Anda di halaman 1dari 14

SATUAN ACARA PENYULUHAN

KEJANG DEMAM

Topik : Promosi Kesehatan Untuk Bayi/Balita

Pokok Bahasan : Kejang Demam

Sasaran : Keluarga Pasien

Hari/tanggal : Selasa, 10 Maret 2020

Waktu : 15 menit

Tempat : Ruang Aster RSUD Margono

Penyaji : Fikri Kurnia Hidayati

I. LATAR BELAKANG

Anak merupakan hal yang penting artinya bagi sebuah keluarga. Selain

sebagai penerus keturunan, anak pada akhirnya juga sebagai generasi penerus

bangsa. Oleh karena itu tidak satupun orang tua yang menginginkan anaknya jatuh

sakit, lebih-lebih bila anaknya mengalami kejang demam.

Kejang demam adalah bangkitan kejang yang terjadi pada kenaikan suhu

tubuh (suhu mencapai >38C). kejang demam dapat terjadi karena proses

intracranial maupun ekstrakranial. Kejang demam terjadi pada 2-4% populasi

anak berumur 6 bulan sampai dengan 5 tahun (Amid dan Hardhi, NANDA NIC-

NOC, 2013).

Kejang demam merupakan gangguan transien pada anak yang terjadi

bersamaan dengan demam. Keadaan ini merupakan salah satu gangguan

neurologik yang paling sering dijumpai pada anak-anak dan menyerang sekitar
4% anak. Kebanyakan serangan kejang terjadi setelah usia 6 bulan dan biasanya

sebelum usia 3 tahun dengan peningkatan frekuensi serangan pada anak-anak

yang berusia kurang dari 18 bulan. Kejang demam jarang terjadi setelah usia 5

tahun. (Dona L.Wong, 2010).

Kejang demam merupakan kedaruratan medis yang memerlukan

pertolongan segera. Diagnosa secara dini serta pengelolaan yang tepat sangat

diperlukan untuk menghindari cacat yang lebih parah, yang diakibatkan bangkitan

kejang yang sering. Untuk itu tenaga perawat/paramedis dituntut untuk berperan

aktif dalam mengatasi keadaan tersebut serta mampu memberikan asuhan

keperawatan kepada keluarga dan penderita, yang meliputi aspek promotif,

preventif, kuratif dan rehabilitatif secara terpadu dan berkesinambungan serta

memandang klien sebagai satu kesatuan yang utuh secara bio-psiko-sosial-

spiritual. Prioritas asuhan keperawatan pada kejang demam adalah :

Mencegah/mengendalikan aktivitas kejang, melindungi pasien dari trauma,

mempertahankan jalan napas, meningkatkan harga diri yang positif, memberikan

informasi kepada keluarga tentang proses penyakit, prognosis dan kebutuhan

penanganannya

II. TUJUAN

1. Tujuan Instruksional Umum

Setelah mengikuti penyuluhan tentang kejang selama + 15 menit, keluarga

bisa memahami dan mengerti tentang kejang.


2. Tujuan Instruksional Khusus

Setelah mengikuti penyuluhan keluarga diharapkan mampu :

a) Menjelaskan pengertian tentang kejang

b) Menjelaskan macam-macam kejang

c) Penyebab kejang

d) Tanda dan gejala kejang

e) Menjelaskan tindakan pertolongan kejang

III. MATERI

1. Pengertian Kejang Demam

2. Penyebab Kejang Demam

3. Klasifikasi Kejang Demam

4. Tanda dan Gejala Kejang Demam

5. Prognosis Kejang Demam

6. Penatalaksanaan Kejang Demam

(Terlampir)

IV. SASARAN

Keluarga pasien (An. N) yang di rawat di Ruang Kanthil RSUD Banyumas

V. METODE

Ceramah dan tanya jawab.


