Anda di halaman 1dari 20

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Perkembangan teknologi material keramik pada saat ini telah diarahkan kepada
spesifikasi kegunaannya dalam berbagai kebutuhan, antara lain : kebutuhan rumah
tangga, industri mekanik, elektronika, cordierite, refraktori, teknologi ruang angkasa,
keramik berpori , dan lain sebagainya.
Industri keramik telah bermula dalam tahun 4500 sebelum Masehi yang di usahakan
oleh penduduk di perkampungan neolitik di dalam daerah Shanxi di negeri China.
Industri keramik pada masa itu hanya tertumpu pada penghasilan tembikar. Tembikar
tertua di temui di England, dapat di kesan kembali pada pertama tahun masehi dan
penaklukan Roma. Antara masa itu dan 1500 tahun Masehi, perkembangan yang paling
penting adalah porselin yang dapat memantulkan cahaya. Aktiviti di England bermula
dengan tembikar eistercian pada awal abad ke enam belas. Abad ketujuh belas mulai
nampak permulaan industri tembikar Inggris melalui Tofst bersaudara yang membuat
tembikar slip di Staffordshire. Dalam abad ke delapan belas menampakkan bibit
perkembangan yang telah menjadikan industri tembikar sebagaimana yang terdapat pada
hari ini.
Di bagian akhir abad ini pengenalan api elektro telah membawa kepada bibit
permulaan industri porselin elektro.
Dalam tempoh selepas perang dunia kedua, industri keramik tertumpu kepada produksi yang
boleh memberikan ciri-ciri yang istimewa serta Modern. Ia dihasilkan daripada bahan
mentah alami atau sintetis atau campuran yang melibatkan metode berteknologi modern.
Keramik jenis ini digolongkan kepada keramik Modern atau advance keramik.

1.2 Rumusan Masalah


1. Apakah yang dimaksud dengan keramik ?
2. Apa saja komposisi keramik ?
3. Bagaimana sifat dari bahan keramik? 
4. Apa saja jenis-jenis bahan keramik ?
5. Bagaimana proses pembuatan keramik ?

1
6. Bagaimana metoda uji bahan keramik ?
7. Apa saja kegunaan dan manfaat dari keramik ?

1.3 Tujuan Penulisan


1. Untuk mengetahui definisi dari keramik ?
2. Untuk mengetahui komposisi dari bahan keramik ?
3. Untuk mengetahui sifat dari bahan keramik? 
4. Untuk mengetahui jenis-jenis bahan keramik ?
5. Untuk mengetahui proses pembuatan keramik ?
6. Untuk mengetahui metoda uji bahan keramik ?
7. Untuk mengetahui kegunaan dan manfaat dari keramik ?

2
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Definisi

Keramik pada awalnya berasal dari bahasa Yunani,keramikos, yang artinya suatu
bentuk dari tanah liat yang telah mengalami proses pembakaran. Kamus dan ensiclopedia
tahun 1950-an mendefinisikan keramik sebagai suatu hasil seni dan teknologi untuk
menghasilkan barang dari tanah liat yang dibakar seperti gerabah, genteng, porselin, dan
sebagainya. Tetapi saat ini tidak semua keramik berasal dari tanah liat. Definisi pengertian
keramik terbaru mencakup semua bahan bukan logam dan anorganik yang berbentuk padat.
(Yusuf, 1998;2)

2.2 Komposisi Keramik

Komposisi keramik pada umumnya terdiri dari 4 : Tanah Liat (clay), Kwarsa (flint),
feldsfar, dan serbuk kaca (cullet).
2.2.1 Clay/tanah liat mengandung hidrated aluminum silica (Al2O3.2SiO2.2H2O)
Tanah liat sebagai bahan pokok untuk pembuatan keramik, merupakan salah satu
bahan yang kegunaannya sangat menguntungkan bagi manusia karena bahannya yang
mudah didapat dan pemakaian hasilnya yang sangat luas. Kira-kira 70% atau 80% dari
kulit bumi terdiri dari batuan merupakan sumber tanah liat. Tanah liat banyak ditemukan
di areal pertanian terutama persawahan. Dilihat dari sudut ilmu kimia, tanah liat termasuk
hidrosilikat alumina dan dalam keadaan murni mempunyai rumus: Al2O3.2SiO2.2H2O
dengan perbandingan berat dari unsur-unsurnya: Oksida Silinium (SiO2) 47%, Oksida
Aluminium (Al2O3) 39%, dan Air (H2O) 14% (Gatot, 2003 dalam Abdullah, 2005).
Bentuknya seperti lempengan kecil-kecil hampir berbentuk segi enam dengan
permukaan yang datar. Bentuk kristal; seperti ini menyebabkan tanah liat bila dicampur
dengan air mempunyai sifat liat (plastis), mudah dibentuk karena kristal-kristal ini
meluncur di atas satu dengan yang lain denga air sebagai pelumasnya (Astuti, 1997 dalam
Trisnawanti, 2008).
Mineral liat terbentuk dari hasil hancuran iklim terhadap mineral primer atau batuan
yang mengandung mineral feldspar, mika, piroksin dan eamfibol. Pada dasarnya mineral
liat dapat dibedakan atas 2 kelompok senyawa, yaitu liat silikat dan liat bukan silikat. Liat

