Anda di halaman 1dari 35

DOSEN PEMBIMBING :

Dr. Anita.,M.Kep.Sp.Mat

DISUSUN OLEH :
Kelompok 1

Fitri Dwi Lestari 1914401052 Ayu Fara Dianna 1914401060


Arfina Fadila 1914401053 Novita Mulyani 1914401061
Tomi Apriyani 1914401054 Bagas Aji P 1914401062
Luthvia Haminda 1914401055 Umi Nafi’ah 1914401063
Nur Tsalsabilla M 1914401056 Muhammad Erfan1914401064
Tiara Salsabila E 1914401057 Faricha Selsa S 1914401065
Ridho Ferran O 1914401058 Arif Sumpeno 1914401066
Lia Rahmawati 1914401059 Dimas Adi P.F 1914401067

POSTPARTUM
Menurut Saleha (2009) periode masa postpartum (puerperium)
adalah periode waktu selama 6-8 minggu setelah persalinan.
Menurut Departemen Kesehatan RI dalam Padila (2014),
Postpartum atau masa postpartum adalah masa sesudahnya
persalinan terhitung dari saat selesai persalinan sampai pulihnya
kembali alat kandungan ke keadaan sebelum hamil dan lamanya
mas postpartum kurang lebih 6 minggu.

Tujuan perawatan masa postpartum


• Mencegah hemoragi (Padila,2014).
• Memberikan kenyamanan fisik, nutrisi, hidrasi, keamanan, dan
eliminasi (Padila,2014).
• Memberikan pendidikan kesehatan tentang perawatan
kesehatan diri, nutrisi, KB, cara dan manfaat menyusui,
pemberian imunisasi serta perawatan bayi sehari-hari
(Marni,2011).
A S U H A N
KEPERAWATAN
P O S T PA R T U M S P O N TA N / N O R M A L

Persalinan spontan adalah bila persalinan berlangsung dengan tenaga sendiri


(Manuaba, 1999 Hal : 138). Masa Nifas (Puerperium) adalah masa pulih kembali, mulai
dari persalinan sampai alat-alat kandungan kembali seperti pra hamil. Lama masa nifas
ini yaitu 6-8 minggu (Mochtar R,1998 hal : 15).
Masa Nifas atau puerperium dimulai setelah kelahiran placenta dan berakhir ketika
alat-alat kandungan kembali seperti keadaan sebelum hamil. Masa nifas berlangsung
kira-kira 6 minggu (Saifuddin. A.B, 2001 hal 122).
Episiotomi adalah insisi perineum untuk memperlebar ruang pada lubang keluar jalan
lahir sehingga memudahkan kelahiran anak. (Harry. O, 1996, hal : 441).
Selanjutnya dapat disimpulkan bahwa post partum (masa nifas/puerperium) spontan
dengan episiotomi adalah masa setelah seorang ibu melahirkan bayi yang berlangsung
dengan tenaga Ibu sendiri, melalui jalan lahir dan dengan dilakukan insisi perineum
untuk memperlebar ruang jalan lahir sehingga memudahkan kelahiran anak.
Klasifikasi Perdarahan Postpartum
• Perdarahan Postpartum Primer yaitu perdarahan postpartum yang terjadi dalam
24 jam pertama kelahiran. Penyebab utama perdarahan postpartum primer adalah
atonia uteri, retensio plasenta, sisa plasenta, robekan jalan lahir dan inversio uteri.
• Perdarahan Postpartum Sekunder yaitu perdarahan postpartum yang terjadi
setelah 24 jam pertama kelahiran. Perdarahan postpartum 13 sekunder
disebabkan oleh infeksi, penyusutan rahim yang tidak baik, atau sisa plasenta
yang tertinggal.

Diagnosa keperawatan
• Kekurangan volume cairan berhubungan dengan kehilangan volume secara aktif
akibat perdarahan.
• Ganguan rasa aman nyaman : nyeri berhubungan dengan proses penyakit
(penekanan/kerusakan jaringan , infiltrasi)
• Resiko tinggi terhadap infeksi berhubungan dengan trauma jaringan, Stasis cairan
tubuh, penurunan Hb,
• Hambatan mobilisasi fisik berhubungan dengan proses penyakit.

A S U H A N
KEPERAWATAN
P O S T P A R T U M B L U E S
Post partum blues merupakan sebagai bentuk gejala ringan atau depresi
sementara dengan durasi 3-7 hari pasca melahirkan. Gale & Harlow, (2003).
Post partum blues adalah keadaan di mana seorang ibu mengalami perasaan
tidak nyaman (kesedihan atau kemurungan)/gangguan suasana hati setelah
persalinan, yang berkaitan dengan hubungannya dengan si bayi, atau pun
dengan dirinya sendiri. Ketika plasenta dikeluarkan pada saat persalinan,
terjadi perubahan hormon yang melibatkan endorphin, progesteron, dan
estrogen dalam tubuh Ibu, yang dapat mempengaruhi kondisi fisik, mental
dan emosional Ibu.

Etiologi
Etiologi atau penyebab pasti terjadinya postpartum blues sampai saat ini belum diketahui.
Namun, banyak faktor yang diduga berperan terhadap terjadinya postpartum blues,
antara lain:
• Faktor hormonal yang berhubungan dengan perubahan kadar estrogen, progesteron,
prolaktin dan estradiol. Penurunan kadar estrogen setelah melahirkan sangat
berpengaruh pada gangguan emosional pascapartum karena estrogen memiliki efek
supresi aktifitas enzim monoamine oksidase yaitu suatu enzim otak yang bekerja
menginaktifasi noradrenalin dan serotonin yang berperan dalam perubahan mood dan
kejadian depresi.
• Faktor demografi yaitu umur dan paritas.
• Pengalaman dalam proses kehamilan dan persalinan.
• Latar belakang psikososial ibu, seperti; tingkat pendidikan, status perkawinan,
kehamilan yang tidak diinginkan, riwayat gangguan kejiwaan sebelumnya, sosial
ekonomi serta keadekuatan dukungan sosial dari lingkungannya (suami, keluarga dan
teman). Takut kehilangan bayinya atau kecewa dengan bayinya.
Diagnosa Keperawatan
Diagnosa keperawatan pada pasien postpartum blues menurut Marilynn E.Doenges (
2001 ) Adalah :
• Nyeri akut / ketidaknyamanan berhubungan dengan trauma mekanis edema /
pembesaran jaringan atau distensi, efek-efek hormonal.
• Resiko terhadap perubahan peran menjadi orang tua berhubungan dengan pengaruh
komplikasi fisik dan emosional.
• Resiko perubahan emosional yang tidak stabil pada ibu berhubungan dengan
ketidakefektifan koping individu.
• Gangguan pola tidur berhubungan dengan respon hormonal dan psikologis (sangat
gembira, ansietas, kegirangan), nyeri / ketidaknyamanan, proses persalinan dan
kelahiran melelahkan.

