Anda di halaman 1dari 22

MAKALAH PPKN

DEMOKRASI DI INDONESIA

OLEH:

Adelya Pranindi Mulyawati (2002551041)

Kadek Oyas Cahya Astawa (2002551042)

Arisya Pramesti Putri (2002551043)

A.A Ketut Bagus Yustika Abi Dharma (2002551044)

Luh Putu Prasasti Kirana Mahadewi (2002551045)

I Nyoman B. Kenny Samba Basunjaya (2002551046)

Dharma Wibawa (2002551047)

Ni Made Wimala Ananda Anyaputri (2002551048)

Luh Kade Anggun Marshanda (2002551049)

Ni Nyoman Anjlyani Ayu Ningsih (2002551050)

PSSKGPDG
FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS UDAYANA
2020

ii
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kepada Tuhan yang Maha Esa karena berkat
rakhmat nya kami dapat menyelesaikan makalah kami dengan baik pada
waktunya. Setelah melalui diskusi yang panjang serta pencarian materi dari
berbagai sumber terpercaya dan jelas, kami dapat menyelesaikan makalah kami
yang berjudul “Demokrasi di Indonesia” serta terima kasih saya panjatkan kepada
teman-teman small group discussion V (SGD V) dan kepada dosen PPKN kami.

Besar harapan kami untuk mendapat penilaian dan kritik dari dosen
penguji dan pembaca makalah ini agar kami dapat meningkatkan kualitas diri
kami. Semoga makalah ini dapat memberikan hasil baik dan manfaat yang
berguna bagi pembaca makalah ini.

Denpasar, 20 November 2020

Penulis

i
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR............................................................................................I
DAFTAR ISI.........................................................................................................II
BAB I PENDAHULUAN.......................................................................................1
1.1 Latar Belakang...............................................................................................1

1.2 Rumusan Masalah..........................................................................................2

1.3 Tujuan.............................................................................................................2

BAB II ISI...............................................................................................................3
2.1 Pengertian dan Manfaat Demokrasi...............................................................3

2.2 Nilai-nilai Demokrasi.....................................................................................5

2.3 Prinsip dan Parameter Demokrasi..................................................................8

2.4 Pelaksanaan Demokrasi di Indonesia...........................................................10

BAB III PENUTUP..............................................................................................15


3.1 Kesimpulan...................................................................................................15

3.2 Saran.............................................................................................................15

DAFTAR PUSTAKA............................................................................................17

ii
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Pada pembahasan demokrasi ini akan mengantarkan saudara pada
pemahaman tentang hakikat atau pengertian demokrasi, prinsip-prinsip
demokrasi, komponen penegak demokrasi, dan perkembangan demokrasi di
Indonesia. Demokrasi saat ini merupakan kata yang senantiasa mengisi
perbincangan berbagai lapisan masyarakat mulai dari masyarakat bawah
sampai masyarakat kelas elit seperti kalangan elit politik, birokrat
pemerintahan, tokoh masyarakat, aktivis lembaga swadaya masyarakat,
cendikiawan, mahasiswa, kaum profesional lainnya. Pada berbagai
kesempatan mulai dari obrolan warung kopi sampai dalam forum ilmiah
seperti seminar, lokakarya, symposium, diskusi publik, dan sebagainya.
Semaraknya perbincangan tentang demokrasi semakin memberi dorongan
kuat agar kehidupan bernegara ,berbangsa, dan bermasyarakat menjunjung
tinggi nilai-nilai demokrasi. Wacana tentang demokrasi seringkali dikaitkan
dengan berbagai persoalan. Karena itu demokrasi menjadi alternatif system
nilai dalam berbagai lapangan kehidupan manusia baik dalam kehidupan
keluarga, masyarakat, dan Negara.
Demokrasi adalah bentuk atau sistem pemerintahan yang segenap rakyat
turut serta memerintah dengan perantaraan wakil-wakilnya atau pemerintahan
rakyat. Demokrasi juga dapat diartikan sebagai gagasan atau pandangan hidup
yang mengutamakan persamaan hak dan kewajiban serta perlakuan yang sama
bagi semua warga negara. Inti dari demokrasi adalah pemerintahan dari rakyat
oleh rakyat dan untuk rakyat. Salah satu tonggak utama untuk mendukung
sistem politik yang demokratis adalah melalui Pemilu. Pemilu
diselenggarakan dengan tujuan untuk memilih wakil rakyat baik di tingkat
pemerintahan pusat maupun pemerintahan daerah, serta untuk membentuk
pemerintahan yang demokratis, kuat, dan memperoleh dukungan rakyat dalam
rangka mewujudkan tujuan nasional sebagaimana yang diamanatkan oleh

1
pembukaan Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945.
Pemilihan umum dilaksanakan oleh negara Indonesia dalam rangka
mewujudkan kedaulatan rakyat sekaligus penerapan prinsip-prinsip atau nilai
nilai demokrasi, meningkatkan kesadaran politik rakyat untuk berpartisipasi
aktif dalam pemilihan umum demi terwujudnya cita-cita masyarakat Indonesia
yang demokratis.

