Anda di halaman 1dari 14

Kata pengantar

                                      
Puji syukur saya panjatkan kehadirat Allah SWT, yang senantiasa mencurahkan rahmat dan
karunia-Nya. Sehingga makalah ini dapat saya buat sebagai tugas dari guru yang berjudul “ Kerajaan
Islam di Indonesia” untuk bahan bantu dalam proses belajar mengajar.

            Tujuan dibuatnya makalah ini adalah untuk menyelesaikan tugas sejarah indonesia khususnya
pada bab kerajaan-kerajaan islam di Indonesia. Karena makalah ini masih perlu kritikan dan saran dari
ibu guru agar makalah ini mudah dipahami dan dibaca oleh pembaca.

            Mudah-mudahan makalah yang saya buat ini dapat memberikan manfaat dalam segala bentuk
kegiatan belajar. Khususnya kegiatan belajar mengajar di sekolah, sehingga dapat memperlancar dan
mempermudah proses pencapaian tujuan-tujuan yang telah ditetapkan.

Batuah , 24 Oktober 2019

Penyusun
Daftar isi
Halaman Judul
Kata Pengantar
Daftar Isi

Bab I Pendahuluan
1.1 Latar Belakang
1.2 Rumusan Masalah
1.3 Tujuan Penulisan
1.4 Manfaat Penulisan

Bab II Pembahasan
2.1 Kerajaan Samudra Pasai
2.2 Kerajaan Malaka
2.3 Kerajaan Aceh
2.4 Kerajaan Demak
2.5 Kerajaan Banten
2.6 Kerajaan Mataram
2.7 Kerajaan Gowa & Tallo
2.8 Kerajaan Ternate & Tidore

Bab III Kesimpulan


Bab 1
Pendahuluan
1.1      Latar belakang

Indonesia adalah Negara yang memiliki banyak keanekaragaman, seperti keanekaragaman


agama. Di Indonesia kebanyakan penduduknya menganut agama islam, karena dalam agama ini tidak
ada sistem kasta atau yang lainnya seperti dalam agama Hindu maupun agama Budha. Dalam agama
Islam derajat seseorang itu sama, baik ia kaya atau miskin, yang menjadikan derajat orang itu tinggi
atau rendah adalah keimanan dan ketakwaan. Inilah yang menyebabkan kebanyakan orang memilih
Islam sebagai agama yang patut untuk di ikuti atau di yakini.
Seiring dengan berkembangnya Islam para sejarawan melakukan berbagai penelitian tentang
bagaimana cara masuk dan berkembangnya Islam di Indonesia ini, yang kemudian adanya berbagai
teori yang muncul dalam penelitian-penelitian yang di lakukan oleh para sejarawan.

1.2      Rumusan masalah
berdasarkan latar belakang diatas maka dapat dirumuskan beberapa masalah yaitu:
- Apa saja kerajaan-kerajaan islam yang ada di Indonesia?
- Jelaskan kerajaan-kerajaan islam di Indonesia?

1.3      Tujuan penulisan
Tujuan penulisan makalah ini adalah:
- Untuk menyelesaikan tugas sejarah
- Mengasah kemampuan penulis secara akademik untuk membahas tentang kerajaan-kerajaan islam di
Indonesia
- Menambah wawasan dan pengetahuan bagi penulis maupun pembaca
- Mendapatkan nilai yang bagus

1.4    Manfaat penulisan
Dengan ditulisnya makalah ini, semoga dapat bermanfaat bagi:
- Siswa dalam menggali ilmu dan pengetahuan tentang kerajaan-kerajaan islam di Indonesia
- Pembaca sebagai bahan bacaan dalam menggali ilmu.
Bab 2
Pembahasan

2.1    Kerajaan Samudara Pasai

- Letak Geografis

     Kerajaan Samudra Pasai adalah kerajaan islam pertama di Indonesia. Letak Samudra Pasai di
pantai timur Pulau Sumatrabagian utara berdekatan dengan jalur pelayaran perdagangan internasional
waktu itu, yaitu Selat Malaka. Pusat pemerintahanya di kota pasai. Dengan posisi yang strategis
tersebut Kerajaan Samudra Pasai berkembang dengan cukup pesat baik dalam kehidupan politik,
ekonomi, dan social budaya.