A S U H A N
KEPERAWATAN
P O S T PA R T U M S E C T I O C A E S A R I A
Sectio caesarea adalah suatu persalianan buatan di mana janin dilahirkan melalui suatu
insisi pada dinding perut dan dinding rahim dengan saraf rahim dalam keadaan utuh serta
berat badan di atas 500 gram. (Mitayani, 2009).Seksio sesarea adalah suatu cara
melahirkan janin dengan membuat sayatan pada dinding uterus melalui dinding depan
perut; seksio sesarea juga dapat didefinisikan sebagai suatu histerotomia untuk
melahirkan janin dari dalam rahim. (Amru sofian, 2011).

Etiologi

1. CPD ( Chepalo Pelvik Disproportion )


Chepalo Pelvik Disproportion (CPD) adalah ukuran lingkar panggul ibu tidak sesuai
dengan ukuran lingkar kepala janin yang dapat menyebabkan ibu tidak dapat melahirkan
secara alami.
2. PEB (Pre-Eklamsi Berat)
Pre-eklamsi dan eklamsi merupakan kesatuan penyakit yang langsung disebabkan oleh
kehamilan, sebab terjadinya masih belum jelas
3. KPD (Ketuban Pecah Dini)
Ketuban pecah dini adalah pecahnya ketuban sebelum terdapat tanda persalinan dan
ditunggu satu jam belum terjadi inpartu
4. Bayi Kembar
Tidak selamanya bayi kembar dilahirkan secara caesar. Hal ini karena kelahiran kembar
memiliki resiko terjadi komplikasi yang lebih tinggi daripada kelahiran satu bayi.
5. Faktor Hambatan Jalan Lahir
Adanya gangguan pada jalan lahir, misalnya jalan lahir yang tidak memungkinkan adanya
pembukaan, adanya tumor dan kelainan bawaan pada jalan lahir, tali pusat pendek dan
ibu sulit bernafas.
6. Kelainan Letak Janin
Klasifikasi
Secara umum tindakan sectio caesarea dapat dibagi menjadi 4
(empat) jenis (Mochtar R, 2002), yaitu:
1) Sectio Transperitonealis Profunda
2) Sectio caesarea Peritoneal
3) Sectio caesarea Peritoneum
4) Sectio caesarea Hysteroctomi

Komplikasi
Komplikasi yang sering terjadi pada ibu dengan sectio caesarea menurut (Mochtar R, 2002)
adalah sebagai berikut:
1) Infeksi puerperal (nifas).
• Ringan, dengan kenaikan suhu beberapa hari saja.
• Sedang, dengan kenaikan suhu yang lebih tinggi, disertai dehidrasi dan perut sedikit
kembung.
• Berat, dengan peritonitis, sepsis dan ileus paralitik.
2) Perdarahan
3) Luka kandung kemih, emboli paru dan keluhan kandung kemih bila
reperitonealisasi terlalu tinggi.
4) Kemungkinan ruptura uteri spontan pada kehamilan mendatang.

Diagnosa Keperawatan
• Nyeri akut berhubungan dengan agen cidera fisik, biologis
• Resiko infeksi berhubungan dengan luka insisi
• Kurang pengetahuan berhubungan dengan kurang informasi
tentang perawatan melahirkan caesarea
Asuhan keperawatan secara rinci dapat dibaca pada makalah 
NAMAKELOMPOK2 :
1. ANNISA AZZAHRA PUTRI 1914401068
2. AULIYAH NABIILAH 1914401069
3. RESTI WAFIQA MUSBA 1914401070
4. ISMI APRILIA 1914401071
5. RISKA AYU FITRIANI 1914401072
6. A RIZQI OKTARIDHO 1914401073
7. CINDY RATNA DELLA 1914401074
8. DESMA INDRIYANTI 1914401075
9. ANGGUN CITRA NINGSIH 1914401076
10. FARHAN TAUFIK ISMAIL 1914401078
11. PUTRI TALITA SALSABILA 1914401079
12. SHANTI MAREZA 1914401080
13. DESI ROSIANA 1914401081
14. OCTA SELVIA RAHMA 1914401082
15. SASTRA WIJAYA 1914401083
16. EZRA HERDANI 1914401084
17. KARISMA INDAH PERMATA HATI 1914401085

PERAWATANPAYUDARA
Merawat Payudara Ketika Menyusui
Agar Anda dan Si Kecil dapat menikmati masa menyusui, rawat payudara Anda dengan
langkah-langkah seperti berikut ini:
1. Pelajari bagaimana memosisikan Si Kecil dan mulutnya dengan benar ketika menyusui
2. Cobalah posisi menyusui yang berbeda. Ada beberapa posisi menyusui yang dapat Anda coba
3. Cegah Si Kecil agar tidak menggigit puting. Pada usia 3-4 bulan, gigi pada bayi mungkin
sedang mulai tumbuh
4. Menyusui Si Kecil secara teratur, setiap 2-3 jam. Anda mungkin perlu membangunkan Si Kecil
pada malamhari untuk memberinya ASI
5. Untuk melancarkan aliran ASI, bunda dapat mencoba memberipijaatan payudara atau
kompres hangat pada payudara untuk membuka saluran-saluran kelenjar ASI.
PIJATOXITOCYN
Pijat oksitosinadalahpijatanyang dilakukandi punggung, tepatnya di sepanjang
tulangbelakangsebagaiupaya melancarkankeluarnya ASIdari payudara ibu menyusui.
Manfaat utama dari pijat oksitosinyakni:

1. Melancarkanhormonoksitosindan prolaktin
2. MelancarkanASImelaluilet-down reflex
3. Membuat tubuh rileks

KONSULTASI ASI
Konsultanlaktasi memiliki peran yang amat beragam, mulai dari
mengarahkanibu menyusui denganbenar hingga menangani keluhanterkait
menyusui. Berikut ini adalahbeberapa perankonsultanlaktasi:

