toksisitas yang lebih kecil daripada
biologi memfasilitasi efek sinergistik dari banyak klorheksidin. Namun, sebaiknya dilakukan studi
senyawa pada tanaman herbal.8 Endointeraksi toksisitas kronik untuk ekstrak kasar umbi
yang terdapat pada ekstrak kasar umbi sarang sarang semut.
semut memperlihatkan potensiasi senyawa- Mekanisme kerja yang dimiliki oleh tanaman
senyawa yang terdapat di dalamnya. herbal lebih mengarah pada aktivasi self-healing
Hasil uji MIC menunjukkan ekstrak kasar dan dan proteksi tubuh manusia (terutama sistem
klorheksidin memiliki aktivitas bakteriostatik imunitas), meningkatkan keseimbangan regulasi
terhadap bakteri S. sanguinis ATCC 10556, tubuh dan menghancurkan patogen tanpa efek
dengan konsentrasi minimum di antara 9,77 samping maupun toksisitas. Ekstrak, fraksi,
ppm dan 19,53 ppm untuk ekstrak kasar umbi maupun isolat umbi sarang semut telah terbukti
sarang semut dan 1,953 ppm untuk klorheksidin. selain mempunyai aktivitas antibakteri juga
Pada konsentrasi 2,44 ppm ekstrak kasar umbi memiliki aktivitas antioksidan, imun modulator,
sarang semut menyebabkan kematian sel di atas dan antikanker.6,15
20%, sedangkan untuk dapat menyebabkan Nilai MIC ekstrak kasar umbi sarang semut
50% kematian sel pada populasi bakteri uji berada di antara 9,77 ppm dan 19,53 ppm
dibutuhkan konsentrasi di antara 9,77 ppm dan apabila dibanding dengan klorheksidin 1,953
19,53 ppm. ppm memiliki rentang yang tidak terlalu jauh,
Berdasar atas uji MIC, diketahui ekstrak kasar meskipun zona hambat yang dihasilkan masih
tergolong antibakteri bersifat concentration- lebih rendah dibanding dengan klorheksidin.
dependent. Antibakteri golongan ini memiliki Apabila dibandingkan dengan ekstrak metanol
perbedaan antara efek maksimum dan efek jambu biji (Psidium guajava) yang memiliki
minimum relatif besar dan dengan peningkatan nilai MIC 1 mg/mL dan ekstrak kelopak delima
konsentrasi akan meningkatkan kemampuan (Punica granatum) yang memiliki nilai 7,81 mg/
bunuh terhadap bakteri.9 Efek antibakteri mL, ekstrak kasar umbi sarang semut memiliki
yang optimal dari antibakteri concentration- efek antibakteri yang lebih signifikan dalam
dependent bergantung pada luas area di bawah menghambat pertumbuhan S. sanguinis.16,17
kurva penghambatan yang disederhanakan Ekstrak kasar umbi sarang semut memiliki efek
menjadi rasio antara konsentrasi optimal bila antibakteri yang lebih baik dalam menghambat
dibanding dengan MIC antibakteri tersebut.10 S. sanguinis apabila dibanding dengan ekstrak
Pada penelitian ini diketahui efek antibakteri tumbuhan lainnya.
paling optimal dihasilkan pada konsentrasi Efek biologis yang dimiliki oleh ekstrak
39,06 ppm. Hal ini belum dapat dipastikan kasar umbi sarang semut yang bersumber dari
karena pada penelitian ini pengujian konsentrasi tanaman herbal masih dapat ditingkatkan.
di atas 39,06 ppm, yaitu pada konsentrasi 78,13 Kombinasi ekstrak tumbuhan dan mineral dapat
ppm dipengaruhi oleh sifat kekeruhan yang meningkatkan aktivitas antibakteri ekstrak
dimiliki oleh ekstrak kasar sehingga perhitungan tersebut. Ekstrak pomegrante dan mineral CuSO4
persentase kematian sel bakteri tidak dapat dapat menurunkan 4.0 log MRSA. Penelitian
dilakukan. Oleh karena itu, perlu dilakukan lainnya membuktikan bahwa penambahan ion
penelitian yang lebih lanjut untuk mengetahui logam pada ekstrak vanilin dapat meningkatkan
konsentrasi optimal yang dibutuhkan untuk efek antibakteri pada bakteri S. aureus, E. coli,
dapat membunuh bakteri S. sanguinis. Selain itu, K. pneumoniae, P. vulgaris, P. aeruginosa, dan
perlu diuji efek toksisitasnya untuk mengetahui C. albicans.18 Aktivitas antibakteri tanaman
efek samping yang dapat ditimbulkan dan yang mengandung senyawa fenol, seperti
konsentrasi minimum yang dapat menyebabkan umbi sarang semut dapat ditingkatkan, yaitu
kematian pada 50% populasi hewan coba.29 mengombinasikan ekstraknya dengan Cu2+ atau
vitamin C.19 Oleh karena itu, perlu dilakukan antimikroba dari umbi sarang semut
penelitian lebih lanjut mengenai penggunaan (Myrmecodia tuberosa (non Jack.) BI) [tesis].
mineral sebagai unsur tambahan untuk dapat Yogyakarta: Universitas Gadjah Mada; 2011.