1.2 Rumusan Masalah


1. Apa arti, makna,dan manfaat demokrasi di Indonesia?
2. Apa saja nilai-nilai yang terkandung dalam demokrasi?
3. Apa saja prinsip dan parameter demokrasi?
4. Bagaimana pelaksanaan demokrasi di Indonesia?

1.3 Tujuan
1. Dapat menjelaskan arti, makna, dan manfaat demokrasi di Indonesia.
2. Dapat mengetahui nilai-nilai yang terkandung dalam demokrasi.
3. Dapat mengetahui prinsip dan parameter demokrasi.
4. Dapat mengetahui pelaksanaan demokrasi di Indonesia.

2
BAB II

ISI

2.1 Pengertian dan Manfaat Demokrasi


Demokrasi adalah bentuk pemerintahan dimana semua warga negaranya
memiliki hak setara dalam pengambilan keputusan yang dapat mengubah hidup
mereka. Demokrasi mengizinkan warga negara berpartisipasi—baik secara
langsung atau melalui perwakilan—dalam perumusan, pengembangan, dan
pembuatan hukum. Demokrasi mencakup kondisi sosial, ekonomi, dan budaya
yang memungkinkan adanya praktik kebebasan politik secara bebas dan setara.
Demokrasi juga merupakan seperangkat gagasan dan prinsip tentang kebebasan
beserta praktik dan prosedurnya. Demokrasi mengandung makna penghargaan
terhadap harkat dan martabat manusia. Demokrasi di Indonesia adalah suatu
proses sejarah dan politik perkembangan demokrasi di dunia secara umum, hingga
khususnya di Indonesia, mulai dari pengertian dan konsepsi demokrasi menurut
para tokoh dan founding fathers kemerdekaan Indonesia, terutama Soekarno,
Mohammad Hatta, dan Soetan Sjahrir. Selain itu juga proses ini menggambarkan
perkembangan demokrasi di Indonesia, dimulai saat kemerdekaan Indonesia,
berdirinya Republik Indonesia Serikat, kemunculan fase kediktatoran Soekarno
dalam Orde Lama dan Soeharto dalam Orde Baru, hingga proses konsolidasi
demokrasi pasca Reformasi 1998 hingga saat ini (Gunawan Sumodiningrat & Ary
Ginanjar Agustian, 2008). Adapun manfaat-manfaat dari adanya demokrasi, yaitu:
1. Menjamin hak-hak dasar.
Negara yang menjalankan pemerintahannya dengan sistem demokrasi menjamin
hak-hak dasar warga negaranya. Penjaminan hak dasar ini dilakukan dengan
terbuka sebagai cara untuk mengungkap serta mengatasi adanya masalah sosial
yang belum terwujud. Tak terwujudnya hak dasar dapat terjadi karena tak adanya
kebebasan. Kebebasan inilah yang dapat mewujudkan keterbukaan yang nantinya
menjamin hak-hak dasar.

3
2. Adanya kesetaraan setiap warga negara.
Sistem negara demokratis mengedepankan kepentingan rakyat dengan menomor
satukan rakyat. Kekuasaan tertinggi negara demokrasi dimiliki oleh rakyat, entah
dari mana rakyat tersebut berasal dan latar belakangnya. Semua warga negara
dianggap sama tanpa melihat latar belakang dan asal rakyat tersebut. Sehingga,
dalam suatu negara demokrasi semua warga negara dianggap memiliki kesetaraan.
3. Pemenuhan kebutuhan umum.
Demokrasi dilakukan agar kebutuhan masyarakat umum dapat terpenuhi.
Pengambilan kebijakan negara demokrasi tergantung pada keinginan dan aspirasi
rakyat secara umum. Dengan menentukan kebijakan sesuai dengan keinginan
masyarakat, dalam suatu negara demokrasi akan tercipta kepuasan rakyat karena
kebutuhan masyarakat umum dapat terpenuhi.
4. Pembaharuan kebijakan sosial.
Kebijakan pemerintah dibuat sesuai dengan keinginan rakyat. Akan tetapi, suatu
kebijakan memiliki tenggang waktu karena dimungkinkan adanya perkembangan
zaman yang akan berpengaruh terhadap kebutuhan kebijakan yang diperlukan.
Negara demokrasi memungkinkan dirumuskannya kebijakan baru yang sesuai
dengan kebutuhan masyarakat.
5. Kebebasan rakyat untuk menyampaikan pendapat.
Negara yang memiliki kekuasaan tertinggi di tangan rakyatnya akan menyediakan
ruang bagi rakyat untuk menyampaikan pendapat. Rakyat yang hidup di dalam
negara demokrasi bebas untuk menyampaikan pendapat selama pendapat yang
dikemukakan tak bertentangan dengan Pancasila, UUD serta memiliki etika dalam
menyampaikan pendapat.
6. Mencegah tirani.
Sistem pemerintahan demokrasi disebut sebagai sistem pemerintahan paling aman
karena pemerintah dan rakyat dapat saling berinteraksi melalui dewan yang telah
dipilih oleh rakyat. Negara dengan sistem demokrasi mencegah adanya kekuasaan
tunggal dai pemerintah karena rakyat turut serta dalam pemerintahan melalui
dewan yang telah dipilih.