1. Menangani keluhan terkait menyusui


2. Mengenalkan alat bantu menyusui dan cara penggunaannya
3. Mengarahkan pemberian MPASIyang benar
4. Merancang strategi makan untuk bayi dengan kondisi tertentu
5. Melatih ibu menyusui dengan benar
CARAPEMBERIANASI

Manfaat ASImencakupmempercepat penyembuhansetelahmelahirkan,


mencegahibu terserangpenyakit, dan lain sebagainya.Di sampingmanfaat, ada juga
beragammitos ibu menyusui dan tantanganmenyusui.Meski bayi dianjurkanmenyusu
ASIselama enambulan, pemberianASIcampur susuformula (sufor) juga bisa
dilakukantergantungkondisinya.
Namun, bukan berarti Anda bisa mencampurkanASIdan sufor ke dalamsatu
botol yang sama. Anda bisa memberikanASIyang diselingi dengansufor secara
bergantian.Bila bayi mendapatkanASIeksklusif selama enambulan, di bulan
selanjutnya ia tetap bisa memperolehASIdan sufor bersamaandenganmakanan
pendampingASI(MPASI) bayi.Untukbisa menyusui denganbenar, Anda dituntut agar
bisa mempersiapkansegalanya denganbaik.

CARAPEMBERIANASI

Manfaat ASImencakupmempercepat penyembuhansetelahmelahirkan,


mencegahibu terserangpenyakit, danlain sebagainya.Disampingmanfaat, ada juga
beragammitos ibu menyusui dantantanganmenyusui.Meski bayi dianjurkanmenyusu
ASIselama enambulan, pemberianASIcampur susuformula (sufor) juga bisa
dilakukantergantungkondisinya.
Namun, bukanberarti Anda bisa mencampurkanASIdan sufor ke dalamsatu
botol yang sama. Anda bisa memberikanASIyang diselingi dengansufor secara
bergantian.Bila bayi mendapatkanASIeksklusifselama enambulan, di bulan
selanjutnya ia tetap bisa memperolehASIdan sufor bersamaandenganmakanan
pendampingASI(MPASI) bayi.Untukbisa menyusui denganbenar, Anda dituntut agar
bisa mempersiapkansegalanya denganbaik.
SENAMNIFAS

Senam nifas adalah senam yang dilakukan sejak hari pertama


melahirkan setiap hari sampai hari yang kesepuluh, terdiri dari sederetan
gerakan tubuh yang dilakukanuntukmempercepat pemulihan keadaanMama.
Senamnifas ini dilakukan pada saat Mama benar-benar pulih dan tidak ada
komplikasi obstetrik atau penyakit masa nifas, misalnya hipertensi, pasca
kejang,ataudemamselamadansetelahmelahirkan.

TERIMAKASI
KELOMPOK
3

ASUHAN KEPERAWATAN
ANEMIA PADA IBU HAMIL

NAMA KELOMPOK

1. NOVITA MULYANI 1914401061


2. UMMI NAFI’AH 1914401063
3. ARIF SUPENO 1914401066
4. AULIYAH NABIILAH 1914401069
5. ISMI APRILIA 1914401071
6. EZRA HERDANI 1914401084
7. FENI SILA NIA 1914401092
8. RIANA PUSPITA SARI 1914401095
PENGGERTIAN

Anemia adalah suatu keadaan di mana jumlah eritrosit


yang beredar atau konsentraisi hemoglobin menurun.
Sabagai akibat,ada penurunan trasportasi oksigan dari
paru-paru ke jaringan perifer. Selama kehamilan,
anemia lazim terjadi dan biasanya disebabkan oleh
difesiensi besi, sekunder terhadap kehilangan darah
sebalumnya atau asupan besi yang tidak a jarang
dekuat.

ETIOLOGI
Penyebab anemia diantaranya adalah :
1. Kekurangan gizi (malnutrisi)
2. Kurang zat besi dalam diet
3. Mal absorpsi
4. Kehilangan darah banyak, persalinan yang lalu, dan Iain-
lain.
5. Penyakit-penyakit kronik : TBC, Paru, cacing usus,
malaria, dan Iain-lain.
6. Dua penyebab yang paling sering ditemukan adalah
anemia akibat defisiensi besi dan perdarahan
Faktor penyebab defisiensi zat besi adalah :
• Pendarahan
1. Pendarahan dari uterus (menstruasi, persalinan, kelainan
ginekologis).
2. Gastrointestinal dapat menghambat suplai makanan dalam
lambung sehingga kadar zat besi yang dikandung didalam
makanan tidak dapat diserap dengan baik oleh tubuh.
• Kebutuhan meningkat
1. Prematuritas
2. Pertumbuhan
3. Kehamilan
• Mal absorbs

PATOFISIOLOGI
Kebutuhan darah bertambah banyak dalam kehamilan yang
lazim disebut hidremia, akan tetapi bertambahnya sel-sel darah
kurang dibanding dengan bertambahnya plasma, sehingga
terjadi pengenceran darah. Pengenceran darah dianggap sebagai
penyesuaian diri secara fisiologis dalam kehamilan dan
bermanfaat bagi wanita. Pengenceran meringankan kerja jantung
yang harus bekerja lebih berat dalam masa hamil, sebagai akibat
hidremia cardiac output meningkat. Akibat defisiensi Fe sehingga
unsur-unsur dalam sirkulasi darah berkurang, jumlah Hb dalam
tubuh berkurang dan kekurangan ini terutama terjadi di hati,
limfa, dan sumsum tulang sehingga menyebabkan anemia
ringan.
KRITERIA ANEMIA

Pemeriksaan dan pengawasan Hb dapat dilakukan


dengan menggunakan alat sahli, hasil pemeriksaan Hb
dengan sahli dapat digolongkan sebagai berikut:
• Hb 11 g % Tidak anemia
• Hb 9 - 10 g % Anemia ringan
• Hb 7 - 8 g % Anemia sedang
• Hb < 7g % Anemia berat

PENGARUH ANEMIA

Pengaruh anemia terhadap kehamilan, persalinan dan


nifas :
1. Keguguran
2. Partus sprematus
3. Inersia dan partus lama, ibu lemah
4. Atonia uteri dan menyebabkan perdarahan
5. Syok
6. Infeksi intrapartum dan dalam nifas
Pengaruh anemia terhadap hasil konsepsi :
1. Kematian mudigah
2. Kematian janin dalam kandungan
3. Kematian janin waktu lahir
4. Kematian perinatal tinggi
5. Prematuritas
6. Dapat terjadi cacat bawaan
7. Cadangan besi kurang

