Anda di halaman 1dari 8

BAHAN AJAR

CARA BERPIKIR SEJARAH


Kompetensi Dasar:
3.1 Memahami konsep berpikir kronologis, diakronik, sinkronik, ruang, dan waktu dalam sejarah
Indikator Pencapaian Kompetensi
3.1.1 Menjelaskan pengertian sejarah (C2)
3.1.2 Menjelaskan keterkaitan konsep manusia, ruang dan waktu dalam sejarah (C2)
3.1.3 Mengidentifikasi sejarah sebagai seni, ilmu, peristiwa, kisah (C3)
3.1.4 Mengidentifikasi cara berpikir kronologis dalam mempelajari sejarah (C3)
3.1.5 Menganalisis cara berpikir diakronik dalam mempelajari sejarah (C4)
3.1.6 Menganalisis cara berpikir sinkronik dalam mempelajari sejarah (C4)
Kompetensi Dasar
3.2 Memahami konsep perubahan dan keberlanjutan dalam sejarah
Indikator Pencapaian Kompetensi
3.2.1 Menganalisis konsep perubahan dalam sejarah (C4)
3.2.2 Menganalisis konsep keberlanjutan dalam sejarah (C4)
Tujuan Pembelajaran
1. Peserta didik mampu menjelaskan pengertian sejarah (C2)
2. Peserta didik mampu menjelaskan konsep manusia, ruang dan waktu dalam sejarah (C2)
3. Peserta didik mampu mengidentifikasi sejarah sebagai seni, ilmu, peristiwa, kisah (C3)
4. Peserta didik mampu mengidentifikasi cara berpikir kronologis dalam mempelajari sejarah (C3)
5. Peserta didik mampu menganalisis cara berpikir diakronik dalam mempelajari sejarah (C4)
6. Peserta didik mampu menganalisis cara berpikir sinkronik dalam mempelajari sejarah (C4)
7. Peserta didik mampu menganalisis konsep perubahan dalam sejarah (C4)
8. Peserta didik mampu menganalisis konsep keberlanjutan dalam sejarah (C4)
Pengertian Sejarah
Dalam arti sempit, sejarah adalah setiap peristiwa (kejadian). Dalam arti luas, sejarah merupakan
suatu peristiwa manusiawi yang mempunyai akarnya dalam realisasi diri dengan kebebasan dan
keputusan daya rohani.Sejarah juga biasa didefinisikan sebagai suatu studi tentang masa
lampau.Sejarah merupakan studi tentang sebab dan akibat. Dalam sejarah, suatu peristiwa akan
menjadi bermakna jika mereka mengetahui mengapa hal itu terjadi.
Kata sejarah berasal dari bahasa Arab yaitu syajaratun, yang berarti pohon. Dalam bahasa Indonesia,
sejarah mengandung tiga pengertian, yaitu silsilah atau asal-usul, kejadian atau peristiwa, dan ilmu
pengetahuan atau cerita tentang peristiwa di masa lampau .Sejarah juga berasal dari kata history,
yang berarti kumpulan peristiwa di masa lalu, dan rangkaian peristiwa yang terjadi berturut-turut dari
masa lalu hingga masa depan. Sejarah juga berasal dari bahasa Yunani, yaitu historia, yang berarti
informasi atau pencarian
SEJARAH DALAM PANDANGAN PARA TOKOH
1. Aristoteles; sejarah bergelut dengan yang partikular dan hal aktual yang sudah terjadi.
2. Francis Bacon; sejarah mempelajari sesuatu dalam waktu dan tempat dengan ingatan sebagai
instrumen esensial.
3. Vico; sejarah adalah disiplin ilmu pertama manusia. Ia pusat pengertian manusia karena manusia
menciptakan sejarah.
4. Ibnu Khaldun; secara eksternal, sejarah adalah informasi mengenai peperangan, negara-negara dan
masyarakat pada masa silam. Secara internal, sejarah merupakan observasi, analisis dan kajian
secara cermat terhadap alam dan hukumnya
5. Collingwood:sejarah ialah ilmu tentang tindakan manusia di masa lalu dan diperoleh melalui
interpretasi bukti-bukti sejarah.
6. M. Ali: sejarah adalah tentang proses perubahan manusia, dan ilmu tentang perubahan itu.
7. Kuntowijoyo: sejarah menyuguhkan fakta secara diakronis atau memanjang dalam waktu,
ideografis atau bersifat mendeskripsikan, unik, dan empiris atau bersandar pada pengalaman
manusia yang sungguh-sungguh.
Konsep Manusia, Ruang dan waktu
Manusia (dimensi manusia) adalah pelaku dalam peristiwa sosial dan peristiwa sejarah.
Ruang (dimensi spansial) merupakan tempat terjadinya berbagai peristiwa, baik peristiwa alam
maupun peristiwa sosial dan peristiwa sejarah dalam proses berjalannya waktu
Waktu (dimensi temporal) memiliki dua makna yakni :
Makna denotatif dan makna konotatif.
1
Makna waktu secara denotatif adalah merupakan satu kesatuan :detik, menit, jam, hari, minggu,
bulan, tahun, abad, dst.
Makna waktu secara konotatif adalah waktu sebagai konsep.
Konsep Manusia Ruang dan Waktu

