Anda di halaman 1dari 11

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar belakang


Kesehatan merupakan kebutuhan dan hak setiap insan agar dapat kemampuan yang
melekat dalam diri setiap insan.hal ini hanya dapat dicapai bila masyarakat, baik secara individu
maupun kelompok berperan serta untuk meningkatkan kemampuan hidup sehatnya.
Kemandirian masyarakat diperlukan untuk mengatasi masalah kesehatannya dan
menjalankan upaya pemecahannya sendiri adalah kelangsungan pembangunan.pembangunan
kesehatan bertujuan untuk meningkatkan kesadaran ,kemauan,kemampuan hidup sehat bagi
setiap orang agar terwujud derajat kesehatan masyarakat yang optimal. Oleh karena itu perlu
diselengarakan upaya kesehatan dengan pendekatan pemeliharaan ,promosi kesehatan (promotif)
,pencegahan penyakit ( preventif ) ,penyembuhan penyakit ( kuratif) dan pemulihan kesehatan
(rehabilitative) yang diselenggarakan secara menyeluruh ,terpadu dan kesinambungan .dalam
rangka memajukan kesehatan masyarakat serta meningkatkan derajat kesehatan masyarakat
maka diperlukan strategi promosi kesehatan baik kepada pemerintah ,tokoh masyarakat,dan
khususnya kepada masyarakat.
1.2 Rumusan masalah
1. Apa pengertian promosi kesehatan pra nikah ?
2. Apa langkah – langkah untuk mengendalikan masalah kehamilan remaja ?
3. Apa bimbingan terhadap remaja ?
4. Apa peran bidan dalama promosi kesehatan pra nikah ?

1.3 Tujuan
1. Mengerti tentang pengertian promosi kesehatan pra nikah.
2. Mengerti tentang  langkah – langkah untuk mengendalikan masalah kehamilan remaja.
3. Mengerti tentang bimbingan terhadap remaja.
4. Mengetahui tentang peran bidan dalama promosi kesehatan pra nikah.
BAB III
PEMBAHASAN

