Oleh:
Intan Saraswati Tallesang
190070500111008
Puji syukur ke hadirat Tuhan Yang Maha Sempurna yang senantiasa melimpahkan
rahmat dan hidayah-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan penulisan Laporan
Komprehensif yang berjudul Asuhan Kebidanan pada asuhan kebidanan pada Ny.
K P2002Ab000post partum 6 jam di Puskesmas Tumpang
Penulis
BAB 1
PENDAHULUAN
Masa nifas atau puerperium dimulai sejak 1 jam setelah lahirnya plasenta
sampai dengan 6 minggu (42 hari) setelahnya. Pelayanan pasca persalinan
harus diberikan pada masa nifas untuk memenuhi kebutuhan ibu dan bayi yang
meliputi upaya pencegahan, deteksi dini dan pengobatan komplikasi dan
penyakit yang mungkin terjadi serta penyediaan pelayanan pemberian ASI, cara
menjarangkan kehamilan, imunisasi dan nutrisi bagi ibu (Prawirohardjo,2014)
Asuhan masa nifas diperlukan dalam periode ini karena merupakan masa
kritis baik ibu maupun bayinya. Diperkirakan bahwa 60% kematian ibu akibat
kehamilan terjadi setelah persalinan, dan 50% kematian masa nifas terjadi
dalam 24 jam pertama (Prawirohardjo,2009).
TINJUAN PUSTAKA
2.1 Pengertian
2.1.1 Definisi
Masa nifas atau puerperium dimulai sejak 1 jam setelah
lahirnya plasenta sampai dengan 6 minggu (42 hari) setelahnya
(Prawirohardjo,2014).
Masa nifas adalah suatu periode dalam minggu-minggu
pertama setelah kelahiran. Lamanya periode ini tidak pasti, sebagian
besar menganggapnya antara 4 sampai 6 minggu, nifas ditandai oleh
banyak perubahan fisiologis (Cunningham,2012).
2.1.2 KF
2. Lokia
Akibat involusi uteri, lapisan desidua yang mengelilingi situs plasenta
akan menjadi nekrotik. Desidua yang mati akan keluar bersama dengan
sisa cairan. Percampuran antara darah dan desidua inilah yang
dinamakan lokia. Lokia adalah ekskresi cairan rahim selama masa nifas
dan mempunyai reaksi basa/ alkalis yang membuat organisme
berkembang lebih cepat dari pada kondisi asam yang ada pada vagina
normal. Lokia mempunyai bau amis (anyir) meskipun tidak terlalu
menyengat dan volumenya berbeda bedapada setiap wanita. Lokia
mengalami perubahan karena proses involusi. Pengeluaran lokia dapat
dibagi menjadi lokia rubra, sanguilenta, serosa, dan alba (Pitriani,2014).
Perbedaan masing-masing lokia dapat dilihat sebagai berikut:
lokia waktu Warna Ciri-ciri
rubra 1-3 hari Merah Terdiri dari sel
kehitaman desidua, vernik
caseosa, rambut
lanugo, sisa
mekoneum dan
sisa darah
Sanguilenta 3-7 hari Putih bercampur Sisa darah
merah bercampur lendir
Serosa 7-14 hari Kekuningan/ Lebih sedikit
kecoklatan darah dan lebih
banyak serum,
juga terdiri dari
leukosit dan
robekan laserasi
plasenta
Alba >14 hari putih Mengandung
leukosit, selaput
lndir serviks dan
serabut jaringan
yang mati
I. Pengkajian Data
Langkah ini dilakukan untuk mengumpulkan informasi yang akurat dan
lengkap dari semua sumber berkaitan dengan kondisi klien. Pemerolehan
data ini dilakukan melalui cara anamnesa. Anamnesa dibagi menjadi 2 yaitu
auto-anamnesa (anamnesa yang dilakukan secara langsung kepada pasien)
dan allo-anamnesa (anamnesa yang dilakukan kepada keluarga pasien atau
melalui catatan rekam medik pasien) (Sulistyawati, 2010).
a. Data Subyektif
Identitas
Biodata Klien (Nama klien dan Nama Suami)
- Nama klien dan suami diketahui agar dapat mengenal dan
mempermudah dalam melakukan bina hubungan saling percaya
(BHSP) dan menerapkan komunikasi efektif dengan klien dan
keluarga. Identitas juga berfungsi agar tidak terjadi kekeliruan
dalam memberikan asuhan kebidanan (Estiwidani, 2008).
