Anda di halaman 1dari 19

MAKALAH

TEKNIK PELEDAKAN
“BAHAN PELEDAK”

OLEH
ANDI HASNINDAR
201963067

COVER

PROGRAM STUDI S1 TEKNIK PERTAMBANGAN


JURUSAN TEKNIK PERTAMBANGAN
FAKULTAS TEKNIK PERTAMBANGAN DAN
PERMINYAKAN
UNIVERSITAS PAPUA
MANOKWARI
2021

i
KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis penjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa yang telah
memberikan rahmat dan hidayah-Nya sehingga penulisa dapat menyelesaikan
makalah “Teknik Peledakan” ini.
Tujuan penulisan makalah ini adalah sebagai salah satu tugas pada
matakuliah Teknik Peledakan.
Maka pada kesempatan ini dengan segala kerendahan hati penulis ingin
menyampaikan terimakasih kepada orang tua yang telah memberikan dukungan
moril dan materil.
Penulis menyadari bahwa penyusunan makalah ini masih terdapat kesalahan
dan kekurangannya. Dalam kesempatan ini penulis dengan rendah hati
mengharapkan bantuan dan saran maupun kritikan yang bersifat membangun dari
semua pihak demi kebaikan dan kesempurnaan makalah ini.
Akhir kata penulis berharap semoga makalah ini berguna dan dapat
memberikan nilai tumbuh bagi pembaca khususnya bagi penulis sendiri.

Bone, 12 Februari 2021

Andi Hasnindar
NIM.201963067

ii
DAFTAR ISI

COVER...............................................................................................................................i
KATA PENGANTAR........................................................................................................ii
DAFTAR ISI.....................................................................................................................iii
I PENDAHULUAN..........................................................................................................1
1.1 Latar Belakang...................................................................................................1
1.2 Rumusan Masalah..............................................................................................1
1.3 Tujuan................................................................................................................1
II LANDASAN TEORI....................................................................................................2
2.1 Definisi Bahan Peledak......................................................................................2
2.2 Penggunaan Bahan Peledak................................................................................2
2.3 Bahan Kimia yang digunakan sebagai Bahan Peledak.......................................2
III PEMBAHASAN..........................................................................................................5
3.1 Pengertian Bahan Peledak..................................................................................5
3.2 Klasifikasi Bahan Peledak..................................................................................5
3.2.1 Bahan Peledak Kuat (high eksplosive).......................................................5
3.2.2 Bahan Peledak Lemah (low eksplosive).....................................................8
3.3 Karakteristik Bahan Peledak............................................................................11
3.3.1 Karakter Fisik...........................................................................................11
3.3.2 Karakter Kerja Detonasi...........................................................................13
IV PENUTUP.................................................................................................................15
4.1 Kesimpulan......................................................................................................15
DAFTAR PUSTAKA......................................................................................................16

iii
I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Bahan peledak adalah bahan/zat yang berbentuk cair, padat, gas atau
campurannya yang apabila dikenai suatu aksi berupa panas, benturan, gesekan
akan berubah secara kimiawi menjadi zat-zat lan yang lebih stabil, yang sebagian
besar atau seluruhnya berbentuk gasa dan perubahannya tersebut berlangsung
dalam waktu yang sangat singkat yang disertai efek panas dan tekanan yang
sangat tinggi.
Penggunaan bahan peledak dibagi menjadi dua, yaitu:
1. Untuk kegiatan militer
2. Untuk kegiatan non-militer
Bahan peledak diklasifikasikan berdasarkan:
1. Komposisi bahan kimia
2. Kecepatan rambat
3. Kepekaan
Akan tetapi, bahan penyusun dari peledak itu sendiri terdiri dari banyak
komponen atau zat yang memiliki sifat yang reaktif dan tidak stabil.

1.2 Rumusan Masalah


Adapun rumusan masalah dalam makalah ini adalah:
 Definisi bahan peledak
 Klasifikasi bahan peledak
 Karakteristik bahan peledak

1.3 Tujuan
Adapun tujuan dari penyusunan makalah ini adalah:
 Untuk mengetahui apa itu bahan peledak
 Untuk mengetahui apa saja jenis bahan peledak
 Untuk mengetahui apa saja karakteristik dari bahan peledak

1
II LANDASAN TEORI

2.1 Definisi Bahan Peledak


Bahan peledak didefinisikan sebagai bahan peledak kimia yang mempunyai
arti suatu bahan kimia dengan senyawa tunggal atau campuran, mempunyai
bentuk padat, cair, atau juga campurannya yang jika diberi suatu aksi baik itu
berupa panas, benturan, gesekan, ataupun ledakan awal maka akan mengalami
suatu reaksi kimia eksotermis yang sangat cepat dengan hasil reaksi dapat
terjadinya sebahagian dan sepenuhnya gas yang disertai panas dan tekanan yang
sangat tinggi namun secara kimia stabil.

2.2 Penggunaan Bahan Peledak


Bahan peledak banyak digunakan untuk kegiatan militer mapun kegiatan
non-militer.
1. Jenis bahan peledak untuk kebutuhan militer dapat digolongkan kedalam
3 jenis, yaitu:
 Ledakan rendah (single base, double base, triple base dan composite)
 Ledakan tinggi
 Komposisi piroteknik
2. Bahan peledak non-militer biasanya digunakan dalam kegiatan
pembangunan/kesejahteraan dan industri-industri lain.

2.3 Bahan Kimia yang digunakan sebagai Bahan Peledak


2.3.1 Uranium
Uranium adalah suatu unsur kimia dalam tabel periodik yang memiliki
lambang U dan nomor atom 92. Sebuah logam berat, beracun, berwarna putih
keperakan dan radioaktif alami. Uranium termasuk ke seri aktinida (actinide
series). Uranium digunakan sebagai bahan bakr reaktor nuklir dan senjata nuklir.
Uranium biasanya terdapat dalam jumlah kecil di bebatuan, tanah, air, tumbuhan
dan hewan (termasuk manusia).
2.3.2 Plutonium
Plutonium adalah suatu unsur kimia dalam tabel periodik yang memiliki
lambang Pu dan nomor atom 94. Ia merupakan unsur radioaktif transuranium

2
yang langka dan merupakan logam aktinida dengan penampilan berwarna putih
keperakan dan bahan mudah terbakar.
Plutonium-239 merupakan fisil, yakni ia dapat memecah (fisi) ketika
dibombardir oleh neutron termal, melepaskan energi, radiasi gamma, dan neutron
yang lebih banyak. Oleh karena itu, dia dapat mempertahankan reaksi rantai nuklir
setelah mencapai massa kritis. Sifat-sifat inilah yang memungkinkan plutonium
digunakan sebagai senjata nuklir dan digunakan pada beberapa reaktor nuklir.
Sejumlah kecil plutonium dapat ditemukan dialam, karena ia merupakan produk
minor peluruhan pada biji uranium. Satu kilogram Pu-239 dapat menghasilkan
ledakan yang setara dengan 20.000 ton TNT. Jumlah energi yang sangat besar ini
membuat Pu-239 sangat berguna pada reaktor dan senjata nuklir.
2.3.3 Asam Sulfat (H2SO4)
Asam sulfat merupakan asam kuat yang sangat eksotermik. Asam sulfat
berguna untuk pembuatan accu, bahan penghilang, pembuatan super posfat,
pembuatan H3PO4 dll. Selain berguna untuk pembuatan diatas, asam sulfat juga
berguna untuk bahan peledak. Asam sulfat adalah bahan campuran dalam
pembuatan peledak, yaitu dengan dinitrasi pada kondisi tertentu dengan
menggunakan campuran asam nitrat dan asam sulfat.
2.3.4 Amonium Nitrat ((NH4)NO3)
Amonium Nitrat merupakan padatan berwarna putih berupa kristal yang
mudah menyerap air (higroskopis). Sebagian besar produk ammonium nitrat
digunakan sebagai peledak dan sebagian kecil digunakan sebagai campuran pupuk
dan pembius.
Ammonium nitrat merupakan bahan peledak yang cukup aman, tidak begitu
berbahaya, namun mempunyai daya ledak yang cukup besar. Ammonium nitrat
lebih dikenal dengan nama dinamit. Ammonium nitrat merupakan bahan kimia
yang peka terhadap panas dan pengaruh mekanis dan tumbukan. Apabila
ammonium nitrat + TNT dengan perbandingan1:1, maka akan terbentuk amatol,
yaitu bahan peledak yang amat eksplosif.
Reaksi pembuatan ammonium nitrat:
H3 + HNO3(NH4)NO3

3
2.3.5 Trinitro Toluen (TNT)
Trinitro toluen merupakan turunan penting dari toluen yang digunakan
sebagai bahan peledak. Trinitro toluen (TNT) diperoleh dari nitrasi atom-atom H
pada inti benzene diganti oleh gugus –NO2, yang kemudian menghasilkan TNT.
2.3.6 Nitrogliserin
Nitrogliserin digunakan sebagai bahan peledak yang cukup aman, campuran
nitrogliserin dan nitroselulosa merupakan bahan yang umum digunakan dalam
industri bahan peledak. Nitrogliserin merupakan bahan dasar utama dalam
pembuatan propelan jenis double base. Nitrogliserin dapat dihasilkan melalui
proses nitrasi pada kondisi tertentu dengan menggunakan campuran asam nitrat
dan asam sulfat.
2.3.7 Fosfor Kuning (P4)
Fosfor kuning merupakan zat padat, kristal, berwarna putih sampai warna
kuning muda.lunak dan bila terkena udara, warna berubah agak gelap. Fosfor
kuning bersifat beracun dan mudah terbakar, fosfor kuning sangat reaktif, stabil
pada suhu kamar dalam wadah tertutup. Banyak dipakai untuk memproduksi
mercon, racun tikus dan pupuk.
2.3.8 Aseton peroksida
Aseton peroksida merupakan bahan peledak yang sering digunakan oleh
teroris dalam meledakkan pesawat terbang. Aseton peroksida sangat sensitif
terhadap gesekan, goncangan dan panas sehingga mudah meledak. Ledakan yang
sangat kuat terjadi karena seketika terkena api, asam peroksida akan
berdekomposisi menjadi H2O dan CO2, ini melibatkan pertambahan volume yang
sangat cepat (dari padat menjadi gas). Senyawa asam peroksida adalah senyawa
yang sangat mudah terbentuk. Pembuatannya:
Aseton (I) + Hidrogen Peroksida (I) + Asam (sebagai katalis)  Aseton
peroksida (S)

4
III PEMBAHASAN

3.1 Pengertian Bahan Peledak


Bahan peledak adalah bahan/zat yang berbentuk cair, padat, gas atau
campurannya yang apabila dikenai suatu aksi berupa panas, benturan, gesekan
akan berubah secara kimiawi menjadi zat-zat lan yang lebih stabil, yang sebagian
besar atau seluruhnya berbentuk gasa dan perubahannya tersebut berlangsung
dalam waktu yang sangat singkat yang disertai efek panas dan tekanan yang
sangat tinggi.

3.2 Klasifikasi Bahan Peledak


3.2.1 Bahan Peledak Kuat (high eksplosive)
1) Primer
 Pb Azide
Adalah senyawa anorganik yang bersifat eksposif. Digunakan dalam
detonator untuk memulai bahan peledak primer, dalam bentuk yang dapat
digunakan secara komersial, warnanya putih untuk bubuk buff.
 Pb Stypnate
Timbal styphnate, yang namanya berasal dari asam styphnic, adalah bahan
peledak yang digunakan sebagai komponen dalam campuran primer dan
detonator unutk bahan peledak sekunde yang kurang sensitif. Timbal
styphnate hanya sedikit larut dalam ari dan methanol. Sampel styphnate
timbal bervariasi warnanya dari kuning ke emas, orange, coklat kemerahan,
sampai coklat. Timbal styphnate dikenal dalam berbagai polimort, hidrat,
dan garam basa. Timbal styphnate monohidrat normal, styphnate timbal
monobasik, timbal typhnate dihidrat tibasic, dan timbal typhnate dehidrasi
pentabasic serta polimorf α, β dari stiphnate timbal ada.
 Hg Fulminate
Mercury fulminate adalah bahan peledak primer yang sangat sensitif
terhadap gesekan, panas dan guncangan dan terutama digunakan sebagai
pemicu bahan peledak lain pada tutup perkusi dan detonator.
2) Sekunder

