Anda di halaman 1dari 5

3ID01

Sekar Chanya Dewani/ 36418574

RINGKASAN
[MANAJEMEN INVENTORI]

Bagaimana menentukan jumlah pembelian untuk tiap itemnya ketika kondisi permintaan sedang
agak stabil dan secara relatif tidak ada ketidakpastian terkait dengan tingkat permintaan
pelanggan.
1# Asumsi-asumsi Dasar EOQ
® Berikut adalah asumsi-asumsi dasar EOQ:
1. Tingkat permintaan konstan dan bersifat deterministik.
2. Kuantitas pemesanan tidak dalam bentuk jumlah integral dari unit dan tidak terdapat aturan
minimum ataupun maksimum pada ukurannya.
3. Biaya variabel tidak bergantung pada jumlah pembelian, khususnya ketikda tidak ada
potongan harga pada biaya pembelian per unit ataupun biaya transportasi per unit.
4. Biaya faktor tidak mengalami perubahan yang berarti seiring berjalannya waktu,
khususnya ketika inflasi berada di level bawah.
5. Item-item ini diperlakukan dengan tidak saling bergantungan terhadap item lainnya.
6. Pembelian ulang ini tidak memiliki lead time.
7. Tidak ada kekurangan yang diperbolehkan.
8. Seluruh jumlah pemesanan dikirim secara bersamaan.
9. Jangka waktu pemesanan sangat lama, dengan kata lain, mengasumsikan seluruh parameter
berlanjut pada nilai yang sama untuk waktu yang lama.
2# Penurunan Formula EOQ
® Dalam menentukan ukuran pemesanan yang tepat, kita menggunakan kriteria dari total biaya
relevan yang minimum, yang dimana biaya tersebut sangat dipengaruhi dari keputusan jumlah
pemesanan.
® Terdapat 2 tipe biaya yang relevan terhadap penentuan secara ekonomis dari jumlah
pembelian ulang. Sebelum melangkah lebih jauh, berikut adalah notasi-notasi formula yang
akan dibahas.
Q : Kuantitas pembelian ulang (unit)
D : permintaan (unit/ time)
T : Waktu antara pembelian/ pemesanan (time)
A : Biaya tetap komponen (mata uang)
v : Biaya variabel item (mata uang/ unit)
r : Carrying cost (mata uang/ unit)
TRC (Q) : Total relevant cost per unit time (mata uang/ unit time)
® Berikut adalah formula dari TRC (Total Relevant Cost per Unit Time).
A.D Q .v.r
TRC ( Q ) = +
Q 2
® Formula di atas kemudian diturunkan menjadi rumus EOQ atau Qopt, berikut adalah rumusnya.
2. A . D
Q opt ∨EOQ=
√ v.r
® Formula di atas menunjukkan bahwa kuantitas pemesanan berbanding lurus dengan akar
kuadrat permintaan, bukannya langsung ke nilai permintaannya. Mensubstitusi akar kuadrat di
atas menjadi lebih sederhana seperti di bawah ini.
TRC (EOQ)=√ 2. A . D. v . r
® Formula waktu antar pemesanan pada EOQ:
EOQ 2. A
T EOQ =
D
=
D.v.r√
3# Analisis Sensitivitas
® Hal terpenting dalam model EOQ adalah TRC lebih tidak terlalu sensitif terhadap deviasi dari
kuantitas yang optimal yang diberikan EOQ.
® Formula persentase biaya penalti (PCP/ perecentage cost penalty):
TRC ( Q' ) −TRC (EOQ)
PCP= ×100 %
TRC ( EOQ)
® Ketidakpekaan total biaya terhadap nilai Q memiliki 2 implikasi yang penting. Pertama,
penggunaan nilai Q yang salah dapat menghasilkan tidak akuratnya estimasi dari satu atau
lebih parameter dalam perhitungan EOQ. Kedua, kuantitas pemesanan tertentu bisa saja
memiliki permintaan tambahan pada saat melakukan EOQ, hal ini dapat disebabkan oleh
alasan non-finansial atau permasalahan fisik/ teknis, seperti ukuran pallet atau ukuran truk
yang dimana tidak termasuk dalam dasar model EOQ.
4# Alat Bantu Implementasi
® Pada dasarnya nilai dari kuantitas pemesanan ini biasanya dinyatakan dalam waktu yang
digunakan pada rentang satu atau lebih parameter.
® Semakin besar rentangannya, semakin kecil persentase biaya penalti jika tidak menggunakan
EOQ yang tepat.
5# Pengurangan Kuantitas
® Pada situasi tertentu pengurangan kuantitas dapat terjadi, dari hal tersebut kelebihan yang
diperoleh adalah dapat menghasilkan penghematan besar, dan seharusnya dapat memodifikasi
EOQ untuk menyesuaikan kondisi tersebut.
® Total biaya relevan dalam kasus single breakpoint: TRC(Q) = A.D/Q + Qv0r/ 2 + Dv0
6# Perhitungan Inflasi
® Terdapat beberapa opsi yang tersedia untuk memodelkan efek inflasi pada biaya dan
pendapatan.
® Lebih memperhatikan suatu kondisi dimana biaya tetap pengadaan dan biaya variable unit
dipengaruhi oleh inflasi.
® Dampak inflasi terhadap pendapatan tergantung pada pilihan kebijakan harga yang ditetapkan.
Ketetapan Harga Independen dari Kebijakan Pemesanan
® Berfokus pada meminimalkan biaya.
® Keuntungan per unit meningkat seiring berjalannya waktu sejak terakhir pengadaan