- Kehidupan politik

                    Raja-raja yang pernah memerintah kerajaan samudra pasai :

1.      Nazimuddin Al-Kamil
           Adalah seorang Laksamana dari Dinasti Fatimah di Mesir yang pada tahun1238 ditugaskan
merebut pelabuhan Kambayat, Gujarat, India. Selain itu, ia juga membangun sebuah kerajaan di ujung
utara pulau Sumatera yang dinamakan kerajaan Samudra Pasai. Tujuannya tentu adalah untuk
menguasai perdagangan Lada di Jalur Selat Malaka.

2.      Sultan Malik Al-Saleh (1285-1297)


           Setelah Dinasti Mamluk yang beraliran Islam Syafei menaklukan Dinasti Fatimah di Mesir, Ia
juga ingin merebut Kerajaan Samudra Pasai. Maka, dikirimlah Syekh Ismail yang nantinya akan
bersekutu dengan Marah Silu (putra seorang bangsawan Persia, Marah Gajah). Kerajaan ini berhasil
direbut dan Marah Silu menerima gelar Sultan Malik Al-Saleh. Pada masanya, ia memperkuat
Samudra Pasai sebagai pusat perdagangan di Selat Malaka. Ia meninggal tahun 1297.

3.      Sultan Malik Al-Thahir / Sultan Muhammad (1297-1326)


           putra Sultan Malikul Al-Saleh. Pada masa pemerintahannya, terjadi perpecahan antara kedua
putranya yaitu Sultan Mahmud dan Sultan Mansyur. Sultan Mansyur memilih untuk memisahkan diri
ke Aru dan kembali menganut Islam Syiah.

- Sumber Sejarah

- Berita dari Ibnu Batutah seorang musafir daro Maroko yang singgah di Samudera Pasai.
- Nisan kubur Sultan Malik Al-Saleh yang berangka tahun 696 H/ 1297 M.
- Naskah atau Hikayat raja-raja Pasai, karangan Hamzah Fansuri dari abad ke-15 M.
- Nisan kubur ratu Nahrasiyah yang berangka tahun 1428 M.
2.2     Kerajaan Malaka

- Letak Kerajaan Malaka

Letak Kerajaan Malaka diperkirakan berada di Pulau Sumatera dan Semenanjung Malaka.

- Kehidupan Politik
Raja – raja yang memerintah Kerajaan Malaka antara lain :

1. Iskandar Syah (1396-1414 M)

Pada abad ke-15 M, di Majapahit terjadi perang paregreg yang mengakibatkan Paramisora
(Parameswara) melarikan diri bersama pengikutnya dari daerah Blambangan ke Tumasik (Singapura),
kemudian melanjutkan perjalanannya sampai ke Semenanjung Malaya dan mendirikan Kp. Malaka.
Untuk meningkatkan aktivitas perdagangan di Malaka, maka Paramisora menganut agama Islam
dan merubah namanya menjadi Iskandar Syah, kemudian menjadikan Kp. Malaka menjadi Kerajaan
Islam. Untuk menjaga keamanan Kerajaan Malaka, Iskandar Syah meminta bantuan kepada Kaisar
China dengan menyatakan takluk kepadanya (1405 M).

2. Muhammad Iskandar Syah (1414-1424 M)

Merupakan putra dari Iskandar Syah, pada masa pemerintahannya wilayah kekuasaan Kerajaan
Malaka diperluas lagi hingga mencapai seluruh Semenanjung Malaya.
Untuk menjadi Kerajaan Malaka sebagai penguasa tunggal jalur pelayaran dan perdagangan di
Selat Malaka, maka harus berhadapan dengan Kerajaan Samudera Pasai yang kekuatannya lebih besar
dan tidak mungkin untuk bisa dikalahkan, maka dipilih melalui jalur politik perkawinan dengan cara
menikahi putri Kerajaan Samudera Pasai, sehingga cita-citanya dapat tercapai.