2.1 Pengertian promosi kesehatan pra nikah


Promosi kesehatan pranikah merupakan suatu proses untuk meningkatkan kemampuan
masyarakat dalam memelihara dan meningkatkan kesehatannya yang ditunjukan pada
masyarakat reproduktif pranikah. Pelayanan kebidanan diawali dengan pemeliharaan kesehatan
para calon ibu.
            Remaja wanita yang akan memasuki jenjang perkawinan perlu dijaga kondisi
kesehatannya. Kepada para remaja diberi pengertian tentang hubungan seksual yang sehat,
kesiapan mental dalam menghadapi kehamilan dan pengetahuan tentang proses kehamilan dan
persalinan, serta pemeliharaan kesehatan dalam masa pra dan pasca kehamilan.
            Promosi kesehatan pada masa pra kehamilan disampaikan pada kelompok remaja wanita
atau pada wanita yang akan menikah. Penyampaian nasehat tentang kesehatan pada masa pra
nikah ini disesuaikan dengan tingkat intelektual pada calon ibu. Nasehat atau informasi yang
diberikan menggunakan bahasa yang mudah dimengerti karena bersifat pribadi dan sensitive.
            Remaja calon ibu yang mengalami masalah akibat gangguan system reproduksinya harus
segera ditangani. Gangguan system reproduksi tidak berdiri sendiri. Gangguang tersebut dapat
berpengaruh pada kondisi pisikologi dan lingkungan sosial remaja itu sendiri. Bila masalah
kesehatan remaja tersebut sangat kompleks, sebaiknya dikonsultasikan keahli yang relevan atau
dirujuk keyunit pelayanan kesehatan yang fasilitasnya yang lebih lengkap. Faktor keluarga juga
turut mempengaruhi kondisi kesehatan para remaja yang akan memasuki pintu gerbang
pernikahan. Bidan dapat menggunakan pengaruh keluarga untuk memperkuat mental remaja
dalam memasuki masa perakwinan  dan kehamilan.
            Pemeriksaan kesehatan dianjurkan bagi remaja yang akan menikah. Tujuan dari
pemeriksaan tersebut adalah untuk mengetahui secara dini kondisi kesehatan para remaja. Jika
ditemukan penyakit atau kelainan didalam diri remaja, maka tindakan pengobatan dapat segera
dilakukan. Bila penyakit atau kelainan tersebut tidak diatasi, maka diupayakan masalah tersebut
tidak bertambah berat atau menular kepada pasangannya. Misalnya remaja penderita penyakit
jantung yang sedang hamil harus memeriksakan kesehatannya secara teratur. Remaja yang
menderita AIDS harus mengaja pasangannya agar tidak terkena virus HIV dengan menggunakan
kondom saat bersenggama bila sudah menikah.
            Upaya pemeliharaan kesehatan bagi para calon ibu ini dapat dilakukan melalui kelompok
atau kumpulan remaja seperti: karang taruna, pramuka, organisasi remaja, dan sebagainya. Para
remaja yang terhimpun dalam organisasi masyarakat perlu diorganisasikan agar pelayanan
kesehatan dan kesiapan dalam menghadapi peran sebagai istri dapat dilakukan dengan baik.
            Pembinaan kesehatan remaja, terutama remaja wanita, tidak hanya ditujukan hanya pada
masalah gangguan kesehatan (penyakit system reproduksi). Fakta perkembangan psikologis dan
social perlu diperhatikan juga dalam membina kesehatan remaja. Remaja yang tumbuh kembang
secara biologis diikuti dengan perkembangan psikologis dan sosialnya. Alam dan pikiran remaja
perlu diketahui di dalam membina kesehatan. Penyampaian pesan kesehatan dilakukan melalui
bahasa remaja. Bimbingan terhadap remaja antara lain mencakup hal-hal sebagai berikut.
1. Perkawinan yang sehat.
Remaja dibimbing tentang bagaimana mempersiapkan diri menghadapi perkawinan ditinjau dari
sudut kesehatan. Perkawinan bukan hanya sekedar hubungan antara suami dan istri. Perkawinan
menghasilkan keturunan. Bayi yang dilahirkan atau keturunan ini diharapkan adalah bayi yang
sehat dan direncanakan.
2. Keluarga yang sehat.
Remaja diajarkan tentang keluarga sehat dan cara mewujudkan serta membinanya. Keluarga
yang diidamkan (sejahtera) adalah keluarga yang memiliki norma keluarga kecil (jumlah
keluarga yang ideal terdiri atas suami, istri, dan dua anak),bahagia, sejahtera, aman, tenteram,
disertai rasa ketakwaan kepada Tuhan YME. Keluarga sejahtera juga memiliki kemampuan
social ekonomi yang mendukung kehidupan anggota keluarganya serta mampu menabung untuk
masa depan. Selain itu, keluarga sejahtera juga dapat membantu dan mendorong peningkatan
taraf hidup keluarga lain.
3. Sistem reproduksi dan masalahnya.
Tidak semua remaja memahami system reproduksi manusia. Membicarakan system reproduksi
dianggap tabu bagi beberapa kalangan remaja. Penjelasan mengenai perubahan yang terjadi pada
system reproduksi pada masa kehamilan, persalinan, dan pascapersalinan perlu diberikan.
Penjelasan mengenai perawatan bayi serta gangguan system reproduksi, seperti gangguan
menstruasi, kelainan system reproduksi dan penyakit, juga hendaknya diberikan. Penyakit
system reproduksi yang dimaksud adalah penyakit-penyakit hubungan seksual, HIV/AIDS, dan
tumor.
4. Penyakit yang berpengaruh terhadap kehamilan dan persalinan atau sebaliknya.
Remaja yang siap sebagai ibu harus dapat mengetahui penyakit-penyakit yang memberatkan
kehamilan dan membahayakan masa kehamilan atau persalinan. Penyakit yang perlu dan penting
dijelaskan sewaktu mengadakan bimbingan, antara lain penyakit jantung, penyakit ginjal,
hipertensi, DM, anemia, dan tumor.
5. Sikap dan perilaku pada masa kehamilan dan persalinan.
Perubahan sikap dan perilaku dapat terjadi pada masa kehamilan dan persalinan. Perubahan
sikap dan perilaku dapat mengganggu kesehatan, misalnya pada masa hamil muda terjadi
gangguan psikologi seperti benci dengan seseorang (suami) atau benda tertentu. Emosi yang
berlebihan dimungkinkan akibat perubahan perilaku. Pada masa persalinan atau pascapersalinan
gangguan jiwa juga mungkin terjadi.
            Selain hal-hal tersebut masih ada lagi permasalahan remaja dan dikaitkan dengan
kesehatan keluarga. Bidan harus dapat memberikan bimbingan sewaktu remaja berkonsultasi
atau memberikan penyuluhan. Bila masalah remaja sangat besar, maka dapat dirujuk pada yang
lebih ahli. Misalnya, bila remaja merasa ketakutan yang amat sangat dalam mengahadapi
kehamilan, remaja dirujuk ke dokter spesialis jiwa atau ke psikolog. Bimbingan remaja juga
dilakukan melalui organisasi remaja seperti karang taruna, pramuka, serta organisasi pelajar,
mahasiswa, dan pemuda.

