ISSN 1978-6743
Vol 13, Nomer 1, Februari 2020
Berisi tulisan yang diangkat dari hasil penelitian dan konseptual di bidang kesehatan. Terbit
pertama kali tahun 2012 dengan frekuensi dua kali pertahun.
Mitra Bestari:
Dr Ah. Yusuf, S. Kp., M.Kes (Universitas Airlangga)
Abdul Mukhid, S. Kep. Ns., M.Kep (Universitas Nahdlatul Ulama Surabaya) Dr.
Hilmi Yumni, S. Kp., M.Kep., Sp. Kep. Mat (Poltekkes Kemenkes Surabaya) Dr.
Pipit Festi Wiliyanarti, S.KM., M.Kep (Universitas Muhammadiyah Surabaya) Dr.
Kusnanto, S.Kep., M.Kes (Universitas Airlangga)
Ari Sulistyawati., S.Si.T., M.Kes (Stikes Madani Yogyakarta)
Leila Sylvia F. Bautista, (Universitas Filipina Utara) Tintin
Sukartini, (Universitas Airlangga Surabaya)
Joussie B. Bermio, (Universitas Filipina Utara)
Penyunting Pelaksana:
Nur Ainiyah, S. Kep. Ns., M.Kep (Universitas Nahdlatul Ulama Surabaya) Difran
Nobel Bistara, S. Kep. Ns., M.Kep (Universitas Nahdlatul Ulama Surabaya)
Andikawati Fitriasari, S. Kep. Ns., M.Kep (Universitas Nahdlatul Ulama Surabaya)
Uliyatul Laili, S.ST., M.Keb (Universitas Nahdlatul Ulama Surabaya)
Bernardo Oliber A. Arde, (University of Northern Philippines)
Adistha Eka Noveyani, (Universitas Jember)
Hastuti Usman, (Poltekes Palu) Susanti,
(STIKES Adi Husada Surabaya) Ulfa
Farrah Lisa, (Universitas Andalas)
Alamat Penyunting dan Pelaksana Tata Usaha: Lembaga Penelitian dan Pengabdian
Masyarakat Universitas Nahdlatul Ulma Surabaya. Kampus A Jl. Smea 57 Surabaya. Kampus
B Jl. Jemursari 51-57 Surabaya. Situs web:http://unusa.ac.id/home. Surel:
jhs2018@unusa.ac.id
Jurnal Ilmiah Kesehatan (Jurnal Ilmu Kesehatan)
ISSN 1978-6743
Vol 13, Nomer 1, Februari 2020
Obat Anti Hipertensi dan Disfungsi Seksual pada Saya (Noverio Tarukallo, 1-11
Haerani Rasyid) Universitas Hasanuddin Jl. Perintis Kemerdekaan KM.10,
Tamalanrea Indah, Kec. Tamalanrea, Kota Makassar, Sulawesi Selatan 90245.
Model Konservasi Levine dan Teori Gejala Tidak Menyenangkan Dalam Asuhan 12-25
Keperawatan Ibu Hamil Preeklamsia: Studi Kasus (Nurul Evi, Imami Nur
Rachmawati, Tri Budiarti) Universitas Brawijaya Jl. Veteran Malang,
Ketawanggede, Kec. Lowokwaru, Kota Malang, Jawa Timur 65145.
Aktivitas Anti Diabetes In Vitro Kulit Jeruk Nipis (Citrus amblycarpa (Hassk.) 26-33
Ochse) (Gempita Cahaya Aulia Tambunan, Aparna Dutt, Sayra Nadhifa, Firdha
Amelia, Ermi Girsang. Universitas Prima Indonesia. Jl. Sekip Jl. Sikambing
No.Simpang, Sei Putih Tim. I, Kec. Medan Petisah, Kota Medan, Sumatera Utara
20111J
Kesesuaian Pemeriksaan Jamur antara Pewarnaan Periodic Acid Schiff (PAS) dan 34-38
KOH pada Tepung Albus Ibu Hamil di RSUD Dr. Soetomo Surabaya (Shinta AP,
Arthur PK) Universitas Airlangga Jl Dr. Ir. Soekarno Mulyorejo Surabaya
Akses Media Dan Perilaku Seksual Pranikah Beresiko Infeksi Menular Seksual 39-48
(IMS) Pada Siswa SMA Di Kabupaten Malang (Rifzul Maulina, Zainal Alim)
Politeknik Kesehatan RS dr Soepraoen Kesdam V / Brawijay Jl. S. Supriadi
No.22, Sukun, Kec. Sukun, Kota Malang, Jawa Timur 65147
Pengaruh Meditasi Diiringi Musik Religi Terhadap Kualitas Tidur Pada Penderita 49-57
Hipertensi Di RW 2 Desa Gadung Driyorejo Gersik (Lono Wijayanti, Puji Astuti,
Rahayu Anggraini) UNUSA Jl Smea No 57 Surabaya
Hubungan ciri Individu (Jenis Kelamin Dan Usia) Dengan Perkembangan 58-65
Psikososial Mahasiswa Keperawatan Di Surabaya (Diyan Mutyah, Sukma Ayu
CK, Nisha Damayanti) Pemogokan Hang Tuah Surabaya, Sekolah Tinggi Ilmu
Kesehatan Hang Tuah Surabaya Jl Gadung No 1
Surabaya
Pengaruh Penyuluhan HIV / AIDS Terhadap Peningkatan Pengetahuan Dan Sikap 88-95
Siswa Siswi Sekolah (Adius Kusnan, Amirudin Eso, Asriati, La Ode Alifariki,
Ruslan) Universitas HaluoleoKampus Hijau Bumi Tridharma, Anduonohu, Kec.
Kambu, Kota Kendari, Sulawesi Tenggara 93232
Noverio Tarukallo
Universitas Hasanuddin
Haerani Rasyid
Universitas Hasanuddin, haeraniabdurasyid@yahoo.com
Abstrak
Salah satu faktor risiko yang berhubungan dengan kejadian disfungsi seksual pada pria
adalah obat anti hipertensi. Obat anti hipertensi yang memiliki efek menyebabkan
disfungsi seksual pada pria antara lain; diuretik, klonidin, dan penyekat β (kecuali
nebivolol), namun ada beberapa obat anti hipertensi yang memiliki efek netral, bahkan
memiliki efek positif yang dalam hal ini dapat meningkatkan fungsi seksual pada pria.
Obat anti hipertensi yang memiliki efek netral pada fungsi seksual pria meliputi; Calcium
Channel Blockers (CCBs) dan Angiotensin Converting Enzyme Inhibitors (ACE-
Inhibitors) dan yang mempunyai efek meningkatkan fungsi seksual pada pria meliputi;
Angiotensin Receptor Blocker (ARBs) dan β-blocker yaitu nebivolol. Penggunaan obat
anti hipertensi dapat mempengaruhi fungsi seksual pada pria melalui mekanisme yang
berbeda. Obat antihipertensi seperti diuretik, penyekat β, dan klonidin dapat
menyebabkan disfungsi seksual pada pria melalui mekanisme perubahan aliran simpatis,
efek kontraksi otot polos korporal, dan melalui pengaruh kadar hormon androgen. ARB
dan Nebivolol dapat meningkatkan fungsi seksual melalui mekanisme penghambatan
pada Angiotensin II dan meningkatkan ketersediaan hayati Nitric Oxide (NO).
Kata kunci: obat anti hipertensi, disfungsi seksual, pria
terapi hipertensi itu sendiri berkontribusi meliputi 2 proses yaitu; terjadinya dilatasi
terhadap terjadinya disfungsi seksual. arteriol dan terjadinya peningkatan aliran
[4,6]
Angka kejadian DE pada pasien yang darah ke jaringan dan pembuluh darah
memakai obat anti hipertensi adalah 14%. penis, dimana sistem persarafan yang
[2] berperan adalah sistem persarafan otonom
Salah satu penyebab ketidakpatuhan
penggunaan obat anti hipertensi adalah dan persarafan somatik.
[2,24]
karena efek samping yang meningkatkan
kejadian tersebut
disfungsi seksual.Penggunaan anti-
sistem. Mekanisme ereksinya adalah
obat hipertensi dapat mempengaruhi setiap
jenis kelamin
berfungsi dengan mekanisme yang juga dipengaruhi oleh hormon androgen
yaitu hormon steroid yang berperan dalam
berbeda.[4]Telah terbukti bahwa beberapa
mengontrol dan mempertahankan ereksi
anti-
[25]
obat hipertensi memiliki efek
menyebabkan disfungsi seksual seperti dengan peningkatan fungsi seksual pada
5. Mekanisme
Seluler
Terdapat 2 jenis sel kavernosa
yang memiliki peran penting dalam
fungsi ereksi, yaitu sel otot polos dan sel
endotel. Diketahui bahwa terdapat
beberapa kondisi yang dapat
menyebabkan terjadinya disfungsi
endotel antara lain; aterosklerosis,
hipertensi, hiperkolesterolemia, diabetes
mellitus dan merokok.[3] Pada kondisi
disfungsi endotel terjadi penurunan
proses relaksasi otot polos yang
bergantung pada endotel yang
disebabkan oleh hilangnya dan
peningkatan destruksi NO.[1,3,20]
6. Mekanisme
Iatrogenik
Sejumlah besar obat dapat
mengganggu fungsi seksual, yang di
antaranya mengganggu fungsi ereksi,
fungsi ejakulasi, dan libido.[20] Beberapa
obat seperti; kelompok anti-androgen,
ketokonazol dan progestin, diketahui
mengubah sumbu hipotalamus-hipofisis-
testis dan menyebabkan gangguan pada
produksi dan kerja hormon testosteron.
Obat benzodiazepine memiliki efek
sedatif yang akan menyebabkan
mekanisme aktivasi reseptor 5-HT2 yang penyelewengan fungsi. Ferrario dkk.
akan menghambat transmisi noradrenergik (2002) melaporkan bahwa ARB, yaitu
dan dopaminergik serta menyebabkan Losartan dan Valsartan, melaporkan
disfungsi seksual melalui disregulasi Aksis penurunan kejadian disfungsi ereksi pada
hipotalamus-hipofisis-adrenal (HPA). pria dengan hipertensi dan secara konsisten
Neurotransmisi dopaminergik berperan meningkatkan fungsi ereksi. ARB memiliki
dalam fungsi seksual laki-laki melalui efek positif pada fungsi ereksi melalui
peran proses ereksi, dimana dopamin penghambatan Angiotensin II.[14] Penelitian
berperan dalam mengatur peningkatan menunjukkan bahwa ARB anti hipertensi
[2]
sintetik NO. meningkatkan fungsi endotel di jaringan
kavernosum,[10,14,15] Hal ini didasarkan pada
HUBUNGAN OBAT ANTI
peran angiotensin II yang diketahui
HIPERTENSIF DAN DISFUNGSI
menginduksi kontraksi otot polos korpus
SEKSUAL PADA PRIA
kavernosum penis dan menyebabkan
Obat antihipertensi seperti diuretik,
disfungsi endotel melalui aktivasi dan
penyekat β kecuali nebivolol, dan klonidin
peningkatan spesi oksigen reaktif melalui
diketahui menyebabkan disfungsi ereksi
ikatan reseptor AT I, sehingga terjadi
dengan mengubah aliran simpatis,
penurunan sintesis NO, ROS juga akan
memengaruhi kontraksi otot polos kopral,
bereaksi dengan NO dan membentuk
dan memengaruhi kadar hormon androgen.
ONOO-, sehingga terjadi penurunan
[14]
Beberapa obat anti hipertensi lain seperti
efektivitas NO.[7,14]
ARB, ACE-inhibitor, dan Calcium Channel
2. Penghambat
Blocker dapat meningkatkan fungsi seksual ACE
melalui mekanisme penghambatan pada Beberapa penelitian mengatakan
Angiotensin II dan meningkatkan bahwa ACE inhibitor tidak menyebabkan
bioavailabilitas NO.[10,12,14] disfungsi seksual dan bahkan dapat
1. Penghambat Reseptor meningkatkan fungsi seksual pada pria.
Angiotensin [10,12]
Hubungan antara penggunaan obat
Beberapa penelitian menyebutkan
penghambat ACE dengan tidak adanya
bahwa ARB dapat meningkatkan fungsi
komplikasi disfungsi seksual telah
seksual pada pria.[4,7,9,15] Berdasarkan
dibuktikan dalam beberapa penelitian. [5]
penelitian yang dilakukan oleh Manolis et
Salah satu penjelasan yang dapat
al (2012) dikatakan bahwa mengganti obat
menjelaskan keadaan ini adalah bahwa
anti hipertensi dengan golongan ARB
ACE inhibitor akan menghambat ACE,
dapat mengembalikan keadaan ereksi yang
mengakibatkan penurunan kadar
terjadi.
angiotensin II sehingga berperan
angiotensin II dalam sistem renin-aldosteron
yang diinduksi
Proses remodeling vaskuler akan terhambat dan propranolol telah dikaitkan dengan
dan juga akan meningkatkan respon ereksi. peningkatan insiden disfungsi seksual. [4]
[5,16]
Croog dkk. (1986) menemukan bahwa Pemberian β-blocker menyebabkan
penggunaan kaptopril berpengaruh pada penurunan kadar testosteron plasma dan
peningkatan fungsi seksual pada pria, hal Luteinizing hormone yang signifikan yang
ini juga didukung oleh penelitian yang menyebabkan penurunan libido, hal ini
dilakukan oleh Di Bianco et al. (1991), mengindikasikan bahwa β-blocker dapat
yang menyatakan bahwa 40- menyebabkan disfungsi seksual melalui
80% pasien pria yang diobati dengan ACE- pengaruh langsung pada produksi hormon
inhibitor mengalami peningkatan fungsi seks.[1,14,15] β-blocker juga telah dilaporkan
seksual. Penghambat ACE juga dapat menyebabkan disfungsi ereksi dengan
meningkatkan fungsi ereksi pada pria mempotensiasi mekanisme yang dimediasi
dengan hipertensi dengan meningkatkan oleh alfa-1 adreno-reseptor dalam
kadar bradikinin yang memiliki efek menginduksi kontraksi otot polos penis
mendorong relaksasi otot polos korpus kopral.[5,7,14] Berbeda dengan kelompok
kavernosum. penyekat β lainnya, kelompok penyekat β
3. Clonidine selektif β-1 yaitu Nebivolol dapat
Obat anti hipertensi agonis α2- meningkatkan fungsi seksual dan
adrenergik yaitu Clonidine, dilaporkan memperbaiki keadaan disfungsi seksual
[2,8,13,14]
menyebabkan DE. Dong Wang et al sebelumnya pada penderita hipertensi pria
(2015) melaporkan bahwa penggunaan dengan cara meningkatkan fungsi endotel,
clonidine selain menyebabkan DE bahkan meningkatkan ketersediaan hayati NO,
dapat menurunkan tingkat konsepsi.[16] memiliki antioksidan efeknya, menghambat
Penggunaan Clonidine dapat menyebabkan proliferasi sel otot polos di pembuluh darah
DE melalui mekanisme yang mengurangi dan meningkatkan ekspresi eNOS.
[4,6,10,15,26,27,29]
aliran simpatis dan menyebabkan kontraksi
5. Pemblokir Saluran
otot polos kopral.[14] Kalsium
4. β-Blocker Calcium channel blocker (CCBs)
Disfungsi ereksi adalah efek samping dari beberapa penelitian terbukti tidak
yang umum akibat penggunaan β-blocker. menyebabkan disfungsi seksual dan
[3,5,7,7,15]
Dalam survei internasional yang bahkan memiliki efek positif pada fungsi
dilakukan, ditemukan bahwa 20% pria seksual.[6,10,12] Beberapa penelitian
yang memakai β-blocker mengalami melaporkan bahwa obat anti hipertensi
disfungsi ereksi.[10] Penggunaan β-blocker CCB dapat meningkatkan fungsi endotel.
yaitu atenolol, metoprolol, carvedilol,
Penghambat saluran kalsium bekerja
pada saluran kalsium tipe-T
pada sel endotel mikrovaskuler dan yang disebabkan oleh efek sekunder
menginduksi pembentukan NO melalui spironolakton sebagai anti androgen yang
aktivasi enzim oksida nitrat sintase. menghambat perifer.
Kelompok CCBs juga dalam beberapa
penelitian telah dilaporkan memiliki efek
anti aterosklerotik, Matsubara et al (2008)
melaporkan bahwa penggunaan CCBs
dapat menyebabkan penekanan molekul
adhesi sel vaskuler (VCAM) -1, molekul
adhesi sel intraseluler-1 (ICAM -1). Roth
et al melaporkan bahwa penggunaan
kelompok CCBs yaitu, amlodipine,
verapamil dan diltiazem secara signifikan
mengurangi deposisi kolagen yang
bergantung pada faktor pertumbuhan
trombosit dalam matriks ekstraseluler yang
dihasilkan oleh sel otot polos dari
pembuluh darah dan sel fibroblast.
6. Diuretik
Kelompok diuretik memiliki efek
samping yang dapat menyebabkan
disfungsi seksual.[9,10,12] Disfungsi ereksi
adalah efek samping yang umum, baik
sebagai terapi tunggal atau kombinasi di
mana diuretik adalah terapi tambahan. [13]
Dari penelitian yang dilakukan oleh Rastogi
et al. (2007), dilaporkan bahwa 40-
60% pasien yang memakai diuretik tiazid
mengalami penurunan fungsi seksual.
Penggunaan thiazide dapat menyebabkan
terganggunya sekresi dari Luteinizing
Hormone dan Testosterone, serta
menyebabkan defisiensi Zinc. Penggunaan
terapi diuretik, spironolakton dapat
menyebabkan DE dan penurunan libido
reseptor androgen dan menghambat
pengikatan dihidrotestosteron.[2,5]
KESIMPULAN
Ada hubungan antara terapi antihipertensi
dengan kejadian disfungsi seksual pada pria
hipertensi. Ereksi terjadi akibat aktivasi
persarafan parasimpatis dan rangsangan saraf
somatik yang akan merangsang peningkatan
produksi dan aktivitas NO yang akan
menyebabkan relaksasi otot polos korpus
kavernosum dan pembuluh darah
kavernosum, peningkatan aliran masuk
arteri, relaksasi sinusoid, dan restriksi darah
pasif melalui aktivasi PKG. Keadaan penis
yang lembek disebabkan oleh peningkatan
kadar angiotensin II dan peningkatan ROS,
dimana kedua kondisi tersebut akan
menyebabkan kontraksi otot polos.
Patogenesis disfungsi seksual
diklasifikasikan dalam beberapa mekanisme,
yaitu: mekanisme psikogenik, neurogenik,
hormonal, vaskulogenik, seluler, dan
iatrogenik. Diuretik, klonidin dan penyekat β
kecuali nebivolol dapat menyebabkan
disfungsi seksual pada penderita hipertensi,
masing-masing dengan mekanisme yang
berbeda. ARB, ACE inhibitor, Calcium
Channel Blocker, dan nebivolol tidak
menyebabkan disfungsi seksual dan bahkan
memiliki efek positif pada hubungan seksual.
fungsi pada pria dengan hipertensi, Med. 2010; 5 (14): 1018-29. DOI:
masing-masing dengan mekanisme yang 10.1111 / j.1582-
4934.2010.01056.x
berbeda. 9. Ekman E, Haag S, Sundstrom S, dkk.
Obat Antihipertensi dan Disfungsi
REFERENSI Ereksi seperti yang terlihat pada
Laporan Spontan, Dengan Fokus pada
1. Hatzimouratidis K, Eardley I, Giuliano Penghambat Reseptor Angiotensin II
F, dkk. Pedoman Disfungsi Seksual Tipe I.DrugHealthcPatient Saf.
Pria: Disfungsi Ereksi dan Ejakulasi 2010; 2: 21-5.
Dini. EAU. 2015: p2-10. DOI: 10. Conaglen HM, Conaglen JV. Disfungsi
10.1016 / j.eururo.2010.02.020. Seksual Akibat Obat pada Pria dan
2. Kandeel FR, Koussa KT, Swerdloff. Wanita. Aust Prescr. 2013; 36: 42-
Fungsi Seksual Pria dan Gangguannya: 5. DOI: 10.18773 /
Fisiologi, Patofisiologi, Pemeriksaan austprescr.2013.021
Klinis, dan Pengobatan. Endocr Rev. 11. Dean RC, lue TF. Fisiologi Ereksi
2001; 22 (3): 342-88. DOI: Penis dan Patofisiologi Disfungsi
10.1210 / edrv.22.3.0430 Ereksi. Urol Clin Utara Am. 2005; 32
3. Chiesa AD, Ptiffner D, Meier B, dkk. (4): 379-385. DOI:
Aktivitas Seksual pada Pria Hipertensi. 10.1016 /
JHum Hypertens. 2003; 17: 515- j.ucl.2005.08.007
21. DOI:10.1038 / sj.jhh.1001580 12. Vlachopoulos C, Jackson G, Stefanadis
4. Manolis A, Pengobatan Doumas M. Cet al. Disfungsi Erektil pada Pasien
Antihipertensi dan Disfungsi Seksual. Kardiovaskular. EurHeart J.2013; 34:
CurrHypertens Rep. 2012; 14: 285-92. 2034-46. DOI:
DOI: 10.1093 / eurheartj /
10.1007 / s11906-012-0276-5 eht112
5. Spatz ES. Aktivitas dan Fungsi Seksual 13. Ryu JK, Cho KS, Kam SC dkk.
di antara Pria dan Wanita Tua dan Pedoman Masyarakat Korea untuk
Menengah dengan Hipertensi. J Pengobatan dan Andrologi Seksual
Hypertens. 2013; 31 (6): 1-11. DOI: (KSSMA) tentang Disfungsi Ereksi.
10.1097 / HJH.0b013e32835fdefa Kesehatan Pria Dunia J. 2013; 31 (2):
6. Javaroni V, Neves MF. Disfungsi 83-102. DOI:
Erektil dan Hipertensi: Dampak di 10.5534 /
Risiko dan Pengobatan wjmh.2013.31.2.83
Kardiovaskular. Int J Hypertens. 2012: 14. La Torre A, Glupponi G, Duffy D dkk.
hal; 1- Disfungsi Seksual Terkait Narkoba:
11. DOI: 10.1155 / 2012/627278 Sebuah Tinjauan Kritis.
7. Yang L, Yu J, Ma R, Lin X, dkk. Farmakopsikiatri. 2015; 48: 1-6.
Pengaruh Pengobatan Antihipertensi DOI: 10.1055 / s-0034-
Gabungan (Felodipine dengan Baik 1395515
Irbesartan atau Metoprolol) pada 15. Nunes KP, Labazi H, Webb RC.
Fungsi Ereksi: Percobaan Terkendali Wawasan Baru tentang Ereksi Terkait
Acak. Cardiol J. 2013; 125: 235-41. Hipertensi
DOI: Disfungsi.CurrOpinNephrol
10.1159 / 000350955 Hypertens. 2012; 21 (2): 163-170.
8. Schiffrin EL. Terapi Peredaran Darah: DOI:
Penggunaan Agen Antihipertensi dan 10.1097 /
Pengaruhnya terhadap Pembuluh MNH.0b013e32835021bd
Darah. JCell Mol 16. Wang D, Wang W, Liu AJ dkk.
Pengobatan Jangka Panjang Clonidine,
Atenolol, Amlodipine dan
Hydrochlorothiazide, tetapi Bukan
Enalapril, Gangguan Fungsi Seksual
pada Tikus Hipertensi Spontan Pria.
Plos One. 2015; 3: 1-13. DOI:
10.1371 /
journal.pone.0116155
17. Nunes KP, Webb RC. Mekanisme
masuk
Fungsi dan Disfungsi Ereksi: An
Gambaran Umum, Disfungsi Ereksi - Kelainan saraf. Asia
Mekanisme Terkait Penyakit dan JAndrol. 2012; 14: 61-8. DOI:
Wawasan Baru tentang Terapi. Di 10.1038 / aja. 2011.70
Techopen. 2012; 3: 1-21. 24. Stan AM. Fisiologi Fungsi Seksual
18. Ferrario CM, Levy P. Disfungsi Pria. Ann Intern Med. 1980; 92: 329-
Seksual pada Pasien dengan 331.
Hipertensi: Implikasi untuk Terapi.J 25. Miller WL. Biologi Molekuler,
ClinHypertens. 2002; 6 (4): 424-432. Biokimia, dan Fisiologi
19. Salman M, Shehzadi N, Khan MT dkk. Steroidogenesis Manusia dan
Disfungsi Ereksi: prevalensi, faktor Gangguannya. Endocr Rev. 2011; 32
risiko dan keterlibatan intervensi obat (1): 81-
antihipertensi.TropJPharmRes. 2016; 151. DOI: 10.1210 / er. 2010-0013
15 (4): 869-76. DOI: 26. Weiss R. Nebivolol: Beta-Blocker Baru
10.4314 /
dengan Vasodilatasi yang Diinduksi
tjpr.v15i4.29
Nitric Oxide. Manajemen Risiko
20. Eardley I. Patofisiologi Disfungsi
Kesehatan Vasc. 2006; 2 (3): 303-8.
Ereksi. Br J Diabetes Vasc Dis. 2002;
27. Basile JN. Peran Vasodilatasi β-blocker
4 (2): 272-76. DOI:
dalam Mengontrol Hipertensi sebagai
10.1177 /
Cara Mengurangi Risiko
14746514020020040701
Kardiovaskular dan Stroke. American
21. Traish AM, Galoosian A. Androgen
J Med. 2010; 7 (123): S9-S15.
Memodulasi Fungsi Endotel dan Sel
DOI:10.1016 / j.amjmed. 2010.04.013
Progenitor Endotel dalam Fisiologi
28. Fraga Silva RA, Montecucco F, Mach F
Ereksi. Korea J Urol. 2013; 54: 721-
dkk. Patofisiologi Peran Sistem Renin-
31. DOI:
Angiotensin terhadap Disfungsi Ereksi.
10.4111 /
Eur J Clin Invest. 2013; 7: 1-9. DOI:
kju.2013.54.11.721
10.1111 / eci. 12117
22. Disfungsi Seksual Antwerpen J.
Neurogenik. 2nd Pertemuan Int Neuro- 29. Maffei A, Lembo G. Mekanisme oksida
Urologi. 2013; 2: 1-4. nitrat Nebivolol. Ther Adv Cardiovasc
23. Fode M, Brackett NL, Ohl DA dkk. Dis. 2009; 3 (4): 317-327.
Dan Disfungsi Seksual Pria DOI:10.1177 / 1753944709104496
Terkait dengan kesuburan
DAFTAR TABEL
Tabel 1. Faktor penyebab disfungsi seksual psikogenik. 20
Faktor Masalah pendidikan (misalnya pendidikan
predisposisi seksual yang buruk) Masalah budaya
(misalnya pendidikan terbatas Pengalaman
Seksual Traumatis
Mengendapk Masalah gaya hidup (misalnya perkawinan,
an tekanan keuangan) Gangguan organik
Faktor Perselingkuhan di luar
nikah Harapan yang tidak
masuk akal Depresi dan
kecemasan
Faktor Kehilangan Pasangan (misalnya "sindrom duda")
pemeliharaa Kecemasan Terkait Kinerja
n Daya tarik berkurang untuk pasangan
Masalah pendidikan (misalnya pendidikan
seksual yang buruk) Takut pada Keintiman
Tabel 2. Penyakit yang dapat menyebabkan disfungsi seksual neurogenik. 20
Penyakit sistem Multiple Sclerosis
saraf pusat Spinal Cord Injury
Depression
Penyakit Parkinson
Penyakit pada Penyakit serebrovaskular
sistem saraf Kompresi Cauda Equina
tepi Diskus intervertebralis
prolaps
Neuropati perifer (misalnya diabetes, alkohol)
Cedera bedah pada Saraf Panggul
DAFTAR GAMBAR
1. Gambar 1. Anatomi Genital Pria.2
2. Gambar 2. Mekanisme Ereksi Penis.11
3. Gambar 3. Mekanisme Lembek Pada Penis.17
4. Gambar 4. Peran Hormon Androgen dalam Mengatur Fungsi Endotel.21
5. Gambar 5. Mekanisme disfungsi seksual akibat disfungsi endotel.3
6. Gambar6. Mekanisme ARB dalam Meningkatkan Fungsi Seksual pada Pria18
Model Konservasi Levine dan Teori Gejala yang Tidak
Menyenangkan
dalam Asuhan Keperawatan Wanita Hamil dengan Preeklamsia:
Studi Kasus
Nurul Evi
Universitas Brawijaya, nurul.evi@ub.ac.id
Tri Budiarti
Universitas Indonesia
Abstrak
Preeklamsia adalah komplikasi multisistem yang terjadi setelah 20 minggu kehamilan
dan dapat menyebabkan morbiditas dan mortalitas ibu dan janin. Preeklamsia adalah
penyebab utamanya
kematian ibu di banyak negara. Tujuan dari studi kasus ini untuk menunjukkan bahwa
model konservasi Levine dan teori gejala tidak menyenangkan dapat diterapkan pada
ibu hamil dengan preeklamsia. Studi kasus dengan penerapan teori Levine's
Conservation dan gejala tidak menyenangkan pada proses keperawatan 5 ibu hamil
dengan preeklamsia berat. Penelitian ini dilakukan pada bulan November 2015 hingga
April 2016 di ruang perawatan nifas di dua rumah sakit yang berbeda yaitu Rumah Sakit
Daerah Bekasi (RSUD Bekasi) dan Rumah Sakit Umum Daerah Cipto Mangunkusumo
Jakarta (RSCM). Data diperoleh melalui asesmen, rekam medis serta sebagai perawatan
dan observasi pasien. Teori konservasi Levine memungkinkan individu untuk
beradaptasi untuk mempertahankan integritas mereka dengan konservasi sebagai hasil
akhir. Kesimpulannya, fokus utama konservasi adalah keseimbangan antara penawaran
dan permintaan energi, guna menjaga seluruh aspek keutuhan individu. Sedangkan teori
gejala tidak nyaman diterapkan dalam mereduksi gejala ketidaknyamanan dengan
meningkatkan pemahaman rangkaian gejala ketidaknyamanan dari berbagai konteks dan
memberikan informasi yang berguna serta mengajarkan tentang efek negatifnya.
Kata kunci: Preeklamsia, model konservasi Levine, Teori gejala tidak
menyenangkan
METO
DE
Penelitian ini merupakan penelitian
studi kasus dengan mengkaji lima
kasus. Penelitian ini dilakukan pada
November 2015 hingga April
Tahun 2016 di ruang perawatan nifas di
dua rumah sakit yang berbeda yaitu
Rumah Sakit Daerah Bekasi (RSUD
Bekasi) dan Rumah Sakit Umum
Daerah Cipto Mangunkusumo Jakarta
(RSCM). Sampel penelitian ini adalah
ibu hamil dengan preeklamsia berat.
Data diperoleh melalui asesmen, rekam
medis serta perawatan dan observasi
pasien.
HASI
L
Kasus yang diteliti adalah ibu hamil
dengan preeklamsia berat berusia ≥ 35
tahun di dua rumah sakit yang berbeda,
dua kasus diambil dari RSUD
Kabupaten Bekasi karesidenan satu,
dan tiga kasus diambil di RSUPN Dr
Cipto Mangunkusumo Jakarta. Tabel 1
berikut menggambarkan lima kasus ibu
hamil dengan preeklamsia berat.
DISKUSI
Penilaian terhadap lima kasus ibu hamil
dengan preeklamsia menunjukkan bahwa
semua kasus memiliki gejala yang sama
yaitu peningkatan tekanan darah pada usia
kehamilan di atas 20 minggu, masalah
protein urin, dan sakit kepala dengan atau
tanpa nyeri hati / epigastrium.
Hasil lima kasus ini sesuai dengan
teori tentang pengertian dan tanda-tanda
preeklamsia, yang dikemukakan oleh
beberapa ahli yang berpendapat bahwa
kehamilan dengan proteinuria, bersama hati dalam serum. Trombositopenia juga
dengan satu atau lebih gejala penyerta merupakan tanda perburukan preeklamsia
yang muncul setelah 20 minggu (Cunningham, 2010). Ini mungkin karena
kehamilan (Magee et al, 2015;
McCarthy & Kenny, 2015).
Dulu diagnosis preeklamsia
dengan menggunakan tiga tanda atau
triad preeklamsia, tapi sekarang sudah
tidak berlaku lagi. Pada tahun 2008
American College of Obstetricians and
Gynecologists (ACOG) menyatakan
bahwa tidak diperlukan gejala yang
lengkap, cukup satu atau lebih gejala,
terutama hipertensi, karena hipertensi
merupakan gejala preeklamsia yang
sangat penting (Lowdermilk, Perry &
Cashion, 2013).
Gejala hipertensi tampaknya
menjadi tanda awal yang muncul dalam
proses terjadinya preeklamsia. Edema
tidak lagi digunakan sebagai kriteria
diagnostik karena juga banyak
ditemukan pada kehamilan normal.
Sedangkan proteinuria merupakan
penanda obyektif yang menunjukkan
kebocoran yang luas, yang merupakan
karakteristik dari preeklamsia
(Cunningham, 2010).
Sakit kepala atau kerusakan
penglihatan bisa menjadi gejala
preeklamsia. Nyeri epigastrik atau
kuadran kanan atas sering menyertai
nekrosis hepatoseluler dan iskemia.
Nyeri khusus ini biasanya disertai
dengan peningkatan kadar transaminase
agregasi dan aktivasi platelet dan mikro risiko lebih tinggi menderita preeklamsia
angiopatik hemolisis yang disebabkan oleh dibandingkan ibu usia 20-35 tahun. Hal ini
vasospasme berat. Perbedaan keparahan juga sejalan dengan penelitian yang
preeklamsia bisa menyesatkan karena apa dilakukan oleh Anggraini, Tamela, &
yang tampak sebagai penyakit ringan bisa Fitrayeni (2014) yang menyatakan bahwa
berkembang pesat menjadi penyakit parah. ibu hamil <20 tahun dan> 35 tahun
Faktor risiko preeklamsia meliputi berisiko 4,8 kali lebih tinggi mengalami
nuliparitas, riwayat keluarga preeklamsia, preeklamsia. Seiring bertambahnya usia,
obesitas, kehamilan multipel, usia> 40 seseorang semakin rentan mengalami
tahun, preeklamsia pada kehamilan peningkatan tekanan darah.
sebelumnya, dan kondisi medis-genetik: Semua ibu dalam kasus ini kelebihan
hipertensi kronis, diabetes melitus tipe I, berat badan sebelum hamil. Telah
penyakit ginjal (McCarthy & Kenny, 2015; dilaporkan bahwa obesitas yang terjadi
Sibai, 2007 Lowdermilk, Perry & Cashion, sebelum kehamilan (BMI> 30)
2013; Nishimoto et al, 2009). menempatkan seseorang pada risiko 6,5
Beberapa faktor risiko dalam kasus kali lebih tinggi untuk terkena diabetes
yang diteliti konsisten dengan teori dan ada gestasional, risiko hipertensi 7,9 kali lebih
juga yang tidak. Tidak semua ibu pada tinggi dan risiko preeklamsia selama
kasus yang diteliti memiliki ciri nulipara, kehamilan 3,7 kali lebih tinggi
umur> dibandingkan dengan wanita dengan berat
40 tahun, tidak ada riwayat keluarga badan normal ( Dohety, Magann, Franciss,
preeklamsia, tidak ada preeklamsia pada Morrison & Newnham, 2006). Obesitas
kehamilan sebelumnya dan tidak ada disebabkan oleh banyak faktor seperti
riwayat hipertensi kronis, diabetes mellitus faktor genetik, gangguan metabolisme dan
dan penyakit ginjal sebelum hamil. Dua konsumsi makanan yang berlebihan.
dari lima kasus merupakan kehamilan Semakin gemuk seseorang maka semakin
kembar pada kasus nomor dua dan empat. banyak jumlah darah yang terkandung di
Semua pasien yang diperiksa berusia dalam tubuh yang berarti semakin berat
di atas 35 tahun. Hal ini sesuai dengan hasil pula fungsi pemompaan darahnya, sehingga
penelitian yang dilakukan oleh Martini & dapat berkontribusi terhadap terjadinya
Paramita (2012) yang menyatakan bahwa preeklamsia. Pada usia> 35 tahun,
terdapat hubungan antara umur dengan
kejadian preeklamsia pada ibu hamil usia
lanjut.
<20 tahun atau> 35 tahun ada 11,5 kali
preeklamsia (El-Gilany & Hammad, tes laboratorium untuk protein urin,
2012). trombosit, konsentrasi asam urat serum,
Preeklamsia dapat menyebabkan dan tes fungsi hati. Pemberian steroid
komplikasi pada ibu dan janin. Menurut profilaksis jika usia kehamilan kurang dari
Magee dkk, pada 2015, preeklamsia dapat 34 minggu. Melakukan pemeriksaan USG
mengancam jiwa karena disfungsi vaskular untuk memantau perkiraan berat badan
dan peradangan sistemik yang melibatkan janin. Melakukan pemeriksaan
otak, hati dan ginjal, yang disebut kondisi kardiotokografi (CTG) secara teratur
parah dan komplikasi. Pedoman Kanada di (Mccarthy & Kenny, 2015). Hal tersebut
2014 menetapkan bahwa komplikasi parah sesuai dengan pelaksanaan yang dilakukan
preeklamsia merupakan pedoman untuk pada lima kasus yaitu pemantauan tekanan
penghentian kehamilan. Komplikasi parah darah sebagai upaya pengendalian tekanan
tersebut termasuk eklamsia, sindrom leuco darah, pemberian steroid profilaksis yaitu
encepalopathy posterior reversibel, deksametason untuk pematangan paru
kerusakan retinal, Glasgow Coma Scale janin, dan pemeriksaan menggunakan
<13, stroke, Transient Ischemic Attack / ultrasonografi dan CTG untuk memantau
TIA, hipertensi berat yang tidak terkontrol kesejahteraan janin.
(dalam Terapi antihipertensi diberikan untuk
12 jam setelah minum tiga obat menurunkan tekanan darah. Terapi obat
antihipertensi), saturasi oksigen antihipertensi bertujuan untuk mengurangi
<90%, iskemia atau infark miokard, jumlah morbiditas dan mortalitas ibu, menurunkan
trombosit <50x10 / L, gagal ginjal akut, prematuritas, dan menjaga tekanan darah
disfungsi hati, pembesaran atau ruptur hati, sistolik kurang dari 160 mmHg dan tekanan
lahir mati, solusio (Dasgupta et al, 2014). darah diastolik kurang dari 110 mmHg.
Dalam kasus yang diteliti tidak ada Pengobatan alternatif yang diberikan adalah
komplikasi karena hemodinamik ibu yang obat antihipertensi yang bekerja cepat,
stabil, tidak ada kejang, tekanan darah seperti kapsul nifedipine, parenteral
terkontrol, dan kesejahteraan janin. hydralazine, dan labetalol. Pemberian terapi
Eksekusinya termasuk skrining hipertensi kategori preeklamsia sesuai
untuk tanda-tanda hipertensi menggunakan dengan perhitungan Mean Arterial Pressure
pemeriksaan tekanan darah dan urin. (MAP) (WHO, 2011).
Pertunjukan Dalam semua kasus, obat
antihipertensi diberikan untuk mengontrol
hipertensi,
Padahal obat antihipertensi tidak terbukti tanda keracunan dilakukan dengan
dapat mencegah preeklamsia. Ada pemeriksaan
berbagai macam jenis obat anti hipertensi
yang diberikan, seperti oral adalate,
methyldopa, dopamet dan nifedipine.
Nifedipine adalah penghambat kalsium
yang dapat digunakan dalam 5
Dosis oral 10mg, dosis dapat diulang setiap
20-30 menit atau sesuai kebutuhan sampai
target MAP tercapai. Obat tidak boleh
diletakkan di bawah submukosa lidah (sub
lingual) karena penyerapan terbaik adalah
melalui saluran pencernaan makanan
(Easterling, 2014).
Pemberian magnesium sulfat
(MgSO4) (4gr intravena (IV) kemudian
1g / jam) dapat mencegah eklampsia
(Duley et al, 2010). Magnesium sulfat
diindikasikan sebagai antikonvulsan
pertama. Pemantauan dapat dilakukan
setiap empat jam untuk mengamati efek
samping (kelumpuhan otot, refleks absen,
depresi pernapasan, dan aritmia jantung).
Penawarnya adalah 10 mg kalsium
glukonat 10% yang diberikan perlahan-
lahan melalui infus. 97% magnesium sulfat
dikeluarkan melalui urine, sehingga
oliguria (<80 ml / jam) dapat menyebabkan
keracunan (Mccarthy
& Kenny, 2015).
Dalam kasus yang dikelola, semua
ibu hamil dengan preeklamsia diberikan
MgSO4 4 gr dan pemeliharaan 1gr / jam
diberikan selama 1x24 jam. Saat
pemberian MgSO4, pemantauan tanda-
patela, gejala depresi pernafasan (respirasi
<16x / m), dan pemantauan jumlah produksi
urin. Selain itu, menyiapkan 10% kalsium
glukonat dalam 10cc sebagai penawar jika
muncul tanda dan gejala keracunan.
Olahraga dan aktivitas fisik telah
banyak dipelajari dan diyakini dapat
meminimalkan efek preeklamsia. Penelitian
yang dilakukan oleh Kasawara et al (2012)
menyebutkan bahwa aktivitas fisik dalam
kelompok relaksasi dapat melindungi
seseorang dari preeklamsia. Dalam studi yang
dilakukan oleh Seon Ae Yeo di
Tahun 2010, ditemukan bahwa detak jantung
orang tersebut pada kelompok peregangan
secara signifikan lebih rendah daripada
mereka yang berada pada kelompok kontrol.