5
 Bahan peledak berbasis NG
Nitrogliserin (NG) digunakan sebagai bahan peledak yang cukup aman,
campuran nitrogliserin dan nitroselulosa merupakan bahan yang umum
digunakan dalam industri bahan peledak.
 TNT
Trinitro toluen merupakan turunan penting dari toluen yang digunakan
sebagai bahan peledak. Trinitro toluen (TNT) diperoleh dari nitrasi atom-
atom H pada inti benzene diganti oleh gugus –NO 2, yang kemudian
menghasilkan TNT.
 PETN
Pentaerythritol tetranitrate ( PETN ), juga dikenal sebagai PENT, PENTA,
TEN, corpent, atau penthrite (atau, jarang dan terutama dalam bahasa
Jerman, sebagai nitropenta ), adalah bahan peledak. Ini adalah ester nitrat
dari pentaeritritol, dan secara struktural sangat mirip dengan nitrogliserin .
Penta mengacu pada lima atom karbon dari kerangka neopentana. PETN
adalah bahan peledak yang kuat dengan faktor efektivitas relatif 1,66. Jika
dicampur dengan aplasticizer, PETN membentuk bahan peledak plastik
.Seiring dengan RDX, ini adalah bahan utama Semtex .
 Dinamit
Dinamit adalah peledak berdasarkan potensi ledakan dari nitrogliserin
menggunakan diatomaceous bumi (Kieselguhr) sebagai penyerap. Awalnya
ditemukan oleh kimiawan dan teknisi Swedia Alfred Bernhard Nobel pada
1866 dan dipatenkan pada 1867. Dia biasanya dijual dalam bentuk silinder
dengan panjang kira-kira 8 inci dan berdiameter 1 inci, tetapi ukuran lain
juga tersedia. Dinamit dianggap sebagai "peledak tinggi", yang berarti jauh
lebih kuat dari bubuk mesiu.
 Emulsi
Emulsion Explosive adalah bahan peledak yang mempunyai energi dan
kekuatan yang tinggi serta tahan terhadap air yang sangat baik. Emulsion
Explosive sensitif terhadap Detonator yang memiliki kekuatan no.6
maupun no. 8. Emulsion Explosive aman terhadap gesekan, efek panas dan

6
dapat dipergunakan pada terowongan, peledakkan quarry terbuka serta
untuk pekerjaan konstruksi sipil.
 ANFO
ANFO (atau AN / FO , untuk amonium nitrat / bahan bakar minyak ) adalah
bahan peledak industri massal yang banyak digunakan. Namanya biasa
diucapkan sebagai " ANN-foe ". Ini terdiri dari 94% porous prilled
ammonium nitrate (NH4NO3) (AN), yang bertindak sebagai agen
pengoksidasi dan penyerap untuk bahan bakar, dan 6% bahan bakar minyak
nomor 2 (FO).
ANFO telah digunakan secara luas dalam penambangan batu bara ,
penggalian , penambangan logam , dan konstruksi sipil dalam aplikasi di
mana biayanya yang rendah dan kemudahan penggunaannya mungkin
melebihi manfaat dari bahan peledak lainnya, seperti ketahanan air,
keseimbangan oksigen, kecepatan ledakan yang lebih tinggi , atau kinerja
dalam kolom berdiameter kecil. ANFO juga banyak digunakan dalam
mitigasi bahaya longsor.
3) Tersier
 AN
Amonium Nitrat merupakan padatan berwarna putih berupa kristal yang
mudah menyerap air (higroskopis). Sebagian besar produk ammonium nitrat
digunakan sebagai peledak dan sebagian kecil digunakan sebagai campuran
pupuk dan pembius.
 AP
 DNT
Dinitrotoluene (DNT) dibuat dengan menggabungkan toluena dan asam
nitrat. Meskipun DNT dapat muncul sebagai enam isomer, sebagian besar
informasi berkaitan dengan 2,4-DNT (121-14-2) dan 2,6-DNT (606-20-2),
atau DNT tingkat teknis, yang merupakan campuran dari keduanya. isomer.
DNT adalah perantara dalam produksi toluena diisosianat, dan juga
digunakan dalam bahan peledak komersial dan militer. DNT dapat terjadi
sebagai kontaminan berbagai media lingkungan termasuk tanah, air
permukaan, dan air tanah. Hasil studi pada hewan mendokumentasikan