3
silikat kemudian dibedakan pila dalam 3 tipe yaitu : tipe 1:1, 2:1, dan tipe 2:2. Tipe dalam
hal ini menunjukkan perbandingan antara Si-tetraeder dengan Al-oktaeder. Dengan
mengetahui tipe mineral liat juga dapat ditentukan tingkat hancuran suatu tanah. Tanah
yang mengandung liat 1:1 menunjukkan suatu tanah yang lebih tua daripada tanah berliat
tipe 2:1. Karena Si telah habis tercuci. Disamping liat silikat amorfus, yaitu alofan. Liat
bukan silikat merupakan kelompok senyawa hidrus oksida besi dan aluminum. Nama
hidrus oksida mencerminkan asosiasi antara molekul air dan oksida (Hakim, 1986).
Tanah liat memiliki sifat-sifat yang khas yaitu bila dalam keadaan basah mempunyai
sifat plastis tetapi bila dalam keadaan kering akan menjadi keras, sedangkan bila dibakar
akan menjadi padat dan kuat. Pada umumnya, masyarakat memanfaatkan tanah liat
(lempung) sebagai bahan baku pembuatan bata dan gerabah.
Dari penjelasan mengenai tanah liat diatas, dapat disimpulkan :
 fungsi tanah liat : mempermudah proses pembentukan keramik
 Sifat dan keadaan bahan :
- berbutir kasar
- rapuh
- dalam keadaan basah mempunyai sifat plastis tetapi bila dalam keadaan kering
akan menjadi keras
- bila dibakar akan menjadi padat dan kuat
- sangat tahan api.

2.2.2 Kwarsa (flint), Kwarsa merupakan bentuk lain dari batuan silica (SiO2)
 Tujuan pemakaian kwarsa ini ialah:
- Mengurangi susut kering, jadi mengurangi retak-retak dalam pengeringan.
- Mengurangi susut waktu dibakar dan mempertinggi kwalitas.
- Merupakan rangka selama pembakaran.
 Sifat-sifat dan keadaan bahan :
- Memiki ukuran partikel yang halus .
- Sifat plastis yang tinggi .
- Memiliki kekuatan kering yang tinggi
- Penyusutan pada saat pengeringan dan pembakaran tinggi.
- Warna setelah pembakaran abu-abu muda karena unsur besinya lebih tinggi
dibanding kaolin.

4
- titik lebur tinggi sekitar 1728°C
2.2.3 Feldspar
Feldspar adalah suatu kelompok mineral yang berasal dari batu karang yang ditumbuk
dan dapat memberikan sampai 25 % flux (pelebur) pada badan keramik. Bila keramik
dibakar, feldspar akan meleleh (melebur) dan membentuk leburan gelas yang
menyebabkan partikel tanah dan bahan lainnya melekat satu sama lain. Pada saat
membeku, bahan ini memberikan kekuatan pada badan keramik. Feldspar tidak larut
dalam air, mengandung alumina, silika dan flux yang digunakan untuk membuat gelasir
suhu tinggi.
Feldspar pada saat ini nerupakan group mineral dengan jumlah mineral yang paling
besar di kerak bumi, membentuk sekitar 60% batuan terrestrial (Indiani, 2009).
Kebanyakan feldspar yang tersedia berupa sodium feldspar, potassium feldspar dan
feldspar campuran. Feldspar kebanyakan digunakan pada aplikasi-aplikasi industri yang
membutuhkan kandungan feldspar yang berupa alumina dan alkali.
Rumus kimia feldspar secara umum adalah XAl(Al,Si)Si2O8 dengan X adalah
potassium, sodium, kalsium atau barium. Secara khusus rumus kimia feldspar dapat
dilihat pada Tabel 1.
Jenis Feldspar Rumus Kimia
Albite Na(Si,Al)O
Anorthite Ca(Si,Al)O
Orthoclase K(Si,Al)O
Celsian Ba(Si,Al)O
Table 2.1. Jenis-jenis feldspar
Sumber: K. McPhee (1959) dalamIndiani (2009)

2.2.4 Serbuk Kaca/Cullet


Cullet adalah serbuk kaca yang sangat kecil. Kaca biasanya dihasilkan dari campuran
silicon atau bahan dioksida (SiO2) yang merupakan benda amorf, dibentuk melalui
prosesan pemadatan dari peleburan tanpa kristalisasi. Kaca kadang-kadang dianggap
sebagai cairan kental (viskos) kareana bukan kristalin atau amorf. Akan tetapi hanya
beberapa cairan yang dapat membentuk kaca. Pada suhu tinggi, kaca merupakan cairan
sejati, dan pada fase cair ini struktur dari bahan-bahan anorganik belum beraturan dan
atom-atomnya selalu bergerak terus-menerus.

2.3 Sifat

5
Sifat keramik sangat ditentukan oleh struktur kristal, komposisi kimia dan mineral
bawaannya. Oleh karena itu sifat keramik juga tergantung pada lingkungan geologi di
mana bahan diperoleh. sifat yang umum dan mudah dilihat secara fisik pada kebanyakan
jenis keramik adalah britle atau rapuh, hal ini dapat kita lihat pada keramik jenis
tradisional seperti barang pecah belah, gelas, kendi, gerabah dan sebagainya, coba
jatuhkan piring yang terbuat dari keramik bandingkan dengan piring dari logam, pasti
keramik mudah pecah, walaupun sifat ini tidak berlaku pada jenis keramik tertentu,
terutama jenis keramik hasil sintering, dan campuran sintering antara keramik dengan
logam. sifat lainya adalah tahan suhu tinggi, sebagai contoh keramik tradisional yang
terdiri dari clay, flint dan feldfar tahan sampai dengan suhu 1200 C, keramik engineering
seperti keramik oksida mampu tahan sampai dengan suhu 2000 C. kekuatan tekan tinggi,
sifat ini merupakan salah satu faktor yang membuat penelitian tentang keramik terus
berkembang. Secara umum sifat keramik meliputi :
1.   Keras, kuat, tetapi bersifat getas atau mudah pecah.
2.   Tahan terhadap korosi.
3.   Kapasitas panas yang baik dan konduktivitas panas yang rendah.
4.   Sifat listriknya dapat menjadi isolator, semikonduktor, konduktor bahkan
superkonduktor.
5.    Dapat bersifat magnetik dan non magnetik.

2.4 Jenis-jenis Keramik


Pada prinsipnya keramik terbagi menjadi dua, yaitu:

2.4.1 Keramik tradisional

Keramik tradisional yaitu keramik yang dibuat dengan menggunakan bahan alam,
seperti kuarsa, kaolin, dll. Yang termasuk keramik ini adalah: barang pecah belah
(dinnerware), keperluan rumah tangga (tile, bricks), dan untuk industri (refractory).

2.4.2 Keramik halus

6
Fine ceramics (keramik modern atau biasa disebut keramik teknik, advanced ceramic,
engineering ceramic, techical ceramic) adalah keramik yang dibuat dengan menggunakan
oksida-oksida logam atau logam, seperti: oksida logam (Al2O3, ZrO2, MgO,dll).
Penggunaannya: elemen pemanas, semikonduktor, komponen turbin, dan pada bidang
medis. (Joelianingsih, 2004)

Jenis Keramik Menurut Kepadatan

1. Gerabah (Earthenware)
Dibuat dari semua jenis bahan tanah liat yang plastis dan mudah dibentuk dan
dibakar pada suhu maksimum 1000°C. Keramik jenis ini struktur dan teksturnya sangat
rapuh, kasar dan masih berpori. Agar supaya kedap air, gerabah kasar harus dilapisi
glasir, semen atau bahan pelapis lainnya. Gerabah termasuk keramik berkualitas rendah
apabila dibandingkan dengan keramik batu (stoneware) atau porselin. Bata, genteng,
paso, pot, anglo, kendi, gentong dan sebagainya termasuk keramik jenis gerabah. Genteng
telah banyak dibuat berglasir dengan warna yang menarik sehingga menambah
kekuatannya.

2. Keramik Batu (Stoneware)


Dibuat dari bahan lempung plastis yang dicampur dengan bahan tahan api
sehingga dapat dibakar pada suhu tinggi (1200°-1300°C). Keramik jenis ini mempunyai
struktur dan tekstur halus dan kokoh, kuat dan berat seperti batu. Keramik jenis termasuk
kualitas golongan menengah.

