Anda di halaman 1dari 18

MAKALAH

DIET PADA PASIEN PJK


DI

OLEH:
Kelompok 3
Nama Anggota:
Fina Rahmawati
Muhammad Zulfadhly
Nurhafizah
Risky Fona Purba
Sayyidah Aisyah Al Azizah
Siti Zubaidah
Widya Aprilia
Zakiatun Ahmad
Tingkat: III.B (Semester 5)
Dosen: Elfida,SKM.MPH

POLTEKES KEMENKES ACEH


DIII KEPERAWATAN

TAHUN AJARAN 2020/202


KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Kuasa atas segala
limpahan rahmat-Nya sehingga tugas mata kuliah KMB Lanjut yaitu “Menyusun
makalah tentang Diet Pasien Penyakit Jantung Koroner bisa diselesaikan tepat
pada waktunya.
Ucapan terima kasih juga kami tujukan kepada dosen pembimbing mata
kuliah KMB Lanjut yang telah membimbing serta mengarahkan kami dalam
memahami berbagai hal .
Pada makalah ini akan dibahas tentang hal-hal yang berkaitan dengan
penyakit jantung koroner baik itu jenis diet yang diberikan maupun menu untuk
penderita penyakit jantung koroner.
Semoga makalah ini memberikan manfaat kepada para pembaca, terutama
dalam memahami dan mengetahui tentang pengertian serta Diet Pasien Penyakit
Jantung Koroner.

Langsa, September 2020

Kelompok 3
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR.............................................................................................1
DAFTAR ISI............................................................................................................2
BAB I PENDAHULUAN........................................................................................3
. A. Latar belakang.................................................................................................3
. B. Rumusan masalah............................................................................................3
. C. Tujuan..............................................................................................................4
BAB II TINJAUAN TEORITIS.............................................................................5
. A. Definisi Penyakit Jantung Koroner.................................................................5
. B. Faktor-faktor Resiko Penyebab PJK................................................................8
. C. Pengaturan Diet pada penderita jantung Koroner..........................................11
. D. Makanan yang Boleh dan tidak Boleh Diberikan Bagi Penderita Penyakit
Jantung Koroner.................................................................................................12
E. Berbagai jenis menu untuk penyakit jantung koroner………………...…….12

F. Cara Diet Tepat Bagi Penderita Penyakit Jantung Koroner……………...…12

BAB III PENUTUP...............................................................................................17


1. Kesimpulan...................................................................................................17
2. Saran..............................................................................................................17
DAFTAR PUSTAKA............................................................................................18
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar belakang

Jantung merupakan mesin pompa darah yang berukuran kira-kira sebesar


kepalan tangan kanan, dan berbentuk seperti kerucut. Jantung terbagi menjadi
empat ruangan yaitu dua ruangan atas yang disebut atrium (serambi) dan dua
ruang bawah yang disebut ventrikel (bilik), (Irawan, 1998). Menurut WHO
Coronary Heart Desease (PJK) adalah ketidaksanggupan jantung, akut maupun
kronik yang timbul karena kekurangan suplai darah pada miokardium sehubungan
dengan proses penyakit pada sistem nadi koroner dan menurut American Heart
Organitation (AHA), PJK merupakan kelainan pada satu atau lebih pembuluh
darah arteri koroner dimana terdapat penebalan dinding dalam pembuluh darah
disertai adanya plak yang akan mengganggu aliran darah ke otot jantung.
Kemudian terjadi kerusakan otot jantung yang akibatnya dapat menggangu fungsi
jantung, (Fahmi, 2004).
Penderita penyakit jantung mempunyai resiko mengalami kematian
mendadak, sehingga penyakit ini tergolong berbahaya. Upaya menurunkan resiko
terjadinya panyakit jantung, terjadinya kematian akibat penyakit jantung, serta
upaya penyembuhan penyakit jantung secara bertahap dapat dilakukan melalui
beberapa cara, salah satunya yaitu dengan cara mengatur diet pasien. Untuk
pengaturan diet diperlukan pengetahuan tentang berbagai menu yang cocok
diberikan pada penderita penyakit jantung koroner. Sehingga penulis pada
makalah ini akan membahas berbagai menu tentang penyakit jantung koroner.