- Agama : sebagai gambaran dan spiritual klien sehingga
dapat memberikan spiritual care, tenaga kesehatan berperan
dalam upaya mengenali dan memenuhi kebutuhan spiritual
klien dengan memperhatikan aspek penghormatan pada klien
(Baldacchino, 2015).
- Pendidikan : sebagai dasar bidan untuk menentukan
metode yangvpaling tepat dalam menyampaikan informasi
kepada pasien. Tingkat pendidikan ini sangat mempengaruhi
daya tangkap, tanggap dan pasien dapat mengelola informasi
terhadap asuhan yang diberikan oleh bidan (Widiastini, 2018).
- Pekerjaan : sebagai gambaran sosial ekonomi,
mengetahui sejauh mana pengaruh pekerjaan pasien dengan
permasalahan kesehatan pasien serta pengaruh pekerjaan
pasien terhadap permasalahan keluarga pasien (Widiastini,
2018).
- Suku/Bangsa : memudahkan komunikasi antara
bidan dan klien sesuai suku, adat, daerah, atau budaya
sehinggga klien dapat memahami penjelasan bidan.
- Alamat: sebagai gambaran tentang lingkungan tempat tinggal
klien apakah dekat atau jauh dari pelayanan kesehatan
(Widiastini, 2018).
Alasan Kedatangan
alasan klien berkunjung ke Pelayanan kesehatan, sehingga dapat
diberikan asuhan yang tepat sesuai dengan tujuan kedatangan pasien
(Widiastini, 2018).
Keluhan utama klien
keluhan yang sering terjadi pada ibu nifas yaitu Masalah atau keluhan
tersebut diantaranya pada proses menyusui, kemandirian ibu dalam
merawat bayinya, nyeri jahitan, perawatan lukajahitan, personal
hygiene, istirahat dan kaki bengkak, sehingga menimbulkan
ketidaknyamanan ibu postpartum dalam melalui masa nifas (Mayasari,
2019).
Riwayat Obstetri
Meliputi riwayat kehamilan persalinan dan nifas yang lalu hamil
keberapa, umur kehamilan, jenis kelamin, jenis persalinan, penolong
persalinan, komplikasi persalinan dan keadaannya untuk mengetahui
riwayat kehamilan persalinan dan nifas yang lalu dapat menjadi
penyulit atau mempengaruhi persalinan sekarang dan antisipasi
segera apabila terjadi nilai yang sama dengan riwayat dahulu
(Widiastini, 2018) Pengkajian meliputi :
Riwayat Persalinan Sekarang
Dikaji untuk mengetahui tanggal persalinan, jenis persalinan, jenis
kelamin anak, keadaan bayi (panjang badan, berat badan), penolong
persalinan. Hal ini dikaji untuk mengetahui apakah proses persalinan
mengalami kelainan yang bisa mempengaruhi masa nifas saat ini/tidak
(Ambarwati dkk, 2010).
Riwayat Kontrasepsi
Dikaji apakah Ibu sebelum hamil menggunakan KB atau tidak, jenis KB
yang digunakan, lama penggunaan, efek samping penggunaan KB,
dan rencana KB yang ingin digunakan Ibu setelah persalinannya
(Varney, 2007).
Riwayat Kesehatan
Riwayat Kesehatan saat Ini
Mengkaji adanya tanda dan gejala yang ditemukan pada Ibu
sebagai petunjuk dini adanya respon wanita terhadap keadaanya.
Jika terdapat gejala abnormal, maka kemungkinan dIbutuhkan
adanya terapi pada Ibu tersebut.