4
7. Mencegah terjadinya pemerintahan yang diktaktor.
Adanya peran rakyat dalam merumuskan kebijakan pemerintah secara tak
langsung dapat mencegah adanya pemerintahan yang diktaktor.
8. Menciptakan pemerintah yang bertanggung jawab.
Pemerintah hanyalah sebagai wakil rakyat yang ditugasi untuk merangkum semua
kebutuhan rakyat sebagai salah satu acuan untuk merumuskan kebijakan. Rakyat
dapat menilai dan menuntut apabila ada ketidaksesuaian antara kebutuhan dengan
kebijakan yang dirumuskan. Rakyat dapat mengajukan tuntutan apabila
pemerintah melakukan penyelewengan terhadap kebijakan yang telah dibuat.
9. Meningkatkan kerja sama antar warga negara.
Warga negara membutuhkan satu sama lain untuk membangun masa yang banyak
sebagai salah satu cara untuk forum perundingan dan juga pengajuan kebutuhan
untuk pemerintah. Meskipun setiap warga negara memiliki haknya sendiri untuk
mengemukakan pendapat, namun warga negara juga memerlukan pendapat yang
lainnya untuk menguatkan pendapatnya di pemerintahan. Dengan adanya
demokrasi, maka rakyat akan memiiki kesadaran untuk bekerja sama satu sama
lain.
10. Membuat masyarakat memiliki tanggung jawab.
Adanya peran rakyat dalam pemerintahan membuat setiap warga negara untuk
bertanggung jawab terhadap peran yang dimilikinya sebagai seorang warga negara
yang wajib menjaga keutuhan negara. Sistem negara demokrasi menjadikan warga
masyarakat memiliki tanggung jawab dalam ikut serta berperan dalam penentuan
kebijakan pemerintah.

2.2 Nilai-nilai Demokrasi


Nilai-nilai demokrasi telah ada sebelum Indonesia merdeka. Penanaman nilai
demokrasi pada masa sekarang ini bisa ditanamkan sejak dini melalui kegiatan
saling menghargai satu sama lain. Negara yang demokrasi akan terwujud apabila
seluruh warga masyarakatnya mempunyai nilai-nilai demokrasi. Perilaku dan
budaya demokrasi juga harus dibangun dalam kehidupan bermasyarakat.
Membangun budaya demokrasi tidak cukup dengan membuat peraturan yang

5
harus dipatuhi masyarakat, akan tetapi juga perlu mengenalkan atau
mensosialisasikannya kepada masyarakat.
Saiful Arif (2007, 58-59) mengatakan bahwa demokrasi tidak sebatas sistem
politik maupun aturan-aturan formal yang terdapat dalam konstitusi saja.
Keberhasilan dan kegagalan pelaksanaan demokrasi ditentukan oleh sejauh mana
nilai-nilai lokal yang sejalan demokrasi itu diterapkan dalam kehidupan
bermasyarakat. Nilai-nilai demokrasi seperti, penghormatan terhadap sesama,
toleransi, penghargaan atas pendapat orang lain dan kesamaan sebagai warga dan
menolak adanya diskriminasi. Hal senada dikemukakan oleh Paul Suparno (2004:
37) yang menyatakan bahwa nilai demokrasi merupakan nilai yang membentuk
sikap tidak diskriminatif. Demokrasi menjunjung tinggi kesamaan hak setiap
orang, yang artinya hak dirinya dan orang lain sama. Demokrasi memberikan
kesempatan yang sama kepada setiap warga negara dan bekerjasama dengan
orang lain tanpa membeda-bedakan satu sama lain. Setiap orang mendapatkan hak
dan perlakuan yang sama di mata negara tanpa menghiraukan latar belakang suku,
ras, agama, tingkatan sosial, dan gender. Demokrasi tidak memperbolehkan
terjadinya penindasan baik yang bersifat perorangan maupun kelompok. Nilai
demokrasi mengajarkan individu untuk saling menghormati satu sama lain.

