Anda di halaman 1dari 9

Volume 1, Nomor 2, 2020, E-ISSN: 2721-2343

Research Article

Diterima: 27 Oktober 2020


Tingkat Partisipasi Pemuda dalam Pembangunan
Direvisi: 27 Oktober Juli 2020
Tersedia online: 02 November 2020
(Studi Kasus Kabupaten Temanggung)
Citation: Deny, A.P. et al (2020). Deny Aditya Puspasari1* Surya Tri Esthi W.H, 2 dan M. Indra Hadi Wijaya 3
Tingkat Partisipasi Pemuda dalam 1,3 Departemen of Urban and Regional Planning, PSDKU Universitas Diponegoro Semarang
Pembangunan (Studi Kasus Kabupaten 2
Temanggung). Bhumiphala: Jurnal Jurusan Teknologi Infrastruktur dan Kewilayahan, Institut Teknologi Sumatra
Pengembangan Daerah, 1(2), 36-44.
*Corresponding author: denyadityapuspasari@lecturer.undip.ac.id

Abstrak: Pembangunan menjadi salah satu upaya yang dilakukan oleh pemerintah yang berkesinambungan
dilakukan dalam berbagai aspek dalam kehidupan masyarakat. Pembangunan baik skala nasional maupun lokal
dilakukan dalam secara terencana, menyeluruh, serta berkelanjutan yang bertujuan untuk meningkatkan
kesejahteraan masyarakat. Pelaksanaan proses pembangunan tentunya tidak hanya melibatkan golongan
tertentu saja melainkan juga pemuda yang juga memiliki peran strategis dalam mendukung pembangunan
yang ada di Kabupaten Temanggung. Pemuda merupakan salah satu komponen penerus bangsa yang
berkualitas dan memiliki tanggung jawab penuh terhadap pembangunan di masa yang akan datang. Tingginya
proporsi penduduk muda yang ada di Kabupaten Temanggung menjadi salah satu potensi yang dapat
dikembangkan dalam pembangunan yang ada di Kabupaten Temanggung. Paper ini bertujuan untuk
mengidentifikasi bagaimana peluang dan tantangan pemuda di Kabupaten Temanggung untuk dapat
berpartisipasi dalam khususnya pembangunan yang ada di Kabupaten Temanggung. Kajian ini dilakukan
melalui pendekatan deskriptif kuantitatif dengan pada perwakilan BPD (Badan Perwakilan Desa) yang ada di
seluruh desa/kelurahan di Kabupaten Temanggung. Kata Kunci: Partisipasi, Pemuda, Pembangunan Daerah

1. Pendahuluan
Kegiatan Pembangunan tidak lepas dari upaya partisipasi yang dilakukan dari seluruh elemen yang
ada seperti pemerintah, pihak swasta, serta masyarakat. Partisipasi masyarakat merupakan suatu
perwujudan akan kepedulian serta tanggung jawab dari masyarakat dalam kegiatan pembangunan yang
memiliki tujuan untuk memperbaiki kualitas hidup dari wilayah tersebut (Mardikanto, 2013). Salah satu
komponen yang dapat berpartisipasi dalam kegiatan pembangunan adalah partisipasi pemuda. Partisipasi
pemuda sangatlah penting dalam suatu masyarakat, khususnya dalam pembangunan bangsa (Direktorat
Kebudayaan & Olahraga, 2010). Keberhasilan dalam kegiatan pembangunan dalam suatu negara sangat
tergantung dari tingkat partisipasi pemuda yang ada di negara tersebut. Pada era globalisasi ini, pola
persaingan dan kompetisi merupakan salah satu tantangan secara umum yang lumrah terjadi, dalam hal ini
pemuda dituntut untuk berperan aktif dan inovatif untuk dapat meneruskan cita-cita pembangunan suatu
bangsa dan negara.
Mengacu pada UU. No 40 Tahun 2009 tentang kepemudaan menyatakan bahwa peran pemuda
dalam pembangunan memiliki peran strategis sehingga perlu adanya pengembangan potensi dan perannya
melalului penyadaran, pemberdayaan, dan pengembangan sebagai bagian dari pembangunan nasional.
Kabupaten Temanggung salah satunya memiliki potensi jumlah pemuda pada rentang usia 15-29 tahun pada
tahun 2017 sebanyak 161.663 orang, atau sekitar 21,3% dari total jumlah penduduk sebanyak 780.148 di
Kabupaten Temanggung. Adanya potensi tersebut, menjadi salah satu kunci pembangunan yang dapat
dilakukan oleh Kabupaten Temanggung dalam pelaksanaan pembangunan yang ada. Upaya partisipasi yang
dilakukan pemuda di Kabupaten Temanggung saat ini hanya pada organisasi kepemudaan sebanyak 36.576
orang atau 22.6% dari jumlah seluruh anggota organisasi yang ada di Kabupaten Temanggung.
Pada skala Desa/Kelurahan peran pemuda juga masih dianggap minim, hal ini dikarenakan banyaknya
anggapan dari masyarakat tentang peran pemuda yang masih belum banyak memberikan pendapat dalam
kegiatan di desa/kelurahan sehingga kesempatan dalam partisipasi di kegiatan pembangunan masih sangat
minim. Kajian ini melakukan identifikasi partisipasi pemuda dalam kegiatan pembangunan yang ada di

36
Kabupaten Temanggung, sebagai salah satu kabupaten di Provinsi Jawa Tengah yang memiliki potensi
pembangunan yang baik. Melalui tahapan identifikasi tersebut dapat diketahui tantangan serta peluang dari
partisipasi pemuda dalam kegiatan pembangunan yang ada di Kabupaten Temanggung.

2. Tinjauan Pustaka
a. Konsep Partisipasi Pemuda
Partisipasi merupakan salah satu istilah yang banyak digunakan untuk mengetahui keterlibatan suatu
stakeholder dalam kegiatan pembangunan. Dalam konteks partisipasi pemuda merupakan salah satu bentuk
keterlibatan dari pemuda untuk dapat berperan aktif dalam setiap hasil dari pembangunan yang ada di suatu
wilayah (Safar & Momo, 2020). Berdasarkan pendapat yang dilakukan oleh Barry (2006)bahwa partisipasi
merupakan salah satu keikutsertaan dalam suatu kegiatan. Pendapat lain dikemukakan oleh Slamet (2006)
yang menyatakan bahwa partisipasi sebagai keterlibatan aktif dan bermakna dalam proses pembentukan
keputusan, pelaksanaan program-program secara sukarela, dan penerimaan manfaat dari hasil program yang
telah dilaksanakan dalam suatu program. Berdasarkan pernyataan tersebut dapat disimpulkan bahwa
partisipasi merupakan kesediaan untuk ikut berperan serta aktif dalam kegiatan program pembangunan
sesuai dengan kemampuan yang dimiliki.
Pemuda merupakan kaum muda yang berada pada taraf tertentu dalam perkembangan hidup
seorang manusia, dengan kualitas dan ciri tertentu yang memiliki hak dan peran serta kewajiban tertentu dan
dengan potensi dan kebutuhan tertentu (Sawitri & Bagus, 2014). Berdasarkan undang – undang No. 40 Tahun
2009 mendefinisikan pemuda yang merupakan warga negara Indonesia yang memasuki periode
pertumbuhan dan perkembangan pada usia 16 – 30 tahun. Keterlibatan pemuda dalam kegiatan
pembangunan di masyarakat harus di dukung dengan adanya ketersediaan akses dan keterjangkauan pemuda
untuk bisa melakukan akses dalam kegiatan pembangunan (Lestari, 2016). Terkait dengdapat diartikan suatu
proses kegiatan an partisipasi pemuda Berdasarkan pendapat tersebut dapat disimpulkan bahwa partisipasi
pemuda merupakan bentuk keikutsertaan pemuda untuk bisa mengakses dan menjangkau program
pembangunan sesuai dengan kemampuan yang dimiliki oleh pemuda tersebut.
b. Bentuk Partisipasi Pemuda
Bentuk partisipasi dibagi menjadi 2 jenis diantaranya partisipasi vertical dan partisipasi horizontal.
(Irene & Dwiningrum, 2011). Partisipasi veritkal meripakan bentuk partisipasi dimana masyarakat berperan
sebagai pengikut atau klien dalam kegiatan pengambilan keputusan, sedangkan untuk partisipasi horizontal
merupakan bentuk keikutsertaan anggota atau kelompok masyarakat berpartisipasi antara satu dengan yang
lainnya. Slamet dalam Ftiyani (2018) menyatakan bahwa bentuk partisipasi dapat dibagi menjadi 3 unsur
diantaranya:
1. Kesempatan berpartisipasi
2. Kemampuan untuk berpartisipasi
3. Kemauan untuk berpartisipasi
Pendapat lain juga dikemukakan oleh Mardikanto (2013) menyatakan bahwa terdapat 4 macam
kegiatan yang dapat menunjukkan partisipasi masyarakat dalam suatu kegiatan pembangunan diantaranya:
1. Partisipasi dalam pengambilan keputusan, 2. Partisipasi dalam pelaksanaan kegiatan, 3. Partisipasi dalam
pemantauan dan evaluasi pembangunan, dan 4. Partisipasi dalam pemanfaatan hasil pembangunan.
Pendapat lainnya mengenai bentuk partisipasi juga dikemukakan oleh Dusseldrop dalam Mardikanto (2013)
yang menyatakan bahwa bentuk kegiatan partisipasi yang dapat dilakukan oleh warga masyarakat khususnya
pemuda diantaranya:
1. Menjadi anggota kelompok masyarakat
2. Melibatkan diri pada kegiatan diskusi kelompok
3. Melibatkan diri pada kegiatan-kegiatan organisasi untuk menggerakkan organisasi masyarakat
4. Menggerakkan sumber daya masyarakat