Riwayat Kesehatan yang Lalu
riwayat penyakit yang sedang dan pernah dialami ibu seperti
jantung, hipertensiasma, TBC, Hepatitis, PMS, HIV/AIDS, TORCH,
infeksi saluran kencing, epilepsi, dan malaria. Data ini sebagai
antisipasi pada nifas saat ini sehingga dapat memberikan asuhan
yang tepat sesuai kebutuhan ibu (Widiastini, 2018).
Riwayat Kesehatan Keluarga
Penyakit keluarga yang menular (TBC, hepatitis, PMS, HIV/AIDS)
riwayat penyakit keturunan (DM, HIPERTENSI, JANTUNG) riwayat
faktor keturunan (keturunan kembar, kelainan kongenital, kelainan
jiwa, kelainan darah).data ini sebagai antisipasi pada saat nifas ini
dan sehingga dapat memberikan asuhan yang tepat sesuai
kebutuhan ibu (Widiastini, 2018).
Pola Kebiasaan Sehari-hari
Pola Nutrisi
gambaran bagaimana pasien mencukupi asupan nutrisinya dan
intake cairan yang sangat penting karena pada ibu nifas nutrisi yang
masuk di berikan pada bayinya juga melalui ASI
(Prawirohardjo,2009)
Pola Eliminasi
Ditanyakan mengenai apakah Ibu sudah BAB dan BAK setelah
persalinannya (Prawiroharjo, 2009).
Pola Istirahat
Pola istirahat ibu cukup atau tidak, karena jika ibu kurang istirahat
dapat kelelahan sehingga mempengaruhi, produksi ASI dan ibu bisa
depresi (Prawirohardjo,2009).
Pola Personal Hygiene
Kebiasaan dan cara Ibu menjaga kebersihan dirinya karena pada
masa nifas (Prawirohardjo, 2009).
Pola Psikososial Budaya
Mengkaji apakah Ibu menerima/mengharapkan keberadaan
bayinya, apakah Ibu ada pantangan makan yang dapat
memperlambat penyembuhan lukanya (Prawirohardjo, 2009).
b. Data Obyektif
Data Obyektif bisa dikaji melalui beberapa pemeriksaan, yaitu :
Pemeriksaan fisik umum
1. Keadaan umum :
Keadaan umum pasien baik jika pasien menunjukan respon yang
baik terhadap lingkungan dan orang lain. Keadaan umum pasien
lemah jika pasien kurang atau tidak respon terhadap lingkungan
dan orang lain (Widiastini, 2018)
2. Kesadaran
untuk mendapatkan gambaran tentang kondis kesadaran pasien
dengan melakuka pengkajia Derajat kesadaran pasien dari
keadaan composmentis (keadaan maksimal), hingga pasien koma
(pasien tidak sadar) (Widiastini, 2018)
3. Tanda-Tanda Vital :
Tekanan Darah : Batas normal tekanan darah 90/60 mmHg
sampai 130/90 mmHg dan peningkatan diastolik tidak lebih dari
150 mmHg dari keadaan pasien normal (Wiknjosastro, 2008).
Pada beberapa kasus ditemukan keadaan hipertensi
postpartum, tetapi keadaan ini akan menghilang dengan
sendirinya jika tidak ada penyakit lain yang menyertai dalam 2
bulan pengobatan (Anggraini, 2010).
Nadi : Batas nadi normal 60-100x/menit (Wiknjosastro, 2008).
Denyut nadi di atas 100x/menit pada masa nifas
mengindikasikan adanya suatu infeksi, hal ini salah satunya
dapat disebabkan karena persalinan yang sulit atau kehilangan
darah yang berlebihan (Anggraini, 2010).
Suhu : Suhu normal adalah 36OC-37OC, jika suhu tubuh Ibu
tinggi menunjukkan adanya infeksi (Anggraini, 2010).