https://nasional.kompas.com/read/2016/05/21/10100021/Cerita.di.Balik.Mundurnya.Soeharto?
page=all
berdasarkan gambar diatas maka sudah sangat jelas mengandung konsep manusia, ruang dan waktu
yang dimana pengunduran diri Soeharto (manusia) sebagai Presiden Indonesia berlangsung di Istana
Negara (Ruang) pada tanggal 21 Mei 1998.
Dalam sejarah konsep waktu mencakup empat unsur yaitu:
1. Perkembangan : masyarakat mengalami pergerakan berturut-turut dari satu bentuk kebentuk yang
lain sehingga perkembangan dari sederhana menuju yang lebih kompleks
2. Kesinambungan : masyarakat tetap mengadopsi lembaga-lembaga dan kebiasaan-kebiasaan lama
3. Pengulangan : terjadi apabila pola peristiwa pada masa lalu terjadi lagi
4. Perubahan : masyarakat mengalami pergeseran dan perubahan yang didalamnya dapat
diasumsikan bahwa menuju pada perkembangan secara besar-besaran ditempat dengan tempat
yang lain.
Dari uraian diatas dapat disimpulkan bahwa ada keterkaitan antara ruang dan waktu dalam sejarah.
Konsep ruang dan waktu merupakan unsur penting yang tidak dapat dipisahkan dalam suatu peristiwa
dan perubahannya dalam kehidupan manusia sebagai subyek atau pelaku sejarah. Segala aktivitas
manusia pasti berlangsung bersamaan dengan tempat dan waktu kejadian, dan manusia selama
hidupnya tidak bisa dilepaskan dari unsur tempat dan waktu karena perjalanan manusia sama dengan
perjalanan waktu itu sendiri pada suatu tempat dimana manusia hidup ( beraktivitas ).

All past event is history (history as actuality)


History can help student to understand human behaviour in the past,
present and future (new goals for historical studies)
James Bank
Ciri-ciri utama sejarah.
Sejarah merupakan suatu ilmu yang memiliki cirri khas, dan cara berfikir yang berbeda dengan cara
berfikir ilmu pengetahuan lain. Cara berfikir histories merupakan cara berfikir dalam ilmu sejarah
Peristiwa sejarah memiliki ciri-ciri utama :
1. Abadi, karena peristiwa sejarah tidak berubah-ubah dan tetap dikenang sepanjang masa.
2. Unik, karena peristiwa sejarah hanya terjadi sekali dan tidak pernah terulang untuk kedua
kalinya.
3. Penting, karena peristiwa sejarah dapat dijadikan momentum, dan dapat menentukan
kahidupan orang banyak.
Pemahaman sejarah Sebagai :
 Sejarah sebagai seni, karena ia membutuhkan intiusi, emosi, dan gaya bahasa. Sebagai seni,
sejarah memiliki beberapa kekurangan. Pertama, kehilangan ketepatan dan objektifitas. Kedua,
sejarah akan terbatas.
 Sejarah sebagai peristiwa, sejarah harus terhubung dengan manusia dan millieunya. Sejarah harus
bersifat objektif.
 Sejarah sebagai ilmu sejarah harus objektif dan mampu memberikan informasi secara utuh dan
menyeluruh dengan kajian teori yang dapat dipertanggunjawabkan secara ilmiah sehingga sejarah
dapat dipastikan sebagai ilmu positif (Leopold von Ranke), selain itu juga sejarah sebagai ilmu
memiliki ciri empiris, memiliki objek, memiliki teori, memiliki metode, terdapat generalisasi.
 Sejarah sebagai kisah, merupakan narasi yang disusun berdasar pada ingatan dan tafsiran manusia
tentang masa lampau yang memiliki kemungkinan subjektif., menurut Huizinga sejarawan
Belanda mengatakan bahwa sejarah adalah suatu kisah yang telah berlaku dengan narasi yang
disusun berdasarkan memori, kesan atau tafsiran manusia terhadap kejadian atau peristiwa yang
terjadi pada masa lampau.

