Anda di halaman 1dari 4

1. Jelaskan bagaimana analisis CVP dapat digunakan pada perencanaan manajerial!

Jawab :
Analisis biaya volume laba (cost volume profit analysis – 
analysis  –  CVP
 CVP analysis) merupakan suatu
alat yang sangat berguna untuk perencanaan dan pengambilan keputusan. Karena analisis
 biaya volume laba (CVP) menekankan keterkaitan antara biaya, kuantitas yang
yang terjual dan
harga, semua informasi keuangan perusahaan terkandung di dalamnya.
dalamn ya. Analisis CVP dapat
menjadi suatu alat yang bermanfaat untuk mengidentifikasi cakupan dan besarnya
kesulitan ekonomi yang dihadapi suatu divisi dan membantuk mencari pemecahannya.

(Sumber : Hansen dan Mowen. 2018.  Akuntansi Manajerial . Jakarta: Salemba Empat.
Halaman: 4)

2. Deskripsikanlah perbedaan antara pendekatan unit yang terjual pada analisis CVP dengan
 pendekatan pendapatan penjualan!
Jawab :
Pendekatan unit yang terjual pada analisis CVP adalah untuk menentukan apa yang
dimaksud dengan sebuah unit. Unit yang dimaksud adalah sebuah barang dalam
 perusahaan manufaktur dan sebuah jasa dari perusahaan jasa.
Pendekatan pendapatan penjualan pada analisis CVP didefinisikan sebagai ukuran aktivitas
 penjualan daripada
da ripada unit yang terjual. Suatu ukuran unit yang terjual
t erjual dapat
dapa t dikonversikan
dikonve rsikan
menjadi suatu ukuran pendapatan penjualan hanya dengan mengalikan harga jual per unit
dengan unit yang terjual

(Sumber : Hansen dan Mowen. 2018.  Akuntansi Manajerial . Jakarta: Salemba Empat.
Halaman: 4 dan 11)

3. Sebutkanlah definisi titik impas!


Jawab:
Titik impas (break -even  point ) adalah titik dimana total pendapatan sama dengan total
 biaya, titik dimana laba sama dengan nol.

(Sumber : Hansen dan Mowen. 2018.  Akuntansi Manajerial . Jakarta: Salemba Empat.
Halaman: 4)

4. Jelaskanlah mengapa margin kontribusi per unit menjadi laba per unit di atas titik impas!
Jawab :
Karena pada impas, margin kontibusi sama dengan beban. Namun, apabila margin
kontribusi yang rendah per unit, Margin kontribusi harus menutupi
menu tupi semua biaya tetap.

(Sumber : Hansen dan Mowen. 2018.  Akuntansi Manajerial . Jakarta: Salemba Empat.
Halaman: 7)
5. Jika margin kontribusi per unit adalah $7 dan titik impas adalah 10.000 unit, berapa laba
yang akan dihasilkan perusahaan jika penjualan mencapai 15.000?
Jawab :
Laba perusahaan = (Harga × Jumlah unit yang terjual)  –  (biaya variable per unit × jumlah
unit terjual)  –  Total biaya tetap
Laba perusahaan = ($7 × 15.000)
Laba perusahaan = $35.000

(Sumber : Hansen dan Mowen. 2018.  Akuntansi Manajerial . Jakarta: Salemba Empat.
Halaman: 5)

6. Apakah yang dimaksud dengan rasio biaya variable dan rasio margin kontribusi?
Bagaimana hubungan diantara keduanya?
Jawab :
Rasio biaya variable (variable cost ratio) merupakan bagian dari setiap penjualan yang
harus digunakan untuk menutup biaya variable.
Sedangkan Rasio Margin kontribusi (contribution margin ratio) adalah bagian dari setiap
 penjualan yang tersedia untuk menutup biaya tetap dan menghasilkan laba.
Rasio margin kontribusi merupakan pelengkap rasio biaya variable. Bagian penjualan yang
tersisa setelah biaya variable tertutupi haruslah merupakan komponen margin k ontribusi

(Sumber : Hansen dan Mowen. 2018.  Akuntansi Manajerial . Jakarta: Salemba Empat.
Halaman: 11-12)

7. Misalkan suatu perusahaan memilki biaya tetap sebesar $20.000 dan rasio margin
kontribusi 0,4. Berapa pedapatan penjualan yang harus dihasilkan perusahaan untuk
mencapai impas?
Jawab :
Unit Impas = Biaya Tetap/Rasio Margin Kontribusi
Unit Impas = $20.000/0.4
Unit Impas = $50.000

