PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
masih tinggi yaitu 34/1000 kelahiran hidup. Sekitar 56% kematian terjadi
pada periode sangat dini yaitu di masa neonatal, setiap lima menit terdapat
penyebab bayi baru lahir setelah Bayi Berat Lahir Rendah (BBLR),
kesehatan ibu dan anak. Status kesehatan ibu dan anak tersebut
ditunjukkan dengan angka kematian ibu (AKI) dan angka kematian bayi
tahun 1990-2015 kematian ibu diseluruh dunia turun sekitar 44%, target
pelayanan bagi ibu hamil dan bersalin. Jika dihubungkan dengan faktor
kinerja petugas kesehatan, hal itu terkait dengan pelayanan oleh tenaga
gangguan pernapasan), lahir mati akibat penyakit sistemik ibu, nutrisi ibu,
berbahaya yang terjadi secara tiba-tiba dan tidak terduga. Keadaan ini
terhadap pasien dengan penyakit atau cedera akut untuk menekan angka
(Kozier, 2016)
B. Rumusan Masalah
C. Tujuan Penulisan
1. Tujuan Umum
2. Tujuan Khusus
Asfiksia Neonatorum.
Asfiksia Neonatorum.
Neonatorum.
dilaksanakan.
dilakukan.
D. Manfaat
1. Manfaat Teoritis
2. Manfaat Praktis
Neonatorum.
Asfiksia.
BAB II
TINJAUAN TEORITIS
A. Konsep Dasar Asfiksia
1. Pengertian
dapat bernapas secara spontan dan teratur segera setelah lahir. Keadaan
segera bernapas secara spontan dan teratur setelah lahir. Asfiksia dapat
spontan dan teratur pada saat lahir atau beberapa saat setelah lahir yang
yang berupa kegagalan bernafas secara spontan segera setelah lahir dan
kelainan tali pusat, atau masalah pada bayi selama atau sesudah
segera bernapas secara spontan dan teratur. Bayi dengan riwayat janin
menilai kondisi kesehatan bayi baru lahir sesaat setelah lahiran), yaitu
(Sylvi, 2019).
NILAI 0 1 2
Napas Tidak ada Tidak teratur Teratur
Denyut Tidak ada <100 >100
jantung
Warna kulit Biru atau Tubuh merah Merah
kaki-tangan
biru
Gerakan/tonu Tidak ada Sedikit fleksi Fleksi
s otot
Refleks Tidak ada Lemah/lambat Kuat
(menangis)
3. Etiologi.
Penyebab secara umum dikarenakan adanya gangguan pertukaran
operasi caesar.
5) Anemia berat
6) Cacat bawaan
7) Trauma
1) Kekurangan O2
mengakibatkan:
asidosis.
panggul.
4. Anatomi Fisiologi
angsur dan bayi memasuki periode apnu yang dikenal sebagai apnu
primer.
periode apnu yang disebut apnu sekunder. Selama apnu sekunder ini,
denyut jantung, tekanan darah dan kadar oksigen didalam darah (PaO 2)
apnu primer dan apnu sekunder sulit sekali untuk dibedakan. Pada kedua
keadaan tersebut, bayi tidak bernapas dan denyut jantung dapat menurun
Pada saat bayi dilahirkan, alveoli bayi diisi dengan “cairan paru-
apabila udara harus masuk kedalam paru-paru bayi baru lahir. Dalam
seksio sasarea, wajah segera dibersihkan dan mulut serta hidung di sedot.
Sebuah syringe karet lunak atau yang serupa dimasukkan dengan hati-
hati, cukup baik untuk tujuan ini. Sebelum mengeklem dan memotong
tali pusat, hal yang bermanfaat untuk menyedot mulut dan faring lagi
2006).
Asfiksia intrapartum mengesankan hiperkarbia dan hipoksemia
5. Patofisiologi
memperoleh oksigen.
berkurang.
kemerahan.
a. Reaksi Bayi Terhadap Kesulitan Selama Masa Transisi
Normal.
antara lain:
parunya.
salinan.
7. Komplikasi
darah sehingga organ vital seperti otak, jantung, dan kelenjar adrenal
pelepasan vasopresin.
menetap.
8. Pemeriksaan Diagnostik
didapatkan dari laboratorium, yaitu hasil analisis gas darah tali pusat
b. PaCO2 > 55 mm H2
c. PH < 7,30.
9. Penatalaksanaan
a. Membersihkan jalan napas dengan penghisp lendir dan kasa steril
mouth to mouth
dengan cara:
d) Kepala bayi ditutup dengan baik atau topi kepala yang terbuat
dari plastik
d. Apabila nilai APGAR pada menit kelima sudah baik (7-10) lakukan
perawatan selanjutnya:
4) Memandikan bayi
f. Menjelaskan pentingnya:
B. Konsep Neonatus
Neonatus adalah dapat dikatakan dengan singkat masa usia anak dari
tumbuh dan berkembang tidak hanya dimulai dari masa neonatus, namun
1. Karakteristik Anak
dimensi tingkat sel, organ, maupun individu yang bisa diukur dengan
ukuran berat (gram, pon, dan kilogram). Ukuran panjang (cm, meter),
nitrogen tubuh).
dan fungsi tubuh yang lebih kompleks dalam pola yang teratur dan
1. Pengkajian
a. Aktivitas istirahat
adalah bukti tidur dengan gerakan mata cepat (REM), tidur sehari
rata-rata 20 jam.
b. Sirkulasi
Rata-rata nadi apikal 120-160 x/m (115x/m pada 4-6 jam,
dari pada nadi femoralis (tidak adanya nadi femoralis dan dorsalis
Marlynn. E, dkk(2001).
c. Eliminasi
dkk(2001).