B. Rumusan masalah
a. Apa yang dimaksud dengan Penyakit Jantung Koroner?
b. Faktor resiko apa saja yang menjadi penyebab timbulnya Penyakit Jantung
Koroner?
c. Bagaimanakah pengaturan diet pada penderita jantung Koroner?
d. Makanan apa sajakah yang boleh dan tidak boleh diberikan bagi penderita
Penyakit Jantung Koroner?
e. Apa sajakah jenis menu untuk penyakit jantung koroner?

C. Tujuan

a. Untuk mengetahui definisi Penyakit Jantung Koroner.


b. Untuk mengetahui faktor-faktor resiko penyebab Penyakit Jantung
Koroner.
c. Untuk mengetahui bagaimana pengaturan diet pada penderita Jantung
Koroner.
d. Untuk mengetahui makanan yang boleh dan tidak boleh diberikan bagi
penderita Penyakit Jantung Koroner.
e. Untuk mengetahui berbagai jenis menu untuk penyakit jantung koroner.
BAB II
TINJAUAN TEORITIS

A. Definisi Penyakit Jantung Koroner


Jantung merupakan mesin pompa darah yang berukuran kira-kira sebesar
kepalan tangan kanan, dan berbentuk seperti kerucut. Jantung terbagi menjadi
empat ruangan yaitu dua ruangan atas yang disebut atrium (serambi) dan dua
ruang bawah yang disebut ventrikel (bilik), (Irawan, 1998).
Menurut WHO Coronary Heart Desease (PJK) adalah ketidaksanggupan
jantung, akut maupun kronik yang timbul karena kekurangan suplai darah pada
miokardium sehubungan dengan proses penyakit pada sistem nadi koroner dan
menurut American Heart Organitation (AHA), PJK merupakan kelainan pada
satu atau lebih pembuluh darah arteri koroner dimana terdapat penebalan dinding
dalam pembuluh darah disertai adanya plak yang akan mengganggu aliran darah
ke otot jantung. Kemudian terjadi kerusakan otot jantung yang akibatnya dapat
menggangu fungsi jantung, (Fahmi, 2004).
Gambaran klinik adanya PJK dapat berupa angina pectoris, infark
miokardium (akut miokard infark), payah jantung (iskemic heart diseases) dan
mati mendadak (sudden death). Pada umumnya gangguan suplai darah arteri
koronaria dianggap berbahaya bila terjadi penyempitan sebesar 70% atau lebih
pada pangkal atau cabang utama arteri koronaria. Penyempitan yang kurang dari
50% kemungkinan belum menampakkan gangguan yang berarti. Keadaan ini
tergantung kepada beratnya arterisklerosis dan luasnya gangguan dan apakah
serangan itu lama atau masih baru, (Bustan, 2000)
1. Angina Pectoris
Angina pectoris adalah suatu sindrom klinis berupa serangan sakit dada yang
khas, yaitu seperti ditekan atau rasa berat di dada yang seringkali menjalar ke
lengan kiri. Hal ini sering timbul saat pasien melakukan aktifitas dan segera hilang
saat aktifitas dihentikan.
Nyeri dada yang khas dari angina pectoris ialah rasa tertekan, seperti merasa
terpilin, sperti terbakar (panas yang berpusat di daerah retrostenal (dibalik
tulangsternum yang berada ditengah-tengah dada) yang bisa menjalar kelengan
kiri, leher, bahu dan punggung. Dalam hal ini angina pectoris bisa digolongkan
menjadi 3 (tiga) macam, yaitu :
