Disusun Oleh :
Disusun Oleh :
ii
iii
iv
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah memberikan Rahmat dan Karunia-
Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan Karya Ilmiah Ners (KIN) yang
berjudul “ Laporan Kasus Keperawatan Medikal Bedah Dengan Nyeri Akut Pada
Pasien Post Op Apendiktomi Di Ruang Bedah Rsud Dr. H. Bob Bazar S.Km
Kalianda Kabupaten Lampung Selatan Tahun 2019 ”. Dalam penulisan KIN ini,
penulis mengucapkan banyak terima kasih yang sebesar-besarnya kepada yang
terhormat:
1. Ns. Arena Lestari, M.Kep., Sp.Kep.J, selaku Ketua STIKes Muhammadiyah
Pringsewu.
2. Ns. Rani Ardina, M.Kep, selaku Ketua Prodi S1 Keperawatan dan Profesi
Ners Keperawatan STIKes Muhammadiyah Pringsewu.
3. Ns. Rita Sari, M.Kep sebagai pembimbing I dalam pembuatan KIN.
4. Ns. Fitra Pringgayuda, M.Kep pembimbing II dalam pembuatan KIN.
5. Kedua Orangtua yang telah memberikan dukungan dan yang selalu
senantiasa mendoakan.
6. Teman-teman satu kelompok atau seperjuangan STIKes Muhammadiyah
Prodi Profesi Ners Reguler STIKes Muhammadiyah Pringsewu Lampung
yang senantiasa memberikan semangat dan masukan dalam menyelesaikan
KIN.
Penulis
v
DAFTAR ISI
BAB I PENDAHULAN
A. Latar Belakang .......................................................................................... 1
B. Rumusan Masalah ..................................................................................... 3
C. Tujuan ....................................................................................................... 3
D. Manfaat Penelitian .................................................................................... 4
E. Ruang Lingkup .......................................................................................... 5
viii
C. Asuhan Keperawatan ................................................................................ 21
1. Pengkajian Data Dasar ........................................................................ 21
2. Diagnosa Keperawatan Yang Sering Muncul ..................................... 24
3. Rencana Keperawatan (Intervensi) ..................................................... 25
D. Tinjauan Islam Yang Berkaitan Dengan Masalah .................................... 33
1. Hukum Bedah Dan Operasi Dalam Islam ........................................... 33
2. Contoh Kasus Pembedahan Dalam Kehidupan Sehari – hari ............. 36
E. Pathway Appendisitis ................................................................................ 38
BAB IV PEMBAHASAN
A. Gambaran Lokasi Penelitian ..................................................................... 72
1. Visi dan Misi RSUD Dr. H. Bob Bazar, SKM Kalianda .................... 73
2. Sumber Daya Rumah Sakit ................................................................. 73
a. Ketenagaan .................................................................................... 73
b. Fasilitas Sarana Pelayanan ............................................................ 75
B. Analisis Data Pengkajian .......................................................................... 76
C. Anlisis Diagnosa Keperawatan ................................................................. 78
D. Analisis Data Intervensi Keperawatan ...................................................... 81
E. Analisa Implementasi dan Evaluasi .......................................................... 82
ix
1. Implementasi ....................................................................................... 82
2. Evaluasi ............................................................................................... 82
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
x
DAFTAR TABEL
xi
DAFTAR GAMBAR
xii
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
penyebab abdomen akut yang paling sering. Penyakit ini dapat mengenai semua
umur baik laki-laki maupun perempuan, tetapi lebih sering menyerang laki-laki
dibawah anastesi umum atau spinal dengan insisi abdomen bawah atau
kerusakan jaringan aktual atau fungsional, dengan onset mendadak atau lambat
dan berintensitas ringan hingga berat yang berlangsung kurang dari 3 bulan (Tim
atas indikasi appendisitis akut (Lee et al, 2010; Shrestha et al., 2012). Data dari
Asia dan Afrika pada tahun 2004 adalah 4,8% dan 2,6% dari total populasi
orang per tahun. Penyakit ini juga menjadi penyebab paling umum dilakukannya
bedah abdomen darurat di Amerika Serikat. Di negara lain seperti negara Inggris,
juga memiliki angka kejadian appendisitis yang cukup tinggi. Sekitar 40.000
orang masuk rumah sakit di Inggris karena penyakit ini (WHO, 2004 dalam Peter
appendisitis yang dirawat di rumah sakit sebanyak 3.251 kasus. Jumlah ini
kesehatan di tingkat lokal dan nasional karena mempunyai dampak besar pada
Sakit tersebut. Pada periode bulan Januari sampai dengan bulan Maret tahun
2019, angka kejadian pada kasus Appendisitis di RSUD Dr. H. Bob Bazar, S.KM
Kalianda cukup tinggi, yaitu tercatat sebanyak 73 kasus appendisitis yang dirawat
nyeri akut, resiko infeksi, ganguan mobiltas, nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh,
intoleransi aktivitas dan hipertermi. Berdasarkan data dan uraian di atas penulis
2
tertarik untuk membuat karya tulis ilmiah yang berjudul “ Laporan Kasus
B. Rumusan Masalah
Pasien Post Op Appendiktomi Di Ruang Bedah RSUD Dr. H. Bob Bazar S.KM
C. Tujuan
1. Tujuan umum
2. Tujuan khusus
appendiktomi.
appendiktomi.
3
e. Melakukan evaluasi keperawatan kepada klien dengan post operasi
appendiktomi.
D. Manfaat Penelitian
1. Manfaat Teoritis
Lampung Selatan.
2. Manfaat Praktis
Manfaat praktis penulisan Karya Ilmiah Ners bagi rumah sakit yaitu
keperawatan bagi pasien khususnya dengan nyeri akut pada pasien post op
Appendiktomi.
b. Bagi Perawat
tepat pada pasien dengan nyeri akut pada pasien post op Appendiktomi.
4
E. Ruang Lingkup
1. Subjek Penelitian
Subjek penelitian dalam Karya Ilmiah Ners ini adalah dua orang pasien
2. Tempat
Penelitian ini dilakukan di Ruang Bedah RSUD Dr. H. Bob Bazar S.KM
3. Waktu
Waktu penelitian Karya Ilmiah Ners ini adalah periode bulan Januari –
5
6
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Konsep Appendisitis
1. Pengertian
pada sekum di bawah katup ileosekal, akibat pengosongan isi dalam appendik
anastesi umum atau spinal dengan insisi abdomen bawah atau laparoskopi
(Muttaqin, 2009).
2. Etiologi
limfa, fekalit, tumor appendik dan cacing askaris dapat pula menyebabkan
jaringan limfoid, penyakit cacing, parasit, benda asing dalam tubuh, tumor
langkah awal terjadinya appendisitis pada lebih dari separuh kasus, bahkan
appendisitis akut ditinjau dari teori Blum dibedakan menjadi empat faktor,
faktor perilaku. Faktor biologi antara lain usia, jenis kelamin, ras sedangkan
untuk faktor lingkungan terjadi akibat obstruksi lumen akibat infeksi bakteri,
virus, parasit, cacing dan benda asing dan sanitasi lingkungan yang kurang
baik. Faktor pelayanan kesehatan juga menjadi resiko appendisitis baik dilihat
dari pelayan keshatan yang diberikan oleh 13 layanan kesehatan baik dari
fasilitas maupun non-fasilitas, selain itu faktor resiko lain adalah faktor
perilaku seperti asupan rendah serat yang dapat mempengaruhi defekasi dan
7
3. Patofisiologi Appendisitis
oleh hiperplasia folikel limfoid, fekalit, benda asing, striktur karena fibrosis
saat inilah terjadi appendistis akut fokal yang ditandai oleh nyeri epigastrium
(Pierce, 2006).
Bila sekresi mukus terus berlanjut, tekanan akan terus meningkat, hal
keadaan ini disebut dengan appendisitis supuratif akut. Bila kemudian aliran
arteri terganggu akan terjadi infark dinding 12 appendiks yang diikuti dengan
yang telah rapuh itu pecah, akan terjadi appendisitis perforasi (Mansjoer,
2010).
8
Gambar 2.1 Patofisiologi appendiksitis
Appendiks
Obstruksi
Mukosa terbendung
Appendiks teregang
Tekanan intraluminal
Appendicitis
Perforasi
Resiko Infeksi
(Sumber : Mansjoer, 2010)
STIKes Muhammadiyah Pringsewu Lampung
9
4. Gambaran Klinik
pada seluruh saluran cerna, sehingga nyeri viseral dirasakan pada seluruh
Obstipasi karena penderita takut untuk mengejan. Panas akibat infeksi akut
jika timbul komplikasi. Gejala lain adalah demam yang tidak terlalu tinggi,
antara 37,5-38,5 C tetapi jika suhu lebih tinggi, diduga sudah terjadi
terjadi perforasi, dan penonjolan perut bagian kanan bawah terlihat pada
tekanan, dimulai dari tempat yang jauh dari lokasi nyeri. 14 Status lokasi
a. Nyeri tekan (+) Mc. Burney. Pada palpasi didapatkan titik nyeri tekan
kuadran kanan bawah atau titik Mc. Burney dan ini merupakan tanda
kunci diagnosis.
(nyeri lepas tekan) adalah nyeri yang hebat di abdomen kanan bawah
10
saat tekanan secara tiba-tiba dilepaskan setelah sebelumnya dilakukan
apabila dilakukan penekanan pada abdomen bagian kiri bawah, hal ini
e. Psoas sign (+) terjadi karena adanya rangsangan muskulus psoas oleh
f. Obturator sign (+) adalah rasa nyeri yang terjadi bila panggul dan lutut
5. Pemeriksaan Penunjang
a. Pemeriksaan laboratorium
leukosit dan eritrosit lebih dari normal bila appendiks yang meradang
11
nampak normal. Laju endap darah (LED) meningkat pada keadaan
b. Pemeriksaan Radiologi
6. Penatalaksanaan
operatif.
12
b. Operatif Bila diagnosa sudah tepat dan jelas ditemukan appendisitis maka
B. Konsep Nyeri
1. Pengertian
Definisi nyeri Secara umum adalah sebagai sesuatu yang tidak
kerusakan/cidera ( IASP, 1979 dalam Potter Perry, 2010). Nyeri adalah suatu
hal yang bersifat fisik dan/atau mental yang terjadi secara alami. Nyeri
mengalami nyeri. Hal ini sangat penting dalam pengkajian nyeri yang akurat
13
a. Usia
kedua kelompok umur ini dapat mempengaruhi bagaimana anak dan orang
orang tua atau perawat. Anak belum bisa mengungkapkan nyeri, sehingga
perawat harus mengkaji respon nyeri pada anak (Potter & Perry, 2010)
b. Jenis kelamin
jenis kelamin merupakan faktor yang berdiri sendiri dalam ekspresi nyeri.
Misalnya anak laki-laki harus berani dan tidak boleh menangis dimana
seorang wanita dapat menangis dalam waktu yang sama. Penelitian yang
c. Budaya
nyeri. Individu mempelajari apa yang diharapkan dan apa yang diterima oleh
dengan nilai-nilai budaya pasien dari budaya lain. Harapan dan nilai-nilai
14
budaya perawat dapat mencakup menghindari ekspresi nyeri yang berlebihan,
seperti menangis atau meringis yang berlebihan. Pasien dengan latar belakang
budaya yang lain bisa berekspresi secara berbeda, seperti diam seribu bahasa
perilaku berbeda dari satu pasien ke pasien lain. Mengenali nilai-nilai budaya
yang memiliki seseorang dan memahami mengapa nilai-nilai ini berbeda dari
besar tentang nyeri pasien dan akan lebih akurat dalam mengkaji nyeri dan
d. Ansietas
nyeri, mungkin tidak seluruhnya benar dalam semua keadaaan. Riset tidak
pasien dan secara aktual dapat menurunkan persepsi nyeri. Secara umum,
15
e. Pengalaman Masa Lalu
yang akan diakibatkan. Individu ini mungkin akan lebih sedikit mentoleransi
nyeri, akibatnya ia ingin nyerinya segera reda sebelum nyeri tersebut menjadi
lebih parah. Reaksi ini hampir pasti terjadi jika individu tersebut mengetahui
Cara seseorang berespon terhadap nyeri adalah akibat dari banyak kejadian
nyeri selama rentang kehidupannya. Bagi beberapa orang, nyeri masa lalu
seperti padda nyeri berkepanjangan atau kronis dan persisten. Efek yang tidak
dengan nyeri. Jika nyerinya teratasi dengan tepat dan adekuat, individu
f. Efek Plasebo
tindakan lain karena sesuatu harapan bahwa pengobatan tersebut benar benar
16
intervensi tersebut nantinya. Individu yang diberitahu bahwa suatu medikasi
positif dapat juga menjadi peran yang amat penting dalam meningkatkan efek
kehadiran dari orang terdekat. Orang-orang yang sedang dalam keadaan nyeri
khusus yang penting untuk anak-anak dalam menghadapi nyeri (Potter &
Perry, 2010).
h. Pola koping
sakit adalah hal yang sangat tak tertahankan. Secara terus-menerus klien
nyeri. Klien sering menemukan jalan untuk mengatasi efek nyeri baik fisik
klien dan menurunkan nyeri klien. Sumber koping lebih dari sekitar metode
17
teknik. Seorang klien mungkin tergantung pada support emosional dari anak-
anak, keluarga atau teman. Meskipun nyeri masih ada tetapi dapat
3. Skala Nyeri
Skala nyeri secara umum digambarkan dalam bentuk nilai angka, yakni 1-
10. Berikut adalah jenis skala nyeri berdasarkan nilai angka yang perlu Anda
ketahui.
c. Skala 2, nyeri ringan. Ada sensasi seperti dicubit, namun tidak begitu sakit
waktu lama
penglihatan
18
k. Skala 10, nyeri berada di tahap yang paling parah dan bisa menyebabkan
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
4. Klasifikasi Nyeri
a. Nyeri akut
spesifik, jika kerusakan tidak lama terjadi dan tidak ada penyakit sistemik,
bulan (Brunner & Suddarth, 1996 dalam Smeltzer & Bare, 2009 ).
atau lambat dan berintensitas ringan hingga berat yang berlangsung kurang
b. Nyeri kronik
Nyeri konstan atau intermiten yang menetap sepanjang satu periode waktu.
Nyeri kronis dapat tidak mempunyai awitan yang ditetapkan dan sering sulit
untuk diobati karena biasanya nyeri ini tidak memberikan respon terhadap
19
pengobatan yang diarahkan pada penyebabnya. Nyeri kronis sering
didefenisikan sebagai nyeri yang berlangsung selama enam bulan atau lebih
Nyeri ini bersifat dalam, tumpul, diikuti berbagai macam gangguan, terjadi
pertama dan meningkat perlahan sampai beberapa detik atau menit. Nyeri ini
Menurut Smeltzer & Bare, kornu dorsalis dari medula spinalis dapat
dan serabut traktus sensori asenden berawal disini. Juga terdapat interkoneksi
antara sistem neural desenden dan traktus sensori asenden. Traktus asenden
berakhir pada otak bagian bawah dan bagian tengah dan impuls-impuls
dipancarkan ke korteks serebri. Agar nyeri dapat diserap secara sadar, neuron
pada sistem asenden harus diaktifkan. Aktivasi terjadi sebagai akibat input
dari reseptor nyeri yang terletak dalam kulit dan organ internal. Terdapat
akibatnya sistem yang ada akan menutup gerbang. Stimulasi dari neuron
20
inhibitor sistem asenden menutup gerbang untuk input nyeri dan mencegah
antara stimulus nyeri dan sensasi lain dan stimulasi serabut yang mengirim
sensasi tidak nyeri memblok transmisi impuls nyeri melalui sirkuit gerbang
C. Asuhan Keperawatan
1) Pre Appendiktomy
a) Aktivitas
Gejala : Malaise
b) Sirkulasi
Tanda: Tachicardia
c) Eliminasi
d) Makanan/ cairan
21
e) Nyeri/ kenyamanan
antara umbilikus dan tulang ileum kanan). Nyeri ini merupakan gejala
abdomen kanan bawah (titik Mc Burney). Nyeri akan bersifat tajam dan
Sjamsuhidajat, 2004)
f) Keamanan
g) Pernafasan
22
h) Penyuluhan/ pembelajaran
abdomen contoh pielitis akut, batu uretra, dapat terjadi pada berbagai
usia.
2) Post Appendiktomi
a) Sirkulasi
perifer.
b) Integritas ego
c) Makanan/ cairan
kering.
d) Pernafasan
e) Keamanan
darah
23
2. Diagnosa Keperawatan Yang Sering Muncul
d. Hipertermia (0129)
24
3. Rencana Keperawatan (Intervensi)
Tabel 2.1 1 Rencana Keperawatan (Intervensi)
Tujuan dan
No Diagnosa Keperawatan Kriteria Hasil Intervensi (NIC)
(NOC)
1 Hipertermia NOC : NIC :
Definisi : suhu tubuh naik diatas Thermoregulation Fever Treatment
rentang normal - Monitor suhu
Kriteria Hasil : sesering mungkin
Batasan Karakteristik : - Suhu tubuh - Monitor IWL
- Kenaikan suhu tubuh diatas dalam rentang - Monitor warna dan
rentang normal normal suhu kulit
- Serangan atau konvulsi - Nadi dan RR - Monitor tekanan
(kejang) dalam rentang darah, nadi dan RR
- Kulit kemerahan normal - Monitor penurunan
- Pertambahan RR - Tidak ada tingkat kesadaran
- Takikardi perubahan - Monitor WBC, Hb
- Saat disentuh tangan terasa warna kulit dan dan Hct
hangat tidak ada - Monitor intake dan
pusing, merasa output
Faktor-faktor yang berhubungan : nyaman - Berikan anti piretik
- Penyakit/trauma - Berikan
- Peningkatan metabolisme pengobatan untuk
- Aktivitas yang berlebih mengatasi
- Pengaruh medikasi/anestesi penyebab demam
- Ketidakmampuan/penurunan - Selimuti pasien
kemampuan untuk - Lakukan tapid
berkeringat sponge
- Terpapar di lingkungan panas - Berikan cairan
- Dehidrasi intravena
- Pakaian yang tidak tepat - Kompres pasien
pada lipat paha dan
aksila
- Tingkatkan
sirkulasi udara
- Berikan
pengobatan untuk
mencegah
terjadinya
menggigil
Temperature Regulation
- Monitor suhu
minimal tiap 2 jam
- Rencanakan
monitoring suhu
secara kontinu
- Monitor TD, nadi
dan RR
- Monitor warna dan
STIKes Muhammadiyah Pringsewu Lampung
25
suhu kulit
- Monitor tanda-
tanda hipertemi
dan hipotermi
- Tingkatkan intake
cairan dan nutrisi
- Selimuti pasien
untuk mencegah
hilangnya
kehangatan tubuh
- Ajarkan pada
pasien cara
mencegah
keletihan akibat
panas
- Diskusikan tentang
pentingnya
pengaturan suhu
dan kemungkinan
efek negatif dari
kedinginan
- Beritahukan
tentang indikasi
terjadinya
keletihan dan
penanganan
emergency yang
diperlukan
- Ajarkan indikasi
dari hipotermi dan
penanganan yang
diperlukan
- Berikan anti
piretik jika perlu
- Vital Sign
Monitoring
- Monitor TD, nadi,
suhu dan RR
- Catat adanya
fluktuasi tekanan
darah
- Monitor VS saat
pasien berbaring,
duduk atau berdiri
- Auskultasi TD,
nadi, RR sebelum
selama dan setelah
aktivitas
- Monitor kualitas
dari nadi
- Monitor frekuensi
26
dan irama
pernafasan
- Monitor suara paru
- Monitor pola
pernafasan
abnormal
- Monitor suhu,
warna dan
kelembaban kulit
- Monitor sianosis
perifer
- Monitor adanya
cushing triad
(tekanan nadi yang
melebar,
bradikardi,
peningkatan
sistolik)
- Identifikasi
penyebab dari
perubahan vital
sign
27
proses berfikir, penurunan frekuensi dan ketidakefektifan
interaksi dengan orang dan tanda nyeri) kontrol nyeri masa
lingkungan) - Menyatakan lampau
- Tingkah laku distraksi, rasa nyaman - Bantu pasien dan
contoh : jalan-jalan, menemui setelah nyeri keluarga untuk
orang lain dan atau aktivitas, berkurang mencari dan
aktivitas berulang-ulang) - Tanda vital menemukan
- Respon autonom (seperti dalam rentang dukungan
diaphoresis, perubahan normal - Kontrol lingkungan
tekanan darah, perubahan yang dapat
nafas, nadi dan dilatasi pupil) mempengaruhi
- Perubahan autonomic dalam nyeri seperti suhu
tonus otot (mungkin dalam ruangan,
rentang dari lemah ke kaku) pencahayaan dan
- Tingkah laku ekspresif kebisingan
(contoh : gelisah, merintih, - Kurangi faktor
menangis, waspada, iritabel, presipitasi nyeri
nafas panjang/berkeluh - Pilih dan lakukan
kesah) penanganan nyeri
(farmakologi, non
Faktor yang berhubungan : farmakologi dan
- Agen injuri (biologi, kimia, inter personal)
fisik, psikologis) - Kaji tipe dan
sumber nyeri untuk
menentukan
intervensi
- Ajarkan tentang
teknik non
farmakologi
- Berikan analgetik
untuk mengurangi
nyeri
- Evaluasi keefektifan
kontrol nyeri
- Tingkatkan istirahat
- Kolaborasikan
dengan dokter jika
ada keluhan dan
tindakan nyeri tidak
berhasil
- Monitor penerimaan
pasien tentang
manajemen nyeri
Analgesic
Administration
- Tentukan lokasi,
karakteristik,kualit
as dan derajat nyeri
sebelum pemberian
obat
STIKes Muhammadiyah Pringsewu Lampung
28
- Cek instruksi
dokter tentang jenis
obat, dosis dan
frekuensi
- Cek riwayat alergi
- Pilih analgesik
yang diperlukan
atau kombinasi dari
analgesik ketika
pemberian lebih
dari satu
- Tentukan pilihan
analgesik
tergantung tipe dan
beratnya nyeri
- Tentukan analgesik
pilihan, rute
pemberian dan
dosis optimal
- Pilih rute
pemberian secara
IV, IM untuk
pengobatan nyeri
secara teratur
- Monitor vital sign
sebelum dan
sesudah pemberian
analgesik pertama
kali
- Berikan analgesik
tepat waktu
terutama saat nyeri
hebat
- Evaluasi efektivitas
analgesik, tanda
dan gejala (efek
samping)
29
(pemasangan kateter penularan meninggalkan
intravena, prosedur invasif) penyakit, pasien
- Perubahan sekresi pH faktor yang - Gunakan sabun
- Penurunan kerja siliaris mempengaruhi antimikroba untuk
- Pecah ketuban dini penularan serta cuci tangan
- Pecah ketuban lama penatalaksanaa - Cuci tangan setiap
- Merokok nnya sebelum dan
- Stasis cairan tubuh - Mampu untuk sesudah tindakan
- Trauma jaringan (mis trauma, mencegah keperawatan
destruksi jaringan) timbulnya - Gunakan baju,
- Malnutrisi infeksi sarung tangan
- Ketidakadekuatan pertahanan - Jumlah sebagai alat
tubuh leukosit dalam pelindung
- Penurunan Hb batas normal - Pertahankan
- Imunosupresi (mis imunitas - Menunjukkan lingkungan aseptik
di dapat tidak adekuat, agens perilaku hidup selama pemasangan
farmaseutikal termasuk sehat alat
imunosupresan, steroid, - Ganti letak IV
antibodi monoklonal, perifer dan line
imunomodulator) central dan dressing
- Leukopenia sesuai dengan
- Supresi respons inflamasi petunjuk umum
- Vaksinasi tidak adekuat - Gunakan kateter
- Pemajanan terhadap patogen intermitten untuk
lingkungan meningkat menurunkan infeksi
- Wabah kandung kencing
- Tingkatkan intake
nutrisi
- Berikan terapi
antibiotik bila perlu
Infection Protection
- Monitor tanda dan
gejala infeksi
sistemik dan lokal
- Monitor hitung
granulosit, WBC
- Monitor
kerentanan
terhadap infeksi
- Batasi pengunjung
- Saring pengunjung
terhadap penyakit
menular
- Pertahankan teknik
asepsis pada
pasien yang
beresiko
- Pertahankan teknik
isolasi KP
- Berikan perawatan
30
kulit pada area
epidermis
- Inspeksi kulit dan
membran mukosa
terhadap
kemerahan, panas,
drainase
- Inspeksi kondisi
luka/insisi bedah
- Dorong masukan
nutrisi yang cukup
- Dorong masukan
cairan
- Dorong istirahat
- Instruksikan
pasien untuk
minum antibiotik
sesuai resep
- Ajarkan pasien
dan keluarga tanda
dan gejala infeksi
- Ajarkan cara
menghindari
infeksi
- Laporkan
kecurigaan infeksi
- Laporkan kultur
positif
31
- Perubahan hormonal balutan
- Perubahan pigmentasi - Anjurkan pasien
atau anggota
keluarga untuk
mengenal tanda dan
gejala infeksi
- Dokumemtasikan
lokasi luka, ukuran,
dan tampilan
- Jelaskan pada
keluarga posisi
untuk menghindari
ketegangan pada
luka
32
D. Tinjauan Islam Yang Berkaitan Dengan Masalah
3) Berobat hukumnya mubah jika tidak sampai pada kedua kondisi diatas.
33
Dengan demikian, hukum bedah medis, secara umum sangat tergantung
kembali fungsi organ yang rusak, baik bawaan sejak lahir maupun adanya
kecelakaan, dan hal-hal sejenis itu dibenarkan, karena niat dan motivasi
ٍ ك ۛ َكتَ ْبىَا َع ٰلى بَىِ ْي اِ ْس َر ۤا ِء ْي َل اَوَّهٗ َم ْه قَتَ َل وَ ْفس ًۢا ِب َغي ِْر وَ ْف
س اَ ْو فَ َسا ٍد فِى َ ِِم ْه اَجْ ِل ٰذل
ْرفُ ْى َن َ ِت ثُ َّم اِ َّن َكثِ ْيرًا ِّم ْىهُ ْم بَ ْع َد ٰذل
ِ ْك فِى ْاْلَر
ِ ض لَ ُمس ِ ُر ُسلُىَا ِب ْالبَي ِّٰى
“min ajli żālika katabnā 'alā banī isrā`īla annahụ mang qatala nafsam
Oleh karena itu Kami tetapkan (suatu hukum) bagi Bani Israil, bahwa
lain, atau bukan karena berbuat kerusakan di bumi, maka seakan-akan dia
34
(membawa) keterangan-keterangan yang jelas. Tetapi kemudian banyak di
dalam tubuh. Juga dapat dikiyaskan daengan praktik khitan yang merupakan
jenis operasi medis tertua, termasuk salah satu sunnah fitrah sangant
35
(HR Musli\m, Abu Dawud, Ahmad, Ibnu Majah)
“Al -Fitrah ada lima : (yaitu) khitan, memotong bulu kemaluan, mencabut
memasukkan selang karet atau plastik sampai lewat pilorus dan baru
Pasien diminta minum dua gelas penuh kontras barium sulfat sekaligus
perjalanan barium sulfat itu dan dibuatlah foto ikhtisar dari ususyang telah
36
berisi kontras. Pemeriksaan berakhir bila ileum terminal telah dilewati
(transit time) bervariasi antar pasien, ada yang selesai dalam tiga perempat
jam, ada yang memerlukan dua jam, bahkan lebih. Untuk agak
pasien boleh makan dan minum, buang air kecil dan besar setelah
pasien diminta berbaring di atas meja rontgen lagi untuk diflouroskopi dan
2010).
37
E. Pathway Appendisitis
Appendiks
Obstruksi
Mukosa terbendung
Appendiks teregang
Tekanan intraluminal
Appendicitis
Perforasi
38
39
BAB III
LAPORAN KASUS
Nama Ny . F Ny. RW
40
2. Pemeriksaan Fisik
Abdomen Abdomen
Inspeksi : tidak terdapat asites, Inspeksi : tidak terdapat asites,
adanya luka post operasi adanya luka post operasi
Appendiktomi pada abdomen Appendiktomi pada abdomen
kanan bagian bawah, drainase kanan bagian bawah, drainase
tidak ada, warna merah muda, tidak ada, warna merah muda,
lebar luka 8 cm, dengan 6 lebar luka 8 cm, dengan 7
jahitan luar, bau khas jahitan luar, bau khas
41
Sistem Integumen
dan Ekstermitas Ekstermitas dan Integument Ekstermitas dan Integument
Kemampuan pergerakan sendi Kemampuan pergerakan sendi
bebas, pasien merasa lemah, bebas, pasien merasa lemah,
warna kulit tidak anemis, warna kulit tidak anemis,
turgor kulit sedang, luka post turgor kulit sedang, kulit
oprasi tampak lembab, teraba hangat, luka post oprasi
kekuatan otot tampak lembab, kekuatan otot
555 555 555 555
3. Pemeriksaan Penunjang
42
4. Farmakoterapi
Kasus 1
4. Deketoprofen 0,6 mg 4. adalah salah satu kelas asam propionat dari obat
(3 x 24 jam) antiinflamasi nonsteroid dengan efek analgesik dan antipiretik
Kasus 2
1. Cefirome 1gr 1. Antibiotik sefalosporin generasi keempat, dianggap sangat
(1 x 24 Jam) aktif melawan bakteri Gram-negatif, termasuk Pseudomonas
aeruginosa, dan bakteri Gram-positif.
4. Deketoprofen 0,6 mg 4. adalah salah satu kelas asam propionat dari obat
(3 x 24 jam) antiinflamasi nonsteroid dengan efek analgesik dan antipiretik
5. Analisa Data
Tabel 3.5 Analisa Data
Analisa Data Masalah Penyebab
Kasus 1
DS : Nyeri Akut Terputusnya
Kontinuitas jaringan
Klien Mengatakan Nyeri Pada
Luka Post operasi
Klien mengatakan luka seperti
ditusuk tusuk
DO :
43
Skala Nyeri 5 (sedang)
Adanya luka post operasi
Appendiktomi pada abdomen
kanan bagian bawah,
Drainase tidak ada,
Warna merah muda,
Lebar luka 8 cm, dengan 6 jahitan
luar, bau khas
TTV saat dikaji :
TD = 120 / 80 MmHg
HR = 110 x/m
T = 38,1 0C
RR = 20 x/m
Kasus 2
DS : Nyeri Akut Terputusnya
Kontinuitas jaringan
Klien Mengatakan Nyeri Pada
Luka Post operasi
Klien mengatakan luka seperti
ditusuk tusuk
DO :
44
Drainase tidak ada,
Warna merah muda,
Lebar luka 8 cm, dengan 7 jahitan
luar, bau khas
TTV saat dikaji :
TD = 120 / 80 MmHg
HR = 110 x/m
T = 36,8 0C
RR = 20 x/m
6. Diagnosa Keperawatan
Tabel 3.6 Diagnosa Keperawatan
Kasus Diagnosa
45
7. Rencana Intervensi
Tabel 3.7 Rencana Intervensi
Tujuan dan Kriteria Intervensi (NIC)
No Diagnosa Keperawatan
Hasil (NOC)
1 KASUS 1 NOC : NIC :
Nyeri Akut Pain Level, Pain Control, Pain Management
Comfort Level - Lakukan pengkajian
DS : nyeri secara
Klien Mengatakan Nyeri Kriteria Hasil : komprehensif
Pada Luka Post operasi - Mampu mengontrol termasuk lokasi,
Klien mengatakan luka nyeri (tahu penyebab karakteristik, durasi,
seperti ditusuk tusuk nyeri, mampu frekuensi, kualitas
menggunakan tehnik dan faktor
DO : nonfarmakologi presipitasi
Klien tampak meringis untuk mengurang - Observasi reaksi
Skala Nyeri 5 (sedang) nyeri, mencari nonverbal dari
Adanya luka post bantuan) ketidaknyamanan
operasi Appendiktomi - Melaporkan bahwa - Gunakan teknik
pada abdomen kanan nyeri berkurang komunikasi
bagian bawah, dengan menggunakan terapeutik untuk
Drainase tidak ada, manajemen nyeri mengetahui
Warna merah muda, - Mampu mengenali pengalaman nyeri
Lebar luka 8 cm, dengan nyeri (skala, pasien
6 jahitan luar, bau khas intensitas, frekuensi - Kaji kultur yang
TTV saat dikaji : dan tanda nyeri) mempengaruhi
TD = 120 / 80 MmHg - Menyatakan rasa respon nyeri
HR = 110 x/m nyaman setelah nyeri - Evaluasi
T = 38,1 0C berkurang pengalaman nyeri
RR = 20 x/m
- Tanda vital dalam masa lampau
rentang normal - Evaluasi bersama
pasien dan tim
kesehatan lain
tentang
ketidakefektifan
kontrol nyeri masa
lampau
- Bantu pasien dan
keluarga untuk
mencari dan
menemukan
dukungan
- Kontrol lingkungan
yang dapat
mempengaruhi
nyeri seperti suhu
ruangan,
pencahayaan dan
kebisingan
- Kurangi faktor
46
presipitasi nyeri
- Pilih dan lakukan
penanganan nyeri
(farmakologi, non
farmakologi dan
inter personal)
- Kaji tipe dan
sumber nyeri untuk
menentukan
intervensi
- Ajarkan tentang
teknik non
farmakologi
- Berikan analgetik
untuk mengurangi
nyeri
- Evaluasi keefektifan
kontrol nyeri
- Tingkatkan istirahat
- Kolaborasikan
dengan dokter jika
ada keluhan dan
tindakan nyeri tidak
berhasil
- Monitor penerimaan
pasien tentang
manajemen nyeri
Analgesic
Administration
- Tentukan lokasi,
karakteristik,kualit
as dan derajat nyeri
sebelum pemberian
obat
- Cek instruksi
dokter tentang
jenis obat, dosis
dan frekuensi
- Cek riwayat alergi
- Pilih analgesik
yang diperlukan
atau kombinasi
dari analgesik
ketika pemberian
lebih dari satu
- Tentukan pilihan
analgesik
tergantung tipe dan
beratnya nyeri
- Tentukan analgesik
STIKes Muhammadiyah Pringsewu Lampung
47
pilihan, rute
pemberian dan
dosis optimal
- Pilih rute
pemberian secara
IV, IM untuk
pengobatan nyeri
secara teratur
- Monitor vital sign
sebelum dan
sesudah pemberian
analgesik pertama
kali
- Berikan analgesik
tepat waktu
terutama saat nyeri
hebat
- Evaluasi efektivitas
analgesik, tanda
dan gejala (efek
samping)
48
sirkulasi udara
- Berikan
pengobatan untuk
mencegah
terjadinya
menggigil
Temperature Regulation
- Monitor suhu
minimal tiap 2 jam
- Rencanakan
monitoring suhu
secara kontinu
- Monitor TD, nadi
dan RR
- Monitor warna dan
suhu kulit
- Monitor tanda-
tanda hipertemi
dan hipotermi
- Tingkatkan intake
cairan dan nutrisi
- Selimuti pasien
untuk mencegah
hilangnya
kehangatan tubuh
- Ajarkan pada
pasien cara
mencegah
keletihan akibat
panas
- Diskusikan tentang
pentingnya
pengaturan suhu
dan kemungkinan
efek negatif dari
kedinginan
- Beritahukan
tentang indikasi
terjadinya
keletihan dan
penanganan
emergency yang
diperlukan
- Ajarkan indikasi
dari hipotermi dan
penanganan yang
diperlukan
- Berikan anti
piretik jika perlu
- Vital Sign
49
Monitoring
- Monitor TD, nadi,
suhu dan RR
- Catat adanya
fluktuasi tekanan
darah
- Monitor VS saat
pasien berbaring,
duduk atau berdiri
- Auskultasi TD,
nadi, RR sebelum
selama dan setelah
aktivitas
- Monitor kualitas
dari nadi
- Monitor frekuensi
dan irama
pernafasan
- Monitor suara paru
- Monitor pola
pernafasan
abnormal
- Monitor suhu,
warna dan
kelembaban kulit
- Monitor sianosis
perifer
- Monitor adanya
cushing triad
(tekanan nadi yang
melebar,
bradikardi,
peningkatan
sistolik)
- Identifikasi
penyebab dari
perubahan vital
sign
50
insisi pada luka
yang diperlukan
- Berikan balutan
yang sesuai dengan
jenis luka
- Perhatikan teknik
balutan steril ketika
melaukan
perawatan luka
- Periksa luka setiap
kali perubahan
balutan
- Anjurkan pasien
atau anggota
keluarga untuk
mengenal tanda dan
gejala infeksi
- Dokumemtasikan
lokasi luka, ukuran,
dan tampilan
- Jelaskan pada
keluarga posisi
untuk menghindari
ketegangan pada
luka
51
- Evaluasi bersama
pasien dan tim
kesehatan lain
tentang
ketidakefektifan
kontrol nyeri masa
lampau
- Bantu pasien dan
keluarga untuk
mencari dan
menemukan
dukungan
- Kontrol lingkungan
yang dapat
mempengaruhi
nyeri seperti suhu
ruangan,
pencahayaan dan
kebisingan
- Kurangi faktor
presipitasi nyeri
- Pilih dan lakukan
penanganan nyeri
(farmakologi, non
farmakologi dan
inter personal)
- Kaji tipe dan
sumber nyeri untuk
menentukan
intervensi
- Ajarkan tentang
teknik non
farmakologi
- Berikan analgetik
untuk mengurangi
nyeri
- Evaluasi keefektifan
kontrol nyeri
- Tingkatkan istirahat
- Kolaborasikan
dengan dokter jika
ada keluhan dan
tindakan nyeri tidak
berhasil
- Monitor penerimaan
pasien tentang
manajemen nyeri
Analgesic
Administration
- Tentukan lokasi,
STIKes Muhammadiyah Pringsewu Lampung
52
karakteristik,kualit
as dan derajat nyeri
sebelum pemberian
obat
- Cek instruksi
dokter tentang
jenis obat, dosis
dan frekuensi
- Cek riwayat alergi
- Pilih analgesik
yang diperlukan
atau kombinasi
dari analgesik
ketika pemberian
lebih dari satu
- Tentukan pilihan
analgesik
tergantung tipe dan
beratnya nyeri
- Tentukan analgesik
pilihan, rute
pemberian dan
dosis optimal
- Pilih rute
pemberian secara
IV, IM untuk
pengobatan nyeri
secara teratur
- Monitor vital sign
sebelum dan
sesudah pemberian
analgesik pertama
kali
- Berikan analgesik
tepat waktu
terutama saat nyeri
hebat
- Evaluasi efektivitas
analgesik, tanda
dan gejala (efek
samping)
53
Drainase tidak ada, - Kontrol risiko pembersih yang
Warna merah muda, hipertermi tidak beracun.
Lebar luka 8 cm, dengan - Berikan rawatan
6 jahitan luar, bau khas insisi pada luka
yang diperlukan
- Berikan balutan
yang sesuai dengan
jenis luka
- Perhatikan teknik
balutan steril ketika
melaukan
perawatan luka
- Periksa luka setiap
kali perubahan
balutan
- Anjurkan pasien
atau anggota
keluarga untuk
mengenal tanda dan
gejala infeksi
- Dokumemtasikan
lokasi luka, ukuran,
dan tampilan
- Jelaskan pada
keluarga posisi
untuk menghindari
ketegangan pada
luka
54
keperawatan
- Gunakan baju,
sarung tangan
sebagai alat
pelindung
- Pertahankan
lingkungan aseptik
selama pemasangan
alat
- Ganti letak IV
perifer dan line
central dan
dressing sesuai
dengan petunjuk
umum
- Gunakan kateter
intermitten untuk
menurunkan infeksi
kandung kencing
- Tingkatkan intake
nutrisi
- Berikan terapi
antibiotik bila perlu
Infection Protection
- Monitor tanda dan
gejala infeksi
sistemik dan lokal
- Monitor hitung
granulosit, WBC
- Monitor
kerentanan
terhadap infeksi
- Batasi pengunjung
- Saring pengunjung
terhadap penyakit
menular
- Pertahankan
teknik asepsis
pada pasien yang
beresiko
- Pertahankan
teknik isolasi KP
- Berikan perawatan
kulit pada area
epidermis
- Inspeksi kulit dan
membran mukosa
terhadap
kemerahan, panas,
drainase
55
- Inspeksi kondisi
luka/insisi bedah
- Dorong masukan
nutrisi yang cukup
- Dorong masukan
cairan
- Dorong istirahat
- Instruksikan
pasien untuk
minum antibiotik
sesuai resep
- Ajarkan pasien
dan keluarga tanda
dan gejala infeksi
- Ajarkan cara
menghindari
infeksi
- Laporkan
kecurigaan infeksi
- Laporkan kultur
positif
8. Implementasi Keperawatan
Tabel 3.8 Implementasi Keperawatan
Dx. jam jam jam
10-04-2019 11-04-2019 12-04-2019
Kep.
Kasus 1 10.00 - Mengkaji 10.00 - Mengkaji 09.00 - Mengkaji
Dx.1 keluhan nyeri keluhan nyeri keluhan nyeri
klien secara klien secara klien secara
komprehensif komprehensif komprehensif
termasuk termasuk termasuk
lokasi, lokasi, lokasi,
karakteristik, karakteristik, karakteristik,
onset/durasi, onset/durasi, onset/durasi,
frekuensi, frekuensi, frekuensi,
kualitas, kualitas, kualitas,
intensitas dan intensitas dan intensitas dan
besarnya besarnya besarnya
keluhan nyeri keluhan nyeri keluhan nyeri
yang dirasakan yang dirasakan yang dirasakan
klien. klien. klien.
10.15 - Mengobservasi 10.15 - Mengobservasi 10.15 - Mengobservasi
tanda non tanda non tanda non
verbal klien verbal klien verbal klien
akibat nyeri. akibat nyeri. akibat nyeri.
10.20
10.20 - Mengkaji - Menjelaskan 10.20
- Berkolaborasi
pengaruh kondisi yang pemberian
budaya dialami klien analgesik yang
terhadap saat ini sesuai untuk
persepsi nyeri 10.25 - Berkolaborasi kondisi klien
56
klien pemberian 10.25 - Menganjurkan
10.25 - Mengkaji analgesik yang klien untuk
faktor-faktor sesuai untuk istiharahat
lain yang dapat 10.30 kondisi klien secara adequate
meningkatkan - Menganjurkan untuk
persepsi nyeri klien untuk mempercepat
klien, seperti istiharahat penyembuhan
lingkungan, secara adequate 10.35 - Menggunakan
suhu, suara dan untuk strategi
lain-lain mempercepat komunikasi
10.35
10.30 - Menjelaskan penyembuhan terapeutik dan
kondisi yang - Menggunakan teknik relaksasi
dialami klien strategi (pemberian
saat ini komunikasi music, nafas
- Berkolaborasi terapeutik dan dalam, dll)
10.35 pemberian teknik relaksasi untuk
analgesik yang (pemberian membantu klien
sesuai untuk music, nafas untuk
kondisi klien dalam, dll) meringankan
10.40 - Menganjurkan untuk 10.50 nyeri
klien untuk membantu klien - Memonitor
istiharahat untuk kepuasan pasien
secara adequate meringankan tehadap
untuk 10.40 nyeri manajemen
mempercepat - Memonitor nyeri.
10.50 penyembuhan kepuasan pasien
- Menggunakan tehadap
strategi manajemen
komunikasi nyeri.
terapeutik dan
teknik relaksasi
(pemberian
music, nafas
dalam, dll)
untuk
membantu klien
untuk
meringankan
nyeri
11.00
- Memonitor
kepuasan pasien
tehadap
manajemen
nyeri.
Dx. 2 11.15 - Memonitor 11.00 - Memonitor -
suhu sesering suhu sesering
mungkin mungkin
11.20 - Memonitor 11.10 - Memonitor
warna dan suhu warna dan suhu
kulit kulit
11.25 - Memonitor 11.15 - Memonitor
tekanan darah, tekanan darah,
nadi dan RR nadi dan RR
11.30 - Memonitor 11.20 - Memonitor
penurunan penurunan
57
tingkat tingkat
11.40 kesadaran kesadaran
- Memonitor 11.25 - Memonitor
WBC, Hb dan intake dan
Hct output
11.45 - Memonitor 11.35 - Memberikan
intake dan cairan intravena
11.40
11.50 output - Mengkompres
- Memberikan pasien pada
anti piretik lipat paha dan
11.55
- Memberikan aksila
pengobatan - Memberikan
untuk pengobatan
mengatasi untuk
penyebab mencegah
demam terjadinya
11.58
- Menyelimuti menggigil
pasien
12.00 - Melakukan
tapid sponge
12.15 - Memberikan
cairan intravena
12.20
- Mengkompres
pasien pada
lipat paha dan
aksila
12.25 - Meningkatkan
sirkulasi udara
12.30
- Memberikan
pengobatan
untuk
mencegah
terjadinya
menggigil
Dx.3 12.35 - Memonitor 12.00 - Memonitor 11.00 - Memonitor
karakteristik karakteristik karakteristik
dari luka, dari luka, dari luka,
termasuk termasuk termasuk
drainase, warna, drainase, warna, drainase, warna,
ukuran dan bau ukuran dan bau ukuran dan bau
12.40 - Membersihkan 12.15 - Membersihkan 11.10 - Membersihkan
dengan normal dengan normal dengan normal
salin dan salin dan salin dan
nontoxic nontoxic nontoxic
cleanser cleanser cleanser
12.45 - Memberikan 12.20 - Memberikan 11.15 - Memberikan
salep yang salep yang salep yang
cocok untuk cocok untuk cocok untuk
lesi lesi lesi
12.50 - Mengunakan 12.30 - Mengunakan 11.20 - Mengunakan
teknik steril teknik steril teknik steril
dressing ketika dressing ketika dressing ketika
melakukan melakukan melakukan
perawatan luka perawatan luka perawatan luka
58
13.00 - Menjelaskan 12.35 - Menjelaskan 11.25 - Menjelaskan
pada pasien pada pasien pada pasien
untuk untuk untuk
menghindari menghindari menghindari
posisi yang posisi yang posisi yang
dapat dapat dapat
menyebabkan menyebabkan menyebabkan
ketegangan ketegangan ketegangan
pada luka pada luka pada luka
13.05 - Mengajarkan 12.40 - Mengajarkan 11. 30 - Mengajarkan
pada pasien dan pada pasien dan pada pasien dan
keluarga proses keluarga proses keluarga proses
perawatan luka perawatan luka perawatan luka
Jelaskan pada Jelaskan pada Jelaskan pada
pasien tentang pasien tentang pasien tentang
tanda-tanda tanda-tanda tanda-tanda
infeksi (rubor, infeksi (rubor, infeksi (rubor,
calor, dolor, calor, dolor, calor, dolor,
fungsiolesa) fungsiolesa) fungsiolesa)
Kasus 2 08.00 - Mengkaji 08.05 - Mengkaji 08.00 - Mengkaji
Dx.1 keluhan nyeri keluhan nyeri keluhan nyeri
klien secara klien secara klien secara
komprehensif komprehensif komprehensif
termasuk termasuk termasuk
lokasi, lokasi, lokasi,
karakteristik, karakteristik, karakteristik,
onset/durasi, onset/durasi, onset/durasi,
frekuensi, frekuensi, frekuensi,
kualitas, kualitas, kualitas,
intensitas dan intensitas dan intensitas dan
besarnya besarnya besarnya
keluhan nyeri keluhan nyeri keluhan nyeri
yang dirasakan yang dirasakan yang dirasakan
klien. klien. klien.
- Mengobservasi - Mengobservasi - Mengobservasi
08.05 08.10 08.05
tanda non tanda non tanda non
verbal klien verbal klien verbal klien
akibat nyeri. akibat nyeri. akibat nyeri.
08.10
- Mengkaji 08.15
- Mengkaji 08.10
- Menjelaskan
pengaruh pengaruh kondisi yang
budaya budaya dialami klien
terhadap terhadap saat ini
persepsi nyeri persepsi nyeri 08.15 - Berkolaborasi
klien klien pemberian
08.15
- Mengkaji 08.20
- Mengkaji analgesik yang
faktor-faktor faktor-faktor sesuai untuk
lain yang dapat lain yang dapat kondisi klien
meningkatkan meningkatkan 08.20
- Menganjurkan
persepsi nyeri persepsi nyeri klien untuk
klien, seperti klien, seperti istiharahat
lingkungan, lingkungan, secara adequate
suhu, suara dan suhu, suara dan untuk
lain-lain lain-lain mempercepat
- Menjelaskan - Menjelaskan penyembuhan
08.25 08.25
kondisi yang kondisi yang 08.25 - Menggunakan
59
dialami klien dialami klien strategi
saat ini saat ini komunikasi
08.30 - Berkolaborasi 08.30 - Berkolaborasi terapeutik dan
pemberian pemberian teknik relaksasi
analgesik yang analgesik yang (pemberian
sesuai untuk sesuai untuk music, nafas
kondisi klien kondisi klien dalam, dll)
08.45 08.35
- Menganjurkan - Menganjurkan untuk
klien untuk klien untuk membantu klien
istiharahat istiharahat untuk
secara adequate secara adequate meringankan
untuk untuk nyeri
mempercepat mempercepat 08.30 - Memonitor
penyembuhan penyembuhan kepuasan pasien
08.50 - Menggunakan 08.40 - Menggunakan tehadap
strategi strategi manajemen
komunikasi komunikasi nyeri.
terapeutik dan terapeutik dan
teknik relaksasi teknik relaksasi
(pemberian (pemberian
music, nafas music, nafas
dalam, dll) dalam, dll)
untuk untuk
membantu klien membantu klien
untuk untuk
meringankan meringankan
nyeri nyeri
08.50 - Memonitor 08.45 - Memonitor
kepuasan pasien kepuasan pasien
tehadap tehadap
manajemen manajemen
nyeri. nyeri.
Dx.2 08.55 - Memonitor 08.50 - Memonitor 08.35 - Memonitor
karakteristik karakteristik karakteristik
dari luka, dari luka, dari luka,
termasuk termasuk termasuk
drainase, warna, drainase, warna, drainase, warna,
ukuran dan bau ukuran dan bau ukuran dan bau
09.00 - Membersihkan 08.55 - Membersihkan 08.40 - Membersihkan
dengan normal dengan normal dengan normal
salin dan salin dan salin dan
nontoxic nontoxic nontoxic
cleanser cleanser cleanser
09.10 - Memberikan 09.00 - Memberikan 08.45 - Memberikan
salep yang salep yang salep yang
cocok untuk cocok untuk cocok untuk
lesi lesi lesi
09.15 - mengunakan 09.05 - mengunakan 08.50 - mengunakan
teknik steril teknik steril teknik steril
dressing ketika dressing ketika dressing ketika
melakukan melakukan melakukan
perawatan luka perawatan luka perawatan luka
09.20 - menjelaskan 09.10 - menjelaskan
pada pasien pada pasien
untuk untuk
STIKes Muhammadiyah Pringsewu Lampung
60
menghindari menghindari
posisi yang posisi yang
dapat dapat
menyebabkan menyebabkan
ketegangan ketegangan
pada luka pada luka
- Mengajarkan - Mengajarkan
09.25 09.15
pada pasien dan pada pasien dan
keluarga proses keluarga proses
perawatan luka perawatan luka
Jelaskan pada Jelaskan pada
pasien tentang pasien tentang
tanda-tanda tanda-tanda
infeksi (rubor, infeksi (rubor,
calor, dolor, calor, dolor,
fungsiolesa) fungsiolesa)
Dx. 3 09.30 - Memonitor 09.20 - Memonitor 09.00 - Mengontrol
status status lingkungan
hemodynamic hemodynamic untuk
pasien (Hb, Ht, pasien (Hb, Ht, mencegah
Leukosit, Leukosit, infeksi
Trombosit) Trombosit) - Merawat dan
09.35 - Mengontrol 09.25 - Mengontrol 09.15 pergantian
lingkungan lingkungan peralatan atau
untuk untuk protocol yang
mencegah mencegah digunakan
09.40
infeksi 09.30
infeksi pasien
- Merawatan dan - Merawat dan (pergantian
pergantian pergantian balutan sesuai
peralatan atau peralatan atau 09.20
indikasi)
protocol yang protocol yang - Melakukan
digunakan digunakan teknik aseptic
pasien pasien pada setiap
(pergantian (pergantian prosedur
balutan sesuai balutan sesuai tindakan
09.45
indikasi) 09.35
indikasi) invasive yang
- Melakukan - Melakukan ditujukan pada
teknik aseptic teknik aseptic pasien (seperti
pada setiap pada setiap saat
prosedur prosedur penggantian
tindakan tindakan balutan
invasive yang invasive yang menggunakan
ditujukan pada ditujukan pada sarung tangan
pasien (seperti pasien (seperti steril)
09.25
saat saat - Mencuci tangan
penggantian penggantian sebelum dan
balutan balutan sesudah
menggunakan menggunakan melakukan
sarung tangan sarung tangan tindakan
steril) steril) perawatan pada
09.50 09.40
- Mencuci tangan - Mencuci tangan pasien
09.30
sebelum dan sebelum dan - Mengajari
sesudah sesudah pasien dan
melakukan melakukan keluarga untuk
tindakan tindakan mengenal tanda
STIKes Muhammadiyah Pringsewu Lampung
61
perawatan pada perawatan pada dan gejala
pasien pasien infeksi
09.55 - Mengajari 09.45 - Mengajari 09.35 - Memberikan
pasien dan pasien dan antobiotik jika
keluarga untuk keluarga untuk diperlukan
mengenal tanda mengenal tanda 09.40 - Memonitor
dan gejala dan gejala tanda dan gejala
infeksi infeksi sistemik yang
09.56 - Memberikan 09.50 - Memberikan berhubungan
antobiotik jika antobiotik jika dengan infeksi
diperlukan diperlukan 09.45
- Mengobservasi
09.57 - Memonitor 10.00 - Memonitor kulit, jaringan,
tanda dan gejala tanda dan gejala dan mucous
sistemik yang sistemik yang membrane pada
berhubungan berhubungan luka dan sekitar
dengan infeksi dengan infeksi luka
09.58
- Mengobservasi 10.03
- Mengobservasi 09.50
- Tingkatkan
kulit, jaringan, kulit, jaringan, intake nutrisi
dan mucous dan mucous dan cairan
membrane pada membrane pada untuk
luka dan sekitar luka dan sekitar menunjang
luka luka penyembuhan
09.59
- Tingkatkan 10.05
- Meningkatkan luka pasien
intake nutrisi intake nutrisi menjadi cepat
dan cairan dan cairan 09.55 - Menganjurkan
untuk untuk meningkatkan
menunjang menunjang istirahat untuk
penyembuhan penyembuhan mempercepat
luka pasien luka pasien proses
menjadi cepat menjadi cepat penyembuhan
- Menganjurkan - Menganjurkan luka
10.00 10.05
meningkatkan meningkatkan
istirahat untuk istirahat untuk
mempercepat mempercepat
proses proses
penyembuhan penyembuhan
luka luka
10.05 10.10
- Mengajari - Mengajari
pasien dan pasien dan
keluarga untuk keluarga untuk
mengenali mengenali
tanda dan gejala tanda dan gejala
infeksi serta infeksi serta
bagaimana cara bagaimana cara
untuk untuk
menghindari menghindari
resiko infeksi resiko infeksi
(misalnya : (misalnya :
modifikasi modifikasi
lingkungan lingkungan
untuk untuk
mencegah mencegah
timbulnya timbulnya
sarang kuman, sarang kuman,
bakteri / virus bakteri / virus
62
9. Evaluasi Keperawatan
Tabel 3.9 Evaluasi Keperawatan
Evaluasi Hari ke-1 Hari ke-2 Hari ke-3
Kasus 1 S: S: S:
Nyeri Akut
- Klien - Klien - Klien
Mengatakan Mengatakan Mengatakan
Nyeri Pada Luka Nyeri Pada Luka Nyeri Pada Luka
Post operasi Post operasi Post operasi
- Klien - Klien - Klien
mengatakan luka mengatakan luka mengatakan luka
seperti ditusuk seperti ditusuk seperti ditusuk
tusuk tusuk tusuk
O: O: O:
- Klien tampak - Klien tampak - Klien tampak
meringis meringis meringis
- Skala Nyeri 5 - Skala Nyeri 3 - Skala Nyeri 2
(sedang) (ringan) (ringan)
- Adanya luka post - Adanya luka post - Adanya luka post
operasi operasi operasi
Appendiktomi Appendiktomi Appendiktomi
pada abdomen pada abdomen pada abdomen
kanan bagian kanan bagian kanan bagian
bawah, bawah, bawah,
- Drainase tidak - Drainase tidak - Drainase tidak
ada, ada, ada,
- Warna merah - Warna merah - Warna merah
muda, muda, muda,
- Lebar luka 8 cm, - Lebar luka 8 cm, - Lebar luka 8 cm,
dengan 6 jahitan dengan 6 jahitan dengan 6 jahitan
luar, bau khas luar, bau khas luar, bau khas
- TTV saat dikaji : - TTV saat dikaji : - TTV saat dikaji :
- TD = 120 / 80 - TD = 120 / 80 - TD = 120 / 80
MmHg MmHg MmHg
- HR = 110 x/m - HR = 110 x/m - HR = 110 x/m
- T = 38,1 0C - T = 37,1 0C - T = 36,7 0C
- RR = 20 x/m - RR = 20 x/m - RR = 20 x/m
A: A: A:
Nyeri Akut Nyeri Akut Nyeri Akut
P: P: P:
Lanjutkan intervensi Lanjutkan intervensi Lanjutkan intervensi
63
intensitas dan intensitas dan intensitas dan
besarnya keluhan besarnya keluhan besarnya keluhan
nyeri yang nyeri yang nyeri yang
dirasakan klien. dirasakan klien. dirasakan klien.
- Observasi tanda - Observasi tanda - Observasi tanda
non verbal klien non verbal klien non verbal klien
akibat nyeri. akibat nyeri. akibat nyeri.
- Kaji pengaruh - Kolaborasikan - Kolaborasikan
budaya terhadap pemberian pemberian
persepsi nyeri analgesik yang analgesik yang
klien sesuai untuk sesuai untuk
- Kaji faktor-faktor kondisi klien kondisi klien
lain yang dapat - Anjurkan klien - Anjurkan klien
meningkatkan untuk istiharahat untuk istiharahat
persepsi nyeri secara adequate secara adequate
klien, seperti untuk untuk
lingkungan, suhu, mempercepat mempercepat
suara dan lain- penyembuhan. penyembuhan.
lain - Gunakan strategi - Gunakan strategi
- Jelaskan kondisi komunikasi komunikasi
yang dialami terapeutik dan terapeutik dan
klien saat ini teknik relaksasi teknik relaksasi
- Kolaborasikan (pemberian (pemberian
pemberian music, nafas music, nafas
analgesik yang dalam, dll) untuk dalam, dll) untuk
sesuai untuk membantu klien membantu klien
kondisi klien untuk untuk
- Anjurkan klien meringankan meringankan
untuk istiharahat nyeri. nyeri.
secara adequate - Monitor kepuasan Monitor kepuasan
untuk pasien tehadap pasien tehadap
mempercepat manajemen nyeri. manajemen nyeri.
penyembuhan.
- Gunakan strategi
komunikasi
terapeutik dan
teknik relaksasi
(pemberian
music, nafas
dalam, dll) untuk
membantu klien
untuk
meringankan
nyeri.
- Monitor kepuasan
pasien tehadap
manajemen nyeri.
Kasus 1 S: S:
Hipertermia
- Klien - Klien
Mengatakan Mengatakan
badannya terasa badannya sudah
panas tidak panas lagi
64
O: O:
- Saat dipalpasi - Saat dipalpasi
terasa kulit pasien terasa kulit pasien
hangat hangat
- TTV saat dikaji : - TTV saat dikaji :
- TD = 120 / 80 - TD = 120 / 80
MmHg MmHg
- HR = 110 x/m - HR = 110 x/m
- T = 38,1 0C - T = 37,1 0C
- RR = 20 x/m - RR = 20 x/m
A: A:
Hipertermia Hipertermia
P: P:
- Monitor suhu
sesering mungkin
- Monitor IWL
- Monitor warna
dan suhu kulit
- Monitor tekanan
darah, nadi dan
RR
- Monitor
penurunan tingkat
kesadaran
- Monitor WBC,
Hb dan Hct
- Monitor intake
dan output
- Berikan anti
piretik
- Berikan
pengobatan untuk
mengatasi
penyebab demam
- Selimuti pasien
- Lakukan tapid
sponge
- Berikan cairan
intravena
- Kompres pasien
pada lipat paha
dan aksila
- Tingkatkan
sirkulasi udara
- Berikan
pengobatan untuk
mencegah
terjadinya
menggigil
65
Kasus 1 S:- S:- S:-
Kerusakan
O: O: O:
integritas Kulit
- Adanya luka post - Adanya luka post - Adanya luka post
operasi operasi operasi
Appendiktomi Appendiktomi Appendiktomi
pada abdomen pada abdomen pada abdomen
kanan bagian kanan bagian kanan bagian
bawah, bawah, bawah,
- Drainase tidak - Drainase tidak - Drainase tidak
ada, ada, ada,
- Warna merah - Warna merah - Warna merah
muda, muda, muda,
- Lebar luka 8 cm, - Lebar luka 8 cm, - Lebar luka 8 cm,
dengan 6 jahitan dengan 6 jahitan dengan 6 jahitan
luar, bau khas luar, bau khas luar, bau khas
A: A: A:
P: P: P:
66
Kasus 2 S: S: S:
Nyeri Akut
- Klien - Klien - Klien
Mengatakan Mengatakan Mengatakan
Nyeri Pada Luka Nyeri Pada Luka Nyeri Pada Luka
Post operasi Post operasi Post operasi
- Klien - Klien - Klien
mengatakan luka mengatakan luka mengatakan luka
seperti ditusuk seperti ditusuk seperti ditusuk
tusuk tusuk tusuk
O: O: O:
- Klien tampak - Klien tampak - Klien tampak
meringis meringis meringis
- Skala Nyeri 5 - Skala Nyeri 3 - Skala Nyeri 2
(sedang) (ringan) (ringan)
- Adanya luka post - Adanya luka post - Adanya luka post
operasi operasi operasi
Appendiktomi Appendiktomi Appendiktomi
pada abdomen pada abdomen pada abdomen
kanan bagian kanan bagian kanan bagian
bawah, bawah, bawah,
- Drainase tidak - Drainase tidak - Drainase tidak
ada, ada, ada,
- Warna merah - Warna merah - Warna merah
muda, muda, muda,
- Lebar luka 8 cm, - Lebar luka 8 cm, - Lebar luka 8 cm,
dengan 6 jahitan dengan 6 jahitan dengan 6 jahitan
luar, bau khas luar, bau khas luar, bau khas
- TTV saat dikaji : - TTV saat dikaji : - TTV saat dikaji :
- TD = 120 / 80 - TD = 120 / 80 - TD = 120 / 80
MmHg MmHg MmHg
- HR = 110 x/m - HR = 110 x/m - HR = 110 x/m
- T = 38,1 0C - T = 37,1 0C - T = 36,7 0C
- RR = 20 x/m - RR = 20 x/m - RR = 20 x/m
A: A: A:
Nyeri Akut Nyeri Akut Nyeri Akut
P: P: P:
Lanjutkan intervensi Lanjutkan intervensi Lanjutkan intervensi
67
non verbal klien non verbal klien non verbal klien
akibat nyeri. akibat nyeri. akibat nyeri.
- Kaji pengaruh - Kolaborasikan - Kolaborasikan
budaya terhadap pemberian pemberian
persepsi nyeri analgesik yang analgesik yang
klien sesuai untuk sesuai untuk
- Kaji faktor-faktor kondisi klien kondisi klien
lain yang dapat - Anjurkan klien - Anjurkan klien
meningkatkan untuk istiharahat untuk istiharahat
persepsi nyeri secara adequate secara adequate
klien, seperti untuk untuk
lingkungan, suhu, mempercepat mempercepat
suara dan lain- penyembuhan. penyembuhan.
lain - Gunakan strategi - Gunakan strategi
- Jelaskan kondisi komunikasi komunikasi
yang dialami terapeutik dan terapeutik dan
klien saat ini teknik relaksasi teknik relaksasi
- Kolaborasikan (pemberian (pemberian
pemberian music, nafas music, nafas
analgesik yang dalam, dll) untuk dalam, dll) untuk
sesuai untuk membantu klien membantu klien
kondisi klien untuk untuk
- Anjurkan klien meringankan meringankan
untuk istiharahat nyeri. nyeri.
secara adequate - Monitor kepuasan - Monitor kepuasan
untuk pasien tehadap pasien tehadap
mempercepat manajemen nyeri. manajemen nyeri.
penyembuhan.
- Gunakan strategi
komunikasi
terapeutik dan
teknik relaksasi
(pemberian
music, nafas
dalam, dll) untuk
membantu klien
untuk
meringankan
nyeri.
- Monitor kepuasan
pasien tehadap
manajemen nyeri
Kasus 2 S:- S:- S:-
Dx. Kerusakan
O: O: O:
integritas kulit
- Adanya luka post - Adanya luka post - Adanya luka post
operasi operasi operasi
Appendiktomi Appendiktomi Appendiktomi
pada abdomen pada abdomen pada abdomen
kanan bagian kanan bagian kanan bagian
bawah, bawah, bawah,
- Drainase tidak - Drainase tidak - Drainase tidak
ada, ada, ada,
- Warna merah - Warna merah - Warna merah
68
muda, muda, muda,
- Lebar luka 8 cm, - Lebar luka 8 cm, - Lebar luka 8 cm,
dengan 6 jahitan dengan 6 jahitan dengan 6 jahitan
luar, bau khas luar, bau khas luar, bau khas
A: A: A:
P: P: P:
69
- Warna merah - Warna merah - Warna merah
muda, muda, muda,
- Lebar luka 8 cm, - Lebar luka 8 cm, - Lebar luka 8 cm,
dengan 7 jahitan dengan 7 jahitan dengan 7 jahitan
luar, bau khas luar, bau khas luar, bau khas
A: A: A:
P: P: P:
70
jaringan, dan - Tingkatkan intake - Tingkatkan intake
mucous membrane nutrisi dan cairan nutrisi dan cairan
pada luka dan untuk menunjang untuk menunjang
sekitar luka penyembuhan luka penyembuhan luka
- Tingkatkan intake pasien menjadi pasien menjadi
nutrisi dan cairan cepat cepat
untuk menunjang - Anjurkan - Anjurkan
penyembuhan luka meningkatkan meningkatkan
pasien menjadi istirahat untuk istirahat untuk
cepat mempercepat mempercepat
- Anjurkan proses proses
meningkatkan penyembuhan luka penyembuhan luka
istirahat untuk
mempercepat
proses
penyembuhan luka
- Ajari pasien dan
keluarga untuk
mengenali tanda
dan gejala infeksi
serta bagaimana
cara untuk
menghindari resiko
infeksi (misalnya :
modifikasi
lingkungan untuk
mencegah
timbulnya sarang
kuman, bakteri atau
virus).
