Anda di halaman 1dari 7

PENGARUH TERAPI AKUPUNKTUR TERHADAP PENURUNAN TEKANAN DARAH

PADA LANSIA DENGAN HIPERTENSI


DI PANTI WERDHA MOJOPAHIT MOJOKERTO

Sufendi Hariyanto*
Fakultas Ilmu Kesehatan Unipdu Jombang
Tromol Pos X Rejoso Peterongan Jombang, Jawa Timur Kode Pos:61481
sufendihariyanto@fik.unipdu.ac.id

ABSTRAK
Hipertensi merupakan masalah kesehatan yang banyak ditemukan pada orang lanjut usia. Faktor
kebiasaan hidup yang sering menyebabkan timbulnya hipertensi salah satunya adalah adanya
ketegangan psikologis atau sress, dalam penangan hipertensi dapat dilakukan dengan pengobatan
non farmakologi seperti terapi akupunktur. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui adanya
pengaruh terapi akupunktur terhadap penurunan tekanan darah pada lansia dengan hipertensi di
Panti Werdha Mojopahit Mojokerto. Penelitian menggunakan Metode Quasy-experimental
dengan desain pretest-posttest control group desain, dengan jumlah sampel sebanyak 16
responden (8 kelompok perlakuan dan 8 kelompok kontrol) dengan mengunakan teknik purposive
sampling. Pengumpulan data dilakukan dengan metode obsevasi dan selanjutnya ditabulasi dengan
menggunakan distribusi frekuensi dan diuji menggunakan uji T- Test Independen dan Paired T
Test tingkat kemaknaan α = 0,05. Dari hasil penelitian ini menunjukan antara kedua kelompok
dihasilkan hipertensi pada lansia, setelah diberikan terapi akupunktur sebanyak 4 kali dalam waktu
4 hari sekali terdapat penurunan tekanan darah yang signifikan pada kelomok perlakuan dibanding
kelompok kontrol baik tekanan sistolik maupun diastolik pada uji Paired T- Test. Kesimpulan
yang dapat diambil dari penelitian ini adalah ada pengaruh terapi akupunktur terhadap penurunan
tekanan darah pada lansia dengan hipertensi. Dari hasil yang ada tersebut terapi akupunktur dapat
direkomendasikan untuk mengatasi masalah hipertensi pada lansia yang di sebabkan oleh
konsumsi garam yang tinggi, obesitas, kurang olahraga, stress, merokok, kafein dan faktor genetik.

Kata kunci: terapi akupunktur, hipertensi, lansia

ABSTRACT
Hypertension is a health problem that commonly found in elderly. Habit factors that often cause
hypertension, such as psychological tension or sress. One of the hypertension treatment in non-
pharmacological with acupuncture therapy. This study aimed to investigate the effect of
acupuncture therapy on blood pressure in elderly with hypertension diagnosist in Panti Werdha
Mojopahit, Mojokerto, East Java, Indonesia. Research method used Quasi Experimental pretest-
posttest control group design. Total sample 16 respondents (8 respondents in treatment groups and
8 respondents in control group) with purposive random sampling technique. Data was collected by
observation method, then tabulated using frequency distributions and analized with T-test and
Paired Independent T-Test significance level α=0.05. Result shows between the two groups
generated hypertension toward elderly, after acupuncture therapy in 4 times (in 4 days) there was
a significant decrease of blood pressure. The control group, both systolic and diastolic pressure in
the Paired T-Test. The conclusion, there was no negative side effect of acupuncture therapy on
blood pressure toward elderly with hypertension diagnosist. Acupuncture therapy recomended for

1
hypertension in the elderly with problem of a high salt intake, obesity, lack of exercise, stress,
smoking, caffeine and genetic factors.