a. Angina pectoris stabil, yaitu gejala yang timbul frekuensinya tetap, baik
lamanya maupun kadar pencetusnya.
b. Angina pectoris tidak stabil, yaitu pola gejala yang timbul berubah-ubah, baik
frekuensinya, lamanya, maupun kenyerian yang dirasakan.
c. Angina prinzmental, yang biasanya timbul sewaktu sedang beristirahat.
Biasanya disebabkan oleh spasme pembuluh darah koroner.
Secara elektrokardiografi (EKG), timbulnya angina pectoris sering pula
dibarengi dengan depresi segmen ST dan inversi gelombang T. Kelainan segmen
ST (depresi segmen ST) sangat nyata pada pemeriksaan uji beban masuk (Irawan,
1998).
2. Infark Miokard Akut/Acute Myocardial Infraction (serangan jantung)
Acute myocard infraction atau serangan jantung akut umumnya disebabkan
oleh penyumbatan pembuluh arteri koroner secara tiba-tiba, karena pecahnya plak
lemak ateroskeloris pada arteri koroner. Plak lemak tersebut menjadi titik-titik
lemah dari arteri itu dan cenderung untuk pecah. Pada waktu pecah, gumpalan
cepat terbentuk dan mengakibtkan penghambatan (okulasi) arteri yang
menyeluruh, serta memutuskan aliran darah ke otot jantung. Ini mengakibatkan
rasa sakit dada yang hebat pada pusat dada dan menyebar sampai lengan atau
leher (Joewono, 2003).
3. Ischemic Heart Disease (payah jantung)
Ischemic Heart Disease adalah suatu keadaan dimana terjadi pengurangan
oksigen secara temporer pada jantung yang disebabkan oleh penyempitan
pembuluhdarah atau karena penyakit tertentu. Ischemic ini ada yang disebut
sebagai silent ischemic dimana penderitanya tidak merasakan gejala yang timbul
(Andari, 2001).
Payah jantung terjadi karena denyut jantung sudah sedemikian lemahnya
sehingga jantung tidak lagi dapat memompa darah dengan baik. Rasa sakit akibat
payah jantung bertahan berjam-jam. Gejala yang timbul ialah gelisah, pusing,
keringat dingin, gangguan gastro intestinal (muntah, diare, mual) dan shock yang
menyebabkan tensi turun serta nadi cepat, (Bustan, 2000).
4. Kematian Mendadak (sudden death)
Kematian mendadak (sudden death) terjadi pada 50% penderita yang tanpa
keluhan sebelumnya. Sedangkan selebihnya disertai keluhan yang mati mendadak
6 jam setelah keluhan. Proses mati mendadak ini dimulai dengan trombosis
pembuluh darah koroner yang disusul dengan nekrosis yang disertai aritmia
ventrikel (Bustan, 2000).
Salah satu unsur dalam makanan adalah lemak. Lemak tidak dapat larut dalam
darah kecuali terikat oleh protein tertentu. Lemak akan mengalami pemecahan
asam lemak bebas, trigliserida dan kolesterol.
Selama dalam peredaran darah ada kecenderungan kolesterol menempel pada
dinding pembuluh darah sehingga mempersempit pembuluh darah, menjadi tidak
lancar dan lemak terlarut dalam darah sehingga tidak mencukupi proses
metabolisme dan mengganggu keseimbangan kebutuhan oksigen dan penyediaan
oksigen. Penyempitan ini dapat menyebabkan penyumbatan pembuluh darah. Bila
penyumbatan ini terjadi di pembuluh koronaria dinamakan penyakit jantung
koroner.