Wanita hamil yang pernah melakukan
aktivitas fisik berisiko mengalami peningkatan
tekanan darah. Aktivitas fisik pada ibu hamil
merupakan salah satu cara untuk mencegah
terjadinya peningkatan tekanan darah yang
merupakan salah satu gejala preeklamsia
(Chobanian, 2004). Salah satu gerakan fisik
yang dilakukan oleh pasien yang dirawat yaitu
ibu hamil preeklamsia adalah teknik relaksasi
otot progresif.
Teknik relaksasi progresif merupakan
teknik yang menitikberatkan pada aktivitas
otot, dengan mengidentifikasi otot yang
tegang kemudian mengurangi ketegangan
tersebut dengan melakukan teknik relaksasi
untuk mendapatkan perasaan rileks (Murphy,
1996).
Relaksasi menggambarkan kemampuan rawat inap di kamar bayi (ruang perina).
untuk mengontrol faktor gaya hidup seperti Masalah keperawatan yang muncul
tidur, kualitas hidup dan faktor sosial pada semua kasus adalah gangguan perfusi
seperti stres, marah, sedih dan lain jaringan, risiko tinggi cedera janin dan
sebagainya. Relaksasi juga diketahui dapat ansietas. Hasil pengukuran menggunakan
menurunkan tingkat stres selama HARS menemukan bahwa kelima kasus
kehamilan (Tragea, Chrousos, tersebut juga mengalami kecemasan dengan
Alexopoulos, & Darviri, 2014). tingkatan yang berbeda. Kecemasan bisa
Sedangkan Townsend (1996) memperburuk kejadian preeklamsia.
menjelaskan keunggulan teknik ini adalah Beberapa penelitian menunjukkan bahwa
mengurangi ketegangan otot, kecemasan, kecemasan berhubungan dengan
insomnia, depresi, kelelahan, iritabilitas, preeklamsia pada wanita hamil (Kurki et al
kejang otot, nyeri leher punggung, tekanan 2000). Penelitian yang dilakukan oleh
darah tinggi, fobia ringan, dan gagap Isworo, Hakimi, & TA (2012), juga
ringan. Teknik relaksasi progresif menemukan bahwa risiko preeklamsia pada
membantu individu untuk mengurangi ibu hamil akan meningkat 7,84 kali lebih
stres dan menjadi rileks. tinggi pada ibu yang menderita kecemasan
Kehamilan dapat dipertahankan dibandingkan dengan ibu yang tidak
sampai usia "aterm" setelah periode mengalami kecemasan. Selain itu, ada
observasi dan stabilisasi tanpa komplikasi empat masalah keperawatan yang muncul
maternal dan neonatal. Namun jika tidak pada semua kasus yaitu gangguan
komplikasi parah terjadi pada ibu dan janin, keseimbangan elektrolit, risiko tinggi
maka kehamilan harus dihentikan. Dalam infeksi, serta intoleransi aktivitas dan nyeri.
kasus yang dirawat, kehamilan dalam Hal ini terkait dengan keadaan yang
empat kasus diawetkan. Namun pada kasus berbeda dari setiap pasien yang juga
keempat, penghentian kehamilan harus menimbulkan masalah yang berbeda pula.
dilakukan setelah dua hari pengobatan Semua pasien menerima pendidikan
untuk mematangkan paru-paru janin, yang hampir sama dalam tindakan
karena tekanan darah yang tidak terkontrol keperawatan. Mereka menerima penjelasan
dan PEB yang memburuk. Setelah tentang penyebab, dampak dan pengobatan
terminasi, ibu dan janin diselamatkan, preeklamsia. Hal ini perlu karena walaupun
bayinya langsung dimasukkan ke ruang kasusnya meliputi ibu yang baru pertama
"perawatan gabungan" setelah satu hari kali (primi) dan yang pernah hamil
sebelumnya (multi), keduanya mengalami
preeklamsia pada kehamilannya untuk
pertama kali. Pada saat perencanaan
pulang, semua pasien sudah
juga diberikan penjelasan tentang risiko mengatasi kecemasan, meningkatkan
terjadinya preeklamsia lagi pada pengetahuan ibu tentang penyakitnya dan
kehamilan berikutnya. Para ibu “multi” menjaga privasi pasien. Ada juga tindakan
lebih diutamakan untuk mencegah untuk memenuhi pelestarian integritas
kehamilan dengan metode KB non sosial seperti menjaga komunikasi dan
hormonal, sedangkan ibu “primi” yang sosialisasi tidak terganggu. Hasil akhir
ingin hamil kembali disarankan untuk evaluasi adalah peningkatan kualitas
melakukan pemeriksaan kehamilan secara asuhan keperawatan dan kondisi pasien,
rutin. hemodinamik stabil, tidak ada kejang,
Intervensi dan implementasi yang tekanan darah terkontrol, kondisi janin
dilakukan pada masing-masing kasus sehat, penurunan kecemasan pasien, dan
disesuaikan dengan masalah yang muncul, peningkatan kemandirian pasien.
sesuai dengan penatalaksanaan pasien Integrasi teori Konservasi Levine
preeklamsia dengan menerapkan teori dan gejala tidak menyenangkan berhasil
keperawatan Levine's Conservation and dan saling mendukung untuk memenuhi
Un Pleasant Symptom. Semua tindakan kebutuhan ibu hamil dengan preeklamsia.
yang dilakukan adalah untuk mencapai Preeklamsia pada ibu hamil akan
konservasi energi seperti memenuhi berdampak pada ibu dan janin yang
kebutuhan nutrisi, oksigenasi, aktivitas dan membuat ibu mengalami gejala
istirahat, serta mencegah kelelahan akibat ketidaknyamanan seperti pusing dan
nyeri dan ketidaknyamanan (pusing). cemas. Sedangkan untuk nyeri, tidak
Semua tindakan yang dilakukan untuk semua pasien mengalaminya karena
mencegah kelelahan pasien perlu ambang nyeri pada setiap individu berbeda
dilakukan dalam satu waktu, agar tidak satu sama lain. Oleh karena itu ibu
mengganggu istirahat pasien. Selain itu, membutuhkan bantuan perawat untuk
ruangan harus dimodifikasi agar tetap memperbaiki kondisinya dan mencegah
tenang dan jam kunjungan pasien harus komplikasi pada ibu dan janinnya (Smith
dibatasi. Semua tindakan juga diambil & Liehr, 2008).
untuk memenuhi pelestarian integritas Keunggulan teori gejala tidak
struktural seperti perbaikan kondisi fisik, menyenangkan adalah cocok diterapkan
peningkatan kesejahteraan ibu dan janin, pada klien prenatal karena menitikberatkan
mengontrol tekanan darah, dan mencegah pada gejala yang dirasakan ibu selama
kejang. Tindakan juga dilakukan untuk hamil sebagai akibat dari respon fisiologis
memenuhi pelestarian integritas pribadi dan psikologis.
seperti
saat menyesuaikan dengan kehamilan. saat menyesuaikan dengan kehamilan.
Sedangkan kekurangan teori ini jika Sedangkan kekurangan teori ini jika
diterapkan pada kasus prenatal adalah diterapkan pada kasus prenatal adalah
analisisnya lebih ditekankan pada perasaan analisisnya lebih ditekankan pada perasaan
subyektif ibu, walaupun tanda-tanda subyektif ibu, walaupun tanda-tanda
obyektif juga dapat dilihat dengan obyektif juga dapat dilihat dengan
mengamati dan melakukan pemeriksaan mengamati dan melakukan pemeriksaan
fisik. Penelitian menjadi tidak fisik. Penelitian menjadi tidak
komprehensif dimana aspek spiritual, komprehensif dimana aspek spiritual,
seksual dan budaya tidak dikaji secara seksual dan budaya tidak dikaji secara
spesifik. spesifik.
KESIMPULAN REFERENSI
Integrasi teori Konservasi Levine dan Alligood, MR (2010). Teori Keperawatan:
gejala tidak menyenangkan berhasil dan Pemanfaatan & Aplikasi. (Edisi ke-
4). Maryland Heights, Missouri:
saling mendukung untuk memenuhi Mosby Elsevier.
kebutuhan ibu hamil dengan preeklamsia. Anggraini, DG, Tamela, P., & Fitrayeni.
Preeklamsia pada ibu hamil akan (2014). Faktor Risiko Kejadian
Preeklampsia Pada Ibu Hamil Di
berdampak pada ibu dan janin yang RSUP DR.M. Djamil Padang, Jurnal
membuat ibu mengalami gejala Kesehatan Masyarakat Andalas, 38–
44.
ketidaknyamanan seperti pusing dan
Badan Litbangkes. Riset Kesehatan Dasar
cemas. Sedangkan untuk nyeri, tidak (Riskesdas) 2010. Badan Penelitian
semua pasien mengalaminya karena dan Pengembangan Kesehatan
(Balitbangkes) Kementerian
ambang nyeri pada setiap individu berbeda Kesehatan Republik Indonesia
satu sama lain. Oleh karena itu ibu (Kemenkes RI), Jakarta, 2010.
membutuhkan pertolongan perawat untuk Bujold E, Roberge S, Lacasse Y, dkk.
2010. pencegahan preeklampsia dan
memperbaiki kondisinya dan mencegah hambatan pertumbuhan intrauterin
komplikasi pada ibu dan janinnya. dengan aspirin dimulai pada awal
kehamilan: meta-analisis. Obstet
Keunggulan dari teori gejala tidak Gynecol 2010 Agustus; 116 (2pt 1):
menyenangkan ini adalah cocok 402-14.
Aparna Dutt
Universitas Prima Indonesia
Sayra Nadhifa
Universitas Prima Indonesia
Firdha Amelia
Universitas Prima Indonesia
Ermi Girsang
Universitas Prima Indonesia, ermigirsang@unprimdn.ac.id
Abstrak
Ada berbagai macam obat anti diabetes alami yang potensial; salah satunya adalah kulit
jeruk nipis atau Citrus amblycarpa. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui aktivitas
anti diabetes dan kandungan fitokimia kulit jeruk nipis. Penelitian ini merupakan
penelitian quasy eksperimental dengan rancangan post-test only control group design.
Kulit jeruk nipis yang dikumpulkan dari pasar buah Berastagi di Medan, Sumatera Utara
diekstraksi menggunakan etanol 70% dengan metode maserasi. Skrining fitokimia
mengidentifikasi adanya fenolik, steroid / triterpenoid, terpenoid, saponin, flavonoid,
tanin, dan alkaloid. Sedangkan aktivitas antidiabetes dari kulit jeruk nipis dievaluasi
menggunakan enzim α-glukosidase yang diperoleh dari Saccharomyces cerevisiae
dengan metode inhibisi enzim α-glukosidase. Persen penghambatan dinyatakan sebagai
Mean ± SD dan dianalisis dengan One Way ANOVA, Tukey HSD Post Hoc Test, dan
dilanjutkan dengan regresi linier. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa terdapat
perbedaan persentase inhibisi enzim α-glukosidase yang signifikan pada masing-masing
konsentrasi dengan nilai IC50 sebesar 125.93 ± 9.14 µg / mL. Kandungan fitokimia kulit
jeruk nipis adalah flavonoid, fenol, steroid / triterpenoid, dan alkaloid. Oleh karena itu,
kulit jeruk nipis memiliki aktivitas antidiabetes dengan cara menghambat enzim α-
glukosidase.
Kata kunci: Kulit jeruk nipis, enzim α-glukosidase, anti diabetes, Citrus
amblycarpa
NomorDiterima:
Mengirim: 15 Januari 2020, p-ISSN: 1978-6743, Nomor
21 Januari 2020, e-ISSN: 2477-3948
DOI:
https://doi.org/10.33086/jhs.v13i01.1437
2030. Sementara itu, berdasarkan taksiran
ADA (American Diabetic Association),
biaya perawatan diabetes di Amerika
Serikat menghabiskan sejumlah dana
nasional sebesar
$ US 132 miliar pada tahun 2002 dan akan
meningkat menjadi $ US 192 miliar pada
tahun 2020 (American Diabetes
Association, 2015; Organisasi Kesehatan
Dunia, 2016).
Prevalensi diabetes pada
Indonesia dilaporkan oleh laporan tahunan
NomorDiterima:
Mengirim: 15 Januari 2020, p-ISSN: 1978-6743, Nomor
21 Januari 2020, e-ISSN: 2477-3948
DOI:
https://doi.org/10.33086/jhs.v13i01.1437
27 Nurul
Jurnal Ilmiah Kesehatan (Jurnal Ilmu Kesehatan), Vol.13, No. Evi, Imami
1, Februari Nur
2020, Rachmawati,
Hal. 26-33 Tri Budiarti 27
Model Konservasi Levine dan Teori Gejala Tidak Menyenangkan dalam Asuhan Keperawatan Wanita Hamil
Dinamakan Riskesdas tahun 2013 pesawat cincindengan
(BorgesPreeklamsia:
de Melo,Studi Kasus
da Silveira
menunjukkan bahwa prevalensi diabetes di Gomes dan Carvalho, 2006; Gordon,
Indonesia sebesar 1,5 persen yang 2010).
didiagnosis oleh dokter, dan prevalensinya Sebagai salah satu obat anti
bervariasi di beberapa provinsi di hiperglikemik oral, inhibitor enzim
Indonesia. Tiga provinsi teratas penderita glukosidase merupakan inhibitor kompetitif
diabetes melitus yang didiagnosis oleh terhadap enzim alfa-glukosidase. Enzim ini
dokter adalah Yogyakarta (2,6%), Jakarta ditemukan di tepi sikat usus untuk
(2,5%), Sulawesi Utara (2,4%), dan menghidrolisis oligosakarida, trisakarida,
Kalimantan Timur (2,3%) (Badan dan disakarida. Di sisi lain, enzim ini juga
Penelitian Dan Pengembangan Kesehatan ditemukan di dalam hati yang mencegah
Kementerian Kesehatan). RI, 2013). glikogenolisis untuk mengontrol kadar
Ada empat jenis obat glukosa darah pada kisaran normal (Borges
antihiperglikemik oral. Ini adalah pemeka de Melo, da Silveira Gomes dan Carvalho,
sensitif insulin, sekretagog insulin, 2006; Naquvi et al.,
penghambat glukosidase, dan incretin. 2011).
Acarbose adalah salah satu obat Terdapat berbagai sumber alami
antihiperglikemik oral yang menghambat yang memiliki aktivitas antidiabetes
enzim α-glukosidase dalam tubuh melalui penghambatan enzim alfa-
manusia. Obat ini bertindak sebagai glukosidase dengan berbagai derajat
inhibitor kompetitif untuk enzim α- penghambatan. Ini adalah Gymnrma
glukosidase (Soegondo, sylvestre, Momordica charantia,
2017). Trigonella foenum graecum, Pterocarpus
Enzim glukosidase merupakan enzim marsupium, Murraya koenigii, dan sumber
yang mengkatalisis hidrolisis ikatan alam lain yang memiliki aktivitas
glikosida pada oligosakarida atau penghambat. Salah satu sumber alam yang
glikokonjugat. Enzim ini secara khusus belum banyak dieksplorasi dalam aktivitas
menghidrolisis ikatan glikosida dalam antidiabetes adalah jeruk nipis (Citrus
molekul gula. Ada dua jenis enzim ini, amblycarpa). Jenis lain dari jeruk
yaitu alfa dan beta glukosidase yang 'memiliki aktivitas anti-diabetes melalui
menghidrolisis ikatan glikosida baik dalam penghambatan alfa-glukosidase atau
bentuk alfa maupun beta. Ikatan alfa penghambatan enzim amilase. Citrus
glukosida merupakan ikatan glukosa amblycarpa, sebagai bagian dari Citrus,
dengan gugus hidroksil di bawah bidang mungkin memiliki aktivitas anti-diabetes
cincin, sedangkan ikatan beta berada di atas yang sama. Studi sebelumnya yang
28 Nurul
Jurnal Ilmiah Kesehatan (Jurnal Ilmu Kesehatan), Vol.13, No. Evi, Imami
1, Februari Nur
2020, Rachmawati,
Hal. 26-33 Tri Budiarti 28
dilaporkan Model
olehKonservasi
Putra Levine
et dan
al. Teori Gejala Tidak Menyenangkan dalam Asuhan Keperawatan Wanita Hamil
(2018)
dengan Preeklamsia: Studi Kasus
menunjukkan bahwa etanol
Ekstrak daun jeruk amblycarpa memiliki Proses maserasi ulang dikumpulkan untuk
beberapa fitokimia seperti flavonoid, diuapkan dengan rotary vacuum evaporator
polifenol, tanin, dan glikosida yang juga pada suhu 50HaiC untuk membentuk ekstrak
ditemukan pada jenis jeruk lain yang pekat yang dikenal sebagai ekstrak etanol
menunjukkan aktivitas anti diabetes kulit jeruk nipis dan biji (Widowati et al.,
(Putra, Satriawati dan Astuti, 2018). 2014, 2016, 2017; Widowati, Widya
Berdasarkan informasi di atas, penelitian Janeva, dkk., 2018).
ini bertujuan untuk mengetahui aktivitas Sebelum dilakukan uji inhibisi enzim
antidiabetes pada kulit jeruk nipis (Citrus α-glukosidase, ekstrak etanol dilakukan
amblycarpa) dan kandungan fitokimianya. proses skrining fitokimia berdasarkan
prosedur yang dijelaskan oleh Widowati et
METODE
al. (Widowati et al., 2016, 2017; Widowati,
Penelitian ini merupakan penelitian
Widya Janeva, et al., 2018). Skrining
eksperimental dengan desain post-test only
fitokimia mengidentifikasi adanya fenolik,
control group design. Kapur yang
steroid / triterpenoid, terpenoid, saponin,
digunakan dalam penelitian ini diperoleh
flavonoid, tanin, dan alkaloid.
dari pasar buah Berastagi di Medan
Uji penghambatan enzim α-
Sumatera Utara. Kapur diidentifikasi di
glukosidase harus dimulai dengan
Laboratorium Herbarium Fakultas Ilmu
menyiapkan larutan enzim. Larutan enzim
dan Teknologi Hayati - Program Sains di
dibuat dengan mencampurkan 1 mg enzim
Institut Teknologi Bandung. Sedangkan
α-glukosidase ke dalam 100 ml buffer
keseluruhan penelitian ini dilakukan di
fosfat (pH
Aretha Medika Utama Biomolecular and
7.0) yang mengandung 200 mg albumin
Biomedical Research Center Bandung.
serum sapi sebelum digunakan, larutan
Jeruk nipis dicuci bersih, dan kulit
harus dilarutkan dengan 1/50 buffer fosfat.
buah dipisahkan dari daging buah. Ini
Selanjutnya jumlahnya 25
dikeringkan dengan dehidrator makanan
µL larutan enzim dicampurkan ke dalam
dan disatukan menjadi bubuk Simplisia.
larutan substrat yang mengandung 25 µL
Serbuk simplisia diekstraksi menggunakan
p-nitrofenil α-D-glukopiranosida 20 mM
etanol 70% selama 24 jam dengan metode
sebagai substrat, 45 µL buffer fosfat, dan 5
maserasi. Setelah itu disaring, dan residu
µL larutan sampel (larutan DMSO sebagai
dimaserasi ulang selama dua hari.
kontrol). Campuran ini diinkubasi
Sedangkan filtrat maserasi dan
Shinta AP
Universitas Airlangga, shinta.arya99@gmail.com
Arthur PK
Universitas Airlangga
Abstrak
Diperkirakan 70-75% wanita usia subur mengalami Kandidiasis Vaginalis. Anamnesa,
gejala klinis dan pemeriksaan laboratorium penting untuk menegakkan diagnosis
kandidiasis vaginalis. Pemeriksaan sekret vagina dapat dilakukan dengan melakukan
pemeriksaan langsung atau basah dan pemeriksaan kultur. Pemeriksaan mikroskopik
dapat dipakai untuk membuktikan adanya bentuk ragi dari Candida. Metode tersebut
merupakan metode sederhana dalam pengerjaannya, dapat diaplikasikan di laboratorium
mikrobiologi klinik yang sederhana dan efektif karena biaya murah dan hasil didapat
dalam waktu yang singkat dibandingkan dengan budaya. Pemeriksaan jamur dengan
pewarnaan Periodic Acid Schiff (PAS) terlihat lebih jelas dapat menggunakan KOH
karena adanya Periodic Acid, gugus-gugus hidroksil pada polisakarida kompleks dinding
sel jamur mengalami oksidasi menjadi aldehida. Aldehida bereaksi dengan reagen Schiff
sehingga jamur akan berwarna merah muda. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis
kesesuaian jamur antarapewarnaan Periodic Acid Schiff (PAS) dan KOH pada tepung
albus ibu hamil. Penelitian ini merupakan penelitian observasional untuk mengetahui
adanya kesesuaian Schiff Asam Berkala (PAS) dan KOH pada tepung albus ibu hamil
dengan pendekatan cross sectional. Sampelberupa
30 spesimen sekret vagina ibu hamil yang dikirim ke Laboratorium Mikrobiologi Klinik
RSUD Dr. Soetomo Surabaya. Penelitian dilakukan pada bulan Juli - Agustus 2019.