3. Mudzafat Syah (1424-1458 M)

Setelah berhasil menyingkirkan Muhammad Iskandar Syah, ia kemudian naik tahta dengan gelar
sultan (Mudzafat Syah merupakan raja Kerajaan Malaka yang pertama bergelar Sultan). Pada masa
pemerintahannya, terjadi serangan dari Kerajaan Siam (serangan dari darat dan laut), namun dapat
digagalkan.

4. Sultan Mansyur Syah (1458-1477 M)

Merupakan putra dari Sultan Mudzafat Syah. Pada masa pemerintahannya, Kerajaan Malaka
mencapai puncak kejayaan sebagai pusat perdagangan dan pusat penyebaran Islam di Asia Tenggara.
Puncak kejayaan dicapai berkat Sultan Mansyur Syah meneruskan politik ayahnya dengan
memperluas wilayah kekuasaanya, baik di Semananjung Malaya maupun di wilayah Sumatera
Tengah (Kerajaan Siam berhasil ditaklukan). Raja Siam  tewas dalam pertempuran , tetapi putra
mahkotanya ditawan dan dikawinkan dengan putri sultan sendiri kemudian diangkat menjadi raja
dengan gelar Ibrahim. Indragiri mengakui kekuasaan Malaka.

5. Sultan Alaudin Syah (1477-188 M)

Merupakan putra dari Sultan Mansyur Syah. Pada masa pemerintahannya, Kerajaan Malaka mulai
mengalami kemunduran, satu persatu wilayah kekuasaan Kerajaan Malaka mulai melepaskan diri. Hal
ini disebabkan oleh karena Sultan Alaudin Syah bukan merupakan raja yang cakap.
6. Sultan Mahmud Syah (1488-1511 M)

Merupakan putra dari Sultan Alaudin Syah. Pada masa pemerintahannya, Kerajaan Malaka
merupakan kerajaan yang sangat lemah, wilayah kekuasaannya meliputi sebagian kecil Semenanjung
Malaya, hal ini menambah suram kondisi Kerajaan Malaka.
 Pada tahun 1511 M, terjadi serangan dari bangsa Portugis di bawah pimpinan Alfonso
d’Alberquerque dan berhasil Merebut Kerajaan Malaka. Akhirnya Malaka pun jatuh ke tangan
Portugis.

- Sumber Sejarah

- sulatus salatin
- kronik dinasti ming
- laporan dari kunjungan laksamana cheng ho (1409)
- pararaton

2.3    Kerajaan Aceh

- Letak Kerajaan

Kerajaan Islam berikutnya di Sumatra ialah Kerajaan Aceh. Kerajaan yang didirikan oleh Sultan
Ibrahim yang bergelar Ali Mughayat Syah (1514-1528), menjadi penting karena mundurnya Kerajaan
Samudera Pasai dan berkembangnya Kerajaan Malaka.
Para pedagang kemudian lebih sering datang ke Aceh.
Pusat pemerintahan Kerajaan Aceh ada di Kutaraja (Banda Acah sekarang) dan letak kerajaan ini
berada didaerah Sumatra. Corak pemerintahan di Aceh terdiri atas dua sistem: pemerintahan sipil di
bawah kaum bangsawan, disebut golongan teuku; dan pemerintahan atas dasar agama di bawah kaum
ulama, disebut golongan tengku atau teungku.

- Kehidupan politik

Raja-raja yang pernah memerintah Kerajaan Aceh:

1. Sultan Ali Mughayat Syah

Sultan Ali Mughayat Syah merupakan pendiri Kerajaan Aceh yang memerintah dari tahun 1514
sampai 1528. Pada awalnya Aceh merupakan bagian dari kerajaan Pidie. Namun, berkat kegigihannya
Aceh mampu melepaskan diri dari kekuasaan Kerajaan Pidie.

