LAPORAN PENDAHULUAN
A.Definisi
B .Etiologi
1
Perikarditis juga bisa merupakan akibat dari efek samping obat tertentu
(misalnya anti koagulon, fenitoin, fenilbutuzon)
C .Patofisiologi
2
D .Manifestasi klinis
E . Klasifikasi
Klasifikasi Klinis Klasifikasi Etiologis
Perikarditis Fibrinosa Perikarditis Virus, pirogenik, tuberkulosis,
akut Infeksiosa mikotik, infeksi lain (sifilis,
(<6minggu) parasit)
Perikarditis Konstriktif Perikarditis non- Infark miokardium akut, uremia,
subakut infeksiosa neoplasia: tumor primer dan
(<6minggu- 6 Efusi tumor metastasis, miksedema,
bulan) konstriktif kolesterol, kiloperikardium,
trauma: luka tembus dinding dada,
aneurisma aorta (dengan
kebocoran ke dalam kantong
perikardium) pascaradiasi, cacat
sekat atrium, anemia kronis berat,
3
perikarditis familial: mulberry
aneurysm, idiopatik akut.
Perikarditis b.d Demam rematik, penyakit
hipersensitivitas vaskular kolagen: SLE, reumatik
atau autoimun arthritis, skleroderma, akibat obat:
prokalnamid, hidralazin, pasca
cedera kardiak.
F .Komplikasi
1.Tamponade jantung
2.Perikarditiskonstriktif
3.Aritmi jantung
4
G . Pemeriksaan Diagnostik
Pemeriksaan Elektrokardiografi
Pada fase akut, akan tampak elevasi segmen S-T yang berbentuk konkaf terutama
pada antar pericardium kiri. Mula-mula T masih normal, kemudian menjadi datar/
negative.Kelainan T lebih lama menetap, yaitu sampai 2-3 minggu, bahkan
kadang-kadang berbulan-bulan seperti pada perikarditis tuberkulosa. Amplitude
QRS dan T akan mengecil (low voltage) sesuai dengan jumlah cairan yang ada.
Pemeriksaan Radiologis
Foto rontgen toraks bila efusi pericardium hanya sedikit, tetapi tetap tampak
bayangan jantung membesar seperti water bottle dengan vaskularisasi paru normal
dan adanya efusi pericardium yang banyak.
Pada posisi berdiri atau duduk, maka akan tampak pembesaran jantung yang
berbentuk segitiga dan akan berubah bentuk menjadi globular pada posisi tiduran.
Kadang-kadang tampak gambaran bendungan pembuluh darah vena. Pada
fluoroskopi tampak jantung yang membesar dengan pulsasi yang minimal atau
tidak tampak pulsasi sama sekali (silent heart). Jumlah cairan yang ada dan besar
jantung yang sebenarnya dapat diduga dengan angiokardiogram atau
ekokardiogram.
5
Pemeriksaan Laboratorium
Laju endap darah umumnya meninggi terutama pada fase akut.Terdapat pula
leukositosis yang sesuai dengan kuman penyebab.Cairan perikard yang ditemukan
dapat bersifat transudat seperti perikarditis rheumatoid, reumatik, uremik, eksudat
serosanguinous dapat ditemukan pada perikarditis tuberkulosa dan reumatika.
Cairan yang purulen ditemukan pada infeksi banal.Terhadap cairan perikard ini,
harus dilakukan pemeriksaan mikroskopis terhadap jenis sel yang ditemukan,
pemeriksaan kimia terhadap komposisi protein yang ada dan pemeriksaan
bakteriologis dengan sediaan langsung, pembiakan kuman atau dengan percobaan
binatang yang ditujukan terhadap pemeriksaan basil tahan asam maupun kuman-
kuman lainnya.
H . PENATALAKSANAAN
Penatalaksanaan Medis
6
Tamponade jantung harus dicapai bila terdapat perluasan daerah perkusi yang
redup di daerah dada anterior, nadi paradoksal, gambaran paru yang cukup bersih,
pulsasi bayangan jantung yang berkurang pada fluoroskopi, pengurangan
amplitude QRS, gangguan listrik dari P, QRS, dan T, serta hal-hal tersebut di
awal.