37
5. Mengambil bagian dalam proses pengambilan keputusan
6. Memanfaatkan hasil – hasil yang telah dicapai dari sebuah kegiatan masyarakat.
c. Peranan Pemuda dalam Pembangunan
Menurut pendapat yang dikemukakan oleh Soekanto & Soemarjan (1992) menyatakan bahwa peran
(role) merupakan aspek dinamis dalam suatu kedudukan/status. Apabila seseorang melaksanakan hak dan
kewajiban sesuai dengan status yang dimiliki orang tersebut maka kegiatan tersebut termasuk dalam bentuk
peranan. Peran pemuda cukup strategis dalam laju pergerakan bangsa. Semangat dari para pemuda yang
berlandaskan tanggung jawab merupakan bentuk dari kekuatan yang dimiliki pemuda Pemuda dapat
berperan aktif sebagai penguat moral, control social, dan agen perubahan pada pembangunan nasional
(Haryati dkk, 2016). Bentuk peran pemuda sebagai agen perubahan dapat diwujudkan dengan
pengembangan kepedulian tehadap masyarakat dengan mendorong kreativitas, keberanian melakukan
terobosanm dan kecapatan dalam pengambilan keputusan sesuai dengan arahan pembangunan nasional.
Berdasarkan pendapat yang dikemukakan oleh Mustaqim & Tohari (2010) menyatakan bahwa
tuntutan peran serta pemuda dalam kegiatan pembangunan sangat dipengaruhi oleh adanya pergantian
zaman. Tantangan yang dihadapi pemuda saat ini yaitu dapat turut serta dalam kegiatan pembangunan
bangsa baik bagi pemuda yang tinggal di daerah perkotaan maupun perdesaan tanpa terkecuali. Adanya
pengaruh arus globalisasi juga memiliki pengaruh terhadap peranan pemuda dalam kegiatan masyarakat,
salah satunya adalah adanya nilai – nilai moral yang mulai tergerus dengan adanya sifat individualis pemuda
baik yang berada di Kawasan perdesaan maupun perkotaan (Haryati dkk, 2016).
3. Metode Penelitian
Metode yang digunakan dalam penelitian ini yaitu menggunakan pendekatan deskriptif kuantitatif,
yaitu dengan mendeskripsikan peran dari pemuda yang ada di Kabupaten Temanggung dalam kegiatan
pembangunan serta kegiatan masyarakat. Penentuan responden dalam wawancara ini, baik dari sisi
Pemerintah maupun masyarakat, menggunakan jenis Clasiffied Random Sampling yang dilakukan kepada 110
responden. Tahapan selanjutnya yaitu perbandingan responden yang kemudian akan dilakukan proporsi
sesuai dengan jumlah penduduk yang ada di setiap kecamatan berdasarkan agama yang dianut dan jenis
kelamin dari total populasi 20 Kecamatan dengan sampel BPD (Badan Permusyawaratan Desa) dan LPMK
(Lembaga Pemberdayaan Masyarakat Kelurahan) dengan jumlah penduduk terbanyak di setiap desa. Hal ini
dikarenakan BPD dan LPMK merupakan perwakilan yang representatif untuk dapat menjelaskan kondisi
pembangunan pemuda dari setiap desa/kelurahan yang ada di Kabupaten Temanggung.