Ditemukan perbedaan signifikan pada pemeriksaan jamur antara pewarnaan Schiff Asam
Berkala (PAS) 56,7% (17 sampel) dan KOH 20% (6 sampel) dari 30 sampel (p = 0,017).
Pemeriksaan jamur dengan pewarnaanSchiff Asam Berkala (PAS) lebih baik dari KOH
karena lebih banyak.
Kata kunci: Tepung albus, Kehamilan, Schiff Asam Berkala (PAS),
KOH.
Abstrak
Diperkirakan 70-75% wanita usia subur menderita Kandidiasis Vaginalis. Riwayat klinis,
gejala dan pemeriksaan laboratorium sangat penting untuk mendiagnosis kandidiasis
vaginalis. Pemeriksaan keputihan bisa dilakukan dengan cara langsung atau basah, dan
pemeriksaan kultur. Pemeriksaan mikroskopis dapat digunakan untuk membuktikan
keberadaan bentuk khamir Candida. Cara ini sederhana, dapat diterapkan di laboratorium
mikrobiologi klinik dengan sumber daya yang terbatas dan dinilai efektif karena murah
dan hasil yang diperoleh dalam waktu yang lebih singkat dibandingkan dengan kultur.
Deteksi jamur dengan pewarnaan Periodic Acid Schiff (PAS) secara visual lebih baik
daripada KOH karena adanya asam periodik yang menyebabkan gugus hidroksil dalam
polisakarida kompleks dinding sel jamur mengalami oksidasi dan berubah menjadi
aldehida. Aldehydes bereaksi dengan Schiff ' s reagen dan ubah jamur menjadi warna
merah / merah jambu. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menganalisis kesesuaian
antara pewarnaan Periodic Acid Schiff (PAS) dengan metode KOH untuk deteksi jamur
pada tepung albus ibu hamil. Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif observasional
untuk mengetahui kesesuaian pewarnaan Periodic Acid Schiff (PAS) dan metode KOH
untuk deteksi jamur pada tepung albus ibu hamil dengan pendekatan cross sectional.
Sampel yang diambil berupa 30 spesimen keputihan yang diambil dari ibu hamil dan
dikirim ke Laboratorium Mikrobiologi Klinik Dr. Soetomo Surabaya. Penelitian
Nomor
Kirim: 22 Oktober 2019, p-ISSN:
Terima: 1978-6743,
2 Januari 2020,Nomor e-ISSN: 2477-3948
DOI: https://doi.org/10.33086/jhs.v13i01.1342
dilakukan pada bulan Juli - Agustus 2019. Ada yang signifikan Penelitian ini bertujuan
untuk menganalisis kesesuaian pewarnaan Periodic Acid Schiff (PAS) dengan metode
KOH untuk deteksi jamur pada tepung albus ibu hamil. Penelitian ini merupakan
penelitian deskriptif observasional untuk mengetahui kesesuaian pewarnaan Periodic
Acid Schiff (PAS) dan metode KOH untuk deteksi jamur pada tepung albus ibu hamil
dengan pendekatan cross sectional. Sampel yang diambil berupa 30 spesimen keputihan
yang diambil dari ibu hamil dan dikirim ke Laboratorium Mikrobiologi Klinik Dr.
Soetomo Surabaya. Penelitian dilakukan pada bulan Juli - Agustus 2019. Ada yang
signifikan Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menganalisis kesesuaian antara
pewarnaan Periodic Acid Schiff (PAS) dengan metode KOH untuk deteksi jamur pada
tepung albus ibu hamil. Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif observasional
untuk mengetahui kesesuaian pewarnaan Periodic Acid Schiff (PAS) dan metode KOH
untuk deteksi jamur pada tepung albus ibu hamil dengan pendekatan cross sectional.
Sampel yang diambil berupa 30 spesimen keputihan yang diambil dari ibu hamil dan
dikirim ke Laboratorium Mikrobiologi Klinik Dr. Soetomo Surabaya. Penelitian
dilakukan pada bulan Juli - Agustus 2019. Ada yang signifikan Penelitian ini merupakan
penelitian deskriptif observasional untuk mengetahui kesesuaian pewarnaan Periodic
Acid Schiff (PAS) dan metode KOH untuk deteksi jamur pada tepung albus ibu hamil
dengan pendekatan cross sectional. Sampel yang diambil berupa 30 spesimen keputihan
yang diambil dari ibu hamil dan dikirim ke Laboratorium Mikrobiologi Klinik Dr.
Soetomo Surabaya. Penelitian dilakukan pada bulan Juli - Agustus 2019. Ada yang
signifikan Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif observasional untuk mengetahui
kesesuaian pewarnaan Periodic Acid Schiff (PAS) dan metode KOH untuk deteksi jamur
pada tepung albus ibu hamil dengan pendekatan cross sectional. Sampel yang diambil
berupa 30 spesimen keputihan yang diambil dari ibu hamil dan dikirim ke Laboratorium
Mikrobiologi Klinik Dr. Soetomo Surabaya. Penelitian dilakukan pada bulan Juli -
Agustus 2019. Ada yang signifikan
Nomor
Kirim: 22 Oktober 2019, p-ISSN:
Terima: 1978-6743,
2 Januari 2020,Nomor e-ISSN: 2477-3948
DOI: https://doi.org/10.33086/jhs.v13i01.1342
35 Jurnal Ilmiah Kesehatan (Jurnal Ilmu Kesehatan), Vol.13, No. 1, Februari 2020, Hal. 34-38
Shinta AP, Arthur PK 35
Kesesuaian Pemeriksaan Jamur Antara Pewarnaan Periodic Acid Schiff (PAS) dan Koh Pada Tepung Albus Ibu
Hamil di RSUD dr. Soetomo Surabaya
perbedaan deteksi jamur antara pewarnaan Periodic Acid Schiff (PAS) (56,7%, 17
sampel) dan metode KOH 20% (6 sampel) dari 30 sampel (p = 0,017). Pewarnaan
Periodic Acid Schiff (PAS) mendeteksi lebih banyak jamur jika dibandingkan dengan
KOH, dan karena itu dianggap sebagai metode yang lebih baik.
Kata kunci: Tepung albus, kebuntingan, Periodic Acid Schiff (PAS),
KOH.
kehamilan yang mengakibatkan perubahan kesesuaian Periodic Acid Schiff (PAS) dan
flora normal, keasaman dan sekresi (Horn et KOH pada tepung albus ibu hamil dengan
laboratorium sangat penting untuk penelitian ini adalah seluruh spesimen sekret
pewarnaan KOH hasil total positif sebanyak Daili SF, 2014. Infeksi Menular Seksual.
Ilmu Kebidanan 4 th edisi. Jakarta:
6 sampel (20%). Sehingga terdapat mP.T. Bina Pustaka Sarwono
Prawirohardjo: m921-23
kesesuaian pemeriksaan jamur antara
Dismukes WE, 2003. Mikologi Klinis.
pewarnaan Periodic Acid Schiff (PAS) dan
New York: Oxford University Press
KOH pada tepung albus ibu hamil. Harnindya D, & Agusni I, 2012.
Saran pada penelitian ini adalah Departemen / Staf Medik Fungsional
Ilmu Kesehatan Kulit dan Kelamin.
pemeriksaan mikrobiologis dengan teknik Fakultas Kedokteran Universitas
pewarnaan Periodic Acid Schiff (PAS) dapat Airlangga / Rumah Sakit Umum
Daerah Dr. Soetomo Surabaya: 42-43
menunggu lebih banyak dari KOH. Pasien
Horn DL, Fishman JA, Steinbach WJ,
yang terdeteksi dengan hasil Periodic Acid Annaissie, EJ, Marr, KA, Olyaei, AJ,
Schiff (PAS) dikonfirmasi dikonfirmasi Pfaller MA, Weiss MA, Webster KM,
& Neofytos D, 2007. Presentasi
dengan pemeriksaan kultur untuk registri The PATH Alliance untuk
menentukan jenis jamur sehingga pengumpulan dan analisis data
prospektif epidemiologi, terapi dan
hasil
infeksi tunggal invasif. Diagnosis. Wanita Hamil yang Menghadiri Klinik
Micobiol. Menulari. Dis. 59, 407-414 Antenatal Rutin. Diakses 20 Januari
Janik MP, & Heffernan MP, 2008. 2019:http://www.ncdua.nlm.nsayah.g
Kandidiasis Infeksi Jamur dan Tinea Haiv /pubmed
Versicolor. Masuk: Fitzpatrick TB. /18460243
Dermatologi dalam Pengobatan Prawirohardjo S, 2014. Ilmu Kandungan.
Umum Jakarta, Yayasan Bina Pustaka
Edisi ke-7. New York: Mc.Graw Sarwono Prawirohardjo
Hill. Inc. hal 1822-30
Ramayanti R, 2004. Pola Mikroorganisme
Jeelani S, Ahmed QM, Lanker AM, Hassan Tepung Albus Patologis yang
I, Jeelani N, & Fazli T, 2015. disebabkan oleh infeksi pada
Pemeriksaan Histopatologi Kliping penderita Rawat Jalan di Klinik
Kuku Menggunakan Pewarnaan PAS Ginekologi Rumah Sakit Umum Dr.
(HPE_PAS): Standar Emas dalam Kariadi Semarang. Fakultas
Diagnosis Onikomikosis. Mikosis. Hal Kedokteran Universitas Diponegoro.
27-32 Diakses dari
Juanda A, 1999. Kandidosis, Dalam: http://eprints.undip.ac.id/12387/
Kuswadji, Ilmu Penyakit Kulit dan halada
Kelamin. Edisi ke-3. Jakarta: FKUI, 23 Januari 2019
1999: 106-8 Rizal F, Nasution AM, & Nasution HL,
Ledger JW, & Witkin SS, 2016. Candida 2010, Sensitivitas dan Pewarnaan
Vulvovaginitis. Edisi ke-2. CRC Spesifitas dan Kultur dalam
Press. New York Mendiagnosis Onikomikosis. Berkala
Ilmu Kesehatan Kulit Kelamin, Vol
Mahon CR, Lehman DC, & Manuselis G, 23 No
2015. Buku Ajar Mikrobiologi 1 April 2011
Diagnostik. Edisi ke-5. Saunders
Elsevier- Missouri. Schorge JO, Schaffer JI, Hoffman BL,
Bradshaw KD & Cunningham AL,
Murray PR, Baron EJ, Jorgensen JH, 2008. Infeksi Patogen Penyebab
Landry, ML, & Pfaller MA, 2015. Infeksi Vagina Infeksi Ginekologi,
Manual of Clinical Microbiology, 9th The William's Gynecology. The
ed, ASM Press, Washington DC McGraw Hill Companies, Inc (3): 62-
Murtiastutik. 2008. Kandidiasis 65
Vulvovaginalis. Dalam: Barabakh J, Sobel JD, 2007. Mikrobiologi. Dalam:
Lumintang H, Martodihardjo S, editor: Kandidiasis Vulvovaginal. New York:
Infeksi Menular Seksual. Surabaya: Revan Press, LTD
Airlangga University Press. h. 56-64
Parveen N, Munir DI, & Majeed R, 2008. Sobel JD, 2008. Kandidiasis Vulvovaginal.
Frekuensi Kandidiasis Vagina di Dalam: Holmes KK, editor: Sexually
Transmitted Diseases. 4th New York:
Mc Graw Hill: 823-35
Akses Media dan Perilaku Seksual Pranikah Beresiko Infeksi Menular Seksual (IMS)
Pada Siswa SMA di Kabupaten Malang
Rifzul Maulina
Politeknik Kesehatan RS dr Soepraoen Kesdam V / Brawijaya, rifzulmaulina3@gmail.com
Zainal Alim
Politeknik Kesehatan RS dr Soepraoen Kesdam V / Brawijaya, zainaliem@gmail.com
Abstrak
Usia remaja adalah masa dimana terdapat perubahan yang signifikan pemikiran,
psikologis dan bentuk tubuh.Perubahan yang signifikan ini menyebabkan usia
remaja memiliki sifat yang sama yaitu memiliki jiwa ingin tahu yang besar,
menyenangi tantangan, petualangan dan berani berani memikul dampak atas
perlakuannya tanpa didahului oleh pemikiran yang dewasa. Tujuan penelitian ini
adalah untuk melihat faktor-faktor lingkungan apa saja yang berhubungan dengan
perilaku seksual pranikah beresiko IMS. Penelitian ini merupakan penjelasan
(penelitian penjelasan) dengan desain penelitian yang digunakan adalah cross
sectional. Sampel dipilih secara random sampling, yaitu siswa sekolah menengah
yang meliputi 2 Sekolah Menengah Atas di Kabupaten Malang yang dekat dengan
eks- lokalisasi sebanyak 318 responden. Variabel penelitian yang diteliti adalah
responden (umur dan jenis kelamin), sikap orang tua, sikap teman sebaya dan akses
media. Instrumen yang digunakan adalah kuesione yang telah teruji realibilitas dan
validitas. Analisis data yang digunakan yaitu analisa univariat, bivariat (chi-square),
dan multivariat (regresi logistik) Hasil Penelitian menunjukkan variabel yang
berhubungan dengan perilaku seksual pranikah remaja berisiko IMS pada responden
laki-laki adalah umur (p = 0,047), sikap orang tua adalah umur (p = 0,047), sikap
orang tua adalah umur (p = 0,014) dan media akses (p = 0,03). Variabel yang paling
berpengaruh terhadap perilaku seksual beresiko IMS pada responden laki-laki adalah
akses media dengan OR 2.378 yang artinya responden laki-laki dengan tingkat akses
media tinggi memiliki peluang 2,3 kali untuk melakukan perilaku seksual beresiko
IMS.
Kata Kunci: akses media, perilaku seksual pranikah
Abstrak
Masa remaja merupakan masa dimana terjadi perubahan yang signifikan dalam
pemikiran, psikologi dan bentuk tubuh. Perubahan yang signifikan ini menyebabkan
remaja memiliki sifat yang sama yaitu memiliki jiwa keingintahuan yang besar,
menyukai tantangan dan petualangan serta mengarah pada berani menanggung
dampak perlakuannya tanpa didahulukan dengan pemikiran yang matang. Tujuan
penelitian ini adalah untuk mengetahui faktor lingkungan apa saja yang
berhubungan dengan perilaku seksual pranikah yang berisiko IMS. Penelitian ini
merupakan penelitian eksplanatori dengan desain penelitian cross sectional.
Pengambilan sampel dilakukan secara random sampling yaitu siswa SMA yang
meliputi 2 SMA di Kabupaten Malang yang berdekatan dengan eks lokalisasi
sebanyak 318 responden. Penentuan 2 lokasi penelitian SMA karena sampel yang
sedikit. Variabel penelitian yang diteliti adalah karakteristik responden (umur dan
jenis kelamin), sikap orang tua, sikap teman sebaya dan akses media. Instrumen
yang digunakan adalah angket. Analisis data yang digunakan adalah analisis
univariat, bivariat (chi square), dan multivariat (regresi logistik). Hasil penelitian
menunjukkan variabel yang berhubungan dengan perilaku seksual pranikah remaja
berisiko IMS pada responden pria adalah usia (p = 0,047), sikap orang tua (p =
0,014) dan akses media (p = 0,03). Variabel yang paling mempengaruhi perilaku
seksual berisiko IMS pada responden laki-laki adalah akses media dengan OR 2,378
yang artinya responden laki-laki dengan akses media tinggi. dan multivariat (regresi
NomorTerima:
Kirim: 22 November 2019, p-ISSN:8 1978-6743, Nomor
Januari 2020, e-ISSN: 2477-3948
DOI https://doi.org/10.33086/jhs.v13i01.1288
logistik). Hasil penelitian menunjukkan variabel yang berhubungan dengan perilaku
seksual pranikah remaja berisiko IMS pada responden pria adalah usia (p = 0,047),
sikap orang tua (p = 0,014) dan akses media (p = 0,03). Variabel yang paling
berpengaruh terhadap perilaku seksual berisiko IMS pada responden laki-laki adalah
akses media dengan OR 2,378 yang artinya responden laki-laki dengan akses media
tinggi. dan multivariat (regresi logistik). Hasil penelitian menunjukkan variabel yang
berhubungan dengan perilaku seksual pranikah remaja berisiko IMS pada responden
pria adalah usia (p = 0,047), sikap orang tua (p = 0,014) dan akses media (p = 0,03).
Variabel yang paling mempengaruhi perilaku seksual berisiko IMS pada responden
laki-laki adalah akses media dengan OR 2,378 yang artinya responden laki-laki
dengan akses media tinggi.
NomorTerima:
Kirim: 22 November 2019, p-ISSN:8 1978-6743, Nomor
Januari 2020, e-ISSN: 2477-3948
DOI https://doi.org/10.33086/jhs.v13i01.1288
40 Jurnal Ilmiah Kesehatan (Jurnal Ilmu Kesehatan), Vol.13, No. 1, Februari 2020, Hal.
Rifzul
39-48
Maulina, Zainal Alim 40
Akses Media dan Perilaku Seksual Pranikah Beresiko Infeksi Menular Seksual (IMS) Pada Siswa SMA
di Kabupaten Malang
tingkat 2,3 kali kesempatan untuk terlibat dalam perilaku seksual berisiko IMS.
Sedangkan pada responden wanita tidak ada variabel yang berhubungan. Saran agar
sekolah memberikan informasi yang intensif kepada siswa tentang kesehatan
reproduksi guna meningkatkan pemahaman remaja.
Kata kunci: akses media, seks pranikah
Usia remaja adalah masa dimana terdapat ini terutama oleh keinginan remaja untuk
pemikiran, psikologis dan bentuk tubuh. memberikan informasi ini membuat remaja
Hal ini menyebabkan usia remaja memiliki mencari tahu dan mencoba sendiri (Tukan,
menyenangi, petualangan dan berani seksual merupakan hal yang sangat penting
memikul dampak atas perlakuannya tanpa karena remaja berada dalam potensi seksual
didahului oleh pemikiran yang dewasa. yang aktif, terkait hubungan dengan
Perubahan ini juga diikuti dengan rangsangan seksual yang disebabkan oleh
terdapatnya sarana yang ada disekitar perubahan hormon endokrin serta remaja
remaja untuk memenuhi kebutuhan dan sering tidak mempunyai informasi yang
perubahn sifat tersebut. Kondisi seperti ini cukup mengenai aktivitas seksual mereka
pada diri remaja. Jika keputusan yang Hal ini akan berbahaya untuk
psikosoial dan fisik hidup tubuh (Ahmadi, realita yang ada menunjukkan jika hampir
Karena memiliki rasa ingin tahu yang besar usia remaja dikategorikan tidak matang
dan tinggi, remaja condong ingin mencoba dalam melakukan hubungan seksual
menjelajahi sesuatu yang belum pernah terlebih dahulu jika remaja harus
dilakukan atau dirasakan. Remaja pada berdampak negatif dari hubungan seksual
umumnya ingin mencoba melakukan apa yang dilakukan remaja (Sarwono, 2014) ).
