BAB III
PROGRAM RANCANGAN
Kota Gorontalo terletak di Pulau Sulawesi yang berada pada posisi 00° 28’
17” – 00° 35’ 56” LU dan 122° 59’ 44” – 123° 05’ 59” BT. Dilihat dari letak
Teluk Tomini yang menjadikan kota ini sebagai pusat perdagangan, pusat
Provinsi Gorontalo menetapkan fungsi dan peranan Kota Gorontalo sebagai pusat
6. Kecamatan Dungingi.
8. Kecamatan Hulonthalangi.
9. Kecamatan Sipatana.
36
disebut dengan wilayah kota ( BWK ). Di Kota Gorontalo sendiri sudah terbagi
sendiri, yaitu :
BWK Utara
Meliputi dua kecamatan yaitu kecamatan Kota Utara dan kecamatan Sipatana.
Molosipat U, Tapa, dan Tanggikiki. BWK ini menjadi kegiatan pendidikan, pusat
BWK Selatan
antara lain Kelurahan Tenilo, Donggala, Siendeng, Tenda, dan Pohe. BWK ini
konservasi.
BWK Barat
BWK Timur
Meliputi dua kecamatan yaitu Kecamatan Kota Timur dan Kecamatan Dumbo
Kecamatan Dumbo Raya antara lain Kelurahan Botu, Talumolo, Leato Utara, dan
Leato Selatan. sebagian wilayah kelurahan Padebuolo. BWK ini dijadikan sebagai
BWK Tengah
pendidikan.
Pembagian BWK ini sangat berperan penting dalam penentuan lokasi objek
rancangan. Berdasarkan BWK di atas, maka lokasi Islamic Center berada pada
Gorontalo.
a. Definisi Site
Site adalah kapling yang akan dibangun suatu bangunan lengkap dengan
Entrance (ME), posisi layout dan hal-hal lainnya yang berhubungan dengan
perancangan.
39
b. Kriteria Site
Salah satu hal yang cukup penting dalam pemilihan site adalah dengan
memperhatikan kriteria-kriteria site yang memenuhi syarat dari segi fisik, tata
Dalam penentuan lokasi ini di ambil 2 (dua) alternatif site yang terpilih
a. Site A berada dijalan Prof. Dr. H. Jhon aryo katili, terletak di kelurahan
Tanggikiki.
Dalam penentuan lokasi ini di ambil 2 ( dua ) alternatif site sebagai bahan
1) Site A, berada di Jalan Prof. Dr. H. Jhon aryo katili, berdekatan dengan
Tanah datar
Topografi Topografi tanah
dan tidak
4. dan kondisi 10% berkontur. 0,3% 3% 0,3% 3%
berkontur.
tapak
Aktivitas di
jalan Prof. Dr.
Kepadatan Aktivitas lalu
H. Jhon aryo
5. jalur lalu 10% 0,3% 3% lintas cukup 0,3% 3%
katili dan lalu
lintas tinggi
lintas cukup
tinggi
Catatan: N = Nilai
Dari hasil pembobotan yang sesuai dengan kriteria pemilihan site pada
Batas-batas
Kondisi administratif
Kota : Gorontalo
Kecamatan : Sipatana
Kelurahan : Tanggikiki
Kemiringan site : 0%
4. Analisa Site
ini. Salah satunya adalah kondisi site. Untuk mendukung perancangan site
kondisi eksisting site melalui analisis site. Di antara analisis site meliputi analisis
view.
a. Pencapaian
site, jarak tempuh dari bandara ke lokasi sekitar 2 jam perjalan sedangkan jarak
tempuh dari pelabuhan ke lokasi sekitar 3 jam perjalan. Adapun alat transportasi
yang digunakan untuk mencapai lokasi antara lain dengan angkutan kota (angkot),
kendaraan pribadi, kendaraan roda dua, atau pada saat tertentu juga dilalui oleh
bus yang tujuannya adalah wisata. Untuk mencapai lokasi memang masih belum
45
ada akses berupa jalan masuk ke lokasi, karena lahan yang masih terbuka dan
alami, sehingga untuk masuk ke lokasi cukup dengan masuk ke lokasi secara
langsung. Selain itu, akses dari penduduk sekitar yang melakukan rutinitas bertani
di site, menambah banyaknya akses ke site yang timbul secara alami juga.
nantinya akan dapat menimbulkan masalah kemacetan, oleh karena itu diperlukan
sirkulasi kendaraan pada entrance utama ke dalam site akan dipisahkan dengan
sirkulasi kendaraan yang keluar. Hal ini berdasarkan pada pertimbangan atas site
yang masih terbuka dan juga untuk memberikan ruang yang cukup terhadap
Berdasarkan gambar 3.6 dapat diketahui bahwa akses masuk ke site hanya
melalui jalan Prof. Dr. H. Jhon aryo katili yang berada di sebelah timur dari site.