7
methemoglobinemia yang diinduksi DNT, neurotoksisitas, toksisitas hati,
penurunan kelangsungan hidup, dan efek karsinogenik. Methemoglobinemia
telah didokumentasikan pada pekerja yang terpapar DNT. Baik 2,4-DNT
dan 2,6-DNT dianggap sebagai karsinogen bagi manusia. Paparan manusia
kemungkinan besar akan terjadi dalam pengaturan pekerjaan yang
menggunakan atau memproduksi DNT.
3.2.2 Bahan Peledak Lemah (low eksplosive)
A. Bahan peledak Propelan
Terdiri atas 2 jenis yang bersifat cair dan padat
1) Cair/liquid
Terdiri atas 2 bagian, yaitu mono dan komposit
a. Mono
 nitramine
Nitramine adalah kelas bahan peledak nitrat organik yang paling baru
diperkenalkan. Anggota paling menonjol dari kelas ini adalah RDX
(bahan peledak departemen penelitian; hexahydro-1,3,5-trinitro-1,3,5
triazine, yang juga dikenal sebagai siklon); HMX (bahan peledak leleh
tinggi; octahydro-1,3,5,7-tetranitro-1,3,5,7 tetrazocine), nitroguanidine,
dan tetryl juga merupakan nitramine penting.
Dalam kelas bahan peledak seperti nitramine, semakin tinggi massa jenis,
molekul yang lebih besar akan memberi lebih banyak daya karena lebih
banyak energi yang dapat disadari dapat dikemas di ruang yang sama.
Molekul yang lebih besar dengan proporsi unsur yang sama lebih padat
karena pembentukan ikatan kovalen membuat atom menjadi lebih dekat
daripada jika mereka didorong bersama tetapi dari molekul yang berbeda.
HMX adalah molekul cincin besar, sama seperti RDX tetapi dengan unit
CH2NNO2 ekstra. Ini memiliki kepadatan lebih tinggi (TMD 1.902) dari
RDX, 1.806, det. vel adalah 9,11 km / detik vs. 8,70 untuk RDX. Itu
dianggap lebih kuat.

8
 Hydrazine
Hidrazine adalah senyawa anorganik dengan rumus kimia N 2H4. Ini
adalah pnictogen hidrida sederhana, dan merupakan cairan tidak
berwarna yang mudah terbakar dengan bau seperti amonia. Hidrazin
sangat beracun kecuali jika ditangani dalam larutan misalnya, hidrazin
hidrat (NH2NH2·XH2O). Pada 2015, pasar hidrazin hidrat dunia mencapai
$ 350 juta. Hidrazin terutama digunakan sebagai agen berbusa dalam
mempersiapkan busa polimer, tapi aplikasi juga termasuk
penggunaannya sebagai prekursor untuk polimerisasi katalis, obat-
obatan, dan bahan kimia pertanian, serta jangka panjang propelan
storable untuk di- ruang propulsi pesawat ruang angkasa.
Sekitar dua juta ton hidrazin hidrat digunakan dalam bahan pembuat busa
pada tahun 2015. Selain itu, hidrazin digunakan dalam berbagai bahan
bakar roket dan untuk menyiapkan prekursor gas yang digunakan dalam
kantong udara. Hidrazin digunakan dalam siklus uap pembangkit listrik
tenaga nuklir dan konvensional sebagai pemulung oksigen untuk
mengontrol konsentrasi oksigen terlarut dalam upaya mengurangi korosi.
b. Komposit
 Lox
Sebuah Oxyliquit , juga disebut ledakan udara cair atau bahan peledak
oksigen cair , merupakanbahan peledak yang merupakan campuran dari
oksigen cair (LOX) dengan bahan bakar yang sesuai, seperti karbon
(seperti jelaga ), atau bahan kimia organik (misalnya campuran jelaga
dan naftalena), tepung kayu, atau bubukaluminiumatau spons. Ini adalah
kelasbahan peledak Sprengel .
 Fuel/bahan bakar
Bahan bakar yang termasuk disini adalah, solar, serbuk batubara, oli
bekas, bensin, dan minyak tanah. Bahan bakar yang paling sering
digunakan dalam peledakan/blasting adalah solar karena kurang sensitif
pada gesekan atau panas.