VI. MEDIA

Leaflet

Lembar Balik

VII. PROSES/KEGIATAN PENYULUHAN

Tahap
Kegiatan Penyuluh Kegiatan Peserta Metode Waktu
Kegiatan

Pembukaan 1. Memberi salam Ceramah 2 menit

2. Memperkenalkan diri 1. Menjawab salam

3. Menjelaskan tujuan dari 2. Mendengarkan

penyuluhan 3. Mendengarkan

4. Melakukan kontrak 4. Mendengarkan

waktu

Penyampaian Penyampaian materi : Ceramah 8 menit

dan tanya
1. Menjelaskan tentang 1. Mendengarkan &
jawab
pengertian kejang memperhatikan

demam 2. Mendengarkan &

2. Menyebutkan penyebab memperhatikan

kejang demam 3. Mendengarkan &

3. Menyebutkan memperhatikan

penyebab kejang. 4. Mendengarkan &

4. Tanda dan Gejala memperhatikan

kejang demam 5. Mendengarkan &

memperhatikan
5. Menjelaskan tindakan

yang dilakukan saat

kejang

Penutup 1. Mengevaluasi 1. Menjawab Tanya 5  menit

pengetahuan peserta pertanyaan jawab

dengan menanyakan 2. Mendengarkan dan

materi yang sudah memperhatikan

dijelaskan 3. Mendengarkan dan

2. Menarik kesimpulan meperhatikan

dari materi penyuluhan

3. Menutup penyuluhan

(salam)

VIII. EVALUASI PEMBELAJARAN

1. Prosedur

a. Selama proses pembelajaran berlangsung

b. Selesai penyuluhan

2. Bentuk test

Lisan

3. Jenis test

Lisan

4. Alat-alat test

a. Tes awal
1. Apa pengertian kejang demam?

2. Apa penyebab dari kejang demam?

3. Apa saja tanda dan gejala kejang demam?

4. Bagaimana pertolongan pertama pada kejang demam?

b. Tes Akhir

Pertanyaan sama dengan tes awal

Lampiran

KEJANG DEMAM

A. Definisi
Kejang demam adalah bangkitan kejang yang terjadi pada kenaikan

suhu tubuh (suhu mencapai >38C). kejang demam dapat terjadi karena

proses intracranial maupun ekstrakranial. Kejang demam terjadi pada 2-

4% populasi anak berumur 6 bulan sampai dengan 5 tahun (Amid dan

Hardhi, NANDA NIC-NOC, 2013).

Kejang demam merupakan gangguan transien pada anak yang

terjadi bersamaan dengan demam. Keadaan ini merupakan salah satu

gangguan neurologik yang paling sering dijumpai pada anak-anak dan

menyerang sekitar 4% anak. Kebanyakan serangan kejang terjadi setelah

usia 6 bulan dan biasanya sebelum usia 3 tahun dengan peningkatan

frekuensi serangan pada anak-anak yang berusia kurang dari 18 bulan.

Kejang demam jarang terjadi setelah usia 5 tahun. (Dona L.Wong, 2010).

B. Etiologi

Penyebab dari kejang demam adalah sebagai berikut : (Hidayat, 2012)

1. Faktor-faktor prenatal

2. Malformasi otak congenital

3. Faktor genetika

4. Penyakit infeksi (ensefalitis, meningitis)

5. Demam

6. Gangguan metabolisme

7. Trauma

8. Neoplasma, toksin

9. Gangguan sirkulasi
10. Penyakit degeneratif susunan saraf

11. Respon alergi atau keadaan imun yang abnormal.

C. Manifestasi Klinis

Ada 2 bentuk kejang demam (menurut Lwingstone), yaitu:

1. Kejang demam sederhana (Simple Febrile Seizure), dengan ciri-ciri

gejala klinis sebagai berikut :

a.Kejang berlangsung singkat, < 15 menit

b.Kejang umum tonik dan atau klonik

c.Umumnya berhenti sendiri

d.Tanpa gerakan fokal atau berulang dalam 24 jam

2. Kejang demam komplikata (Complex Febrile Seizure), dengan ciri-

ciri gejala klinis sebagai berikut :

a. Kejang lama > 15 menit

b. Kejang fokal atau parsial satu sisi, atau kejang umum

didahului kejang parsial

c. Berulang atau lebih dari 1 kali dalam 24 jam.