Keywords: acupuncture therapy, hypertension, elderly

2
PENDAHULUAN terjadi ketegangan akibat dari stress akan
Tekanan Darah Tinggi (hipertensi) meningkatkan hiperaktivitas dari system saraf
adalah keadaan yang ditandai dengan terjadinya simpatif sehingga hormone stres seperti kortisol
peningkatan tekanan darah di dalam arteri. dan katekolamin dalam darah menjadi
Hipertensi merupakan penyakit yang umumnya ,meningkat. Peningkatan hormon ini
tidak menunjukan gejala, atau apabila ada, menyebabkan terjadi vasikontriksi atau
gejalanya tidak jelas, sehingga tekanan yang penyempitan pada pembuluh darah sehingga
tinggi di dalam arteri sering tidak dirasakan tekanan darah menjadi meningkat 4.
oleh penderita. Tekanan darah biasanya Penanganan hipertensi dapat dilakukan
meningkat seiring dengan bertambahnya usia dengan dua cara yaitu dengan cara pengobatan
seseorang dan paling banyak ditemukan pada farmakologi dan nonfarmakologi. Pengobatan
mereka yang berusia di atas 40 tahun 1. farmakologi salah satunya adalah Beta-bloker
Hipertensi pada lansia merupakan yang dapat memperlambat kerja jantung dan
masalah kesehatan yang banyak ditemui pada memperlebar pembuluh darah5. Selain dengan
orang lanjut usia. Berdasarkan laporan PBB, the pengobatan farmakologi, bisa juga dibantu
sex age distribution on population- the 1990 dengan pengobatan nonfarmakologi seperti
revision population studies, united nationas, terapi akupunktur, pengobatan dengan cara
new York, 1991 yang di kutip oleh Setyabudi perangsangan pada permukaan tubuh yang
(2005) menyatakan bahwa jumlah penduduk mampu menghilangkan atau mengurangi gejala
lansia meningkat dengan cepat diperkirakan penyakit, meregulasi gangguan fungsi tubuh,
pada tahun 2020 jumlah lansia mencapai 11,4% memperbaiki keadaan patologik, mempertinggi
dari jumlah penduduk Indonesia. Penelitian kualitas hidup, meningkatkan estetika
epidemiologi yang dilakukan di Indonesia (kecantikan), mencegah timbulnya penyakit 6.
menunjukan 1,8 – 28,6% penduduk yang Akupunktur dikenal sebagai salah satu
berusia diatas 20 tahun terjadi peningkatan sistem pengobatan Cina yang menggunakan
resiko hipertensi. Sedangkan dari hasil studi metode penusukan jarum pada titik-titik
morbiditas dan disabilitas SKRT (2001) tertentu untuk menyembuhkan penyakit atau
menunjukan bahwa sebanyak 43% penyakit mencapai kondisi kesehatan tertentu 7.
yang diderita oleh lansia di Indonesia adalah Peningkatan pada titik akupunktur diduga
hipertensi dan 75% di antaranya diderita oleh memberikan rangsangan pada saraf otonom
mereka yang berusia diatas 65 tahun. yang menimbulkan hambatan rangsangan
Berdasarkan hasil studi pendahuluan di Panti simpatis, sehingga terjadi hambatan pada saraf
Werda Mojokerto, pada tahun 2015 jumlah vasokonstriktor yang berakibat vasodilatasi.
lansia di panti werda mojokerto sebanyak 41 Penusukan pada titik taichong (LV 3)
lansia dan ditemukan 19 lansia yang menderita menyebabkan penurunan tekanan darah disertai
hipertensi. penurunan plasma angiotensin II. Hal ini
Hipertensi pada lansia disebabkan oleh menunjukkan bahwa sistem renin angiotensin
banyak faktor yang erat kaitannya dengan memegang peranan penting dalam penurunan
proses menua (aging proses). Faktor keturunan, tekanan darah dengan akupunktur 8.
ciri perseorangan, dan gaya hidup 2. Faktor Berdasarkan dari uraian di atas peneliti
kebiasaan hidup yang sering menyebabkan tertarik ingin melakukan penelitian apakah ada
timbulnya hipertensi salah satunya adalah pengaruh terapi akupunktur terhadap perubahan
adanya ketegangan psikologis atau stress3. tekanan darah pada lansia dengan hipertensi di
Sudah lama diketahui bahwa tekanan-tekanan Panti Werdha Mojopahit Mojokerto.
psikologis seperti stress, rasa takut dan marah,
dapat meningkatkan tekanan darah, ketika BAHAN DAN METODE