a. Partisipasi
Zamroni (2009: 55) menyatakan bahwa partisipasi menekankan bahwa
dalam masyarakat yang demokratis, setiap individu harus berpartispasi
dalam pengambilan keputusan. Setiap orang berhak dan wajib
memberikan suara sebagai perwujudan partisipasi dalam menentukan
kebijakan. Partisipasi mencerminkan kesadaran individu untuk
melaksanakan kewajiban atas hak yang dimiliki.
b. Toleransi

Sri Narwanti (2011: 29) menyatakan bahwa toleransi adalah sikap dan
tindakan yang menghargai perbedaan agama, suku, etnis, pendapat, sikap,
dan tindakan orang lain yang berbeda dari dirinya.
c. Saling menghormati

6
Nurul Zuriah (2007: 69) mengungkapkan bahwa saling
menghargai/menghormati adalah sikap dan perilaku untuk menghargai
dalam hubungan antar individu dan kelompok berdasarkan norma dan tata
cara yang berlaku. Setiap orang harus mempunyai rasa saling menghargai
satu sama lain tanpa melihat dari latar belakang sosialnya. Rasa saling
menghargai tergambar dalam kehidupan sehari-hari seperti menyapa,
senyum, memberikan kesempatan orang lain untuk melakukan haknya, dan
lain sebagainya. Menghormati perbedaan pendapat merupakan sikap dan
perilaku seseorang dalam memberikan kesempatan kepada orang lain
untuk mengungkapkan ide atau gagasannya.

Menurut Rochamdi (2007: 29), nilai-nilai demokrasi Pancasila adalah sebegai


berikut.

a. Sebagai warga negara dan warga masyarakat, setiap manusia Indonesia


mempunyai kedudukan, hak dan kewajiban yang sama
b. Tidak boleh memaksakan kehendak kepada orang lain
c. Mengutamakan musyawarah dalam mengambil keputusan untuk
kepentingan bersama
d. Musyawarah untuk mencapai mufakat diliputi dengan semangat
kekeluargaan
e. Menghormati dan menjunjung tinggi setiap keputusan yang dicapai
sebagai hasil musyawarah
f. Dengan itikad baik dan rasa tanggung jawab menerima dan melaksanakan
hasil keputusan musyawarah
g. Di dalam musyawarah diutamakan kepentingan bersama diatas
kepentingan pribadi, atau golongan
h. Musyawarah dilakukan dengan akal sehat dan sesuai dengan hati nurani
yang luhur
i. Keputusan yang diambil harus dapat dipertanggungjawabkan secara moral
kepada Tuhan Yang Maha Esa, menjunjung tinggi harkat dan martabat
manusia, nilai-nilai kebenaran dan keadilan, mengutamakan persatuan dan
kesatuan demi kepentingan bersama

7
j. Memberikan kepercayaan kepada wakil-wakil yang dipercayai untuk
melaksanakan permusyawaratan.
Pada dasarnya nilai demokrasi yang paling hakiki adalah bahwa aspirasi
rakyat menjadi titik sentral dalam kehidupan masyarakat. Demikian halnya dalam
demokrasi Pancasila, aspirasi dan kepentingan rakyat merupakan acuan di dalam
hidup dan kehidupan. Ini berarti bahwa kepentingan rakyat adalah merupakan titik
sentral dalam berpikir, berbuat dan bertindak. Keterkaitan prinsip-prinsip
demokrasi dengan Demokrasi Pancasila pada dasarnya lebih banyak berbicara
tentang masalah praktis landasan praktis landasan ideologi dan filosofis.
Pelaksanaan demokrasi secara umum didasarkan pada landasan filosofis
individualistik, sedangkan pelaksanaan demokrasi yang berlaku di Indonesia
(Demokrasi Pancasila) mengacu dan berpedoman pada nilai-nilai yang terkandung
dalam sila-sila Pancasila yang sifatnya hierarki piramidal. Misalnya, dalam
menyampaikan pendapat, ide, gagasan, atau kritik akan dijamin kebebasannya,
tetapi dengan ketentuan atau cara-cara penyampaiannya hendaknya berpegang
teguh kepada nilai-nilai moral bangsa seperti penghormatan kepada orang lain dan
santun.

2.3 Prinsip dan Parameter Demokrasi


Pemahaman terhadap demokrasi biasanya dilakukan dengan dua cara, yakni
pemahaman secara normatif dan pemahaman secara empirik. Dalam pemahaman
secara normatif, demokrasi merupakan sesuatu yang secara ideal hendak
dilakukan atau diselenggarakan oleh sebuah negara, misalnya dalam arti harfiah
lewat ungkapan “pemerintahan dari rakyat, oleh rakyat, dan untuk rakyat”.
Sedangkan makna demokrasi secara empirik adalah demokrasi yang terwujud
dalam kehidupan politik praktis yang disebut juga demokrasi prosedural
(procedural democracy), melihat demokrasi senyatanya, yaitu bagaimana nilai-
nilai ideal itu dijalankan (Gaffar, 2004: 3-10).
Berbagai parameter yang menandakan nilai-nilai demokrasi tetap hidup dan
berkembang dalam masyarakat (Zuhro, 2009; Gaffar, 2004; Sorensen, 2003;
Macridis dan Brown, 1977) yang erat kaitannya dengan keunggulan kebudayaan
Bali adalah (1) Penghargaan terhadap hak-hak individu (kebebasan mengeluarkan

