Anda di halaman 1dari 6

SATUAN ACARA PENYULUHAN (SAP) PERAWATAN PAYUDARA

Topik : Penyakit Sifilis

Sasaran : Ibu hamil

Hari/tanggal :

Jam : 09.00 WIT

Waktu : 20 menit

Tempat : Posyandu BTN Matoa Kelurahan Dobonsolo

A. Pokok Bahasan

Penyakit menular seksual ( sifilis )

B. Sub Pokok Bahasan

1. Pengertian sifilis

2. Tanda-tanda gejala sifilis

3. Pencegahan sifilis

4. Pengobatan sifilis

C. Tujuan

1. Tujuan Umum

Setelah mengikuti kegiatan penyuluhan diharapkan ibu dapat memahami dan mengerti tentang

pengertian, gejala, pengobatan dan pencegahan penyakit sifilis.

2. Tujuan Khusus

a. Ibu mengerti apa pengertian penyakit sifilis

b. Ibu mengerti tanda-tanda gejala sifilis

c. Ibu menegrti cara pencegahan sifilis

d. Ibu mengerti cara pengobatan sifilis


D. Metode

1. Ceramah

2. Tanya jawab

E. Media

1. Buku KIA

2. Leaflet

F. Materi

Terlampir

G. Kegiatan Penyuluhan

No Tahap Waktu Kegiatan Penyuluhan Kegiatan Peserta


1. Pembukaan 1. Memberi Salam 1. Membalas salam

2. Memperkenalkan diri 2. Memperhatikan

3. Menjelaskan cakupan materi 3. Memperhatikan

4. Melakukan kontrak waktu 4. Memperhatikan


2. Penyajian Materi 1. Menjelaskan pengertian 1. Memperhatikan

tentang penyakit sifilis 2. Memperhatikan

2. Menjelaskan tanda-tanda 3. Memperhatikan

gejala penyakit sifilis 4. Memperhatikan

3. Menjelaskan cara pencegahan

penyakit sifilis

4. Menjelaskan cara pengobatan

penyakit sifilis
3. Diskusi Menjawab Pertanyaan Mengajukan pertanyaan

& melakukan Tanya

jawab
4. Penutup 1. Menutup pertemuan dengan Mendengarkan dan

menyimpulkan materi yang menjawab salam

telah dibahas
Memberikan salam penutup

H. Evaluasi

1. Peserta mampu menjelaskan pengertian tanda –tanda gejala penyakit sifilis

2. Peserta mampu menjelaskan cara mencegah terjadi penyakit sifilis

3. Peserta mampu menjelaskan cara pengobatan penyakit sifilis


Materi

1. Pengertian sifilis

Sifilis atau yang dikenal juga dengan Raja Singa, adalah infeksi yang disebabkan oleh bakteri

Treponema pallidum. Sifilis (raja singa) adalah salah satu jenis IMS (infeksi menular seksual) yang

paling banyak menulari kalangan ‘Lelaki Suka Lelaki’ (disingkat LSL). Menular melalui hubungan seks

tanpa pelindung dengan pasangan yang sudah tertular. Baik hubungan seks anal, oral penis maupun

oral anus, persentuhan alat kelamin, persentuhan kulit dengan kulit yang terinfeksi dan kadang-kadang

melalui ciuman.

2. Gejala – gejala sifilis

Infeksi sifilis seringkali tidak menampakkan gejala. Jika ada, gejala-gejalanya pada tahap awal adalah:

a. adanya luka pada penis,

b. atau anus, atau

c. mulut (bibir, langit-langit mulut, lidah atau gusi),

d. kadang-kadang pada tangan atau jari.

Ada luka yang disertai rasa sakit, ada pula yang tidak. Luka ini dapat timbul setelah 3-4 minggu

terinfeksi, tetapi bisa juga antara 1-3 minggu setelah terinfeksi.

Biasanya luka sembuh dengan sendirinya setelah 2-6 minggu, tetapi bakterinya tetap ada dalam

tubuh. Saat itu, sesungguhnya bakteri sifilis sedang menggerogoti pembuluh darah.