Jalan Prof. Dr. H. Jhon aryo katili sendiri merupakan jenis jalan kolektor sekunder
yang mempunyai 8 m, terdiri dari 2 jalur dan 2 lajur. Maka dari itu, untuk
memudahkan akses ke site dapat ditentukan oleh pola sirkulasi dalam site dan
dua jenis (Setiono, 2004), yaitu main enterance, yang merupakan pencapaian
utama dan pintu keluar utama. Sedangkan yang kedua adalah side enterance, yaitu
pencapaian kedua dan bersifat servis, serta dapat digunakan sebagai pintu keluar.
main enterance dan side enterance diletakkan sejajar dengan pintu masuk dan
keluar utama. Meskipun demikian, jarak antaranya tidak terlampau jauh dan
cukup memberikan kesan bahwa jalur pencapaian tersebut adalah jalur pencapaian
khusus. Berbeda dengan jalur pencapaian utama baik masuk ataupun keluar yang
Adapun sebagai tanggapan terhadap kondisi site yang demikian seperti yang
model aternatif pencapaian tersebut adalah akses linier dan yang kedua adalah
akses yang membentuk lingkaran. Model akses linier, yaitu akses masuk dan
keluar site berupa garis lurus. Model akses ini kelebihannya adalah untuk masuk
ke site lebih mudah dari arah timur, namun menjadi masalah ketika keluar site.
Permasalahan itu adalah pandangan yang terbatas terhadap arus kendaraan yang
kemacetan karena kendaraan yang melintasi jalan adalah lebih banyak yang
berasal dari arah barat, sehingga alternatif ini memungkinkan bagi pengunjung
ketika keluar site dapat secara langsung melihat terhadap kendaraan yang
datangnya dari barat. Namun kelemahan dari sistem sirkulasi yang demikian
adalah efektivitas waktu tempuh yang relatif lebih banyak untuk memasuki site.
5. Analisa Sirkulasi
terhadap pola sirkulasi yang ada. Hal ini terjadi karena bangunan Islamic Center
perancangan. Di site, saat ini sirkulasi kendaraan hanya berkisar di Jalan Prof. Dr.
H. Jhon aryo katili dari arah barat ke timur atau timur ke barat, sedangkan
sirkulasi untuk pejalan kaki masih menggunakan jalan yang terbentuk secara
Dalam perancangan, sirkulasi pejalan kaki mempunyai porsi yang lebih besar
Sirkulasi pejalan kaki pada perancangan ini adalah sama seperti sirkulasi
fasilitas umum yang dimana pejalan kaki memang harus mendapatkan perhatian
yang lebih, oleh karena itu sirkulasi pejalan kaki mendapatkan porsi yang lebih
Center ini hanya diperbolehkan melalui dropping area sedangkan untuk sirkulasi
sehingga pada bangunan Islamic Center ini bisa diterapkan. Selain itu, sirkulasi
ini bisa diterapkan ke berbagai tema dalam perancangan, seperti arsitektur hijau,
hi-tech ataupun pada tema yang lainnya. Untuk sirkulasi di dalam bangunan
secara umum sirkulasi yang diterapkan tetap cenderung satu arah terhadap massa
bangunan yang ada, tetapi pada titik tertentu terdapat percabangan, hal ini lebih
dikarenakan terdapatnya beberapa fasilitas dan bangunan yang ada dalam satu
51
massa sehingga dapat memudahkan bagi pejalan kaki untuk mencapai tujuannya
sirkulasi kendaraan dan pejalan kaki benar-benar terpisah agar tidak terjadi cross.
diperbolehkan melalui area entrance utama untuk dropping area lalu sirkulasi
diarahkan pada pintu keluar atau masuk ke area parkir. Entrance kendaraan benar-
benar terpisah dari entrance pejalan kaki sehingga untuk mencapai entrance
utama para penumpang harus turun pada dropping area setelah itu berjalan kaki
mobil dan sepeda motor yang terpisah, hal ini dimaksudkan agar keduanya tidak
saling mengganggu dan memakan sirkulasi kendaraan yang lain sehingga lebih
teratur yang diantaranya diberi jalur hijau. Pintu masuk dan pintu keluar
kendaraan tidak diletakkan dalam satu area, hal ini bertujuan untuk menghindari
kepadatan kendaraan yang akan masuk dan keluar dari site sehingga tidak
mobil dan satu arah selebar 6 m, kecuali pada dropping area dirancang lebih lebar
hal ini untuk mengantisipasi penumpukan mobil pada area ini saat menurunkan
penumpang.
