A man, 45 years old, is waiting for control at an internal polyclinic. the problem is in his
previous treatment was ended because of the hypertensive crisis. his previous blood pressure
was 180/90 mmHg, hemoglobin 9 gr/dl, WBC 10.000/ul, trombosit 350.000/ul, urea 88
mm/dl, creatinine 2,4 mg/dl, glucose 80 mg/dl, natrium 150, kalium 6.9, chloride 100, ECG :
Old Miokard Infark Anterior, atrial fibrillation RVR, RBBB, last therapy, captopril 2x6 25
mg, digoxin 1x0,250 mg. suddenly, the patient falls from his sitting position and the
convulsions is unconscious, is short of breath, and in a very short time does not feel the
carotid pulse, cold akral. soon after obtaining the blue code, the monitor on the defibrillator
was obtained with an ECG image of the ventricular fibrillation. code blue team acted with
algorithm resuscitation, and than the patient returns of spontaneous circulation (ROSC). the
leader of the team causes evaluation of cardiac arrest, before the patient transfer to the
Intensive Care Unit (ICU). While the family was shocked and panicked and kept crying to get
closer to the patient, one of the nurse tried to help calm the patient's family by praying
Seorang pria, 45 tahun, menunggu kontrol di poliklinik internal. Masalahnya adalah
pengobatan sebelumnya sudah berakhir karena krisis hipertensi. tekanan darah sebelumnya
180/90 mmHg, hemoglobin 9 gr / dl, WBC 10.000 / ul, trombosit 350.000 / ul, urea 88 mm /
dl, kreatinin 2,4 mg / dl, glukosa 80 mg / dl, natrium 150, kalium 6.9, klorida 100, EKG: Old
Miokard Infark Anterior, RVR fibrilasi atrium, RBBB, terapi terakhir, kaptopril 2x6 25 mg,
digoksin 1x0.250 mg. tiba-tiba pasien jatuh dari posisi duduk dan kejang-kejang tidak
sadarkan diri, sesak nafas, dan dalam waktu yang sangat singkat nadi karotis tidak terasa,
akral dingin. segera setelah mendapatkan kode biru, monitor pada defibrilator diperoleh
dengan gambar EKG dari fibrilasi ventrikel. Tim kode biru bertindak dengan resusitasi
algoritma, dan kemudian pasien kembali dari sirkulasi spontan (ROSC). pemimpin tim
melakukan evaluasi cardiact arrest, sebelum pasien dipindahkan ke Intensive Care Unit
(ICU). Saat keluarga kaget dan panik serta terus menangis untuk mendekatkan diri dengan
pasien, salah satu perawat berusaha membantu menenangkan keluarga pasien dengan berdoa.
Klarifikasi istilah sulit
1. RVR fibriasi atrium
Fibrilasi atrium atau atrial fibrilasi (AF) adalah gangguan irama jantung yang
ditandai dengan denyut jantung tidak beraturan dan cepat. Penderita atrial
fibrilasi dapat merasakan gejala lemas, jantung berdebar, dan sesak napas. Denyut
jantung yang normal berkisar antara 60-100 kali per menit dengan irama yang
teratur.Atrial fibrilasi terjadi karena meningkatnya kecepatan dan tidak
terorganisirnya sinyal-sinyal listrik di atrium, sehingga menyebabkan kontraksi yang
sangat cepat dan tidak teratur (fibrilasi). Sebagai akibatnya, darah terkumpul di atrium
dan tidak benar-benar dipompa ke ventrikel. Ini ditandai dengan heart rate yang
sangat cepat sehingga gelombang P di dalam EKG tidak dapat dilihat. Ketika ini
terjadi, atrium dan ventrikel tidak bekerja sama sebagaimana mestinya. Jika laju
jantung kurang dari 60 kali permenit disebut atrial fibrilasi dengan respon ventrikel
lambat (SVR), jika laju jantung 60-100 kali permenit disebut atrial fibrilasi respon
ventrikel normal (NVR) sedangkan jika laju jantung lebih dari 100 kali permenit
disebut atrial fibrilasi dengan respon ventrikel cepat (RVR)
2. RBBB
RBBB merupakan singkatan dari Right Bundle Branch Block atau hambatan pada
cabang berkas kanan dari serambi jantung. Hambatan yang dimaksud ialah hambatan
impuls listrik yang mengarah pada serambi kanan.
RBBB atau right bundle branch block merupakan suatu pola abnormal yang terlihat
pada ekg, umumnya mengindikasikan impuls (rangsang) listrik jantung tidak
terdistribusi dengan normal terutama pada bagian ventrikel (bilik jantung).
3. ROSC
Tujuan utama dalam resusitasi adalah tercapainya return of spontaneous circulation
ROSC. ROSC adalah kembalinya perfusi yang menyebabkan kembalinya aktivitas
jantung dan fungsi sistem pernafasan setelah keadaan henti jantung. Tanda-tanda
ROSC antara lain bernapas, batuk, atau terabanya pulsasi atau terukurnya tekanan
darah. Upaya yang dilakukan untuk ROSC yaitu dengan pemberian high quality
cardiopulmonary resuscitation (CPR) selama kompresi dada dan sedapat mungkin
meminimalisir interupsi seperti deteksi pulsasi nadi. Pasien dengan ROSC setelah
keadaan henti jantung mengalami berbagai proses patofisiologis seperti post-cardiac
arrest syndrome, yang di dalamnya termasuk postarrest brain injury, post-arrest
myocardial dysfunction, iskemia sistemik, respon reperfusi, dan proses persisten akut
dan kronik yang dapat memicu henti jantung.
