Anda di halaman 1dari 9

TUGAS KEPERAWTAN MEDIKAL BEDAH I

Laporan Pendahuluan Malaria

DISUSUN OLEH
NURUL IZATI
(191440127)

DOSEN PEMBIMBING
Ns, Ade Sukarna, M.Kep. Sp. Kep.MB (AS)

PRODI DIII KEPERAWATAN


POLTEKKES KEMENKES PANGKALPINANG
TAHUN AKADEMIK 2020/2021
A. PENGERTIAN

Malaria adalah penyakit yang dapat bersifat akut maupun kronik, disebabkan
oleh protozoa genus Plasmodium ditandai dengan demam, anemia, dan
splenomegali.(KAPITA SELEKTA KEDOKTERAN EDISI TIGA JILID SATU).

B. ETIOLOGI

Plasmodium sebagai sebab malaria terdiri dari 4 spesies, yaitu plasmodium


vivax, plasmodium falciparum, plasmodium malariae, plasmodium ovale.
Plasmodium memiliki hostpes perantara yaitu manusia dan vertebra lain. Hostpes
definitifnya yaitu nyamuk Anopheles.

C. PATOFISIOLOGI

MANUSIA NYAMUK ANOPHELES


Dalam hati (splenomegali & hepatomegali) kelenjar liur

SPOROZOID
HIPNOZOID

SKIZON

MEROZOID OOKISTA

Dalam darah (anemia) Dalam lambung


TROPOZOID

SKIZON
MEROZOID

MACROGAMETOSID MACROGAMET
ZIGOT
(OOKINET)
MICROGAMETOSID MICROGAMET

D. PEMERIKSAAN PENUNJANG
Pemeriksaan darah tepi, pembuatan preparat darah tebal dan tipis dilakukan untuk
melihat keberadaan parasit dalam darah tepi, seperti tropozoid berbentuk cincin.

E. PENATALAKSANAAN MEDIS
1. Obat anti malaria:

a. skizontisid jaringan primer yang membasmi parasit praeritrosit, yaitu


proguanil, pirimetamin.
b. Skizontisid jaringan sekunder yang membasmi ekso eritrosit, yaitu
primakuin.
c. Skizontisid darah yang membasmi parasit fase eritrosit, yaitu kina,
klorokuin dan amodiakuin.
d. Gametazoid yang menghancurkan bentuk seksual. Primakuin adalah
gametazouid yang ampuh bagi ke-4 spesies. Gametazoid untuk
plasmodium vivax, plasmodium malaria, plasmodum ovale adalah kina,
klorokuin dan amodia kuin
e. Sporontosid mencegah gametosid dalam darah untuk membentuk ookista
dan sporozoid dalam nyamuk anopheles yaitu prima kuin dan proguanin.
Penggunaan obat anti malaria tidak terbatas pada pengobatan kuratif tetapi juga
termasuk:
a. pengobatan pencegahan (profilaksis): mencegah infeksi atau timbulnya gejala
klinis. Penyembuhan dapat diperoleh dengan terapi jenis ini pada infeksi
malaria oleh plasmodium palsifarum karena parasit ini tidak ada fase
eksoeritrosit.
b. Pengobatan kuratif dapat dilakukan dengan obat malaria jenis skizontisid
c. Pencegahan transmisi bermanfaat untuk mencegah infeksi pada nyamuk atau
mempengaruhi sporozonik nyamuk, obat yang dapat di gunakan jenis
gametosid dan sporotosid.