52
c. Sirkulasi parkir
ruang luar dari perancangan Islamic Center sehingga kegiatan-kegiatan yang akan
pada perancangan Islamic Center ini terdapat dua alternatif, yaitu sistem parkir
90° dan sistem parkir 45°. Kemudian dari dua model ini dibedakan lagi menjadi
dua jenis peruntukan lahan parkir, yang pertama parkir untuk pengelola dan yang
Kondisi site yang berada di pinggir jalan dan ketinggian bangunan disekitar
yang rata-rata 1 sampai dua lantai, menyebabkan site terkena sinar matahari
langsung dan tidak langsung, bahkan bila perlu seluruh bangunan karena
bila langit tertutup awan maka semua bidang langit merupakan sumber
cahaya.
Selain itu, alternatif lain untuk mengurangi cahaya yang mengenai bangunan
vegetasi maupun shading device pada muka bangunan yang berhadapan langsung
dengan matahari. Juga dengan penerapan bentukan atap bukan datar yang
dilakukan observasi diperoleh data bahwa angin paling banyak adalah berasal dari
arah barat.
55
Maka dari itu, perlu sebuah upaya penanggulan angin supaya angin tidak
masuk secara drastis ke bangunan, salah satu upayanya adalah dengan memecah
angin keluar dan sebagian kedalam lokasi. Hal ini dilakukan karena angin
pendinginan ruang.
dimaksud adalah pohon yang mempunyai daun lebat. Selain sebagai tanggapan
adalah vegetasi yang mempunyai nilai selain keindahan secara arsitektural, namun
juga dapat diambil manfaat dari keberadaan vegetasi tersebut serta merupakan
bagian dari unsur kesetempatan. Misalnya pohon mangga, sebagai salah satu
pohon yang banyak terdapat di Kota Gorontalo. Keuntungan yang dapat diraih
adalah nilai ekonomis dan juda lebatnya daun yang mampu menahan angin dan
debu.
Selain penyelesaian secara alami seperti yang tersebut pada paparan di atas,
upaya untuk mengarahkan angin sekaligus membatasi jumlah angin yang masuk
8. Analisa Kebisingan
Di Jalan Prof. Dr. H. Jhon aryo katili Kota Gorontalo, untuk saat ini hampir
tidak ada penghalang yang mampu meredam tingkat kebisingan pada site. Faktor
yang menyebabkan kebisingan bisa sampai ke site adalah permukaan site yang
Dari gambar 3.18 terlihat bahwa sumber kebisingan paling kuat adalah dari
Jalan Prof. Dr. H. Jhon aryo katili yang merupakan jalan raya dengan dua arah dan
terdiri dari dua lajur. Banyaknya kendaraan bermotor yang melalui jalur tersebut
Hal yang dilakukan dalam mengantisipasi kebisingan yang terjadi adalah dengan
penyelesaian lain yaitu dengan pola penataan massa bangunan. Pola penataan
massa tersebut adalah memberikan ruang yang cukup terbuka dengan maksud
sampai ke bangunan.
Sumber kebisingan lain adalah berasal dari aktivitas warga di sekitar site,
berfungsi sebagai penahan angin pada site. Perlakuan yang lain selain penanaman
lebih, seperti misalnya Masjid, ruang kelas atau perpustakaan menjauh dari
sumber bising.
59
perancangan adalah upaya menghadirkan objek visual yang disebut dengan nilai
menjadi daya tarik visual. Maka dari itu, dalam perancangan Islamic Center ini
objek view dibagai menjadi dua yaitu view ke dalam site dan view ke luar site.
bangunan publik, Islamic Center juga bangunan Islam yang landasannya jelas (al-
Titik penting yang direspon viewnya adalah sepanjang Jalan Prof. Dr. H. Jhon
aryo katili, hal ini dikarenakan dari area tersebut merupakan akses utama menuju
yang secara arsitektur tidak terlalu mencolok, sehingga prioritas dari view ke
dalam dan ke luar adalah ke ruas Jalan Prof. Dr. H. Jhon aryo katili.