Berdasarkan data salah satu Tim diasumsikan ada tiga faktor yang
Survei dari Sebaya dan FK Unair pada mempengaruhi pelaksanaan risiko seksual
tahun 2005 di kota Surabaya dari 126 pada remaja. Pertama, suatu kecenderungan
responden yang berusia 19-23 tahun remaja mengalami kematangan seksual
mendapat hasil bahwa 13,5% responden lebih awal karena pergaulan sosial yang
mengaku pernah melakukan hubungan seks sangat permisif dan usia pernikahan yang
pranikah. Saat tidak ada pasangan untuk terus berlanjut karena melanjutkan
melakukan hubungan seks, beberapa di pendidikan. Selanjutnya yang kedua
antaranya melakukan dengan PSK. Survei sebagian besar remaja tidak melihat cara
menyebutkan bahwa 45,7% responden mencari informasi yang tepat baik di rumah
ditemui dilokalisasi mengaku pertama kali atau sekolah tentang kesehatan. Sangat
berusia 16-20 tahun (Asfriyati, terbatasnya kemungkinan untuk peluang
2010). diskusi tentang kesehatan, dan bahkan
Hasil penelitian yang dilakukan di 4 sebagian besar guru dan orang tua
kota besar yaitu Jakarta, Bandung, menganggap hal tabu untuk membicarakan
Surabaya dan Medan pada bulan September tentang seksualitas. Ketiga, perkembangan
2004 yang dilakukan oleh Synovate teknologi informasi dan komunikasi serta
Research tentang perilaku seksual remaja arus deras globalisasi berdampak positif
menunjukkan bahwa 65% remaja dan negatif.
mendapatkan informasi tentang seks dari Dampak negatif dari perkembangan
teman, 35% dari film porno dan hanya 5% teknologi informasi dan komunikasi di
dari orang tua. Bahkan 44% pernah antaranya adalah budaya permisif
mempunyai pengalaman seks usia 16-18 (kebebasan tanpa batas) yang mengakses
tahun. Efek samping perilaku seks bebas, media yang bersifat eksploitasi seksual
setiap tahun diperkirakan ada 2,3 juta kasus maupun penyajian kekerasan. Juga
kasus aborsi, yang 20% dilakukan remaja, berubahnya budaya ignore (budaya acuh)
berdasarkan penelitian Perkumpulan sebagai contoh remaja seharusnya
Keluarga Berencana Indonesia (PKBI), dan mendapatkan informasi yang tepat karena
ada 73% yang melakukan aborsi tidak kesibukan orang tua maka upaya
aman. (Kemenkes, pendampingan kurang diperhatikan
2013). sehingga informasi yang diterima begitu
Beberapa penelitian yang dilakukan saja tanpa
mengenai perilaku seksual remaja
responden laki-laki (42,9%) memiliki antara sikap teman sebaya dengan perilaku
orang tua yang sikapnya tidak permisif, seks pranikah beresiko IMS
sedangkan pada responden perempuan Tabel 5. Distribusi Frekuensi Perilaku
Seksual berdasarkan Akses Media
(23,1%) memiliki orang tua yang sikapnya
Perilaku Seksual
tidak permisif. Mereka yang memiliki Laki-laki Perempuan
Akses
Beresiko Tidak Bersiko Tidak
orang tua dengan sikap permisif memiliki media
Beresiko Beresiko
f % f % f % f %
proporsi melakukan perilaku seksual
Rendah 24 41,4 34 58,6 12 18,2 54 81,8
beresiko IMS. Hasil uji chi-square Tinggi 23 26,1 65 73,9 22 20,8 84 79,2
Jumlah 47 32,2 99 67,8 34 19,8 138 80,2
menunjukkan bahwa pada responden laki- p=0,030 Ho diterima p= 0,830 Ho diterima
Tabel 5 menunjukkan bahwa usia 17 tahun merupakan masa remaja
responden laki-laki (41,4%) memiliki akhir dan selanjutnya akan masa dewasa.
akses media rendah, sedangkan pada Jadi, responden dalam penelitian ini adalah
responden perempuan (20,8%) memiliki remaja yang berada pada masa remaja awal
akses media tinggi. Hasil uji chi-square dan remaja akhir, yang duduk di bangku
menunjukkan bahwa pada responden laki- SMA. Pada masa ini remaja masih mencari
laki ada hubungan antara akses media identitas diri.
dengan perilaku seks pranikah beresiko Pada saat usia remaja seharusnya
IM. remaja sudah memahami tentang
Dari hasil penelitian variabel yang seksualitas adalah hal yang merupakan
memiliki hubungan yang signifikan upaya untuk membentuk identitas yang
terhadap variabel dependen pada remaja bagus dan tidak labil, karena dengan
laki-laki adalah umur (p=0,047), sikap identitas yang bagus dan tidak labil sebagai
orang tua (p=0,014) dan akses media makhluk seksual, setiap orang juga paham
(p=0,03). Sedangkan pada responden tentang sikap, keyakinan, batasan-batasan,
perempuan adalah tidak ada variabel yang nilai-nilai yang sudah dimiliki. (Mutia,
berhubungan. Variabel yang paling 2008)
berpengaruh terhadap perilaku seksual Hasil uji chi-square menunjukkan
beresiko IMS pada responden laki-laki bahwa pada responden laki-laki (p
adalah akses media dengan OR 2,378 yang value=0,047) ada hubungan yang
artinya responden laki-laki dengan tingkat signifikan, sedangkan pada responden
akses media tinggi memiliki peluang 2,3 perempuan (p value=0,508) tidak ada
kali untuk melakukan perilaku seksual hubungan yang signifikan antara umur
beresiko IMS. dengan perilaku seks pranikah beresiko
IMS.
PEMBAHASAN
Hal ini disebabkan bahwa responden
Umur
pada penelitian ini mempunyai rentang
Sampel dalam penelitian ini adalah siswa
umur yang sangat bervariasi sehingga
yang sedang duduk di bangku SMA kelas
mempunyai cara pandang yang berbeda
1,
dalam menyikapi dan berperilaku terhadap
2, dan 3 yang berusia 15 – 18 tahun.
seksualitas. Selain itu, dengan usia
Berdasarkan umur, responden yang
menstruasi yang dini saat ini menyebabkan
termasuk dalam kategori umur remaja awal
umur menjadi lebih cepat dewasa, sehingga
(<17 Tahun) sebanyak 50,3% sedangkan
apabila tidak mampu mengendalikan
umur remaja akhir (≥17 Tahun) sebanyak
49,7%. Menurut Kemenkes (2011) bahwa
dorongan seksual yang muncul, mereka yang ada, hal ini merupakan hasil dari
dikhawatirkan akan melakukan perilaku penelitian PKBI (Djoerban, 2009)
seksual pranikah, mulai dari masturbasi Sikap Teman Sebaya
hingga intercourse. (Notoatmojo, 2003) Hasil penelitian ini menunjukkan
Sikap Orang Tua bahwa responden yang melakukan
Hasil penelitian menunjukkan bahwa intercourse multipartner, bahwa responden
responden yang melakukan intercouse laki-laki (40,3%) dan responden perempuan
multipartner bahwa responden laki-laki (20,8%) memiliki teman sebaya yang
(42,9%) memiliki orang tua dengan sikap sikapnya tidak permisif. Mereka yang
tidak permisif, sedangkan pada responden memiliki teman sebaya dengan sikap tidak
perempuan (23,1%) memiliki orang tua permisif memiliki proporsi melakukan
yang sikapnya permisif. Mereka yang perilaku seksual beresiko IMS. Hasil uji chi
memiliki orang tua dengan sikap permisif square menunjukkan bahwa pada responden
memiliki proporsi melakukan perilaku laki-laki (p value=0,059) maupun
seksual beresiko IMS. Hal ini dikarenakan responden perempuan (p value=0,830),
responden laki-laki dan responden tidak ada hubungan antara sikap teman
perempuan memiliki efikasi diri rendah. sebaya dengan perilaku seks pranikah
Hasil uji chi-square menyatakan bahwa beresiko IMS.
pada sampel laki-laki (p value=0,014) Pada masa perkembangan, proses
menunjukkan bahwa ada hubungan antara remaja adalah masa dimana remaja mulai
sikap orang tua dengan perilaku seksual belajar sosialisasi dan belajar mandiri
pranikah beresiko IMS, sedangkan pada keluar dari keluarga. Beberapa sifat remaja
responden perempuan (p value=0,335) yaitu dengan membentuk kelompok sosial
tidak ada hubungan yang signifikan antara yang terdiri dari teman-teman terdekatnya,
sikap orang tua dengan perilaku seks sehingga memiliki rasa yang dapat diterima
pranikah beresiko IMS. oleh golongannya dan hal ini merupakan
Keluarga yang sehat mampu suatu hal yang sangat penting pada saat usia
memberikan fungsi secara maksimal dan remaja (Nugrahawati, 2016).
optimal serta membantu remaja agar bisa Sehingga remaja akan mengupayakan
mengalihkan dorongan seksual secara agar bisa diterima oleh kelompok sosialnya
produktif dengan cara sesuai dengan nilai dengan berbagai cara diantaranya mengikuti
yang berlaku serta selaras dengan norma perilaku, nilai dan sikap kelompoknya
Meskipun remaja sudah
dalam tahap perkembangan kognitif yang responden dengan akses media tinggi juga
memadai sehingga dapat menentukan memiliki proporsi melakukan perilaku
perbuatannya sendiri, namun perilaku seksual beresiko IMS.
remaja untuk menentukan jati dirinya Hal yang bisa mempengaruhi
banyak dipengaruhi oleh lingkungan salah terhadap keinginan remaja untuk
satunya adalah teman sebayanya (Asfriyati, berperilaku seksual diantaranya adalah
2010). buku dan meja berdasarkan Leaner dan
Komunitas teman sebaya remaja Spainer. Pada era saat ini yaitu dengan
dapat diakui mempengaruhi keputusan serta adanya teknologi yang sangat canggih
pertimbangan seorang remaja tentang sikap menyebabkan informasi terkait seks mudah
dan perilakunya. Komunitas teman sebaya ditemui sehingga bisa menyebabkan dapat
adalah sumber rujukan penting bagi remaja memberikan rangsangan secara visual
dalam hal sikap dan persepsi tentang gaya (Mamahit, 2000). Sehingga remaja dalam
hidup remaja. Untuk remaja, teman sebaya masa ini ingin mengetahui dan ingin
merupakan sumber informasi misalnya mencoba menirukan apa yang didengarkan
tentang kehidupan sehari- hari.(Mutia, dan apa yang dilihat dari media massa yang
2008) pernah diakses (Suryoputro, 2006).
Akses Media Dengan demikian, remaja yang
Akses media adalah berbagai media sedang dalam periode ini ingin mengetahui
informasi tentang kesehatan reproduksi, akan mencoba menirukan apa yang dilihat
seksual dan pornografi yang pernah dibaca, dan apa yang didengarnya dari media
didengar ataupun dilihat oleh responden. massa. Hal ini disebabkan karena remaja
Hasil penelitian menunjukkan bahwa merasa aneh dan tidak nyaman sehingga
responden yang melakukan intercourse tabu untuk membicarakan tentang
multipartner bahwa responden laki-laki seksualitas dan kesehatan reproduksinya
(41,4%) memiliki akses media rendah, sehingga remaja berinisiatif sendiri untuk
sedangkan pada perempuan (20,8%) mencari informasi salah satunya yaitu lewat
memiliki akses media tinggi. Hasil uji chi media massa dimana informasi tersebut
square menunjukkan bahwa pada responden belum sepenuhnya benar (Bandura, 1997).
laki-laki (p value=0,030) dan perempuan (p Remaja seringkali merasa tidak
value=0,830), menunjukkan untuk laki-laki nyaman atau tabu untuk membicarakan
ada hubungan antara akses media dengan masalah seksualitas dan kesehatan
perilaku seks pranikah beresiko IMS. reproduksinya. Akan tetapi karena faktor
Sehingga ada kecenderungan keingintahuannya mereka akan berusaha
untuk mendapatkan informasi ini. Faktor yang Mempengaruhinya
Seringkali remaja merasa bahwa orang .Laporan Penelitian Dosen Muda
Universitas Airlangga. Surabaya.
tuanya menolak membicarakan masalah 2010.
seks kemudian mereka akan mencari Dinas Kesehatan Kota Malang. Analisis
Situasi IMS, HIV dan AIDS Tahun
alternatif sumber informasi lain seperti
2013. (2013). Dinas Kesehatan Kota
teman atau media massa (Kemendiknas, Malang. Malang.
2019). Direktorat Jenderal Pengendalian Penyakit
dan Penyehatan Lingkungan,
SIMPULAN Kementrian Kesehatan Republik
Indonesia.. (2013) Laporan
Responden laki-laki dengan umur remaja Perkembangan HIV-AIDS Triwulan
awal (<17 tahun) memiliki perilaku seksual II 2013. Kementrian Kesehatan
Republik Indonesia. Jakarta.
pranikah beresiko lebih besar jika
Djoerban, Z. (2009). Membidik AIDS,
dibandingkan dengan remaja akhir (≥17 Ikhtiar Memahami HIV dan ODHA.
Galang Press Yogyakarta.
tahun). Responden laki-laki berperilaku
Yogyakarta.
seksual pranikah beresiko terhadap IMS
Kementrian Kesehatan (Kemenkes)
sebesar 32,2%, sedangkan pada responden Republik Indonesia. (2011).
Surveilans Terpadu Biologis Perilaku
perempuan berperilaku seksual pranikah
(STBP) 2011. Kementrian Kesehatan
beresiko terhadap IMS sebesar 25%. Republik Indonesia. Jakarta.
Responden laki-laki (42,9%) memiliki Komisi Penanggulangan AIDS Provinsi
Jawa Timur (KPAP Jatim). (2013).
orang tua yang sikapnya tidak permisif, Kondisi HIV & AIDS di Jawa Timur
sedangkan pada responden perempuan s/d Juni 2013. Komisi
Penanggulangan AIDS Provinsi Jawa
(23,1%) memiliki orang tua yang sikapnya Timur. Surabaya.
tidak permisif. Responden laki-laki Mamahit, E. (2000). Validasi Pemeriksaan
(40,3%) dan responden perempuan (20,8%) Infeksi Menular Seksual secara
Pendekatan Sindrom pada Kelompok
memiliki teman sebaya yang sikapnya Berperilaku Resiko Tinggi. Buletin
tidak permisif. Responden laki-laki Penelitian Kesehatan. Jakarta.
(41,4%) memiliki akses media rendah, Mutia, Y. (2008). Perilaku Seksual
Beresiko Terkait HIV-AIDS pada
sedangkan pada responden perempuan Buruh Bangunan di Proyek P
(20,8%) memiliki akses media tinggi. Perusahaan Konstruksi K tahun
2008. Universitas Diponegoro .
Semarang.
DAFTAR PUSTAKA
Notoatmojo, S. (2003). Pendidikan dan
Ahmadi, H. (2009). Psikologi Sosial. Perilaku Kesehatan. Rineka Cipta .
Rineka Cipta. Jakarta. 2009. Jakarta.
Asfriyati, D. (2010). Prilaku Seksual
Remaja Surabaya serta Faktor-
Notoatmojo, S. (2013) Metodologi
Penelitian Kesehatan. Rineka Cipta .
Jakarta.
Nugrahawati, E. (2016). Profil Teman
Sebaya, Religiusitas, dan Perilaku
Seksual Pranikah pada Mahasiswa.
Universitas Islam Bandung. Bandung.
Sarwono, S. (2014) Psikologi Remaja. Raja
Grafindo Persada . Jakarta.
Suryoputro, A;. Faktor-Faktor yang
Mempengaruhi Perilaku Seksual
Remaja di Jawa Tengah. Implikasinya
terhadap Kebijakan dan Layanan
Kesehatan Reproduksi. Makara,
Kesehatan Vol. 10, No. 1, Juni, 2006.
29-40.
Tukan, J. (2010). Etika Seksual dan
Perkawinan. Intermedia. Jakarta.
Pengaruh Meditasi Diiringi Musik Religi Terhadap Kualitas Tidur Pada Penderita
Hipertensi di RW 2 Desa Gadung Driyorejo Gersik
Lono Wijayanti
Universitas Nahdlatul Ulama Surabaya, lono@unusa.ac.id
Puji Astuti
Universitas Nahdlatul Ulama Surabaya, puji@unusa.ac.id
Rahayu Anggraini
Universitas Nahdlatul Ulama Surabaya, angrek@unusa.ac.id
Abstrak
Kebutuhan tidur yang tidak cukup, seringnya terbangun di tengah malam maupun lamanya waktu yang
dibutuhkan sejak terjaga hingga terlelap sering memicu untuk terjadinya peningkatan tekanan darah pada
penderita hipertensi. Tujuan penelitian adalah menganalisis pengaruh meditasi diiringi musik religi
terhadap kualitas tidur pada penderita hipertensi di RW 2 desa gadung driyorejo gresik. Penelitian ini
merupakan penelitian Quasy Experiment pre-post control group design. Populasi dalam penelitian ini
adalah seluruh penderita hipertensi sejumlah 60 dan sampel yang digunakan 52 responden menggunakan
tehnik simple random sampling. Variabel bebas adalah meditasi diiringi musik religi sedangkan variabel
tergantung adalah kualitas tidur. Data dalam penelitian ini dianalisis menggunakan uji statistik Wilcoxon
dan Mann Whitney. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pada kelompok intervensi diperoleh kualitas
tidur pretest dan posttest berdasarkan uji Wilcoxon test didapatkan nilai p = 0,000 (p<0,05), dan pada
kelompok kontrol nilai p=1,000. Berdasarkan uji Mann-Whitney diperoleh nilai p = 0,000, sehingga
dapat disimpulkan bahwa terdapat perbedaan perubahan kualitas tidur antara kelompok kontrol dan
kelompok intervensi secara signifikan. Meditasi diiringi musik religi berdampak positif terhadap kualitas
tidur. Penggunaan meditasi diiringi musik religi dapat dipertimbangkan sebagai salah satu intervensi
dalam memperbaiki kualitas tidur yang dapat laksanakan secara rutin bahkan setiap hari khususnya pada
penderita hipertensi.
Kata kunci: kualitas tidur, meditasi diiringi musik religi, hipertensi
Abstract
The need for insufficient sleep, often waking up in the middle of the night and the length of time needed
from wakefulness to sleep often triggers an increase in blood pressure in people with hypertension. The
purpose of this study was to analyze the effect of meditation accompanied by religious music on sleep
quality in hypertensive patients in RW 2, Gadung Driyorejo, Gresic Village. This research is a Quasy
Experiment pre-post control group design study. The population in this study were all 60 hypertension
sufferers and the sample used was 52 respondents using simple random sampling technique. The
independent variable is meditation accompanied by religious music while the dependent variable is sleep
quality. Data in this study were analyzed using Wilcoxon and Mann Whitney statistical tests. The results
showed that in the intervention group the quality of pre and post sleep was obtained based on the
Wilcoxon test p value = 0,000 (p <0.05), and in the control group the value of p = 1,000. Based on the
Mann-Whitney test, the value of p = 0,000 was obtained, so it can be concluded that there are significant
differences in sleep quality changes between the control group and the intervention group. Meditation
accompanied by religious music has a positive impact on sleep quality. The use of meditation
accompanied by religious music can be considered as one of the interventions in improving sleep quality
that can be carried out routinely even every day, especially in patients with hypertension.
