PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
1
B. Tujuan
1. Tujuan Umum
Mahasiswa dapat memahami asuhan kebidanan anak pada klien dengan
gangguan sistem kejang demam.
2. Tujuan Khusus
a. Menjelaskan konsep dasar teori kejang
b. Menjelaskan konsep dasar manajemen asuhan kebidanan
Kegawatdaruratan Maternal Neonatal dengan kejang berdasarkan 7
langkah Varney.
c. Melaksanakan asuhan kebidanan Kegawatdaruratan maternal
neonataldengan kejang melalui pendekatan Varney, yang terdiri dari:
I. Melakukan pengkajian.
II. Menginterpretasikan data dasar.
III. Mengidentifikasi diagnosis/ masalah potensial.
IV. Mengidentifikasi kebutuhan tindakan segera.
V. Mengembangkan rencana intervensi.
VI. Melakukan tindakan sesuai dengan rencana intervensi.
VII. Melakukan evaluasi atas tindakan yang telah dilakukan.
2
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
1. Pengertian
Kejang Demam (febrile convulsion) adalah bangkitan kejang yang
terjadi pada saat suhu meningkat (rectat > 38 0C, dalam lebih 390C) disebabkan
oleh proses ekstracranium (Ngastiyah, 229, Perawatan anak sakit 1997)
2. Etiologi
Kejang Demam disebabkan oleh proses ekstracranium seperti : ispa,
OMA, Sinusitis, Pneumonia, Faringitis, abses gigi, ginggivostomatitis,
gastroenteritis, infeksi saluran kemih, pyelonepritis. (Bakteri, virus,
plekantigen)
3. Patofisiologi
a. Demam: Kebutuhan O2 dan energi otak meningka
b. Metabolisme otak meningkat: Perubahan perkembangan dari membran sel
neuron
c. Difusi ion kalium dan natrium: Lepas muatan listrik
d. Kejang: Neurotran smiter
4. Prognosis
Jika pengobatan tepat dan cepat prognosis baik
Resiko post kejang demam tergantung :
a. Kriteria demam kejang sementara
b. Kelaianan dalam perkembangan kelainan syaraf sebelum kejang
demam
c. Kejang berlangsung lama kejang lokal
3
b. Kejang bersifat umum
c. Kejang terjadi 16 jam setelah timbulnya demam
d. Tidak ada kelainan neorologis dan laboratoris
e. EEG normal 1 minggu setelah bangkitan kejang
f. Bangkitan kejang dalam 1 tahun tidak lebih dari 4 kali.
2) Gambaran lainnya
a. Bertemperatur 38,90C – 40,60C
b. Menggigil
c. Berkeringat
d. Letargi
e. Nafsu makan menurun
f. Nadi an pernafasan cepat
g. Petechie
6. Diagnosis Kejang
Pengamatan kejang tergantung banyak faktor termasuk umum penderita, tipe
dan frekuensi kejang dan ada atau tidaknya temuan neurologis.