meningkatkan aktivitas antibakteri ekstrak 8. Efferth T, Koch E. Complex interactions
kasar umbi sarang semut. between phytochemicals. The multi-target
Melalui penelitian ini dapat disimpulkan therapeutic concept of phytotherapy. Curr
bahwa efek antibakteri ekstrak kasar umbi Drug Targets. 2011;12(1):122–32.
sarang semut lebih rendah apabila dibanding 9. Abdul-Aziz MH, Lipman J, Mouton JW, Hope
dengan dengan klorheksidin, tetapi ekstrak kasar WW, Roberts JA. Applying pharmacokinetic/
memiliki keunggulan lain. Efek antibakteri yang pharmacodynamic principles in critically ill
dimiliki oleh ekstrak kasar dapat ditingkatkan patients: optimizing efficacy and reducing
dengan mengombinasikannya dengan mineral. resistance development. Semin Respir Crit
Kemudian, ekstrak kasar memiliki nilai LD50 Care Med. 2015;36(1):136–53.
yang lebih besar daripada klorheksidin, sebagai 10. Richards G, Joubert I, Brink A. Optimising
indikator toksisitas. Ekstrak kasar umbi sarang the administration of antibiotics in critically
semut dapat dipergunakan dalam jangka waktu ill patients: continuing medical education-
lama. Selain efek antibakteri, ekstrak kasar umbi article. S Afr Med J. 2015;105(5):419–24.
sarang semut juga memiliki efek biologis lain 11. Supriatno. Antitumor activity of Papua’s
yang dapat menunjang kemampuan antibakteri. Myrmecodia pendans in human oral tongue
Sifat antibakteri ekstrak kasar umbi sarang semut squamous cell carcinoma cell line through
lebih tinggi dibanding beberapa tumbuhan alam induction of cyclin-dependent kinase
lainnya. inhibitor p27Kip1 and suppression of cyclin
E. J Cancer Res Ther. 2014;2:48–53.
12. Pandia DMH, Wibriansyah A, Pratiwi W,
Daftar Pustaka Priadinata AF, Sari W. Uji toksisitas akut
ekstrak etanol sarang semut (myrmecodia
1. Lockhart PB, Bolger AF, Papapanou pendens) Kalimantan pada mencit (Mus
PN, Osinbowale O, Trevisan M, Levison musculus) Swiss. Majalah Kesehatan
ME, dkk. Periodontal disease and Pharmamedika. 2012;3(1):1-5;
atherosclerotic vascular disease: does 13. Soeksmanto A, Simanjuntak P, Subroto
the evidence support an independent MA. Uji toksisitas akut ekstrak air tanaman
association? A scientific statement from the sarang semut (myrmecodia pendans)
American Heart Association. Circulation. terhadap histologi organ hati mencit. Jurnal
2012;125(20):2520–44. Natur Indonesia. 2010;12(2):152–5.
2. Xu P, Alves JM, Kitten T, Brown A, Chen Z, 14. Woodward K. Veterinary pharmacovigilance.
Ozaki LS, dkk. Genome of the opportunistic Part 4. Adverse reactions in humans
pathogen Streptococcus sanguinis. J to veterinary medicinal products. J Vet
Bacteriol. 2007;189(8):3166–75. Pharmacol Ther. 2005;28(2):185–201.
3. Ge X, Kitten T, Chen Z, Lee SP, Munro 15. Engida AM, Kasim NS, Tsigie YA, Ismadji S,
CL, Xu P. Identification of Streptococcus Huynh LH, Ju Y-H. Extraction, identification
sanguinis genes required for biofilm and quantitative HPLC analysis of flavonoids
formation and examination of their role from sarang semut (Myrmecodia pendan).
in endocarditis virulence. Infect Immunol. Industrial Crops Products. 2013;41:392–6.
2008;76(6):2551–9. 16. Hajifattahi F, Moravej-Salehi E, Taheri M,
4. Okahashi N, Nakata M, Terao Y, Isoda R, Mahboubi A, Kamalinejad M. Antibacterial
Sakurai A, Sumitomo T, dkk. Pili of oral Effect of hydroalcoholic extract of punica
Streptococcus sanguinis bind to salivary granatum Linn. Petal on common oral
amylase and promote the biofilm formation. microorganisms. Int J Biomaterials. 2016;
Microb Pathog. 2011;50(3):148–54. 2016(2):1–6.
5. Dutt P, Rathore PK, Khurana D. Chlorhexidine- 17. Razak FA, Othman RY, Rahim ZHA. The
An antiseptic in periodontics. IOSR-JDMS. effect of Piper betle and Psidium guajava
2014;13(9):85–8. extracts on the cell-surface hydrophobicity
6. Hamsar M, Mizaton H. Potential of ant-nest of selected early settlers of dental plaque. J
plants as an alternative cancer treatment. J Oral Sci. 2006;48(2):71–5.
Pharm Res. 2012;5(6):3063–6. 18. Nair MS, Joseyphus RS. Synthesis and
7. Setyani W. Isolasi dan identifikasi senyawa characterization of Co (II), Ni (II), Cu (II)
and Zn (II) complexes of tridentate Schiff 19. Iwasaki Y, Hirasawa T, Maruyama Y, Ishii
base derived from vanillin and DL-α- Y, Ito R, Saito K, dkk. Effect of interaction
aminobutyric acid. Spectrochimica Acta Part between phenolic compounds and copper
A: Molecular Biomolecular Spectroscopy. ion on antioxidant and pro-oxidant activities.
2008;70(4):749–53. Toxicol In Vitro. 2011;25(7):1320–7.