B. Faktor-faktor Resiko Penyebab PJK


Faktor resiko adalah semua faktor penyebab (etiologi) ditambah dengan
faktor epidemiologi yang berhubungan dengan terjadinya suatu penyakit. Secara
garis besar faktor resiko dapat dibagi 2 (dua) yaitu, faktor resiko yang tidak dapat
diubah dan faktor resiko yang dapat diubah.
1. Faktor Resiko yang Tidak Dapat Diubah (Unchangeable Risk Factors)
Faktor-faktor resiko yang tidak dapat diubah terdiri dari keturunan, jenis
kelamin, umur dan stress.
a. Keturunan
Keturunan mengambil peranan penting dalam menentukan resiko alamiah
dari PJK. Penelitian menunjukkan bahwa keluarga yang mempunyai
anggota keluarga menderita PJK di bawah umur 55 tahun menunjukkan
bahwa ada anggota lain dari keluarga tersebut yang mempunyai penyakit
jantung yang bersifat premature.
b. Jenis Kelamin
Pravalensi PJK lebih tinggi pada laki-laki dari pada wanita. Pada umur 45-
54 tahun rasio terkena PJK pada laki-laki 6 kali dari pada wanita. Pada
umur 50 tahun ASDR laki-laki dan wanita akibat PJK tidak berbeda, dan
pada umur 80 tahun ASDR pada kedua jenis kelamin sama (Sitepu, M,
1997).
c. Umur
Jelas sekali umur merupakan faktor yang amat berpengaruh terhadap
terjadinya PJK, terutama terhadap terjadinya pengendapan aterosklerosis
pada arteri koroner. Saluran arteri koroner ini dapat dibandingkan dengan
saluran pipa ledeng, makin tua umurnya makin besar kemungkinan
timbulnya ”kerak” di dindingnya, yang menyebabkan terganggunya aliran
dalam pipa (Soeharto,2000).
d. Stress
Stres dapat memicu pengeluaran hormon adrenalin dan katekolamin yang
tinggi dan dapat berakibat mempercepat kekejangan arteri koroner,
sehingga suplai darah ke otot jantung terganggu. Dalam jangka panjang,
terlalu banyak peristiwa yang menegangkan dalam satu tahun dapat
menjadi awal serangan jantung (Payne, 1995).

C. Pengaturan Diet pada penderita jantung Koroner


Pengaturan diet merupakan salah satu upaya strategis untuk memperkecil
resiko penyakit jantung koroner. Dengan memperhatikan faktor resiko penyakit
jantung koroner dan peranan gizi dapat mengurangi resiko tersebut. Syarat diet
yang dapat diterapkan untuk penderita penyakit jantung adalah sebagai berikut:
1. Energi cukup, untuk mencapai dan mempertahankan berat badan normal.
2. Protein cukup yaitu 0,8 g/kg BB
3. Lemak sedang yaitu 25-30% ari kebutuhan energi total, 10% berasal dari
lemak jenuh, dan 10-15% dari lemak tidak jenuh
4. Kolesterol rendah, terutama jika disertai dengan dislipidemia.
5. Vitamin dan mineral cukup. Hindari penggunaan sulemen kalium,
kalsium, dan magnesium jika tidak dibutuhkan.
6. Garam rendah, 2-3 g/hari, jika disertai hipertensi dan edema.
7. Makanan mudah cerna dan tidak menimbulkan gas.
8. Serat cukup untuk menghindari konstipasi.
Sedangkan syarat diet yang dianjurkan untuk penderita jantung koroner
menurut Krisnatuti adalah sebagai berikut : rendah kalori (terutama bagi penderita
yang terlalu gemuk), protein dan lemak sedang, cukup vitamin dan mineral,
rendah garam bila ada tekanan darah tinggi, mudah dicerna, tidak merangsang dan
tidak menimbulkan gas, porsi kecil dan frekuensi pemberian tergolong sering
(Krisnatuti dan Yenrina, 1999).
Jenis diet yang diberikan untuk penyakit jantung adalah sebagai berikut:
1. Diet jantung I
Diet jantung I diberikan kepada pasien penyakit jantung akut seperti Miokard
Infark (MCI) atau Decompensasio Kordis berat. Diet yang diberikan berupa 1-1,5
liter cairan/hari selama 1-2 hari pertama bila pasien dapat menerimanya. Diet ini
sangat rendah energi dan semua zat gizi, sehingga sebaiknya hanya diberikan
selama 1-3 hari.
2. Diet jantung II
Diet jantung II diberikan dalam bentuk makanan saring atau lunak. Diet
diberikan sebagai perpindahan dari diet jantung I atau setelah fase akut dapat
diatasi. Jika disertai hipertensi dan/atau edema, diberikan sebagai diet jantung II
garam rendah. Diet ini rendah energi, protein, kalsium dan tiamin.
3. Diet jantung III
Diet jantung II diberikan dalam bentuk makanan lunak atau biasa. Diet
diberikan sbagai perpindahan dari diet jantung II atau kepada pasien jantung
dengan kondisi penyakit jantung yang tidak terlalu berat. Jika disertai hipertensi
dan/atau edema, diberikan sebagai diet jantung III garam rendah. Diet ini rendah
energi dan kalsium, tetapi cukup zat gizi lain.
4. Diet jantung IV
Diet jantung IV diberikan dalam bentuk makanan biasa. Diet diberikan
sebagai perpindahan dari diet jantung III atau kepada pasien jantung dengan
kondisi yang tidak terlalu berat. Jika disertai hipertensi dan/atau edema, diberikan
sebagai diet jantung IV garam rendah. Diet ini cukup energi dan zat gizi lain
kecuali kalsium.