B. Analisa Program
1. Fungsi
Dua fungsi pokok dari Islamic Center, yaitu pembinaan dan pengembangan
Ibadah
Pengelolaan
Komersil
Servis
Fungsi Primer, yaitu fungsi utama dari bangunan, antara lain sebagai sarana
a. Pengguna
Para pengguna atau pelaku yang berada di Islamic Center ini terdiri dari:
1) Pengelola
langsung dengan fungsi bangunan, hal ini untuk menjaga stabilitas pengelolaan.
Beberapa aktivitas yang yang dilakukan oleh pengelola adalah seperti yang
2) Pengunjung
Pengunjung Islamic Center tidak hanya berasal dari wilayah Provinsi Gorontalo
saja, namun dikarenakan lokasinya berada pada Kota Gorontalo yang sebagai Ibu
63
Pengunjung umum yang datang untuk menggunakan fasilitas umum yang ada
membeli souvenir.
1) Pengelola
Datang:
- berjalan
- parkir kendaraan
64
Enterance
Kegiatan dalam
bangunan:
Pulang:
- Melakukan
- berjalan kaki
aktivitas sesuai
bidang masing- - naik kendaraan
masing
Pengajar/Instruktur
Datang:
Enterance
- berjalan
- parkir kendaraan
Kegiatan dalam
bangunan: Pulang:
- Mengajar - berjalan kaki
- Membimbing - naik kendaraan
- Memberi pelatihan
2) Pengunjung
65
Pengunjung umum
Datang:
- berjalan Enterance
- parkir kendaraan
Informasi
Kegiatan dalam
bangunan:
- Berjalan-jalan
- Melihat-lihat Pulang:
- Menggunakan fasilitas - berjalan kaki
- I’tikaf - naik kendaraan
- Mendengarkan
ceramah agama
Pengunjung khusus
Datang:
- berjalan Enterance
- parkir kendaraan
Enterance
Kegiatan dalam
bangunan:
- Mengikuti pelatihan
dan pendidikan Pulang:
- Ekplorasi kemampuan - berjalan kaki
diri - naik kendaraan
- Menggunakan fasilitas
- diskusi
Gambar 3.26 Skema Aktivitas Pengunjung Khusus dalam Islamic Center
3. Kebutuhan Ruang
66
Dari hasil analisis fungsi dan studi literatur, maka ruang-ruang yang
Masjid
Kantor pengelola
Perpustaan
Ruang Pertemuan
Pujasera
Mess
Taman
Pos keamanan
Gudang
Parkir
Sifat Ruang
No Fasilitas No Nama Ruang
Publik Privat Service
1 2 3 4 5 7 8
1. Masjid 1. R. Imam/Mihrab dan
mimbar
2. R. shalat/liwan utama
3. R. Serambi luar
4. R. Wudhu pria
5. R. Wudhu wanita
6. Toilet pria (urinoir)
7. Toilet pria (WC)
8. Toilet wanita (WC)
9. R. Electrikal/audio
10. Gudang
Sifat Ruang
No Fasilitas No Nama Ruang
Publik Privat Service
1 2 3 4 5 7 8
3. Kegiatan 1. Hall room
Pusat
pembinaan,
pengemban
gan dan
penelitian
2. R. Kelas
3. R. Pengajar
4. R. Laboratorium bahasa
5. R. Laboratorium
komputer
6. R. Laboratorium Kajian
Al Qur’an
7. Auditorium
8. Toilet
9. Gudang
4. R. Receptionis
5. R. Tunggu
6. Toilet
6. Dapur
7. Pantry
8. Gudang
4. Hubungan Ruang
71
72
a. Masjid
b. Kantor pengelola
Gambar 3.30 Pola Organisasi Ruang Pusat Pembinaan, Pengembangan dan Penelitian
(Sumber : Hasil Analisa Pribadi, 2013)
d. Perpustakaan
f. Ruang Pertemuan
g. Pujasera
h. Mess
i. Pos keamanan
6. Sirkulasi Ruang
fasilitas sehingga konsep yang digunakan adalah massa banyak yang terbagi
menurut jenis kegiatan dan sifat dari tiap-tiap bangunan. Dengan melihat letak dan
karakter site yang memanjang sangat menunjang realisasi secara berurutan dalam
perancangannya. Maka dari itu, perlu direncakan pola sirkulasi baik yang terdapat
analisa pola sirkulasi yang cocok untuk diterapkan dalam perancangan ini.