kembali, jadi, secara intuitif kuantitas pengeadaan kembali seharusnya lebih besar ketika
tidak ada inflasi.
Penetapan Harga sebagai Tambahan pada Biaya Variabel Unit
® v(t) bergantung pada tingkat inflasi, jadi harga jual per unit bergantung pada tingkat inflasi
pada kuantitas pemesanan (Q). Akibatnya, kedua biaya dan pendapatan akan dipengaruhi
oleh kuantitas (Q).
7# Batasan Ukuran Pemesanan
® Dasar EOQ yang sudah diturunkan sebelumnya hanya mempertimbangkan biaya pengadaan
kembali dan carrying cost.
® Terdapat beberapa kemungkinan permasalahan:
 Pembatasan Kapasitas
Umur penyimpanan dari suatu komoditas merupakan faktor yang penting. Misalnya pada
komputer, generator atau alat lainnya memiliki batasan jaminan sejak pengiriman, bukan
pada saat pertama kali penggunaan.
Apabila kuantitas ini melebihi umur penyimpanan yang diperbolehkan maka jumlah
pemesanan yang layak untuk digunakan adalah kuantitas yang disesuaikan oleh umur
penyimpanan.
Q SL =D( SL)
 Kuantitas Minimum Pemesanan
 Unit Diskrit
8# Finite Replenishment Rate: Economic Production Quantity
® Perubahan pada awal penurunan merupakan rata-rata tingkat persediaan yang sekarang
menjadi Q(1-D/m)/2. Nilai Q paling optimal menjadi Finite Replenishment Economic Order
Quantity (FREOQ) atau disebut juga dengan Economic Production Quantity (EPQ) atau
Economic Run Quantity.
9# Penggabungan Faktor
® Lead time konstan non-zero yang dapat dipastikan
Biaya-biaya tidak bisa berubah begitu saja, jadi formula yang digunakan adalah formula EOQ
di awal. Contohnya adalah lead time produk resistor 3 ohm ini selama 3 minggu, EOQ nya
sebesar 400, dan permintaan per minggunya 48 unit. Ketika jumlah persediaan sebesar 48 x 3
= 144 units, maka pemesanan barang dilakukan.
® Periode pembayaran non-zero
Dampak dari periode pembayaran non-zero ini tidak terlalu berarti dan kira-kira linier berada
di garis t (tahun).
® Carrying cost
Poin sebelumnya telah diasumsikan bahwa carrying charge merupakan perhitungan rata-rata
tingkat persediaan yang proporsional. Perhitungan persediaan rasio TO/ turnover
menggunakan logika yang hampir serupa.
® Multiple Setup Costs
® Kesempatan Khusus Pembelian
Situasi yang sering dijumpai adalah kesempatan yang jarak ditemui untuk membeli sebuah
item pada biaya per unit lebih rendah, bisa jadi menjadi kesempatan terakhir untuk melakukan
pemesanan sebelum harganya naik lagi.
10# Beberapa Pilihan Pendeketan Lot Sizing
® Menggunakan dasar EOQ berdasarkan tingkat permintaan dalam suatu horison.
® Menggunakan solusi terbaik model matematika tertentu dalam situasi tertentu atau Wagner-
Within algorithm.
® Menggunakan perkiraan atau metode heuristik.
11# Pendekatan Heuristik Terhadap Pola Permintaan Variabel Secara Signifikan
® The silver-meal/ Least Period Cost
Pada pendekatan ini pemilihan kuantitas pembelian untuk pengulangan apa yang dihasilkan
dasar EOQ ketika permintaan konstan dengan waktu, dengan demikian TRC per unit waktu
untuk durasi pembelian diminimalkan.
® POQ (Periodic Order Quantity)
Secara empiris, ketika terdapat variabel yang signifikan pada pola permintaan, biaya kinerja
yang lebih baik sudah diketahui dengan cara yang sedikit berbeda. POQ di ekspresikan oleh
TEOQ = EOQ/D. Kelebihan dari pendekatan ini adalah kedatangan pesanan ke lantai pabrik
teratur walaupun jumlah pesanan akan berbeda. Perlu diingat bahwa POQ berbeda dengan
pendekatan kuantitas pesanan tetap yang memiliki waktu yang tidak teratur dengan jumlah
pesanan yang konstan.
® Lot for Lot (L4L)
Pada pendekatan pemesanan dilakukan sesuai dengan kebutuhan tepat pada setiap periode,
jadi tidak ada biaya penanganan inventori. Namun pendekatan L4L mengeluarkan biaya yang
tidak efektif apabila biaya tetap pembelian tinggi.
® Least Unit Cost (LUC)
Pendekatan ini hampir sama dengan Silver-Meal, hanya saja LUC memperhitungkan
requirment hingga biaya per unit mengalami kenaikan bukan biaya per period.
® Part Period Balancing (PPB)
Kriteria dasar yang digunakan adalah jumlah periode pembelian pembelian mencakup total
carrying cost yang dihitung sedekat mungkin dengan setup cost. Penggunaan metode PPB ini
membutuhkan usaha komputasi dengan menggunakan teknik Look-Ahead atau Look-Back,
akan tetapi menurut Wemmerloev (1983) PPB biasanya menghasilkan kinerja yang buruk
secara dinamis.

Anda mungkin juga menyukai