Pemeriksaan sistematis
Pemeriksaan sistematik dapat dilakukan dengan beberapa cara yang
meliputi inspeksi, palpasi, auskultasi, dan perkusi. Pemeriksaan ini
dilakukan untuk mengetahui keadaan umum yang mempengaruhi
kesehatan kehamilan dan persalinan Ibu (Wiknjosastro, 2008).
mengetahui adanya kelainan pada fisik ibu yang menjadi deteksi dini
kesehatan ibu atau penyulit atau saat bersalin
Wajah
Mengkaji keadaan wajah ibu, oedemah dan apakah ibu terlihat pucat
atau tidak (Widiastini, 2018).
Mata
Melihat clien anemis atau tidak yang dilihat dari warna kunjungtiva
yang normal berwarna merah muda dan untuk mengetahui pasien
ikterus dilihat dari warna skleranya yang normal adalah putih
(Widiastini, 2018).
Leher
adakah pembesaran kelenjar limfe atau tidak untuk menentukan
adakah kelainan pada jantung. Adakah pembesaran kelenjar steroid
atau tidak untuk menentukan pasien kekurangan yodium atau tidak.
Adakah kandungan Vena jugularis yang mengindikasikan kegagalan
jantung (Widiastini, 2018).
Payudara
untuk mengetahui putting susu menonjol dan apakah pecah atau
tidak, pengeluaran ASI, adakah nyeri tekan dan abses,
pembengkakan/ ASI terhenti (Prawirohardjo, 2009).
Abdomen
mengetahui posisi uterus atau tinggi uterus dan kontraksi uterus,
apakah sudah sesuai dengan hari masa nifas (Prawirohardjo, 2009)..
Genetalia
Melihat luka jahitan jika ada, varises, adema, adakah pengeluaran
pervaginam (Widiastini, 2018)
Dikaji mengenai pengeluaran pervaginam meliputi:
Lochea rubra (cruenta), muncul pada hari 1-2 pasca persalinan,
berwarna merah, mengandung darah dan sisa-sisa selaput ketuban,
jaringan dari decidua, vernix caseosa, lanugo, dan mekonium.
Lochea sanguinolenta, muncul pada hari 3-7 pasca persalinan,
berwarna merah kuning dan berisi darah lendir.
Lochea serosa, muncul pada hari ke 7-14 pasca persalinan, berwarna
kecoklatan mengandung lebih banyak serum, lebih sedikit darah dan
lebih banyak serum, juga terdiri dari leukosit dan robekan laserasi
plasenta.
Lochea alba, muncul sejak 2-6 minggu pasca persalinan, berwarna
putih kekuningan, mengandung leukosit, selaput lendir serviks dan
selaput jaringan yang mati (Pitriani,2014).
V. Perencanaan
Langkah ini ditentukan dari hasil kajian pada langkah sebelumnya. Jika
terdapat informasi/data yang tidak lengkap dapat dilengkapi, merupakan
kelanjutan penatalaksanaan terhadap masalah atau diagnosa yang telah
diidentifikasi atau diantisipasi yang sifatnya segera atau rutin. Rencana asuhan
dibuat berdasarkan pertimbangan yang tepat, baik dari pengetahuan, teori yang
up to date, dan divalidasikan dengan kebutuhan pasien. Penyusunan rencana
asuhan sebaiknya melibatkan pasien. Sebelum pelaksanaan rencana asuhan,
sebaiknya dilakukan kesepakatan antara bidan dan pasien ke dalam informed
consent (Varney, 2007).
1. Jelaskan hasil pemeriksaan pada klien
R/ penjelasan mengenai pemeriksaan fisik postpartum merupakan hak
klien
2. KIE mengenai nutrisi ibu nifas
R/Makanan harus bermutu dan bergizi, cukup kalori. Makanlah makanan
yang mengandung protein, banyak cairan, sayur-sayuran dan buah-
buahan
3. KIE tentang personal hygine
R/ Personal hygine terutama pada daerah genetalia mengurangi resiko
infeksi yang terjadi pada ibu post partum .