2
Pengertian Generalisasi, Kronologisasi, Periodisasi, Intepretasi, Analisis, Sintesis dalam
sejarah.
Genaralisasi
Generalisasi adalah usaha penyimpulan dari khusus ke umum dengan tujuan untuk saintifikasi
(merupakan generalisasi yang sifatnya umum untuk mengecek teori yang lebih luas karena sering kali
berbeda dengan generalisasi ditingkat yang lebih sempit) dan simplifikasi (merupakan generalisasi
yang sifatnya sempit dan sederhana).
Kronologisasi
Kronologi berasal dari kata dalam bahasa Yunani, yaitu chromos adalah waktu, dan logos adalah
Ilmu, sehingga secara harfiah kronologi berarti ilmu tentang waktu.
Dalam kamus Umum Bahasa Indonesia (Karya J.S Badudu dkk.) kronologi berarti berurutan sesuai
kejadian.
Kronologi adalah ilmu untuk menentukan waktu terjadinya tempat dan suatu peristiwa secara tepat
bedasarkan urutan waktu. tujuan kronologi adalah untuk menghindari kerancuan waktu dalam sejarah
atau anakronisme.
Konsep kronologis berarti sesuai urutan peristiwa sejarah yang telah terjadi, konsep kronologis dalam
sejarah dapat membantu dalam melakukan rekontruksi peristiwa berdasar urutan waktu secara tepat
sehingga memiliki kegunaan untuk membandingkan kejadian-kejadian sejarah dalam satu waktu
ditempat berbeda yang peristiwanya saling terkait.
Cara berpikir kronologis diperlukan karena peristiwa sejarah terdiri atas berbagai jenis dan bentuk
peristiwa berbeda satu sama lain. Peristiwa disusun dari masa paling awal hingga masa paling akhir
sehingga tanpa adanya konsep kronologis penyusunan semua peristiwa sejarah akan mengalami
kerancuan yang dapat mengarah kepada (anakronisme)
Contoh Kronologi dalam sejarah Indonesia Masa Reformasi
Mei 1998-Oktober 1999 Presiden B.J Habibie
Oktober 1999-Juli 2001 Presiden Abdurrahman Wahid-Megawati Soekarno Putri
Juli 2001- Oktober 2004 Presiden Megawati Soekarnoputri-Hamzah Haz
Oktober 2004-Juli 2009 Presiden Susilo Bambang Yudhoyono-Jusuf Kalla
Juli 2009-Oktober 2014 Presiden Susilo Bambang Yudhoyono-BoedionoPeriodisasi
Periodisasi
Periodesasi dalam sejarah adalah pembabakan berdasarkan tingkat perkembangan masa dalam
sejarah. Periodesasi dilakukan karena kurun waktu dalam sejarah sangat panjang, sehingga untuk
memudahkan kajian sejarah maka disusunlah peristiwa-peristiwa sejarah sejarah yang berlangsung
secara kronologis dalam periode-periode berdasarkan pertimbangan-pertimbangan tertentu.
Periodesasi sejarah bermanfaat untuk mempermudah pemahaman sejarah.
Interpretasi
Interpretasi adalah penafsiran terhadap sumber-sumber sejarah yang telah diverifikasi. Interpretasi
inilah yang sering dianggap menimbulkan subjektivitas dalam penulisan sejarah. Akan tetapi,
subjektivitas tidakd apat dipisahkan dalam penulisan sejarah karena tana penafsiran sejarawan,
sumber sejarah tidak akan bisa bicara dan tidak akan bermakna apa-apa. Unsur subjektivitas dapat
dihindari dengan cara mencantumkand ata dan keterangan dari mana data itu diperoleh. Dengan
begitu, orang lain dapat melihat dan menafsirkan ulang peristiwa sejarah berdasarkan sumber-sumber
yang telah kita cantumkan tersebut.
Interpretasi dalam sejarah ada dua macam, yaitu analisis dan sintesis
Analisis
Analisis adalah menguraikan sumebr-sumber sejarah untuk memperoleh fakta sejarah. Analisis
ditempuh untuk memperoleh penjelasan dari sumber sejarah yang tidak secara implisit membahas
suatu peristiwa. Untuk melakukan analisis diperlukan pemikrian dan ketajaman penafsiran untuk
memperoleh sebuah kesimpulan.
Sintesis
Sintesis adalah menyatukan analisis-analisis dari sumber sejarah. Kadang-kadang perbedaan antara
analisis dan sintesis dapat dilupakan, sekalipun dua hal ini penting untuk proses berpikir. Analisis dan
sintesis sebenarnya adlaah satu kesatuan dari interpretasi atau analisis sejarah. Kedua hal ini berbeda
secara bertingkat, tetapi tidak secara kategori. Sintesis dibutuhkan untuk menyatukan analisis-analisis
dari sumber sejarah guna mencapai tujuan penelitian, yaitu mewujudkan dalam bentuk tulisan atau
karya sejarah.
KEGUNAAN SEJARAH
Secara intrinsik, sejarah berguna sebagai ilmu, sebagai cara mengetahui masa lampau, sebagai
pernyataan pendapat dan sebagai profesi.
3