D. Makanan yang Boleh dan tidak Boleh Diberikan Bagi Penderita Penyakit
Jantung Koroner

Beras ditim atau disaring; Makanan yang


roti mie,kentang, makaroni, mengandung gas atau
biskuit, tepung beras/ terigu/ alkohol, seperti: ubi,
sagu/ aren/ sagu ambon, singkong,tape
kentang, gula pasir, gula singkong,dan tape ketan.
merah, madu dan sirup.
Daging sapi, ayam dengan Daging sapi dan ayam
lemak rendah; ikan, telur, yang berlemak, gajih,
susu rendah lemak dalam sosis, ham, hati, limpa,
jumlah yang sudah babat, otak, kepiting dan
ditentukan karang-karagan, keju dan
susu penuh.
Kacang-kacangan kering, Kacang-kacangan kering
seperti: kacang kedelai dan yang mengandung lemak
hasil olahannya, seperti tahu cukup tinggi seperti kacang
dan tempe. tanah, kacang mete, dan
kacang bogot.
Sayuran yang tidak Semua sayuran yang
mengandung gas, seperti: mengandung gas,
bayam, kangkung, kacang seperti: kol, kembang
buncis, kacang panang, kol, lobak, sawi, dan
wortel, tomat, labu siam nangka muda.
dan tauge.
Semua buah-buahan segar Buah-buhan segar yang
seperti: pisang, pepaya, mengndung alkohol dan
jeruk, semangka, apel, gas seperti: durian dan
melon dan sawo. nangka matang.
Minyak jagung, minyak Minyak kelapa dan
kedelai, margarine, minyak kelapa sawit,
mentega dalam jumlah santan kental
terbatas dan tidak untuk
menggoreng tetapi untuk
menumis. Kelapa atau
santan encer dalam
jumlah terbatas.
Teh encer, cokelat, sirup Teh/kopi kental,
minuman yang
mengandung soda dan
alkohol seperti bir dan
wiski
Semua bumbu selain Lombok, cabai rawit, dan
bumbu tajam dalam bumbu lai yang tajam.
jumlah terbatas