Tanda dan Gelaja :


• Pucat pada kulit dan kojungtiva
• Cepat lelah
• Sering pusing
• Mata berkunang – kunang
• Tatikardia
• Takipnoe
• Hematomegali (pembesaran hati)
• Splenomegali (pembesaran lien)
PENATALAKSANAAN PADA IBU HAMIL DENGAN
ANEMIA
1. Memeriksakan kadar Hb semua ibu hamil pada kunjungan
pertama dan pada trimester III untuk mengetahui apakah kadar
Hb ibu dibawah 11 g'%.
2. Pemenuhan kalori 300 kalor/hari dan suplemen zat besi 60
mg/hari.
3. Pada anemia defisiensi besi yaitu dengan preparat besi : fero
sulfat, fero gluconat atau Na-feri bisitrat. Pemberian prefarat 60
mg/hari.
4. Beri penyuluhan gizi pada setiap kunjungan antenatal, tentang
perlunya mengkonsumsi makanan yang mengandung zat besi dan
perlunya minum tablet zat besi.
5. Sarankan ibu hamil untuk tetap minum tablet zat besi l x l per
hari.

KONSEP ASUHAN KEPERAWATAN IBU HAMIL


DENGAN ANEMIA
PENGKAJIAN MELIPUTI :
• Aktivitas / istirahat
• Sirkulasi
• Integritas ego
• Eleminasi
• Makanan/ Cairan
• Neurosensori
• Nyeri/Kenyamanan
• Pernapasan
• Seksualitas
DIAGNOSA KEPERAWATAN :
1. Intoleransi aktivitas berhubungan dengan
ketidakseimbangan antara suplai dan kebutuhan oksigen
2. Ketidakseimbangan nutrisi: kurang dari kebutuhan tubuh
berhubungan dengan ketidakmampuan untuk mencerna
makanan
3. Resiko infeksi berhubungan dengan pertahanan tubuh
sekunder yang tidak adekuat (mis: penurunan
hemoglobin, eukopenia, supresi/penurunan respon
inflamasi)
4. Konstipasi berhubungan dengan perubahan pada pola
makan

INTERVENSI KEPERAWATAN :
• Melaporkan peningkatan toleransi aktivitas(termasuk
aktivitas sehari-hari.
• Menunjukkan peningkatan berat badan atau berat
badan stabil dengan nilai laboratorium normal.
• Mengidentifikasi perilaku untuk
mencegah/menurunkan resiko infeksi
• Membuat/kembali pola normal dari fungsi usus
EVALUASI
1. Terjadi penurunan tanda fisiologis intoleransi, mis, nadi,
pernapasan, dan TD masih dalamrentang normal pasien.
2. Tidak ada tanda terjadinya malnutrisi.
3. Klien menunjukan perilaku, perubahan pola hidup untuk
meningkatkan dan/atau mempertahankan berat badan yang
sesuai.
4. Perilaku untuk mencegah/menurunkan risiko infeksi dapat
diidentifikasi
5. Fungsi usus mulai kembali normal
AS UHAN KEPERAWATAN
PADA IBU HAMIL INTRANATAL
BERES IKO KETUBAN PECAH
DINI (KPD)
KELOMPOK 4

Arfina Fadila
Kadek Shinta Putri
Tomi Apriyani
Hertika
Luthvia Haminda A
Anggun Citra Ningsih
Ade Vika Sari
Rachmat Griya P
Dicky Wahyu Muhtarom

Definisi Ketuban Pecah Dini


(KPD)

Ketuban pecah dini atau spontaneous/early premature of the


membrane (PROM) adalah pecahnya ketuban sebelum inpartu atau
sebelum terdapat tanda persalinan yaitu bila pembukaan pada primi
kurang dari 3 cm dan pada multipara kurang dari 5 cm.
Penyebab ketuban pecah dini mempunyai dimensi multi
factorial yang dapat dijabarkan sebagai berikut:

1. Serviks inkompeten
2. Ketegangan Rahim berlebihan : kehamilan ganda , hidroamnion
3. Kelainan letak janin dalam Rahim : letak sungsang, letak lintang
4. Kemungkinan kesempitan panggul : perut gantung, bagian terendah
belum masuk PAP
5. Selaput bawaan dari selaput ketuban
6. Infeksi yang menyebabkan terjadinya proses biomekanik pada selaput
ketuban sehingga memudahkan ketuban pecah
7. Sebab primer : adanya pertumbuhan amnion yang kurang baik
8. Sebab skunder : misalnya pada ketuban pecah dini (PROM : premature
of the membrane)

MANIFESTASI KLINIS

Tanda dan gejala klinis KPD adalah :

a. Perut ibu kelihatan kurang membesar.


b. Ibu merasa nyeri diperut pada setiap pergerakan anak.
c. Persalinan lebih lama dari biasanya.
d. Sewaktu HIS akan terasa sakit sekali.

PATOGENESIS

Pada kehamilan trimester III selaput ketuban amnion terdiri dari sel selapis,
sedangkan selaput korion lebih tebal dari 4-6 sel,lapisan basal diantaranya
selaput amnion dengan korion. Makin tua usia kehamilan semakin besar
tekanan pada selaput ketuban, tekanan pada permukaan janin besar daripada
tekanan pada permukaan uterus. Selaput ketuban tidak kuat sebagai akibat
kurangnya jaringan ikat dan vaskularisasi, bila pembukaan serviks,maka
selaput ketuban sangat lemah dan mudah pecah

Pengaruh KPD pada Janin dan Ibu

Pengaruh Terhadap Janin Pengaruh Terhadap Ibu

Walaupun ibu belum Karena jalan telah terbuka


menunjukkan gejala infeksi, antara lain akan dijumpai
tapi janin mungkin sudah infeksi intrapartum apabila
terkena infeksi, karena infeksi terlalu sering dilakukan
intra uteri lebih dulu terjadi periksa dalam, infeksi
(amnionitis,vaskulitis) puerperalis dan peritonitis dan
sebelum gejala pada ibu siptikemi.
dirasakan.
Komplikasi yang Timbul

Komplikasi yang paling sering terjadi pada ketuban pecah dini


sebelum usia kehamilan 37 minggu adalah sindrom distress
pernapasan, yang terjadi pada 10-40% bayi baru lahir.

Resiko infeksi meningkat pada kejadian ketuban


pecah dini. Semua ibu hamil dengan ketuban pecah
dini prematur sebaiknya dievaluasi untuk
kemungkinan terjadinya korioamnionitis (radang
pada korion dan amnion).