79
2. Radial
3. Spiral
4. Grid
5. Jaringan
6. Komposit
Fleksibel, dan
menjadikan alur
sirkulasi menjadi Membingungkan
dinamis
beberapa pola atau model yang bersesuaian dengan perancangan. Maka dari itu,
pola sirkulasi tersebut diterapkan ke dalam dua model sirkulasi, yaitu sirkulasi
Untuk sirkulasi dalam bangunan, pola sirkulasi yang diambil adalah pola
sirkulasi linier, sedangkan untuk sirkulasi site pola sirkulasi yang diambil adalah
sirkulasi linier dan sirkulasi radial. Pengambilan model tersebut didasarkan pada
sifat dan kebutuhan sirkulasi yang ada pada bangunan maupun site.
7. Orientasi Ruang
Arah orientasi bangunan pada Islamic Center adalah mengambil dari orientasi
umat Islam saat menjalankan ibadah shalat yaitu mengahadap kearah kiblat.
Untuk daerah Gorontalo dan sekitarnya arah orientasi ini mengarah pada 23°
kearah barat laut. Namun tidak semua bangunan berorientasi pada arah tersebut,
melainkan arah orientasi Masjid sebagai sentral dari Islamic Center. Sedangkan
bangunan yang lain adalah menyesuaikan dengan arah site yang kebetulan secara
orientasi kemiringannya adalah mendekati arah 23° ke barat laut. site yang
diambil sangat tepat mengarah pada 23° kearah barat laut yang menghadap pada
area yang nantinya sangat mempermudah untuk menentukan pola peletakan massa
dalam perancangan.
Tujuan dari analisis ini adalah untuk mengetahui potensi sebuah lingkungan
yang pada akhirnya nanti bisa dikembangkan untuk kebutuhan penciptaan suasana
luar ruangan yang kondusif. Selain itu, elemen-elemen yang ada pada bangunan
baik yang berada di dalam ataupun diluar bangunan dapat saling mendukung satu
sama lain.
luar aktif merupakan ruang luar yang digunakan untuk mendukung kegiatan yang
82
ada dalam bangunan, misalnya penyediaan lahan parkir. Sedangkan yang kedua
adalah ruang luar pasif merupakan ruang luar yang tidak terdapat kegiatan.
Namun, biasanya pada ruang luar pasif ini dapat digunakan untuk lahan
penghijauan, resapan air, ditanam tumbuhan untuk barrier kebisingan, dan tempat
9. Besaran Ruang
Selain itu, juga dilakukan studi banding terhadap dimensi objek sejenis dan
a. Masjid
Masjid adalah fasilitas utama yang harus ada dalam perancangan, karena hal
ini terkait langsung dengan fungsi bangunan secara umum. Dalam perancangan
masjid ini elemen pokok yang terdapat dalam masjid serta nilai-nilai Islam dan
Kiblat
Kiblat adalah arah orientasi bagi umat Islam dalam menjalankan ibadah shalat
Mihrab adalah tempat dimana imam memimpin shalat berjamaah yaitu tempat
paling depan saat melakukan shalat, sedangkan mimbar adalah tempat pemuka
83
Pada umumnya Mihrab dan Mimbar berada dalam satu tempat, hal ini disebabkan
karena selain keduanya terletak paling depan, penceramah juga bertindak sebagai
imam shalat.
