a) Membangun hubungan konseling (membangun raport) Membicarakan hal-hal ringan dengan klien seperti bertanya mengenai kabar, aktifitas yang dikerjakan klien, kesibukan yang sedang klien jalani, ataupun mengenai anggota keluarga, dengan tujuan untuk membangun kepercayaan, rasa aman dan nyaman antara klien dan konselor Contoh pertanyaan: Konselor : halo, ayo silahkan duduk Klien : iya, terimakasih Konselor : dengan mbak siaapa? Klien : saya A bu Konselor : mbak A rumahnya dimana? Klien : saya di cibubur bu Konselor : kesini naik apa? Klien : naik trans Jakarta Konselor : wah, bagaima tadi di perjalanan, trans Jakarta kan agak ramai yaa Klien : iya, tadi jalanan cukup macet, saya harus berangkat lebih awal agar bisa sampai kesini dengan cepat ditambah trans Jakartanya memang ramai Konselor : iya memang jalanan pagi ini cukup padat ya, tapi terimaksih mbak A sudah datang kesini walaupun mungkin di jalan ada kendala. Mbak A sudah sarapam? Klien : sudah Konselor : makannya pakai apa tadi pagi? Klien : sudah Konselor : makannya pakai apa? Klien : tadi pagi saya sarapan nasi goreng biatan ibu saya Konselor : wah enak sekali yaa makan nasi goreng buatan ibu Klien : iya hehe Konselor : mbak A bagaimana kabarnya hari ini? Klien : perasaan saya saat ini cukup baik, akan tetapi ada hal yang mengganjal dalam diri saya saat ini
b) Memperjelas dan mengidentifikasi masalah
Jika dirasa pada tahap awal sudah terjalin hubungan yang baik dan klien merasa nyaman konselor dapat mengangkat isu atau masalah pada klien. Contoh pertanyaan: Konselor : jadi apa yang saat ini mengganjal dalam diri mbak A? Klien : saya bingung cara menjelaskannya, pada intinya saya kesal karena orangtua saya selalu menyuruh saya menyelesaikan tugas akhir dengan cepat, sedangkan mereka tidak tau apa yang saya rasakan. Hal itu membuat saya malas untuk mengerjakan tugas akhir saya Konselor : baik kalau boleh saya beri anka dari 1 hingga 10, dimana 1 berarti tidak mengganjal sama sekali hingga 10 sangat aman mengganjal, berapakah angka yang tepat untuk menggambarkan perasaan mengganjal mbak A saat ini? Klien : 9 (artinya sangat mengganjal) Konselor : baik, tidak apa-apa jika. Sebelum kita lanjut boleh tarik nafas sebentar, tahan 4 detik, lalu hembuskan perlahan (lakukan sampai dirasa klien lebih tenang). Sudah merasa lebih tenang saat ini? Klien : sudah Konselor : baik, tadi mbak A mengatakan jika orangtua mbak A selalu menyuruh mbak A untuk menyelesaikan tuga akhir mbak A dengan cepat, tanpa mereka tau apa yang mbak A rasakan. Memangnya apa yang mbak rasakan yang orangtua mbak A tidak tau sehingga memmbuat perasaan mbak A mengganjal? Klien : saya tau saya memang harus menyelsaikan tugas akhir saya secepatnya karena itu memnag tanggung jawab saya dalam berkuliah. Akan tetapi saya juga memiliki hambatan, dospem saya sudah untuk dihubungi dutambah lagi revisi yang dierikan sangat banyak, saya pusing mengerjakannya Konselor : oke baik, lalu apa yang mengganjal? Klien : satu sisi saya merasa bersalah kepada orangtua saya karena belum bisa menyelesaikan tugas akhir saya, namun satu sisi saya juga kesulitan dalam mengerjalannya, saya ingin orangtua saya mengerti c) Probelm solving Mencari solusi mengenai isu atau masalah yang dirasakan oleh klien, sebisa mungkin inisitif tersebut datangnya dari pikiran klien sendiri, dengan kata lain klien yang mencari solusi mengenai masalahnaya sedniri dan konselor hanya mengarahkan dan menluruskan