2. Sultan Salahudin

Salahudin merupakan raja pengganti Sultan Ali Mughayat Syah. Pada suatu waktu, Salahudin
gagal menyerang, maka pada tahun 1537 Salahudin dijatuhkan oleh Alaudin Riayat Syah Al-Kahar.
3. Alaudin Riayat Syah Al-Kahar

Ia merupakan pengganti Salahudin yang pada suatu waktu menyerang wilayah Batak, Aru, Johor,
dan Malaka.

4. Sultan Iskandar Muda

Ia memerintah dari tahun 1607 sampai 1638.

5. Sultan Iskandar Thani

Ia merupakan pengganti Sultan Iskandar Muda, yang memerintah dari tahun 1638 sampai 1641.
Semasa pemerintahan Sultan Iskandar Thani, Kerajaan Aceh tidak mengalami kemajuan. Setelah
beliau wafat, Aceh semakin Mundur. Kemunduran Aceh disebabkan oleh pertikaian dalam kerajaan
itu sendiri. Pada saat itu Belanda berhasil menguasai Malaka dan Nusantara.

Tokoh sejarah yang terkenal pada masa Kerajaan Aceh adalah Sultan Iskandar Muda. Semasa
pemerintahannya Aceh mampu memperluas wilayah hingga ke Semenanjung Malaya (Johor, Pahang,
dan Kedah). Kekuatan utamanya terletak pada angkatan perang Kerajaan Aceh. Armada angkatan
lautnya merupakan yang terkuat di masa itu.

- Sumber Sejarah

- bustanussalatin dan Tibyan fi Ma’rifatil Adyan karangan Nuruddin ar-Raniri pada awal abad
ke -17.
- Kitab Tarjuman al-Mustafid yang merupakan tafsir Al-Qur’an Melayu pertama karya Shaikh
Abdurrauf Singkel tahun 1670-an
- Tajussalatin karya Hamzah Samsuri.
- Berdirinya Masjid Raya Baiturrahman

Peninggalan kerajaan Aceh yang pertama dan yang paling dikenal adalah Masjid Raya
Baiturrahman. Masjid yang dibangun Sultan Iskandar Muda pada tahun 1912 M berada di
pusat kota Banda Aceh. Saat agresi militer belanda II, masjid ini sempat dibakar. Namun pada
selang 4 tahun setelahnya , Belanda membangunnya kembali untuk merendam amarah rakyat
Aceh yang hendak berperang merebut shaid.

- Makam Sultan Iskandar Muda

Peninggalan Kerajaan Aceh yang selanjutnya adalah Makam dari Raja Kerajaan Aceh yang
paling ternama , Sultan Iskandar Muda. Makam yang terletak di Kelurahan Peuniti,
Kec.Baiturrahman, Kota Banda Aceh ini sangat kenal dengan nuansa islami.
2.4    Kerajaan Demak

- Letak Kerajaan
                       
Demak adalah kesultanan atau kerajaan islam pertama di pulau jawa. Kerajaan ini didirikan
oleh Raden Patah (1478-1518) pada tahun 1478, Raden patah adalah bangsawan kerajaan Majapahit
yang menjabat sebagai adipati kadipaten Bintara, Demak. Pamor kesultanan ini didapatkan dari
Walisanga, yang terdiri atas sembila orang ulama besar, pendakwah islam paling awal di pulau jawa.

- Kehidupan Politik

Raja-raja yang pernah memerintah Kerajaan Demak

1. Raden Fatah

Menurut cerita rakyat Jawa Timur, Raden Fatah termasuk keturunan raja terakhir dari kerajaan
Majapahit, yaitu Raja Brawijaya V. Setelah dewasa, Raden Fatah di angkat menjadi bupati di Bintaro
Demak dengan Gelar Sultan Alam Akbar al-Fatah.
Raden Fatah memerintah Demak dari tahun 1500-1518 M. Di bawah pemerintahannya, kerajaan
Demak berkembang dengan pesat, karena memiliki daerah pertanian yang luas sebagai penghasil
bahan makanan, terutama beras. Oleh karena itu, kerajaan Demak menjadi kerajaan agraris-maritim.
Pada masa pemerintahan Raden Fatah, dibangun masjid Demak yang proses pembangunan masjid
itu di bantu oleh para wali atau sunan.