4. Hypertensive crisis
Krisis Hipertensi didefinisikan sebagai peningkatan tekanan darah sistolik di atas 180
mmHg atau diastolik di atas 120 mmHg dengan atau tanpa kerusakan organ. Sebagai
contoh kerusakan organ yang dimaksud adalah terjadinya hipertensif ensefalopati,
perdarahan intrakranial, stroke iskemik akut, miokardial infark akut, gagal jantung
kiri dengan edema pulmonal, unstable angina pectoris, diseksi aneurisma aorta, gagal
ginjal akut, dan eklampsia Secara khusus, krisis hipertensi dibagi menjadi dua yaitu
Hipertensi emergensi dan Hipertensi urgensi.
5. Old Miokard Infark Anterior
Seperti namanya, old myocard infarct berarti infark sudah lama, sudah tdak akut lagi.
Kalau tadi pas masih akut, myocard infarct masih bisa reversibel dengan reperfusi (<
3 jam) atau PCI (< 6 jam). Nah, kalau sudah didiagnosis old myocard infarct artinya
sel otot jantung sudah nekrosis.
Old infark miokard adalah penyakit jantung yang disebabkan oleh karena sumbatan
arteri koroner. Sumbatan yang terjadi itu karena adanya aterroksklerotik pada dinding
arteri koroner, sehingga menyumbat aliran darah ke jaringan otot jantung.
6. EKG
Elektrokardiogram atau EKG adalah tes untuk mengukur dan merekam aktivitas
listrik jantung menggunakan mesin pendeteksi impuls listrik (elektrokardiograf). Alat
ini menerjemahkan impuls listrik menjadi grafik yang ditampilkan pada layar
pemantau. Prosedur ini tergolong aman, cepat, dan tidak menyakitkan karena
dilakukan tanpa pengaliran arus listrik dan tanpa sayatan (noninvasif).
7. Resusitasi
Resusitasi jantung paru-paru atau CPR adalah tindakan pertolongan pertama pada
orang yang mengalami henti napas karena sebab-sebab tertentu. CPR bertujuan untuk
membuka kembali jalan napas yang menyempit atau tertutup sama sekali dengan
melakukan beberapa teknik pemijatan atau penekanan pada dada.
8. Captopril adalah obat yang berfungsi untuk menangani hipertensi dan gagal jantung.
Selain itu, obat ini juga dapat digunakan untuk melindungi jantung setelah terjadi
serangan jantung, serta menangani penyakit ginjal akibat diabetes (nefropati diabetik).
9. Digoxin adalah obat untuk mengobati penyakit jantung, seperti aritmia dan gagal
jantung. Obat ini bekerja dengan membuat irama jantung kembali normal, dan
memperkuat jantung dalam memompa darah ke seluruh tubuh.
Pertanyaan :
1. Apa bedanya serangan jantung(heart attack) dengan henti jantung mendadak
(cardiac arrest)?
Kadangkala masyarakat umum sulit membedakan antara keduanya. Serangan jantung
(heart attack) terjadi dikarenakan adanya arteri yang tersumbat sehingga aliran darah
terhambat atau terblokade. Hal ini biasanya disebabkan oleh penumpukan plak di
arteri atau rupturnya plak tersebut sehingga menyumbat aliran darah. Gejala umum
yang dirasakan oleh pasien yang mengalami serangan jantung berupa nyeri dada dan
lengan, pusing, mual dan mengalami kelemahan.
Sedangkan henti jantung mendadak (sudden cardiac arrest) terjadi dikarenakan
malfungsi sistem kelistrikan di jantung yang menyebabkan berhentinya aliran darah
ke seluruh tubuh, terutama organ vital yakni otak. Tidak seperti serangan jantung,
biasanya henti jantung mendadak terjadi tanpa adanya tanda dan gejala sebelumnya
serta pasien mengalami ketidaksadaran
Kondisi ketika jantung berhenti berdetak secara tiba-tiba yang ditandai dengan
hilangnya kesadaran dan henti nafas. Kondisi ini terjadi dikarenakan terdapat
gangguan listrik di jantung yang mengakibatkan pompa jantung terhenti sehingga
aliran darah ke seluruh tubuh juga terhenti.
2. Dari hasil pemerksaan ECG kan Old Miokard Infark Anterior, apakah kalau
hasil seperti itu kemungkinan pasien bisa bertahan hidup? Alasannya apa ya?
Soalnya saya baca2 itu otot2 jantung sudah mengalami nekrosis?
4. Dari hasil pemeriksaan lab tersebut apa hubungannya dengan penyakit cardiac
arrest?
5. Apakah jika pernah terjadi kejadian cardiac arrest dikemudian hari akan
terjadi lagi?
Ada kemungkinan Anda akan mengalaminya lagi di lain waktu.
Pada beberapa kasus sebelum terjadinya cardiac arrest, ada beberapa gejala yang dirasakan
oleh penderitanya. Gejala cardiac arrest tersebut adalah: