Anda di halaman 1dari 8

Oranye Sore Ini tentang Rindu

(Suci Upita Loka)

Yogyakarta,

Dan semua permainan jarak

Oranye senja tidak pernah memutus jarak

Jika hati mampu menetap

Namun netra punya mau lebih dari itu

Lalu rasa ini bermetamorfosis menjadi kuat

Sekuat apapun, dia tidak sekuat genggamanmu

Paradigm dalam kepala terus menjelma takut

Bahagiamu, akankah selalu aku?

Sudah berapa yang kau buat tersenyum hari ini?

Senja sore ini membuatku iri, dia hangat mengiring pulangmu

Juga angin malam, dia lebih cepat dapat menggapaimu sejauh apapun

Sedang aku hanya menatap langit,

Berharap kau sama menatapnya

Langit malam ini mendung, semoga rautmu tidak

Biarkan aku dengan harapan


Dan kubiarkan kamu dengan percaya

Jangan tanpa kabar, aku tidak ingins epi

Pada alam kutitipkan rindu

(Diterbitkan di Kompasiana pada tanggal 9 April 2020)


Tentang Rindu

(Suci Upita Loka)

Rasa ini usang

Terbelenggu pada delusi

Terus dimainkan waktu

Bermunculan di angan-angan

Cakapku diam membisu

Hanya didengar oleh lemahnya angin

Tak pernah sampai maksud hati

Kau hanya berlalu

Dan rinduku tak akan pernah layu

(Diterbitkan di Kompasiana pada tanggal 12 April 2020)


Samar

(Suci Upita Loka)

Ia hanya sedang bermain dengan gemuruhnya mendung

Agar kemudian ia paham rasa setetes hujan,

jika ia begitu paham sebelum basah ia akan cepat menarik diri

Atau justru nyaman mengambil alih dan luka-luka itu hadir selepas kering

(Diterbitkan di Kompasiana pada tanggal 22 April 2020)


Terbentur Rasa

(Suci Upita Loka)

Di sudut ujung ruang

Sore ini

Kembali mencoba untuk paham

Terbentur banyak realita

Harus terpaksa diam

Dipaksa mau paham tanpa dipahami

Sejenak lenggang

Disimpan saja sendiri

Bersama panjanganya malam

Terus bertanya dan menyalahkan

Tenang, semua ini perihal menerima

Tidak semua harus dipaksakan

(Diterbitkan di Kompasiana pada tanggal 21 April 2020)


Destinasi

(Suci Upita Loka)

Destinasi, tempat yang seseorang sebut untuk tetap tinggal, atau alih pergi.

Meski aku akan mengesankannya, sebagai tempat yang begitu berharga.

Bahkan untuk sebuah "selamanya" akan kembali pada-Nya

(Diterbitkan di Kompasiana pada tanggal 22 April 2020)


Rahasia Kecil

(Suci Upita Loka)

Yang pergi berlayar kembali

Kayuh lautan abadi

Laut bertanya pada airnya yang beriak

Tersebut namamu gelombang terdiam

Langit bertanya pada awannya yang pekat

Melihat wajahmu hujan sudahi derasnya

Alam bertanya pada pepohonan tinggi

Mendengar suaramu, gunung-gunung berhenti meletus

Berkisah padaku suatu hari

Ombak yang deburnya gelisah menunggu janji

Meski karang hancur dibentur tak henti

Berusaha mengindah, agar membuat manusia berseri

Matahari tolong hangatkan lautan ini,

Bintang temanilah malamnya agar tetap indah,


Bulan tolong sampaikan

Pasang surutnya akan baik-baiksaja

Di samudera waktu, katamu

Tak diri tuabu-abu, namun

Harapan mengenalkan cara bertahan hidup

Sabar menaklukkan badai 72 knot

Syukur menghias arah berlayar

Yang pergi berlayar kembali

Kayuh lautan abadi

Sebab dalam jernihnya aku menyimpan rahasia.

(Diterbitkan di Kompasiana pada tanggal 23 April 2020)

Anda mungkin juga menyukai