2. Antipiretik
3. resusitasi cairan
4. anticonvulsan
F. ASUHAN KEPERAWATAN

a. Pengkajian Keperawatan
 Anamnesis:
 Gejala penyakit
 Kunjungan kedaerah endemik
 Pemeriksaan Fisik:
a) Demam periodic

1. Pada malaria tertiana (p. vivax & P. ovale) demam setiap hari
ke-3
2. Malaria quartana (P. malariae) demam tiap 4 hari demam
malaria terdiri dari 3 stadium yaitu:
a) menggigil (15 menit-1 jam)
b) puncakdemam (2 jam-6 jam)
c) berkeringat (2 jam-4 jam)
b) Splenomegali
Limpa mengalami kongesti, meghitam dean menjadi keras
karena timbunan eritosit parasit dan jaringan ikat yang bertambah.
c) Anemia
Derajat yang paling berat pada P. Falciparum.
Anemia disebabkan oleh:
1. penghancuran eritrosit yang berlebihan
2. eritrosit normal tidak dapat hidup lama (reduce survivel
time)
3. gangguan pembentukan eritrosit karena depressi eritopoisis
dalam sumsum tulang (Diseritopoisis)
d) ikterus disebabkan karena Hemolisis dan gangguan hepar.
e) berkeringat banyak
f) menggigil
g) mual & muntah
h) oliguria (urin <400 cc) / anuria (tak ada urin)
i) gaguan kesadaran (penurunan kesadaran)
j) kelemahan berlebihan
k) sesak napas
l) HB <(N) {P=14-16, W=12-14}
b. Diagnosa Keperawatan
a) hipertermia b/d proses inflamasi skunder terhadap fase eritrosit
oleh palciparum
b) (resiko) ganguan perfusi jaringan cerebral/perifer b/d penurunan
suplai O2 ke otak / perifer
c) (resiko) kekurangan volume cairan b/d output berlebih sekunder
terhadap muntah dan berkeringat banyak
d) pola napas tidak efektif b/d penurunan HB dalam darah
e) (resiko) kebutuhan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh b/d mual
dan muntah
f) Intoleren aktivitas b/d kelemahan fisik

c. Intervrensi & rasional


a) hipertermia b/d proses inflamasi skunder terhadap fase eritrosit
oleh palciparum
Intervensi rasional
1.1 pantau TTV terutama suhu 1.1 untuk mengetahui kondisi Vital
klien dan mengetahui jenis falciparum.
1.2 berikan kompres hangat 1.2 menurunkan suhu
1.3 anjurkan klien minum banyak 1.3 orang yang hipertermia akan banyak
berkeringat sehingga diperlukan
penggantian cairan yang keluar dan
peningkatan suhu dapat juga
disebabkan oleh kekurangan cairan.
1.4 berikan antipiretik (kolaborasi) 1.4 antipiretik digunakan unutuk
mengurangi demam dengan sasaran
hipotalamus

b) (resiko) ganguan perfusi jaringan cerebral/perifer b/d penurunan


suplai O2 ke otak / perifer
intervensi rasional
2.1 awasi tanda vital, pengisian kapiler, 2.1 indikator keadekauatan perfusi
status membran mukosa, dan dasar jarinan dan menentukan kebutuhan
kuku intervensi
2.2 selidiki keluhan nyeri dada, 2.2 iskemia seluler mempengaruhi
palpitasi jaringan miokardial/ potensial infark
2.3 tinggikan tempat tidur sesuai 2.3 meningkatkan ekspansi paru dan
toleransi memaksimalkan oksigenasi kebutuhan
2.4 anjurkan/ ajarkan klien untuk seluler
megurangi aktivitas/ istirahat 2.4 mengurangi kebutuhan O2 terhadap
2.5 awasi pemeriksaan HB, HT, SDM, jaringan
dan GDA 2.5 megidentifikasi kebutahan
2.6 berikan oksigen tambahan O2 pengobatan dan respon terapi
2.6 memaksimalkan transpor O2 ke
jaringan