4. Hasil Penelitian
Hasil penelitian yang akan disampaikan pada penelitian ini dibagi menjadi 3 bagian yaitu bentuk
aktivitas partisipasi pemuda di Kabupaten Temanggung, Pola persebaran aktivitas partisipasi serta peran
pemuda dalam pembangunan. Secara rinci penjelasan hasil penelitian tersebut dapat dilihat pada penjelasan
berikut ini:
a. Bentuk Aktivitas Partisipasi Pemuda di Kabupaten Temanggung
Untuk melakukan identifikasi peran pemuda dalam pembangunan yang ada di Kabupate Temanggung
terlebih dahulu perlu memahami aktivitas partisipasi pemuda yang ada di Kabupaten Temanggung.
Berdasarkan bentuk aktivitas partisipasi yang ada di Kabupaten Temanggung dibedakan menjadi tiga jenis
diantaranya partisipasi pemuda dalam kegiatan masyarakat, partisipasi pemuda dalam pengambilan
keputusan, dan partisipasi kegiatan pemuda di bidang sosial ekonomi. Kondisi aktivitas partisipasi pemuda
yang ada di Kabupaten Temanggung tersebut sesuai dengan pendapat yang dikemukakan oleh Dusseldrop
dalam Mardikanto (2013) yang menyatakan bahwa bentuk partisipasi pemuda diantaranya melibatkan diri
sebagai anggota kelompok dan mengambil bagian dalam proses pengambilan keputusan.
Untuk mendapatkan data partisipasi pemuda dalam kegiatan masyarakat penyusun melakukan
konfersi nilai dengan mengggunakan rentang prosentase untuk mempermudah responden dalam
memberikan jawaban terkait bentuk partisipasi pemuda yang ada di Kabupaten Temanggung. Partisipasi
pemuda dalam kegiatan masyarakat yang ada di Kabupaten Temanggung yaitu berada di rentang 84-91%
38
yaitu sebesar 44% pemuda yang mana termasuk ke dalam kategori sangat baik. Bentuk aktivitas partisipasi
pemuda dalam kegiatan masyarakat yang biasa dilakuakan oleh pemuda di Kabupaten Temanggung yaitu
berupa kegiatan bersih-bersih desa, berperan aktif dalam persiapan lomba tujuh belas agustus, pangajian dan
lain sebagainya. Biasaya dalam peran pemuda dalam kegiatan masyarakat banyak melibatkan organisasi
pemuda terutama organisasi karang taruna di setiap Desa/Kelurahan yang ada di Kabupaten Temanggung.

5% 6%

14% 48-55
44%
56-70
71-78
31% 79-83
84-91

Sumber : Laporan Akhir Indikator Kinerja Penyelenggaraan Pemerintahan Daerah


Gambar 1. Diagram Partisipasi Pemuda dalam Kegiatan Sosial Masyarakat di Kabupaten
Temanggung

Selain kegiatan kemasyarakatan, bentuk aktivitas partisipasi yang dilakukan oleh pemuda di
Kabupaten Temanggung juga tidak terlepas dari partisipasi pemuda dalam pengambilan keputusan yang ada
di Kabupaten Temanggung. Berdasarkan pada (Diagram 2) dapat diketahui bahwa sebanyak 25% pemuda
yang ikut berpartisipasi dalam pengambilan keputusan yang ada di wilayah masing-masing berada pada
rentang prosentase 20-25% dan 26-35% yang termasuk dalam kategori tidak baik dan cukup baik. Hal ini
menunjukkan bahwa peran partisipasi pemuda dalam pengambilan keputusan terutama untuk hal-hal
kegiatan pembangunan masih sangat minim. Hal ini dikarenakan banyak dari pemuda yang masih belum
berani untuk memberikan tanggapan pada forum resmi dikarenakan masih tingginya rasa hormat yang
diberikan kepada sesepuh dari para pemuda yang ada di Kabupaten Temanggung.