isu-isu yang dirasa menyimpang. Dalam tahap ini konselor juga dapat menunjukan empati dan memberikan afirmasi postif kedalam diri klien Contoh pertanyaan : Konselor : baik, mbak A hebat sekali sudah mengerti dengan apa yang menjadi tanggung jawab mbak A dalam berkuliah yaa, saya tau prosesnya memang tidak mudah untuk dilalui. Sejauh ini apakah mbak A sudah coba membicarakan hal itu dengan orangtua mbak A? Klien : belum, saya malas mengatakannya, saya merasa mereka juga tidak akan mengerti Konselor : tapi mbak A mau mencoba untuk mengatakannya? Saya tau memang tidak mudah, namun oran lain tidak akan mengerti apa yang kita rasakan juka kita tidak memberitahu mereka Klien : saya mau sih, tapi sebenarnya saya bingung mengatakannya Konselor : jadi sebenarnya mbak A tidak mengatakan hal itu kepada oragtua mbak A karena malas atau bingung menyampaikannya? Klien : saya bingung Konselor : apa yang membuat mabk A bingung? Klien : saya takut mereka marah dan tidak mengerti apa yang saya rasakan Konselor : terlepas dari hal tersebut, mbak A merasa mbak A harus menyampaikan hal tersbut kepada orangtua mbak A atau tidak agar perasaan mengganjal itu hilang? Klien : harus Konselor : kalau begitu, apa yang mbak A rasa harus mbak A jelaskan kepada orangtua mbak A? Klien : saya harus menyampaikan perasaan saya menganai apa yang saya rasakan terhadap mereka bahwa saya mengerti dengan tanggung jawab yang harus saya selesaikan, tapi disis lain saya juga mempunyai kendala dengan dosen pembimbing dan revisi saya, saya akan meminta mereka sedikir mengerti tentang hal tersbut dan mendukung saya Konsleor : wah itu baik sekali, mbak A sudah mampu mengetahui apa yang mbak A ingin katakan kepada orangtua mbak A secara spesifik. Lantas apa yang selanjutnya mbak A akan lakukan? Klien : saya akan mengatakan apa yang saya rasakan pada orangtua saya dengan jelas dan meminta mereka mengerti hal tersbut, selanjutnya saya juga akan menghubungi dosen pembimbing saya dan mengerjalan tugas akhir saya secara perlahan agar ada progres dalam menyelesaikannya Konselor : wahh hebat sekali mbak A, ada lagi yang ingin disampaikan mengenai perasaan mengganjal mbak A Klien : tidak Konselor : baik jika tidak ada, kalau tadi perasaan mengganjal mbak A ada di angka 9 yang artinya sangat mengganjal, saat ini dari 1 hingga 10 berapakah angka yang dapat menggambarkan perasaan mengganjal mbak A? Klien : di angka 5 (tidak terlalu emngganjal) (jika dirasa sudah ada perubahan ke arah yang lebih baik maka knseling dapat diakhiri) 2. Terminasi (tahap akhir) Hal ini dilakukan jika pada tahap ini sudah ada penurunan kecemasan pada diri klien, adanya perilaku yang lebih positif pada diri klien, da rencana kedepannya ke arah yang lebih baik. Contoh pernyataan : Konselor : baik, saat ini mbak A sudah lebih mampu mengetahu aoa yang mbak A rasakan dan apa yang harus mbak A lakukan kedepannya, atrinya ada perubahan ya mbak? Klien : ada, saya merasa lebih tenang saat ini Konselor : bagus sekali mbak A sudah sagat baik sejauh ini, saya harap yang sidah di rencanakan oleh mbak A dapat segera mbak A lakukan dan mendapat hasil yang baik Klien : iya Konselor : baik, saya rasa untuk konseling hari ini bisa kita akhiri ya mbak? Klien : iya bisa Konselor : baik, terimakasih mbak A karena sudah mau meceritakan apa yang dirasakan saat ini dan mencari solusinya bersama-sama, sehat selalu mbak, sampai jumpa dan hati-hati di jalan. Klien : iya, terimaksih.