8
pendapat, kebebasan berkumpul, kebebasan beragama); (2) mengindahkan tata
krama (fatsoen) politik; (3) semangat kerja sama; (4) Adanya rotasi kekuasaan
dan pergantian pemimpin secara berkala; (5) Kesetaraan dan penghargaan atas
hak-hak warga; (6) Toleransi dalam perbedaan pendapat; (7) Transparansi dan
akuntabilitas pemegang kekuasaan; dan 8) Partisipasi masyarakat dalam kebijakan
publik. Nilai-nilai demokrasi dalam tulisan ini hanya difokuskan pada ranah tiga
unsur/ isi kebudayaan yang pertama, yaitu: (1) sistem religi dan upacara
keagamaan, (2) sistem dan organisasi kemasyarakatan, serta (3) sistem
pengetahuan. Uraian beberapa parameter yang mencerminkan nilai-nilai dan
demokrasi dalam kehidupan masyarakat Bali itu dapat dijelaskan sebagai berikut:
1) Penghargaan terhadap Hak-hak Individu
a. Adanya persamaan hak setiap warga untuk mendapatkan pendidikan (sistem
pengetahuan).
Seseorang wajib menuntut pengetahuan dan keutamaan. Setiap orang diharapkan
mampu memberikan pendidikan kepada yang bodoh, memajukan pengetahuan
dan keterampilan, serta memiliki kemampuan untuk membedakan yang baik dan
buruk (Titib, 1996:429). Pendidikan adalah perwujudan kesempurnaan yang telah
ada pada manusia yang tujuan akhirnya adalah pembentukkan karakter (Sadia,
1988:17).

Fisikawan kontemporer, Fritjof Capra menyatakan di antara kedua fungsi


pendidikan itu idealnya terdapat hubungan paralel, dimana kecerdasan intelektual
“supra-rasional” dan kesadaran spiritual “supra-religius” bisa disandingkan pada
puncak-puncak pencapaian kreativitas manusia.

b. Adanya pengakuan dan penghormatan terhadap harkat dan martabat seseorang


tanpa membedakan kelas, ras dan agama (sistem religi dan upacara keagamaan
serta sistem dan organisasi kemasyarakatan)
Dalam Nitisastra V. 2 dinyatakan bahwa setiap orang di dunia ini mempunyai
kewajiban saling menghormati terhadap sesamanya. Orang suci apalagi tamu
wajib dihormati termasuk orang tua. Citra harmoni, apolitis dan damai dalam
berdemokrasi ditunjukkan dengan adanya pengakuan dan penghargaan atas hak-
hak warga dan toleransi dalam perbedaan pendapat, agama dan suku. Konsep ini

9
memberikan pengakuan terhadap pluralisme, tiada dua hal yang sama di alam.
Untuk penegakkan serta kesetaraan dalam bidang hukum adat dikenal istilah tri
danda (tiga sanksi adat) yaitu arta danda (denda dalam wujud materi),
sangaskara danda (sanksi dalam bentuk upacara tertentu) dan jiwa danda atau
atma danda yang pada zaman dulu berupa hukuman mati, sekarang berupa
pangaksama/ ngidih pelih atau menyampaikan permintaan maaf di hadapan
paruman atau rapat desa (Windia, 2004:29-31).

2) Mengindahkan Etika Politik (Sistem Kemasyarakatan)


Etika atau filsafat moral mempunyai tujuan menerangkan kebaikan dan
kejahatan. Etika politik, dengan demikian, memiliki tujuan menjelaskan mana
tingkah laku politik yang baik dan sebaliknya. Standar baik dalam konteks politik
adalah bagaimana politik diarahkan untuk memajukan kepentingan umum. Jadi,
kalau politik sudah mengarah pada kepentingan yang sangat pribadi dan golongan
tertentu, itu politik yang tak beretika. Etika politik bisa berjalan kalau ada
penghormatan terhadap kemanusiaan dan keadilan. Ini merupakan prasyarat
mendasar yang perlu dijadikan acuan bersama dalam merumuskan politik
demokratis yang berbasis etika dan moralitas.