Keywords: sleep quality, meditation accompanied by religious music, hypertension
Nomor
Kirim: 22 November 2019, p-ISSN:
Terima: 1978-6743,
2 Januari 2020,Nomor e-ISSN: 2477-3948
DOI https://doi.org/10.33086/jhs.v13i01.1329
50 Jurnal Ilmiah Kesehatan (Jurnal Ilmu Kesehatan), Vol.13, No. 1, Lono Wijayanti,
Februari Puji
2020, Hal. Astuti, Rahayu Anggraini 50
49-57
Pengaruh Meditasi Diiringi Musik Religi Terhadap Kualitas Tidur Pada Penderita Hipertensi di RW 2
PENDAHULUAN Desa
value 0,000). Peningkatan tekanan darah
Gadung Driyorejo Gersik
Faktor penting bagi kesehatan dan kualitas yang disebabkan oleh kondisi kurang tidur
hidup seseorang salah satunya adalah kualitas dapat mempengaruhi keseimbangan hormon
tidur. Tidur merupakan kebutuhan manusia kortisol (hormon penanda stres).
sehari-hari untuk berbagai alasan seperti Ketidakseimbangan hormon kortisol dapat
untuk mengatasi stres, mencegah kelelahan, menyebabkan ketidakseimbangan hormon
mengumpulkan energi, memulihkan pikiran yang dihasilkan oleh kelenjar adrenal salah
dan tubuh, serta untuk dapat menikmati satunya adalah katekolamin yang terdiri dari
hidup secara penuh (Kozier et.al., 2011). epinefrin dan noreprinefrin yang bekerja
Fenomena di masyarakat saat ini, pada saraf simpatis yang menyebabkan
banyak penderita mengeluh sulit tidur, tidur vasokontriksi vaskuler (Potter & Perry,
sering terbangun pada malam hari, sehingga 2010; Smeltzer & Bare, 2013).
berdampak pada tekanan darah, mengeluh Hipertensi merupakan gangguan pada
pusing dan lemas saat bangun tidur di pagi pembuluh darah yang mengakibatkan suplai
harinya. Berdasarkan penelitian Lumantow, oksigen dan nutrisi yang dibawa oleh darah
dkk (2016), menunjukkan kualitas tidur terhambat ke jaringan tubuh (Wahyuningsih,
memiliki hubungan dengan tekanan darah 2013). Hipertensi atau yang lebih dikenal
dengan nilai p-value sebesar 0,000 dimana dengan sebutan tekanan darah tinggi adalah
kualitas tidur yang buruk berpengaruh suatu keadaan dimana seseorang mengalami
terhadap terjadinya prehipertensi pada peningkatan tekanan darah diatas normal.
remaja. Hipertensi merupakan faktor resiko utama
Berdasarkan penelitian yang dilakukan dari penyakit jantung dan stroke. Penyakit
Shittu et.al. (2014), bahwa status kesehatan hipertensi juga disebut sebagai “the silent
jangka panjang dapat dipengaruhi oleh killer” karena banyak orang yang tidak dapat
kualitas tidur, dimana dari hasil melihat tanda-tanda atau gejala dari luar.
penelitiannya didapatkan bahwa kualitas Perkembangan hipertensi berjalan secara
tidur yang buruk dapat mempengaruhi perlahan, tetapi secara potensial sangat
terjadinya peningkatan tekanan darah (p- berbahaya (Syamsiah, 2017).
value 0,002), peningkatan body mass index Fenomena di masyarakat saat ini,
(p-value 0,045), dan terjadinya depresi (p- banyak penderita mengeluh mengenai
kondisi tekanan darah yang tinggi. Mereka
mengkonsumsi obat penurun tekanan darah, tahun 2011 kejadian hipertesi 3,30%. Pada
tanpa mengetahui efek samping yang tahun 2012 sedikit menurun menjadi 3,06%.
merugikan bagi tubuh. Penderita yang Pada tahun 2013 meningkat pesat menjadi
mengalami kenaikan tekanan darah 13,6%. Pada tahun 2014 menurun menjadi
merasakan pusing, sulit tidur, dan sering 3% dan menempati urutan ke tujuh (Dinkes
terbangun malam hari bila tekanan darah Jatim, 2015).
tidak kunjung turun. Pengobatan non farmakologis dapat
Data World Health Organization menurunkan tekanan darah salah satunya
(WHO) tahun 2012 menunjukkan, di seluruh meditasi (Martin & Mardian, 2016). Dengan
dunia sekitar 972 juta orang atau 26,4% meditasi seseorang akan merasa rileks,
penghuni bumi mengidap hipertensi dengan damai, tenteram, mampu menambah
perbandingan 26,6% pria dan 26,1% wanita. keimanan dan mengantisipasi terjangkit
Angka ini kemungkinan akan meningkat berbagai penyakit. Karena, di dalam tubuh
menjadi 29,2% di tahun 2030. Penduduk manusia terdapat jaringan psiko-neuro-
Indonesia yang mengalami hipertensi sebesar endokrin yang berpengaruh terhadap faktor
23,3% (WHO, 2014). kejiwaan seseorang. Jaringan tersebut
Berdasarkan data dari Riskesdes berpengaruh terhadap sistem kekebalan tubuh
(2018), kejadian hipertensi di Indonesia (Zainul, 2007).
adalah sebesar 34,1%. Survey Indikator Terapi meditasi dapat mempengaruhi
Kesehatan Nasional (SIRKENAS) tahun aktifitas syaraf otonom, yaitu saraf yang
2016 pravelensi hipertensi meningkat mengatur tekanan darah, serta menenangkan
menjadi 32,4%. Surveilan terpadu penyakit aktifitas di dalam sistem syaraf simpatik,
puskesmas di Jawa Timur menunjukkan sehingga terjadi pelebaran pembuluh darah,
jumlah kunjungan penderita hipertensi kemudian adanya pernafasan yang dalam
meningkat dari tahun 2014 dengan total akan meningkatkan sirkulasi oksigen,
530.070 pengunjung menjadi 536.199 sehingga otot-otot cenderung mengendur
pengunjung di tahun 2015. dan memperlancar aliran darah serta
Berdasarkan profil Dinas Kesehatan berpengaruh untuk menurunkan tingkat
Kota Surabaya kejadian hipertensi di stress dan menurunkan tekanan darah pada
Surabaya dari tahun ke tahun selalu berada penderita hipertensi (Magfiroh, 2013).
dalam 10 daftar penyakit terbanyak. Pada Sedangkan terapi musik akan memberikan
bahwa hasil uji Wilcoxon test diperoleh nilai Secara klinis memang tidak terdapat
signifikansi p (1,000) > α (0,05) yang artinya perbedaan yang signifikan, namun setelah
tidak ada perbedaan kualitas tidur sebelum usia 45 tahun wanita akan mengalami
dan sesudah dilakukan perawatan biasa pada menopause sehingga wanita akan beresiko
religi. Dan pada penderita hipertensi di RW Martin, Weddy & Ponia Mardian. 2016.
Pengaruh Terapi Meditasi Terhadap
2 Desa Gadung Driyorejo Gersik dapat Perubahan Tekanan Darah Pada
melaksanakan terapi meditasi diiringi musik Lansia Yang Mengalami Hipertensi
Vol. 10 No. 4. STIKES Ceria
religi setiap hari secara mandiri. Berdasarkan Bukittinggi.
data tersebut hasil penelitian ini dapat http://scholar.google.co.id. Diakses
pada tanggal 21 September 2018
dijadikan rujukan dalam pembuatan protap
Mas’adah. 2018. Pengaruh Relaksasi
di rumah sakit untuk memperbaiki kualitas Meditasi Benson Terhadap Pemenuhan
tidur pada klien hipertensi dengan SOP yang Kebutuhan Tidur Lansia Di Balai
Sosial Lanjut Usia Mandalika
telah dibuat. Mataram. Adi Husada Nursing Journal
Vol.4 No.1, Juni
DAFTAR PUSTAKA 2018.
Magfiroh Nasruliyah Hikmatul. 2013.
Aizid, Rizem. 2011. Sehat Dan Cerdas Peranan Terapi Relaksasi Meditasi
Dengan Terapi Musik. Yogyakarta: Dalam Menurunkan Stres Pada
Laksana. Penderita Hipertensi. Universitas
Bistara, D.N. & Kartini, Y. 2018. Hubungan Muhammadiyah Malang.
Kebiasaan Mengkonsumsi Kopi Potter, P. A., & Perry, A. G. 2010,
dengan Tekanan Darah Pada Dewasa Fundamental of Nursing, Edisi 7 vol
Muda. Jurnal Kesehatan Vokasi Vol.3 3, Salemba Medika, Jakarta.
No. 1. Universitas Gajah Mada.
Pigeon WR. 2010. Diagnosis, Prevalence,
Pathways, Consequences, and
Treatment of Insomnia. Indian Journal
of Medicine. 2010; 131: 321-332.
Shittu, R., Issa, B. A., Olanrewaju, G. T.,
Odeigah, L. O., Sule, A. G., Sanni., M.
A., et al. 2014, Association between
Subjective Sleep Quality,
Hypertension, Depression and Body
Mass Index in a Nigerian Family
Practice Setting, J Sleep Disorder Ther,
3 (2), 157.
Sunaryati, S.S. 2011. 14 Penyakit Paling
Sering Menyerang dan Mematikan.
Jogjakarta: Flash Books.
World Health Organanizations (WHO).
2015.
http://www.who.int/diseases/publicati
ons/global_brief_hypertensions/en/
diakses pada tanggal 21 September
2018.
Zainul, Zen. 2007. Kekuatan Metode Lafidzi
Hidup Sehat Dengan Lahir, Fikir Dan
Dzikir. Jakarta: Qultum Media.
Hubungan Karakteristik Individu (Jenis Kelamin dan Usia) Dengan Perkembangan
Psikososial Mahasiswa Keperawatan di Surabaya
Diyan Mutyah
Stikes Hang Tuah Surabaya. diyanmutyah@gmail.com
Sukma Ayu Ck
Stikes Hang Tuah Surabaya. sukmakirana.89@gmail.com
Nisha Damayanti
Stikes Hang Tuah Surabaya. nishadr.shtsby@gmail.com
Abstrak
Usia dewasa merupakan tahapan yang diawali dengan masa transisi dari masa remaja hingga
masa dewasa yang melibatkan pengalaman dan eksplorasi yang disebut dengan emerging
adulthood. Tahap perkembangan psikososial manusia dimana individu mulai menerima dan
memikul tanggung jawab yang lebih berat. Tahap usia dewasa ini hubungan intim mulai
didalami dan mengalami perkembangan, hal ini sejalan dengan masa reproduktif yang mulai
sempurna. Keintiman yaitu individu mampu membina hubungan intim/dekat dan cinta
dengan orang lain.Tujuan dari penelitian ini yaitu mendapatkan gambaran perkembangan
psikososial mahasiswa keperawatan di wilayah Surabaya. Metode Penelitian yang digunakan
adalah deskriptif analitik dengan menggunakan teknik sampling kuota sampling dengan
jumlah sampel 150 mahasiswa keperawatan dari 2 intitusi keperawatan wilayah Surabaya.
Hasil dalam penelitian ini sebagian besar perkembangan psikososisal kurang optimal dengan
52 responden (34,7%), disebabkan karena faktor umur yang sebagian besar berusia 18 tahun.
Penelitian ini menunjukkan ada hubungan yang signifikan antara perkembangan psikososial
mahasiswa dengan jenis kelamin. Perlu adanya kegiatan yang dapat menunjang
perkembangan psikososial pada mahasiswa, terutama dalam menunjang perkembangan
intimasi menjadi optimal. Kegiatan yang dapat dilakukan seperti sharing antara mahasiswa
dengan dosen dan perlu peran aktif mahasiswa dalam melatih diri untuk meningkatkan
perkembangan intimasi.
Kata Kunci: Perkembangan Psikosial, Usia, Jenis
Kelamin
Abstract
Adult age is a stage that begins with the transition from adulthood to adulthood which
involves experience and discussion called the emergence of adulthood. Young adulthood
is a stage of human psychosocial development where individuals begin to accept and
assume heavier responsibilities. At this stage of age, intimate relationships begin to be
explored and experienced development, this is in line with the reproductive period that
starts perfect. Intimacy is how individuals are able to foster intimate / close relationships
and love with others. The purpose of this study is to get a description of the psychosocial
development of nursing students in the Surabaya area using an intimacy questionnaire.
The research method used was descriptive analytic using quota sampling and a sample of
150 nursing students from 2 nursing institutions in Surabaya. The results of this study
which examined the psychosocotic development in young adults showed that the
majority of psychososisal development was less than optimal with 52 respondents
(34.7%), because the age factor was mostly 18 years. 4. There is a significant
relationship between
the psychosocial development of students and the gender of Chi-square students P =
0.007. So the need for activities that can support psychosocial development in students,
especially in supporting the development of intimacy so that the development of
intimacy in students can be optimal. Activities that can be carried out such as sharing
activities
between students and lecturers so that lecturers can help students in fulfilling their
Nomor
Kirim: 22 November 2019,p-ISSN:
Terima: 1978-6743, NomorDOI:
22 Januari 2020, e-ISSN: 2477-3948
/doi.org/10.33086/jhs.v13i01.1317
59 Jurnal Ilmiah Kesehatan (Jurnal Ilmu Kesehatan), Vol.13, Diyan
No. 1, Mutyah, Sukma
Februari 2020, Ayu
Hal. Ck., Nisha Damayanti 59
58-65
Hubungan ciri Individu (Jenis Kelamin dan Usia) Dengan Perkembangan Psikososial Mahasiswa
Keperawatan di Surabaya
development tasks, and students need to play an active role in training themselves to
improve the development of intimacy in themselves.
Keywords: Psychosocial Development, Age, Gender
psikososial yang harus dipenuhi pada tahap penelitian deskriptif analitik karena
1969, dalam Papalia et al., 2008). Mampu dan melihat hubungan usia dan jenis
jawab secara ekonomi, sosial dan Surabaya. Teknik sampling yang digunakan
emosional, memiliki konsep diri yang dalam penelitian ini adalah kuota sampling
tujuan hidup, berinteraksi dengan baik keperawatan sesuai dengan kriteria yang
dengan keluarga, mengatasi stress akibat ditentukan oleh peneliti. Sampel dari
perubahan diri, serta menjadikan kehidupan penelitian ini adalah 150 mahasiswa
sosial bermakna dan mempunyai nilai yang keperawatan dari 2 intitusi keperawatan
Tabel 4 Hubungan perkembangan psikososial dewasa muda terhadap jenis kelamin mahasiswa
keperawatan di Surabaya (n=150)
Perkembangan Psikososial
Jenis Sangat
optimal Cukup Optimal Kurang
TOTAL Sangat kurang
kelamin optimal Optimal optimal
F F F F F N
Perempuan 86.7%
1 100% 24 100% 29 74.4% 46 88.5% 30 88.2% 130
Laki-laki
0 0.0 0 0.0% 10 25.6%% 6 11.5% 4 11.8% 20 13.3%
Total 1 100% 24 100% 39 100% 52 100% 34 100% 150 100%
Chi-square ; 0,007
terhadap jenis kelamin pada mahasiswa
Berdasarkan tabel 4 Menunjukkan
keperawatan di Kota Surabaya.
perkembangan psikososial dewasa awal
berhubungan dengan jenis kelamin
PEMBAHASAN
mahasiswa keperawatan di Surabaya
Dewasa muda merupakan rentang usia di
didapatkan responden perkembangan
mana individu memiliki lebih banyak
psikososial kurang optimal dengan jenis
sahabat dan lebih banyak menghabiskan
kelamin perempuan sebanyak 46
waktu bersama sahabat mereka. Dewasa
mahasiswa (88.5%) dan perkembangan
muda yang memiliki jumlah sahabat
psikososial kurang optimal dengan jenis
terbanyak yaitu pada individu yang dalam
kelamin laki-laki sebanyak 6 mahasiswa
jenjang perkuliahan (Blieszer dan Adams,
(11.5%) dan perkembangan psikososial
dalam Latifah, 2005).
optimal dengan jenis kelamin perempuan
Erikson menjelaskan perkembangan
sebanyak 24 mahasiswa (100%)
psikosial dewasa muda berada pada tahap
Menurut hasil uji statistik Chi-square
keintiman versus perpisahan. Individu
didapatkan hasil = 0.007 dimana ≤
akan mulai mencoba untuk menjalin
0,05 terdapat hubungan antara
hubungan dengan individu lain dan
perkembangan psikososial dewasa muda
membentuk keakraban dan persahabatan
(Hidayat 2009). Persahabatan dan yang lebih baik dalam menjalin hubungan
hubungan sehat yang telah terjalin antara dengan individu lain (Ishak et al. 2011).
individu satu dengan individu yang lain Selain itu, intimasi dapat terbentuk
dapat menjadi sebuah wujud intimasi pada apabila individu telah sukses melampaui
dewasa muda. Namun, apabila individu tugas sistem perkembangan pada tahap
tidak mampu mengembangkan diri sesuai sebelumnya (Papalia, Olds, and Feldman
dengan tahap perkembangan psikososial, 2008). Pada sistem perkembangan
maka individu dapat memisahkan diri psikoseksual, Erikson (1969 dalam Ega,
dengan individu lain. Individu akan lebih 2012) mengungkapkan bahwa jenis
memilih untuk menarik diri dari aktivitas kelamin dapat berpengaruh pada
sosial dan lebih memiliki sedikit hubungan perkembangan intimasi individu. Penelitian
dengan individu lain (Santrock 2003). oleh Jones dan Dembo (1989)
Kemampuan individu dalam bersosialisasi, mendapatkan hasil bahwa perempuan
berkomunikasi, dan menjalin hubungan mempunyai tingkat intimasi lebih tinggi
dengan individu lain dapat dipengaruhi daripada laki-laki (Ega 2012). Penelitian
oleh emosi (Potter and Perry 2005) oleh Ishak et al., (2011) mendapatkan
sehingga individu perlu memiliki bahwa kecerdasan emosional pada individu
kecerdasan emosional. Kecerdasan berusia lebih dari 21 tahun lebih baik
emosional dapat disebut sebagai daripada individu berusia di bawah 21
kecerdasan interpersonal, di mana individu tahun.
mengetahui cara dalam memahami diri Orang tua merupakan tempat
sendiri dan individu lain, menjalin pembelajaran bagi anak yang pertama kali.
hubungan dengan individu lain, serta Sikap orang tua dalam mengasuh anak
mampu beradaptasi dengan lingkungan dapat dilihat dari cara orang tua merespon
(Wiska 2014). dan memenuhi kebutuhan anak (Utami and
Perkembangan psikososial dapat Murti 2017). Peneliti berasumsi perkem-
dipengaruhi oleh usia dan jenis kelamin. bangan psikososial mahasiswa dapat
Individu yang berusia lebih tua lebih dipengaruhi oleh pola asuh orang tua. Pada
mampu memahami diri sendiri dan individu usia dewasa muda, individu diharapkan
lain serta lebih baik dalam menjalin dapat menjalin persahabatan dan hubungan
hubungan dengan individu lain (Wiska dengan individu lain. Apabila orang tua
2014). Individu yang memiliki usia di atas terlalu membatasi anak dengan lingkungan
21 tahun memiliki kemampuan sekitar, maka perkembangan psikologi anak
akan terhambat karena anak tidak
mampu menjalin hubungan dengan Hasil peneltian ini menunjukkan sebagian
individu lain maupun lingkungan sekitar. besar karakteristik umur dewasa muda
Penelitian yang dilakukan oleh Yulianto, berusia 18 tahun dan berjenis kelamin
Lestari and Suwito (2017) mendapatkan perempuan. Perkembangan psikososial
bahwa adanya hubungan antara pola asuh pada dewasa muda berada pada tahap
orang tua dengan perkembangan intimasi dengan hasil sebagian besar
psikososial anak. mahasiswa memiliki perkembangan
Kegagalan perkembangan psiko- psikososial kurang optimal. Penelitian ini
sosial pada dewasa muda yaitu tahap menyatakan tidak terdapat hubungan yang
keintiman dapat menimbulkan masalah signifikan antara perkembangan psikososial
baru seperti adanya masalah pekerjaan, mahasiswa dengan usia mahasiswa dan
masalah rumah tangga, dan masalah terdapat hubungan yang signifikan antara
keuangan akibat pemenuhan kebutuhan perkembangan psikososial mahasiswa
hidup yang berhubungan dengan kondisi dengan jenis kelamin mahasiswa.
internal individu seperti faktor sosial,
DAFTAR PUSTAKA
keluarga, lapangan pekerjaan, maupun
Azizah, Fajriyati Nur. 2015. “Pengalaman
lingkungan dan aktivitas sehari-hari dalam Depresi Orang Dewasa Dengan
kampus bagi mahasiswa sehingga HIV/AIDS Dalam Menjalani Tugas
Perkembangan Psikososial.”
diperlukan adanya pembimbingan dalam Universitas Indonesia.
mengembangkan psikosial pada individu, Ega, Agustine. 2012. “Pengaruh Terapi
terutama pada dewasa muda supaya tugas Kelompok Terapeutik ; Dewasa
Muda Terhadap Perkembangan
perkembangan psikosial pada tahap Intimasi Pada Mahasiswa Akademi
tersebut dapat tercapai. Apabila tugas Keperawatan Kabupaten Subang Dan
Sumedang Provisi Jawa Barat.”
perkembangan psikosisal pada dewasa Universitas Indonesia.
muda tidak tercapai, dapat menyebabkan Fortinash, Katherine M., and Patricia A.
individu mengalami kesulitan dalam Holoday Worret. 2012. Psychiatric
Mental Health Nursing. 3rd Editio.
menjalin hubungan dekat dengan individu Mosby, USA.
lain dan individu akan merasa tidak percaya Hidayat, Aziz Alimul. 2009. Pengantar
diri sehingga individu akan menarik diri Kebutuhan Dasar Manusia. Jakarta:
Salemba Medika.
dari sosial (Fortinash and Worret 2012).
Indonesia, Sekretariat Kabinet Republik.
2017. 60% Penduduk Usia
SIMPULAN Produktif, Presiden Jokowi: Ini
Peluang Kita Menangkan
Persaingan. Indonesia. Diniarti Suwito. 2017. “Hubungan
Ishak, NoorAzniza et al. 2011. Pola Asuh Orang Tua Dengan
“Moderating Effect of Gender and Perkembangan Psikososial Anak Di
Age on the Relationship between TK PKK XI Winong Gempol
Emotional Intelligence with Social Kabupaten Pasuruan.” Jurnal Nurse
and Academic Adjustment among and Health 6(2): 21–29.
First Year University Students.”
International Journal of
Psychological Studies 3: 78–79.
Latifah, Dewi. 2005. “Fungsi Dan Dampak
Persahabatan Lawan Jenis Terhadap
Kepuasan Pernikahan Dewasa Muda
Dan Dewasa Madya.” Universitas
Indonesia.
Papalia, D. E, S. W Olds, and Feldman.
2008. Human Development Psikologi
Perkembangan. 13th ed. Jakarta:
Kencana Prenada Media Group.
Pieter, Herri Zan, Bethsaida Janiwarti, and
Marti Saragih. 2011. Pengantar
Psikopatologi Untuk Keperawatan.
Edisi 1. Jakarta: Kencana.
Potter, Patricia A., and Anne Griffyn Perry.
2005. Fundamental Keperawatan :
Konsep, Proses Dan Praktis. eds.
Yasmin Asih et al. Jakarta: EGC.
Santrock, Jhon W. 2003. Life-Span
Development : Perkembangan Masa
Hidup Jilid 2. Jakarta: Erlangga.
Utami, Cahyaning, and Heru Astikasari
Setya Murti. 2017. “Hubungan
Antara Kelekatan Dengan Orang Tua
Dan Keintiman Dalam Berpacaran
Pada Dewasa Awal.” Universitas
Kristen Satya Wacana.