Diagnosis kejang pemeriksaannya melalui :
a. Anamnesis
b. Pemeriksaan neurologis dalam batas normal
c. Pemeriksaan laboratorium DL, k, Elektrolit erum, MG dalam batas normal
d. Puntie lumbal dalam batas normal
7. Pelaksanaan
a. Medik
b. Memberantas kejang secepat mungkin
c. Pengobatan penunjang
d. Memberikan pengobatan rumah
e. Mencari dan mengobati penyebab
f. Terapeutik
g. Antiseptik 10 mg/kg/dosis
h. Diazepam 0,3 – 0,5 mg/kg/dosis IV pelan
i. Kompres air dingin
4
j. Suportif
k. Bebaskan jalan nafas
l. Pemberian O2
m.Jaga keseimbangan cairan dan elektrolit
n. Monitoring tanda-tanda vital
o. Bila wajah belum berhenti dapat diulang deng dosis yang sama setelah 20
menit
8. Komplikasi
Demam kejang dapat menimbulkan :
a. Kejang ulang
b. Kerusakan otak
c. Cedera (lidah tergigit)
d. Dehidrasi
e. Anoksi
Tindakan saat kejang
a. Baringkan klien di tempat rata, kepala dimiringkan
b. Pasang tounge spatel yang dibungkus kasa
c. Singkirkan benda-benda di sekitar klien lepaskan pakaian yang
mengganggu pernafasan
d. Isap lendir, beri O2 4 lt/mnt
e. Bila suhu meningkat, lakukan pengompresan
f. Setelah klien sadar, diberi minum hangat
g. Hubungi dokter / konsul tim medis
10. Intervensi
5
a. Baringkan di tempat yang rata, kepala dimiringkan untuk menghindari
aspirasi
b. Berikan kompres dingin secara intensif
c. Berikan minum yang banyak
d. Pasang sudip lidah saat klien kejang
e. Buku baju klien untuk mengurangi rasa panas
f. Berikan obat penurun panas
g. Berikan O2
6
B. Konsep Dasar Manajemen
I. Pengkajian
Pada langkah pertama ini, semua informasi yang akurat dan lengkap
dari semua sumber yang berkaitan dengan kondisi klien telah
dikumpulkan. Untuk memperoleh data, dilakukan melalui anamnesa.
Anamnesa adalah pengkajian dalam rangka mendapatkan data tentang
pasien melalui pengajuan pertanyaan-pertanyaan.
A. Data Subjektif
1. Biodata
Nama : Selain sebagai identitas, upayakan agar bidan
memanggil dengan nama panggilan sehingga
hubungan komunikasi antara bidan dan pasien menjadi
lebih akrab.
7
Pekerjaan : Mengetahui pekerjaan pasien adalah penting untuk
mengetahui apakah klien berada dalam keadaan utuh
dan untuk mengkaji potensi kelahiran prematur dan
pajanan terhadap bahaya lingkungan kerja yang dapat
merusak janin.
2. Alasan Datang
Apakah penderita datang untuk pemeriksaan kehamilan ataukah ada
pengaduan-pengaduan lain yang penting.
3. Keluhan Utama
Satu atau lebih gejala atau kekhawatiran pasien yang menyebabkan
pasien mencari perawatan. (Bickley, 2008:2)
6. Riwayat Perkawinan
Hal ini penting untuk bidan kaji karena dari data inilah bidan akan
mendapatkan gambaran dari suasana rumah tangga pasangan. Beberapa
pertanyaan yang diajukan antara lain usia nikah pertama kali, status
perkawinan, lama pernikahan, ini adalah suami yang keberapa.
8
7. Riwayat Haid
a. Menarche
b. Lama haid
Biasanya antara 2-5 hari, ada yang 1-2 hari diikuti darah sedikit-
sedikit dan ada yang sampai 7-8 hari.
c. Siklus haid
d. Keluhan
e. Keputihan
9
8. Riwayat Kehamilan, Persalinan dan Nifas
a. Kehamilan
b. Persalinan
4) BBL
5) Penolong persalinan
6) Tempat persalinan
9) Lama menyusui
c. Nifas
10
meningkatkan kontraksi otot polos di sekitar alveoli kelenjar ASI
sehingga dapat dikeluarkan.
9. Riwayat KB
Riwayat kontrasepsi diperlukan karena kontrasepsi hormonal dapat
mempengaruhi EDD (estimed date of delivery) atau tanggal perkiraan
kelahiran. Ditanyakan pernah ikut KB atau tidak, jenisnya apa, ada
keluhan atau tidak, dan setelah persalinan ingin menggunakan KB apa.
- Pola makan.
Hal ini juga penting untuk bidan ketahui, supaya bidan mendapatkan
gambaran bagaimana pasien mencukupi asuhan gizinya selama
hamil.
- Frekuensi.