Ketidakjelasan secara etis berbagai tindakan politik di negeri ini membuat


keadaban publik saat ini mengalami kehancuran. Fungsi pelindung rakyat tidak
berjalan sesuai komitmen. Keadaban publik yang hancur inilah yang seringkali
merusak wajah hukum, budaya, pendidikan dan agama. Rusaknya sendi-sendi ini
membuat wajah masa depan bangsa ini semakin kabur. Sebuah kekaburan yang
disebabkan karena etika tidak dijadikan acuan dalam kehidupan politik. Rakyat
hanya disuguhi hal yang menyenangkan dan bersifat indrawi belaka. Artinya
hanya diberi harapan tanpa realisasi. Inilah yang membuat rakyat terajari agar
menerapkan orientasi hidup serba instan melalui berbagai bentuk simulakrum
politik lewat kegiatan yang disebut simakrama atau dharma swaka. Batas antara
kebenaran dan kewajaran dikaburkan oleh keinginan dan kepentingan politik yang
tak terbatas.

10
2.4 Pelaksanaan Demokrasi di Indonesia
Dalam perjalanan sejarah bangsa, ada empat macam demokrasi di bidang
politik yang pernah diterapkan dalam kehidupan ketatanegaraan Indonesia, yaitu:

1. Demokrasi Parlementer (liberal)


Demokrasi ini dipraktekkan pada masa berlakunya UUD 1945 periode
pertama (1945-1949) kemudian dilanjutkan pata berlakunya Konstitusi
Republik Indonesia Serikat (UUD RIS) 1949 dan UUDS 1950. Demokrasi
ini secara yudiris resmi berakhir pada tanggal 5 Juli 1959 bersamaan
dengan pemberlakuan kembali UUD 1945. Pada masa berlakunya
demokrasi parlementer (1945 – 1959), kehidupan politik dan pemerintahan
tidak stabil, sehingga program dari suatu pemerintahana tidak dapat
dijalankan dengan baik dan berkesinambungan. Timbulnya perbedaan
pendapat yang sangat mendasar diantara partai politik ada pada saat itu.
2. Demokrasi Terpimpin
Lahirnya demokrasi terpimpin karena ada kesadaran dan keyakinan
terhadap keburukan yang diakibatkan oleh praktik demokrasi parlementer
(liberal) yang melahirkan terpecahnya masyarakat, baik dalam kehidupan
politik maupun dalam tatanan kehidupan ekonomi. Secara konsepsional,
demokrasi terpimpin memiliki kelebihan yang dapat mengatasi
permasalahan yang dihadapi masyarakat. Hal itu dapat dilihat dan
ungkapan Presiden Soekarno ketika memberikan amanat kepada konstitusi
tanggal 22 April 1959 tentang pokok-pokok demokrasi terpimpin, antara
lain:
a. Demokrasi terpimpin bukanlah dictator.
b. Demokrasi terpimpin adalah demokrasi yang cocok dengan
kepribadian dan dasar hidup bangsa Indonesia.
c. Demokrasi adalah demokrasi disegala soal kenegaraan dan
kemasyarakatan yang meliputi bidang politik, ekonomi, dan sosial.
d. Inti dari pada pemimpin dalam demokrasi terpimpin adalah
permusyawaratan yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan.
e. Oposisi dalam arti melahirkan pendapat yang sehat dan yang
membangun diharuskan dalam demokrasi terpimpin.

11
3. Demokrasi Pancasila pada Era Orde Baru
Demokrasi Pancasila mengandung arti bahwa dalam menggunakan hak-
hak demokrasi haruslah disertai rasa tanggung jawab kepada Tuhan Yang
Maha Esa menurut agama dan kepercayaan masing-masing, menjunjung
tinggi nilai-nilai kemasuaian sesuai dengan martabat dan harkat manusia,
haruslah menjamin persatuan dan kesatuan bangsa, mengutamakan
musyawarah dalam menyelesaikan masalah bangsa, dan harus
dimanfatkan untuk mewujudkan keadilan sosial. Munculnya demokrasi
Pancasila adalah adanya berbagai penyelewengan dan permasalahan yang
dialami oleh bangsa indonesia pada berlakunya demokrasi parlementer dan
demokrasi terpimpin. Kedua jenis demokrasi tersebut tidak cocok
diterapkan di Indonesia yang bernapaskan kekeluargaan dan gotong
royong. Meskipun demokrasi ini tidak bertentangan dengan prinsip
demokrasi konstitusional, namun praktik demokrasi yang dijalankan pada
masa orde baru masih terdapat berbagai penyimpangan yang tidak sejalan
dengan ciri dan prinsip demokrasi Pancasila, diantaranya:
a. Penyelenggaraan PEMILU yang tidak jujur dan adil.
b. Penegakan kebebasan berpolitik bagi PNS.
c. Kurangnya jaminan kebebasan mengemukakan pendapat.
4. Demokrasi Pancasila pada Era Orde Reformasi
Demokrasi yang dijalankan pada masa reformasi ini masih tetap
demokrasi pancasila. Namun perbedaannya terletak pada aturan
pelaksanaan. Berdasarkan peraturan perundang-undangan dan praktik
pelaksanaan demokrasi, terdapat beberapa perubahan pelaksanaan
demokrasi pancasila dari masa orde baru. Pelaksanaan demokrasi pada
masa orde reformasi sekarang ini yaitu:
a. Pemilihan umum lebih demokratis
b. Partai politik lebih mandiri
c. Lembaga demokrasi lebih berfungsi
d. Konsep trias politica (Pilar Kekuasaan Negara) masin-masing
bersifat otonom penuh.