6%
25%
24% 20-25
26-35
36-50
20%
25% 51-58
59-78

Sumber : Laporan Akhir Indikator Kinerja Penyelenggaraan Pemerintahan Daerah


Gambar 2. Diagram Partisipasi Pemuda dalam Pengambilan Keputusan di Kabupaten Temanggung
Aktivitas partisipasi lain yang juga banyak terdapat di Kabupaten Temanggung yaitu aktivitas
partisipasi pemuda dalam kegiatan sosial ekonomi. Pada aktivitas sosial ekonomi, peran pemuda banyak ikut
serta dalam kegiatan wirausaha, hal ini dapat dilihat dari data yang diberikan berdasarkan hasil survei
39
lapangan yang dilakukan, dimana sebanyak 98% peran serta pemuda dalam kegiatan sosial ekonomi termasuk
di dalam kategori baik. Peran serta pemuda dalam pengembangan sosial ekonomi yaitu dalam bentuk
pembangunan usaha-usaha kecil yang ada di setiap kecamatan di Kabupaten Temanggung. Usaha-usaha kecil
tersebut dapat berupa bengkel, warung kelontong dan lain sebagainya.

2%

Tidak baik
Memuaskan
98%

Sumber : Laporan Akhir Indikator Kinerja Penyelenggaraan Pemerintahan Daerah


Gambar 3. Diagram Partisipasi Pemuda dalam Kegiatan Sosial ekonomi di Kabupaten Temanggung

b. Pola Persebaran Aktivitas Partisipasi Pembangunan


Dalam identifikasi peranan pemuda dalam pembangunan, dapat dilihat melalui peran pemuda dalam
mengambil keputusan dan keaktifan para pemuda pada kegiatan sosial di lingkungan desa. Aktivitas kegiatan
sosial masyarakat merupakan aktivitas yang menjadi rutinitas masyarakat desa seperti bersih desa, pengajian
hingga acara kematian. Melalui berbagai beberapa kegiatan sosial tersebut, tentu perlu peranan pemuda
untuk memastikan acara dapat berjalan dengan lancar. Nilai dari partisipasi tersebut diubah menjadi skala
persentase (%) yang menggambarkan porsi pemuda yang hadir pada kegiatan sosial dari total keseluruhan
total pemuda di desa.

Sumber : Laporan Akhir Indikator Kinerja Penyelenggaraan Pemerintahan Daerah

40
Gambar 4. Peta Partisipasi Pemuda dalam Kegiatan Sosial Masyarakat di Kabupaten Temanggung
Berdasarkan pada data partisipasi pemuda dalam kegiatan sosial, menunjukkan rentang nilai dari 48
hingga 91 persen. Persentase terendah berapa pada Kecamatan Wonoboyo dan Bansari dengan rentang
proporsi dari 48 – 55 persen pemuda yang aktif pada kegiatan social masyarakat (Gambar 5). Pada sisi lain
ditunjukkan dengan porsi pemuda yang aktif dalam kegiatan social masyarakat dengan rentang nilai tertinggi
84 – 91 persen dari pemuda desa di Kecamatan Kandangan, Tretep dan Kranggan (Gambar 5). Selain dalam
kegiatan sosial masyarakat, peran pemuda sebagai salah satu komponen dalam lingkungan masyarakat perlu
untuk dipertimbangkan keputusan dan pendapatnya. Kondisi itu dapat diidentifikasi melalui porsi pemuda
yang ikut terlibat dalam mengambil keputusan di setiap desa (Gambar 5).