2. Adipati Unus

Setelah Raden Fatah wafat, tahta kerajaan Demak dipegang oleh Adipati Unus. Ia memerintah
Demak dari tahun 1518-1521 M. Masa pemerintahan Adipati Unus tidak begitu lama, karena ia
meninggal dalam usia yang masih muda dan tidak meninggalkan seorang putera mahkota. Walaupun
usia pemerintahannya tidak begitu  pasukan Demak menyerang Portugis di Malaka, keberanian
Adipati Unus menyerang Malaka membuat Adipai Unus dijiluki Pangeran Sabrang Lor. Setelah
Adipati Unus meninggal, tahta kerajaan Demak dipegang oleh saudaranya yang bergelar Sultan
Trenggana.

3. Sultan Trenggana

Sulltan Trenggana memerintah Demak dari tahun 1521-1546 M. Dibawah pemerintahannya,


kerajaan Demak mencapai masa kejayaan. Sultan Trenggana berusaha memperluas daerah
kekuasaannya hingga ke daerah Jawa Barat. Pada tahun 1522 M kerajaan Demak mengirim
pasukannya ke Jawa Barat di bawah pimpinan Fatahillah. Daerah-daerah yang berhasil di kuasainya
antara lain Banten, Sunda Kelapa, dan Cirebon. Penguasaan terhadap daerah ini bertujuan untuk
menggagalkan hubungan antara Portugis dan kerajaan Padjajaran. Armada Portugis dapat dihancurkan
oleh armada Demak pimpinan Fatahillah. Dengan kemenangan itu, fathillah mengganti nama Sunda
Kelapa menjadi Jayakarta (berarti kemenangan penuh). Peristiwa yang terjadi pada tanggal 22 juni
1527 M itu kemudian di peringati sebagai hari jadi kota Jakarta.
Di masa jayanya, Sultan Trenggana berkunjung kepada Sunan Gunung Jati. Dari Sunan gunung
jati, Trenggana memperoleh gelar Sultan Ahmad Abdul Arifin. Gelar Islam seperti itu sebelumnya
telah diberikan kepada raden patah, yaitu setelah ia berhasil mengalahkan Majapahit.

- Sumber Sejarah

- Berdirinya Masjid Agung Demak


- Makam Sunan Kalijaga
- Bedug dan kentongan karya wali songo
2.5     Kerajaan Banten

- Letak Kerajaan

     Kerajaan yang terletak di barat Pulau Jawa ini pada awalnya merupakan bagian dari Kerajaan
Demak. Banten direbut oleh pasukan Demak di bawah pimpinan Fatahillah. Fatahillah adalah
menantu dari Syarif Hidayatullah. Syarif Hidayatullah adalah salah seorang wali yang diberi
kekuasaan oleh Kerajaan Demak untuk memerintah di Cirebon.

- Kehidupan politik

Raja-raja yang pernah memerintah Kerajaan Banten:

1. Sultan Hasanudin

     Sultan Hasanudin adalah raja pertama di Kerajaan Banten. Perjuangannya sangat gigih. Pada tahun
1568 Sultan Hasanudin mampu melepaskan diri dari kekuasaan Kerajaan Demak. Pada saat itu di
Demak terjadi perebutan kekuasaan setelah Sultan Trenggono wafat. Wilayah kekuasaan Kerajaan
Banten hingga ke Lampung. Banten menjadi pusat penjualan dan perdagangan lada. Pada tahun 1570
Sultan Hasanudin wafat.