Liwan
Liwan adalah ruang bagi para jamaah, baik saat shalat maupun saat
Ruang Wudhu
Ruang ini berfungsi untuk para jamaah untuk mensucikan diri sebelum
b. Kantor pengelola
19. R. Istirahat dan pantry 5% dari luas NAD 5% x 288 = 14,4 14,4 m²
kantor m²
20. Locker 2% dari luas NAD 2% x 288 = 5,76 5,76 m²
kantor m²
21. Toilet WC pria = NAD 2 WC pria (2 x 10,96 m²
1,8 m²/unit 1,8 = 3, 6 m²)
Urinoir = 0,4 4 urinoir (4 x
m²/unit 0,4 = 1,6 m²)
Wastafel = 2 wastafel (2 x
0,54 m²/unit 0,54 = 1,08 m²)
WC wanita = 2 WC wanita (2
1,8 m²/unit x 1,8 = 3, 6 m²)
Wastafel = 2 wastafel (2 x
0,54 m²/unit 0,54=1,08 m²)
22. Gudang 4% dari luas NAD 4% x 288 = 11,52 m²
kantor 11,52 m²
23. Sirkulasi 30% x luas 30% x 330,63 99,189 m²
total m² = 99,189 m²
Total Luasan total + 429,819 m²
sirkulasi =
330,63 + 99,189
= 429,819 m²
umat Islam. Yang dimaksud pembinaan disini adalah pembinaan akhlak bagi umat
muslim dan juga dilengkapi sarana pendidikan nonformal antara lain: Ilmu
Syari’at, Ilmu Fiqih, Seni Tilawah, Tafsir Al-Qur’an, Lab. Bahasa dan Komputer,
Kelas Baca dan Tulis, dan lain-lain. Fasilitas ini juga berfungsi sebagai sarana
Disamping kedua fungsi tadi, juga dapat berperan sebagai media membantu
d. Perpustakaan
Fasilitas ini sangat dekat hubungannya dengan dunia pendidikan dan ilmu
pengetahuan, karena dalam ajaran agama Islam, pendidikan mempunyai nilai yang
paling tinggi. Hal ini diperkuat dengan oleh ayat yang pertama kali diturunkan
kepada Nabi Muhammad SAW pada surat Al-Alaq adalah seruan untuk membaca
Fasilitas ini bertujuan menyediakan wadah bagi umat Islam yang bersifat
f. Ruang Pertemuan
g. Pujasera
h. Mess
7. Pantry Asumsi 10 m² 10 m²
i. Pos keamanan
2. R. Genzet Asumsi 40 m²
3. R. Pompa Asumsi 30 m²
4. R. Mesin AC Asumsi 70 m²
1. Masjid 1477,96 m²
lahan yang dimiliki, konfigurasi massa agar mendapat view maksimal dan
terdapat fasilitas utama berupa masjid yang merupakan pusat dari segala kegiatan
yang ada pada Islamic Center ini. Selain itu terdapat fasilitas yang juga
merupakan pendukung dari beberapa kegiatan yang ada, yaitu pusat pembinaan,
convention hall, wisma tamu dan restoran, serta masih terdapat penunjang lainnya
C. Zoning
sehingga konsep yang digunakan adalah massa banyak yang terbagi menurut jenis
kegiatan dan sifat dari tiap-tiap bangunan. Dengan melihat letak dan karakter site
perancangannya. Dasar peletakan massa mengacu pada pembagian fase yang telah
pendalaman.
site dan yang akan terjadi di dalam site, selain itu juga adalah atas pertimbangan
menghadap Jalan Prof. Dr. H. Jhon aryo katili karena pertimbangan aksesibilitas.
Bagian publik diletakkan dibagian terdepan paling dekat dengan jalan akses
sedangkan untuk bagian yang bersifat privat diletakkan paling jauh dari jalan. Hal
97
utama.
Secara garis besar, konsep struktur pada perancangan Islamic Center ini
a. Sub struktur
Adalah struktur pada bagian bawah pada bangunan yang berfungsi sebagai
penyalur beban dari struktur ke dalam tanah. Berdasarkan kondisi tanah pada
lokasi site perancangan dan beban yang dipikul, maka struktur yang dipilih adalah
diperoleh, yaitu proses pemasangan lebih cepat, dapat menahan beban yang besar
b. Upper struktur
98
Merupakan struktur pada bagian atas bangunan, mulai dari badan bangunan
sampai atap bangunan yang berfungsi menyalurkan beban struktur ke sub struktur.
Struktur yang dipilih untuk Islamic Center ini adalah sistem pembalokan rusuk
satu arah, dimana plat ditumpu oleh balok rusuk yang jarak antar balok rusuk
saling berdekatan.