Makanan yang menolong bagi penderita penyakit jantung koroner adalah sebagai
berikut (Wirakusumah, 2001) :
1. Sumber antioksidan, meliputi :
a. Sumber B-Karoten, yaitu ubi jalar, wortel, labu kuning, mangga bayam dan
kailan
b. Sumber vitamin E, yaitu asparagus, taoge, minyak sayur dan kacang-kacangan
c. Sumber vitamin C, yaitu daun singkong, mangga, jeruk, brokoli, sawi dan
jambu biji.
2. Sumber asam lemak omega 3, yaitu jenis ikan laut (teri, sarden, tenggiri dan
tembang), serta minyak ikan.
3. Sumber asam folat, yaitu kacang-kacangan (kacang hijau, kacang merah dan
kacang polong), sari jeruk asli, bayam dan hati ayam.
4. Sumber vitamin B6, yaitu pisang, daging ayam tanpa lemak, beras merah,
oatmeal dan tuna putih dalam kaleng.
5. Sumber flavonoid, yaitu melon, anggur, jeruk, pepaya, mangga, kesemek dan
jambu biji.
6. Makanan tinggi serat, yaitu serealia, kacang-kacangan, labu, jagung, apel dan
sayuran.
7. Bawang putih
8. Sumberlycopene, yaitu tomat masak
9. Minyak zaitun.
Makanan yang harus dikurangi oleh penderita penyakit jantung koroner
adalah sebagai berikut : daging berlemak, telur, susu penuh (whole milk), jeroan,
makanan tinggi kolesterol dan lemak jenuh (Wirakusumah, 2001).
Banyak mengkonsumsi lemak hewani (lemak jenuh) akan meningkatkan
kolesterol dalam darah, dalam proses jangka panjang akan mengakibatkan
penimbunan (flak) di pembuluh darah sehingga aliran darah ke seluruh tubuh
dapat terganggu. Apabila perubahan ini terjadi pada pembuluh darah koronaria
menyebabkan PJK (Krisnatuti dan Yenrina, 2000).

E. Berbagai jenis menu untuk penyakit jantung koroner


1. Menu sehari Diet Jantung II
Waktu Menu
Pagi Bubur nasi
Telur dadar
Sup wortel
Susu skim
Pukul 10.00 Selada buah
Siang Bubur nasi
Daging semur
Sayur bening bayam
Jeruk
Pukul 16.00 Apel
Malam Bubur nasi
Ayam panggang
Tumis kacang panjang
Pepaya
Sumber: (Almatsier, 2010)
2. Menu sehari Diet Jantung III
Waktu Menu
Pagi Nasi tim
Telur rebus
Tahu ungkep
Sayur bening labu siam
Teh encer
Pukul 10.00 Selada buah
Siang Nasi tim
Ikan panggang
Tempe bumbu kuning
Sup oyong
Apel
Pukul 16.00 Agar-agar buah
Malam Nasi tim
Daging rolade
Tahu bacem
Tumis wortel
Pepaya
Sumber: (Almatsier, 2010)
3. Menu sehari Diet Jantung IV
Menu yang diberikan sama dengan menu diet jantung III, yang diubah hanya
nasi tim menjadi nasi.
Sumber: (Almatsier, 2010)

F. Cara Diet Tepat Bagi Penderita Penyakit Jantung Koroner


Berikut ini sembilan cara diet sehat yang bisa diterapkan untuk membantu
seseorang yang menderita penyakit jantung koroner: 
1. Perbanyak sayuran, buah-buahan, biji-bijian, dan kacang-kacangan.
Hampir setiap orang bisa tahan makan lebih banyak makanan nabati.
Makanan jenis ini kaya serat dan nutrisi lainnya. Rasanya enak jika dibuat
dalam bentuk salad dan disajikan sebagai lauk, atau sebagai hidangan
utama. 
2. Batasi lemak jenuh (lemak trans). Hindari penggunaan lemak trans
sebanyak mungkin (biasanya berasal dari lemak hewani.
Pilih minyak yang tinggi lemak tak jenuh tunggal (misalnya, minyak
zaitun, dan kacang tanah) atau lemak tak jenuh ganda (seperti kedelai,
jagung, dan minyak bunga matahari).
3. Sajikan berbagai makanan kaya protein.
Seimbangkan makanan dengan daging tanpa lemak, ikan, dan sumber
protein nabati.
4. Batasi kolesterol.
Kolesterol dalam makanan yang biasa ditemukan dalam daging merah dan
produk susu tinggi lemak dapat meningkatkan kadar kolesterol darah,
terutama pada orang yang berisiko tinggi. 
5. Sajikan karbohidrat yang tepat.
Jenis makanan ini seperti beras merah, oatmeal, quinoa, dan ubi untuk
menambah serat dan membantu mengontrol kadar gula darah, serta hindari
makanan manis.