Selain itu kejadian prolaps atau keluarnya


tali pusat dapat terjadi pada ketuban pecah
dini.

Sebagai gambaran umum untuk tatalaksana ketuban pecah dini dapat


dijabarkan sebagai berikut :
Mempertahankan kehamilan sampai cukup matur khususnya maturitas paru sehingga
mengurangi kejadian kegagalan perkembangan paru yang sehat.

Terjadi infeksi dalam rahim, yaitu korioamnionitis yang menjadi pemicu sepsis, meningitis janin, dan
persalinan prematuritas.

Dengan perkiraan janin yang sudah cukup besar dan persalinan diharapkan berlangsung dalam
waktu 72 jam dapat diberikan kortikosteroid, sehingga kematangan paru janin dapat terjamin.

Pada umum kehamilan 24 sampai 32 minggu yang menyebabkan menunggu berat janin cukup, perlu di
pertimbangkan untuk melakukan induksi persalinan dengan kemungkinan janin tidak dapat di selamatkan

Pemeriksaan yang penting dilakukan USG untuk mengukur distansia biparietal dan perlu melakukan
aspirasi air ketuban untuk melakukan, pemeriksaan kematangan paru melalui perbandingan L/S.

Pemeriksaan penunjang pada ibu hamil adalah :

Pemeriksaan leukosit darah, SG: membantu dalam


Nilai bunyi jantung, dengan menentukan usia kehamilan,
bila > 15.10³ /mm³, stetoskope laenec atau
kemungkinan ada infeksi letak janin, berat janin, letak
dengan foetalphone plasenta, serta jumlah air
ketuban.
TINJAUAN KASUS DAN ASUHAN
KEPERAWATAN

Ny. S usia 24 tahun, mengeluh lemah, perut terasa sakit,


keluar cairan pervagina berwarna putih keruh ± 1 hari.
klien mengatakan usia kehamilan ± 9 bulan (36 – 37
minggu). Klien mengatakan nyeri pada daerah abdomen,
nyeri berkurang di saat istirahat, dan nyeri meningkat
apabila klien melakukan pergerakan atau aktivitas. usia
kehamilan 37 minggu. Klien mengatakan belum pernah
mengalami kejadian seperti ini karena ini adalah
kehamilan pertama (primi gravida) selain itu klien tidak
pernah mengalami penyakit kronis.

Pengkajian
Tanggal masuk : 6 november 2012
Tanggal pengkajian : 6 November 2012
Jam masuk : 03.00
Ruangan/kelas : VK
Diagnose medis : Ketuban Pecah Dini

a. Biodata

Nama ibu : Ny.S


Umur : 24 tahun
Agama : Islam
Pendidikan : SMA
Pekerjaan : Buruh
Suku/bangsa : Melayu/Indonesia
Alamat rumah : Mekarsari (MA. Jambi )
Nama suami : Tn.A
Agama : islam
Pekerjaan : Wiraswasta
Suku/bangsa : Melayu/Indonesia
Alamat rumah : Mekarsari ( MA. Jambi )

b. Riwayat kesehatan

1) Alasan masuk rumah sakit


Klien masuk dengan keluhan lemah, perut terasa sakit, keluar cairan pervaginam berwarna putih keruh ± 1 hari. klien
mengatakan usia kehamilan ± 9 bulan (36 – 37 minggu).

2) Riwayat masuk sekarang


Klien mengatakan nyeri pada daerah abdomen, nyeri berkurang di saat istirahat, dan nyeri meningkat apabila klien
melakukan pergerakan atau aktivitas. Dan merupakan kehamilan primi gravida, dengan usia kehamilan 37 minggu.

3) Riwayat kesehatan masa lalu


Klien mengatakan belum pernah mengalami kejadian seperti ini karena ini adalah kehamilan pertama (primi gravida)
selain itu klien tidak pernah mengalami penyakit kronis.

4) Riwayat haid
Menarche pada umum 14 tahun, siklus haid 28 hari, teratur lamanya 7 hari, keluar darah haid, sebanyak 3-4 kali ganti
pembalut sehari, keluhan waktu haid : nyeri dan mulas – mulas. HPHT 16-03-2012

5) Riwayat kontasepsi
Klien mengatakn belum pernah mengguankan alat kontrasepsi sebelum nya.

6) Riwayat kehamilan
Usia kehamilan ± 9 bulan ( 36 – 37 minggu)
Gravida: 1 partus : 0 abortus :0
c. Keadaan umum
Keadaan umum : baik, kesadaran : composmentis
Tanda – tanda vital : tekanan darah : 120/90 mmHg, nadi 84x/I,
pernapasan 20x/I, suhu 36 °C

d. Pemeriksaan fisik
Kulit
Warna kulit sawo matang, turgor kulit baik dan kekenyalan kulit baik.

Rambut
Rambut merta, rambut warna hitam, tidak mudah dicabut, tidak berketombe.

Leher
Bentuk leher simetris, tidak ada pembesaran kelenjar tiroid dan vena jugularis

Mata
Konjungtiva warna merah, an anemia, sclera an ikterik.

Gigi dan mulut


Mukosa mulut lembab, gigi utuh, caries tidak ada, keadaan mulut bersih.

Dada Leopold I :
Simetris kiri , tidak sesak napas Tinggi fundus Uteri ¾ antara pusat dengan procesus
xypodseus atau 32 cm dari simpisis pubis sampai
Payudara procesus xypoideus.
Bentuk payudara simetris, konsitensi kenyal, ada
pembesaran, putting susu menonjol, tidak ada Leopold II : Letak janin punggung kanan
pelebaran vena sekitar payudara, colostrum ada, (PUKA)
aerola berwarna kehitaman.colostrum keluar Leopold III : Bagian terbawah janin adalah
sejak usia kehamilan 8 bulan. letak kepala
Leopold IV : Janin belum masuk pintu atas
 Ekstremitas atas dan bawah panggul (konvergen) atau hanya sebagian kecil dari
Ekstremitas atas pada tangan kiri terpasang infus kepala turun kedalam rongga panggul.
Dextrose + ½ amp piton gtt: 8 tetes/menit
sedangkan ekstremitas bawah varises oedema •Auskultasi
tidak ada. Dengan mwenggunakan dopler vetal terdengar
denyut jantung janin (136 / menit teratur )
Abdomen
•Inspeksi Genetalia
Bentuk perut bundar, posisi menonjol kedepan Pada vulva terdapat oedema, tidak terdapat varises serta
•Palpasi tidak ditemukan tanda tanda infeksi tapi keluar cairan
Pada pemeriksaan secara leopold ditemukan: pervaginam berwarna putih keabu - abuan.

e. Data biologis

1) Istirahat dan tidur


Klien mnegatakan tidak biasa istirahat karena rasa mulas yang kadang – kadang hilang timbul, dank arena air
yang keluar, bokong basah, sehingga mengganggu rasa nyaman klien, lama tidur ± 5 jam perhari selama dirawat.

