Anda di halaman 1dari 4

REFLEKSI KEGAWATDARURATAN PADA ANAK

Disusun oleh :

Yoris Rolisa

044160 18046

AKADEMI KEPERAWATAN BUNTET PESANTREN CIREBON

2020
1. Triage Kegawatdaruratan Pediatrik

- Anemia sedang/berat

- Apnea/Gasping

- Bayi/anak ikterus

- Bayi kecil/prematur

- Cardiac arrest/payah jantung

- Cyanotic spell (penyakit jantung)

- Diare profus (lebih banyak dari 10x sehari BAB cair)

- Difteri (sakit pernapasan dengan gejala demam, mual, nyeri tenggorokan, dll)

- Murmur/bising jantung, aritmia

- Edema/bengkak seluruh badan

- Epitaksis, tanda pendarahan lain disertai febris

- Gagal ginjal akut

- Gangguan kesadaran dengan fungsi vital yang masih baik

- Hematuria (gejala urin berwarna merah/cokelat)

- Hipertensi berat

- Hipotensi atau syok ringan hingga sedang

- Intoksikasi atau keracunan (misal: obat serangga)

- Intoksikasi disertai gangguan fungsi vital

- Kejang dengan penurunan kesadaran

- Muntah profus (lebih banyak dari 6x dalam satu hari)

- Panas/demam tinggi yang sudah di atas 40°C

- Sangat sesak, gelisah, kesadaran turun, sianosis dengan retraksi hebat otot pernapasan

- Sesak tapi dengan kesadaran dan kondisi umum yang baik


- Syok berat, dengan nadi tidak teraba dan tekanan darah tidak terukur

- Tetanus

- Tidak BAK/kencing lebih dari 8 jam

- Tifus abdominalis dengan komplikasi

Sumber :

https://nasional.okezone.com/read/2017/09/11/337/1773666/seperti-apa-sih-kondisi-gawat-darurat-medis-
pada-anak-yang-wajib-diprioritaskan-rumah-sakit

2. Syok Sepsis

Sepsis terjadi akibat reaksi imun tubuh terhadap ancaman invasi kuman patogen. Aktivasi sistem imun
yang bertujuan untuk mengeliminasi penyebab infeksi dapat mempengaruhi sistem hemodinamik dan
koagulasi hingga menyebabkan terjadinya disfungsi organ. Perbedaan fisiologis pada anak menyebabkan
gambaran klinis sepsis anak juga berbeda dengan dewasa. Pada anak gangguan volume dan curah jantung
lebih dominan daripada gangguan vasomotor. Tata laksana awal syok septik pada anak meliputi menjaga
patensi fungsi pernapasan, resusitasi cairan yang agresif dan penggunaan inotropik serta obat vasoaktif
sesuai respon klinis yang dijumpai. Pada kasus yang resistens terhadap katekolamin, perlu dipikirkan
adanya insufisiensi adrenal. Eradikasi infeksi merupakan upaya untuk menghilangkan pemicu proses
inflamasi sekaligus merupakan pengobatan kausal.

Sumber :

1. Han Y, Carcillo JA, Dragotta M, Bills D M, Watson RS, dkk. Early reversal of pediatric-neonatal
septic shock by community physicians is associated with improved outcome Pediatrics.
2003;112:793–9. 4.
2. Cinel I, Opal SM. Molecular biology of inflammation and sepsis: a primer. Crit Care Med.
2009;37:291-304. 5.
3. Carcillo JA. Pediatric septic shock and multiple organ failure. Crit Care Clin.

3. Asma Berat pada Anak

Asma pada anak diklasifikasikan dalam dua kelompok yaitu derajat penyakit asma dan derajat serangan
asma. Derajat penyakit asma dibagi dalam asma episodik jarang, asma episodik sering, dan asma
persisten.2 Derajat serangan asma dibagi menjadi serangan ringan, serangan sedang, dan serangan berat.
Derajat penyakit asma berhubungan dengan kronisitas penyakit asma sedangkan derajat serangan asma
berhubungan dengan keadaan akut sehingga harus segera ditata laksana untuk mengurangi komplikasi
yang timbul akibat hipoksemia.1-5 Derajat penyakit asma tidak berhubungan linear

Sumber :

1. Nishimuta T, Kondo N, Hamasaki Y, Morikawa A, Nishima S. Japanese guideline for childhood


asthma. Allergology Int. 2011;60:147-69.
2. British Thoracic Society. British guideline on the management of asthma: A national clinical
guideline. Edinburgh: Scottish Intercollegiate Network, 2012.
3. Hartman ME, Linde-Zwirble WT, Angus DC, Watson SR. Trends in Admissions for Pediatric
Status Asthmaticus in New Jersey Over a 15-Year Period. Pediatrics. 2010;126;904-11.

4. Child Abuse

Kedaruratan dalam kasus child abuse berbeda dengan kedaruratan pada penyakit atau masalah kesehatan
lainnya. Apabila pada penyakit atau masalah kesehatan anak lebih difokuskan untuk upaya penanganan
yang bersifat kuratif, sedangkan untuk kasus child abuse selain kedaruratan untuk aspek kuratif, terdapat
pula aspek kedaruratan dalam deteksi dini, diagnosis, dan tentunya penanganan kegawatdaruratan. Hal
tersebut di atas bertujuan untuk mencegah terjadinya dampak kasus child abuse, baik dampak jangka
pendek maupun dampak jangka panjang terutama bagi anak dan keluarga.

Sumber :

1. Sampurna B, Dharmono S, Kalibonso RS, Wiguna T, Sekartini R, Suryawan A, dkk. Deteksi dini
pelaporan dan rujukan kasus kekerasan dan penelantaran anak. Jakarta: IkatanDokter Indonesia,
2003.
2. Johnson CF. Abuse and neglect of children. Dalam: Behrman RE, Kliegman RM, Jenson HB,
Stanton BF,penyunting. Nelson textbook of pediatrics. Edisi ke-18. Philadelphia: WB Saunders,
2007. h.171-84.
3. Child abuse and neglect. Diunduh dari http://www.aap.org/healthtopics/ childabuse.cfm. Diakses
padatanggal 1 Maret 2013.
4. Komite Perlindungan Anak Indonesia. Data kekerasan pada anak. Diunduh dari www.kpai.go.id/.
Diakses pada tanggal 6 Maret 2013 6. Komite Nasional Perlindungan Anak. Diunduh dari
www.komnaspa.or.id/. Diakses pada tanggal 6 Maret 2013.

Anda mungkin juga menyukai