2. Panembahan Yusuf

     Ia merupakan putra Sultan Hasanudin. Ketika menjadi raja dikenal dengan sebutan Panembahan
Yusuf.

3. Maulana Muhammad

     Maulana Muhammad merupakan pengganti Panembahan Yusuf. Ia menjadi raja dengan gelar
Kanjeng Ratu Banten. Maulana Muhammad memperluas kerajaan Banten dengan menyerang
Palembang. Dalam sejarah diceritakan penyerangan ke Palembang dipimpin oleh Ki Gede Ing Suro.
Ki Gede Ing Suro adalah seorang penyiar agama Islam yang berasal dari keturunan orang Surabaya
yang telah berhasil meletakkan dasar-dasar keislaman di Palembang. Dalam pertempuran tersebut
Sultan Banten gugur.

4. Abu’ mufakhir
     Abu’ mufakhir merupakan pengganti Maulana Muhammad yang telah gugur. Namun, karena
usianya masih muda belia maka ia didampingi oleh Pangeran Ranamenggala sebagai mangkubumi.
Pangeran Ranamenggala mengendalikan pemerintahan dari tahun 1608 sampai 1624.
     Selama pemerintahan raja tersebut Kerajaan Banten menjadi pusat perdagangan lada dan cengkih.

4. Sultan Ageng Tirtayasa

     Sultan Ageng Tirtayasa adalah raja Banten yang memerintah dari tahun 1651 sampai 1692. Pada
masa ini Banten semakin maju. Hasil pertanian melimpah. Penyiaran agama Islam semakin pesat
dengan ditunjang oleh ulama besar seperti Syekh Yusuf dari Sulawesi.
     Kerajaan Banten menjalin hubungan baik dengan negara luar negeri, seperti Turki dan Moghul.
Meskipun demikian, Sultan Ageng Tirtayasa tidak bersedia bekerja sama dengan belanda.
- Sumber Sejarah

- Sumber sejarah Kesultanan Banten adalah sebuah kesultanan Islam yang pernah berdiri di Provinsi
Banten. Letaknya di wilayah barat Pulau Jawa sampai ke Lampung di Sumatra. 

- Sumber sejarah asing, mulai dari sumber Cina yang berjudul Shung Peng Hsiang Sung (1430) hingga
berita Tome Pires (1512), menyebutkan bahwa Banten sebagai salah satu dari beberapa rute pelayaran
mereka.

2.5    Kerajaan Mataram

- Letak geografis

Kerajaan Mataram berdiri pada tahun 1582. Kerajaan Mataram pada awal perkembangannya
adalah daerah kadipaten yang berada di bawah kekuasaan Kerajaan Pajang. Kerajaan mataram berada
di daerah jawa tengah bagian selatan dengan pusat Kerajaan ini terletak di sebelah tenggara kota
Yogyakarta, yakni di Kotagede.
- Kehidupan politik

Raja-raja yang pernah memerintah Kerajaan Mataram

1. Ki Ageng Pamanahan ( Ki Gede Pamanahan )

 > Pendiri desa mataram tahun 1556


   > bergelar Panembahan Senapati dibawah pimpinan anaknya
   >Ki Pamanahan adalah putra Ki Ageng Henis, putra Ki Ageng Sela
   >menikah dengan sepupunya sendiri, yaitu Nyai Sabinah, putri Nyai Ageng Saba       (kakak perempuan
Ki Ageng Henis).
 >Meninggal tahun 1584