2) Makan dan minum


Klien mnegatakan tidak ada keluhan dengan nafsu makan, klkien mengatakan tidak ada makanan pantangan,
minum 8-9 gelas/hari.

3) Pola eliminasi
• BAB
Frekuensi BAB 1x/hari, konsitensi lunak, warna kuning kecoklatan
• BAK
Frekuensi BAK 6-7 kali/hari

3) Seksual
Selama klien hamil tua sampai saat ini klien tidak pernah melakukan hubungan seksual.
f. Data psikologis g. Data penunjang

1) Status perkawinan 1) Pemeriksaan diagnostic


Klien mengatakan menikah 12 bulan, dan ini a) Laboratorium
adlah pernikahan pertamanya.
Tanggal 6-11-2012
2) Perilaku verbal a. HB 11gr% ( wanita 12-16gr/dl)
Klien dapat menjawab pertanyaan yang diajukan, b. Golongan darah A
klien sering bertanya tentang penyakitnya b) Therapi/pengobatan

3) Perilaku non verbal Tanggal 6-11-2012


Perilaku non verbal baik, tampak terkoordianasi Infus RL + ½ ampul piton gtt : 8 tetes/menit

4) Pola komunikasi Tanggal 6-11-2012


Pola komunikasi baik, komunikasi dua arah Amoxcan 1 cc (IV)
Oral : seloxy : 2x1 tablet / hari
5) Orang yang memberi rasa aman Duphaston : 3x1 tablet/hari
Klien mengatakan orang yang sangat berarti bagi Trosyd : salep
dirinya adalah suaminya dan orang Buvadilon : 3x1 tablet/ hari
tuanya.bersama suami klien merasa dilindungi.

h. Analisa Data

no Data penyebab masalah


1 Ds : klien mengatakan usia kehamilan 9 bln, os mengatakan Kontraksi uterus Resiko tinggi terhadap infeksi
keluarnya cairan pervaginam 18 jam sebelum di rujuk ke rumah
sakit
Do : keadaan umum lemah, pada pemeriksaan dalam ketuban sudah
tidak ada, pembukaan 3-4 cm
2 Ds : klien mengatakan nyeri pada bagian perut, klien mengatakan Ketuban pecah Gangguan rasa nyaman nyeri
nyeri seperti ditusuk-tusuk
Do : ekspresi wajah tampak meringis ,klien menahan sakit, keadaan
umum lemah, klien menunjukkan skala nyeri 4

3 Ds : - klien mengatakan tidak dapat turun dari tempat tidur Rasa nyeri Intoleransi aktifitas
-klien mengatakan tidak dapat memenuhi kebutuhan sehari-hari
-klien merasa nyeri yang hilang timbul
Do : -aktifitas kebutuhan sehari-hari ibantu orang lain
-klien tidak dapat melakukan aktifitas tanpa bantuan orang lain.

2. Diagnosa keperawatan

a. Resiko tinggi terhadap infeksi berhubungan dengan ketuban pecah dini ditandai dengan keluarnya cairan
pervagina ± 18 jam, keadaan umum lemah, klien hamil ± 9 bulan, pada pemeriksaan dalam ketuban sudah tidak
ada, pembukaan 3-4 cm dengan cara tusse.

b. Gangguan rasa nyaman nyeri berhubungan dengan kontraksi uterus ditandai dengan klien menyatakan nyeri
pada bagian perut, ekpresi wajah meringis, klien menahan sakit, keadaan umum lemah.

c. Inroleransi aktivitas berhubungan dengan keterbatasan mobilitas fisik di tandai dengan klien mengatakan
tidak dapat turun dari tempat tidur, klien mengatakan tidak dapat memenuhi kebutuhan sehari-hari, aktivitas
kebutuhan sehari-hari di bantu orang lain, klien tidak dapat melakukan aktivitas tanpa bantuan orang lain, klien
merasakan nyeri yang hilang timbul, air masih keluar.
Penatalaksanaan
Penatalaksanaan adalah realisasi dari rencana tindakan. Tidak semua rencana dapat dilakukan karena
keterbatasan sumber-sumber, sarana, prasarana, tingkat kemampuan klien sendiri.

Adapun pelaksanaan tindakan yang telah dilakukan pada klien adalah sebagai berikut :

a. Resiko terhadap infeksi berhubungan dengan ketuban pecah dini. Pelaksanaannya adalah melakukan cuci tangan
sebellum dan sesudah melakukan tindakan, periksa dalam dengan memakai hand scone yang steril, mengganti perban
dibawah bokong setiap dua jam sekali, memantau vital sign, tindakan tersebut sesuai dengan konsep teoritis yang ada
dan pelaksanaannya tidak ada hambatan,

b. Gangguan rasa nyaman nyeri berhubungan dengan kontraksi uterus. Pelaksanaan tindakannya adalah
menganjurkan dan bantu klien untuk melakukan teknik relaksasi, mengobservasi vital sign, memberikan analgetik
jika dibutuhkan sesuai rasa yang dirasakan, tindakan ini susuai dengan konsep dasar teoritis yang ada. Dalam
melaksanakan penulis menemui hambatan, karena tindakan tersebut mandiri dari perawat serta tidak tergantung alat-
alat.

c. Intoleransi aktifitas berhubungn dengan keterbatasan mobilitas fisik. Pelaksanaannya adalah mengobservasi
tingkat kemampuan mobilitas, membantu klien dalam pemenuhan kebutuhan sehari-hari, memotifasi keluarga untuk
selalu membantu dalam pemenuhan kebutuhan klien.