4. Lakukan perawatan payudara
R/ Perawatan payudara dilakukan supaya putting susu tidak keras dan
kering sebagai persiapan menyusui bayinya. Dianjurkan sekali supaya
ibu menyusui bayinya karena baik untu kesehatan bayinya dan
menghindari bendungan ASI
5. Ajarkan cara menyusui bayi
R/ Mencegah terjadinya lecet pada payudara
6. Ajarkan cara perawatan tali pusat pada bayi
R/ perawatan bayi baik dari hygine untuk mencegah infeksi dan menjaga
kondisi bayi tetap sehat , memberikan kenyamanan pada bayi
7. KIE ASI ekslusif
R/ ASI ekslusif penting untuk daya tahan tubuh bayi
8. KIE untuk melakukan kunjungan ulang ke tempat pelayanan kesehatan
R/ Kunjungan ulang dilakukan untuk memantau nifas dan neonatus
untuk mencegah komplikasi pada ibu dan neonatus .
9. KIE tentang KB dan metode alat kontrasepsi
Rasional : Dengan dilaksanakannya program KB maka dapat
meningkatkan kesejahteraan fisik,mental dan social setiap anggota
keluarga. KB berguna untuk mengatur jarak anak dan jumlah anak yang
diinginkan
VI. Pelaksanaan
Menurut Varney (2007), pada langakh keenam ini rencana asuhan
menyeluruh seperti yang telah diuraikan pada langkah kelima dilaksanakan
secara efisien dan aman.
VII. Evaluasi
Menurut Varney (2007) evaluasi merupakan tindakan pengukuran
keberhasilan dalam melaksanakan tindakan dan untuk mengetahui sejauh
mana keberhasilan tindakan yang dilakukan apakah sesuai kriteria hasil
yang ditetapkan dan apakah perlu untuk melakukan asuhan lanjutan atau
tidak. Meliputi evaluasi tindakan yang dilakukan segera dan evaluasi asuhan
kebidanan yang meliputi catatan perkembangan.
Untuk pencatatan asuhan dapat diterapkan dalam bentuk SOAP.
S : Data Subyektif
Data ini diperoleh melalui anamnesa.
O : Data Obyektif
Hasil pemeriksaan klien dan pemeriksaan pendukung lainnya.
A : Assesment
Interpretasi berdasarkan data yang terkumpul dibuat kesimpulan.
P : Penatalaksanaan
Merupakan tindakan dari diagnosa yang telah dibuat.
BAB 4
TINJAUAN KASUS
Asuhan Kebidanan Pada Ny. K P2002Ab000Post Partum 6 Jam di Puskesmas
Tumpang
Tanggal Pengkajian : 14 Februari 2020
Jam Pengkajian : 07.00 WIB
Tempat : Puskesmas Tumpang
Pengkaji : Intan Saraswati
I. PENGKAJIAN
DATA SUBJEKTIF
A. Identitas
Nama istri : Ny. “K” Nama Suami : Tn. “M”
Usia : 28 tahun Usia : 28 tahun
Suku / bangsa : Jawa Suku / bangsa : Jawa
Agama : Islam Agama : Islam
Pendidikan : SD Pendidikan : SD
Pekerjaan : IRT Pekerjaan : Pedagang
Alamat : Baran Genitri, Kedungrejo
B. Keluhan Utama
Ibu mengatakan masih terasa mules pada perutnya setelah persalinan.
C. Alasan Datang
-
D. Riwayat Persalinan Saat Ini
Tanggal Persalinan/ Jam : 25-01-2020/ jam 08.00 WIB
Persalinan anak ke : 2
Jenis persalinan : spontan
Lama persalinan : 20 menit
Penyulit dalam persalinan : Tidak ada
Perdarahan : ±100 cc
Penolong : bidan
E. Riwayat Obstetri
No Umur Jenis Tempat Komplikasi Penolong Bayi Nifas
Anak persalinan persalinan Ibu Bayi JK PB/BB Keadaan Keadaan Laktasi
1. Normal PMB - - Bidan L 49c Hidup Sehat Segera
m/ setelah
3000 lahir
gr
2 Normal PMB - - Bidan L 50/3 Hidup Sehat Segera
000 setelah
lahir
F. Riwayat KB
Sebelumnya ibu menggunakan Suntik 3 bulan
G. Riwayat Kesehatan Ibu
1. Riwayat kesehatan yang lalu dan sekarang
- Ibu mengatakan bahwa ia tidak pernah menderita penyakit
menular seperti TBC, hepatitis maupun infeksi menular seksual
- Ibu mengatakan tidak pernah menderita penyakit menahun seperti
tekanan darah tinggi, stroke dan diabetes
2. Riwayat kesehatan keluarga
Keluarga tidak pernah mengalami penyakit menular, menurun dan
atau menahun seperti hipertensi, TBC, Hepatitis, malaria, DM,
penyakit jantung, anemia, maupun IMS serta tidak ada riwayat
kembar.