2.2 Persiapan Pranikah

Ada beberapa persiapan yang perlu dihadapi menjelang pernikahan, yaitu persiapan ilmu tentang
pernikahan, persiapan mental/psikologis dalam menghadapi pernikahan, persiapan ruhiyyah
menjelang pernikahan serta persiapan fisik sebelum menikah.

1. Persiapan Ilmu tentang pernikahan.


Hal yang perlu dipersiapkan adalah memperjelas visi pernikahan. Untuk apa kita
menikah. Visi yang jelas dan juga sama antara calon suami dan isteri diharapkan akan
melanggengkan pernikahan. Banyak orang yang menikah hanya karena cinta, atau mengikuti
tradisi masyarakat. Bisa juga karena malu karena sudah cukup umur tetapi masih belum juga
menuju pelaminan. Alasan-alasan seperti ini tidak memiliki akar yang jelas. Bisa juga menjadi
sangat rapuh ketika memasuki bahtera rumah tangga, dan akhirnya hancur ketika badai rumah
tangga datang menerjang.

2. Persiapan mental/psikologis menghadapi pernikahan.


Pernikahan adalah kehidupan baru yang sangat jauh berbeda dari masa-masa sebelumnya.
Dalam pernikahan berkumpul dua pribadi yang berbeda yang berasal dari keluarga yang
memiliki kebiasaan yang berbeda. Didalamnya terbuka semua sifat-sifat asli masing-masing.
Mempersiapkan diri untuk berlapang dada menghadapi segala kekurangan pasangan adalah hal
yang mutlak diperlukan. Begitu juga cara-cara mengkomunikasikan pikiran dan perasan kita
dengan baik kepada pasangan juga perlu diperhatikan, agar emosi negatif tidak mewarnai rumah
tangga kita.

Di dalam pernikahan juga diperlukan rasa tanggung jawab untuk untuk memenuhi hak dan
kewajiban masing-masing. Sehingga setiap anggota keluarga tidak hanya menuntut hak-haknya
saja, tetapi berusaha untuk lebih dulu memenuhi kewajibannya.

Pernikahan merupakan perwujudan dari tim kehidupan kita untuk mencapai kebahagiaan di
dunia dan akhirat. Oleh karena itu kerja sama, saling mendukung dalam segala hal sangat
diperlukan. Termasuk dalam pendidikan anak. Pernikahan juga merupakan sarana untuk terus
menerus belajar tentang kehidupan. Ketika memasuki dunia perkawinan seseorang belajar untuk
menjadi bagian dari tim kehidupan. Ketika memiliki anak seseorang belajar untuk mendidik anak
dengan cara yang baik. Tidak jarang juga orang tua perlu memaksa diri untuk merubah
kebiasaan-kebiasaan buruknya agar tidak ditiru oleh anak. Ketika anak-anak menjelang dewasa
orang tua belajar untuk menjadikan anak-anaknya sebagai teman, sebagai bagian dari tim
kehidupan yang aktif menggerakkan roda kehidupan, dan seterusnya.

3. Persiapan Ruhiyyah/ spiritual.


Menikah itu ibadah, oleh karena itu seluruh proses yang dilalui dalam pernikahan itu
harus dengan nuansa ibadah. Proses sebelum menikah sampai pernikahan itu sendiri juga setelah
menikah tidak boleh jauh dari nuansa penghambaan diri kepada Allah. Sebelum menikah
peningkatan kualitas diri dan kualitas ibadah mutlak diperlukan. Berdoa kepada Allah untuk
mendapatkan suami yang sholih dan anak-anak yang akan menjadi penyejuk mata.

Bergaul dengan orang-orang yang sholih yang dapat menjaga dien kita juga perlu dilakukan.
Membaca buku-buku tentang keutamaan pernikahan juga perlu dilakukan untuk menguatkan niat
kita dalam menikah. Ketika pinangan datang, ibadah semakin dikencangkan. Terus memohon
kepada Allah untuk mendapatkan yang terbaik sebagai pasangan kita. Saat ini, perlu juga kita
membersihkan hati agar niat ibadah dalam pernikahan ini tidak menyimpang. Juga menjaga
kesucian hubungan kita dengan calon suami sampai datangnya waktu pernikahan sangat
diperlukan, agar tidak terjatuh dalam godaan setan. Masa-masa antara meminang dan pernikahan
ini sebaiknya dipersingkat agar kebersihan niat dan hubungan kedua insan bisa terjaga.

4. Persiapan Fisik
Yang terakhir yang tidak kalah penting dalah mempersiapkan tubuh kita untuk memasuki
dunia pernikahan. Mengetahui alat-alat reproduksi wanita dan cara kerjanya sangat penting bagi
kita. Memeriksa kesehatan alat-alat reproduksi juga penting agar terhindar dari hal-hal yang
tidak diinginkan setelah menikah. Selain itu juga kita harus mengetahui tentang seks yang sehat.
Banyak ornag yang sudah menikah tapi tidak tahu bagaimana berhubungan seks dengan sehat
dan menyenangkan bagi masing-masing pasangan. Hal ini penting karena merupakan bagian dari
kunci kebahagiaan dalam berumah tangga.

2.3  Pentingnya Periksa Kesehatan Pra Nikah

Menjelang hari pernikahan semua calon mempelai pasti sibuk mempersiapkan diri
memastikan bahwa semua rencana telah tersusun dengan baik. Sayangnya masih banyak dari
masyarakat kita yang saking terlalu sibuk mempersiapkan hari H, sampai lupa dengan hal kecil
yang mungkin terlihat sepele padahal penting dan besar sekali manfaatnya. Periksa kesehatan pra
nikah memang belum umum dilakukan di Indonesia, tetapi tahukah bahwa pemeriksaan ini
merupakan salah satu prosedur menjelang pernikahan yang sangat dianjurkan oleh pakar
kesehatan