Evaluasi
Langkah terakhir dari proses keperawatan adalah mengadakan evaluasi atau tindakan
yang telah dilakukan berikut ini hasil evaluasi untuk masing-masing diagnose:

a. Resiko tinggi terhadap infeksi berhubungan dengan ketuban pecah dini


Evaluasi :
Tidak ada tanda-tanda infeksi

b. Gangguan rasa nyaman nyeri berhubungan dengan kontraksi uterus


Evaluasi :
1) Klien mengatakan tidak nyeri lagi
2) Klien tampak lebih nyaman

c. Intoleran aktifitas berhubungan dengan keterbatasan mobilitas fisik


Evaluasi :
Klien dapat melakukan aktifitas

TERIMAKASIH!
AS KEP
MAS ALAH
KES EHATAN
REP RODUKS I
KEPERAWATAN MATERNITAS

PENGERTIAN

Menstruasi adalah perdarahan vagina secara berkala akibat terlepasnya


lapisan endometrium uterus. (Greenspanetal, 1998).

Menstruasi adalah keluarnya darah melalui vagina, yang berasal dari rahim,
berlangsung secara teratur, sebagai aspek dari kerja hormon-hormon retorik
(Yanto Kadarusman,2000).

Menstruasi adalah pelepasan dinding rahim (endometrium) yang disertai


dengan pendarahan dan terjadi setiap bulannya kecuali pada saat kehamilan.

GANGGUAN DALAM MENSTRUASI

1. Premenstrual Tension (Ketegangan Prahaid)


Keteganagan prahaid adalah keluhan-keluhan yang biasanya mulai satu minggu sampai beberapa
hari sebelum datangnya haid dan menghilang sesudah haid datang walaupun kadang-kadang
berlangsung terus sampai haid berhenti. Etiologi ketegangan prahaid tidak jelas, tetapi mungkin
faktor penting ialah ketidakseimbanganesterogen dan progesteron dengan akibat retensi cairan
dan natrium, penambahan berat badan, dan kadang-kadang edema. Meningkatnya kadar esterogen
dan menurunnya kadar progesteron di dalam darah, yang akan menyebabkan gejala deprese dan
khususnya gangguan mental.
GANGGUAN DALAM MENSTRUASI

2. Disminorea
Disminorea adalah nyeri haid menjelang atau selama haid, sampai membuat wanita tersebut tidak dapat bekerja dan
harus tidur. Nyeri sering bersamaan dengan rasa mual, sakit kepala, perasaan mau pingsan, lekas marah. Dikenal
adanya disminore primer dan sekunder.

3. Perdarahan Uterus Abnormal


a. Hipermenore (Menorraghia), Hipermenore adalah perdarahan berkepanjangan atau berlebihan pada waktu
menstruasi teratur .
b. Amenore, Amenore bukan suatu penyakit tetapi merupakan gejala. Amenore adalah tidak adanya haid selama 3 bulan
atau lebih

PENYAKIT REPRODUKSI

1. Sindrom Prahaid (PMS), sekelompok gejala yang terjadi pada wanita, biasanya
antara ovulasi dan menstruasi. Penyebabnya belum diketahui pasti, tetapi
mungkin melibatkan perubahan hormon selama menstruasi.

2. Infeksi, Suatu infeksi yang menyerang organ genital seperti HIV, Trikomoniasis,
Gonore, dan lain-lain.

3. Gangguan Kehamilan. Penyakit yang diderita ibu hamil diantaranya Hipertensi,


Preklampsia, Eklampsia, Anemia, DM, Penyakit Jantung, dan lain-lain.

4. Kanker Reproduksi, atau kanker serviks adalah kanker yang tumbuh pada sel-sel
dileher rahim.

THANK
S!
DOSEN PEMBIMBING :
Ns. Titi Astuti, M.Kep., Sp.Mat

DISUSUN OLEH :
Kelompok 6
1. Fitri Dwi Lestari 1914401052
2. Nur Tsalsabilla Moely 1914401056
3. Dimas Adi Pratama F. 1914401067
4. Riska Ayu Fitriyani 1914401072
5. A Rizqi Oktaridho 1914401073
6. Cindy Ratna Della 1914401074
7. Putri Talita Salsabila 1914401079
8. Desi Rosiana 1914401081
9. Ayu Anggraeni 1914401098
DISTOSIA
Definisi Distosia
Distosia adalah Kesulitan dalam jalannya persalinan (Rustam Mukhtar, 1994). Persalinan
abnormal yang erat kaitannya dengan kelainan pada 4P (pelvis, passenger, power, dan
plasenta) dan ditandai dengan adanya hambatan kemajuan dalam persalinan.
Distosia adalah persalinan yang panjang, sulit atau abnormal yang timbul akibat berbagai
kondisi (Bobak, 2004 : 784).

Kelainan letak dan bentuk


Distosia karena HIS Kelainan pelvis
janin

Kelainan letak, presentasi atau posisi


Distosia kelainan tenaga/his adalah Yaitu kelainan yang terjadi pada jalan
tidak normal dalam kekuatan atau Posisi oksipitalis posterior persisten
lahir dengan penyebab kesempitan
sifatnya menyebabkan rintangan pada pada panggul.
Presentasi puncak kepala
jalan lahir, dan tidak dapat diatasi
sehingga menyebabkan persalinan Presentasi muka, dahi, atau ganda Penyempitan pintu atas panggul
macet.
Letak sungsang, lintang Penyempitan panggul tengah
His hipotonik
Kelainan bentuk janin Penyempitan pintu bawah panggul
His Hipertonik
Pertumbuhan janin yang berlebihan
His tidak terkoordinasi
Hidrosefalus

Kelainan bentuk janin yang lain

Prolaksus funikuli

INERSIA UTERI
Definisi Inersia Uteri
Pemanjangan fase laten atau fase aktif atau kedua – duanya dari kala
pembukaan. Pemanjangan fase laten dapat disebabkan oleh serviks yang
belum matang atau karena penggunaan analhetik yang terlalu dini.
Pemanjangan fase deselerasi ditemukan pada disproporsi sefalopevik atau
kelainan anak

Tanda dan gejala Etiologi Komplikasi


1. Persalinan berlangsung lama yang
1. Fase laten memanjang – khususnya Inersia uteri dapat disebabkan oleh : dapat membahayakan ibu maupun
akibat distosia serviks 1. Penggunaan analgetik yang terlalu janin.
2. Fase aktif memanjang cepat 2. Menimbulkan tingginya risiko infeksi.
3. Sekunder arrest pada pembukaan 2. Kesempitan panggul 3. Dapat menimbulkan jejas kelahiran.
serviks 3. Letak defleksi 4. Ibu akan mengalami kelelahan dan
4. Arrest of descent yang berarti 4. Kelainan posisi dehidrasi .
- Tidak terdapat penurunan kepala 5. Rengangan dinding rahim (hidramnion, 5. Fase laten yang memanjang.
- Penurunan kurang dari normal kehamilan ganda) 6. Serviks kakuatan tidak terjadi
- Primigravida kurang dari 1 cm/jam 6. Perasaan takut dari ibu sendiri. pelunakan serviks sehingga dapat
- Multigravida kurang dari 2 cm/jam menghambat proses persalinan.
7. Kehamilan serotinus.
PATHWAY
S