c) (resiko) kekurangan volume cairan b/d output berlebih sekunder


terhadap muntah dan berkeringat banyak
Intervensi rasional
3.1 awasi tanda vital, pengisian kapiler, 3.1 indikator keadekauatan volume
status membran mukosa, dan tugor kulit sirkulasi dan cairan.
3.2 ukur haluran urune dengan akurat 3.2 Untuk mengetahui jml intake dan
3.3 anjurkan klien minum air 1.500-2000 jml output
cc/hari sesuai toleransi 3.3 memenuhi kebutuhan cairan &
3.4 kaji hasil tes fungsi elektrolit / ginjal elektrolit
3.5 berikan cairan melalui IV 3.4 gangguan vol cairan deapat
3.6 tambahan kalium, oral atau IV menggangu fungsi ginjal dan
sesuai indikasi memerlukan intervensi tambahan
3.5 tindakan darurat untuk memperbaiki
ketidak seimbangan ciran/elektrolit
3.6 mencegah disritmia

d) pola napas tidak efektif b/d penurunan HB dalam darah


Intervensi rasional
4.1 pantau TTV terutama respiratori 4.1 indikator status respiratori
4.2 berikan posisi semi powler 4.2 meningkatkan ekspansi paru dan
4.3 anjurkan/ ajarkan klien untuk memaksimalkan oksigenasi kebutuhan
megurangi aktivitas/ istirahat seluler
4.4 berikan O2 4.3 mengurangi kebutuhan O2 terhadap
4.5 berikan transfusi (HB) jaringan
4.4 memaksimalkan transpor O2 ke
jaringan
4.5 memenuhi jumlah HB dalam darah
dan meningkatkan transport O2 ke
jaringan

a) (resiko) kebutuhan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh b/d mual

Intervensi rasional
5.1 timbang BB setiap hari 5.1 mengetahui perubahan nutrisi yang
5.2 berikan kebersihan oral terjadi dan memberi informasi
5.3 anjurkan klien istirahat sebelum kebutuhan diet
makan 5.2 meningkatkan rasa makan
5.4 berikan anti emetik 5.3 menenangkan peristaltik dan
meningkatkan energi unutk makan
5.4 mengurangi mual & muntah

b) Intoleren aktivitas b/d kelemahan fisik


Intervensi rasional
6.1 kaji kemampuan klien untuk 6.1 mempengaruhi pilihan
melakukan tugas normal, catat laporan intervensi/bantuan
kelelahan, keletihan, dan kesulitan 6.2 indikator pemberian bantuan
6.2 kaji kekuatan otot kebutuhan
6.3 awasi TTV selama aktivitas 6.3 manivestasi kardiopulmonal dari
6.4 berikan lingkungan tenang upaya jantung dan paru untuk
6.5 berikan bantuan dalam aktivitas bila membawa jumlah O2 adekuat ke
perlu, mungkinkan klien untuk jaringan
melakukan sendiri 6.4 meningkatkan istirahat
6.6 anjurkan klien untuk menghentikan 6.5 membantu bila perlu, untuk
aktivitas bila palpitasi, nyeri dada, meningkatkan harga diri bila klien
napas sesak, kelemahan dan pusing melakukan sendiri
terjadi. 6.6 regangan/stress kardiopulmonal
berlebihan/stress da[at menimbulkan
dekompensasi/kegagalan
DAFTAR PUSTAKA

Doenges, ME., Moorhouse, MF., Geissler AC.,(1999),RENCANA ASUHAN


KEPERAWATAN EDISI 3,Ahli Bahasa: I Made Kariasa, S.Kp.; Ni Made Sumarwati,
S.Kp., Jakarta: EGC Penerbit Buku Kedokteran;
Mansjoer, A., Triyanti, K., Savitri, R. Wardhani, WI., Setiowulan, W.,(1999),KAPITA
SELEKTA KEDOKTERAN EDISI TIGA JILID SATU, Jakarta:FKUI;
Prof.dr. Tjokronegoro,A., Ph.D., dr.Utama,H.,(1996),BUKU AJAR ILMU PENYAKIT
DALAM JILID I EDISI 3, Jakarta: FKUI;

Anda mungkin juga menyukai