Anda di halaman 1dari 8

“TUGAS CONTOH DIALOG WAWANCARA INDIVIDU

MEMPERLAKUKAN KELUARGA SECARA TERHORMAT”


MATA KULIAH KONSELING

Dosen Pembimbing : Hj. Sri Sumiati, AB, M.Kes

Disusun Oleh :

Nama : Shafira Rahmatini


Tingkat : 4B
NIM : P0 5170017 076

KEMENTERIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA


POLTEKKES KEMENKES BENGKULU
TAHUN AJARAN 2020/2021
DIALOG WAWANCARA INDIVIDU MEMPERLAKUKAN
KELUARGA SECARA TERHORMAT

1. PERSIAPAN

Tahapan persiapan ini, meliputi proses dimana sudah dimulai sebelum konselor dan
klien bertemu, dapat dilakukan melalui media komunikasi seperti via telephone atau yang
lainnya, klien mulai menyampaikan masalah yang akan dibahas, klien mempersiapkan
apa yang akan diceritakan, dan konselor mempersiapkan apa yang akan dijelaskan kepada
klien nantinya. Contoh dialog :

“Klien menghubungi konselor melalui via telepon untuk mengatur


pertemuan dan membahas masalah yang dialami”
Klien : (menelpon konselor via telepon) Assalammualaikum Kak,
maaf menggangu waktunya, ini Ria. Rencananya besok Ria
mau bertemu kakak, ada sesuatu hal yang ingin Ria
ceritakan. Apakah besok kakak sibuk atau tidak?
Konselor : Waalaikumsalam Ria. Besok kakak tidak sibuk, besok mau
ketemu dimana?
Klien : Di cafe tempat biasa kita ketemu bisa kak jam tiga sore?
Konselor : Oke, bisa kok. Ngomong – ngomong masalah apa yang
ingin Ria ceritakan?
Klien : Begini kak, Ria ingin cerita mengenai Masalah kesehatan
Ria yaitu Anemia yang membuat Ria tidak bisa fokus pada
pelajaran.
Konselor : Iya baiklah Ria, besok Ria ceritakan semuanya ya.
Klien : Baikla kak, sampai ketemu besok.
Konselor : Oke Ria.

2. PEMBUKAAN (PREAMBLE)
Dalam tahap pembukaan ini menjadi pertemuan awal yang sangat penting, sehingga
konselor menyambut klien dengan ramah dan tampakkan sikap konselor yang menerima.
Contoh Dialog :

“Klien dan konselor bertemu di cafe yang sudah dijanjikan untuk


menceritakan dan membahas masalah yang dialaminya”
Klien : Assalamuallaikum kak (sambil menyapa konselor)
Konselor : Waalaikumsalam Ria, silakan duduk. (menyambut dengan
senyuman dan klien duduk). Apa kabarnya Ria? (berjabat
tangan, tatapan lurus pada klien, bertanya dengan hangat
disertai nada suara yang lembut).
Klien : Alhamdulliah, baik Kak.
Konselor : Kalau boleh tau sekarang Ria kelas berapa?
Klien : Kelas 1 SMA kak
Konselor : Wah harus semangat ya sekolahnya
Klien : Hehe siap kak

3. MEMULAI (GETTING STARTED)

Dalam tahapan memulai proses klien memiliki sikap yang siap ditandai dengan sikap
duduk yang santai, tidak menunjukkan kegugupan dalam berbicara , tidak cemas serta
konselor dapat memulai dengan menanyakan perasaan klien saat ini. Contoh Dialog :

“Konselor memulai untuk membahas masalah yag dialami klien dan


menanyakan perasaan klien”
Konselor : Baiklah Ria, bagaimana perasaan Ria setelah berbicara
sama kakak? Apa sedikit gugup? (berbicara dengan
lembut dan ramah)
Klien : Sedikit gugup sih kak, tapi nyaman hehe (Suara
bergetar)
Konselor : Tapi kakak lihat sepertinya terdengar seperti ada
keresahan yang Ria sembunyikan? (Tatapan kontak
mata lurus tertuju pada klien).
Klien : Iya kak. (Ekspresi wajah tidak bersemangat).
Konselor : Ada apa dek? Ria bisa ceritakan semuanya sama kakak,
tidak usah takut.
Klien : “Klien masih terdiam, ia tidak langsung memaparkan
apa yang menggangu dirinya belakangan ini. Sekitar
beberapa menit kami hanya terdiam bersama. Konselor
sesekali duduk bergeser yang menunjukkan bahwa
klien kebingungan. Namun, konselor tetap fokus
menatap pada klien, serta memperhatikan bahasa non
verbal klien”
Konselor : Tidak apa – apa Ria, silakan cerita sama kakak.

4. MENDENGARKAN DENGAN AKTIF (ACTVE LISTENING)

Dalam tahapan ini, konselor merespon apa yang disampaikan oleh klien,
menggunakan kata-kata non verbal dan verbal. Contoh Dialog :

“Klien memulai menceritakan masalah yang dialaminya, dan konselor


mendengarkan serta merespon apa yang disampaikan oleh klien”
Klien : Begini kak, akhir – akhir ini Ria tidak bisa fokus pada
pelajaran disekolah dikarenakan masalah kesehatan
Ria kak.

Konselor : Kalau boleh kakak tahu apa yang menyebabkan kamu


bersikap demikian?