Data ini akan memberi petunjuk pada bidan tentang seberapa banyak
asupan makanan yang dimakan.
- Banyaknya.
- Pola minum.
11
- Frekuensi.
Bidan dapat tanyakan pada pasien berapa kali ia minum sehari dan
dan dalam sekali minum dapat habis berapa gelas untuk ibu hamil
diperlukan 6-8 gelas (1500-2000).
b. Eliminasi
c. Istirahat
Bidan dapat menanyakan tentang berapa lama ibu tidur siang dan
malam hari. Pada kenyataannya, tidak semua wanita mempunyai
kebiasaan tidur siang, padahal tidur siang sangat penting. Untuk
istirahat malam rata-rata waktu yang diperlukan adalah 6-8 jam.
d. Aktivitas
e. Kebersihan
Data ini perlu bidan gali karena hal tersebut akan mempengaruhi
kesehatan pasien dan bayinya. Jika pasien mempunyai kebiasaan
kurang baik dalam perawatan kebersihan dirinya maka bidan harus
dapat memberikan bimbingan cara perawatan kebersihan dirinya
sedini mungkin.
12
11. Data Psikososial dan Spiritual
Kehamilan merupakan suatu tantangan, suatu titik balik dari kehidupan
keluarga dan biasanya diikuti oleh stress dan gelisah, baik itu kehamilan
yang diharapkan atau tidak. Hubungan satu sama lain bisa berubah, juga
dengan keluarga besar atau masyarakat yang membutuhkan
penyesuaian kembali dalam dinamika keluarga.
B. Data Objektif
1. Pemeriksaan Umum
Keadaan Umum
Untuk mengetahui data ini, bidan perlu mengamati keadaan pasien
secara keseluruhan. Hasil pengamatan akan bidan laporkan dengan
kriteria:
- Baik. Pasien dimasukkan dalam kriteria ini jika pasien memperlihatkan
respon yang baik terhadap lingkungan dan orang lain.
- Lemah. Pasien dimasukkan dalam kriteria ini jika ia kurang atau tidak
memberikan respon yang baik terhadap lingkungan dan orang lain.
- Kesadaran
Untuk dapat mendapatkan gambaran tentang kesadaran pasien, bidan
dapat melakukan pengkajian derajat kesadaran pasien dari keadaan
composmentis (kesadaran maksimal) sampai dengan koma (pasien tidak
dalam keadaan sadar).
- Tekanan Darah
Tensi pada orang hamil tidak boleh mencapai 140 systolis atau 90
diastolis. Juga perubahan 30 systolis dan 15 diastolis di atas tensi
sebelum hamil menandakan toxaemia gravidarum.
Suhu : 36,5-37,5o C
- Berat Badan
13
Pada trimester pertama peningkatan berat badan hanya sedikit, antara
0,7 sampai 1,4 kg. pada trimester berikutnya akan terjadi peningkatan
berat badan yang dapat dikatakan teratur, yaitu 0,35-0,4 kg per minggu.
Hingga akhir kehamilan pertambahan BB yang normal sekitar 11,5-16 kg.
- Tinggi Badan
> 145 cm. Ibu hamil dengan tinggi badan kurang dari 145 cm
kemungkinan panggulnya sempit.
> 23,5 cm, bila kurang merupakan indikator kuat untuk status gizi ibu yang
kurang baik/buruk, sehingga berisiko melahirkan BBLR.
- TP (Taksiran Persalinan)
2. Pemeriksaan Fisik
Kepala : Rambut rontok/tidak, bersih/tidak.
Muka : Adakah chloasma gravidarum, adakah oedema pada muka.
Mata : Sklera putih/tidak, konjungtiva merah/pucat/tidak,
simetris/tidak.
Hidung : Ada sekret/tidak, ada polip/tidak.
Mulut : Warna, integritas jaringan (lembab, kering, atau pecah-pecah),
kebersihan, caries, stomatitis.