9
2) Padat/solid
Terdiri atas 4 bagian, yaitu single base, double base, ttiple base dan composite
a. Single base
 nitro cellulose
Nitroselulosa (NC) adalah bahan kimia yang memiliki kadar nitrogen
yang bersifat sensitif, dan merupakan bahan baku bahan peledak yang
banyak digunakan untuk keperluan militer dan sebagai bahan baku atau
bahan penolong untuk proses produksi industri tertentu maupun untuk
keperluan lainnya.
NC dapat disalahgunakan untuk tujuan destruktif dan gangguan
keamanan sehingga pengadaannya perlu dikendalikan dengan tanpa
menghambat kelancaran arus barang, khususnya yang berasal dari impor.
b. Double base
 NC
Nitroselulosa (NC) adalah bahan kimia yang memiliki kadar nitrogen
yang bersifat sensitif, dan merupakan bahan baku bahan peledak yang
banyak digunakan untuk keperluan militer dan sebagai bahan baku atau
bahan penolong untuk proses produksi industri tertentu maupun untuk
keperluan lainnya.
NC dapat disalahgunakan untuk tujuan destruktif dan gangguan
keamanan sehingga pengadaannya perlu dikendalikan dengan tanpa
menghambat kelancaran arus barang, khususnya yang berasal dari impor.
 NG
Nitrogliserin digunakan sebagai bahan peledak yang cukup aman,
campuran nitrogliserin dan nitroselulosa merupakan bahan yang umum
digunakan dalam industri bahan peledak. Nitrogliserin merupakan bahan
dasar utama dalam pembuatan propelan jenis double base. Nitrogliserin
dapat dihasilkan melalui proses nitrasi pada kondisi tertentu dengan
menggunakan campuran asam nitrat dan asam sulfat.
c. Triple base
Contoh, NC/NG/NQ

10
d. Composite
Contoh, NC/NG/AP/Al/RDX
B. Bahan peledak Piroteknik
Contohnya: thermite, delaycomposition, ignition charge.

3.3 Karakteristik Bahan Peledak


3.3.1 Karakter Fisik
1) Densitas
 Berat bahan peledak per unit volume diekspresikan dalam satu gr/cc
 Densitas bahan peledak yang tinggi akan lebih mudah menghasilkan dead
pressed (detonasi rendah akibat kehilangan sensitivitas karena terhambatnya
tekanan) dibanding densitas yang rendah
 Loadng density adalah berat per meter bahan peledak di dalam kolom
lubang tembak (kg/m)
 Batuan masif-pakai densitas bahan peledak tinggi
 Batuan berstuktur/lunak-pakai densitas bahan peledak rendah
 Densitas ANFO 0,85 gr/cc
2) Sensitivitas
 Ukuran tingkat kemudahan inisiasi bahan peledak atau ukuran
minimal booster yang diperlukan
 Bervariasi tergantung pada kompisisi bahan peledak, diameter,
temperatur dan tekanan ambient
 High explosive (1,1D) - sensitif terhadap detonator No.8 atau
detonating cord 10 gr/m
 Blasting agent (1,5D) - tdk sensitif terhdp. detonator No.8;
memerlukan booster (primer)
 Beberapa blasting agent sensitif terhadap det.cord dan dapat
mencegah sekuen peledakan tunda downhole
3) Hubungan Densitas dan Sensitivitas Handak
 Densitas kritis terbentuk bila partikel-partikel pembentuk handak terlalu
rapat, sehingga tidak terdapat voids sebagai ruang bagi terbentuknya hot
spots agar terjadi detonasi

