Asuhan Prakonsepsi Pada Ibu Dengan Kasus Toksoplasmosis
Asuhan Prakonsepsi Pada Ibu Dengan Kasus Toksoplasmosis
TOKSOPLASMOSIS”
Oleh
NIM : 011211223041
SURABAYA
BAB I
PENDAHULUAN
Manusia dapat terkena infeksi parasit ini dengan cara didapat (Aquired
toxoplasmosis) maupun diperoleh semenjak dalam kandungan (Congenital toxoplasmosis).
Diperkirakan sepertiga penduduk dunia mengalami infeksi penyakit ini.
B. Tujuan
TINJAUAN PUSTAKA
4. Transplantasi organ
5. Tranfusi darah
Infeksi toxoplasmosis tidak berbahaya bila mengenai orang dewasa dan anak-anak
yang sistem kekebalanya berfungsi baik, tapi berbahaya bagi janin apabila ibu yang sedang
hamil mengalami infeksi primer (infeksi yang pertama kali sepanjang hidupnya) atau
seseorang yang mengalami gangguan sistem kekebalan tubuh.
B. Patofisiologi infeksi toxoplasmosis
Parasit toksoplasma cenderung untuk masuk ke dalam sel organ ( intrasel ) tubuh
manusia dan terdapat dalam tiga bentuk, yaitu bentuk trofozoit yang beredar dalam darah,
bentuk ookista yang dikeluarkan dalam tinja kucing, dan bentuk kista yang menetap dalam
jaringan tubuh seperti paru, jantung, otot, dan otak. Bentuk kista berupa sebuah kantung yang
di dalamnya berisi beribu-ribu trofozoit T gondii. Kucing adalah tempat hidup utama parasit
toxoplasma, parasit ini dapat berkembang biak secara seksual maupun aseksual. Adapun
dalam tubuh manusia, unggas dan hewan ternak lain sebagai hospes perantara, parasit ini
berkembang biak secara aseksual, yaitu kemampuan untuk berkembang biak dengan cara
membelah diri.
Di tanah yang tercemar, ookista (toxoplasma) dapat dibawa oleh lalat, kecoak, semut
atau cacing tanah ke berbagai tempat di kebun. Ookista dapat menempel di sayuran, buah-
buahan atau termakan oleh hewan ternak seperti ayam, kambing, anjing, sapi, dan menembus
epitel usus, berkembang biak dengan membelah diri serta menetap dalam bentuk kista pada
organ hewan tersebut.
Bentuk parasit T gondii seperti batang melengkung dengan ukuran lebih kecil dari sel
darah merah (3-6 mm) bergerak dengan gerakan aktinomisin di bawah membran plasma,
dapat menembus sel secara aktif masuk ke berbagai jaringan seperti otot, otak, mata, dan
usus. Kucing yang menderita toksoplasmosis akan mengeluarkan beribu-ribu ookista yang
tetap infektif selama berbulan-bulan di tanah yang tidak terkena sinar matahari.
Ookista yang tertelan akan membentuk trofozoit dan ikut aliran darah serta memasuki
sel berinti organ tubuh atau membentuk kista. Manusia dapat terinfeksi bila menelan ookista
atau makan daging ternak seperti ayam, kambing atau sapi yang mengandung kista dan tidak
dimasak matang.
C. Tanda dan Gejala infeksi toxoplasmosis
1. pemeriksaan parasit secara langsung : rumit, tidak praktis, butuh waktu lama, mahal.
2. pemeriksaan antibodi spesifik Toxoplasma : IgG, IgM dan IgG affinity
IgM adalah antibodi yang pertama kali meningkat di darah bila terjadi infeksi
Toxoplasma. IgG adalah antibodi yang muncul setelah IgM dan biasanya akan menetap
seumur hidup pada orang yang terinfeksi atau pernah terinfeksi. IgG affinity adalah
kekuatan ikatan antara antibodi IgG dengan organisme penyebab infeksi. Manfaat IgG
affinity adalah pada keadaan IgG dan IgM positif diperlukan pemeriksaan IgG avidity untuk
memperkirakan kapan infeksi terjadi, apakah sebelum atau pada saat hamil. Infeksi yang
terjadi sebelum kehamilan tidak perlu dirisaukan, hanya infeksi primer yang terjadi pada
saat ibu hamil yang berbahaya, khususnya pada Trimester I. Tes toksoplasma yang perlu
dilakukan idealnya :
Bila hasil negatif, diperlukan pemantauan setiap 3 bulan pada sisa kehamilan
Kasus ini jarang terjadi, kemungkinan merupakan awal infeksi. Harus diperiksa kembali 3
minggu kemudian dilihat apakah IgG berubah jadi (+). Bila tidak berubah, maka IgM tidak
spesifik, yang bersangkutan tidak terinfeksi Toxoplasma.