Telinga : Simetris/tidak, ada serumen/tidak.
Leher : Adakah oedem/tidak. Apakah vena terbendung di leher apakah
kelenjar gondok membesar atau kelenjar limfa membengkak.
Payudara : Bentuk buah dada, pigmentasi puting susu dan gelanggang
susu (areola), keadaan puting susu, adakah colostrum.
Abdomen : Perut membesar ke depan atau ke samping (pada ascites
misalnya perut membesar ke samping), keadaan pusat,
pigmentasi di linea alba, nampakkah gerakan anak atau
14
kontraksi rahim, adakah striae gravidarum atau bekas luka.
Palpasi Leopold dan dengarkan DJJ. Frekuensi detak jantung
janin lebih cepat dari orang dewasa ialah antara 120-160
x/menit.
Genetalia : Warna, keputihan, oedem/tidak, ada bekas episiotomi/tidak,
ada condiloma atau tidak.
Ekstremitas : Pergerakan bebas/tidak, oedem/tidak, ada kelainan/
tidak, ada varises/tidak
a. Bed rest
b. Kompres dingin
c. Pemberian O2
d. Pemberian antipiretik dan anti konvulsan
e. Bebaskan jalan nafas
15
V. Intervensi
Masalah : kejang ulang
Tujuan : - kejang ulang tidak terjadi, dengan kriteria hasil : - K/U baik
- kejang tidak terjadi
VI. Implementasi
16
VII. Evaluasi
17
BAB III
TINJAUAN KASUS
I. Pengkajian
MRS : 22 – 1 – 2018
Tanggal pengkajian : 23 – 1 – 2018
Pukul : 08.50
A. Data Subyektif
1. Biodata
Nama Bayi : By. Ny. Rina
Jenis Kelamin : Perempuan
Anak ke : I (pertama)
2. Keluhan utama
Ibu mengatakan bayinya mengalami panas badan sudah 2 hari dan kejang 1
kali di rumah.
6. Riwayat neonatal
a. Prenatal : Ibu mengatakan kehamilan anaknya ini kehamilan ke I.
Periksa ke bidan rutin sebanyak 9 kali. Umur kehamilan 40 minggu.
Mendapat tablet Fe, vitamin, suntik TT 2 kali. Kelugan selama hamil
mual. Muntah pada TM I.
b. Natal : Lahir spontan di bidan, dilakukan perantara dengan bayi
menangis kuat, warna kulit merah.
c. Postnatal : Jenis kelamin ♂, BBL : 3600 gr, PBL : 19 cm, keadaan
umum baik, mendapat ASI sampai usia 17 tahun. Diberi PASI mulai
umur 4 bulan.
7. Riwayat imunisasi
BCG DPT Polio
Campak DT HB I, HB II, HB III
Pola nutrisi
19
b. Saat sakit : Makan 3 kali sehari dengan porsi sedikit 5 sendok ½
piring dengan lauk dan sayur. Minum 7-8 gelas per hari air putih dan
teh.
Pola aktivitas
Pola eliminasi
B. Data Obyektif
a. Kesadaran : Compos mentis
b. Keadaan umum : Baik
S : 309 oC
N : 96 x/mnt
RR : 28 x/mnt
BB : 10 kg
TB : 89 cm (status gizi : normal)
20
c. Pemeriksaan fisik
e. Terapi
KAEN 3 B 1000 cc/24 jam
Cefotexime 3 x/ 1/3 gram
Dumin 3 x 100 mg
Valium 3 gram IV (k/p)
21
Dilatin 3 x 1
f. Laboratorium
Pemeriksaan laboratorium
DL : Hb : 10,7 gr%
L : 29700 cmm
PCU : 29,7 %
Trombo : 466000 /cmm
Na : 120 mcq/l
K : 2,5 mcq/l
II. Identifikasi Masalah
Diagnosa kondisi : Anak umur 2,5 tahun dengan kejang demam.