3
Dalam penelitian ini, peneliti Pada tabel 1 bahwa pada kelompok kontrol
menggunakan penelitian Quasy Experiment sebelum diberikan terapi akupunktur diperoleh
dengan desain Pretest – Postest Control Group nilai rata-rata hasil tekanan darah sistolik
Desingn, yaitu jenis penelitian yang dilakukan 170,00 mmHg dengan Std. Deviation 9,258.
untuk mengungkapkan hubungan sebab akibat Pada kelompok perlakuan nilai rata-rata hasil
dengan cara melibatkan kelompok kontrol tekanan darah sistolik 172,50 mmHg dengan
disamping kelompok eksperimental. Dalam Std. Deviation 16,690 sedangkan pada tekanan
rancangan ini, kelompok eksperimental diberi diastole nilai rata-rata hasil tekanan darah pada
perlakuan sedangkan kontrol tidak. Pada kedua kelompok kontrol 106,25 mmHg dengan Std.
kelompok diawali dengan pretest, dan setelah Deviation 7,44 dan pada kelompok perlakuan
penberian perlakuan diadakan pengukuran nilai rata-rata tekanan darah diastole 107,50
kembali atau pasca test 9. Dalam Penelitian ini, mmHg dengan Std. Deviation 7,071 hal ini
populasinya adalah seluruh lansia yang dapat di artikan bahwa pada kelompok control
mengalami hipertensi di Panti Werdha dan kelompok perlakuan rata-rata tekanan
Mojopahit Mojokerto. Jumlah sampel sebanyak darah sistolik sebelum dilakukan terapi jus
18 orang lansia hipertensi di Panti Werdha mentimun. Sesuai dengan kriteria menurut
Mojopahit Mojokerto dengan dibagi menjadi WHO bahwa tekanan darah sistol 160-179
dua kelompok, 8 orang kelompok perlakuan mmHg dan tekanan darah diastole 100-109
dan 8 orang menjadi kelompok kontrol yang mmHg termasuk kategori hipertensi sedang.
memenuhi kriteria. Kriteria pada penelitian
pasien hipertensi dengan terapi obat 2. Tekanan darah pada lansia setelah dilakukan
antihipertensi tekanan darah sistolik > 140 dan terapi akupunktur.
atau diastolik > 90 mmHg yang sanggup Tabel 2 Tekanan Darah setelah dilakukan terapi
menjadi responden di Panti Werdha Akupunktur pada lansia di Panti Werdha
Mojopahit Mojokerto
“Mojopahit” Mojokerto. Penelitian ini
menggunakan teknik Non Probability Sampling Kelompo
dengan metode sampling Purposive Sampling. Kelompo
Keterangan Hasil k
k Kontrol
Perlakuan
HASIL PENELITIAN Tekanan Rata-rata
163,75 150,00
1. Tekanan darah pada lansia sebelum Darah Sistol (Mean)
dilakukan terapi akupunktur setelah Std.
11,877 16,903
Tabel 1. Tekanan Darah sebelum dilakukan dilakukan Deviation
terapi Akupunktur pada lansia di Panti terapi
Werdha Mojopahit Mojokerto Akupunktur N 8 8

