Anda di halaman 1dari 4

BAB 5

PEMBAHASAN

Pada bab ini penulis akan membandingkan teori yang ada dengan data yang didapatkan
dari kasus yang ditemui di lahan. Dalam membandingkan teori dan data tersebut penulis
menggunakan langkah-langkah dalam manajemen kebidanan yaitu identifikasi data dasar,
interpretasi data dasar, diagnosa dan masalah potensial, identifikasi kebutuhan segera,
intervensi, implementasi dan evaluasi.
Pembahasan ini dimaksudkan agar diambil suatu kesimpulan dan pemecahan masalah dari
kesenjangan yang ada, sehingga dapat digunakan sebagai tindak lanjut dalam penerapan
asuhan kebidanan yang tepat, efektif, dan efisien khususnya pada “Asuhan Kebidanan pada
Ny. D Usia 31 Tahun P10010 dengan Akseptor Aktif KB suntik 1 bulan di PMB Sri Wahyuningsih,
Pakisaji, Kab. Malang”.

5.1 Identifikasi Data Dasar


Pengumpulan data merupakan proses manajemen asuhan kebidanan yang ditujukan
untuk pengumpulan informasi mengenai kesehatan baik fisik, psikososial dan spiritual.
Pengumpulan data dilakukan melalui anamnesis, pemeriksaan fisik dengan cara inspeksi,
palpasi, perkusi dan auskultasi.
Kasus yang ditemui di lahan, pengkajian data dilakukan dengan teknik wawancara
kepada pasien (auto anamnesa). Hal ini sesuai dengan teori Sulistyawati (2015) yang
menyatakan bahwa pengkajian data dapat dilakukan melalui 2 cara, yaitu auto anamnesa
(anamnesa pasien secara langsung/data primer), dan allo anamnesa (anamnesa melalui
keluarga pasien untuk memperoleh data tentang pasien). Data diperoleh secara terfokus
pada masalah pasien sehingga intervensi juga lebih terfokus sesuai keadaan pasien.
Pengkajian data obyektif didapatkan melalui pemeriksaan umum, pemeriksaan tanda-tanda
vital,dan pemeriksaan fisik.
Pada kasus Ny “Y” pengkajian sudah dilakukan sesuai dengan teori dan keseluruhan
hasil dalam batas normal. Dimana dalam pemeriksaan umum didapatkan TTV dalam batas
normal, ibu telah menggunakan KB berupa KB suntik kombinasi 1 bulan 6 bulan dan
sebelumnya memakai KB suntik 3 bulan karena ibu ingin mengalami mestruasi yang teratur.
Jenis suntikan kombinasi adalah 25 mg Depo Medroksi Progesteron Asesat dan 5 mg
estradiol sipinoat yang diberikan injeksi IM sebulan sekali (cyclofem) dan 50 mg noretrindon
enoat dan 5 mg estradiol valerat yang diberikan injeksi IM sebulan sekali (Saifuddin, 2003).
Penyebab tidak teraturnya siklus menstruasi dalam penggunaan KB suntik salah
satunya adalah akibat mengentalnya lendir servik sehingga tidak terjadi ovulasi. Selain itu
menghalangi pengeluaran FSH dan LH sehingga tidak terjadi pelepasan ovum, perubahan
pada endometrium. (Manuaba dkk, 2010). Hal ini sesuai dengan penelitian Lia Christina
Ragil Saputri (2014) dengan judul “ Perbedaan Berat Badan Dan Siklus Menstruasi Ibu
Sebelum Dan Sesudah Menggunakan KB Suntik 3 Bulan Di BPM Ny “M” Desa Ploso Jenar
Kecamatan Kauman Kabupaten Ponorogo 3 Bulan Di BPM Ny “M” Desa Ploso Jenar
Kecamatan Kauman Kabupaten Ponorogo”. Hasil menunjukan bahwa Sig. (2-tailed) : Nilai
probabilitas / p value uji T Paired: Hasil = 0,000. Artinya : ada perbedaan siklus menstruasi
ibu antara sebelum dan sesudah menggunakan KB suntik 3 bulan. Sebab : Nilai p value <
0,05. Dari hasil perhitungan SPSS for windows 16 didapatkan hasil nilai p value 0,000 maka
dapat disimpulkan bahwa ada perbedaan berat badan dan keteraturan siklus menstruasi ibu
sebelum dan sesudah menggunakan KB suntik 3 bulan. Selain itu penggunaan kontrasepsi
Hormonal dengan levonorgestrel 20lg dosis rendah (LNG-IUS 20lg / d) mempotensiasi
reaktivitas stres dan dapat menyebabkan perubahan suasana hati termasuk depresi,
kecemasan, kegugupan, dan sulit tidur (Feld-Merki, 2017).
Faktor yang mempengaruhi siklus menstruasi faktor hormon : Hormon – hormon
yang mempengaruhi terjadinya haid pada seorang wanita yaitu : (1) Follicle Stimulating
Hormone (FSH) yang dikeluarkan oleh hipofisis (2) Estrogen yang dihasilkan oleh ovarium
(3) Luteinizing Hormone (LH) yang dihasilkan oleh hipofisis (4) Progesteron yang dihasilkan
oleh ovarium. Berdasarkan hasil penelitian tersebut, peneliti berpendapat bahwa siklus
menstruasi dikatakan teratur bias terjadi karena hormone dalam siklus menstruasi ibu stabil
dan kandungan obat dalam KB suntik 1 bulan sesuai dengan kondisi ibu sehingga
menyebabkan siklus menstruasi teratur (Murniati, 2019). Akan tetapi untuk mekanisme kerja
dari KB hormonal kombinasi mengandung estrogen dan progestin yang menghambat
perkembangan folikel dan ovulasi (Winston, 2018).
5.2 Interpretasi Data Dasar
Berdasarkan hasil identifikasi data dasar yang menunjukkan keseluruhan hasil
pemeriksaan dalam batas normal, dimana ibu tidak mengalami penyulit atau penyakit
penyerta selama menggunakan KB suntik.