2. Raden Mas Jolang ( Panembahan Hanyakrawati / Sri Susuhunan Adi Prabu Hanyakrawati Senapati-
ing-Ngalaga Mataram )

o   raja kedua Kesultanan Mataram yang memerintah pada tahun 1601-1613


o   putra Panembahan Senapati raja pertama Kesultanan Mataram. Ibunya bernama Ratu Mas
Waskitajawi, putri Ki Ageng Panjawi, penguasa Pati
o   meninggal dunia pada tahun 1613 karena kecelakaan sewaktu berburu kijang di Hutan Krapyak. Oleh
karena itu, ia pun terkenal dengan gelar anumerta Panembahan Seda ing Krapyak, atau cukup
Panembahan Seda Krapyak, yang bermakna "Baginda yang wafat di Krapyak"
3. Raden Mas Rangsang (Sultan Agung Adi Prabu Hanyakrakusuma )( nama asli : Raden Mas
Jatmika )

o   lahir: Kutagede, Kesultanan Mataram, 1593 - wafat: Karta (Plered, Bantul), Kesultanan Mataram, 1645
o   raja ketiga Kesultanan Mataram yang memerintah pada tahun 1613-1645
o   Di bawah kepemimpinannya, Mataram berkembang menjadi kerajaan terbesar di Jawa dan Nusantara
pada saat itu.( puncak kejayaan )
o   Pada tahun 1620 pasukan Mataram mulai mengepung kota Surabaya secara periodik.
o   kemunduran kerajaan mataram Islam akibat kalah dalam perang merebut Batavia dengan VOC
o   menyerang Batavia sebanyak 2x.
.

4. Amangkurat I (Sri Susuhunan Amangkurat Agung)

o   Memerintah pada tahun 1646-1677


o   Memiliki gelar anumertaSunan Tegalwangi atau Sunan Tegalarum
o   Nama aslinya adalah Raden Mas Sayidin putra Sultan Agung. Ibunya bergelar Ratu Wetan, yaitu putri
Tumenggung Upasanta bupatiBatang (keturunan Ki Juru Martani).
o   Ketika menjabat Adipati Anom ia bergelar Pangeran Arya Prabu Adi Mataram.
o   menerapkan sentralisasi atau sistem pemerintahan terpusat.
o   Amangkurat I menjalin hubungan dengan VOC yang pernah diperangi ayahnya. Pada tahun 1646 ia
mengadakan perjanjian, antara lain pihak VOC diizinkan membuka pos-pos dagang di wilayah
Mataram, sedangkan pihak Mataram diizinkan berdagang ke pulau-pulau lain yang dikuasai VOC.
Kedua pihak juga saling melakukan pembebasan tawanan. Perjanjian tersebut oleh Amangkurat I
dianggap sebagai bukti takluk VOC terhadap kekuasaan Mataram. Namun ia kemudian tergoncang
saat VOC merebut Palembang tahun 1659.

5. Amangkurat II (Nama asli Amangkurat II ialah Raden Mas Rahmat )

o   putra Amangkurat I raja Mataram yang lahir dari Ratu Kulon putri Pangeran Pekikdari Surabaya.
o   Pada bulan September 1680 Amangkurat II membangun istana baru di hutan Wanakerta karena istana
Plered diduduki adiknya, yaituPangeran Puger. Istana baru tersebut bernama Kartasura.
o   Amangkurat II akhirnya meninggal dunia tahun 1703. Sepeninggalnya, terjadi perebutan takhta
Kartasura antara putranya, yaituAmangkurat III melawan adiknya, yaitu Pangeran Puger.
o   Pada bulan September 1677 diadakanlah perjanjian di Jepara. Pihak VOC diwakili Cornelis Speelman.
Daerah-daerah pesisir utaraJawa mulai Kerawang sampai ujung timur digadaikan pada VOC sebagai
jaminan pembayaran biaya perang Trunajaya.
o   Mas Rahmat pun diangkat sebagai Amangkurat II, seorang raja tanpa istana. Dengan bantuan VOC, ia
berhasil mengakhiri pemberontakan Trunajaya tanggal 26 Desember 1679. Amangkurat II bahkan
menghukum mati Trunajaya dengan tangannya sendiri pada 2 Januari 1680.