Tekanan Rata-rata
Kelompok Kelompok 101,25 90
Keterangan Hasil Darah Diastol (Mean)
Kontrol Perlakuan
Rata-rata setelah Std.
170,00 172,50 8,345 5,345
Tekanan Darah (Mean) dilakukan Deviation
Sistol sebelum terapi
Std. N 8 8
9,258 16,690 Akupunktur
dilakukan terapi Deviation
Akupunktur Pada tabel 5.2 bahwa pada kelompok kontrol
N 8 8
sesudah diberikan terapi akupunktur diperoleh
Rata-rata
Tekanan Darah (Mean) 106,25 107,5 nilai rata-rata hasil tekanan darah sistolik
Diastol sebelum Std. 163,75 mmHg dengan Std. Deviation 11,877
dilakukan terapi Deviation 7,44 7,071 pada kelompok perlakuan nilai rata-rata hasil
Akupunktur tekanan darah sistolik 150,00 mmHg dengan
N 8 8
Std. Deviation 16,903 sedangkan pada tekanan

4
diastole nilai rata-rata hasil tekanan darah pada diastole 17,5 yang lebih besar dari pada
kelompok kontrol 101,25 mmHg dengan Std. kelompok kontrol yang hanya didapat nilai rata-
Deviation 8,345 dan pada kelompok perlakuan rata perbedaan hasil pengukuran tekanan darah
nilai rata-rata tekanan darah diastole 90,00 diastole 5. Artinya ada perubahan hasil
mmHg dengan Std. Deviation 5,345 Hal ini pengukuran tekanan darah sistol dan hasil
dapat diartikan bahwa pada kelompok pengukuran tekanan diastole pada lansia
perlakuan mengalami penurunan rata-rata dengan hipertensi setelah dilakukan terapi
tekanan darah sistolik maupun diastolic yang akupunktur.
signifikan daripada pada kelompok kontrol
yang dilakukan terapi akupunktur selama 16 Hasil penelitian ini dapat diperkuat
hari. dengan hasil pengujian statistik lain yang
berfungsi untuk mengetahui perbedaan hasil
3. Analisa Pengaruh Terapi Akupunktur pengukuran tekanan darah sistol dan diastole
terhadap penurunan tekanan darah pada antara kelompok perlakuan dan kelompok
lansia dengan hipertensi. kontrol yaitu dengan menggunakan Uji
Independent t Test. Setelah dilakukan uji
Tabel 3. Tabel Analisa Pengaruh Terapi statistik independent t Test pada kelompok
Akupunktur terhadap penurunan perlakuan dan kelompok control dengan
tekanan darah pada lansia dengan
Hipertensi dipanti Werdha Mojopahit
membandingkan pengukuran darah siastol dan
Mojokerto. pengukuran darah diastole diperoleh hasil p =
0,000 dan pada pengukuran darah diastole
diperoleh hasil p = 0,000. Setelah diberikan
perlakuan p < 0,05, sehingga dapat disimpulkan
bahwa Ho ditolak, yang artinya ada penurunan
tekanan darah pada lansia dengan Hipertensi
setelah dilakukan terapi akupunktur di Panti
Werdha Mojopahit Mojokerto.

PEMBAHASAN

Analisis tekanan darah pada lansia


sebelum dilakukan terapi akupunktur
Pada tabel 1 Ada beberapa faktor kemungkinan
penyebab terjadi peningkatan tekanan darah
pada lansia di Panti Werdha Mojopahit
Mojokerto. Diantaranya adalah karena faktor
genetis, perubahan-perubahan secara biologis
yang terjadi karena proses menua, (aging
Secara praktis dapat dilihat pada tabel proses) dan gaya hidup yang kurang sehat 10.
diatas bahwa sebelum dan sesudah dilakukan Dari faktor segi genetis peneliti tidak
terapi akupunktur pada kelompok perlakuan mengkaji apakah ada riwayat hipertensi pada
didapatkan nilai rata-rata perbedaan hasil keluarga sampel. Dikarenakan rata-rata lansia
pengukuran tekanan darah sistol 22,5 yang banyak yang tidak mengetahui penyakit yang
lebih besar daripada kelompok kontrol yang pernah diderita keluarga sebelumnya,
hanya didapat nilai 6,25. Nilai rata-rata sedangkan perubahan-perubahan secara
perbedaan hasil pengukuran tekanan darah biologis yang mungkin berperan pada