71
72
BAB IV
PEMBAHASAN
acara serah terima rumah sakit umum kalianda, dari kepala Kanwil Depkes
dengan nomor : 981/kanwil/tu/1985, dengan type rumh sakit saat ini type C
Pada awal tahun 2003 RSUD Dr. H. Bob Bazar, S.KM berubah menjadi
badan layanan RSUD Dr. H. Bob Bazar, S.KM melalui Perda No.5 Tahun
Tahun 2008 kembali menjadi RSUD Dr. H. Bob, Bazar S.KM dengan
pada tahun 2012 nama RSUD KALIANDA menjadi RSUD Dr. H. Bob
Bazar, S.KM melalui Perda Tahun 2012. RSUD Dr. H. Bob Bazar telah
yang tertinggi
prima
a. Ketenagaan
73
Tabel. 4.1 Tenaga Kerja di RSUD Dr. H. Bob Bazar, SKM
8 Dokter Umum 9 1 1 10
9 Dokter Gigi 2 0 0 2
Sub Total 23 2 2 27
II Tenaga Keperawatan
1 Ners Keperawatan 21 0 0 21
2 Sarjana Keperawatan 22 0 2 24
3 D3 Keperawatan 24 20 10 54
4 SPK/Perawat 5 0 0 5
5 D3 Perawat anastesi 4 0 0 4
6 D3 Perawat Gigi 1 0 0 1
1 D3 Kebidanan 13 0 0 13
2 DI Kebidanan 1 0 0 1
Sub Total 14 0 0 14
IV Tenaga Kefarmasian
1 Apoteker 5 0 0 5
2 Sarjana Farmasi 1 0 0 1
74
3 D3 Farmasi 1 0 1 2
4 SMF Farmasi 4 0 2 6
Sub Total 11 0 3 14
2 D3 Kesehatan Masyarakat 0 0 0 0
3 D3 Sanitarian/Kesling 2 0 0 2
Sub Total 7 0 0 7
2) Sarana Pelayanan Medis terdiri dari sarana rawat jalan yang meliputi
ruang rawat inap penyakit bedah (Zaal I), ruang rawat inap penyakit
dalam (Zaal II), ruang rawat inap kebidanan, ruang rawat inap penyakit
anak, ruang rawat inap Kelas II, ruang rawat inap Kelas I dan ruang
75
4) Sarana pelayanan penunjang medis yang meliputi penyelenggaraan
Bedah RSUD Dr. H. Bob Bazar, SKM Kalianda Lampung Selatan tahun
Kasus 1
berdasarkan pengkajian fisik masalah yang dialami klien adalah nyeri akut
luka post operasi Appendiktomi pada abdomen kanan bagian bawah dengan
skala nyeri 5 (nyeri sedang), Suhu tubuh yang tinggi dengan suhu 38 0C,
40mg/24 jam.
Kasus 2
berdasarkan pengkajian masalah yang dialami adalah nyeri akut luka post
operasi Appendiktomi pada abdomen kanan bagian bawah dengan skala nyeri
76
6 (sedang), kerusakan integritas kulit pasien dengan luka Post Op
Lebar luka 8 cm, 6 jahitan luar, bau khas, tidak ada drainase, warna luka
Terdapat perbedaan skala nyeri yang dirasakan antara kasus 1 ( skala nyeri
5) sedangkan pada kasus 2 (skala nyeri 6 ) hal ini dapat dijelaskan sesuai
pasca bedah abdomen seperti faktor usia, jenis kelamin, kebudayaan, makna
Hal ini juga sejalan dengan penelitian tentang Analisis Faktor-faktor yang
0,0005), sikap dan keyakinan pasien tentang nyeri (p = 0,0005), dan tingkat
77
C. Anlisis Diagnosa Keperawatan
hanya jika ada penjelasan yang masuk akal untuk tanda –tanda tersebut
dengan konteks suatu situasi, ini adalah proses berfikir aktif ketika perawat
a. Kasus 1
gelisah, frekuensi nadi meningkat, dan skala nyeri (Tim pokja SDKI,
2018).
diatas rentang normal tubuh. Ditandai dengan suhu tubuh lebih dari 37,8o
C atau 38,8o C rektal, kulit merah, dan kulit terasa hangat (Tim Pokja
SDKI, 2018).
78
kerusakan integritas kulit adalah kerusakan kulit (dermis dan/atau
kerusakan jaringan dan/ atau lapisan kulit ((Tim Pokja SDKI, 2018).
b. Kasus 2
gelisah, frekuensi nadi meningkat, dan skala nyeri (Tim pokja SDKI,
2018).
kerusakan jaringan dan/ atau lapisan kulit (Tim Pokja SDKI, 2018).
79
Terdapat perbedaan diagnosa yang muncul pada kasus 1 dan kasus 2.
kasus 1, karena terdapat tanda dan gejala mayor dan minor pada kasus
tersebut sehingga diagnosa tersebut dapat diangkat. Dan diagnosa ini tidak
muncul pada kasus 2 karena tidak terdapat tanda dan gejala mayor maupun
minor pada kasus tersebut. Hal dilakukan sesuai dengan Standar Diagnosis
yang aman, efektif dan etis, sesuai dengan definisi, penyebab, gejala tanda
2. Diagnosa keperawatan yang tidak mucul namun ada dalam tinjuan teori
Diagnosa tersebut dapat di tegakan apabila terdapat data satu atau lebih
80
b. Defisit perawatan diri berhubungan dengan kelemahan.
Kasus 1
diberikan antara lain Pain Level, Pain Control, dan Comfort Level. Untuk
Kasus 2
diberikan antara lain Pain Level, Pain Control, dan Comfort Level. Untuk
infection.
81
Terdapat perbedaan intervensi keperawatan yang diberikan antara
kasus 1 dan kasus 2, hal ini berdasarkan diagnosa yang ditegakkan dimana
2018).
1. Implementasi
pada klien. Adapun kegiatan yang ada dalam implementasi data dasar,
2. Evaluasi
2011).
82
Kasus 1
Kasus 2
83
84
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan
Setelah dilakukan asuhan keperawatan selama 3 x 24 jam pada tanggal
tanggal 10 April 2019 sampai 12 April 2019, Berdasarkan data di atas
dapat diambil kesimpulan sebagai berikut :
a. Hasil pengkajian pada kasus 1 dan kasus 2 dengan nyeri akut akibat
post operasi appendiktomi atas indikasi Appendisitis, pada pengkajian
kognitif dan perceptual didapatkan data klien mengeluh nyeri pada
luka post operasi appendiktomi, nyeri terasa seperti ditusuk- tusuk,
dengan skala nyeri 5 pada kasus 1 dan skala nyeri 6 pada kasus 2, nyeri
muncul saat beraktivitas. Sehingga dapat diangkat sebagai diagnosa
utama nyeri akut.
b. Diagnosa keperawatan utama yang muncul pada kasus 1 dan kasus 2
adalah nyeri akut berhubungan dengan terputusnya kontinuitas jaringan
(post appendektomi), Hipertermia berhubungan dengan proses penyakit,
gangguan integritas kulit berhubungan dengan faktor mekanik operatif,
resiko infeksi berhubungan dengan efek prosedural pembedahan.
c. Rencana Asuhan Keperawatan yang dilakukan pada kasus 1 dan kasus
2 dengan tujuan setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 3 x
24 jam diharapkan nyeri dapat berkurang sampai hilang, dengan
kriteria hasil skala nyeri (0-1), ekspresi wajah klien tampak rileks,
antara lain observasi tanda vital (suhu, nadi, pernafasan dan tekanan
darah), observasi karakteristik nyeri (PQRST), berikan posisi yang
nyaman, ajarkan tehnik relaksasi dan distraksi, berikan pendidikan
kesehatan, kolaborasi dengan dokter dalam pemberian analgesik.
d. Implementasi yang telah dilakukan pada kasus 1 dan kasus 2 Ny.M
pada tanggal 10 April 2019 sampai 12 April 2019 untuk diagnosa nyeri
adalah mengkaji tanda-tanda vital, mengkaji karakteristik nyeri,
B. Saran
a. Bagi Rumah Sakit.
Diharapkan Rumah Sakit khususnya RSUD dr. H. BOB
Bazar S.KM Kalianda Lampung Selatan dapat memberikan
pelayanan kesehatan dan mempertahankan hubungan kerjasama
yang baik antara tim kesehatan maupun klien sehingga dapat
meningkatkan mutu pelayanan asuhan keperawatan yang
optimal.
b. Bagi Tenaga Kesehatan.
Khusunya perawat, diharapkan selalu berkoordinasi dengan
tim kesehatan lainnya dalam memberikan asuhan keperawatan
secara komperhensif pada klien agar lebih maksimal. Perawat
diharapkan dapat memberikan pelayanan secara profesional dan
komprehensif.
c. Bagi Institusi Pendidikan
Diharapkan dapat meningkatkan mutu pendidikan yang
lebih berkualitas dan profesional sehingga dapat tercipta
perawat profesional, terampil dan bermutu yang mampu memberikan
asuhan keperawatan secara menyeluruh berdasarkan kode etik
keperawatan.
85
DAFTAR PUSTAKA