Wiska, Nadia. 2014. “Hubungan Usia,
Jenis Kelamin, Masa Studi Dan
Pengalaman Praktikum Di Rumah
Sakit Dengan Tingkat Kecerdasan
Emosional Mahasiswa Ilmu
Keperawatan.” Universitas
Indonesia.
Yulianto, Yufi Aris Lestari, and Elok
Karakteristik Penderita Glaukoma di Rumah Sakit Muhammadiyah Palembang
Periode Januari 2017-April 2018
Ferzieza Dizayang
Universitas Muhammadiyah Palembang, ferziezadizayangg@gmail.com
Hasmeinah Bambang
Universitas Muhammadiyah Palembang, hasmeinah@fkumpalembang.ac.id
Mitayani Purwoko
Universitas Muhammadiyah Palembang, mitayani.dr@gmail.com
Abstrak
Pada penyakit Glaukoma terjadi kerusakan saraf optik akibat terhambatnya aliran humour
aqueous. Jika dibiarkan, glaukoma dapat menyebabkan kebutaan. Penelitian ini bertujuan
untuk mengetahui karakteristik penderita glaukoma di Rumah Sakit Muhammadiyah
Palembang periode Januari 2017-April 2018 berdasarkan usia, jenis kelamin, jenis glaukoma,
keluhan utama, tekanan intraokular, dan riwayat penyakit sebelumnya. Penelitian ini
menggunakan desain penelitian deskriptif retrospektif dengan pendekatan cross sectional
menggunakan data rekam medis pasien glaukoma di Rumah Sakit Muhammadiyah Palembang
periode Januari
2017 – April 2018. Jumlah populasi terjangkau adalah 82 subjek dan dengan perhitungan
menggunakan rumus diperoleh besar sampel sebesar 45 subjek. Sampel diambil dengan teknik
simple random sampling. Data dianalisis secara univariat dan ditampilkan dalam tabel
distribusi
frekuensi. Hasil penelitian ini menunjukkan glaukoma lebih banyak terdistribusi pada kelompok
usia 40-64 tahun (66,7%) dan jenis kelamin perempuan (57,8%). Tipe glaukoma didominasi oleh
glaukoma kronis (57,8%), dengan keluhan nyeri mata (37,7%), memiliki TIO lebih dari 21
mmHg (73,3%), dan memiliki riwayat penyakit sebelumnya (60,0%).
Kata Kunci: glaukoma, tekanan intraokular, nyeri
mata.
Abstract
Glaucoma is an eye disease in which the optic nerve damage is caused by barriers to discharge
eyeball liquid production (Humor Aqueous). If left untreated, Glaucoma can cause blindness. This
study aimed to determine the characteristics of glaucoma patients at Muhammadiyah Palembang
Hospital in the period of January 2017-April 2018 based on age, gender, glaucoma type, main
complaint, intraocular pressure, and previous disease history. This was a retrospective study with a
cross sectional design using medical records of glaucoma patients at Muhammadiyah Hospital
Palembang during January 2017-April 2018. The population of this study was 82 subjects and with
the calculation using formulas obtained a sample size of 45 subjects. Samples were taken by simple
random sampling technique. Data were analyzed univariately and displayed in a frequency
distribution table. The results of this study indicated that glaucoma distributed mostly among
peoples at 40-64 years old (66.7%) and female gender (57.8%). The type of glaucoma was
dominated by chronic glaucoma (57.8%), with eye pain as chief complaint (37.7%), had IOP more
than 21 mmHg (73.3%), and had a previous disease history (60.0%).
Keywords: glaucoma, intraocular pressure, eye
pain.
PENDAHULUAN adanya gangguan yang berujung pada
kebutaan (Kemenkes RI, 2014). Menurut
Mata sebagai indra penglihatan sangat
World Health Organization (WHO),
penting bagi manusia. Fungsi mata yang
kebutaan di dunia terbanyak disebabkan
sangat penting ini dapat terganggu akibat
Kirim: 16 DesemberNomor
2019, p-ISSN:
Terima: 1978-6743, Nomor
16 Januari 2020, e-ISSN:
DOI: 2477-3948
doi.org/10.33086/jhs.v13i01.1146
67 Ferzieza
Jurnal Ilmiah Kesehatan (Jurnal Ilmu Kesehatan), Dizayang,
Vol.13, Hasmeinah
No. 1, Februari Bambang,
2020, Hal. 66-73 Mitayani Purwoko 67
Karakter Penderita Glaukoma di Rumah Sakit Muhammadiyah Palembang Periode Januari 2017-April 2018
oleh katarak dan glaukoma (WHO, Tujuan dari penelitian ini adalah
2012). Berdasarkan hasil Riset Kesehatan untuk mengetahui karakteristik penderita
Dasar tahun 2007, Sumatera Selatan glaukoma di Rumah Sakit
berada di urutan ke-8 untuk kasus Muhammadiyah Palembang. Hal ini
glaukoma di Indonesia dengan prevalensi dilakukan mengingat Sumatera Selatan
0,72% (Kemenkes RI, 2015). termasuk provinsi dengan jumlah kasus
Glaukoma adalah suatu neuropati glaukoma yang tinggi di Indonesia
optik kronik dengan ciri adanya sehingga data-data epidemiologi masih
pencekungan diskus optikus, penyempitan sangat diperlukan untuk membantu upaya
lapang pandang, dan peningkatan tekanan perbaikan oleh dinas terkait.
intraokular (Riordan
METODE
& Whitcher, 2017). Risiko terjadinya
glaukoma dikaitkan dengan jenis kelamin, Penelitian ini menggunakan data sekunder
Poliklinik Mata Rumah Sakit Umum Pusat populasi terjangkau adalah 82 subjek,
glaukoma primer, sebagian besar berada Sampel diambil dengan teknik simple
pada rentang usia 51-80 tahun, memiliki random sampling. Variabel yang diteliti
tekanan intraokular pada mata kanan rata- adalah usia, jenis kelamin, jenis glaukoma,
rata 32,38 mmHg dan mata kiri rata-rata keluhan utama saat datang ke dokter,
31,3 mmHg (Putri dkk, 2018). tekanan intraocular, dan riwayat penyakit
perempuan, sebagian besar berada pada sampel adalah seluruh pasien glaukoma
rentang usia 60-69 tahun, didominasi oleh yang berobat ke Rumah Sakit
sebagian besar tidak memiliki riwayat Januari 2017-April 2018. Apabila pasien
penyakit, dan didominasi oleh glaukoma terpilih sebagai subjek namun data rekam
6) Riwayat Penyakit
glaukoma lebih banyak terdistribusi pada
Ada atau tidak adanya riwayat kelompok usia 40-64 tahun (66,7%) dan
Apabila pasien tersebut tidak memiliki kronis (57,8%), dengan keluhan utama
riwayat penyakit maka termasuk dalam terbanyak berupa nyeri mata (37,7%),
glaukoma primer. Sedangkan pada pasien memiliki tekanan intraokular lebih dari
yang memiliki riwayat penyakit yang 21 mmHg (73,3%), dan memiliki riwayat
Eppy Setyowati
Universitas Nahdlatul Ulama Surabaya, eppy@unusa.ac.id
Abstrak
Penyakit tuberkulosis (TB) paru merupakan suatu penyakit infeksi yang disebabkan
bakteri berbentuk batang (basil) yang dikenal dengan nama Mycobacterium
tuberculosis. Basil tuberkel ini akan menyebabkan gangguan pernafasan. Selain itu
proses penyakit dan pengobatan yang lama sering menyebabkan kecemasan pada
penderita Tuberculosis. Tujuan penelitian ini adalah penerapan terapi SEFT pada pasien
Tuberculosis untuk mengurangi ansietas di Puskesmas Sawahan Surabaya. Metode yang
digunakan adalah deskriptif dengan pendekatan studi kasus melalui asuhan keperawatan
dengan masalah keperawatan ansietas pada pasien Tuberculosis. Pengumpulan data
yang dilakukan dengan menggunakan metode wawancara, observasi langsung, dan
rekam medis. Hasil dari penerapan terapi SEFT yang dilakukan satu kali/hari selama 3
hari pada Tn.B didapatkan adanya penurunan ansietas yang teratasi secara bertahap
setelah melakukan terapi SEFT. Penerapan terapi SEFT ini efektif untuk mengurangi
ansietas yang dirasakan oleh pasien Tuberculosis. Oleh karena itu Perawat diharapkan
dapat mengajarkan terapi SEFT sesuai standar operasional prosedur (SOP) sehingga
pasien maupun keluarga dapat mempraktekan kembali dirumah.
Kata Kunci: Ansietas, Tuberculosis, SEFT
Abstract
Pulmonary tuberculosis (TB) is an infectious disease caused by rod-shaped bacteria
(bacilli) known as Mycobacterium tuberculosis. This tubercle basil will cause
respiratory problems. In addition, the disease process and long-term treatment often
cause anxiety in people with Tuberculosis. The purpose of this study was the application
of SEFT therapy in Tuberculosis patients to reduce anxiety in Sawahan Surabaya Health
Center. The method used was descriptive with a case study approach through nursing
care with anxiety nursing problems in Tuberculosis patients. Data collection is done
using the method of interviews, direct observation, and medical records. The results of
the application of SEFT therapy were carried out once / day for 3 days at Mr. B. There
was a decrease in anxiety which was resolved gradually after SEFT therapy. The
application of SEFT therapy is effective in reducing anxiety felt by Tuberculosis
patients. Therefore nurses are expected to be able to teach SEFT therapy according to
standard operating procedures (SOP) so that patients and families can practice it again at
home.
Keywords: Anxiety, Tuberculosis, SEFT
atau pengobatannya tidak tuntas dapat
PENDAHULUAN
menimbulkan komplikasi berbahaya
Tuberkulosis (TB) merupakan suatu
hingga kematian (Kementrian Kesehatan
penyakit infeksi menular yang disebabkan
Republik Indonesia, 2016). Penyakit ini
bakteri Mycobacterium Tuberculosis, yang
dapat menular melalui udara dari orang
dapat menyerang berbagai organ, terutama
yang terinfeksi ke orang lain, salah satunya
paru–paru. Tuberkulosis bila tidak diobati
Nomor
Kirim: 22 November 2019, p-ISSN:
Terima: 1978-6743,
9 Januari 2020,Nomor
DOI: e-ISSN: 2477-3948
https://doi.org/10.33086/jhs.v13i01.1287
75 Lono
Jurnal Ilmiah Kesehatan (Jurnal Ilmu Kesehatan), Vol.13, No. Wijayanti,
1, Februari Puji
2020, Hal.Astuti,
74-80Rahayu Anggraini 75
Pengaruh Meditasi Diiringi Musik Religi Terhadap Kualitas Tidur Pada Penderita Hipertensi di RW 2
melalui batuk produktif karena adanya dengan 2007. Lima provinsi denganDesa TB
Gadung Driyorejo Gersik
peningkatan produksi sekret dan sekresi paru tertinggi adalah Jawa Barat (0.7%),
sputum yang purulen (Muttaqin, 2012). Papua (0.6%), DKI Jakarta (0.6%),
Sekret yang terkumpul pada saluran napas Gorontalo (0.5%), Banten (0.4%) dan
bila tidak dikeluarkan dapat menyebabkan Papua Barat (0.4%), Jawa timur (0.2%)
obstruksi jalan napas yang menyebabkan (Riskesdas, 2013). Data TB di Jawa Timur
bersihan jalan napas tidak efektif. pada 2015, kabupaten/Kota terbanyak
World Health Organization (WHO), pasien TB yang diobati dari Surabaya
TB menduduki posisi kedua sebagai (4.754), Jember (3.128), Sidoarjo (2.292),
penyakit infeksi yang menyebabkan Kabupaten Malang (1932) dan Kabupaten
kematian terbanyak pada penduduk dunia Pasuruan (1809) (Dinkes Jawa Timur,
setelah Human Immunodeficiency Virus 2016). Hasil studi pendahuluan di
(HIV). Indonesia berada di posisi ke-3 Puskesmas Sawahan menunjukkan jumlah
setelah India dan China, yaitu sebanyak penderita TB dalam tiga bulan terakhir
360.565 kasus. Dalam perkiraan antara terhitung dari Maret hingga Mei 2019 yaitu
tahun 2000-2020 kematian karena TB sejumlah 39 penderita dan 10 diantaranya
meningkat sampai 35 juta orang. Setiap memiliki masalah ansietas.
hari ditemukan 23.000 kasus TB dan Bagi penderita Tuberculosis yang
menyebabkan hamper 5000 kematian. mengalami kecemasan dikarenakan
Secara Global perkiraan insiden TB pada kurangnya pengetahuan dan sering
tahun 2010 adalah 8,8-9,4 juta, pada tahun bertanya tentang penyakit Tuberculosis.
2011 TB menempati posisi kedua sebagai Hal ini tentunya sangat berbahaya bagi
penyebab utama kematian dengan beban penderita. Pada saat penderita batuk atau
global yaitu 8,7 juta kasus baru, 12 juta bersin, kuman TB paru dan BTA positif
kasus baru dan lama, dan 1,4 juta kematian yang berbentuk droplet sangat kecil akan
Hasil Survei Prevalensi TB Indonesia betertebangan di udara. Droplet yang
tahun 2017 memperlihatkan angka sangat kecil ini kemudian mengering
penemuan sebanyak 360.770 kasus. dengan cepat dan menjadi droplet yang
(Kemenkes RI, 2018; World Health mengandung kuman tuberkulosis. Kuman
Organization, 2017). ini dapat bertahan di udara selama
Hasil Riset Kesehatan 2013, beberapa jam lamanya, sehingga cepat atau
prevalensi penduduk Indonesia yang lambat droplet yang mengandung unsur
didiagnosis TB paru oleh tenaga kesehatan kuman tuberculosis akan terhirup oleh
tahun 2013 adalah (0.4 %), tidak berbeda orang lain. Apabila droplet ini telah
terhirup dan bersarang di dalam paru-paru menggunakan obat anti tuberculosis
seseorang, maka kuman ini akan mulai (OAT) harus adekuat dan minimal 6 bulan,
membelah diri atau berkembang biak hal ini bertujuan untuk mencegah
sehingga dapat menginfeksi dari satu terjadinya resitensi basil TB terhadap obat.
penderita ke penderita yang lain. Penyakit Pengobatan tuberkulosis paru
tuberculosis paru bila tidak ditangani menggunakan obat anti tuberkulosiis
dengan benar akan menimbulkan (OAT) dengan metode directly observed
komplikasi. Menurut Ardiansyah M treatment shortcouse (DOTS). Selain
(2012), komplikasi dini antara lain: dalam hal pengobatan farmakologi juga
pleuritis, efusi pleura empiema, laringitis dapat diberikan pengobatan non-
dan TB usus. Selain itu, juga dapat farmakologi dengan memberikan terapi
menimbulkan komplikasi yang lebih lanjut SEFT (Spiritual Emotional Freedom
seperti obstruksi jalan nafas, kor Technique) pada penderita TB paru.
pulmonale dan amiloidosis. Pengobatan non farmakologi melalui terapi
Untuk mencegah komplikasi tersebut SEFT telah dibuktikan oleh peneliti
maka dibutuhkan peran dan fungsi perawat sebelumnya yaitu Kusnanto, dkk 2016
dalam melakukan asuhan keperawatan yang mampu meningkatkan kualitas hidup pada
benar meliputi promotif, preventif, kuratif penderita tuberculosis paru dengan hasil
dan rehabilitative yang dilakukan secara 89 % penderita mampu mengurangi
komprehensif dengan menggunakan kecemasan, 76 % penderita mampu
pendekatan proses keperawatan. Peran menguasai kemampuan diri terhadap
perawat dalam promotif dan preventif yakni penyakitnya dan 78% mampu bersosialisasi
memberikan pendidikan kesehatan tentang pada lingkungan kerja maupun lingkungan
TB paru dan penularan TB paru terhadap sosial lainnya.
keluarga maupun pasien itu sendiri. Dalam
METODE
upaya penanggulangan penyakit Tb paru,
Jenis penelitian kualitatif dengan
peran serta keluarga dalam kegiatan
pendekatan studi kasus. Sampel penelitian
pencegahan merupakan faktor yang sangat
32 responden dengan masalah keperawatan
penting. Peran serta keluarga dalam
ansietas yang diambil melalui snowball
penanggulangan TB paru harus diimbangi
sampling. Data dikumpulkan melalui
dengan pengetahuan yang baik. Peran
wawancara langsung terhadap klien dan
perawat kuratif yakni memberikan
pengamatan langsung terhadap
pengobatan TB paru
Siti Damawiyah
Universitas Nahdlatul Ulama Surabaya, damasiti@unusa.ac.id
Yurike Septianingrum
Universitas Nahdlatul Ulama Surabaya, yurike@unusa.ac.id
Abstrak
Diabetes melitus merupakan penyakit kronis yang masih menjadi masalah utama dalam
kesehatan baik di dunia maupun di Indonesia. Diabetes mellitus adalah suatu kelompok
penyakit metabolik dengan karakteristik hiperglikemia yang terjadi karena kelainan
sekresi insulin, kerja insulin atau kedua-duanya. Tujuan penelitian ini adalah mengetahui
pengaruh penerapan Diabetes Self Management Education (DSME) terhadap motivasi
penderita dalam mencegah kekambuhan dan komplikasi penyakit diabetes melitus di RW
01 Kelurahan Wonokromo Surabaya. Desain penelitian menggunakan Quasy
Experimental, Control Group Pre Test-Post Test Design. Populasinya adalah penderita
penyakit diabetes melitus sebanyak 24 orang. Sampel dalam penelitian ini adalah
sebagian penderita DM yang memenuhi kriteria sebanyak 10 orang kelompok intervensi
dan 10 orang kelompok kontrol. Variabel independen dalam penelitian ini adalah
penerapan DSME, variabel dependen dalam penelitian ini adalah motivasi penderita
dalam mencegah kekambuhan dan komplikasi penyakit DM. Analisa data menggunakan
uji Mann Withney. Hasil penelitian menunjukkan bahwa motivasi kelompok perlakuan
sebelum diberikan DSME memiliki nilai baik 0 % dimana nilai tersebut lebih kecil
dibanding nilai motivasi sesudah responden diberikan DSME yaitu sebesar 60%.
Sedangkan motivasi kelompok kontrol saat observasi awal memiliki nilai baik 0 % dan
saat observasi akhir memiliki nilai baik 10%. Peningkatan nilai motivasi tersebut
meningkat lebih kecil dibanding penilaian nilai motivasi kelompok perlakuan yaitu
sebesar 60%. Penerapan DSME meningkatkan motivasi penderita dalam mencegah
kekambuhan dan komplikasi penyakit diabetes mellitus. DSME bisa menjadi acuan
dalam program edukasi kesehatan untuk meningkatkan pengetahuan dan ketrampilan
perawatan mandiri pasien DM.
Kata kunci: Diabetes Mellitus, Self Management, Pendidikan,
Motivasi
Abstract
Diabetes mellitus is a chronic disease that is still a major problem in health both in the
world and in Indonesia. Diabetes mellitus is a group of metabolic diseases with
characteristics of hyperglycemia that occur due to abnormal insulin secretion, insulin
action or both. The purpose of this study was to determine the effect of the application of
Diabetes Self Management Education (DSME) on patient's motivation in preventing
recurrence and complications of diabetes mellitus in RW 01, Wonokromo Village,
Surabaya. Research design using the Quasy Experimental, Pre Test-Post Test Design
Control Group. The population in this study were 24 people with diabetes mellitus. The
sample in this study were some DM patients who met the criteria of 10 intervention
groups and 10 control groups. The independent variable in this study was the application
of DSME, the dependent variable in this study was the motivation of patients to prevent
recurrence and complications of DM disease. Data analysis using the Mann Withney test.
The results showed that the motivation of the treatment group before being given DSME
had a good value of 0% where the value was smaller than the value of motivation after
the respondent was given DSME that is equal to 60%. While the motivation of the
control group when the initial observation has a good value of 0% and when the final
observation has a good value of 10%. The increase in motivation value increased smaller
than the
Nomor
Kirim: 22 November 2019, p-ISSN:
Terima: 20 1978-6743, Nomor
Januari 2020, DOI:e-ISSN: 2477-3948
https://doi.org/10.33086/jhs.v13i01.1391
82 Siti Damawiyah,
Jurnal Ilmiah Kesehatan (Jurnal Ilmu Kesehatan), Vol.13, No. 1, Februari Yurike Septianingrum 82
2020, Hal. 81-87
Efektifitas Penerapan Diabetes Self Management Education (DSME) Terhadap Motivasi Penderita Dalam
Mencegah Kekambuhan dan Komplikasi Penyakit Diabetes Melitus
assessment of the motivation value of the treatment group, which was 60%. DSME
application increases patient motivation in preventing recurrence and complications of
diabetes mellitus. DSME can be used as a health promotion program to improve self-care
capabilities of DM patients.