- Sumber Sejarah

- Sastra Ghending karya dari Sultan Agung,


· Tahun Saka,
· Kerajinan Perak,
· Puing – puing candi Hindu dan Budha di aliran Sungai Opak serta aliran sungai Progo
· Batu Datar yang berada di Lipura letaknya tidak jauh di barat daya kota Yogyakarta
· Masjid Agung Negara yang dibangun pada tahun 1763 oleh PB III.
· Masjid Jami Pakuncen yang didirikan oleh sunan Amangkurat I
· Gapura Makam Kota Gede, yag merupakan perpaduan dari corak hindu dan islam.
· Masjid yang berada di Makam Kota Gede.
· Makam dari Raja- Raja Mataram yang berlokasi di Imogiri.
2.7 Kerajaan Gowa Dan Tallo

- Letak Kerajaan

Kerajaan Gowa dan Tallo lebih dikenal dengan sebutan Kerajaan Makssar. Kerajaan ini
terletak di daerah Sulawesi Selatan.Secara geografis Sulawesi Selatan memilki posisi yang penting,
karena dekat dengan jalur pelayaran perdagangan Nusantara.

- Kehidupan Politik

Berikut raja-raja yang memerintah kerajaan pada saat itu :

1 . Raja Alauddin

Raja makkassar yang pertama kali memeluk agama Islam yang bernama Raja Alauddin yang
memerintah Makassar dari tahun 1591-1638 M. Dibawh pemerintahnya, kerajaan Makassar nukai
terjun dalam dunia pelayaran-perdagangan (Dunia Maritim).Perkembangan ini menyebabkan
meningkatnya kesejahtraan rakyat kerajaan Makassar.

2 . Sultan Hasanuddin

Pada masa pemerintahannya, kerajaan Makassar mencapai masa kejayaannya. Perkembangan


itu membuat kerajaan Makassar menguasai jalur perdagangan Nusantara.Beliau memerintah dari
tahun 1653-1669 M.

3 . Mapasomba

Mapasomba ialah putra dari Sultan Hasanuddin, ia memerintah dari tahun 1669-1674 M.

- Sumber Sejarah

- tertulis (utamanya catatan perjalanan Tom Pires)


- benda arkeologi (seperti peninggalan berupa batu atau kompleks makam ).
2.8      Kerajaan Ternate & Tidore

- Letak Kerajaan

Secara Geografis Kerajaan Ternate & Tidore memiliki letak yang sangat penting dalam dunia
perdagangan pada masanya. Kedua kerajaannya ini terletak di daerah kepulauan Maluku.Kepulauan
Maluku merupakan penghasil rempah-rempah terbesar, sehingga dijuluki sebagai “ The Spice Island”.

- Kehidupan Politik

Berikut Raja-raja yang memerintah kerajaan Ternate & Tidore :

1 . Sultan Hairun

Sultan Hairun sangat membenci tindakan portugis yang sewenang-wenang yang membuat
Sultan Hairun secara terang-terangan menentang politik monopoli dari bangsa Portugis,beliau
memerintah sejak tahun 1550-1570 M.

2 . Sultan Baabullah

Sultan Baabullah merupakan putra dari Sultan Hairun dan bangkit menentang Portugis, pada
tahun 1575 Portugis dapat dikalahkan dan diberi kesempatan untuk meninggalkan benteng,beliau
memerintah kerajaan dari tahun 1570-1583 M.

- Sumber Sejarah

-catatan dari seorang Portugis yang bernama Tom Pires, catatan ini kemudian diberi judul "Suma
Oriental"
-berdirinya benteng Santo Paulo
BAB 3
Kesimpulan

Agama islam muncul di Indonesia karena dibawa oleh pedagang dari Gujarat atau Cina,
kemudian agama islam berkembang di Indonesia melalui berbagai jalur seperti perdagangan,
perkawinan, pendidikan dan lain-lain. Dari sinilah kemudian muncul berbagai macam kerajaan-
kerajaan islam di Indonesia. Setiap kerajaan pasti mengalami proses pertumbuhan, baik kemunduran
maupun kemajuan( puncak kejayaan ). Begitu pula kerajaan-kerajaan islam di Indonesia yang
mengalami pertumbuhan.

Anda mungkin juga menyukai