3. Porselin (Porcelain)
Adalah jenis keramik bakaran suhu tinggi yang dibuat dari bahan lempung murni
yang tahan api, seperti kaolin, alumina dan silika. Oleh karena badan porselin jenis ini
berwarna putih bahkan bisa tembus cahaya, maka sering disebut keramik putih. Pada
umumnya, porselin dipijar sampai suhu 1350°C atau 1400°C, bahkan ada yang lebih
tinggi lagi hingga mencapai 1500°C. Porselin yang tampaknya tipis dan rapuh sebenarnya
mempunyai kekuatan karena struktur dan teksturnya rapat serta keras seperti gelas. Oleh
karena keramik ini dibakar pada suhu tinggi maka dalam bodi porselin terjadi
penggelasan atau vitrifikasi. Secara teknis keramik jenis ini mempunyai kualitas tinggi
dan bagus, disamping mempunyai daya tarik tersendiri karena keindahan dan kelembutan
khas porselin. Juga bahannya sangat peka dan cemerlang terhadap warna-warna glasir.

7
4. Keramik Baru (New Ceramic)
Keramik yang secara teknis, diproses untuk keperluan teknologi tinggi seperti
peralatan mobil, listrik, konstruksi, komputer, cerobong pesawat, kristal optik, keramik
metal, keramik multi lapis, keramik multi fungsi, komposit keramik, silikon, bioceramic,
dan keramik magnit. Sifat khas dari material keramik jenis ini disesuaikan dengan
keperluan yang bersifat teknis seperti tahan benturan, tahan gesek, tahan panas, tahan
karat, tahan suhu kejut seperti isolator, bahan pelapis dan komponen teknis lainnya.

2.5 Proses pembuatan keramik

1. Penyiapan bahan mentah

meliputi : penggalian bahan mentah, penimbunan dan penggilingan.

a. Penggalian bahan mentah, bahan mentah yang digunakan untuk keramik pada umumnya
adalah lempung/tanah liat. Sebagian besar lempung merupakan bentuk endapan yang terletak di
permukaan bumi sehingga penggaliannya dilakukan dengan cara terbuka.
b. Penimbunan, bahan mentah hasil galian sebaiknya ditimbun dahulu. Selama dalam
penimbunan, lempung ini diberikan air, jika perlu direndam dalam air. Hal ini perlu
dilakukan agar partikel-partikel yang semula di bawah dan kurang menyerap air
menjadi lebih lapuk dan menyerap air. Selain itu juga untuk melarutkan garam sulfat
yang merugikan. Pada saat penimbunan ini, biasanya juga dilakukan pencampuran
dengan bahan lain, misalnya pasir.
c. Penggilingan, Untuk lempung yang berbentuk bongkahan yang keras, sebelum ditimbun
digiling terlebih dahulu. Penggilingan dilakukan dengan menggunakan kollegrang yang
dasamya berlubang-lubang untuk mendapatkan susunan besar butir yang lebih homogen.
Selama digiling didalam alat ini, bahan yang sudah menjadi tepung ditambah dengan air
sambil digiling, sehingga keluar dari kollegrang, bahan sudah berbentuk lempung basah.
Untuk mendapatkan lempung yang lebih homogen, dilakukan penggilingan lagi di
pugmill (mixer). Selesai dari pugmill, bahan diolah lagi di dalam extruder. Di dalam alat
ini lempung diaduk dan ditekan, sehingga dihasilkan lempung yang benar-benar padat
berbentuk kolom segi empat atau bulat.

