Anda di halaman 1dari 4

Nama : Dwi Liana Afanti

NIM : P23138117018

Pilihan Ganda

1.E 11.A 21.E 31.B

2.E 12.C 22.B 32.D

3.C 13.D 23.B 33.A

4.E 14.C 24.E 34.E

5.C 15.D 25.C 35.C

6.D 16.D 26.D 36.A

7.E 17.B 27.D 37.E

8.A 18.C 28.B 38.B

9.C 19.D 29.C 39.B

10.C 20.A 30.D 40.B

Essay

1. Pengertian Identitas Nasional berasal dari kata “identity” yang berarti karakter, ciri,
tanda, jati diri atau sifat khas. Sedangkan nasional berasal dari kata “nation” yang berarti
bangsa, Maka identitas nasional adalah kumpulan nilai-nilai budaya yang tumbuh dan
berkembang dalam berbagai aspek kehidupan sebuah bangsa (nasion) dengan ciri
khasnya, yang membuat berbeda dengan bangsa lain dalam kehidupannya.

2. Integrasi nasional adalah bersatunya suatu bangsa yang menempati wilayah tertentu
dalam sebuah negara yang berdaulat. Secara umum integrasi nasional mencerminkan
proses persatuan orang-orang dari berbagai wilayah yang berbeda atau memiliki
perbedaan. Perbedaan itu antara lain etnis, sosial budaya, maupun latar belakang
ekonomi, menjadi satu bagsa (nation) terutama karena pengalaman sejarah dan politik
yang relatif sama. Dalam menjalani proses pembentukan sebagai satu bangsa, beragam
suku bangsa ini mencita-citakan suatu masyarakat baru yaitu sebuah masyarakat politik
yang dibayangkan (imagined political community). Masyarakat politik yang dibayangkan
adalah yang akan memiliki rasa persaudaraan dan solidaritas yang kental, memiliki
identitas kebangsaan dan wilayah kebangsaan yang jelas serta memiliki kekuasaan
kebangsaan.

3. Pancasila sebagai dasar Negara Republik Indonesia mempunyai implikasi bahwa


Pancasila terikat oleh suatu kekuatan secara hukum, terikat oleh struktur kekuasaan
secara formal yang meliputi suasana kebatinan atau cita-cita hukum yang menguasai
dasar Negara (Suhadi, 1998). Cita-cita hukum tersebut terangkum didalam empat pokok
pikiran yang terkandung dalam Undang Undang Dasar 1945 yang sama hakikatnya
dengan Pancasila
Pancasila dan Pembukaan UUD 1945 mempunyai hubungan timbal balik sebagai
berikut :
 Hubungan Secara Formal
Dengan dicantumkannya Pancasila secara formal di dalam Pembukaan UUD 1945,
maka Pancasila memporelehi kedudukan sebagai norma dasar hukum positif.
Dengan demikian tata kehidupan bernegara tidak hanya bertopang pada asas-asas
social, ekonomi, politik, yaitu perpaduan asas-asas kultural, religigius dan asas-
asas kenegaraan yang unsurnya terdapat dalam Pancasila.
 Hubungan secara Material
Pancasila hubungannya dengan hakikat dan kedudukan pembukaan UUD 1945
sebagai pokok kaidah negara yang fubdamental, maka sebenarnya secara material
yang merupakan esensi atau inti sari dari pokok kaidah negara fundamental
tersebut tidak lain adalah pancasila.

4. - Pancasila sebagai filsafat = Pancasila sebagai filsafat mengandung pandangan, nilai dan
pemikiran yang dapat menjadi subtansi dan isi pembentukan ideologi pancasila.
1. Sebagai penunjuk arah untuk mencapai tujuan negara
2. Sebagai pegangan dan pedoman dalam menjalankan kehidupan berbangsa dan
bernegara
3. Sebagai dasar negara
4. Sebagai jiwa dan kepribadian bangsa

- Pancasila sebagai ideology bangsa =untuk memberikan orientasi ke depan


mengharuskan bangsa Indonesia selalu menyadari situasi kehidupan yang sedang
dihadapinya. Kemajuan ilmu pengetahuan, kecanggihan teknologi, dan pesatnya
perkembangan sarana komunikasi membuat dunia makin kecil dan independensi di
kalangan bangsa-bangsa di dunia semakin menguat.