11
 Densitas bahan peledak berhubungan erat dengan sensitivitasnya
 Dead pressing terbentuk bila voids untuk gas rusak, misalnya karena
tekanan, gelombang kejut, sehingga mengurangi sensitivitasnya.
4) Ketahanan Terhadap Air
 Kemampuan bahan peledak untuk melawan air disekitarnya tanpa
kehilangan sensitifitas atau efisiensi
 Ketahanan terhadap air bhn.peledak bervariasi. ANFO tidak tahan terhadap
air (larut); sedangkan emulsi dan watergels tahan air
 Fume berwarna coklat-orange dari gas NO menandakan hasil peledakan
yang tidak efisien akibat bhn. peledak basah
 Ketahanan terhadap air dapat dilakukan dengan melapisi lubang ledak atau
menggunakan cartridge
5) Kestabilan Kimia
 Kemampuan untuk tidak berubah secara kimia dan tetap mempertahankan
sensitifitas selama dalam penyimpanan di gudang dengan kondisi tertentu
 Bahan peledak yang tdk stabil (mis. NG based) mempunyai kemampuan
stabil lebih pendek dan cepat rusak
 Faktor-faktor yang mempercepat ketidakstabilan kimiawi antara lain: panas,
dingin, kelembaban, kualitas bahan baku, kontaminasi, pengepakan, fasilitas
gudang
 Tanda-tanda kerusakan antara lain: kristalisasi, penambahan viskositas, dan
penambahan densitas
 Gudang bahan peledak bawah tanah akan mengurangi efek perubahan
temperatur
6) Karakteristik Gas (FUMES)

 Detonasi bahan peledak menghasilkan gas-gas non-toxic (CO2 , H2O, N2 )


dan toxic (NO, NO2, CO)

 Gas-gas ini perlu diperhatikan pada peledakan bawah tanah atau terbuka bila
gerakan angin yang rendah

12
 Faktor-faktor yang menimbulkan gas toxic antara lain: letak primer yang
tidak tepat, kurang tertutup, air, komposisi bahan peledak tidak baik, timing
(sistem tunda) tidak tepat, dan adanya reaksi dengan batuan (sulfida atau
karbonat)
3.3.2 Karakter Kerja Detonasi
1) Kekuatan Detonasi (Detonation Strenght)
 Absolute Weight Strength (AWS)

 Energi panas maks handak teoritis didasarkan pada campuran kimawinya

 Energi per unit berat handak dalam joules/gram

 AWSANFO adalah 373 kj/gr dengan campuran 94% AN dan 6% FO

 Relative Weight Strength (RWS)

 Adalah kekuatan handak (dalam berat) dibanding dengan ANFO


AWSHANDAK
 RWSHANDAK =
AWSANFO
 Absolute Bulk Strength (ABS)

 Energi per unit volume, dinyatakan dalam joules/cc

 ABSHANDAK = AWSHANDAK X densitas

 ABS bulk ANFO = 373 kj/gr x 0,85 gr/cc = 317 kj/cc

 Relative Bulk Strength (RBS)

 Adalah kekuatan handak curah (bulk) dibanding ANFO


AWSHANDAK
 RBSHANDAK =
AWSANFO
2) Kecepatan Detonasi (velocity of detonation / VOD)
 Laju rambatan gelombang detonasi sepanjang bahan peledak, satuannya m/s
atau fps
 Nilainya bervariasi tergantung diameter, densitas, ukuran partikel handak.
Untuk handak komposit (non-ideal) tergantung pula pada derajat
keterselubungan (confinement degree)
 Kecepatan ANFO antara 2500 – 4500 m/s tergantung pada diameter lubang
ledak