Secara ekstrinsik, sejarah dapat digunakan sebagai liberal education. Sejarah mempunyai fungsi
pendidikan moral, penalaran, politik, kebijakan, perubahan, masa depan, keindahan, dan ilmu bantu.
Kegunaan sejarah dalam kehidupan masyarakat :
Edukatif
Dengan mempelajari sejarah kita akan menjadi bijaksana (Historia Vitae Magistra). Kejadian-
kejadian masa lalu yang diceritakan kembali oleh sejarah dapat dijadikan sebagai pelajaran kepada
kita di masa sekarang, dan selanjutnya kita dapat merencanakan langkah yang lebih bijak dalam
menghadapi masa depan.
Memberikan Inspirasi
Dengan mempelajari kisah-kisah sejarah. Kita dapat mengambil inspirasi berupa ide,sikap, tindakan,
perilaku, ketokohan, dan sebagainya yang dapat membantu kita dalam memecahkan masalah di masa
sekarang ataupun memotivasi ide progresif yang akan membawa keberhasilan di masa depan
Memberikan kesadaran waktu
Dalam perjalanan sejarah umat manusia selalu terjadi perubahan, perkembangan, siklus, dan pasang
surut kehidupan. Kita harus menyadari bahwa itu terjadi pada tiap waktu. Sehingga kita harus
mensikapi dan mengambil pelajaran dari tiap kejadian yang bermanfaat bagi perjalanan sejarah kita
sendiri atau masyarakat.
Membentuk rasa kebangsaan (Nasionalisme)
Suatu bangsa dan negara bisa terbentuk karena adanya suatu kesamaan sejarah yang dialami oleh
bangsa tersebut. Asal-usul suatu bangsa dapat ditelusuri dengan cara mempelajari sejarah bangsa
tersebut.oleh itu, mempelajari sejarah sangatlah penting untuk sebuah bangsa, sebab akan dapat
memperkokoh nasionalisme.
Contoh : dengan mempelajari sejarah kepahlawanan Pangeran Diponegoro,kita merasa semakin
menjadi bangian dari bangsa indonesia
Rekreasi dan rasa estetis
Pada saat kita mempelajari kisah-kisah sejarah tertentu, kadang kita merasa asyik dan terhibur.
Seperti misalnya sejarah kepahlawanan Gajah mada, atau intrik di dalam keluarga kerajaan singasari
yang melibatkan Ken Arok-tunggul Ametung-Ken Dedes dan keturunannya.
Bentuk identitas nasional
Identitas nasional atau suatu kepribadian bangsa bisa terbentuk dari pengalaman-pengalaman sejarah
yang terjadi pada bangsa tersebut. Menurut David Gordon, sejarah merupakan pengalaman kolektif
suku bangsa. Pengalaman sejarah tiap-tiap bangsa berbeda-beda, karena itu kepribadian bangsa
tersebut. Kenalilah sejarah suatu bangsa untuk mengetahui lebih dalam tentang bangsa tersebut.
Konsep Dasar Berpikir Sejarah
Sejarah berasal dari serapan bahasa arab yaitu kata Syajarotun yang berarti pohon. Pengertian sejarah
secara umum diartikan kisah atau cerita yang mengupas kehidupan manusia dimasa lampau. Menurut
Kuntowijoyo, dalam mempelajari sejarah tidak terlepas dari cara berpikir Diakronis dan Sinkronis,
yang masing-masing saling melengkapai.
Berpikir Sejarah Secara Diakronis
Menurut Galtung, diakronis berasal dari bahasa Yunani, dia artinya melintasi atau melewati
dan khronos yang berarti perjalanan waktu. Dengan demikian, diakronis dapat diartikan sebagai suatu
peristiwa yang berhubungan dengan peristiwa-peristiwa sebelumnya dan tidak berdiri sendiri atau
timbul secara tiba-tiba. Sebab sejarah meneliti gejala-gejala yang memanjang dalam waktu, tetapi
dalam ruang yang terbatas.
Konsep diakronis melihat bahwa peristiwa dalam sejarah mengalami perkembangan dan bergerak
sepanjang masa. Melalui proses inilah, manusia dapat melakukan perbandingan dan melihat
perkembangan sejarah kehidupan masyarakatnya dari jaman ke jaman berikutnya. Suatu peristiwa
sejarah tidak bisa lepas dari peristiwa sebelumnya dan akan mempengaruhi peristiwa yang akan
datang. Sehingga, berfikir secara diakronis haruslah dapat memberikan penjelasan secara kronologis
dan kausalita. Kronologi adalah catatan kejadian-kejadian yang diurutkan sesuai dengan waktu
terjadinya. Kronologi dalam peristiwa sejarah dapat membantu merekonstruksi kembali suatu
peristiwa berdasarkan urutan waktu secara tepat, selain itu dapat juga membantu untuk
membandingkan kejadian sejarah dalam waktu yang sama di tempat berbeda yang terkait
peristiwanya.
Contoh berpikir sejarah secara diakronis
Indonesia masa Demokrasi Liberal (1950-1959), Perang Diponegoro (1825-1830)
Dalam penulisan diakronis judul sengaja diberi angka tahun semata-mata untuk menunjukkan