Keywords: Diabetes, Self Management, Education,
Motivation
di Indonesia menunjukkan bahwa
PENDAHULUAN
prevalensi nasional untuk toleransi glukosa
Diabetes melitus (DM) merupakan penyakit
tertanggu (TGT) adalah sebesar 10,25%
kronis yang masih menjadi masalah utama
dan untuk DM adalah sebesar 5,7%
dalam kesehatan baik di dunia maupun di
(Balitbang Depkes RI, 2008).
Indonesia. DM adalah suatu kelompok
Laporan dari Badan Penelitian dan
penyakit metabolik dengan karakteristik
Pengembangan Kesehatan Kementrian
hiperglikemia yang terjadi karena kelainan
Kesehatan berupa Riset Kesehatan Dasar
sekresi insulin, kerja insulin atau kedua-
(Riskesdas) tahun 2013 menyebutkan
duanya. DM merupakan suatu penyakit
terjadi peningkatan prevalensi klien
kronis yang mempunyai dampak negatif
diabetes melitus pada tahun 2007 yaitu
terhadap fisik maupun psikologis klien,
1,1% meningkat pada tahun 2013 menjadi
gangguan fisik yang terjadi seperti poliuria,
2,4%. Diabetes mellitus disebabkan karena
polidipsia, polifagia, mengeluh lelah dan
gangguan kemampuan tubuh untuk
mengantuk (Price & Wilson, 2005). Lebih
menggunakan glukosa ke dalam sel,
dari 90 persen dari semua populasi diabetes
sehingga glukosa menumpuk dalam darah.
adalah diabetes melitus tipe 2 yang ditandai
Pada diabetes tipe 1, gangguan ini
dengan penurunan sekresi insulin karena
disebabkan karena pankreas tidak dapat
berkurangnya fungsi sel beta pankreas
memproduksi insulin. Sedangkan pada
secara progresif yang disebabkan oleh
diabetes tipe 2, gangguan ini terjadi akibat
resistensi insulin (American Diabetes
tubuh tidak efektif menggunakan insulin
Association, 2010).
atau kekurangan insulin yang relatif
Menurut World Health Organization/
dibandingkan kadar glukosa darah. Kadar
WHO (2012) bahwa jumlah klien dengan
glukosa yang tinggi ini dapat merusak
DM di dunia mencapai 347 juta orang dan
pembuluh darah kecil di ginjal, jantung,
lebih dari 80% kematian akibat DM terjadi
mata, dan sistem saraf, sehingga
pada negara miskin dan berkembang. Hasil
mengakibatkan berbagai komplikasi.
penelitian yang dilakukan pada seluruh
Diabetes tipe 1 dan 2 dapat
provinsi yang ada
menyebabkan komplikasi berupa kerusakan
retina mata, kerusakan saraf,
penyakit stroke dan jantung koroner, METODE
kerusakan ginjal, disfungsi seksual, Penelitian ini merupakan jenis penelitian
keguguran, atau bayi lahir mati dari ibu kuantitatif dengan menggunakan desain Quasy
yang menderita diabetes. Meningkatnya Experimental, Control Group Pre Test-Post Test
penyakit kronis diantaranya penyakit Design. Penelitian ini bertujuan membandingkan
diabetes, memerlukan manajemen yang pengaruh penerapan DSME terhadap motivasi
baik sehingga tatalaksana penyakit tersebut penderita dalam mencegah kekambuhan dan
dapat efektif, salah satu strategi yang dapat komplikasi penyakit diabetes mellitus. Populasi
dilaksanakan adalah dengan melakukan dalam penelitian ini adalah penderita penyakit
edukasi yang memiliki tujuan jelas dan diabetes melitus sebanyak
pasien terlibat dalam proses pelayanan 24 orang. Sampel dalam penelitian ini adalah
kesehatan yang mereka terima. Edukasi sebagian penderita diabetes mellitus sebanyak
kesehatan adalah kegiatan yang sengaja 20 orang yang kemudian dibagi menjadi 10
dirancang dengan tujuan untuk pencapaian orang untuk kelompok eksperimen dan 10 orang
pada kesehatan atau penyakit yang untuk kelompok kontrol. Cara pengambilan
berhubungan dengan pembelajaran, dan sampel dalam penelitian ini menggunakan
beberapa relatif membuat perubahan consecutive sampling. Penelitian ini mengambil
permanen dalam kemampuan dan disposisi lokasi di wilayah RW 01
individu. Efektivitas edukasi kesehatan Kelurahan Wonokromo Surabaya. Penelitian
dapat mengubah pengetahuan dan dilakukan pada bulan April-Juni 2019. Variabel
pemahaman cara berpikir, yang mungkin independen dalam penelitian ini adalah
dapat berdampak pada perubahan perilaku penerapan DSME. Variabel dependen dalam
atau gaya hidup. Program edukasi pada penelitian ini adalah motivasi penderita dalam
penderita DM yang tepat adalah DSME. mencegah kekambuhan dan komplikasi penyakit
Menurut Sidani & Fan (2009), DSME DM. Analisis perbandingan motivasi kelompok
merupakan suatu proses memberikan eksperimen sebelum dan sesudah diberikan
pengetahuan kepada pasien mengenai DSME menggunakan uji Mann Withney.
aplikasi strategi perawatan diri secara Analisis kontrol sebelum dan sesudah dilakukan
mandiri untuk mengoptimalkan kontrol observasi tanda dan gejala penyakit
metabolik, mencegah komplikasi, dan menggunakan uji Mann Withney. Tingkat
memperbaiki kualitas hidup pasien DM. kemaknaan (α) yang digunakan adalah 0,05.
sakit, kontrol rutin setiap 3-6 bulan, dan diabetes mellitus sebelum diberikan DSME
melakukan pemeriksaan kaki dan mata sebagian besar kurang. Motivasi penderita
gaya hidup sehat, pola makan, serta sesudah diberikan DSME sebagian besar
berolahraga secara teratur dan berhenti baik. Ada pengaruh penerapan DSME
dapat diberikan, khususnya jika terjadi penyakit diabetes mellitus. DSME bisa
Adius Kusnan
Universitas Haluoleo Kendari, adius.kusnan.fkuho@gmail.com
Amirudin Eso
Universitas Haluoleo Kendari, amir_fk_unhalu@yahoo.co.id
Asriati
Universitas Haluoleo Kendari, asriatiyusuf@gmail.com
La Ode Alifariki
Universitas Haluoleo Kendari, ners_riki@yahoo.co.id
Ruslan
Departement Provincial Education and Culture Kendari, ruslansman10kendari@yahoo.co.id
Abstrak
Angka kejadian HIV/AIDS terus meningkat setiap tahunnya, tercatat jumlah penderita
HIV sudah mencapai 242.699 jiwa dan penderita AIDS mencapai 87.453 jiwa, di
Sulawesi Tenggara, data penderita HIV total berjumlah 861 kasus HIV dimana Kota
Kendari merupakan jumlah terbanyak 360 kasus dari 17 kabupaten kota se-provinsi
Sulawesi Tenggara. Data tersebut juga menggambarkan bahwa pengidap AIDS terbanyak
ada pada usia produktif, yakni 20-29 tahun. Sementara, HIV sendiri biasanya
berkembang menjadi AIDS dalam waktu kurang lebih 10 tahun. Hal ini berarti, terdapat
banyak penderita AIDS yang sudah menderita HIV sejak usia anak atau ketika duduk
dibangku sekolah menengah atas atau bangku kuliah. Tujuan penelitian untuk
mengetahui pengaruh pengetahuan dan sikap terhadap pelaksanaan penyuluhan
HIV/AIDS pada siswa di SMA Negeri 4 Kendari. Metode penelitian ini Pra-
Eksperimental dengan desain one group pre test post test, cara pengambilan sampel
purposive sampling dengan jumlah responden sebanyak 54 orang,bentuk data primer
melalui pengisian kuisioner pengetahuan dan sikap. Hasil penelitian menunjukkan
responden tingkat pengetahuan pre-test yang terbanyak tingkat pengetahuannya kurang
(87,0%) dan setelah mendapatkan penyuluhan HIV/AIDS pos-test berada pada tingkat
pengetahuan baik sebanyak (74,0%). Adapun karakteristik sikap pada saat pre-test
menunjukkan sikap yang terbanyak kurang (79,6%) dan setelah mendapatkan penyuluhan
HIV/AIDS pos-test menunjukkan sikap yang lebih baik (68,5%).Kesimpulan penyuluhan
mempengaruhi pengetahuan dan sikap siswa tentang HIV/AIDS dengan (nilai p=0,000).
Saran diharapkan para siswa secara menyeluruh lebih pro aktif untuk mencari informasi
dari berbagai media yang ada, sehingga memiliki wawasan dan pemahaman yang tinggi
tentang pencegahan penularan HIV/AIDS.
Kata Kunci: HIV/AIDS, Pengetahuan, Sikap
Abstract
The incidence of HIV / AIDS continues to increase every year, recorded the number of
HIV sufferers has reached 242,699 people and AIDS patients reached 87,453 people, in
Southeast Sulawesi, the total number of HIV sufferers numbered 861 HIV cases in which
Kendari City was the most 360 cases out of 17 districts in the city. Southeast Sulawesi
Province. The data also illustrates that most AIDS sufferers are in the productive age,
which is 20-29 years. Meanwhile, HIV itself usually develops into AIDS within about 10
years. This means, there are many AIDS sufferers who have suffered from HIV since
their age or when sitting in high school or college. The purpose of this study was to
Nomor
Kirim: 15 Januari 2019, p-ISSN:
Terima: 1978-6743,
17 Januari 2010,Nomor e-ISSN: 2477-3948
DOI: https://doi.org/10.33086/jhs.v13i01.650
89 Adius Vol.13,
Jurnal Ilmiah Kesehatan (Jurnal Ilmu Kesehatan), Kusnan,No.
Amirudin Eso,
1, Februari Asriati,
2020, Hal. La Ode Alifariki, Ruslan 89
88-95
Pengaruh Penyuluhan HIV / AIDS Terhadap Peningkatan Pengetahuan dan Sikap Siswa Siswi Sekolah
determine the effect of knowledge and attitudes on the implementation of HIV / AIDS
counseling for students in SMA Negeri 4 Kendari. This research method is Pre-
Experimental with the design of one group pre-test and post-test, the way of taking
purposive sampling with the number of respondents as many as 54 people, the form of
primary data through filling in the questionnaire of knowledge and attitudes. The results
showed that respondents with the highest level of pre-test knowledge (87.0%) and after
getting HIV / AIDS counseling the post-test was at a good level of knowledge (74.0%).
The characteristics of attitude at the pre-test showed the most attitudes lacking (79.6%)
and after getting HIV / AIDS counseling the post-test showed a better attitude (68.5%).
The conclusion of counseling affects students' knowledge and attitudes about HIV /
AIDS (P value = 0,000). Suggestions are expected that students as a whole will be more
proactive in seeking information from various available media, so that they have high
insight and understanding about the prevention of HIV / AIDS transmission.
Keywords: HIV/AIDS, knowledge, attitude.
yang bersikap positif terhadap pencegahan dengan desain one group pre-post test yakni
responden yang bersikap negatif. Tindakan melibatkan dua pengukuran pada subjek
baik, dan sebesar (47,4%) responden yang dengan rumus (Notoatmodjo, 2007).
memiliki tindakan tidak baik (Singale L, Populasi penelitian adalah seluruh siswa
2012). Hasil penelitian lain tentang SMAN 4 Kendari dengan jumlah sampel
penyakit HIV/AIDS baik sebesar skoring dan tabulating dan data dianalisis
penyuluhan sebaya (peer group education) pada bulan September sampai Oktober
yang didapat yaitu secara umum sebesar Hasil penelitian terhadap sikap
pengetahuan kurang dan sesudah dilakukan yang didapat yaitu secara umum sebesar
Nur Masruroh
Universitas Nahdlatul Ulama Surabaya, masruroh@unusa.ac.id
Abstrak
Inisisasi menyusu dini (IMD) adalah memberikan ASI segera setelah bayi dilahirkan dalam
waktu 30-60 menit setelah bayi dilahirkan. Inisiasi Menyusu Dini juga dengan jelas telah
tercantum dalam Buku Acuan Asuhan Persalinan (APN) dari Departemen Kesehatan Republik
Indonesia sehingga harus dilaksanakan oleh seluruh bidan. Kolostrum mulai diproduksi oleh
tubuh saat kehamilan, dan keluar pada awal seorang ibu akan menyusui. Tujuan dari penelitian
ini adalah untuk mengetahui pengaruh penatalaksanaan inisiasi menyusu dini terhadap onset
pengeluaran kolostrum ibu. Metode penelitian yang digunakan adalah cross sectional dengan
sampel ibu bersalin primipara yang melahirkan di BPM Istiqomah dan BPM Bashori selama
bulan Maret-Juli 2018 berjumlah 60 orang. Teknik pengambilan sampel pada penelitian ini
menggunakan teknik accidental sampling dengan kriteria inklusi : ibu primipara, melahirkan
spontan pervaginam tanpa penyulit dan bersedia menjadi responden. Analisis data
menggunakan t tes mendapatkan hasil bahwa pelaksanaan inisiasi menyusu dini berpengaruh
terhadap onset pengeluaran kolostrum dengan p= 0,03 (<0,05). Lama pelaksanaan inisiasi
menyusu dini berpengaruh terhadap onset pengeluaran kolostrum dengan p= 0,01 (<0,05).
Bidan sebagai ujung tombak kesehatan ibu dan anak meningkatkan sosialisasi pentingnya
inisiasi menyusu dini sejak periode kehamilan
Kata kunci : IMD, onset, kolostrum
Abstrack
The initiation of early breastfeeding is giving breast milk as soon as the baby is born within
30-60 minutes after the baby is born. Initiation of Early Breastfeeding is also clearly stated
in the Maternity Care Reference Book of the Ministry of Health of the Republic of
Indonesia so that it must be carried out by all midwives. Colostrum begins to be produced
by the body during pregnancy, and comes out at the beginning of a mother's breastfeeding.
The purpose of this study was to determine the effect of management of early breastfeeding
initiation on the onset of maternal colostrum expenditure. The research method used was
cross-sectional with samples of primiparous mothers giving birth at BPM Istiqomah and
BPM Bashori during the months of March-July 2018 totaling 60 people. Data analysis
using t test found that the implementation of early breastfeeding initiation had an effect on
the onset of colostrum expenditure with p = 0.03 (<0.05). The duration of initiation of early
breastfeeding has an effect on the onset of expenditure of colostrum with p = 0.01 (<0.05).
Midwives as the spearhead of maternal and child health increase the socialization of the
importance of early breastfeeding initiation since the pregnancy period
Keywords: early breasfeeding, onset, colostrum
terlihat dari penelitian yang dilakukan oleh adalah pelaksanaan inisiasi menyusi dini
69% ibu yang memiliki status gizi baik kolostrum. Lama inisiasi menyusu dini
kolostrumnya adalah <12 jam. Menurut kolostrum. Bidan sebagai ujung tombak
hasil penelitian dari Nurjanah di tahun kesehatan ibu dan anak meningkatkan
2015, diketahui bahwa ibu yang sosialisasi pentingnya inisiasi menyusu dini
Nunik Purwanti
Universitas Nahdlatul Ulama Surabaya, noniek@unusa.ac.id
Nur Hidaayah
Universitas Nahdlatul Ulama Surabaya
Abstrak
Pendidikan tinggi dewasa ini terutama di bidang Keperawatan dituntut mengeluarkan lulusan
berkualitas dan mampu bersaing dalam dunia kerja. Tuntutan semakin tinggi di bidang
keperawatan, lulusan tidak cukup mengandalkan kemampuan bidang kognitif saja, harus
didukung juga dengan kemampuan afektif dan psikomotor. Tuntutan tinggi kepada mahasiswa
dalam bidang akademik, seringkali menyebabkan stress. Tujuan penelitian ini adalah
menganalisis pengaruh Autogenic Training terhadap penurunan stress dan kemampuan
mahasiswa menerapkan role play komunikasi terapeutik. Desain penelitian analitik
observasional dengan pendekatan cross sectional. Rancangan penelitian quasi eksperimental
design (pre-post test control group design). Populasi penelitian mahasiswa DIII Keperawatan
semester 3 sebanyak
56 mahasiswa, sampel penelitian sebagian mahasiswa sebanyak 49 responden. Teknik
pengambilan sampel simple random sampling. Variabel independen manajemen stress
(Autogenic Training), variabel dependen penurunan stress, kemampuan kognitif, afektif dan
psikomotor. Data di analisis dengan uji mann whitney dan wilxocon test. Analisis uji Mann
Whitney signed ranks test didapatkan nilai p (0.000) < α (0,005) maka ada pengaruh autogenic
training terhadap penurunan tingkat stress dan kemampuan responden menerapkan role play
komunikasi terapeutik. Pemberian autogenic stress memiliki pengaruh terhadap penurunan
stress dan kemampuan mahasiswa menerapkan role play komunikasi terapeutik. Disarankan
adanya pelatihan lebih banyak lagi agar mahasiswa lebih terampil menerapkan komunikasi
terapeutik.
Kata kunci: Autogenic Training, kemampuan
Abstract
Higher education today, especially in the field of Nursing is required to issue quality graduates
and be able to compete in the world of work. The higher demands in nursing, graduates are not
enough to rely on the ability of the cognitive field alone, must also be supported by affective and
psychomotor abilities. High demands on students in academics often cause stress. The purpose of
this study was to analyze the effect of Autogenic Training on stress reduction and the ability of
students to apply role play therapeutic communication. Research design Observational analytic
with approach cross sectional. Research Quasi experimental design (pre-post test control group
design). The research population of semester 3 Nursing DIII students was 56 students, the
research sample of some students was 49 respondents. The sampling technique is simple random
sampling. The independent variable is stress management (Autogenic Training), the dependent
variable is stress reduction, cognitive ability, affective and psychomotor. Data were analyzed
with the Mann Whitney and test Wilxocon test. Analysis of the Mann Whitney signed ranks test
showed p (0.000) <α (0.005) so there was an effect autogenic training on reducing stress levels
and the ability of respondents to apply role play therapeutic communication. Giving autogenic
stress has an influence on reducing stress and the ability of students to apply play therapeutic
communication. It is recommended that there be more training so that students are more skilled
at applying therapeutic communication.
Nomor
Dikirim: 28 Oktober 2019, p-ISSN:041978-6743,
Diterima: Nomor
Januari 2019, e-ISSN: 2477-3948
DOI:
https://doi.org/10.33086/jhs.v13i01.334
Keywords: Autogenic Training,
ability
Nomor
Dikirim: 28 Oktober 2019, p-ISSN:041978-6743,
Diterima: Nomor
Januari 2019, e-ISSN: 2477-3948
DOI:
https://doi.org/10.33086/jhs.v13i01.334
102 Jurnal Ilmiah Kesehatan (Jurnal Ilmu Kesehatan), Vol.13, No. 1, Februari 2020, Hal.
Nunik Purwanti, Nur Hidaayah 102
101-108
Pengaruh Pelatihan Autogenic Terhadap Stres dan Kemampuan Mahasiswa Menerapkan Role Play
PENDAHULUAN Komunikasi
menerus akan menyebabkan dampak yang
Terapeutik
Proses belajar mengajar terutama pada kurang baik. Penangan non farmakologis
mahasiswa Keperawatan tidak hanya didalam dapat dilakukan untuk mengurangi stress
kelas, mereka dituntut memberikan yang ada, salah satunya dengan
perawatan kepada pasien melalui praktek menggunakan Autogenic training (AT).
lansung di Rumah sakit. Strategi pencapaian Autogenic training (AT) merupakan suatu
target lulusan melalui peningkatan metode dengan menggunakan pendekatan
kemampuan kognitif, afektif dan psikomotor. yang holistik, dengan tujuan memberikan
Pada praktek klinik mahasiswa dituntut untuk efek relaksasi, meringankan gangguan
mandiri, cekatan dan dituntut melakukan psikosomatik termasuk beberapa kasus
asuhan keperawatan pada satu pasien. insomnia, ketidakmampuan konsentrasi,
Tuntutan tinggi kepada mahasiswa dalam tekanan darah tinggi. Lima belas menit
bidang akademik, seringkali menyebabkan melakukan Autogenic Training dapat
stress. meningkatkan kualitas istirahat (tidur) pada
Pada penelitian yang dilakukan oleh malam hari (Karl, 1991; Ortigosa, 2014).
Uswatun Hasanah (2017) Hasil analisis
METODE
menunjukkan bahwa dari 81 mahasiswa
(69.23%) dengan tingkat stress ringan, 77 Desain penelitian analitik observasional
(8.3%) dengan strategi koping maladaptif. dengan desain penelitian one group pretest-
Berdasarkan hasil uji statistik didapatkan p- posttest design (pra-pasca tes dalam satu
hubungan antara stres dengan strategi koping Populasi penelitian mahasiswa DIII
Stres dalam praktek klinik yang penelitian sebagian mahasiswa sebanyak 49.