5
terjadinya peningkatan tekanan darah pada perlakuan dan kelompok kontrol pada hasil
lansia adalah perubahan curah jantung 11. pengukuran tekanan sistol didapatkan hasil p =
Tahanan perifer yang meningkat, aliran darah 0,111 ( p > 0,05) yang artinya bahwa Ho
ginjal dan laju filtrasi glomerulus yang diterima yang berarti tidak ada pengaruh terapi
menurun, penurunan sensitifitas barireseptor, akupunktur terhadap penurunan tekanan darah
aktifitas syaraf simpatis yang meningkat12. pada lansia dengan hipertensi.
Hasil penelitian orang lain ternyata nilai Terapi akupunktur pada sidrom
rata-rata tekanan darah sistolik dan diastolic Hiperaktifitas Yang dengan defisiensi Yin ini
sebelum dilakukan terapi akupunktur cukup lebih terlihat pada pengaruh tekanan darah
tinggi. Sesuai dengan criteria menurut WHO diastol. Sedangkan pada tekanan sistol tidak
bahwa tekanan darah 169 mmHg termasuk terdapat penurunan yang signifikan uji statistik,
dalam kategori tekanan darah sedang 13, dan hal ini dapat diartikan bahwa dalam melakukan
pada hasil yang dilakukan peneliti nilai rata-rata terapi akupunktur pada sindrom Hiperaktifitas
tekanan darah sebelum dilakukan terapi Yang dengan defisiensi Yin lebih berpengaruh
akupunktur termasuk dalam kategori sedang. terhadap penurunan tekanan diastol14.
Analisis tekanan darah pada lansia Untuk mendapatkan hasil terapi yang
setelah dilakukan terapi akupunktur maksimal dalam menangani kasus-kasus
Berdasarkan tabel 2 diatas hasil pengukuran akupunktur seperti hipertensi seorang
tekanan darah pada kelompok perlakuan yang akupunkturis dituntut untuk melakukan terapi
telah dilakukan terapi akupunktur di dapatkan akupunktur secara professional.15 Sesuai
data bahwa nilai rata-rata tekanan sistolik dan dengan prosedur yang sudah ditentukan dimulai
diastolik mengalami penurunan yang dari 4 cara pemeriksaan akupunktur meliputi
signifikan, sedangkan pada kelompok kontrol wang (pengamatan), wen (auskultasi/oksitasi),
mengalami penurunan namun tidak se wun (anamnesa), dan cie (palpasi) dan 8 dasar
signifikan yang dilakukan terapi akupunktur diagnosa ( meliputi Yin, Yang, Luar, Dalam,
yang telah dilakukan peneliti selama 4 kali Dingin, Panas, Ekses, Defisien). Dengan
pemberian terapi dengan waktu 4 hari sekali. pemeriksaan yang tepat dan sistematis maka
Analisis Pengaruh Terapi Akupunktur diagnosis dapat ditegakkan dengan benar
terhadap Penurunan Tekanan Darah pada sehingga program penanganan atau terapi yang
Lansia dengan Hipertensi diberikan benar-banar berdasarkan
Hasil penelitian ini diperkuat dengan hasil permasalahan pasien. Selanjutnya bila
pengujian statistic yang lain yang berfungsi menemukan kasus akupunktur yang berat maka
untuk mengetahui adakah perbedaan hasil dapat melakukan tindakan terapi yang lebih
pengukuran tekanan darah sistol dan diastole baik.
antara kelompok perlakuan dan kelompok
kontrol yaitu dengan menggunakan uji SIMPULAN DAN SARAN
independent t Test. Setelah dilakukan uji Simpulan
statistik independen t Test pada post kelompok Tekanan darah pada lansia setelah
kontrol dan kelompok perlakuan dengan dilakukan penelitian di dapatkan data bahwa
membandingkan pengukuran tekanan darah nilai rata-rata tekanan sistolik maupun diastolik
diastol diperoleh hasil p = 0,026 ( p < 0,05 ) mengalami penurunan yang signifikan.
sehingga dapat disimpulkan bahwa Ho ditolak Sedangkan pada kelompok kontrol mengalami
yang artinya ada pengaruh terapi akupunktur penurunan rata-rata pada tekanan sistolik
terhadap penurunan tekanan darah pada lansia maupun diastolik namun tidak se signifikan
dengan hipertensi di Panti Werdha Mojopahit pada kelompok perlakuan yang telah diberikan
Mojokerto. Sedangkan pada post kelompok terapi akupunktur 4 hari sekali selama 4 kali

