Anda di halaman 1dari 7

TUGAS MATA KULIAH ETIKA DAN KOMUNIKASI EFEKTIF

KAMPANYE
DIAM DI RUMAH SAJA

Disusun Oleh:

ANDYKA RAIHAN RAHMANDA (03031282025045)

UNIVERSITAS SRIWIJAYA

FAKULTAS TEKNIK TEKNIK KIMIA

2020
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Setiap hari kita bersoasialisasi dengan orang lain baik itu secara langsung atau tidak
dan itu sangat penting dalam kehidupan kita sehari-hari. Hal itu biasa kita sebut
berkomunikasi. Komunikasi adalah proses pertukaran atau penyampaian pesan baik itu ide,
gagasan, opini ataupun fakta dari komunikator ke komunikan. Komunikasi ini banyak di
gunakan untuk keperluan banyak hal, contohnya berkampanye.
Kampanye itu sendiri memiliki arti sebuah tindakan dan usaha yang bertujuan
mendapatkan pencapaian dukungan, usaha kampanye bisa dilakukan oleh peorangan atau
sekelompok orang untuk melakukan pencapaian suatu proses pengambilan keputusan di
dalam suatu kelompok, kampanye biasa juga dilakukan guna memengaruhi, penghambatan,
pembelokan pecapaian.
Maka pada makalah kali ini saya ingin membuat suatu makalah mengenai kampanye
“Di rumah aja” dalam rangka pandemik COVID-19 ini. Penulis mengangkat hal ini karena
masih banyak yang keluar rumah dengan kepentingan yang tidak mendadak atau bahkan
tidak memiliki kepentingan sama sekali.

B. Rumusan Masalah

Penulis sudah menyiapkan rumusan masalah yang akan di bahas pada makalah kali
ini, ada pula rumusan masalah yang akan dibahas di makalah ini:
1) Apa COVID-19 itu sendiri ?
2) Mengapa “Di rumah aja” ?

C. Tujuan

Berdasarkan rumusan masalah yang di atas, penulis mempunyai tujuan untuk


mengajak para pembaca agar di rumah saja, apabila tidak ada keperluan dalam masa
pandemik ini berlangsung demi kesehatan bersama.
ISI DAN PEMBAHASAN

A. Kondisi dan perkembangan terbaru

COVID-19 (coronavirus disease 2019) adalah penyakit yang disebabkan oleh jenis
coronavirus baru yaitu Sars-CoV-2, yang dilaporkan pertama kali di Wuhan Tiongkok pada
tanggal 31 Desember 2019. COVID-19 ini dapat menimbulkan gejala gangguan pernafasan
akut seperti demam diatas 38°C, batuk dan sesak nafas bagi manusia. Selain itu dapat disertai
dengan lemas, nyeri otot, dan diare. Pada penderita COVID-19 yang berat, dapat
menimbulkan pneumonia, sindroma pernafasan akut, gagal ginjal bahkan sampai kematian.

COVID-19 ini sudah mewabah di seluruh dunia dengan catatan orang yang positif
mencapai 46,6 juta di seluruh dunia dan 31,1 juta di antaranya sembuh dan 1,12 juta
meninggal dunia dan sisanya masih memperjuangkan kesembuhannya, tercatat tanggal 2
november 2020. Dengan kasus terbanyak di Amerika Serikat.

Berikut grafik pertambahan positif COVID-19 selama seminggu ini*


(https://en.wikipedia.org/wiki/Template:COVID-19_pandemic_data)
Sedangkan di Indonesia sendiri mencapai 415 ribu orang yang tercatat positif dan
orang yang sudah sembuh mencapai 346 ribu dan yang meninggal sampai 14 ribu. Tercatat
sampai tanggal 2 november 2020.