Contoh Kasus :

Seorang ibu multipara


G2P1A0 datang ke rumah
sakit dengan keluhan
merasa kenceng-kenceng,

A S U H A N dari hasil pengkajian


perawat didapatkan data
sebagai berikut : TD 140/100

KEPERAWATAN
mmHg, Nadi 80x/menit,
pembukaan 3 cm, klien
sudah tampak keletihan,
kurang energi, fase laten
IBU DENGAN RESIKO DISTOSIA memanjang 14 jam,
kontraksi setiap 7 menit,
serviks kaku.
DIAGNOSA
KEPERAWATAN
1. Nyeri berhubungan dengan intensitas kontraksi uterus, kontraksi tidak efektif
2. Cedera, resiko tinggi terhadap maternal (ibu) berhubungan dengan penurunan tonus otot/pola
kontraksi otot, obstruksi mekanis pada penurunan janin, keletihan maternal.
3. Cedera resiko tinggi terhadap janin berhubungan dengan persalinan lama, malpresentasi janin,
hipoksia/ asidosis jaringan, abnormalitas pelvis ibu.
4. Keletihan berhubungan dengan faktor fisiologis ; kehamilan
5. Ansietas berhubungan dengan persalinan dan kurang informasi.

ANALISIS
D A T A
No Data Fokus Masalah Keperawatan
1 DS : Resiko tinggi cedera maternal (ibu) b/d
- Pasien mengeluh merasakan kenceng-kenceng pola kontraksi otot, keletihan maternal.
- Pasien mengeluh keletihan
- Pasien mengeluh pusing
DO :
- Fase laten memanjang sampai 14 jam pada kala 1
- Kontraksi setiap 7 menit selama 32 detik
- Serviks kaku disertai pengeluaran lendir campur darah
- Hb rendah 9,5 gr
- Konjungtiva pucat, kuku agak pucat
- TD tinggi 140/100 mmHg
INTERVENSI
KEPERAWATAN
No Diagno Tujuan Intervensi Rasional
1. Resiko
sa Setelah - Tinjau ulang riwayat persalinan,awitan dan durasi - Membantu dalam mengidentifikasi
tinggi dilakukan - Catat waktu/jenis obat, hindari pemberian narkotik dan anastesi blok kemungkinan penyebab, kebutuhan
cedera tindakan epidural sampai serviks dilatasi 4 cm pemeriksaan diagnostik dan intervensi yang
maternal keperawat - Evaluasi tingkat keletihan yang menyertai,serta aktifitas dan tepat.
(ibu) an selama istirahat, sebelum awitan persalinan - Kelelahan ibu yang berlebihan menimbulkan
berhubun 3 jam - Evaluasi tingkat keletihan yang menyertai,serta aktifitas dan disfungsi sekunder, atau mungkin akibat dari
gan diharapkan istirahat, sebelum awitan persalinan persalinan lama
dengan resiko - Kaji pola kontraksi uterus secara manual atau secara elektronik - Kelelahan ibu yang berlebihan menimbulkan
pola cereda - Catat kondisi serviks, pantau tanda amnionitis, catat peningkatan disfungsi sekunder, atau mungkin akibat dari
kontraksi pada suhu atau jumlah sel darah putih, catat bau dan rabas vagina persalinan lama
otot, pasien - Catat penonjolan, posisi janin dan presentase janin - Disfungsi kontraksi dapat memperlama
keletihan berkurang. - Anjurkan klien berkemih setiap1-2 jam, kaji terhadap penuhan persalinan,meningkakan resiko komplikasi
maternal. kandung kemih diatas simfisis pubis maternal/ janin
- Tempatkan klien pada posisi rekumben lateral dan anjurkan tirah - Serviks kaku atau tidak siap tidak akan dilatasi,
baring atau ambulasi sesuai toleransi menghambat penurunan janin/kemajuan
- Bantu dengan persiapan seksio sesaria sesuai indikasi untuk persalinan. terjadi amniositis secara langsung
malposisi, dihubungkan dengan lamanya persalinan
- Siapkan untuk melahirkan dengan forsep (bila perlu) sehingga melahirkan harus terjadi dalam 24 jam
setelah pecah ketuban

IMPLEMENTASI
No Hari/Tanggal Diagnosa Implementasi Ttd
Cedera,resiko 1. Meninjau ulang riwayat persalinan,awitan dan durasi
tinggi terhadap 2. Mencatat waktu/jenis obat, hindari pemberian narkotik dan anastesi blok
maternal(ibu) b/d epidural sampai serviks dilatasi 4 cm
penurunan tonus 3. Mengevaluasi tingkat keletihan yang menyertai,serta aktifitas dan istirahat,
otot/poa kontraksi sebelum awitan persalinan
4. Mengkaji pola kontraksi uterus secara manual atau secara elektronik
5. Mencatat kondisi serviks, pantau tanda amnionitis, catat peningkatan suhu
atau jumlah sel darah putih, catat bau dan rabas vagina
6. Mencatat penonjolan,posisi janin dan presentase janin
7. Menganjurkan klien berkemih setiap1-2 jam, kaji terhadap penuhan kandung
kemih diatas simfisis pubis
8. Menempatkan klien pada posisi rekumben lateral dan anjurkan tirah baring
atau ambulasi sesuai toleransi
9. Membantu dengan persiapan seksio sesaria sesuai indikasi untuk malposisi.
10. Menyiapkan untuk melahirkan dengan forsep (bila perlu)
EVALUASI
No Hari/Tanggal Diagnosa Evaluasi Ttd
1. Cedera,resiko S : pasien mengatakan lemas dan tidak mempu mengejan dengan
tinggi terhadap tenaga penuh
maternal(ibu) O : pasien terlihat pucat
b/d penurunan A : masalah belum teratasi
tonus otot/poa P : akan dilakukan tindakan secio caesaria atau persalinan dengan
kontraksi forsep

Asuhan keperawatan secara rinci dapat dibaca pada makalah 

Anda mungkin juga menyukai