1. Konsep Bahan
Dasar pemilihan bahan dalam perancangan Islamic Center ini daam mengacu
pada prinsip kedaerahan dan aspek kelokalan karena berkaitan langsung dengan
karena berkaitan dengan iklim yang ada di site. Maka bahan yang dipilih untuk
a. Lantai
Penggunaan lantai berbeda antara satu dengan yang lainnya bergantung pada
b. Dinding
Center ini, karena banyak ruang-ruang yang mebutuhkan untuk sebagai akustik
dan ada yang tidak. Adapun cara yang dilakukan untuk memperoleh dinding yang
nyaman adalah:
Bahan yang dipilih untuk plafon adalah gypsum, pemilihan ini didasarkan
Sedangkan untuk kesan yang ditimbulkan adalah mewah dan kaku dan dapat
d. Atap
Atap yang dipilih dalam desain adalah atap miring, karena untuk iklim tropis
lembab yang paling memungkinkan adalah atap miring (antara 30o - 45o).
2. Konsep Utilitas
a. Sistem Penghawaan
penghawaan pasif, sitem penghawaan pasif terdapat pada tiap massa bangunan
penghawaan aktif menggunakan sistem AC split pada tiap ruangan. Untuk ruang
Sumber air bersih yang didapat dari PDAM ditampung di reservoir bawah,
ke tiap-tiap shaft dengan menggunakan gravitasi. Sedangkan untuk air kotor yang
101
ada, dialirkan menuju instalasi pengolahan limbah yang terletak di area servis.
Setelah mengalami proses tertentu, air olahan bisa dibuang ke saluran riol kota.
Gambar 3.33 Skema Jalur Air Bersih dan Skema Pembuangan Kotoran
Air kotor padat dibuang melalui pipa-pipa yang melewati shaft, kemudian
penyaringan dan pengendapan air kotor akan disalurkan ke dalam tangki resapan.
Air kotor cair adalah berasal dari WC dan sebagainya kemudian dialirkan ke
3) Air hujan
Pembuangan air hujan adalah melalui saluran kota dengan dilengkapi adanya
bak kontrol pada setiap jarak tertentu dan pada persimpangan jalur. Bak kontrol
tersebut adalah untuk memudahkan untuk pengecekan bila terjadi kemacetan atu
c. Sistem Kelistrikan
sehingga dapat menghemat energi serta biaya. Sumber listrik yang digunakan
dalam perancangan Islamic Center ini adalah berasal dari PLN, yang amsuk
melalui gardu PLN dan ruang panel utama kemudian diletakkan di area servis.
cadangan.
d. Sistem Keamanan
bahaya tindak kriminal dan bahaya terhadap bencana alam. Untuk bahaya
terhadap bencana alam yang paling menjadi prioritas adalah bahaya petir, karena
lokasi masih sangat terbuka sehingga peluang untuk terkenanya petir sangat besar.
103
1. Bahaya kebakaran
pemadam kebakaran yang praktis, mudah digunakan dan mudah dijangkau. Alat-
1) Heat detector
2) Smoke detector
Suatu alat untuk mendeteksi asap apabila terjadi kebakaran atau pun asap
yang timbul dari asap rokok, asap pembakaran kertas, asap pembakaran sampah
3) Flame detector
TPM adalah suatu alat berupa tombol yang ditekan secara manual jika terjadi
suatu kebakaran.
5) Lampu darurat
Suatu alat berupa lampu yang akan menyala begitu alarm aktif dengan kata
lain sebagai tanda darurat bila terjadi sesuatu. Biasanya pada lampu ini berwarna
Sistem ini akan mematikan sarana yang ada secara otomatis jika terjadi
kebakaran. Contohnya lift tidak akan berfungsi jika sistem mendeteksi terjadi
kebakaran.
104
Penunjuk arah ini dipasang di sepanjang jalur sirkulasi, koridor pintu darurat
8) Sprinkler
Alat untuk memadamkan api dengan cara menyemprotkan air atau bahan
pemadam lainnya seperti gas tertentu. Radius yang adapt dijangkau adalah
25m2/unit.
9) Hidran kebakaran
Alat pemadam yang digunakan dengan cara disemprotkan. Dalam alat ini
berisi bahan kimia yang dapat memadamkan api bila terjadi kebakaran dan alat ini
Tangga ini berfungsi sebagai tempat melarikan diri bila terjadi kebakaran.
CCTV, alarm dan dengan adanya penjaga yang selalu siaga untuk membantu
3. Bahaya petir
dari bahan copper spit. Perletakan dari bahan copper spit tersebut di letakkan pada
bagian bagian paling tinggi dari bangunan yang kemudian dihubungkan dengan
Berdasarkan sifat dan fungsi bangunan yang ada, maka sirkulasi yang
adalah 3 lantai.