Infeksi sifilis pada tahap awal ini sangat mudah menular ke orang lain, terutama melalui kontak kulit

pada daerah di sekitar luka atau bekas lukanya.

Pada tahap lanjut, gejala-gejala sifilis adalah:

a. munculnya ruam (bercak-bercak kecil berwarna merah) pada kulit badan, terutama pada

telapak tangan dan telapak kaki. Ruam-ruam ini sangat menular dan seringkali sulit diamati

(tidak tampak gejalanya), atau

b. adanya kerontokan rambut, atau demam, atau

c. adanya pembengkakan pada penis,


d. atau rasa lelah yang menyeluruh.

Gejala-gejala ini akan timbul selama beberapa minggu setelah 2-4 bulan terinfeksi.

3. Pencegahan sifilis

a. Jika tidak bisa saling setia dengan pasangan, jangan berhubungan seks dengan sembarang

orang, dan hanya berhubungan seks dengan sedikitorang!

b. Jangan berhubungan seks dengan pasangan yang menampakkan gejalasifilis!

c. Jika terpaksa,selalugunakankondomdanpelicin untuk seksanal!

d. Selalu gunakan kondom setiap kali melakukan oralpenis!

Penggunaan kondom untuk oral penis, tidak perlu diberi pelicin tambahan.

e. Gunakan lembaran karet pelindung (dental dam), ketika melakukan oral anus! Jika tidak

tersedia lembaran karet pelindung (dental dam), gunakan plastik tipis pembungkus makanan

(wrapping plastic) atau kondom yang digunting menjadi lembaran!

f. Ada atau tidak ada gejala, lakukan pemeriksaan IMS sebulan sekali ke klinik IMS dan

ditambah pemeriksaan sifilis setiap 3 bulansekali!

g. Lakukan segera pemeriksaan ke klinikIMS!:

1) setelah berhubungan dengan pasangan seks yang baru,

2) jika mengalami gejala sifilis seperti adanya luka di sekitar penis, anus mulut, atau

tangan, dsb.,

3) jika pasangan seks kita menderita atau memiliki gejala sifilis.

4. Pengobatan Sifilis

Ingat!! Mencegah lebih baik daripada mengobati !!!! Periksakan segera diri kita ke dokter atau klinik

IMS, jika mengalami gejala sifilis! Sifilis dapat disembuhkan dengan antibiotik yang tepat dan dosis

yang tepat.

a. Jangan minum antibiotik tanpa resep dokter! Hanya dokter yang tahu jenis dan dosis antibiotik untuk

infeksi kita. Beberapa antibiotik yang biasa digunakan sudah tidak efektif lagi. Meminum antibiotik tanpa

resep dokter dapat menyebabkan penyakit menjadi kebal terhadap antibiotik.


b. Jangan berhubungan seks sama sekali, sampai kita dinyatakan benar-benar sembuh oleh dokter!

Kitadapatmenulariataubahkantertularlagidengansifilis atauIMSlainnyadanHIVdaripasangansekskita!

c. Beritahukan pasangan seks kita, dan jelaskan bahwa IMS ini sangat mudah menular, agar bersama-

sama dapat memulai perilaku seks aman!

d. Jika terpaksa berhubungan seks, selalu gunakan kondom untuk seks anal atau oral penis, dan

lembaran karet tipis (dental dam) setiap kali melakukan oral anus!

e. Pasangan seks yang berhubungan seks tanpa kondom dan lembaran karet tipis (dental dam), berisiko

tinggi tertular sifilis. Pasangan seks kita juga harus diperiksa dan dirawat seperti penderita sifilis.

f. Setelahselesaimenjalanipengobatansifilis,lakukan pemeriksaandarahuntukmemastikanbahwainfeksi

sifilis telah benar-benarhilang!

Penyebaran"ke"organ"tubuh"lainnya

Jika tidak diobati dengan benar dan tuntas, setelah 3-35 tahun, dapat merusak otak, saraf tulang
belakang, dan jantung, sehingga menyebabkan kematian.

Selain itu, pengobatan yang tidak benar dan tuntas juga akan meningkatkan risiko tertular HIV.

Anda mungkin juga menyukai