sifatnya yang diakronis
Ciri-ciri berpikir sejarah secara diakronis
4
 Mengkaji dengan berlalunya masa
 Menitik beratkan pengkajian peristiwa pada sejarahnya
 Bersifat historis atau komparatif
 Bersifat vertikal
 Terdapat konsep perbandingan
 Cakupan kajian lebih luas
Berpikir Sejarah Secara Sinkronik
Konsep sinkronik mengutamakan penggambaran yang meluas dalam ruang dan tidak terlalu
menonjolkan dimensi waktu, dalam penulisan sejarah, aspek politik, ekonomi, social, dan budaya
perlu ditampilkan, penulisan sejarah yang menampilkan aspek ilmu sosial.
Kata sinkronis berasal dari bahasa Yunani syn yang berarti dengan, dan khronos yang berarti waktu,
masa. Sinkronis artinya segala sesuatu yang bersangkutan dengan peristiwa yang terjadi di suatu
masa / ruang tetapi terbatas dalam waktu. Sinkronis artinya meluas dalam ruang tetapi terbatas dalam
waktu yang mengandung kesistematisan tinggi. Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia, Sinkronik
artinya segala sesuatu yang bersangkutan dengan peristiwa yang terjadi di suatu masa yang terbatas.
Menurut Galtung, pengertian sejarah secara sinkronik artinya mempelajari pristiwa sejarah dengan
berbagai aspeknya pada waktu atau kurun waktu yang tertentu atau terbatas. Atau meneliti gejala-
gejala yang meluas dalam ruang tetapi dalam waktu yang terbatas.
Berpikir sejarah secara sinkronis adalah mempelajari peristiwa yang sezaman, atau bersifat
horisontal, artinya mempelajari pristiwa sejarah dengan berbagai aspeknya pada waktu atau kurun
waktu yang tertentu atau terbatas. Berdasarkan uraian tersebut, dapat disimpulkan bahwa pengertian
berpikir sinkronik dalam sejarah adalah  mempelajari (mengkaji) struktur (karakter) suatu peristiwa
sejarah dalam kurun waktu tertentu atau dibatasi oleh waktu.
Contoh berpikir sejarah secara sinkronis
Menggambarkan keadaan ekonomi  di Indonesia pada suatu waktu tertentu, seperti: Keadaan
ekonomi masyarakat Indonesia tahun 1945-1950
Pengkajian mengenai sejarah Kerajaan Mataram Islam dapatlah membagi sejarah Kerajaan Mataram
Islam dalam kehidupan politik, pemerintahan, ekonomi, sosial budaya sekaligus hubungannya dengan
VOC dan pemerintah Kolonial Belanda
Ciri-ciri berpikir sejarah secara sinkronis
 Mengkaji  pada masa tertentu
 Menitik beratkan pengkajian  pada strukturnya(karakternya)
 Bersifat horizontal
 Tidak ada konsep perbandingan
 Cakupan kajian lebih sempit
 Memiliki sistematis yang tinggi
 Bersifat lebih serius dan sulit
Keterkaitan Berpikir Sejarah Secara Diakronik dan Sinkronik
Sejarah merupakan proses yang berkaitan dengan perkembangan (pergerakan berturut-turut
sedangkan ilmu sejarah sendiri memiliki sifat yang diakronis yaitu memanjang dalam waktu dan
dalam ruang yang terbatas sehingga dalam sejarah mengenal adanya suatu proses kontinuitas atau
berkelanjutan, sejarah merupakan suatu rekonstruksi peristiwa masa lalu yang bersifat kronologis,
sedangkan ilmu sosial itu bersifat sinkronis (menekankan struktur) artinya  ilmu sosial meluas dalam
ruang.
Pendekatan sinkronis menganalisa peristiwa sejarah pada saat tertentu, titik tetap pada waktunya.
Pengungkapan fakta sejarah tidak berusaha untuk membuat kesimpulan tentang perkembangan
peristiwa yang berkontribusi pada kondisi saat ini, tetapi hanya menganalisis suatu kondisi seperti itu.
Ada juga yang menyebutkan ilmu sinkronis, yaitu ilmu yang meneliti gejala - gejala yang meluas
dalam ruang tetapi dalam waktu yang terbatas.
Dalam kenyataan yang ada ilmu sejarah dan ilmu social saling berhubungan sehingga terdapat
persilangan antara sejarah yang diakronis dan ilmu sosial lain yang sinkronis, artinya ada kalanya
sejarah menggunakan ilmu sosial, dan sebaliknya, ilmu sosial menggunakan sejarah ilmu diakronis
bercampur dengan sinkronis.
Menurut Galtung dalam buku penjelasan sejarah karya Kuntowijoyo dalam halaman 5 sejarah adalah
ilmu diakronis dan chronicus, sedangkan ilmu social yang lain adalah ilmu sinkronis dan chronicus
apabila digabungkan dalam mempelajari sejarah dapat saling melengkapi
Contoh: Sejarah Indonesia Pada Masa Demokrasi Liberal bagaimana urutan waktu (aspek diakronis),
Indonesia Pada Masa Demokrasi Liberal dapat dikaji secara mendalam dinamika yang terjadi dalam