Bila ditinjau secara psikologis, sebenarnya pemeriksaan itu akan dapat membantu menyiapkan
mental pasangan. Sedangkan secara medis, pemeriksaan itu sebagai ikhtiar (usaha) yang bisa
membantu mencegah hal-hal yang tidak diinginkan di kemudian hari sehingga dapat menjadi
langkah antisipasi dan tindakan preventif yang dilakukan jauh-jauh hari untuk menghindarkan
penyesalan dan penderitaan rumah tangga.
Para ahli abstetri (ilmu kebidanan) dan ginekologi (ilmu keturunan) menyatakan bahwa
sebaiknya calon pengantin memeriksakan dirinya tiga bulan sebelum melakukan janji
pernikahan. Rentang waktu itu diperlukan untuk melakukan pengobatan jika ternyata salah
seorang atau keduanya menderita gangguan tertentu. Jenis pemeriksaan kesehatan pranikah dapat
disesuaikan dengan gejala tertentu yang dialami calon pengantin secara jujur, berani dan objektif.
Misalnya, pemeriksaan harus dilakukan lebih spesifik jika dalam keluarga didapati riwayat
kesehatan yang kurang baik. Namun, jika semuanya lancar-lancar saja, maka hanya dilakukan
pemeriksaan standar, yaitu cek darah dan urine.
Untuk cek darah, biasanya diperlukan khususnya untuk memastikan si calon ibu tidak
mengalami talasemia, infeksi pada darah dan sebagainya. Dalam pengalaman medis, kadang kala
ditemukan gejala anti phospholipid syndrome (APS), yaitu suatu kelainan pada darah yang bisa
mengakibatkan sulitnya menjaga kehamilan atau menyebabkan keguguran berulang. Jika ada
kasus seperti itu, biasanya para dokter akan melakukan tindakan tertentu sebagai langkah ,
sehingga pada saat pengantin perempuan hamil dia dapat mempertahankan bayinya.
Hasil analisa data medis mengungkapkan bahwa kasus yang paling banyak terjadi pada
calon ibu khususnya di Indonesia adalah terjangkitnya virus toksoplasma. Virus yang bisa
mengakibatkan kecacatan pada bayi ini biasanya disebabkan seringnya kaum perempuan
mengkonsumsi daging yang kurang matang atau tersebar melalui kotoran atau bulu binatang
piaraan. Oleh karena itu, untuk mengetahuinya, agar dapat ditangani Secara dini diperlukan
pemeriksaan toksoplasma, rubella, virus cytomegalo, dan herpes yaitu yang sering disingkat
dengan istilah pemeriksaan terhadap TORCH.
Demikian pula, pada calon pengantin pria biasanya diperlukan untuk dilakukan
pemeriksaan sejumlah infeksi seperti sipilis dan gonorrhea. Selain itu banyak juga dari
pengalaman klinis dilakukan pemeriksaan sperma untuk memastikan kesuburan untuk calon
mempelai pria. Dalam kapasitas ini, pemeriksaan sperma dilakukan dalam tiga kategori yaitu
jumlah sperma, gerakan sperma dan bentuk sperma.
Sperma yang baik menurut para ahli, jumlahnya harus lebih dari 20 juta setiap cc-nya
dengan gerakan lebih dari 50% dan memiliki bentuk normal lebih dari 30% . Bila dalam
pemeriksaan ditemukan kelainan pada sperma, maka waktu tiga bulan setelah pemeriksaan
dianggap sudah cukup untuk melakukan penyembuhan. Demikian halnya bagi calon mempelai
wanita, jangka waktu tiga bulan juga dianggap memadai untuk memperbaiki siklus menstruasi
calon pengantin wanita yang memiliki masa menstruasi tidak lancar dengan disiplin mengikuti
terapi khusus dan intens secara kontinyu.
Pemeriksaan standar menyangkut darah antara lain dilakukan untuk mengetahui
jenis resus. Seperti bangsa Asia lainnya, perempuan Indonesia memiliki resus darah positif.
Sedangkan bangsa Eropa dan Kaukasia biasanya memiliki resus negatif. Karena itu, pemeriksaan
resus untuk pasangan campuran yang berasal dari dua bangsa berbeda sangatlah penting. Resus
berfungsi sama dengan sidik jari yaitu sebagai penentu. Setelah mengetahui golongan dara
seseorang seperti A, B, O biasanya resusnya juga ditentukan untuk mempermudah identifikasi.
Hal itu karena perbedaan resus pada pasangan bisa berdampak fatal saat kehamilan.
Jika ibu memiliki resus positif dan embrio menunjukkan resus negatif, maka biasanya disarankan
para ahli medis untuk melakukan pengguguran sejak dini karena tidak mungkin janin akan
bertahan hidup secara normal di dalam rahim ibu. Meskipun pasangan ingin tetap
mempertahankan janin, nantinya akan gugur juga. Pengalaman ini biasanya di kalangan medis
disebut sebagai kasus incompabilitas resus.
Calon pengantin juga sering diminta untuk melakukan pemeriksaan darah anticardiolipin
antibody (ACA). Penyakit yang berkaitan dengan hal itu bisa mengakibatkan aliran darah
mengental sehingga darah si ibu sulit mengirimkan makanan kepada janin yang berada di dalam
rahimnya. Selain itu, jika salah satu calon pengantin memiliki catatan down
syndrome karena kromosom dalam keluarganya, maka perlu dilakukan pemeriksaan lebih
intensif lagi. Sebab, riwayat itu bisa mengakibatkan bayi lahir idiot.
Adapun suntikan Tetanus Toxoid yang lebih dikenal dengan suntikan TT sebenarnya
dimaksudkan untuk mencegah timbulnya tetanus pada luka yang dapat terjadi pada vagina
mempelai wanita yang diakibatkan hubungan seksual pertama. Suntikan TT biasanya juga
diperlukan dan dianjurkan oleh para medis bagi para ibu hamil di usia kehamilan 5-6 bulan untuk
mencegah terjadinya tetanus pada luka ibu ataupun bayi saat proses kelahiran. Sedangkan
kekhawatiran adanya manipulasi serum TT pada suntikan yang diganti dengan serum kontrasepsi
oleh para medis sebaiknya dihilangkan dan jika terbukti adanya pengalaman sebelumnya atau
indikasi kuat mal praktik yang disengaja tersebut, maka dapat dilaporkan para pihak terkait dan
yang berwenang, dan hal itu di samping melanggar kode etik kedokteran, juga merupakan suatu
tindak pidana.