1. DS : Ibu px mengatakan badan anaknya panas sejak dimulai dan
mengalami muntah, diare kejang 1 x di rumah. Ibu px juga mengatakan bahwa
px pernah menderita.
DO : - K/u lemah - Muntah 3 kali
- Lama kejang < 5 menit - Diare 2 kali
- Letargi
- S : 399 0C N : 112 x/m rr : 28 /m
2. DS : Ibu px mengatakan badan anaknya panas tinggi (hipertermi)
DO : - K/u lemah
- S ; 399 0C
- Pada palpasi badan panas
Pengembangan Renacana
Diagno Implementa
No Interven Rasionalisa Evaluasi
sa Tujuan si
si si
Anak E Setelah 1. Lakuk 1. Untuk Tgl. 20-08- Tanggal 21-
usia 2,5 dilakuka an membina 2005 8-05 jam
23
datar spatal dapat px dan P Melanjut
tanpa mencegah meletakkan kan
alas dan terjadinya pada tempat observasi
posisi cidera lidah yang datar TTV
miring tergigit tanpa alas
3. Pasa
ng tong
spatel 3. Memasa
yang ng sudip
dibungku lidah pada
s kasa mulut px
pada saat kejang
saat anak
kejang
BAB IV
PEMBAHASAN
24
a. Pengkajian data
Tidak ada antisipasi masalah potensial pada tinjauan kasus maupun tinjauan
teori.
Pada tinjauan teori maupun tinjauan kasus tidak ditemukan kesenjangan, tidak
ada kebutuhan segera yang harus dilakukan petugas.
e. Intervensi
f. Implementasi
Tahap pelaksanaan pada tinjauan teori tidak dijelaskan, namun pada tinjauan
kasus penulis menguraikan sebagai pelaksanaan dari rencana.
g. Evaluasi
BAB V
25
PENUTUP
A. Kesimpulan
Dari kesimpulan laporan praktek klinik kebidanan ini dapat diambil kesimpulan
bahwa :
a. Penyebab timbulnya Kejang Demam ini karena proses ekstracranium
b. Pada kejang demam dapat menyebabkan atau menimbulkan komplikasi
yang sangat berbahaya yaitu kerusakan sel otak maupun anoksi
c. Pada kejang demam merupakan penanganan dan perawatan yang tepat
dengan memberikan asuhan kebidanan yang tepat dan komprehensif yang
bertujuan mencegah terjadinya bangkitan kejang
B. Saran
1. Bagi Penulis
- Mahasiswa mampu melaksanakan asuhan kebidanan pada anak
- Mendapatkan pengalaman serta menerapkan yang didapat dalam
perkuliahan dengan kasus nyata dalam melaksanakan asuhan
kebianan
2. Bagi Klien
Agar klien / keluarga bisa mengetahui dan mengerti sera memahami
tentang keadaannya sehingga diharapkan klien / keluarga bisa kooperatif
dengan tenaga kesehatan dalam melakukan asuhan kebidanan.
3. Bagi Institusi
Sebagai bahan kepustakaan bagi yang memerlukan perbandingan dalam
asuhan kebidanan pada anak.
26
DAFTAR PUSTAKA
Behrman, Kliegmen dan Arvin. 2000. Ilmu Kesehatan Anak, penerbit Buku Kodektoren
EGC, Jakarta.
Sataf Pengajar Ilmu Kesehatan Anak FKUI. 2000. Buku Kuliah Dua Ilmu Kesehatan
Anak. Jakarta : Percetakan Info Medika Jakarta
27
Khaidirmuhaj (http://khaidirmuhaj.blogspot.com/2009/02/askep-anak-kejang-
demam.html)
http://www.kuliah-keperawatan.co.cc/2009/04/kejang-demam.html
www.infokedokteran.com/.../askep-gadar-pada-kejang-demam.ht.
28