Pada tamponade jantung dengan tekanan yang rendah, klien biasanya tanpa gejala,
atau mengeluh sesak dan kelemahan badab yang ringan, dan dalam hal ini
diagnosis ditegakkan dengan ekokardiografi.Kelainan hemodinamikdan gejala
klinis segera membaik setelah dilakukan perikardiosentesis.
Perikardiosentesis
Sudut antara prosesus xifoideus dengan arkus iga kiri.Titik ini paling aman karena
jantung tidak ditutupi paru sehingga mengurangi kemungkinan penyebaran infeksi
ke paru atau perikarditis purulen.Hal ini juga untuk menghindari tertusuknya
arteri mamaria interna.Lokasi efusi pericardium umumnya berada di bawah,
sehingga cairan yang sedikit pun dapat diperoleh di sini.
7
BAB II
TINJAUAN KASUS
Klien P (44 thn) masuk rumah sakit dengan keluhan nyeri dada/sternum
yang bertambah saat inspirasi,dibawa merubah posisi tidur dan
nyeri akan berkurang saat posisi duduk atau berdiri. Klien terlihat
lemah lebih banyak duduk.Hasil pemeriksaan TTV, TD: 110/80 mmHg, HR:
80x/menit, RR:10x/menit, suhu: 380 C, terdengar friction rub pada auskultasi
jantung. Klien mengatakan memiliki riwayat TB paru yang tidak diobati.
8
BAB III
ASUHAN KEPERAWATAN
A. PENGKAJIAN
b) Keluarga
Nama : Ny.B
Tempat, tanggallahir : Mongondow, 18 Juli 1973
Agama : Islam
Alamat : Mogolaing
Hubungan : Istri
Pendidikan : D3
Pekerjaan : Karyawan
II. RiwayatPenyakit
1. KeluhanUtama
Nyeri dada/sternum yang bertambah saat inspirasi
9
2. Riwayat penyakit sekarang
Klien mengatakan nyeri dada/sternum yang bertambah saat
inspirasi, dibawa merubah posisi tidur dan nyeri akan
berkurang saat posisi duduk atau berdiri. Klien terlihat lemah
lebih banyak duduk. Hasil pemeriksaan TTV, TD: 110/80 mmHg, HR:
80x/menit, RR:10x/menit, suhu: 380 C, terdengar friction rub
padaauskultasijantung.
3. Riwayat Penyakit yang lalu
Klien mengatakan memiliki riwayat TB paru yang tidak di obati.
4. Riwayat kesehatan keluarga
‒ tidak ada
5. Alergi
Pasien mengatakan tidak mempunyai alergi terhadap makanan
maupun obat.