Jenis pemeriksaan kesehatan pra nikah yang dilakukan seperti :


1. Pemeriksaan hematologi rutin dan analisa hemoglobin, untuk mengetahui adanya
kelainan atau penyakit darah.
2. Pemeriksaan urinalisis lengkap, untuk memantau fungsi ginjal dan penyakit lain yang
berhubungan dengan ginjal atau saluran kemih, pemeriksaan golongan darah dan rhesus yang
akan berguna bagi calon janin.
Mengetahui Rhesus kedua calon mempelai seringkali merupakan hal yang diabaikan, padahal hal
tersebut adalah hal yang penting. Kebanyakan bangsa Asia memiliki Rhesus positif, sedangkan
bangsa Eropa rata-rata negatif. Terkadang, pasangan suami-isteri tidak tahu Rhesus darah
pasangan masing-masing. Padahal, jika Rhesusnya bersilangan, bisa mempengaruhi kualitas
keturunan.  Jika seorang perempuan (Rhesus negatif) menikah dengan laki-laki (Rhesus positif),
bayi pertamanya memiliki kemungkinan untuk ber-Rhesus negatif atau positif. Jika bayi
mempunyai Rhesus negatif, tidak ada masalah. Tetapi, jika ia ber-Rhesus positif, masalah
mungkin timbul pada kehamilan berikutnya. Bila ternyata kehamilan yang kedua merupakan
janin yang ber-Rhesus positif, kehamilan ini berbahaya. Karena antibodi antirhesus dari ibu
dapat memasuki sel darah merah janin. Sebaliknya, tidak masalah jika si perempuan ber-Rhesus
positif dan si pria negatif. Karena itu sangat penting untuk mengetahui Rhesus kedua calon
mempelai.
3. Pemeriksaan gula darah untuk memantau kemungkinan diabetes melitus.
4. Pemeriksaan HbsAG untuk mengetahui kemungkinan peradangan hati.
5. Pemeriksaan VDLR/ RPR untuk mengetahui adanya kemungkinan penyakit sifilis.
6. Pemeriksaan TORC untuk mendeteksi infeksi yang disebabkan parasit Toxoplasma, virus
Rubella dan virus Cytomegalo yang bila menyerang pada perempuan di masa kehamilan nanti.
Manfaat Periksa Kesehatan Pra Nikah:
Dengan melakukan pemeriksaan kesehatan sebelum menikah kita dapat mengetahui kondisi
pasangan serta proyeksi masa depan pernikahan, terutama yang berkaitan dengan masalah
kesehatan reproduksi (fertilitas) dan genetika (keturunan), dan Anda juga dapat mengetahui
penyakit-penyakit yang nantinya bila tak segera ditanggulangi dapat membahayakan Anda dan
pasangan termasuk calon keturunan.