D. Klasifikasi Kejang Demam

1. Kejang demam sederhana

1) Dikeluarga penderita tidak ada riwayat epilepsi

2) Sebelumnya tidak ada riwayat cedra otak oleh penyakit apapun

3) Serangan kejang demam yang pertama terjadi antara usia 6 bulan – 6

tahun

4) Lamanya kejang berlangsung < 20 menit


5) Kejang tidak bersifat tonik klonik

6) Tidak didapatkan gangguan atau abnormalitas pasca kejang

7) Sebelumnya juga tidak didapatkan abnormalitas neurologi atau

abnormalitas perkembangan

8) Kejang tidak berulang dalam waktu sngkat

9) Tanpa gerakan focal dan berulang dalam 24 jam ( Ridha, 2014).

2. Kejang demam kompleks

Terdapat gangguan kesadaran, walaupun pada awalnya sebagai

kejang parsial simpleks. Dapat mencangkup otomatisme atau gerakan

otomatik; mengecap-ecapkan bibir, mengunyah, gerakan mencongkel

yang berulang-ulang pada tangan, dan gerakan tangan lainnya. Dapat

tanpa otomatisme tatapan terpaku. ( Ridha, 2014).

E. Patofisiologi

Menurut (Hidayat, 2012) pada keadaan demam kenaikan suhu 1oC

akan mengakibatkan kenaikan metabolisme basal 10-15 % dan kebutuhan

oksigen akan meningkat 20%. Pada anak 3 tahun sirkulasi otak mencapai

65 % dari seluruh tubuh dibandingkan dengan orang dewasa yang hanya

15 %. Oleh karena itu kenaikan suhu tubuh dapat mengubah

keseimbangan dari membran sel neuron dan dalam waktu yang singkat

terjadi difusi dari ion kalium maupun ion natrium akibat terjadinya lepas

muatan listrik. Lepas muatan listrik ini demikian besarnya sehingga dapat

meluas ke seluruh sel maupun ke membran sel sekitarnya dengan bantuan

“neurotransmitter” dan terjadi kejang. Kejang demam yang berlangsung


lama (lebih dari 15 menit) biasanya disertai apnea, meningkatnya

kebutuhan oksigen dan energi untuk kontraksi otot skelet yang akhirnya

terjadi hipoksemia, hiperkapnia, asidosis laktat disebabkan oleh

metabolisme anerobik, hipotensi artenal disertai denyut jantung yang tidak

teratur dan suhu tubuh meningkat yang disebabkan makin meningkatnya

aktifitas otot dan mengakibatkan metabolisme otak meningkat.

F. Komplikasi

Menurut Hidayat (2012), komplikasi yang dapat terjadi pada anak

dengan Kejang Demam, yaitu :

1.Kejang berulang

2.Epilepsi

3.Hemiparese

G. Penatalaksanaan medis

Menurut Wong (2010), penatalaksanaan medis untuk kejang demam

mencakup :

1. Pengobatan

a. Pengobatan fase akut

Obat yang paling cepat menghentikan kejang demam adalah diazepam

yang diberikan melalui interavena.

Dosis awal : 0,3 – 0,5 mg/kg/dosis IV (perlahan-lahan).

Bila kejang belum berhenti dapat diulang dengan dosis yang sama

setelah 20 menit.

b. Turunkan panas
Anti piretika : parasetamol / salisilat 10 mg/kg/dosis.

Kompres air hangat

2. Pencegahan

a. Pencegahan berkala (intermitten) untuk kejang demam sederhana. Beri

diazepam dan antipiretika pada penyakit-penyakit yang disertai

demam. Pencegahan kontinyu untuk kejang demam komplikasi, dapat

digunakan :

Penobarbital: 5-7 mg/kg/24 jam dibagi 3 dosis

Fenitorri :2-8 mg/kg/24 jam dibagi 2-3 dosis

Diazepam :(indikasi khusus)

H. Upaya Penanganan Kejang Demam Pada Anak

1. Pada saat anak demam, ukur dengan termometer, bila suhu tubuh anak

diatas 37,5 C , segera beri obat penurun panas yang mengandung

parasetamol.