2. Pembentukan Produk Keramik

Proses pembentukan produk keramik sangat menentukan sifat fisik suatu produk

8
keramik. Cara pembentukan keramik tergantung pada : tujuan pemakaian, sifat bentuknya
dan bahan dasamya. Ada empat cara pembentukan produk keramik, yaitu :
a. Cara pembentukan dengan proses lempung lembek (soft mud process).
Cara ini biasanya digunakan untuk membentuk produk keramik yang
pembentukannya dikehendaki dengan lembek sehingga dapat dilakukan pembentukan
dengan tangan. Cara ini biasanya dipakai untuk benda-benda khusus yang tidak dapat
dikerjakan dengan alat lain, misalnya untuk produk keramik halus yang cara
pembentukannya dengan proses putar. Di dalam proses ini, lempung bersifat lembek
dengan kandungan air 25 ay 40 %, dengan syarat lempung masih cukup Ikuat menahan
beratnya sendiri sehingga tidak terjadi perubahan bentuk.
b. Cara pembuatan dengan proses lempung kaku (Stiff mud).
Masa yang dipakai berupa lempung kau yang cukup berat bila dicetak/dibentuk
dengan tangan.. Kadar air lempung kaku dalam cara ini kurang lebih 15 ay 30 %.
Biasanya cara ini memerlukan alat pembentuk extruder sehingga dari alat ini
dikeluarkan suatu kolom tanah yang kaku. Kemudian kolom tanah ini
dibentuk/dipotong, lalu dibentuk kembali menjadi produk tertentu. Cara ini biasanya
dipakai dalam pembuatan produk keramik berat dan keramik banhan bangunan,
misalnya genteng keramik, bata merah, bata berlubang, pipa tanah dan bentuk produk
keramik kasar lainnya.
c. Cara Pembentukan dengan masa slip.
Cara ini dipakai bila lempung yang akan dicetak disiapkan dalam bentuk bubur yang
halus sekali dan berbentuk lumpur cair. Biasanya lempung terdiri dari susunan butiran
yang halus sekali. Kandungan air dalam lempung ini 12 ay 50 %. Cara ini biasanya
dilakukan dengan membuat cetakan dari gips yang telah dibakar dan dengan cara
mencetak tersebut dapat dibuat produk yang sama. Selain itu,juga memungkinkan
untuk membentuk benda-benda yang sulit dibentuk dengan cara tangan atau mesin.
Cara pembuatan ini biasanya digunakan untuk membuat produk sanitair (doset,
wastafel,
d. Cara Pembentukan dengan proses kering.
Dalam cara ini dipakai lempung/masa campuran yang berkadar air rendah 4 ay 12 %,
sehingga masa tadi lembab. Cara membentuknya biasanya dengan alat kempa (press)
yang bertekanan tinggi untuk mendapatkan produk yang mempunyai kepadatan tinggi
pula. Cara ini umumnya dipakai untuk membuat produk keramik yang mempunyai

9
kepadatan tinggi tetapi hasil bakarannya tidak sampai meleleh, misalnya dalam
pembuatan produk ubin keramik, bata klinker dan bata tahan api.

3. Pengeringan keramik keramik


Pada saat keramik selesai dibentuk, biasanya mengandung air antara 7-30 %
Itergantung cara pembentukkannya. Keramik ini masih dalam kondisi mentah dan basah
sehingga untuk mengurangi kadar aimya perlu dikeringkan lebih dulu. Tujuan
pengeringan adalah untuk mnguapkan air yang masih terkandung di dalam produk
Imentah tadi, sehingga pada saat dibakar tidak banyak terjadi kerusakan, tidak berubah
sifat maupun bentuknya.
Pada saat pengeringan, akan terjadi penyusutan karena air di dalam bahan mentah
akan menauao sehinaaa butir-butir masa I emouna akan mendekat satu sama
lain.Penyusutan akan terhenti apabila air yang...menguap telah mencapai A± A'/ - 1/3 kali.
Apabila penyusutan telah selesai, makaA produk kering sudah tidak mengalami
perubahan bentuk lagi .

Pengeringan produk mentah dilakukan dengan 2 cara, yaitu :

a. Pengeringan alami, yaitu suatu cars pengeringan yang memanfaatkan matahari dan suhu
di sekitar benda tersebut.A Kecepatan pengeringan alami tergantung oleh : suhu udara
di sekitarnya, kelembaban udara, kecepatan gerakan udara.
b. Pengeringan buatan, yaitu cara pengeringan dengan menggunakan tungku pemanas
sehingga radiasi panas dari tungku dimanfaatkan untuk mengeringkan keramik mentah
tadi.

4. Pembakaran Keramik

Pembakaran produk keramik bertujuan untuk mendapatkan produk yang bersifat tidak
berubah bentuknya, keras, cukup kuat menahan beban, tahan air, padat dan tahan terhadap
pengaruh cuaca lainnya.
Proses yang terjadi pada keramik selama pembakaran terdiri dari beberapa tahap, yaitu :

a. Tahap penguapan air mekanis sisa pengeringan.