Sumber : Laporan Akhir Indikator Kinerja Penyelenggaraan Pemerintahan Daerah


Gambar 5. Peta Partisipasi Pemuda dalam Pengambilan Keputusan di Kabupaten Temanggung
Peta partisipasi pemuda dalam pengambilan keputusan diatas, menunjukkan bahwa porsi pemuda
dalam mengambil keputusan berada pada rentang 20 hingga 78 persen. Angka rentang porsi ini lebih rendah
dibandingkan persentase porsi pemuda dalam kegiatan sosial masyarakat. Porsi terendah ditunjukkan pada
beberapa kecamatan, yaitu Kecamatan Kedu dan Bansari dengan rentang nilai 20 hingga 25 persen. Peran
pemuda dalam pengambilan keputusan lebih tinggi terlihat pada Kecamatan Temanggung dan Tlogomulyo
dengan rentang persentase 59 hingga 78 persen. Untuk melihat perbandingan sebagai komparasi nilai dari
tingkat paritisipasi pemuda dalam pengambilan keputusan dan kegiatan sosial masyarakat dapat dilihat pada
gambar 6.

41
Sumber : Laporan Akhir Indikator Kinerja Penyelenggaraan Pemerintahan Daerah
Gambar 6. Peta Partisipasi Pemuda dalam kegiatan social ekonomi & pengambilan keputusan
di Kabupaten Temanggung
Berdasarkan gambar diatas, menunjukkan bahwa mayoritas angka porsi pemuda dalam mengambil
keputusan lebih rendah dibandingkan peran pemuda dalam kegiatan sosial. Kondisi lain ditunjukkan pada
Kecamatan Temanggung yang merupakan kawasan perkotaan dan merupakan ibukota dari Kabupaten
Temanggung. Hal tersebut menunjukkan bahwa porsi persentase pemuda dalam pengambilan keputusan
lebih tinggi dibandingkan dengan porsi pemuda yang aktif dikegiatan sosial masyarakat. Hal ini merupakan
indikasi bahwa para pemuda di Kabupaten Temanggung memiliki karakter yang berbeda bila dibandingkan
dengan pemuda diseluruh Kecamatan lainnya di Kabupaten Temanggung. Hal ini dipengaruhi oleh
karakteristik masyarakat di Kecamatan Temanggung lebih ke kotaan, sehingga kemudahan untuk melakukan
akses terhadap kegiatan pengambilan keputusan khususnya bidang pembangunan akan lebih mudah untuk
di akses. Kondisi tersebut sesuai dengan teori yang dikemukakan oleh Slamet dalam Ftiyani (2018)
menyatakan bahwa bentuk partisipasi dapat dibagi menjadi 3 unsur diantaranya; Kesempatan berpartisipasi,
Kemampuan untuk berpartisipasi; dan Kemauan untuk berpartisipasi, yang mana karakteristik pemuda yang
berada di wilayah perkotaan cenderung memiliki kesempatan, kemampuan, dan kemauan yang lebih untuk
ikut berpartisipasi.
c. Peran Pemuda dalam Pembangunan
Sesuai dengan Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan Pembangunan
Nasional dan Undang-Undang Nomor 6 Tahun 2014 tentang Desa bahwa setiap perencanaan pembangunan
baik di tingkat pemerintahan pusat sampai pemerintahan paling bawah yaitu desa harus melibatkan semua
unsur masyarakat. Pemuda sebagai salah satu agen perubahan memiliki peran penting didalam keberanian
dan kreatifitas pemuda sangat dibutuhkan dalam perencanaan pembangunan. Pemuda merupakan generasi
bangsa yang harus dibina dan didik sehingga kelak mereka mampu memimpin dan membangun negara. Peran
pemuda diharapkan sadar akan besarnya tanggung jawab dan tugasnya sehingga mereka mempersiapkan
diri untuk melanjutkan pembangunan bangsa.
Hasil identifikasi peran pemuda dalam partisipasi pemuda dalam kegiatan sosial kemasyarakatan dan
pemuda yang berpendapat pada rapat kemasyarakatan memperlihatkan ada keterkaitan diantara dua
indicator initidak terlalu signifikan. Nilai rata-rata peran pemuda dalam kegiatan kemasyarakatan yang tinggi
74,6 dari 20 kecamatan tidak sebanding dengan keaktifan pemuda dalam menyampaikan pendapat di forum
pembangunan dengan nilai rata-rata 45,6. Kondisi ini mengindikasikan pemuda di Kabupaten Temanggung
aktif dalam kegiatan-kegiatan sosial yang diluar kegiatan pembangunan. Kegiatan-kegiatan sosial yang
