B. Peramalan
Perencanaan produksi memerlukan beberapa masukan seperti jumlah permintaan, kapasitas
mesin, jumlah tenaga kerja, dan ketersediaan bahan baku. Perencanaan produksi berkaitan
dengan tindakan apa yang harus dilakukan di masa mendatang, apa yang akan diproduksi, berapa
banyak jumlah produksinya, dan kapan produk harus dibuat. Peramalan jumlah permintaan dapat
diperoleh dari penerimaan pemesanan yang masuk, sehingga dapat diperkirakan dengan
melakukan metode peramalan. Peramalan yang tepat sangat dibutuhkan agak dapat
menghasilkan perencanaan produksi yang baik, oleh karena itu hasil peramalan akan menentukan
kualitas perencanaan produksi.
1. Definisi Peramalan
Peramalan merupakan suatu proses memperkirakan atau mengestimasi berapa kebutuhan di
masa yang akan datang, ukuran kuntitas, kualitas, waktu dan lokasi yang diperlukan dengan
tujuan memenuhi kebutuhan atau permintaan barang ataupun jasa. Peramalan permintaan
dibutuhkan sebagai salah satu acuan dalam melakukan perencanaan produksi yang baik dan
akurat.
2. Horison Waktu dalam Peramalan
Horison waktu dalam peramalan dapat diklasifikasi menjadi 3 kelompok. Berikut adalah
uraiannya.
a) Peramalan jangka panjang yang umumnya berisiko. Biasanya peramalan ini untuk >3
tahun lebih, ke depan.
b) Peramalan jangka menengah biasanya untuk menentukan nilai kas, perencanaan produksi,
dan penentuan harga.
c) Peramalan jangka pendek biasanya untuk kuarang dari sama dengan 1 tahun. Peramalan
jangka pendek biasanya digunakan untuk pengambilan keputusan keperluan lembur.
penjadwalan kerja, dan berbagai keputusan-keputusan lainnya
c) Faktor-faktor Lainnya
Terdapat beberapa faktor yang dapat memengaruhi peramalan permintaan yaitu berasal
dari reaksi balik dari pesaing, perilaku pelanggan yang berubah seiring berjalannya waktu,
dan segala upaya yang dilakukan perusahaan sendiri seperti peningkatan kualitas,
peningkatan pelayanan, memberi anggaran periklanan, dan membuat kebijakan
pembayaran secara kredit.
4. Karakteristik Peramalan yang Baik
Terdapat beberapa karakteristk tertentu terkait peramalan permintaan yang berlakuk secara
umum. Karakteristik ini dijadikan menjadi bahan acuan dalam melakukan penilaian terhadap
proses peramalan permintaan dengan menggunakan metode yang telah ditentukan di awal.
Berikut adalah karakteristik peramalan permintaan (Nasution, 2003).
a) Akurasi
Suatu peramalan memiliki karakteristik akurat yaitu apabila hasil peramalan diukur dengan
kebiasaan dan kekonsistensian peramalan tersebut. Peramalan dapat dikatakan bias apabila
peramalan tersebut terlalu tinggi atau terlalu rendah jika dilakukan perbandingan dengan
kenyataan yang terjadi. Peramalan dapat dikatakan konsisten dan akurat apabila besar
kesalahan atau error pada proses peramalan relatif kecil. Ukuran error ini biasanya
diperoleh dari selisih demand aktual dengan hasil peramalan.
b) Biaya
Suatu peramalan memiliki karakteristik biaya yang dikaitkan dengan keperluan dalam
melakukan kegiatan peramalan, hal ini tergantung dari jumlah item yang dirmalakan,
lamanya periode peramalan, dan metode peramalan yang digunakan.
c) Kemudahan
Suatu peramalan memiliki karakteristik kemudahan, yang artinya penggunaan metode
peramalan bersifat sederhana, mudah dibuat, dan mudah diaplikasikan sehingga dapat
memberikan keuntungan bagi perusahaan.
5. Hal-hal yang Menjadi Bahan Pertimbangan dalam Menerapkan Hasil Peramalan
Terdapat beberapa hal yang menjadi bahan pertimbangan dalam membuat peramalan atau
menerapkan hasil suatu peramalan, berikut adalah uraiannya (Nasution, 2003).
a) Suatu peramalan pasti memiliki kesalahan, maksudnya adalah suatu ramalan hanya dapat
mengurangi ketidakpastian yang akan terjadi, tetapi tidak menghilangkan ketidakpastian
tersebut. Suatu ramalan pasti berbeda dengan kenyataan.
b) Suatu peramalan seharusnya memberi informasi mengenai ukuran kesalahan yang dimiliki
ramalan tersebut, maksudnya adalah informasi tersebut sangat penting untuk mengetahui
besar kesalagan yang akan terjadi.
c) Peramalan jangka pendek lebih akurat dari peramalan jangka panjang, hal ini dikarenakan
peramalan jangka pendek memiliki pengaruh faktor yang relatif konstan, sedangkan pada
peramalan jangka panjang yang terjadi adalah semakin besar kemungkinan terjadinya
perubahan faktor-faktor yang memengaruhi permintaan, sehingga besar error lebih besar
dari peramalan jangka pendek.