H. Riwayat Pernikahan
- Status Perkawinan : Kawin 1 kali
- Lama menikah : 6,5 tahun.
I. Pola Kebiasaan Sehari-hari
- Pola nutrisi
Saat nifas : Ibu mengatakan setelah proses persalinan
sudah makan 1 kali dan minum ±3 gelas air putih
- Pola eliminasi
Saat Nifas : Ibu mengatakan setelah proses persalinan
sudah BAK 2 Kali dan belum BAB.
V. INTERVENSI
Diagnosa
P2002Ab000Post Partum 6 Jam
Tujuan
Setelah dilakukan asuhan kebidanan, diharapkan kondisi kesehatan klien
membaik.
Kriteria Hasil
TTV dalam batas normal yaitu:
S : normalnya 36.5-37.5°C
RR : normalnya 16-24x/menit
Intervensi
1. Jelaskan hasil pemeriksaan kepada klien
R/ ibu mempunyai hak untuk mengetahui kondisi masa nifasnya saat ini.
2. Anjurkan ibu untuk mobilisasi dini.
R/ mobilisasi dini membantu mempercepat involusi uterus.
3. Motivasi klien dalam pemberian ASI eksklusif bayi
R/ dengan memberikan ASI eksklusif dapat mempercepat involusi uteri dan
memberikan nutrisi terbaik bagi bayi dalam 6 bulan pertama kehidupannya.
S:
O:
Keadaan Umum : Baik
Kesadaran : Composmetis
Tensi : 120/80 mmHg
Nadi : 84 x/menit
Suhu : 36.6 0C
Pernafasan : 22 x/menit
Perdarahan : ±20 cc
Kontraksi : baik
TFU : 2 jari bawah pusat
A:
Pada bab ini penulis akan membandingkan teori yang ada dengan data
yang didapatkan dari kasus yang ditemui di lahan. Dalam membandingkan
teori dan data tersebut penulis menggunakan langkah-langkah dalam
manajemen kebidanan yaitu identifikasi data dasar, interpretasi data dasar,
diagnosa dan masalah potensial, identifikasi kebutuhan segera, intervensi,
implementasi dan evaluasi.
5.6 Implementasi
Seluruh rencana asuhan dilaksanakan dengan efektif dan efisien
sesuai langkah intervensi. Dimana implementasi dari rencana asuhan
terhadap Ny K adalah dengan:
PENUTUP
6.1 Kesimpulan
Bahiyatun, 2008. Buku Ajar Asuhan Kebidanan Nifas Normal. Jakarta: EGC
Mayasari, Senditya & Nicky Danur. 2019. Penerapan Edukasi Family Centered
Maternity Care (FCMC) Terhadap Keluhan Ibu Postpartum Melalui Asuhan
Home Care. Jurnal Ners dan Kebidanan
Pitriani, Risa. 2014. Panduan Lengkap Asuhan Kebidanan bu Nifas Normal (Askeb
lll). Yogyakarta: Deepublish
Saifudin, dkk. 2011. Buku Panduan Praktis Pelayanan Kebidanan. Jakarta: Yayasan
Bina Pustaka Sarwono Prawirohardjo.
Widiastini, Luh Putu.2018. Buku Ajar Asuhan Kebidanan Pada Ibu Bersalin dan Bayi
Baru Lahir. Jakarta: In Media