Belum pernah terinfeksi dan beresiko untuk terinfeksi. Bila sedang hamil, perlu dipantau
setiap 3 bulan pada sisa kehamilan (dokter mengetahui kondisi dan kebutuhan pemeriksaan
anda). Lakukan tindakan pencegahan agar tidak terjadi infeksi.
3. Bila IgG (+) dan IgM (+)
Kemungkinan mengalami infeksi primer baru atau mungkin juga infeksi lampau tapi IgM
nya masih terdeteksi (persisten = lambat hilang).
Oleh sebab itu perlu dilakukan tes IgG affinity langsung pada serum yang sama untuk
memperkirakan kapan infeksinya terjadi, apakah sebelum atau sesudah hamil.
Bila ada pertimbangan lain, dokter anda akan meminta izin untuk pemeriksaan lanjutan
sesuai kebutuhan.
Biasanya tanda-tanda radang otak (encephalitis) dan serebral palsi berkembang dalam
beberapa hari sampai sebulan setelah bayi lahir (Kasper and Boothroyd, 1993; Remington,
1995; Denney, 1999). Prevalensi toksoplasmosis secara serologik pada berbagai populasi di
dunia termasuk di Indonesia mencapai lebih dari 50% (Partono dan Cross, 1975; Samil, 1988;
Decavalas, 1990; Allain, 1998; Jenum, 1998; Sardjono, 2001a), namun apakah
toksoplasmosis memang menyebabkan kegagalan kehamilan dan bagaimana mekanisme
terjadinya hal tersebut, sampai sekarang masih belum dapat dijelaskan dengan baik.
Risiko seorang ibu hamil yang terinfeksi akut dengan toksoplasma menurunkan infeksi
pada bayi bila tidak segera mendapat pengobatan sangat variatif,. Pada kehamilan trimester
pertama risiko penurunan 25 %, trimester kedua 54 % dan 65 % pada trimester ketiga.
Pengobatan pada ibu yang terinfeksi akut toksoplasma diberikan oleh dokter yaitu antibiotika
spiramycin yang diikuti pyrimetamin dan sulfadiazine, pemberian antibiotika bertujuan
menurunkan risiko menurunnya infeksi pada jabang bayi. Sebaiknya pada wanita yang
terinfeksi diperiksa juga Protein C Reaktif (PCR) dari cairan amnion , untuk menilai adakah
infeksi pada bayinya. Bila Test PCR positif pengobatan cukup dengan pirymthamin dan
sulfadiazine, sedangkan bila tes PCR negatif spyramicin dilanjutkan untuk mencegah risiko
infeksi lanjutan bagi bayinya.
Mengingat risiskonya yang besar pada ibu hamil dan janin, dokter akan memberinya obat
khusus untuk membunuh parasit dan mencegah infeksi toksoplasma aktif atau bertambah
parah. Sementara bagi yang pernah menderita infeksi toxoplasma, hendaknya terus memantau
kondisi tubuhnya dna mengonsumsi obat untuk mencegah aktifnya kembali toxoplasma,
hingga tubuh benar-benar dinyatakan bersih dari parasit.
H. Rangkuman
1. Toxoplasmosis berbahaya bagi janin bila ibu terinfeksi pada saat hamil, khususnya
pada Trimester I
2. Gejalanya tidak spesifik perlu pemeriksaan laboratorium pada awal kehamilan
3. Bila IgG & IgM negatif, hindarilah sumber infeksi yang dapat menyebabkan ibu
tertular dan selanjutnya perlu dilakukan pemantauan sepanjang kehamilan.