6. Ukuran Peramalan
Ukuran peramalan merupakan ukuran akurasi hasil peramalan atau ukuran kesalahan pada
peramalan. Ukuran ini menggambarkan tingkat perbedaan antara hasil peramalan dengan
permintaan aktual. Berikut adalah ukuran hasil peramalan (Indiyanto, 2008).
a) Rata-rata Deviasi Mutlak/ Mean Absolute Deviation (MAD)
Rata-rata deviasi mutlak atau MAD merupakan ukuran kesalahan mutlak selama periode
tertentu tanpa memperhatikan apakah hasil permalan lebih besar atau lebih kecil dari
permintaan aktual. Rata-rata deviasi mutlak secara matematis dapat dirumuskan sebagai
berikut.
A - Ft
MAD = |
∑ nt |
Keterangan:
At = permintaan aktual pada periode ke-t
Ft = hasil peramalan pada periode ke-t
n = jumlah peruode peramalan yang terlibat
b) Rata-rata Kuadrat Galat/ Mean Square Error (MSE)
Rata-rata kuadrat galat atau MSE diperoleh dari penjumlahan setiap periode peramalan
kemudian dibagi dengan jumlah periode peramalan. Rata-rata kuadrat galat secara
matematis dapat dirumuskan sebagai berikut.
( A t - F t )2
MSE = ∑
n
c) Rata-rata Kesalahan Peramalan/ Mean Forecast Error (MFE)
Rata-rata kesalahan peramalan atau MFE merupakan ukuran peramalan untuk mengetahui
apakah hasil peramalan selama periode tertentu terlalu tinggi atau terlalu rendah apabila
dibandingkan dengan permintaan aktual. Rata-rata kesalahan peramalan secara matematis
dapat dirumuskan sebagai berikut.
MFE =
∑ ( A t - Ft¿ ¿
n
c) Exponential Smoothing
Metode exponential smoothing merupakan metode peramalan dengan prosedur perbaikan
secara kontinyu pada peramalan terhadap objek pengamatan terbaru. Metode ini berfokus
pada penurunan prioritas secara eksponensial pada objek pengamatan yang lebih lama.
Metode exponential smoothing dibagi menjadi beberapa metode, yaitu single exponential
smoothing, double exponential smoothing, dan triple exponential smoothing. Metode ini
secara matematis dapat dinyatakan sebagai berikut.
d) Winter Method
Metode winter merupakan metode peramalan pemulusan eksponensial stasioner, tren, dan
musiman. Metode ini digunakan apabila datanya bersifat musiman dan tren, sehingga
didasari oleh pemulusan stasioner, tren dan musiman.
C. Perencanaan Produksi
Perencanaan produksi merupakan perencanaan terkait produk apa yang akan diproduksi,
berapa produk yang akan diproduksi, dan kapan produksi dapat dilakukan. Perencanaan
produksi ini didasari oleh permintaan pelanggan terhadap produk yang diharapkan disediakan
perusahaan di masa mendatang, dengan demikian peramalan merupakan bagian integral dari
perencanaan produksi. Output dari perencanaan produksi tentunya berupa rencana produksi
yang menjadi faktor penting pada proses produksi suatu perusahaan.
1. Jenis Perencanaan Produksi
Perencanaan produksi dibedakan berdasarkan horison waktu yang akan direncanakan. Berikut
adalah uraiannya.
a) Perencanaan Produksi Jangka Pendek
Perencanaan produksi jangka pendek berkaitan dengan perencanaan operasional, seperti
merencanakan tenaga kerja, persediaan bahan dan fasilitas produksi, dan lain-lain.
Perencanaan produksi jangka pendek ini lebih berfokus pada perencanaan operasional
pabrik.
b) Perencanaan Produksi Jangka Panjang
Perencanaan produksi jangka panjang berkaitan dengan tingkat kegiatan produksi untuk
perencanaan lebih dari 1 tahun. Perencanaan produksi jangka panjang ini biasanya untuk
merencanakan kapasitas mesin dan peralatan, ekspansi pabrik, dan pengembangan produk.
2. Tahap Perencanaan Produksi
Menurut Sukaria (2013) terdapat 5 tahap perencanaan produksi. Berikut adalah
penjelasannya.
a) Tahap pertama adalah mempersiapkan rencana produksi mulai dari tingkat agregat pada
keseluruhan pabrik yang memuat estimasi permintaan pasar dan proyeksi penjualan.
b) Tahap kedua adalah pembuatan jadwal penyelesaian setiap produk yang diproduksi dengan
melakukan disagregasi.
c) Tahap ketiga adalah merencanakan produksi dan pengadaan komponen yang diperlukan
dari luar serta bahan baku.
d) Tahap keempat adalah penjadwalan proses operasi setiap pemesanan pada stasiun kerja
yang ada di perusahaan.
e) Tahap kelima adalah penyampaian jadwal penyelesaian setiap pemesan kepada para
pemesan.