5. SPBI adalah Solidaritas Perjuangan Buruh Indonesia. Organisasi Solidaritas Perjuangan


buruh Indonesia dibangun atas dasar kondisi obyektif masyarakat indonesia yang
semakin mengarah pada kehancuran sistem ekonomi yang selama ini menjadi faktor
dominan dalam menggapai kesejahteraan dan kemakmuran rakyat Indonesia. Kami
Solidaritas Perjuangan Buruh Indonesia menyerukan kepada kaum buruh sedunia.
Dengan adanya organisasi SPBI ini diharapkan agar hak-hak buruh terpenuhi.
6. Definisi otonomi daerah atau desentralisasi adalah penyerahan wewenang pemerintahan
oleh pemerintah pusat kepada daerah otonomi. Untuk mengatur dan mengurus urusan
pemerintahan dalam sistem Negara Kesatuan Republik Indonesia. Pencapaian otonomi
tidak hanya dalam pemberitahuan hukum, melainkan juga kebutuhan globalisasi, yang
diperkuat dengan memberi daerah kewenangan yang lebih besar.

7. Globalisasi :

Globalisasi berasal dari istilah global yang berarti lintas batas dan sasi yang merujuk pada
perubahan. Dengan demikian, globalisasi diartikan sebagai fase perubahan yang terjadi
pada masyarakat di seluruh dunia. Hal ini ditandai dengan batas-batas geografis antar
negara yang dikaburkan oleh pertukaran informasi, barang, dan jasa akibat perkembangan
teknologi.
Globalisasi juga tidak muncul begitu saja, melainkan didorong oleh perkembangan
teknologi komunikasi dan informasi, akses ilmu pengetahuan yang mendalam,
permudahan dan percepatan transportasi, serta kehadiran perusahaan multinasional yang
memengaruhi ekonomi nasional.

8. Ham dan Hukum bagaikan mata uang yang memiliki dua sisi yang tidak dapat
dipisahkan. Hukum sebagai batasan batasan dan sbg pengawal ham yang dapat
merealisikan perwujuadan keadilan dari ham. Hukum sebagai alat yang mengatur ham
untuk mendapatkan hak yang sama dan ham harus dipertahankan. Karena ciri negara kita
ialah negara hukum yang menjamin adanya hukum dengan tujuan untuk melindungi
hak asasi warganegaranya.

9. Pengertian wawasan nusantara tak hanya satu, akan tetapi terdapat beberapa variasi.
Pengertian menurut dokumen ketetapan MPR tahun 1999:
 “ Pengertian wawasan nusantara adalah cara pandang dan sikap bangsa Indonesia
mengenai diri dan lingkungannya yang serba beragam dan bernilai strategis
dengan mengutamakan persatuan dan kesatuan bangsa serta kesatuan wilayah
dalam menyelenggarakan kehidupan bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara
untuk mencapai tujuan nasional.”
 Sementara itu, pengertian wawasan nusantara menurut Garis Besar Haluan Negara
(GBHN) tahun 1998 adalah cara pandang dan sikap bangsa Indonesia mengenai
diri dan lingkungannya, dalam penyelenggaraan kehidupan bermasyarakat,
berbangsa, dan bernegara.

10. Peraturan perundang-undangan, dalam konteks negara Indonesia, adalah peraturan


tertulis yang dibentuk atau ditetapkan oleh lembaga negara atau pejabat negara yang
berwenang dan mengikat secara umum. Di mana peraturan tersebut sebagai pedoman
warga negara dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara. Pemerintah
(Presiden) dan Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) merupakan lembaga yang berwenang
dalam membentuk perundang-undangan nasional.

Anda mungkin juga menyukai