6. Makan secara teratur.


Makan dengan teratur akan membantu seseorang dengan penyakit jantung
untuk mengontrol gula darah, membakar lemak lebih efisien, dan
mengatur kadar kolesterol.
7. Kurangi garam.
Terlalu banyak garam tidak baik untuk tekanan darah. Sebagai gantinya,
gunakan bumbu berbahan rempah-rempah, atau bumbu alami dapur untuk
membumbui makanan.
8. Tetap Terhidrasi.
Tetap terhidrasi akan membuat orang merasa energik dan makan lebih
sedikit. Dorong orang yang disayangi untuk minum 32 hingga 64 ons
(sekitar 1 hingga 2 liter) air setiap hari, kecuali jika dokter menyarankan
penderita jantung untuk membatasi cairan.
9. Tetap sajikan sesuai takaran saji.
Bisa dengan cara menggunakan piring dan gelas yang lebih kecil, dan
untuk memeriksa label makanan untuk melihat berapa banyak porsi
makanan, karena lebih mudah untuk makan lebih banyak daripada yang
dipikirkan. 

BAB III
PENUTUP
1. Kesimpulan
 Menurut WHO Coronary Heart Desease (PJK) adalah ketidaksanggupan
jantung, akut maupun kronik yang timbul karena kekurangan suplai darah
pada miokardium sehubungan dengan proses penyakit pada sistem nadi.
(Fahmi, 2004).
 Faktor resiko penyebab Penyakit Jantung Koroner terdiri dari 2 faktor yaitu:
tidak dapat diubah (Unchangeable Risk Factors) dan yang dapat diubah
(Changeable Risk Factors)
 Syarat diet yang dianjurkan untuk penderita jantung koroner menurut
Krisnatuti adalah sebagai berikut : rendah kalori (terutama bagi penderita
yang terlalu gemuk), protein dan lemak sedang, cukup vitamin dan mineral,
rendah garam bila ada tekanan darah tinggi, mudah dicerna, tidak
merangsang dan tidak menimbulkan gas, porsi kecil dan frekuensi
pemberian tergolong sering (Krisnatuti dan Yenrina, 1999).
 Jenis diet yang diberikan untuk penyakit jantung adalah Diet Jantung I, Diet
Jantung II, Diet Jantung III, dan Diet Jantung IV.
2. Saran
 Apabila belum terkena penyakit Jantung Koroner, sebaiknya pola makan
diatur dengan tidak mengonsumsi makanan yang berisiko menyebabkan
Penyakit Jantung Koroner secara berlebihan.
 Apabila telah terkena Penyakit Jantung Koroner, sebaiknya mengikuti
prinsip dan syarat pemberian makan untuk penyakit Jantung Koroner, serta
tidak mengonsumsi makanan yang berisiko memperparah penyakit
Jantung tersebut.

DAFTAR PUSTAKA
Almatsier, Sunita. 2010. Penuntun Diet. PT Gramedia Pustaka Utama: Jakarta
http://repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/23958/3/Chapter%20II.pdf
http://repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/705/1/08E00124.pdf?
origin=publication_detail
https://tirto.id/9-cara-diet-tepat-bagi-penderita-penyakit-jantung-flvc

Anda mungkin juga menyukai