(Sumber : Hansen dan Mowen. 2018.  Akuntansi Manajerial . Jakarta: Salemba Empat.
Halaman: 13)

8. Misalkan suatu perusahaan dengan rasio margin kontribusi sebesar 0,3 meningkatkan
 beban iklannya sebesar $10.000 dan menemukan bahwa penjualannya naik sebesar
$30.000. Apakah langkah untuk meningkatkan beban iklan tersebut meerupakan keputusan
yang tepat?
Jawab :
Tidak, karena akan menambah beban sebesar $10.000 dan akan meningkatkan margin
kontribusi sebesar $9.000 yang didapat dari Penjualan ×  Rasio Margin kontribusi 
($30.000 × 0,3)
(Sumber : Hansen dan Mowen. 2018.  Akuntansi Manajerial . Jakarta: Salemba Empat.
Halaman: 13)

9. Sebutkanlah definisi bauran penjualan dan berilah sebuah contoh untuk mendukung
definisi anda!
Jawab :
Bauran penjualan (Sales mix) adalah kombinasi relative dari berbagai produk yang dijual
 perusahaan. Contohnya Jika Whittier   berencana menjual 1.200 mesin pemotong rumput
manual dan 800 merin pemotong rumput otomatis, maka bauran penjualan dalam unit
adalah 1200:800. Bauran penjualan biasanya diturunkan sampai bilangan bulat terkecil,
 jadi dapat diturunkan menjadi 3:2. Dengan kata lain, untuk setiap 3 mesin pemotong
rumput manual yang terjual, ada dua mesin pemotong rumput otomatis yang terjual.

(Sumber : Hansen dan Mowen. 2018.  Akuntansi Manajerial . Jakarta: Salemba Empat.
Halaman: 16)

10. Jelaskanlah bagaimana analisis CVP yang dikembangkan untuk produk tunggal dapat
digunakan dalam pengaturan multiproduk!
Jawab :
Jika mengonversikan masalah multiproduk menjadi masalah produk tunggal dapat
dilakukan, maka selutuh metodologi CVP produk tunggal dapat diterapkan secara
langsung. Kunci dari konversi ini adalah mengidentifikasi bautan penjualan yang
diharapkan dalam unit dari produk-produk yang dipasarkan.

(Sumber : Hansen dan Mowen. 2018.  Akuntansi Manajerial . Jakarta: Salemba Empat.
Halaman: 16)

11. Anggaplah suatu perusahaan memilki dua produk A dan B. Pada tahun lalu, habis terjual
2.000 unit produk A dan 1.000 unit produk B. Bauran penjualan yang serupa diharapkan
untuk tahun berikutnya. Total beban tetap adalah $30.000 dan margin kontribusi per unit
adalah $10 untuk A dan $5 untuk B. berapa unit produk A dan produk B yang harus dijual
untuk mencapai titik impas?
Jawab :
Paket Impas = Biaya Tetap/Margin Kontribusi Perpaket
Paket Impas = $30.000/[(2×$10)+(1×$5)]
Paket Impas = $30.000/$25
Paket Impas = 1.200 paket per jenis produk
Jadi unit produk A dan produk B yang harus dijual untuk mencapai titik impas adalah 1.200
 paket per jenis produk atau bisa 2.400 paket –  1.200 produk A dan 1.200 produk B

(Sumber : Hansen dan Mowen. 2018.  Akuntansi Manajerial . Jakarta: Salemba Empat.
Halaman: 17)
Penggunaan sistem perhitungan biaya berdasarkan aktivitas baik namun bukan berarti
analisis CVP kurang bermanfaat. Namun analisis CVP dalam kerangka berdasakan
aktivitas harus dimodigikasi.

(Sumber : Hansen dan Mowen. 2018.  Akuntansi Manajerial . Jakarta: Salemba Empat.
Halaman: 32-33)

18. Bagaimana JIT mempengaruhi persamaan biaya perusahaan dan memengaruhi analisis
CVP?
Jawab :
Jika suatu perusahaan menganut JIT, maka biaya variable per unit yang dijual berkurang
dan biaya tetap bertambah.

(Sumber : Hansen dan Mowen. 2018.  Akuntansi Manajerial . Jakarta: Salemba Empat.
Halaman: 36)

Anda mungkin juga menyukai