D. Persediaan
Persediaan merupakan sumber daya yang menganggur, sehingga dapat dikatakan bahwa
keberadaannya merupakan bentuk pemborosan. Hal ini menyebabkan adanya tindakan
penekanan pada persediaan sekecil mungkin, atau bahkan ditiadakan seperti konsep just in time.
Akan tetapi penekanan pada persediaan ini bukanlah perkara yang mudah, semua lini produksi
harus siap. Persediaan dalam sistem manufaktur dapat berupa 3 hal, yaitu bahan baku, barang
setengah jadi (WIP), dan barang jadi. Persediaan dalam sistem non-manufaktur dapat berupa
obat-obatan pada apotek, persediaan darah pada rumah sakit, dan lain-lain.
Tingkat kesulitan yang dihadapi bergantung pada berbagai faktor. Berikut adalah uraiannya.
1. Permintaan yang beragam dan sering kali tidak pasti.
2. Waktu pembuatan yang cenderung tidak konstan antara satu produk dengan produk
lainnya.
3. Waktu ancang-ancang yang cenderung tidak pasti yang disebabkan berbagai faktor tak
terkendali.
4. Sistem administrasi dan pengorganisasian.
5. Tingkat pelayanan yang ingin diberikan.
6. Tingkat keberanian manajemen dalam mengambik risiko.
Terdapat beberapa fungsi manejemen persediaan, yaitu:
1. Menelusuri inventori
2. Menentukan berapa banyak untuk pemesanan
3. Menentukan prioritas
4. Menentukan kapan melakukan pemesanan
Salah satu pendekatan manajemen inventori adalah dengan metode EOQ (Economic Order
Quantity), MRP (Material Requirement Planning), dan JIT (Just In Time). Berikut adalah
penjelasannya.
1. EOQ (Economic Order Quantity)
Metode kuantitas pemesanan ekonomis merupakan metode dengan menjalankan membeli
persediaan sesuai dengan pesanan yang diterima. Pemesanan bahan baku terkait jumlah,
jenis, variasi, dan waktu kedatangan di perusahaan sudah ditentukan di awal, karena
persediaan yang dipesan sesuai dengan jumlah pesanan, maka persediaan tidak akan tersisa
karena persediaan digunakan secara maksimal.
2. MRP (Material Requirement Planning)
MRP merupakan teknik prosedur yang sistematis dalam menentukan kuantitas serta waktu
dalam proses pengendalian kebutuhan bahan baku terhadap komponen-komponen
permintaan yang saling berkaitan. Tujuan dari MRP adalah untuk merancang sistem yang
dapat menghasilkan informasi pendukung aksi yang tepat, baik berupa pembatalan
pesanan, pesan ulang, ataupun penjadwalan ulang. Pembuatan MRP membutuhkan
masukan seperti MPS atau JIP (jadwal induk produksi), struktur produk, dan status
persediaan. Proses pembuatan MRP melalui beberapa tahap sebagai berikut.
a) Netting : Menghitung kebutuhan bersih pada setiap periode perencanaan.
b) Lotting : Menentukan ukuran jumlah pesanan yang optimel untuk setiap item
berdasarkan kebutuhan bersih.
c) Offsetting : Menentukan jumlah pesanan yang dihasilkan proses lotting.
d) Exploding : Menghitung kebutuhan kotor untuk tingkat bawah dalam struktur produk
yang didasari atas rencana pemesanan.
Keluaran dari pembuatan MRP berupa planned order schedule, order release report,
changes to planning orders dan performance report.
3. JIT (Just In Time)
JIT merupakan sistem persediaan yang komprehensif yang dimana bahan baku dibeli dan
diproduksi sebanyak yang dibutuhkan serta dihunakan pada saat yang tepat dalam tiap
proses produksi. Terdapat dua macam JIT, yaitu just in time purchasing dan just in time
production. JIT purchasing merupalan sistem pembelian barang dengan jumlah dan waktu
yang tepat sehingga barang tersebut dapat segera digunakan untuk memenuhi permintaan.
JIT produksi merupakan sistem produksi yang pada prinsipnya hanya menghasilkan jenis-
kenis batrang yang diminta oleh konsumen.
Sumber:
Indiyanto, Rus. 2008. Perencanaan dan Pengendalian Produksi. Surabaya: Yayasan
Humaniora
http://repository.wima.ac.id/403/2/MAKALAH.pdf
http://staffnew.uny.ac.id/upload/132319413/pendidikan/Modul+MO+BAB+10+-
+MATERIAL+REQUIREMENT+PLANNING+(MRP).pdf
http://e-journal.uajy.ac.id/13971/3/EM203092.pdf