Anda di halaman 1dari 12

Tugas Terstruktur 3

Dibuat untuk memenuhi salah satu Tugas Mata Kuliah Etika Keperawatan

Disusun oleh :

Reza Mochamad Firdaus

NIM : P17320120073

PROGRAM STUDI D-III

JURUSAN KEPERAWATAN BANDUNG

POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES BANDUNG

2020
KESALAHAN KESALAHAN YANG SERING TERJADI DALAM MELAKUKAN
TINDAKAN DI RUMAH SAKIT (KELALAIAN)

A. Tujuan

1. Maksud penelitian ini adalah untuk mengetahui atau memahami kesalahan-kesalahan yang
sering terjadi dalam melakukan tindakan di rumah sakit (kelalaian).

2. Tujuan dari penelitian ini adalah mendeskripsikan dan menggambarkan.

Tujuan penulisan makalah ini, secara umum adalah mahasiswa dapat memahami kelalaian dalam
bidang keperawatan dilihat dari dimensi etik dan dimensi hukum. Dan secara khusus mahasiswa
dapat menjelaskan tentang pengertian, kriteria dan unsur-unsur terjadinya kelalaian, disamping
itu juga dapat menjelaskan dampak yang terjadi dengan adanya kelalaian serta bagaimana
mencegah terjadinya kelalaian dalam praktek keperawatan.

B. Ide pokok

Perawatan merupakan salah satu profesi tenaga kesehatan yang memberikan pelayanan
kesehatan langsung baik kepada individu, keluarga dan masyarakat. Sebagai salah satu tenaga
profesional, keperawatan menjalankan dan melaksanakan kegiatan praktek keperawatan dengan
mengunakan ilmu pengetahuan dan teori keperawatan yang dapat dipertanggung jawabkan.
Dimana ciri sebagai profesi adalah mempunyai body of knowledge yang dapat diuji
kebenarannya serta ilmunya dapat diimplementasikan kepada masyarakat langsung.

Pelayanan kesehatan dan keperawatan yang dimaksud adalah bentuk implementasi praktek
keperawatan yang ditujukan kepada pasien/klien baik kepada individu, keluarga dan masyarakat
dengan tujuan upaya peningkatan kesehatan dan kesejahteraan guna mempertahankan dan
memelihara kesehatan serta menyembuhkan dari sakit, dengan kata lain upaya praktek
keperawatan berupa promotif, preventif, kuratif dan rehabilitasi.

Dalam melakukan praktek keperawatan, perawat secara langsung berhubungan dan


berinteraksi kepada penerima jasa pelayanan, dan pada saat interaksi inilah sering timbul
beberapa hal yang tidak diinginkan baik disengaja maupun tidak disengaja, kondisi demikian
inilah sering menimbulkan konflik baik pada diri pelaku dan penerima praktek keperawatan.
Oleh karena itu profesi keperawatan harus mempunyai standar profesi dan aturan lainnya yang
didasari oleh ilmu pengetahuan yang dimilikinya, guna memberi perlindungan kepada
masyarakat. Dengan adanya standar praktek profesi keperawatan inilah dapat dilihat apakah
seorang perawat melakukan malpraktek, kelalaian ataupun bentuk pelanggaran praktek
keperawatan lainnya.

Kelalaian (Negligence) adalah salah satu bentuk pelanggaran praktek keperawatan, dimana
perawat melakukan kegiatan prakteknya yang seharusnya mereka lakukan pada tingkatannya,
lalai atau tidak mereka lakukan. Kelalaian ini berbeda dengan malpraktek, malpraktek
merupakan pelanggaran dari perawat yang melakukan kegiatan yang tidak seharusnya mereka
lakukan pada tingkatanya tetapi mereka lakukan.

Kelalaian dapat disebut sebagai bentuk pelanggaran etik ataupun bentuk pelanggaran hukum,
tergantung bagaimana masalah kelalaian itu dapat timbul, maka yang penting adalah bagaimana
menyelesaikan masalah kelalaian ini dengan memperhatikan dari berbagai sudut pandang, baik
etik, hukum, manusianya baik yang memberikan layanan maupun penerima layanan.
Peningkatan kualitas praktek keperawatan, adanya standar praktek keperawatan dan juga
meningkatkan kualitas sumber daya manusia keperawatan adalah hal penting.