Berat badan 2500 sampai 4000 gram, kurang dari 2500 gram
dkk(2001).
e. Neurosensori
dan datar. Kaput sukseneum atau molding mungkin ada selama 3-4
mata boneka sering pada bagian telinga atau sejajar dengan bagian
f. Pernapasan
g. Keamanan
pipi atau dirahang bawah atau area parietal sebagai akibat dari
h. Seksualitas
2. Diagnosa Keperawatan
adalah :
yang kurang.
invasif.
fisiologis.
orang tua.
bayi.
tubuh
b. Resiko tinggi terhadap perubahan nutrisi lebih dari kebutuhan
tubuh
3. Intervensi Keperawatan
Intervensi Keperawtan/Rasional:
bayi)
adekuat
3) Frekuensi dan pola nafas dalam batas yang sesuai dengan usia dan
Intervensi Keperawatan/Rasional
2) Pantau suhu aksila pada bayi yang tidak stabil (gunakan probe
bila digunakan)
diterima
kehilangan panas
(jarang)
konsepsi
nosokomial
Intervensi Keperawatan/Rasional
organisme infektif
2) Pastikan bahwa semua alat yang kontak dengan bayi sudah bersih
atau steril
institusional
Intervesni keperawatan/Rasional
intruksi
Intervensi Keperawatan/Rasional
Intervensi Keperawatan/Rasional
1) Bersihkan kulit dengan air hangat biasa. Gunakan sabun halus non
menghilngkan feses
2) Bersihkan mata setiap hari, dan juga area oral dan popok atau
area popok
1) Kulit tetap bersih dan utuh tanpa tanda-tanda iritasi atau cidera
sebelumnya)
Intervensi Keperawatan/Rasional
1) Kurangi stimulasi lingkungan karena respon stress, khusunya
dan tungkai
jadwal siang/malam
9) Batasi jumlah pengunjung dan staff di dekat bayi pada sekali waktu
12) Kenali tanda-tanda stres fisik dan stimulasi yang berlebihan untuk
serebral
14) Tinggikan kepala tempat tidur atau matras antara 15 dan 20 derajat
ke otak
hemoragi intraventrikuler
h. Nyeri
Intervensi Keperawatan/Rasional
nyeri
premature
mungkin
ketidaknyamanan bayi
nyeri bayi
kekhawatiran mereka
Intervensi Keperawatan/Rasional
Intervensi Keperawatan/Rasional
bayi
pengharapan
Intervensi Keperawatan/Rasional
kedekatan dimulai
mereka
bayi
interval sering
bayi.
Intervensi Keperawatan/Rasional
berkunjung
3) Berikan foto bayi atau benda-benda lain bila saudara kandung tidak
dapat berkunjung
benda kecil lainnya, seperti surat, untuk bayi dan diletakkan pada
(uraikan)
bayi (uraikan)
di rumah
Intervensi Keperawatan/Rasional
bayi
medis.
k. Antisipasi berduka
Intervensi Keperawatan/Rasional
1) Beri kesempatan pada keluarga untuk menggondong bayi mereka
kematian terjadi
dukungan hidup
6) Berikan foto yang diambil sebelum dan setelah kematian bayi pada
belum melakukannya
sikap realisti
kebutuhan tubuh
Tindakan intervensi:
(GUT)
24 jam terakhir
diet.
sosial.
penyimpanan formula
9) Anjurkan melanjutkan penggunaan formula selama 12 bulan
pertama kehidupan
14) Perhatikan warna bayi, usia gestasi, dan berat lahir, dan
17) Rujuk pada pelayanan sosial atau program ibu, bayi, dan anak,
sesuai indikasi
18) Rujuk orang tua pada perawat pediatrik untuk bantuan dengan
dipastikan
Rasional:
bayi.
pertumbuhan
membran mukosa.
aliran ASI
perkembangan
tubuh
Tindakan/intervensi
pertama
Rasional:
lapar.
pencernaan mineral
10) Makan berlebihan meningkatkan risiki masalah
c. Kurang pengetahuan
Tindakan/ intervensi
gigi
anak
tubuh
bayi
Rasional:
zat besi per kg berat badan per hari untuk bayi cukup
erupsi gigi
lebih lanjut.
5) Bimbingn antisipasi berhubungan dengan situasi
dan rubella.
tepat
lanjut medis
Tindakan/Intervensi:
resiko individu
2) Tinjau ulang tanda-tanda infeksi pernapasan atas
udara
pelayanan kesehatan.
Rasional:
pernapasan bayi.
kelembabanny
tonsilitis.
tindak lanjut.
9) Informasi tentang pemberian obat-obatan kapan
meminta bantuan.
Tindakan/Intervensi:
dirumah lainnya.
bayi.
pendukung.
Rasional:
plastik
3) Bahaya aspirasi pada bulan 1 paling sering karena
segera
Tindakan/Intervensi:
Rasional:
Tindakan/Intervensi:
menyejukkan bayi
8) Memberikan rangsang kinetik
Mengidentifikasi kerusakan.
4. Implementasi
diperlukan untuk mecapai tujuan dan hasil yang diperkirakan dari asuhan
5. Evaluasi
Pada tahap ini perawat mengkaji respon klien terhadap intervensi keperawatan
sejauh mana tujuan atau hasil keperawatan telah tercapai. Selanjutnya semua