DISUSUN OLEH
NURUL IZATI
(191440127)
DOSEN PEMBIMBING
Ns, Ade Sukarna, M.Kep. Sp. Kep.MB (AS)
Malaria adalah penyakit yang dapat bersifat akut maupun kronik, disebabkan
oleh protozoa genus Plasmodium ditandai dengan demam, anemia, dan
splenomegali.(KAPITA SELEKTA KEDOKTERAN EDISI TIGA JILID SATU).
B. ETIOLOGI
C. PATOFISIOLOGI
SPOROZOID
HIPNOZOID
SKIZON
MEROZOID OOKISTA
SKIZON
MEROZOID
MACROGAMETOSID MACROGAMET
ZIGOT
(OOKINET)
MICROGAMETOSID MICROGAMET
D. PEMERIKSAAN PENUNJANG
Pemeriksaan darah tepi, pembuatan preparat darah tebal dan tipis dilakukan untuk
melihat keberadaan parasit dalam darah tepi, seperti tropozoid berbentuk cincin.
E. PENATALAKSANAAN MEDIS
1. Obat anti malaria:
2. Antipiretik
3. resusitasi cairan
4. anticonvulsan
F. ASUHAN KEPERAWATAN
a. Pengkajian Keperawatan
Anamnesis:
Gejala penyakit
Kunjungan kedaerah endemik
Pemeriksaan Fisik:
a) Demam periodic
1. Pada malaria tertiana (p. vivax & P. ovale) demam setiap hari
ke-3
2. Malaria quartana (P. malariae) demam tiap 4 hari demam
malaria terdiri dari 3 stadium yaitu:
a) menggigil (15 menit-1 jam)
b) puncakdemam (2 jam-6 jam)
c) berkeringat (2 jam-4 jam)
b) Splenomegali
Limpa mengalami kongesti, meghitam dean menjadi keras
karena timbunan eritosit parasit dan jaringan ikat yang bertambah.
c) Anemia
Derajat yang paling berat pada P. Falciparum.
Anemia disebabkan oleh:
1. penghancuran eritrosit yang berlebihan
2. eritrosit normal tidak dapat hidup lama (reduce survivel
time)
3. gangguan pembentukan eritrosit karena depressi eritopoisis
dalam sumsum tulang (Diseritopoisis)
d) ikterus disebabkan karena Hemolisis dan gangguan hepar.
e) berkeringat banyak
f) menggigil
g) mual & muntah
h) oliguria (urin <400 cc) / anuria (tak ada urin)
i) gaguan kesadaran (penurunan kesadaran)
j) kelemahan berlebihan
k) sesak napas
l) HB <(N) {P=14-16, W=12-14}
b. Diagnosa Keperawatan
a) hipertermia b/d proses inflamasi skunder terhadap fase eritrosit
oleh palciparum
b) (resiko) ganguan perfusi jaringan cerebral/perifer b/d penurunan
suplai O2 ke otak / perifer
c) (resiko) kekurangan volume cairan b/d output berlebih sekunder
terhadap muntah dan berkeringat banyak
d) pola napas tidak efektif b/d penurunan HB dalam darah
e) (resiko) kebutuhan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh b/d mual
dan muntah
f) Intoleren aktivitas b/d kelemahan fisik
Intervensi rasional
5.1 timbang BB setiap hari 5.1 mengetahui perubahan nutrisi yang
5.2 berikan kebersihan oral terjadi dan memberi informasi
5.3 anjurkan klien istirahat sebelum kebutuhan diet
makan 5.2 meningkatkan rasa makan
5.4 berikan anti emetik 5.3 menenangkan peristaltik dan
meningkatkan energi unutk makan
5.4 mengurangi mual & muntah