12
Penerapan sistem demokrasi di Indonesia tidak luput dari pengakuan bahwa
Indonesia adalah negara hukum. Di Indonesia, pengaturan bahwa Indonesia
adalah negara hukum terdapat dalam Pasal 1 ayat (3) Undang-Undang Dasar
Negara Republik Indonesia Tahun 1945 (UUD 1945) yang mengatur negara
Indonesia adalah negara hukum (Khairazi, F., 2015). Begitu pula dengan
demokrasi sesuai dengan hukum Indonesia, dinyatakan bahwa demokrasi
sangatlah penting dalam pengendalian masyarakat berdasarkan kebebasan.
Pernyataan bahwa Indonesia juga mengaku sebagai sebuah Negara demokrasi
tertuang pada Pasal 1 ayat (2) Undang-undang Dasar 1945 yang berbunyi,
“Kedaulatan berada di tangan rakyat dan dilaksanakan menurut undang-undang
dasar.” (Hapsari, A., & Hasan, S., 2019). Salah satu prinsip yang berkaitan dengan
system demokrasi adalah Prinsip Trias Politica. Prinsip membagi ketiga
kekuasaan politik Negara yang saling independen dan berada dalam peringkat
yang sejajar satu sama lain. Di Indonesia sendiri, ketiga kekuasaan atau lembaga
tersebut terbagi menjadi lembaga eksekutif, yudikatif, dan legislatif (Khairazi, F.,
2015).
Ketiga lembaga tersebut memiliki fungsi-fungsi yang berbeda yang bertujuan
untuk saling mengawasi dan mengontrol berjalannya Negara Indonesia. Ketiga
lembaga ini pun terpilih dari rakyat-raktyat Indonesia yang dipilih oleh rakyat
Indonesia sendiri sehingga sering disebutkan “dari rakyat untuk rakyat.”
Pemilihan ini disebut dengan Pemilihan Umum yang merupakaan salah satu
penjelmaan dari system demokrasi di Indonesia. Pemilu merupakan suatu
kesempatan dan sarana bagi seluruh rakyat untuk menyalurkan segala aspirasi
politiknya dan memilih para wakil rakyat terbaik untuk menjabat sebagai lembaga
legislatif maupun menjabat sebagai presiden dan wakilnya secara damai (Hapsari,
A., & Hasan, S., 2019). Pemilihan ini bukan hanya sekadar memberikan suara,
memilih wakil rakyat ataupun mengekspresikan kebebasan, pemilihan ini harus
dilakukan dengan tujuan yang baik bagi Negara kita kedepannya dengan memilih
wakil-wakil rakyat yang terbaik. Oleh karenanya selama pemilihan umum ini
berlangsung diterapkan prinsip Langsung, Bersih, Jujur dan Adil (Luberjurdil)
bagi para warna Negara yang telah memiliki hak pilih.

13
Namun pada kenyataan dan fakta yang terjadi di lapangan, tak jarang pemilu
malah menjadi ajang bagi calon-calon wakil rakyat untuk memanfaatkan hak pilih
rakyat. Mereka memberikan janji-janji palsu yang dapat memikat dan membujuk
rakyat untuk memilihnya. Tak hanya itu tak sedikit yang menerapkan money
politics dan pengancaman pada saat pemilu berlangsung. Tindakan-tindakan
tersebut tentunya tidak bermoral dan sangat melanggar sistem demokrasi di
Negara kita. Selain itu, tindakan tersebut juga melanggar prinsip Luberjurdil.
Pemaksaan dan mempengaruhi hak pilih rakyat merupakan tindakan yang tidak
jujur dan memunculkan persaingan yang tidak sehat antara calon-calon wakil
rakyat. Selain hal tersebut masih banyak lagi tindakan-tindakan yang tidak
menggambarkan pemilu pada zaman ini tidak mencerminkan system demokrasi,
yaitu seperti konflik internal partai, calon yang tidak bisa menerima kekalahan
dan pendukung tidak realistis menghadapi kekalahan calon yang didukungnya
(Hapsari, A., & Hasan, S., 2019).