Dengan berbagai latar belakang diatas maka kelompok membahas beberapa hal yang
berkaitan dengan Kasalahan-kesalahan dan kelalaian yang sering dilakukan dalam melakukan
tindakan di rumah sakit, baik ditinjau dari hukum dan etik keperawatan, disamping itu juga
peneliti membahas bagaimana dampak dan bagaimana mencegah serta melindungi klien dari
kesalahan atau kelalaian praktek keperawatan.

C. Pembahasan

1. Hukum dalam keperawatan

Hukum adalah kumpulan peraturan yang berisi kaidah-kaidah hukum, sedangkan etika adalah
kumpulan peraturan yang berisi kaidah-kaidah non hukum, yaitu kaidah-kaidah tingkah laku
(etika) (Supriadi, 2001).
Hukum adalah ” A binding custom or practice of acommunity: a rule of conduct or action,
prescribed or fomally recognized as binding or enforced by a controlling authority “ (Webster’s,
2003).

Banyak sekali definisi-definisi yang berkaitan dengan hukum, tetapi yang penting adalah
hukum itu sifatnya rasionalogic, sedangkan tentang hukum dalam keperawatan adalah kumpulan
peraturan yang berisi kaidah-kaidah hukum keperawatan yang rasionalogic dan dapat
dipertanggung jawabkan.

Fungsi hukum dalam keperawatan, sebagai berikut:

a) Memberi kerangka kerja untuk menetapkan kegiatan praktek perawatan apa yang
legal dalam merawat pasien.

b) Membedakan tanggung jawab perawat dari profesi kesehatan lain

c) Membantu menetapkan batasan yang independen tentang kegiatan keperawatan

d) Membantu mempertahankan standar praktek keperawatan dengan membuat perawat


akontabilitas dibawah hukum yang berlaku.

2. Kelalaian ( Negligence )

Kelalaian tidak sama dengan malpraktek, tetapi kelalaian termasuk dalam arti malpraktik,
artinya bahwa dalam malpraktek tidak selalu ada unsur kelalaian. Kelalaian adalah segala
tindakan yang dilakukan dan dapat melanggar standar sehingga mengakibatkan cidera/kerugian
orang lain (Sampurno, 2005). Sedangkan menurut amir dan hanafiah (1998) yang dimaksud
dengan kelalaian adalah sikap kurang hati-hati, yaitu tidak melakukan apa yang seseorang
dengan sikap hati-hati melakukannya dengan wajar, atau sebaliknya melakukan apa yang
seseorang dengan sikap hati-hati tidak akan melakukannya dalam situasi tersebut.

Negligence, dapat berupa Omission (kelalaian untuk melakukan sesuatu yang seharusnya
dilakukan) atau Commission (melakukan sesuatu secara tidak hati-hati). (Tonia, 1994). Dapat
disimpulkan bahwa kelalaian adalah melakukan sesuatu yang harusnya dilakukan pada tingkatan
keilmuannya tetapi tidak dilakukan atau melakukan tindakan dibawah standar yang telah
ditentukan. Kelalaian praktek keperawatan adalah seorang perawat tidak mempergunakan tingkat
ketrampilan dan ilmu pengetahuan keperawatan yang lazim dipergunakan dalam merawat pasien
atau orang yang terluka menurut ukuran dilingkungan yang sama.

a) Jenis-jenis kelalaian

Bentuk-bentuk dari kelalaian menurut sampurno (2005), sebagai berikut:

1. Malfeasance : yaitu melakukan tindakan yang menlanggar hukum atau tidak


tepat/layak, misal: melakukan tindakan keperawatan tanpa indikasi yang memadai/tepat.

2. Misfeasance : yaitu melakukan pilihan tindakan keperawatan yang tepat tetapi


dilaksanakan dengan tidak tepat. Misal: melakukan tindakan keperawatan dengan
menyalahi prosedur.

3. Nonfeasance : Adalah tidak melakukan tindakan keperawatan yang merupakan


kewajibannya. Misal: Pasien seharusnya dipasang pengaman tempat tidur tapi tidak
dilakukan.

Sampurno (2005), menyampaikan bahwa suatu perbuatan atau sikap tenaga kesehatan dianggap
lalai, bila memenuhi empat (4) unsur, yaitu:

a) Duty atau kewajiban tenaga kesehatan untuk melakukan tindakan atau untuk tidak
melakukan tindakan tertentu terhadap pasien tertentu pada situasi dan kondisi tertentu.

b) Dereliction of the duty atau penyimpanagan kewajiban

c) Damage atau kerugian, yaitu segala sesuatu yang dirasakan oleh pasien sebagai
kerugian akibat dari layanan kesehatan yang diberikan oleh pemberi pelayanan.

d) Direct cause relationship atau hubungan sebab akibat yang nyata, dalam hal ini harus
terdapat hubungan sebab akibat antara penyimpangan kewajiban dengan kerugian yang
setidaknya menurunkan “Proximate cause”.

b) Dasar Hukum Perundang-Undangan Praktek Keperawatan

Beberapa perundang-undangan yang melindungi bagi pelaku dan penerima praktek keperawatan
yang ada di Indonesia, adalah sebagai berikut:
1) Undang – undang No.23 tahun 1992 tentang kesehatan, bagian kesembilan pasal 32
(penyembuhan penyakit dan pemulihan)
2) Undang – undang No.8 tahun 1999 tentang perlindungan konsumen.
3) Peraturan menteri kesehatan No.159b/Men.Kes/II/1998 tentang Rumah Sakit.
4) Peraturan Menkes No.660/MenKes/SK/IX/1987 yang dilengkapi surat ederan Direktur
Jendral Pelayanan Medik No.105/Yan.Med/RS.Umdik/Raw/I/88 tentang penerapan
standard praktek keperawatan bagi perawat kesehatan di Rumah Sakit..
5) Kepmenkes No.647/SK/IV/2000 tentang registrasi dan praktik perawat dan direvisi
dengan SK Kepmenkes No.1239/Menkes/SK/XI/2001 tentang registrasi dan praktik
perawat.
6) Perlindungan hukum baik bagi pelaku dan penerima praktek keperawatan memiliki
akontabilitas terhadap keputusan dan tindakannya. Dalam menjalankan tugas sehari-hari
tidak menutup kemungkinan perawat berbuat kesalahan baik sengaja maupun tidak
sengaja. Oleh karena itu dalam menjalankan prakteknya secara hukum perawat harus
memperhatikan baik aspek moral atau etik keperawatan dan juga aspek hukum yang
berlaku di Indonesia. Fry (1990) menyatakan bahwa akuntabilitas mengandung dua
komponen utama, yakni tanggung jawab dan tanggung gugat. Hal ini berarti tindakan
yang dilakukan perawat dilihat dari praktik keperawatan, kode etik dan undang-undang
dapat dibenarkan atau absah (Priharjo, 1995.

c) Tanggung Jawab Profesi Perawat

Perawat adalah salah satu pekerjaan yang memiliki ciri atau sifat yang sesuai dengan ciri-ciri
profesi. Saat ini Indonesia sudah memiliki pendidikan profesi keperawatan yang sesuai dengan
undang-undang sisdiknas, yaitu pendidikan keprofesian yang diberikan pada orang yang telah
memiliki jenjang S1 di bidang keperawatan, bahkan sudah ada pendidikan spesialis keperawatan.
Organisasi profesi keperawatan telah memiliki standar profesi walaupun secara luas sosialisasi
masih berjalan lamban. Karena Tanggung jawab dapat dipandang dalam suatu kerangka sistem
hirarki, dimulai dati tingkat individu, tingkat institusi/profesional dan tingkat sosial
(Kozier,1991)
Profesi perawat telah juga memiliki aturan tentang kewenangan profesi, yang memiliki dua
aspek, yaitu kewenangan material dan kewenangan formil. Kewenagan material diperoleh sejak
seseorang memperoleh kompetensi dan kemudian ter-registrasi, yang disebut sebagai Surat ijin
perawat (SIP) dalam kepmenkes 1239. sedangkan kewenangan formil adalah ijin yang
memberikan kewenangan kepada perawat (penerimanya) untuk melakukan praktek profesi
perawat, yaitu Surat Ijin Kerja (SIK) bila bekerja didalam suatu institusi dan Surat Ijin Praktik
Perawat (SIPP) bila bekerja secara perorangan atau kelompok. (Kepmenkes 1239, 2001).

Kewenangan profesi haruslah berkaitan dengan kompetensi profesi, tidak boleh keluar dari
kompetensi profesi. Kewenangan perawat melakukan tindakan diluar kewenangan sebagaimana
disebutkan dalam pasal 20 Kepmenkes 1239 adalah bagian dari good samaritan law yang
memang diakui diseluruh dunia. Otonomi kerja perawat dimanifestasikan ke dalam adanya
organisasi profesi, etika profesi dan standar pelayanan profesi. Oragnisasi profesi atau
representatif dari masyrakat profesi harus mampu melaksanakan self-regulating, self-goverming
dan self-disciplining, dalam rangka memberikan jaminan kepada masyarakat bahwa perawat
berpraktek adalah perawat yang telah kmpeten dan memenuhi standar.

Etika profesi dibuat oleh organisasi profesi/masyrakat profesi, untuk mengatur sikap dan
tingkah laku para anggotanya, terutama berkaitan dengan moralitas. Etika profesi perawat
mendasarkan ketentuan-ketentuan didalamnya kepada etika umum dan sifat-sifat khusus
moralitas profesi perawat, seperti autonomy, beneficence, nonmalefience, justice, truth telling,
privacy, confidentiality, loyality, dan lalin-lain. Etika profesi bertujuan mempertahankan
keluhuran profesi umumnya dituliskan dalam bentuk kode etik dan pelaksanaannya diawasi oleh
sebuah majelis atau dewan kehormatan etik.

Sedangkan standar pelayanan Kepmenkes 1239 disebut sebagai standar profesi, dan diartikan
sebagai pedoman yang harus dipergunakan sebagai petunjuk dalam menjalanankan profesi secara
baik dan benar.

d) Beberapa Bentuk Kelalaian dalam Keperawatan

Pelayanan kesehatan saat ini menunjukkan kemajuan yang cepat, baik dari segi pengetahuan
maupun teknologi, termasuk bagaimana penatalaksanaan medis dan tindakan keperawatan yang
bervariasi. Sejalan dengan kemajuan tersebut kejadian malpraktik dan juga adanya kelalaian juga
terus meningkat sebagai akibat kompleksitas dari bentuk pelayanan kesehatan khususnya
keperawatan yang diberikan dengan standar keperawatan. (Craven & Hirnle, 2000).

Beberapa situasi yang berpotensial menimbulkan tindakan kelalaian dalam keperawatan


diantaranya yaitu :

1) Kesalahan pemberian obat: Bentuk kelalaian yang sering terjadi. Hal ini dikarenakan
begitu banyaknya jumlah obat yang beredar metode pemberian yang bervariasi. Kelalaian
yang sering terjadi, diantaranya kegagalan membaca label obat, kesalahan menghitung
dosis obat, obat diberikan kepada pasien yang tiak teoat, kesalahan mempersiapkan
konsentrasi, atau kesalahan rute pemberian. Beberapa kesalahan tersebut akan
menimbulkan akibat yang fatal, bahkan menimbulkan kematian.

2) Mengabaikan Keluhan Pasien: termasuk perawat dalam melalaikan dalan melakukan


observasi dan memberi tindakan secara tepat. Padahal dapat saja keluhan pasien menjadi
data yang dapat dipergunakan dalam menentukan masalah pasien dengan tepat (Kozier,
1991).

3) Kesalahan Mengidentifikasi Masalah Klien: Kemunungkinan terjadi pada situasi RS


yang cukup sibuk, sehingga kondisi pasien tidak dapat secara rinci diperhatikan. (Kozier,
1991).

4) Kelalaian di ruang operasi: Sering ditemukan kasus adanya benda atau alat kesehatan
yang tertinggal di tubuh pasien saat operasi. Kelalaian ini juga kelalaian perawat, dimana
peran perawat di kamar operasi harusnya mampu mengoservasi jalannya operasi,
kerjasama yang baik dan terkontrol dapat menghindarkan kelalaian ini.

5) Timbulnya Kasus Decubitus selama dalam perawatan: Kondisi ini muncul karena
kelalaian perawat, kondisi ini sering muncul karena asuhan keperawatan yang dijalankan
oleh perawat tidak dijalankan dengan baik dan juga pengetahuan perawat terdahap
asuhan keperawatan tidak optimal.