2. Kompres dengan lap hangat ( jangan air dingin atau alkohol ).

3. Pindahkan benda – benda keras atau tajam yang berada dekat anak

untuk mencegah cedera bila anak sedang kejang.

4. Bila kejang disertai muntah, miringkan tubuh anak untuk menghindari

tertelannya cairan muntahnya sendiri yang bisa mengganggu

pernafasan.

5. Bila kejang terjadi, dapat diberikan obat diazepam rectal yang

dimasukkan ke dubur.
6. Jangan memberi minuman ataupun makanan segera setelah berhenti

kejang, tunggu beberapa saat setelah anak benar – benar sadar untuk

menghindari anak tersedak.

7. Segera bawa anak ke dokter atau klinik untuk mendapat pertolongan

lebih lanjut. Jangan terpaku hanya pada lamanya kejang dan usahakan

untuk mencari dokter atau klinik yang terdekat dengan rumah untuk

menghindari resiko yang lebih berbahaya akibat terlambat mendapat

pertolongan pertama.

I. Pertolongan pertama pada kejang demam

Sikap saat menghadapi anak yang terserang kejangdemamialah :

- Tidak panik

- Lindungi anak dari kemungkinan kecelakaan dengan meletakkan

anakpada dasar yang lembut

- Tempatkan badan dan kepala anak dalam posisi miring

- Jangan menekan/menahan gerakan kejang yang sedang terjadi

- Jangan memasukkan jari atau alat-alat ke mulut anak

- Jangan memberi obat ke mulut anak

- Jangan membasahi badan anak dengan air dingin

- Catat lamanya kejang, kalau lebih dari 5 menit segera antar ke Rumah

Sakit
- Setelah kejang demam berakhir, perlu konsultasi ke dokter untuk

mencari pemicu damam dankejang serta mendapat saran dan obat

untuk pencegahan kejang demam di masa yang akan datang.

J. Pencegahan Berulang

a. Mengobati infeksi yang mendasari kejang

b. Penkes tentang :

- Tersedianya obat penurun panas yang didapat atas resep dokter

- Tersedianya obat pengukur suhu dan catatan penggunaan

termometer, cara pengukuran suhu tubuh anak, serta keterangan

batas-batas suhu normal pada anak ( 36-37ºC)

- Anak diberi obat anti piretik bila orang tua mengetahuinya pada saat

mulai demam dan jangan menunggu sampai meningkat

- Memberitahukan pada petugas imunisasi bahwa anaknya pernah

mengalami kejang demam bila anak akan diimunisasi.

K. Mencegah Terjadinya Kejang Demam

Karena pemicu kejang demam ialah demam tinggi yang timbul mendadak,

maka bila anak menderia demam , usahakan segera menurunkan demam

dengan :

1. Kompres kepala dan seka badan dengan air

2. Jangan memakai baju tebal

3. Jangan membalut tubuh dengan selimut tebal

4. Beri obat penurun demam misalnya Parasetamol atau Ibuprofen secara

teratur sesuai saran dokter


DAFTAR PUSTAKA

Amid dan Hardhi, 2013. Diagnosis keperawatan, NANDA NIC-NOC. Jakarta:


EGC

Donna L, Wong. 2010. Pedoman Klinis Keperawatan Anak, alih bahasa: Monica
Ester. Jakarta: EGC.
Hidayat, Azis Alimul. (2012). Pengantar Ilmu Keperawatan Anak I. Edisi:1.
Jakarta: Salemba medika.

Nabiel, Ridha. 2014. Rencana Asuhan Keperawatan Pediatrik. Buku


Kedokteran. EGC.

Nurarif, L., Kusuma, J. 2015. Diagnosa Keperawatan Aplikasi pada Praktek


Klinis. Jakarta : EGC

Wilson, David, dkk. 2013. Buku Ajar Keperawatan Pediatrik. Jakarta : Buku
kedokteran. EGC.

Anda mungkin juga menyukai