5
urusan politik, ekonomi, social dan budaya (aspek sinkronis), secara diakronis Indonesia Pada Masa
Demokrasi Liberal dibatasi dengan kurun waktu 1950-1959, dengan dasar ini maka kita dapat
mengkaji lebih dalam dengan mengarahkan pada bagaimana dinamika persaingan politik yang
berujung kegagalan konstituante dalam menyusun UUD dan seringnya berganti Kabinet, pergolakan
karena perbedaan kepentingan ekonomi dalam perimbangan keuangan daerah, perbedaan idiologi,
campur tangan asing dalam pergerakan perlawanan terhadap pemerintahan Indonesia masa
Demokrasi Liberal sekaligus alasan mendasar Presiden Soekarno mengambil kebijakan Dekret
Presiden 5 Juli 1959.
Contoh: Candi Borobudur merupakan peninggalan sejarah kehidupan bangsa Indonesia pada masa
Hindu-Budha. Sehingga dalam menceritakan tentang Candi Borobudur tidak hanya menceritakan
bagaimana urutan waktu (aspek Diakronis) Candi borobudur dibangun tapi juga bisa kita lihat
bagaimana kehidupan politik, ekonomi, sosial dan  budaya (Aspek Sinkronis) pada masa
pembangunan Candi tersebut. Secara Diakronis Candi Borobudur dibangun antara kurun waktu 760
sampai 830 M dan dibangun dalam 4 tahap dengan arsiteknya Gunadarma dan rampung pada masa
pemerintahan Raja Samaratungga. Kita dapat berfikir secara sinkronik dari Bangunan monumental
Semegah candi Borobudur mungkinkah dibangun oleh masyarakat yang kacau, tentu saja tidak
bangunan yang megah tersebut tentu dibangun masyarakat yang makmur (aspek ekonomi), hidup
bergotong royong dan toleransi (Aspek sosial budaya), memiliki raja yang berwibawa (aspek politik)
dan religius (aspek Agama).
Konsep Perubahan dalam Sejarah
Wertheim pernah menuliskan