6) Kelalaian terhadap keamanan dan keselamatan Pasien: Contoh yang sering


ditemukan adalah kejadian pasien jatuh yang sesungguhnya dapat dicegah jika perawat
memperhatikan keamanan tempat tidur pasien. Beberapa rumah sakit memiliki aturan
tertentu mengenai penggunaan alat-alat untuk mencegah hal ini.

e) Dampak Kelalaian

Kelalaian yang dilakukan oleh perawat akan memberikan dampak yang luas, tidak saja kepada
pasien dan keluarganya, juga kepada pihak Rumah Sakit, Individu perawat pelaku kelalaian dan
terhadap profesi. Selain gugatan pidana, juga dapat berupa gugatan perdata dalam bentuk ganti
rugi. (Sampurna, 2005).

Bila dilihat dari segi etika praktek keperawatan, bahwa kelalaian merupakan bentuk dari
pelanggaran dasar moral praktek keperawatan baik bersifat pelanggaran autonomy, justice,
nonmalefence, dan lainnya. (Kozier, 1991) dan penyelesainnya dengan menggunakan dilema
etik. Sedangkan dari segi hukum pelanggaran ini dapat ditujukan bagi pelaku baik secara
individu dan profesi dan juga institusi penyelenggara pelayanan praktek keperawatan, dan bila
ini terjadi kelalaian dapat digolongan perbuatan pidana dan perdata (pasal 339, 360 dan 361
KUHP).

Tetapi bagaimanapun perawat harus dapat mempertanggung jawabkan semua bentuk


kelalaian sesuai aturan perundangan yang berlaku. Bagi pihak Rumah Sakit, harus juga
memberikan penjelasan apakah perawat yang dipekerjakan di Rumah Sakit tersebut telah
memenuhi syarat-syarat yang diperbolehkan oleh profesi untuk mempekerjakan perawat tersebut.
Apakah RS atau ruangan tempat Tn.T dirawat mempunyai standar (SOP) yang jelas. Dan harus
diperjelas bagaimana Hubungan perawat sebagai pemberi praktek asuhan keperawatan di dan
kedudukan RS terhadap perawat tersebut.

Bagi organisasi profesi juga harus diperhatikan beberapa hal yang memungkinkan
perawat melakukan kelalaian, organisasi apakah sudah mempunyai standar profesi yang jelas dan
telah diberlakukan bagi anggotannya, dan apakah profesi telah mempunyai aturan hukum yang
mengikat anggotannya sehingga dapat mempertanggung jawabkan tindakan praktek
keperawatannya dihadapan hukum, moral dan etik keperawatan.
Penyelesaian atau keadaan yang diharapkan pada kasus kelalaian/ kesalahan harus dilihat
sebagai suatu kasus profesional bukan sebagai kasus kriminal, berbeda dengan
perbuatan/kegiatan yang sengaja melakukan kelalaian sehingga menyebabkan orang lain menjadi
merugikan klien, cedera dll. Disini perawat dituntut untu lebih hati-hati, cermat dan tidak
cerobah dalam melakukan praktek keperawatannya. Sehingga pasien terhindar dari kelalaian.

Bagaimana mencegah adanya tuntutan malpraktik atau kesalahan kesalahan yang sering
terjadi dalam melakukan tindakan di rumah sakit (kelalaian) ?

Sangat perlu bagi seorang perawat berupaya melakukan sesuatu guna mencegah
terjadinya tuntutan malpraktik yaitu upaya mempertahankan standar pelayanan/asuhan yang
berkualitas tinggi. Hal ini dilakukan dalam pekerjaan sebagai perawat yaitu meningkatkan
kemampuan dalam praktik keperaweatan dan menciptakan iklim yang dapat mendorong
peningkatan praktik keperawatan., yaitu :

1. Kesadaran diri (self-awareness):

Yaitu mengidentifikasi dan memahami pada diri sendiri tentang kekuatan dan kelamahan
dalam praktik keperawatan. Bila terindentifikasi akan kelemahan yang dimiliki maka
berusahalah untuk mencari penyelesaiannya. Beberapa hal yang dapat dilakukan yaitu melalui
pendidikan, pengalaman langsung, atau berdiskusi dengan teman sekerja/kolega. Apabila
berhubungan seorang supervisor, sebaiknya bersikap terbuka akan kelemahannnya dan jangan
menerima tanggung jawab dimana perawat yang bersangkutan belum siap untuk itu. Jangan
menerima suatu jabatan atau pekerjaan kalau menurut kriteria yang ada tidak dapat dipenuhi.