5.3 Diagnosa dan Masalah Potensial


Tidak ada
5.4 Identifikasi Kebutuhan Segera
Tidak ada

5.5 Intervensi
Suatu rencana tindakan yang komprehensif di tunjukan pada indikasi apa yang
timbul berdasarkan kondisi klien serta hubungannya dengan masalah yang dialami klien
dan juga meliputi antisipasi dengan bimbingan terhadap klien serta konseling. Rencana
tindakan harus disetujui orang tua pasien dan semua tindakan diambil harus
berdasarkan rasional yang relevan yang diakui kebenaranya. Rencana asuhan yang
diberikan yaitu menjelaskan kepada ibu terkait efek samping, kegunaan dan
keuntungan penggunaan kb suntik 1 bulan.
5.6 Implementasi
Semua rencana asuhan diimplementasikan dan sesuai dengan teori
penatalaksanaan. Menurut Varney (2007), pada langkah ini rencana asuhan
menyeluruh seperti apa yang diuraikan pada langkah kelima, dilaksanakan secara
efisien dan aman. Pelaksanaan asuhan kebidanan postpartum sesuai dengan
perencanaan yang telah dibuat. Sehingga dalam langkah ini antara teori dan kasus
tidak dapat kesenjangan.

5.7 Evaluasi
Evaluasi manajemen asuhan kebidanan merupakan langkah akhir dari proses
manejemen asuhan kebidanan dalam mengevaluasi pencapaian tujuan,
membandingkan data yang dikumpulkan dengan kriteria yang diidentifikasikan, dan
memutuskan apakah tinjauan telah tercapai atau tidak dengan tindakan yang sudah
diimplementasikan. Berdasarkan studi kasus Ny.D, tidak ditemukan hal-hal yang
menyimpang dari evaluasi tinjauan pustaka. Oleh karena itu apabila dibandingkan
antara tinjauan pustaka dan studi kasus Ny. D secara garis besar tidak ditemukan
kesenjangan.

Anda mungkin juga menyukai