Prosedur Periksa Kesehatan Pra Nikah :


Prosedur yang harus dilakukan sebenarnya tidak berbeda jauh dengan pemeriksaan
kesehatan lain biasanya. Anda dan pasangan membuat janji terlebih dahulu dengan dokter
spesialis atau dokter umum kemudian setelah melakukan wawancara singkat tentang sejarah
kesehatan, Anda dan pasangan wajib melakukan pemeriksaan fisik dan rangkaian tes radiologi
dan laboratorium untuk mendeteksi kelainan-kelainan apa saja yang mungkin diderita. Idealnya,
pemeriksaan kesehatan pra nikah dilakukan enam bulan menjelang pernikahan. Namun ukuran
itu sebenarnya bersifat fleksibel dalam arti kapanpun dapat dilakukan asal pernikahan belum
dilangsungkan, agar penyakit-penyakit yang mungkin terdeteksi dapat ditanggulangi terlebih
dahulu.
Persiapan Menjelang Pemeriksaan Kesehatan Pra Nikah :
Yang pertama tentunya masalah finansial. Pemeriksaan ini memang memakan biaya
lebih. Maka dari itu, setiap pasangan baiknya persiapkan dana lebih dari jauh-jauh hari dan Anda
harus ingat bahwa uang yang Anda keluarkan itu merupakan investasi jangka panjang untuk
kelangsungan hidup rumah tangga yang akan Anda jalani bersama dengan pasangan. Selain itu,
setiap pasangan pun diwajibkan untuk berpuasa mulai pukul 22.00 sehari sebelumnya dan
setelah pengambilan darah, Anda dan pasangan bisa menikmati sarapan. Selama berpuasa, setiap
pasangan tetap boleh mengonsumsi air putih dan bawalah sedikit contoh feses (tinja)
atau urine pagi hari dalam wadah yang bersih.  Walaupun setiap pasangan berada dalam kondisi
yang sehat, tidak ada salahnya untuk tetap melakukan pemerikasaan kesehatan pra nikah untuk
kehidupan pernikahan yang sehat dan jauh dari penyakit.
BAB III
PENUTUP

3.1 Kesimpulan
Ada beberapa persiapan yang perlu dihadapi menjelang pernikahan, yaitu persiapan ilmu
tentang pernikahan, persiapan mental/psikologis dalam menghadapi pernikahan, persiapan
ruhiyyah menjelang pernikahan serta persiapan fisik sebelum menikah:
1. Persiapan Ilmu tentang pernikahan
2. Persiapan mental/psikologis menghadapi pernikahan.
3. Persiapan Ruhiyyah/ spiritual.
4. Persiapan Fisik

Manfaat Periksa Kesehatan Pra Nikah :


Dengan melakukan pemeriksaan kesehatan sebelum menikah kita dapat mengetahui kondisi
pasangan serta proyeksi masa depan pernikahan, terutama yang berkaitan dengan masalah
kesehatan reproduksi (fertilitas) dan genetika (keturunan), dan Anda juga dapat mengetahui
penyakit-penyakit yang nantinya bila tak segera ditanggulangi dapat membahayakan Anda dan
pasangan termasuk calon keturunan.

3.2 Saran
Menjelang hari pernikahan semua calon mempelai pasti sibuk mempersiapkan diri
memastikan bahwa semua rencana telah tersusun dengan baik. Sayangnya masih banyak dari
masyarakat kita yang saking terlalu sibuk mempersiapkan hari H, sampai lupa dengan hal kecil
yang mungkin terlihat sepele padahal penting dan besar sekali manfaatnya. Misalnya dengan
melakukan promosi kesehatan, maka disarankan kepada calon pengantin untuk melakukan
konseling pranikah.
DAFTAR PUSTAKA

Novita, Nesi. Franciska,Y. (2011). Promosi Kesehatan dalam Pelayanan Kebidanan. Jakarta :


Salemba Medika
http://enyretnaambarwati.blogspot.com/2010/03/upaya-promosi-kesehatan.html

Anda mungkin juga menyukai