Klien : Akhir – akhir ini Ria sering merasakan sakit pada


kepala, sulit untuk berkonsentrasi dan mengalami
pusing. Setelah Ria cari tahu di google ternyata itu
gejala anemia kak.

Konselor : Jadi karena itu Ria tidak bisa fokus pada pelajaran?
Klien : Iya kak.

Konselor : Apa Ria sudah beritahu orang tua Ria dan


memeriksakannya ke dokter?

Klien : Belum kak. Ria takut.

Konselor : Kenapa Ria takut?

Klien : Ria takut menambah beban pikiran orang tua Ria kak

“Konselor masih terdiam, ia tidak langsung merespon apa yang diceritakan


oleh klien. Konselor mencoba memahami apa yang diceritakan oleh klien
dan mencoba unyuk meringkasnya”

5. MENGIDENTIFIKASI DAN MENGKLARIFIKASI (PROBLEM


IDENTIFICATION AND CLARIFICATION)

Dalam tahapan ini, konselor meringkas apa yang menjadi permasalahan kemudian
mencocokkan atau mengklarifikasi dengan apa yang diringkasnya kepada klien. Contoh
Dialog :

“Konselor mencoba meringkas cerita yang disampaikan oleh klien dan


mencocokannya”
Konselor : Jadi akhir – akhir ini Ria merasa kalau Ria memiliki
masalah kesehatan yaitu Anemia sehingga membuat
Ria tidak bisa berkonsentrasi pada pelajaran
disekolah. Apa Ria sudah tau apa itu Anemia dan
Penyebabnya?

Klien : Belum kak.

Konselor : Baiklah kakak jelaskan ya. Anemia adalah Kondisi


kekurangan sel darah merah di dalam tubuh,
penyebabnya ada banyak yaitu melakukan diet yang
membatasi asupan kalori, sering melewatkan waktu
makan, suka melakukan olahraga yang berat,
kehilangan banyak darah saat menstruasi. Apakah ada
yang Ria lakukan salah satunya?

Klien : Ada kak, Ria sering melewatkan waktu makan.


(sambil tersenyum tidak enak)

6. MENGFASILITASI PERUBAHAN PERILAKU (FACLITATING ATTITUDE


CHANGE)

Dalam tahapan ini, konselor menanyakan apakah klien telah memahami tentang
permasalahnya, mendorong klien untuk bersikap positif dan konstruktif terhadap
permasalahan yang dihadapi serta mendorong klien untuk perubahan sikap. Contoh
Dialog :

“Konselor mencoba untuk meyakinkan klien bahwa memahami masalah


yang dihadapinya”
Konselor : Kamu sering melewatkan waktu makan karena terlalu
fokus pada tugas sekolah kamu?

Klien : Iya kak, Ria takut nilai Ria turun.

Konselor : Karena sering melewatkan waktu makan maka kamu


merasakan gejala Anemia seperti yang kamu cari
tahu?

Klien : Benar kak

Konselor : Kamu belum memeriksakan ke dokter dan takut


memberitahu orang tuamu karena takut membuat
khawatir?

Klien : Benar kak


7. MENGEKSPLORASI KEMUNGKINAN-KEMUNGKINAN DAN
MEMPASILITASI TINDAKAN (EXPLORING OPTIONS AND FACILITATING
ACTION)
Dalam tahapan ini, konselor membantu klien untuk mengeksplorasi dirinya sendiri,
menggali kemungkinan-kemungkinan positif yang dimiliki untuk menyelesaikan
masalahnya, mengusahakan klien tidak merasa tertekan dan klein menikmati, serta
humoris yang membuat kien rileks. Contoh Dialog:

“Konselor membantu klien untuk mengeksplorasi dirinya sendiri, menggali


kemungkinan positif untuk menyeleasikan masalahnya”
Konselor : Kamu harus memberitahu orang tuamu tentang
masalah kesehatan kamu dan segera memeriksakan ke
dokter.

Klien : Ria ingin kak tapi Ria masih merasa takut.

Konselor : Tidak apa – apa orang tuamu pasti mengerti, kamu


tidak boleh berfikiran bahwa hal itu dapat menambah
beban pikiran orang tua kamu. Mereka akan lebih
khawatir bila kamu tidak memberitahu mereka.

Klien : Iya kak, nanti akan Ria usahakan memberitahu


mereka.

8. TERMINASI

Dalam tahapan ini, konselor menyampaikan ringkasan dari keseluruhan proses


konseling, menyampaikan bahwa hasil keputusan/ tindakan diambil adalah pilihan sendiri
serta memberikan pujian atas keputusan yang diambil klien. Contoh Dialog:

“Konselor menyampaikan ringkasan keseluruhan, menyampaikan bahwa


keputusan memang diambil dari pilihan sendiri serta memuji pilihan dari
klien tersebut”
Konselor : Kakak sangat yakin kalau kamu bisa mengatasi
masalah ini dan menjadi sehat kembali sehingga bisa
fokus pada sekolahmu lagi.
Klien : Iya kak, Ria akan semangat
Konselor : Alhamdulillah kalau begitu, apakah masih ada yang
ingin Ria ceritakan?
Klien : Ria rasa tidak ada lagi kak, terimkasih atas sarannya
ya kak dan terimkasih juga kak sudah mau
mendengarkan dan mendiskusikan masalah yang Ria
hadapi.
Konselor : Iya, sama-sama Ria (sambil tersenyum dan memeluk)

Anda mungkin juga menyukai