III. PolaFungsiKesehatan
1) Persepsi Terhadap Kesehatan
Bila ada anggota keluarga yang sakit biasanya membeli obat diwarung
atau apotik
2) Pola Ktifitas Latihan
Pasien tidak mampu melakukan aktifitas sehari-hari semua aktifitas
dibantu oleh perawat dan keluarga
Kemampuan perawatan diri
* Ket :
0 : mandiri
1 : dibantu sebagian
10
2 : dibantu orang lain
3 : dibantu ornag lain dan alat
4 : ketergantungan total
3) Pola tidur
Pasien kurang tidur dan sering terbangun karena nyeri pada daerah dada
4) Pola nutrisi metabolic
‒ Pasien makan 2x sehari dengan ½ porsi
‒ Pasien minum 6 gelas sehari
5) Pola eleminasi
‒ Pasien BAB 1x sehari dengan kriteria lembek, feses berwarna kuning
kecoklatan
‒ Pasien BAK 3-5 x sehari
6) Pola kognitif perseptual
Pasien tidak mengetahui tentang penyakitnya
7) Pola konsep diri
‒ Gambaran diri
pasien menyukai semua bagian tubuhnya
‒ Identitas diri
pasien merasa senang sebagai bapak dan seorang suami dari keluarganya dan
orang biasa yang hidup ditengah-tengah masyarakat
‒ Harga diri
hubungan pasien dengan orang sekitarnya baik dan pasien merasa dihargai
dilingkungannya
‒ ideal diri
pasien ingin selalu berkumpul dengan keluarganya
‒ Peran diri
pasien merupakan seorang bapak dan suami bagi anak dan isterinya
8) . Pola koping
Bila ada masalah klien slalu mendiskusikan dengan keluarganya
9.Pola seksualitas
Pasien mengatakan tidak ada gangguan pada hubungan seksualitas
10 Pola peran hubungan
11
Klien dengan tetangga dan lingkungannya baik
11 Pola nilai dan kepercayaan
Meskipun sakit klien tetap menjalankan ibadahnya sesuai dengan kemampuannya
B. PemeriksaanFisik
1. Kesadaran : compos mentis
2. Tanda-tanda vital
TD : 110/80 mmHg
RR : 10x/menit
HR : 80x/menit
T : 38oC
3. Pemeriksaan Head to toe
a. Kepala
‒ bentuk : simetris
‒ Rambut : warna hitam beruban
‒ Mata : simetris, konjungtiva tidak anemis, sclera tidak ikterik
‒ Mulut : mukosa kering
b.ekstremitas a/b: tidak ada keluhan
c. Leher : tidak ada pembesaran tyroid
d. Dada : pernafasan dangkal dan terdengar Friction rub
e. Abdomen : tidak ada nyeri
f. Genetolia : bersih
12
KONSEP DIAGNOSA KEPERAWATAN
A .Analisa Data
Data Fokus Etiologi Problem
13
Ds :klien mengatakan Kurangnya Cemas
memiliki riwayat pengetahuan tentang
penyakit Tb dan tidak kesehatan diri sendiri
di obati dan pengobatan
Do : klien terlihat
gelisah , bingung
14
BAB IV
B . Diagnosa Keperawatan
15
C . Intervensi
16
sel otot intoleransi
miokard aktifitas dapat 2.Bantu klien untuk 2.Mencegah
teratasi ,dengan mengidentifikasi dekubitus.
k/h : kebutuhan aktifitas yang mampu
oksigen ia lakukan .
terpenuhi untuk
melakukan
aktifitas ,laju
jantung normal
untuk
melakukan
aktifitas .
3 Cemas b/d Setalah 1.(teaching disease 1.Menentukan
kurangnya diberikan proses) tingkat
pengetahuan tindakan selama mengobservasi pengetahuan
tentang 3x 24 jam tentang kesiapan klien klien dari yang
penyakit diharapkan dalam segi tidak tahu
yang klien dapat mental,kemampuan menjadi tahu.
dialami mengetahui utk
proses mendengar,merasakan
penyakit nyeri
,dengan k/h: ,emosional,bahasa dan
Menggambarka budaya.
n proses
penyakit,resiko 2.Menjelaskan proses 2.Mendiskusika
penyakit dan penyakit dan n terapi dan
faktor membantu klien agar proses
bertambahnya menerima dan penyembuhan.
penyakit mengerti tentang
penyuluhan yang
diberikan .
17
BAB V
PENUTUP
A . Kesimpulan
18
perikardium. Perikarditis memiliki bermacam-macam penyebab, mulai dari virus
sampai kanker.
B . Saran
Setelah membaca dan memahami konsep dasar pada asuhan keperawatan
perikarditis, diharapkan kepada mahasiswa dapat melakukan dan melaksanakan
perencanaan dengan professional pada pasien dengan perikarditis dan juga bagi
setiap orang dapat menghindari penyakit perikarditis dengan selalu menjaga dan
membiasakan pola hidup sehat.
DAFTAR PUSTAKA
Sudoyo, Aru W. 2006. Ilmu Penyakit Dalam. Jilid III Edisi IV. Penerbit
Ilmu Penyakit Dalam: Jakarta
19
20