Anda di halaman 1dari 2

2.8.

1 Retardasi Mental
Suatu keadaan yang dimulai saat masa anak-anak yang ditandai dengan keterbatasan dalam
intelegensi dan kemampuan adaptasi. Menurut kriteria DSM-IV, retardasi mental adalah fungsi
intelektual yang di bawah rata-rata, terdapat gangguan fungsi adaptasi, onset sebelum umur 18
tahun. Untuk mengetahui adanya gangguan fungsi intelegensi, digunakan tes IQ (akurat diatas
umur 5 tahun), dengan klasifikasi hasil:
a. Ringan , yaitu IQ 50-70
b. Sedang, yaitu IQ 40-50
c. Berat, yaitu IQ 20-40
d. Sangat berat, yaitu IQ <20
2.8.2 Palsi Serebral atau Cerebral palsy (CP)
Membedakan antara CP dengan KPG, pada CP, ada tiga faktor resiko awal yaitu bayi lahir
prematur (semakin kecil usia, semakin tinggi faktor risiko), bayi lahir dengan ensefalopati
sedang hingga berat (semakin berat keluhan semakin berat risiko), dan bayi yang lahir dengan
faktor risiko paling ringan. Dua faktor risiko awal tersebut harus ditunjang dengan MRI untuk
melihat gambaran otak. Bila terdapat gangguan bahasa, penglihatan, pendengaran dan epilepsi,
dapat dicurigai hal tersebut adalah suatu gambaran CP. Selain itu, diagnosis palsi serebral dapat
dilakukan berdasarkan kriteria Levine (dikutip dari Soetjiningsih, 19957), yaitu pola gerak dan
postur; pola gerak oral; strabismus; tonus otot; evolusi reaksi postural dan kelainannya yang
mudah dikenal; refleks tendon, primitif dan plantar.

2.8.3 Attention Deficit Hyperactivity Disorder (ADHD)


ADHD merupakan suatu gangguan yang terjadi sangat awal dari kelahiran bayi, yang
dinamis, serta tergantung dengan perkembangan korteks. Tanda ADHD yaitu development delay,
nilai akademik yang rendah, serta permasalahan sosial. Penggunaan milestones pada tahun ke-3
mudah mengarahkan diagnosis ADHD.
2.8.4 Autism Spectrum Disorder (ASD)
Tanda awal untuk membedakan antara ASD dengan KPG. Beberapa kata kunci adalah
gangguan bersosial. Pada tahun pertama akan sulit membedakan antara ASD dengan KPG, yaitu
ciri tidak berespon ketika nama dipanggil, afek kurang, berkurangnya interaksi sosial, dan sulit
untuk tersenyum. Pada tahun kedua dan ketiga, bahasa tubuh yamg tidak lazim dan sangat
ekspresif. Perilaku lain yakni motorik, sensorik dan beberapa domain lain.

1. Menkes JH. Textbook of Child Neurology. 4th. ed. Philadelphia: Lea & Febiger 1990; 306-
311.

Anda mungkin juga menyukai