Jumlah air yang terkandung di dalam bahan mentah keramik setelah pengeringan
A± 3 Se 10 0/0. Pada tahap awal pembakaran, perlu dilakukan pengeringan air bebas
ini. Pada tahap ini, pembakaran dilakukan secara perlahan-lahan dengan suhu relatif
rendah ( 40 - 'SOAK ) untuk menghindari penguapan secara mendadak yang

10
menyebabkan benda retak. Kenaikan suhu pembakaran biasanya diatur antara 5 atau
'OAK/jam.
b. Tahap Penguapan air mineral.
Pada umumnya air yang terkandung di dalam masa lempung tidak lepas pada suhu di
bawah 200A°C dan umumnya lepas pada suhu di atas 500)5. 0C - 700)5.0C. Pada tahap
ini, benda keramik menjadi lebih berpori dan kurang kuat.
c. Tahap Pembakaran Cepat.
Pada tahap ini dimaksudkan agar terjadi sedikit peleburan pada dinding partikel
lempung sehingga partikel satu dengan yg lainnya melekat. Untuk beberapa produk
keramik yang memerlukan penyerapan air rendah, maka dilakukan peleburan lebih lanjut
sehingga pori-pori yang ditinggalkan air bebas maupun air mineral menjadi tertutup.

Jenis jenis tungku pembakaran :

1. Tungku berkala (periodik). Tungku yang digunakan untuk pembakaran secara berkala,
dimana sejumlah bahan keramik dibakar sekaligus sampai masak kemudian tungku
didinginkan lagi dan hasil bakarannya dibongkar. Demikian dilakukan berulang secara
berkala. Cara ini terlalu boros karena panas yang hilang banyak sekali, terutama panas
untuk memanasi badan tungku dan sewaktu tungku dingin kembali.

Jenis-jenis tungku berkala :

a. Tungku ladang, tungku yang biasa digunakan untuk membakar bata merah, bersifat tidak
permanen. Lamanya pembakaran dari mulai memanasi tungku sampai tungku dingin
kembali adalah 5 Se 7 hari. Hasil bakaran pada umunya menghasilkan rendamen rendah
(60%).
b. Tungku berkala permanen. Tungku ini berbentuk ruangan permanen (berbentuk segi
empat dan lingkaran). Pada sisi bawah tungku diberi lubang-lubang pembakaran. Hasil
bakaran pada umumnya merata dan menghasilkan rendamen antara 70 Se 85 0/0.

2. Tungku Kontinu
Tungku yang bekerja secara terus menerus (tak berhenti) kecuali produksi berhenti. Proses
pembakaran berlangsung berhari-hari, berbulan-bulan, dan hasilnya diambil setiap hari
atau dalam jangka waktu tertentu.

Jenis tungku ini ada 2, yaitu :

a. Tungku kamar, dikenal dengan tungku Hofman. Berbentuk lorong yang bersekatsekat
menjadi beberapa ruangan. Dengan tungku ini hasil produksi cukup besar, dimana 1

11
kamar menghasilkan A± 3500 bata dan lebih hemat bahan bakar. Umumnya dipakai untu
produksi keramik bangunan skala besar (bata & genteng).
b. Tungku terowongan. Berbentuk terowongan yang beratap. Pemabakaran dari samping,
masa yang dibakar berjalan melalui lorong ini dengan kereta/lori. Jenis tungku ini
termasuk modern untuk saat ini dg bahan bakar cair atau gas. Umumnya dipakai untuk
produksi keramik halus, produk-produk keramik missal yang mutu dan harganya tinggi
seperti produk sanitair.

2.6 Teknik Pengukuran keramik


2.6.1 Resistivitas
Menurut Xiangdong (1996) dalam Indiani (2009) resistivitas adalah besarnya
tegangan yang diberikan terhadap luas penanmpang suatu bahan tertentu dibagi besarnya
arus yang mengalir dan panjang tersebut.

ρ=RAl
dengan ρ merupakan resistivitas bahan (Ωcm), l merupakan panjang bahan (cm), R
merupakan hambatan bahan (Ω), dan A merupakan luas penampang bahan (cm2).
Untuk menentukan resistivitas berbentuk silinder dapat menggunakan (Griffiths, 1986):

ρ=2πRLln⁡(a)

Resistivas listrik suatu bahan merupakan ukuran kemampuan bahan tersebut


unutk memindahkan muatan listrik dibawah pengaruh medan listrik. Standar isolator
untuk tengan rendah berdasarkan resistivitasnya memiliki resistivitas ~ 107 Ωcm, untuk
isolator tegangan menengah maka harus memiliki resistivitas 109-1014 Ωcm, dan untuk
isolator tegangan tinggi maka resistivitasnya harus lebih dari 1014 Ωcm.