6
pemberian terapi pada lansia dengan hipertensi Terapi akupunktur ini dapat dijadikan
di Panti Werdha Mojopahit Mojokerto. sebagai terapi alternatif tambahan atau
komplomenter selain dengan terapi pengobatan
Saran dalam mengatasi masalah tekanan darah pada
Bagi Penderita Hipertensi lansia.
Perlu adanya kontrol dan terapi Bagi Peneliti
akupunktur yang teratur sebagai upaya Penelitian ini dapat dilanjutkan dengan
preventif mengiggat penyakit ini sering muncul mengembangkan ilmu akupunktur sebagai
tanpa adanya tanda dan gejala yang tampak dan terapi alternatif dalam upanya meningkatkan
menghindari adanya komplikasi yang derajat kesehatan.
berkelanjutan.
Institusi Panti Werdha Mojopahit
Mojokerto KEPUSTAKAAN

1 9
Junaidi, Iskandar. 2010. Hipertensi. Jakarta: Nursalam. 2011. Konsep & Penerapan
Bhuana Almu Popular. Metodologi Penelitian Ilmu
Keperawatan Pedoman Skripsi,
2
Gunawan. 2001. Hipertensi : Tekanan Tesis dan Instrumen Penelitian
DarahTinggi. Yogyakarta: Keperawatan. Jakarta: Salemba
Kanisius. Medika
3
Dalimartha, Setiawan dkk 2008. Care Your 10
Buckwalter. 2007. Buku Ajar Keperawatan
Self Hipertensi. Jakarta: Penerbit Gerontik. Jakarta: Penerbit Buku
KDT. Kedokteran: EGC.
4
Smeltzer & Bare. 2002. Keperawatan Medikal 11
Ritujain. 2011. Pengobatan Alternative untuk
Bedah. Edisi 8 Vol 3. Jakarta: EGC Mengatasi Tekanan Darah. Jakarta:
Gramedia Pustaka Utama.
5
Maryam, Siti R. 2008. Mengenal Usia Lanjut
dan Perawatannya. Jakarta: 12
Pearce, Evelyn c. 2007. Anatomi dan
Salemba Medika. Fisiologi untuk Paramedic. Jakarta:
Gramedia
6
Sudirman, Syarif. 2010. Efek Samping Terapi
Akupunktur. 13
Susalit, E, Dkk. 2001. Hipertensi Primer
Dalam Buku Ajar Ilmu Dalam. Jilid
7
Alamsyah, Isa. 2010. Cara lebih mudah II. Edisi Ketiga. Jakarta : FKUI.
menemukan titik terapi acupoint.
Depok: AsmaNadia Publishing 14
Yin, Ganglin dan Zhenghua Liu. 2000.
House. Advanced Modern Chinese
Acupuncture Therapy. China: New
8
Agnes. 2009. Akupunktur Teori Meridian. World Press
Jakarta: Penerbit Akupunktur 15
Suhariningsih. 2004. Pedoman Penggunaan
Indonesia Elektrostimulator dan Laser pada
Terapi Akupunktur. Surabaya:
Universitas Airlangga.

Anda mungkin juga menyukai