14
BAB III

PENUTUP

3.1 Kesimpulan
Demokrasi adalah bentuk pemerintahan dimana semua warga negaranya
memiliki hak setara dalam pengambilan keputusan yang dapat mengubah hidup
mereka. Demokrasi mencakup kondisi sosial, ekonomi, dan budaya yang
memungkinkan adanya praktik kebebasan politik secara bebas dan setara.
Manfaat-manfaat dari adanya demokrasi, yaitu menjamin hak-hak dasar, adanya
kesetaraan setiap warga negara, pemenuhan kebutuhan umum, pembaharuan
kebijakan sosial, kebebasan rakyat untuk menyampaikan pendapat, mencegah
tirani, mencegah terjadinya pemerintahan yang diktaktor, menciptakan pemerintah
yang bertanggung jawab, meningkatkan kerja sama antar warga negara, dan
membuat masyarakat memiliki tanggung jawab.
Negara yang demokrasi akan terwujud apabila seluruh warga masyarakatnya
mempunyai nilai-nilai demokrasi. Membangun budaya demokrasi tidak cukup
dengan membuat peraturan yang harus dipatuhi masyarakat, akan tetapi juga perlu
mengenalkan atau mensosialisasikannya kepada masyarakat. Nilai demokrasi
antara lain partisipasi , toleransi dan saling menghormati. Dalam perjalanan
sejarah bangsa, ada empat macam demokrasi di bidang politik yang pernah
diterapkan dalam kehidupan ketatanegaraan Indonesia, yaitu Demokrasi
Parlementer (Liberal ) ; Demokrasi Terpimpin ; Demokrasi Pancasila pada Era
Orde Baru ; dan Demokrasi Pancasila pada Era Orde Reformasi

15
3.2 Saran
Beberapa saran yang dapat diberikan penulis mengenai makalah
Demokrasi di Indonesia ini adalah :

1. Kita sebagai masyarakat Indonesia yang berbangsa dan bernegara


hendaknya mampu menerapkan nilai-nilai dari demokrasi yang disebutkan
dalam kehidupan bermasyarakat.

2. Kepada pembaca, agar lebih mencari sumber yang lebih luas dan
memperdalam lagi pemahaman mengenai demokrasi di Indonesia,
sehingga lebih paham dan dapat lebih mengimplementasikan hal-hal yang
penting.

3. Penulis menyadari bahwa makalah diatas memiliki banyak kesalahan dan


jauh dari kesempurnaan. Penulis akan memperbaiki makalah tersebut
dengan berpedoman pada banyak sumber yang dapat
dipertanggungjawabkan. Maka dari itu penulis juga mengharapkan kritik
dan saran mengenai pembahasan makalah dalam kesimpulan diatas.

16
DAFTAR PUSTAKA

Gaffar, Afan. 2004. Politik Indonesia: Transisi Menuju Demokrasi. Yogyakarta:


Pustaka Pelajar.

Zuhro, R. Siti. 2009. Demokrasi Lokal: Perubahan dan Kesinambungan Nilai-


nilai Budaya Politik Lokal di Jawa Timur, Sumatera Barat, Sulawesi
Selatan dan Bali. Yogyakarta: Penerbit Ombak.

Sorensen, G. 2003. Demokrasi dan Demokratisasi: Proses dan Prospek dalam


Sebuah Dunia yang Sedang Berubah. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.

Macridis, Roy C and Brown,Bernard E. 1977. Comparative Politics: Notes and


Reading. Illinois: The Dorsey Press.

Titib, I M.. 1996. Veda: Sabda Suci Pedoman Prakts Kehidupan. Surabaya:
Paramita.

Sadia, I Wayan (penerjemah). Tt. Pendidikan Nilai-nilai Kemanusiaan untuk


Jaman Baru. Jakarta: SSS Centre.

Windia, Wayan P. 2004. Danda Pacamil: Catatan Populer Istilah Hukum Adat
Bali. Denpasar: Upada Sastra.

Gunawan Sumodiningrat & Ary Ginanjar Agustian, Mencintai Bangsa dan


Negara Pegangan dalam Hidup Berbangsa dan Bernegara di Indonesia,
(Bogor: PT. Sarana Komunikasi Utama, 2008), hlm. 44.

Jurnal Kajian Bali volume 05, Nomor 01, April 2015.

Widjaja, H.A. W. 2000. Penerapan Nilai-nilai Pancasila dan HAM di Indonesia.


Jakarta: Rineka Cipta.

Hapsari, A., & Hasan, S. (2019). Pemilu Presiden 2019 dalam Pelaksanaan
Demokrasi di Indonesia. Jurnal Penelitian Politik.

17
Khairazi, F. (2015). Implementasi, Demokrasi, Hak Asasi Manusia. Jurnal
Inovatif. Vol.8 No.1. 72-94.

Mahfud, Demokrasi dan Konstitusi di Indonesia, (Jakarta: PT Rineka Cipta,2000),


hal. 185.

18

Anda mungkin juga menyukai