2.6.2 Densitas
Densitas merupakan suatu ukuran massa per unit volume dan dinyatakan dalam
gram per centimeter kubik (g/cm3) atau pound per inch kuadrat (lb/in 2). Pengukuran
densitas yang dilakukan adalah jenis densitas ruah (bulk density) berdasarkan metode
Archimedes dimana menghitung ruah diberikan pada persamaan (Yusup, 1998):

ρb=mkmb-(mg-mkw)ρair

12
dengan ρb merupakan bulk density (g/cm3), ρair merupakan densitas air (1g/cm3), mb

merupakan masa basah (g), mk merupakan massa kering (g), mg merupakan massa
ketika beban digantung dalam air (g), dan mkw merupakan massa kawat penggantung.

2.6.3 Kuat Tekan


Kuat tekan didefinisikan sebagai ketahana suatu bahan terhadap beban yang
dilakukan sampai bahan tersebut pecah. Secara umum dapat diketahui hubungan antara
kekuatan terhadap tekanan (pembebanan yang diberikan) adalah sebagai berikut:

P=FA
dimana P = kekuatan tekan (Pa), F adalah pembebanan dalam satuan newton (N) dan A
adalah luas penampang dalam satuan m2.

2.6.4 Susut Bakar


Pengukuran susut bakar dilakukan pada sampel uji berbentuk silinder. Susut
bakar ini terdiri dari dua bagian yaitu:
a. Susut bakar volum adalah perbandingan perubahan volum dengan volum(∆V)
sampel sebelum dilakukan pempakaran yang dinyatakan sebagai berikut:

% susut bakar volum = V0-V1V0x 100%

dengan Vo volume sampel yang belum dibakar (cm3), V1 adalah volume sampel yang
telah dibakar (cm3)
b. Susut bakar volum adalah perbandingan perubahan massa ∆m dengan massa
sampel sebelum dilakukan pembakaran (m0)yang dinyatakan sebagai berikut:

% susut bakar volum = m-m1m0x 100%


dengan mo massa sampel yang belum dibakar (gram), m 1 adalah massa sampel yang telah
dibakar (gram).
Susut bakar umumnya terjadi akibat hilangnya air karena penguapan dan
terjadinya reaksi cat aditif dalam keramik dan butiran menyatu aktif terhadap butiran
besar. Kekosongan yang terjadi akan diisi oleh fluks (pelebur), hal inilah yang
mungkin dapat menyebabkan kekurangan massa dan sampel.

13
Dalam kehidupan sehari-hari, karamik memiliki banyak kegunaan, misalnya saja dapat dibuat
sebagai guci, genteng, maupun peralatan lainnya. Agar peralatan yang di buat dapat
bertahan lama dan memiliki kualitas yang baik, oleh karena itu proses pembuatan dan
juga bahan baku yang digunakan harus sesuai dengan standar yang ada, di Indonesia ini
standar yang digunakan adalah SNI ( Standar Nasional Indonesia ). Berikut adalah
beberapa SNI yang membahas mengenai keramik :
- SNI 15-1325-1989 “BATUAN PIROPILIT UNTUK PEMBUATAN KERAMIK
HALUS”
- SNI 03-2095-1998 “GENTENG KERAMIK”
- SNI 1147-1989-A “MASSA BADAN KERAMIK GERABAH HALUS KERAS PLAT
TETES PORSELIN”

2.7 Kegunaan Keramik

Hampir sebagian besar orang telah menggunakan produk-produk yang terbuat dari
keramik, entah itu untuk kebutuhan rumah tangga seperti mangkok, piring, cangkir, teko,
tempayan dll. Atau keramik yang digunakan untuk bahan bangunan, seperti batu-bata,
genteng keramik, tegel keramik , pipa-pipa keramik untuk pembuangan. Ada juga
keramik yang digunakan untuk keperluan keperluan khusus dan dibuat secara khusus pula
misalnya keramik isolator yang digunakan untuk kebutuhan industri perlistrikkan. 

Dengan berkembangnya teknologi maka kini bahkan keramik telah digunakan


didalam berbagai keperluan bidang science seperti bidang kedokteran yang dikenal
dengan bio ceramics, misalnya beberapa organ tubuh manusia yang rusak ternyata dapat
digantikan dengan bahan keramik seperti tulang dan gigi. Keramik juga banyak
digunakan di dalam dunia elektronik. Ternyata banyak bagian dari dari produk elektronik
yang dibuat dari bahan keramik .