42
dilakukan oleh pemuda ini seperti karang taruna, kelompok kesenian dan sebagainya. Sedangkan untuk
kegiatan perencanaan pembangunan di Kabupaten Temanggung yang menuntut peran dari pemuda dalam
memberikan keputusan masih terbilang rendah.
Pola spasial didalam keterkaitan peran pemuda aktif dalam kegiatan sosial dan peran berpendapat
dalam menentukan keputusan pembangunan wilayah mengindikasikan kawasan perkotaan dan kawasan
pedesaan menjadi faktor pendorong. Hasil dari identifikasi kegiatan pemuda yang aktif dalam kegiatan sosial
merada di kawasan pedesaan sedangkan di kawasan perkotaan diidentifikasi sedang (Gambar 1). Sedangkan
untuk kegiatan pemuda dalam berpendapat kawasan perkotaan mendapatkan nilai yang tinggi seperti di
kecamatan Temanggung (Gambar 5). Pola keruangan kawasan perkotaan yang diindikasikan memiliki
pendidikan yang lebih baik daripada kawasan pedesaan menjadikan pemuda dikawasan/wilayah tersebut
aktif dan berani berpendapat dalam kegiatan pengambilan keputusan. Disisi lain keaktifan pemuda di
kawasan pedesaan diindikasikan lebih aktif dalam melakukan kegiatan sosial dimana unsur budaya masih
relatif terjaga, sedangkan untuk berpendapat masih kurang, hal ini dikarenakan adanya budaya saling
menghargai pendapat orang yang lebih tua yang masih banyak dimiliki oleh pemuda yang banyak tinggal di
kawasan pedesaan. Faktor pendorong dalam kondisi ini dapat diasusmsikan seperti kualitas pendidikan yang
masih rendah, budaya menghargai orang tua sehingga tidak berani berpendapat atau ketidakpedulian
terhadap proses pengambilan keputusan wilayah Kabupaten Temanggung.
5. Kesimpulan dan Saran
Tingkat partisipasi pemuda menjadi salah satu kunci utama untuk meningkatkan pembangunan
khususnya di Kabupaten Temanggung, berdasarkan hasil penelitian tersebut dapat diambil beberapa
kesimpulan sebagai berikut.
1. Bentuk aktivitas partisipasi pemuda yang ada di Kabupaten Temanggung sebagian besar aktif dalam
kegiatan sosial masyarakat berupa gotong royong maupun kerja bakti dalam rangka kegiatan 17 agustus,
partisipasi dalam pengambilan keputusan dan partisipasi pemuda dalam pengembangan kegiatan sosial
ekonomi
2. Pola persebaran partisipasi pada kegiatan sosial yang berada di kawasan perkotaan seperti Kecamatan
Kandangan, Tretep dan Kranggan. Hal berbeda terjadi pada pola persebaran kegiatan partisipasi
masyarakat dalam pengambilan keputusan dimana persentase tertinggi berada di Kecamatan
Temanggung.
3. Pola persebaran aktifitas partisipasi jika dilihat dalam konteks spasial dan keterkaitan peran pemuda
aktif dalam kegiatan sosial dan peran berpendapat dalam menentukan keputusan pembangunan
wilayah mengindikasikan kawasan perkotaan dan kawasan pedesaan menjadi faktor pendorong
Adapun saran yang diberikan terkait dengan kegiatan partisipatisi pemuda dalam bidang
pembangunan antara lain sebagai berikut.
1. Pemerintah Kabupaten Temanggung mulai meningkatkan peran pemuda dalam pengambilan keputusan
khususnya pada bidang pembangunan, hal ini dapat dilakukan dengan pelibatan karang taruna
khususnya untuk dapat mengikuti kegiatan jaring aspirasi masyarakat dalam penyusunan dokumen
rencana yang ada di Kabupaten Temanggung
2. Keberlanjutan dalam penyampaian kegiatan sosialisasi khususnya dalam bidang pembangunan, menjadi
salah satu alternatif yang dapat diberikan kepada masyarakat untuk meningkatkan kepercayaan kepada
pemerintah, serta motivasi dan kreativitas dari para pemuda baik yang berada di kawasan perdesaan
maupun kawasan perkotaan.
3. Pemerataan akses dalam penyampaian aspirasi di bidang pembangunan menjadi salah satu kunci utama
keberhasilan dalam pelibatan pemuda untuk dapat berpartisipasi aktif dalam kegiatan pembangunan
yang ada di Kabupaten Temanggung.