13
 Kecep detonasi merupakan komponen utama dari energi kejut (shock
energy) yang menimbulkan pecahnya batuan
 Kecep detonasi handak harus melebihi kecepatan suara massa batuan
(impedance matching)
 Dapat diukur untuk menentukan handak yang efisien
3) Tekanan Detonasi (Detonation Pressure)
 Tekanan yg terjadi disepanjang zona reaksi peledakan hingga terbentuk
reaksi kimia seimbang sampai ujung handak yang disebut dgn bidang
ChapmanJouguet (C-J plane). Umumnya memp satuan MPa.
 Dari penelitian oleh Cook menggunakan foto sinar-x, diformulasi tekanan
detonasi sbb:
PD= ρE x VD x UP
PD = ρe x VD2/4
Up = 0,25 x VD
Dimana: PD = tekanan detonasi, kPa
ρe = densitas handak, gr/cc
VD = kecep detonasi, m/s
 ANFO dgn densitas 0,85 gr/cc dan VOD 3700 m/s memiliki PD = 2900
Mpa
4) Tekanan Thd Lubang Ledak (Borehole Pressure)
 Tekanan terhadap dinding lubang ledak akibat ekspansi detonasi gas
 Biasanya sekitar 50% dari tekanan detonasi
 Volume dan laju kecep gas yang dihasilkan peledakan mengontrol
tumpukan dan lemparan fragmen batuan

14
IV PENUTUP

4.1 Kesimpulan
Adapun kesimpulan yang dapat diambil dari makalah ini adalah:
 Bahan peledak adalah bahan/zat yang berbentuk cair, padat, gas atau
campurannya yang apabila dikenai suatu aksi berupa panas, benturan,
gesekan akan berubah secara kimiawi menjadi zat-zat lan yang lebih stabil,
yang sebagian besar atau seluruhnya berbentuk gasa dan perubahannya
tersebut berlangsung dalam waktu yang sangat singkat yang disertai efek
panas dan tekanan yang sangat tinggi.
 Jenis bahan peledak ada banyak, diataranya bahan peledak kuat yang terbagi
atas 3 yaitu primer (contohnya: Pb Azide, Pb Stypnate, Hg Fulminate),
sekonder (contohnya: NG, TNT, PETN, Dinamit, Emulsi, ANFO), tersier
(contohnya: AN, AP, DNT). Bahan peledak lemah terbagi atas 2 bagian
yaitu propelan, yang terbagi lagi menjadi 2 yaitu handak cair dan padat.
Yang dimana handak cair terbagi menjadi 2 bagian yaitu mono (contohnya:
nitramine, hydrazine), komposit (contohnya: Lox, Fuel). Handak padat
terbagi menjadi 4 bagian yaitu, single base (contohnya: nitrocellulose),
double base (contohnya: NC, NG), triple base (contohnya: ND, NG, NQ),
composite (contohny: NC, NG, AP,Al, RDX).
 Karakteristik dari bahan peledak terbagi menjadi 2 yaitu karakter fisik dan
karakter kinerja detonasi. Karakter fisik meliputi: densitas, sensitivitas,
hubungan densitas dan sensitivitas bahan peledak, ketahanan terhadap air,
kestabilan kimia dan karakteristik gas (fumes). Adapun karakter kinerja
detonasi meliputi: kekuatan detonasi, kecepatan detonasi, tekanan detonasi
dan tekanan terhadap lubang ledak.

15
DAFTAR PUSTAKA

https://www.slideshare.net/mobile/ermantomuchlis/pengenalan-bahan-peledak

https://id.scribd.com/doc/284102980/Makalah-Bahan-Peledak-Industri

https://id.scribd.com/doc/42119480/MAKALAH-TEKNIK-PELEDAKAN

https://docplayer.info/amp/46266000-Bab-i-pendahuluan-1-1-latar-belakang-1-2-

maksud-dan-tujuan.html

https://www.google.com/url?

sa=t&source=web&rct=j&url=https://duniatambang.co.id/Materi/downloadpertam

bangan3/10&ved=2ahUKEwjZrt3v3-7uAhXilEsFHU-

cBtUQFjACegQICxAB&usg=AOvVaw2CZ3nk4YbI1hu0kTJlTaqO

16

Anda mungkin juga menyukai