Dalam bidang teknologi kedirgantaraan maupun antariksa, ternyata bagian-bagian


tertentu dari pesawat terbang maupun pesawat luar angkasa terbuat dari bahan keramik.
Sebagai contoh, pesawat antariksa ulang alik Columbia dan Discovery ternyata seluruh
badan pesawat bagian luarnya dilapisi dengan mantel yang tahan api yang terbuat dari
keramik yang ringan (light refractory brick) yang tahan terhadap suhu yang sangat tinggi.

14
Tanpa dilapisi bahan keramik tersebut maka pesawat antariksa tidaklah mungkin dapat
terbang menjelajah luar angkasa, karena ketika kembali ke bumi akan mengalami gesekan
dengan atmosfir yang mengakibatkan terjadinya suhu yang sangat tinggi itu.

Bahan keramik juga digunakan dibidang teknologi nuklir. Hal ini disebabkan karena
bahan keramik, selain tahan terhadap suhu yang sangat tinggi, juga sekaligus penghantar
panas yang sangat buruk . Bahkan bahan keramik merupakan bahan satu satunya yang
tahan terhadap radiasi nuklir,sehingga reactor nuklir dimanapun menggunakan bahan
keramik sebagai pelindung, agar radiasi tidak menyebar kemana-mana karena sangat
membahayakan .

2.8 contoh aplikasi pada busi

Proses pembuatan keramik / Isulator

Berikutnya membuat komponen pada bagian kepala / Thread yang mendukung terjadinya
percikan api namun belum di lengkapi dengan center elektroda

1. Thread yang setengah jadi dan belum ada dratnya

lalu Thread yang setengah jadi tersebut di buat dratnya agar bisa masuk pada lubang busi
pada mesin seperti gambar di bawah ini

15
2. Proses pembuatan Drat pada Thread

Sebelum di buat drat terlebih dahulu bagian atasnya di tambahkan dengan komponen kecil
yang di las bernama Ground elektroda tengok gambar di bawah

3. Proses Ground Pengelasan Elektroda

Setelah semua bagian komponen-komponen tersebut telah jadi kemudian di jadikan satu
sebagai keutuhan sebuah busi Yaitu pemasangan terminal pada bagian pantat busi dan
pemasang Thread pada bagian kepala namun masih ada proses selanjutnya lagi gan.

16
4. Proses isulator,thread dan terminal di jadikan satu

Setelah semuanya terpasang langkah berikutnya di panaskan lagi dengan suhu tertentu untuk
memberikan lapisan Hardener pada bagian terminal dan bagian Thread 

17
5. Proses Hardener Terminal busi dan thread

Langkah terakhirnya adalah finising dan Quality Control mengecek celah busi sesuai
dengan standar yang di tentukan oleh masing-masing manufacturing

BAB III

18
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Keramik merupakan suatu bentuk dari tanah liat yang telah mengalami proses
pembakaran yang pada umumnya terbuat dari tanah liat, kwarsa, feldsfar, dan serbuk
kaca. Sifat keramik ditentukan oleh struktur kristal, komposisi kimia dan mineral
bawaannya yang secara umum meiliki sifat :
1. Keras, kuat, tetapi bersifat getas atau mudah pecah.
2. Tahan terhadap korosi.
3. Kapasitas panas yang baik dan konduktivitas panas yang rendah.
4. Sifat listriknya dapat menjadi isolator, semikonduktor, konduktor bahkan
superkonduktor.
5. Dapat bersifat magnetik dan non magnetik.
Keramik biasanya digunakan untuk kebutuhan rumah tangga seperti mangkok, piring,
cangkir, teko, tempayan dll. Atau keramik yang digunakan untuk bahan bangunan, seperti
batu-bata, genteng keramik, tegel keramik , pipa-pipa keramik untuk pembuangan.

BAB IV

19
DAFTAR PUSTAKA

Aninom. 2013. ”Keramik”. http://id.wikipedia.org/wiki/Keramik [20 Oktober 2013]


Eko. 2013. “Kliping Seni Rupa Terapan Keramik”.
http://www.slideshare.net/eko123/kliping-seni-rupa-terapan-keramik [20 Oktober 2013]
Sergio.2011.”Proses Pembuatan Produk Keramik”. http://www.ilmusipil.com/proses-
pembuatan-produk-keramik [26 November 2013]
SNI 15-1325-1989 “BATUAN PIROPILIT UNTUK PEMBUATAN KERAMIK HALUS”
SNI 03-2095-1998 “GENTENG KERAMIK”
SNI 1147-1989-A “MASSA BADAN KERAMIK GERABAH HALUS KERAS PLAT
TETES PORSELIN”

20

Anda mungkin juga menyukai