4. Bila IgG dan IgM positif belum tentu terinfeksi, tes lanjutan IgG avidity dapat
memperkirakan kapan infeksi terjadi (sebelum atau pada saat hamil)
BAB III
ASUHAN KEBIDANAN
DATA SUBJEKTIF
Seorang ibu hamil dengan umur kehamilan 24 minggu mengeluh merasa lemah, mudah
capek, dan merasa agak pusing seperti akan flu, serta ibu mengatakan memelihara 3 ekor
kucing dan sudah keguguran dua kali, sehingga cemas dengan kehamilannya yang sekarang.
DATA OBJEKTIF
Pemeriksaan Fisik
Suhu : 36,60 C
1. BB/TB : 59 kg / 155 cm
Pemeriksaan penunjang
ASSESMENT
1. Diagnosa Kebidanan
1. Masalah
Ibu mengatakan merasa lemah, mudah capek, dan merasa agak pusing seperti mau flu dan
cemas dengan kehamilan sekarang karena sudah abortus dua kali.
1. Kebutuhan
1. Diagnosa potensial
Kehamilan dengan toxoplasmosis berpotensi terjadinya abortus pada ibu, serta lahir prematur,
IUGR, lahir mati dan lahir dengan cacat bawaan seperti kebutaan (retinokoroiditis),
hidrosefalus, meningoencephalitis (radang otak), tuli, pengapuran otak,retardasi mental,
kejang-kejang, dan gangguan neurologis pada janin.
1. Masalah Potensial
Tidak ada
Tidak dilakukan
1. Kolaborasi
1. Merujuk
Untuk pemberian terapi obat dan penanganan selanjutnya dirujuk ke dr. Katia Amanda, SpOg
1. Memberitahu ibu bahwa kondisinya saat ini baik namun menurut hasil pemeriksaan
laboratorium menunjukkan bahwa ibu sekarang positf terkena infeksi toxoplasmosis
2. Menganjurkan keluarga agar memberi dukungan pada ibu
3. Memberikan ibu rasa aman dan nyaman pada ibu
4. Mengajurkan ibu untuk menenangkan pikiran dan perasaannya
Ibu mengerti kondisinya saat ini
1. Memberitahu ibu bahwa kondisi janinnya saat ini baik, namun perlu pemantauan yang
ketat karena kemungkinan bisa terjadi abortus, lahir prematur, IUGR, lahir mati dan
lahir dengan cacat bawaan seperti kebutaan (retinokoroiditis), hidrosefalus,
meningoencephalitis (radang otak), tuli, pengapuran otak,retardasi mental, kejang-
kejang, dan gangguan neurologis lainnya.
ibu mengerti kondisi yang dialami dan kemungkinan yang akan terjadi pada janinnya
1. Membersihkan tangan, alat-alat dapur (seperti; papan atau alas untuk memotong)
yang dipakai untuk mengelola daging mentah.
2. Membersihkan sampah atau tempat sampah, ibu tidak lupa menggunakan sarung
tangan, dan ibu akan mencuci tangannya atau akan menyerahkan tugas ini kepada
anggota keluarga lainnya.
3. Memakai sarung tangan bila ingin mengerjakan pekerjaan kebun atau perkarangan,
untuk menghindari kontak langsung dari kotoran hewan yang terinfeksi.
DAFTAR PUSTAKA
http://www.google.co.id/url?sa=t&source=web&ct=res&cd=1&ved=0CAgQFjAA&url=http
%3A%2F%2Fpdfdatabase.com%2Ftoxoplasma-pada-
kehamilan.html&rct=j&q=toxoplasmosis+dalam+kehamilan&ei=wRmvS4TtFYy1rAe57PSm
AQ&usg=AFQjCNHfFM_uvgZ_QamzZzE9FEgv8H3C8g
http://www.harianku.com/2008/12/bahaya-virus-toxoplasma-pada-ibu-hamil.html
http://74.125.153.132/search?
q=cache:XVnADqk_0PQJ:www.harianku.com/2008/12/bahaya-virus-toxoplasma-pada-ibu-
hamil.html+toxoplasmosis+dalam+kehamilan&cd=7&hl=id&ct=clnk&gl=id
http://khanzima.wordpress.com/2010/10/22/toxoplasmosis-pada-ibu-hamil/