 “History is a continuity and change” 


(Sejarah adalah peristiwa yang berkesinambungan dan berubah)

“Panta rei” begitu kata Heraclitus, yang artinya, tidak ada yang tidak berubah, semua mengalir,
masyarakat sewaktu-waktu bergerak dan berubah. Kehidupan manusia selalu berubah dan
berkelanjutan seiring berjalannya waktu dan ruang bersama manusia pendukungnya, gerak sejarah
akan saling terkait pada masa lalu, kini dan mendatang sehingga perubahan menjadi bagian
terpenting dalam perubahan yang berkelanjutan dalam waktu tertentu, dengan dasar ini maka
perubahan dibedakan menjadi dua:
1) Perubahan secara lambat seperti keberanian Jepang untuk membuka diri melalui Restorasi Meiji
sehingga meraih kemenangan melawan Rusia (10 Februari 1904 - 5 September 1905) di
Manchuria dan Korea, dibawah kepemimpinan laksamana Jepang Togo Heihachiro.
2) Perubahan cepat seperti menyerahnya Jepang kepada Sekutu 14 Agustus 1945 setelah Amerika
Serikat menjatuhkan bom atom di kota industry Hiroshima 6 Agustus 1945 dan Nagasaki 9
Agustus 1945.
Perubahan dapat diartikan segala aspek kehidupan yang terus bergerak seiring perjalanan kehidupan
masyarakat dan membuat perbedaan, pada dasarnya perubahan yang dialami manusia mencakup
sesuatu yang kompleks, perubahan ini mencakup perubahan didalam segala aspek kehidupan dalam
masyarakat, seperti komposisi penduduk, kondisi lingkungan sehingga perubahan dalam masyarakat
dapat masuk kedalam perubahan sosial yang bersentuhan dengan sejarah manusia sebagai pelaku
sejarah itu sendiri.
Beberapa factor yang menyebabkan terjadinya perubahan:
1) Faktor internal: penyebab perubahan berasal dari dalam masyarakat dengan mengacu pada
bertambah, berkurang, penemuan baru sekaligus pertentangan yang disebabkan adanya
pertentangan atau konflik dalam masyarakat dan pemberontakan atau revolusi dalam masyarakat.
2) Factor eksternal:adanya perubahan eksternal dalam masyarakat baik itu peperangan dan pengaruh
budaya lainnya.
Perubahan dalam kehidupan manusia diwarnai beberapa factor yang ada seperti perkembangan ilmu
pengetahuan terlambat, sikap masyarakat tradisional, kepentingan yang telah tertanam kuat,
kurangnya hubungan dengan masyarakat lain yang berada diluar kelompoknya, hambatan idiologis
dan adat istiadat yang melekat
Konsep Keberlanjutan dalam Sejarah
Arnold J. Toynbee yang mengatakan bahwa
(to study history is to study the past to build the future)
(Mempelajari sejarah adalah mempelajari masa lampau, untuk membangun masa depan)
Keberlanjutan merupakan perwujudan dari proses perkembangan kehidupan masyarakat yang selalu
berlanjut meskipun situasi dan kondisi berubah sehingga setiap peristiwa tidak berdiri sendiri
6
sehingga rangkaian peristiwa saling kait mengkait dan pada akhirnya konsep berkelanjutan senantiasa
mewarnai dinamika sejarah sebagai peristiwa untuk dipelajari, dianalaisis dan dikembangkan menjadi
karya penulisan yang konstruktif.
Keberlanjutan yang dapat kita pahami seperti contoh adanya peran pemuda disetiap perubahan yang
selalu melibatkan pemuda di Indonesia dalam kurun waktu yang panjang dari sumpah pemuda,
perbedaan pendapat golongan tua dan muda untuk pelaksanaan proklamasi kemerdekaan,
demonstrasi para pemuda untuk menyuarakan Tritura, gerakan pemuda dalam mengelorakan
reformasi pada tahun 1998.
Hubungan Perubahan dan keberlanjutan dalam Sejarah
Pada dasarnya perubahan dalam kehidupan manusia memiliki sifat keberlanjutan artinya perubahan
tersebut tidak terhenti pada satu titik tetapi terus berlanjut ketahap perubahan yang ada dalam
masyarakat sehingga perubahan dan keberlanjutan selalu seiring sejalan untuk menjadi pembelajaran
pada masa kini dan mendatang. Masa lalu memberikan jawaban atas kehidupan manusia kini, sebab
peristiwa masa lalu merupakan sebuah proses yang membentuk kondisi masa kini, dengan kata lain
maka masa lalu dan masa kini menjadi kesatuan yang tidak dapat terpisahkan.
Perbedaan dari konsep perubahan dan keberlanjutan dalam sejarah tersebut
Perubahan Keberlanjutan
Terjadi dalam waktu tertentu yang memiliki Terdapat rangkaian yang berkelanjutan
batasan / penanda dari sebuah peristiwa
Terdapat unsur yang mempengaruhi baik dari Terinternalisasi secara lama
dalam maupun luar
Berproses secara cepat atau lambat seturut Senantiasa berproses sesuai jiwa zamannya
dinamika yang berkembang sehingga dapat sehingga dapat menjadi bahan pembelajaran
dimaknai sesuai masanya
Bersifat rangkaian di tiap zamannya Memiliki konektivitas yang tinggi pada setiap
zaman
Daftar Pustaka