Berikut grafik pertambahan positif COVID-19 di Indonesia selama seminggu ini*


(https://en.wikipedia.org/wiki/Template:COVID-19_pandemic_data)

Apabila kita melihat kurva di atas memang terlihat seperti kurva tambahnya kasus
COVID-19 ini berangsur-angsur turun, tetapi sebenernya kurva kasus COVID-19 ini sedang
mengalami stagnan di angka yang cukup tinggi, yaitu di atas 2 ribu kasus perharinya. Hal ini
di sebabkan masih banyak masyarakat yang melalaikan protocol kesehetan, seperti mencuci
tangan, menggunakan masker, di rumah saja apabila tidak ada keperluan, dan lain lain.
Adapula pemerintah yang kurang tegas dalam mengatasi masyarakat yang bandel ini.
B. Korelasi substansi / aplikasi materi terhadap kondisi dan perkembangan

Dengan data dan kurva yang ada di atas, penulis ingin menghimbau untuk menjaga
Kesehatan dan mematuhi protokol kesehatan salah satunya adalah di rumah saja apabila tidak
ada keperluan yang penting dan mendadak. Dengan kita di rumah saja kita dapat mencegah
dan mengurangi penyebaran COVID-19 ini, selain itu ada banyak manfaat lainnya dengan
kita diam saja di rumah, antara lain:
1) Memperbaiki Keuangan Pribadi
2) Mengurangi Polusi
3) Memiliki Waktu Lebih keluarga
4) Memiliki waktu bersantai yang lebih banyak
Namun, ada bahaya psikologis saat kita hanya di rumah saja di dalam masa pandemic
atau bencana. Nama kondisi tersebut adalah Cabin Fever yang memiliki gejala sebagai
beriku:
1) Merasa sangat sedih, gelisah, dan putus asa
2) Lemas atau kurang energi
3) Mudah marah dan tersinggung
4) Sulit berkonsentrasi atau berpikir
5) Mengalami gangguan tidur, seperti sulit tidur atau bangun terlalu dini
6) Menjadi tidak sabar
7) Tidak tertarik dan tidak memiliki motivasi terhadap segala hal
8) Kerap mengidam makanan atau justru tidak nafsu makan
9) Mengalami kenaikan atau penurunan berat badan
10) Sulit percaya pada orang-orang di sekitarnya
11) Tidak mampu mengendalikan emosi dan stres
Meskipun kita hanya di rumah saja, bukan berarti kita tidak melakukan sebaliknya
kita harus produktif dan tetap bersosialisasi agar Kesehatan mental kita terjaga, seperti ;
1) Berolahraga ringan agar imunitas kita terjaga
2) Bekerja atau yang biasa kita kenal work from home
3) Menghubungi teman atau saudara melalaui telepon ataupun media sosial agar
dapat mengurangi rindu
PENUTUP

A. Kesimpulan
Pencegahan COVID-19 ini tidak bisa dilakukan seorang diri, tetapi seluruh
masyarakat. Bahkan seluruh dunia, karena percuma saja kalau kita hanya di rumah saja, tetapi
di luar sana masih banyak yang tidak memperdulikan COVID-19 ini maka kurva
pertambahan kasus COVID-19 tidak akan turun dengan segera dan mungkin akan meningkat,
makanya mari kita sama-sama mengajak untuk di rumah saja dan mematuhi protokol
Kesehatan.
Saat kita di rumah pun harus menjaga Kesehatan baik itu fisik maupun mental agar
imunitas kita tetap terjaga dan kuat menghadapi masa pandemic ini.
DAFTAR PUSTAKA

https://id.wikipedia.org/wiki/Kampanye
https://kompaspedia.kompas.id/baca/paparan-topik/penyakit-covid-19
https://en.wikipedia.org/wiki/Template:COVID-19_pandemic_data
https://www.alodokter.com/waspadai-cabin-fever-akibat-terlalu-lama-tinggal-di-rumah
https://www.liputan6.com/bola/read/4220008/6-manfaat-diam-di-rumah-ketika-pandemi-
virus-corona-covid-19

Anda mungkin juga menyukai