6. Daftar Pustaka
Barry, R. dkk. (2006). Operation Management. Salemba.
Ftiyani, L., Ilmu, J., Negara, A., & Tidar, U. (2018). Analisis Partisipasi Borobudur. Jurnal Mahasiswa Administrasi
Negara (JMAN), 02(02), 157–169.
43
Haryati, S., Armawi, A., Peran, S., Dalam, P., Kawasan, M., Supraja, M., Ilmu, F., Universitas, P., & Mada, G.
(2016). MASYARAKAT DESA ( Studi tentang Pemuda Pengelola Desa Wisata Kandri , Kecamatan Gunungpati
, Kota Semarang , Provinsi Jawa Tengah ) Perjalanan bangsa Indonesia tidak lepas. Jurnal Ketahanan
Nasional, 22(2), 117–136.
Irene, S., & Dwiningrum, A. (2011). Desentralisasi dan Partisipasi Masyarakat Dalam Pendidikan. Pustaka
Pelajar: Yogyakarta.
Kebudayaan, D., & Olahraga, P. (2010). Background Study dalam Rangka Penyusunan Rencana Pembangunan
Jangka Menengah Nasional Tahun 2010 – 2014 Bidang Pariwisata dokumen Rencana Pembangunan Jangka
Panjang Nasional ( RPJPN ) sebagaimana. 1–17.
Lestari, G.-. (2016). Partisipasi Pemuda Dalam Mengembangkan Pariwisata Berbasis Masyarakat Untuk
Meningkatkan Ketahanan Sosial Budaya Wilayah (Studi di Desa Wisata Pentingsari, Umbulharjo,
Cangkringan, Sleman, D.I. Yogyakarta). Jurnal Ketahanan Nasional, 22(2), 137.
https://doi.org/10.22146/jkn.17302
Mardikanto, T. dan P. S. (2013). Pemberdayaan Masyarakat Dalam Perspektif Kebijakan Publik. Bandung,
Alfabetha.
Mustaqim, G., & Tohari, H. M. (2010). Pemuda membangun bangsa dari desa. Synersia Publikasi.
Nurul Sawitri, B. K. (2014). Partisipasi Pemuda Dalam Program Karang Taruna Desa (Studi Pada Pemuda Di
Dusun Kupang Kidul Desa Kupang Kecamatan Ambarawa). Journal of Nonformal Education and Community
Empowerment, 3(2), 44–48.
Safar, M. S., & Momo, A. H. (2020). Partisipasi Pemuda Dalam Pembangunan Desa (Studi Di Desa Kasimpa Jaya
Kecamatan Tiworo Selatan Kabupaten Muna Barat). Selami, 12, 441–449.
http://ojs.uho.ac.id/index.php/selami/article/view/10834
Slamet, Y. (2006). Pembangunan masyarakat berwawasan partisipasi. Sebelas Maret University Press.
Soekanto, S., & Soemarjan, S. (1992). Sosiologi: suatu pengantar. Jajasan Penerbit Universitas Indonesia.
Undang – Undang Negara Republik Indonesia, Nomor 40 Tahun 2009 tentang Kepemudaan
Undang-Undang Negara Republik Indonesia Nomor 25 Tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan Pembangunan
Nasional
Undang-Undang Negara Republik Indonesia Nomor 6 Tahun 2014 tentang Desa

44

Anda mungkin juga menyukai