http://saefulhistory-sejarah-saefulhistory.blogspot.com/2012/02/pengertian-generalisasi-periodisasi-
dan.html

https://blog.ruangguru.com/bagaimana-konsep-kehidupan-manusia-dalam-ruang-dan-waktu-

http://ncperubahankeberlanjutan.blogspot.com/2018/10/perubahan-dan-keberlanjutan-dalam.html

http://manusiadansejarah.blogspot.com/2014/11/manusia-dan-sejarah.html

https://sumberbelajar.belajar.kemdikbud.go.id/sumberbelajar/tampil/Konsep-Berpikir-Diakronik-dan-
Sinkronik-dalam-Seja/konten5.html

http://www.donisetyawan.com/cara-berpikir-diakronis-dan-sinkronik-dalam-sejarah/

http://www.sumberpengertian.id/pengertian-sinkronik-dan-diakronik

https://www.eduspensa.id/ruang-lingkup-sejarah/

https://www.wawasanpendidikan.com/2013/09/pengertian-ruang-lingkup-ilmu-sejarah.html

http://ppg.spada.ristekdikti.go.id/mod/page/view.php?id=7779

http://reskysblog.blogspot.com/2016/08/konsep-perubahan-dan-keberlanjutan.html?view=magazine

Kuntowijoyo. (2008). Penjelasan Sejarah. Yogyakarta : Tiara Wacana

Kuntowijoyo. (2013). Pengantar Ilmu Sejarah. Yogyakarta : Tiara Wacana

Ratna Hapsari, M Adil. (2014). Sejarah Indonesia X IPA-IPS Jakarta: Erlangga.

7
8

Anda mungkin juga menyukai