2. Beradaptasi terhadap tugas yang diemban

Tenaga keperawatan yang diberika tugas pada suatu unit perawatan dimana dia merasa
kurang berpengalaman dalam merawat pasien yang ada di unit tersebut, maka sebaiknya perawat
perlu mengikuti program orientasi/program adaptasi di unit tersebut. Perawat perlu
berkonsultasio dengan perawat senior yang aa diunit tersebut.
3. Mengikuti kebijakan dan prosedur yang ditetapkan

Seorangmperawat dalam melaksanakan tugasnya harus sealu mempertimbangkan


kebijakan dan prosedur yang berlaku di unit tersebut. Ikuti kebijakan dan prosedur yang berlaku
secara cermat, misalnya kebijakan/prosedur yang berhubungan dengan pemberian obat pada
pasien.

4. Mengevaluasi kebijakan dan prosedur yang berlaku

Ilmu pengetahuan dan tehnologi keperawatan bersifat dinamis artinya berkembang secara
terus menerus. Dalam perkembangannya, kemungkinan kebijakan dan prosedur yang ada
diperlukan guna menyesuaikan dengan perkembangan yang terjadi. Oleh krena itu itu ada
kebutuhan untuk menyeuaikan kebijakan dan proseudr atau protokol tertentu. Untuk itu
merupakan tanggung jawab perawat profesional bekerja guna mempertahankan mutu pelayanan
sesuai dengan tuntutan perkembangan.

D. Kesimpulan

Kelalaian tidak sama dengan malpraktek, tetapi kelalaian termasuk dalam arti malpraktik,
artinya bahwa dalam malpraktek tidak selalu ada unsur kelalaian. Dapat dikatakan bahwa
kelalaian adalah melakukan sesuatu yang harusnya dilakukan pada tingkatan keilmuannya tetapi
tidak dilakukan atau melakukan tindakan dibawah standar yang telah ditentukan.

Kelalaian praktek keperawatan adalah seorang perawat tidak mempergunakan tingkat


ketrampilan dan ilmu pengetahuan keperawatan yang lazim dipergunakan dalam merawat pasien
atau orang yang terluka menurut ukuran dilingkungan yang sama. Kelalaian atau kesalahan
merupakan bentuk pelanggaran yang dapat dikategorikan dalam pelanggaran etik dan juga dapat
digolongan dalam pelanggaran hukum, yang jeas harus dilihat dahulu proses terjadinya kelalaian
tersebut bukan pada hasil akhir kenapa timbulnya kelalaian. Harus dilakukan penilaian terleih
dahulu atas sikap dan tindakan yang dilakukan atau yang tidak dilakukan oleh tenaga
keperawatan dengan standar yang berlaku.
Sebagai bentuk tanggung jawab dalam praktek keperawatan maka perawat sebelum
melakukan praktek keperawatan harus mempunyai kompetensi baik keilmuan dan ketrampilan
yang telah diatur dalam profesi keperawatan, dan legalitas perawat Indonesia dalam melakukan
praktek keperawatan telah diatur oleh perundang-undangan tentang registrasi dan praktek
keperawatan disamping mengikuti beberapa peraturan perundangan yang berlaku.

Penyelesaian atau keadaan yang diharapkan pada kasus kelalaian/ kesalahan harus dilihat
sebagai suatu kasus profesional bukan sebagai kasus kriminal, berbeda dengan
perbuatan/kegiatan yang sengaja melakukan kelalaian sehingga menyebabkan orang lain menjadi
cedera dll. Disini perawat dituntut untu lebih hati-hati, cermat dan tidak cerobah dalam
melakukan praktek keperawatannya. Sehingga pasien terhindar dari kelalaian.

Daftar Pustaka

Makalah Kesehatan : KESALAHAN KESALAHAN YANG SERING TERJADI DALAM MELAKUKAN TINDAKAN DI
RUMAH SAKIT (KELALAIAN) | Blog Kesehatan (asmanurs3.blogspot.com)

Anda mungkin juga menyukai