Anda di halaman 1dari 4

SCIRIPT PEMBUATAN VIDEO PADA PASIEN DEPRESI

MATA KULIAH PALIATIVE CARE 2022


MAHASISWA AKPER RS PGI CIKINI

Scene visual Dialog


Pengantar Menyapa Hallo semuanya,salam sehat ya, perkenalkan kami mahasiswa Akper RS PGI Cikini,kami dari
kelompok 9 yang terdiri dari Grace Anggia Maria, Rini Ervina,dan Yerniwati Zalukhu disini kita
akan mengajarkan tehnik relasasi nafas dalam pada pasien yang mengalami depresi tentang
kehilangan, semoga bermanfaat
Fase Orientasi P : sambil tersenyum Perawat : Selamat pagi ibu yerni,
K : sambil menjawab Klien : pagi juga suster
dan muka gelisah

Validasi P : memandang klien Perawat : bagaimana perasaan ibu pagi ini? apakah ibu tidur nyenyak tadi malam?
K : menjawab dengan Klien : tidur saya semalam tidak nyenyak sus
terbata-bata dan tidak
memperhatikan
perawat
Kontrak P : Tetap Perawat : baiklah ibu Yerni, disini saya akan membantu serta merawat ibu dan hari ini kita akan
memperhatikan klien berbincang-bingan tentang apa yang ibu yerni rasakan sekarang ini, waktunya 10-15 menit dan
dengan tetap tenang tempatnya disini saja ya bu.
2. Fase kerja P : tetap fokus Perawat : baiklah ibu yerni, sepertinya ibu lagi memikirkan sesuatu ? ibu bisa ceritakan kepada
kepada klien saya apa yang menyebabkan ibu tampak gelisah?
K : klien menjawab Klien : tidak ada sus....
dan tetap menunduk
P : bersikap tenang Perawat : oh begitu bu yerni... baiklah jika ibu tidak mau bercerita suster tidak akan
dan tetap menatap memksakannya, tapi jika bu yerni sudah siap menceritakannya, ibu dapat memanggil saya dan
pasien dengan penuh saya akan mendengarkan ibu serta menjaga apapun cerita ibu, karena itu adalah privasi ibu dan
empati hak ibu juga untuk menceritakannya kepada saya.
K : Mulai terbuka Klien : sus..
dan percaya pada
perawat
P : Menerima klien Perawat : iya ibu? Apakah ada yang bisa dibantu ?
serta mengangguk
Klien : sebenarnya saya lagi memikirkan keadaan saya saat ini sus saya merasa tidak berharga
K : Bersikap bingung
dan putus asa sus.. saya tidak tahu harus bagaimana lagi, saya malu suster saya tidak tahu harus
serta menunduk, dan
bagaimana lagi. Saya sudah berobat dan sudah melakukan banyak hal untuk mengembalikan
putus asa seperti
keadaan saya seperti sedia kala tapi semuanya sia-sia sus... namun saya merasa diri saya kurang
tidak percaya diri dan
sempurna dengan kehillangan bagian tubuh saya, bagaimana dengan suami saya? Apakah dia
sambil menangis dan
akan masih menerima saya dalam kondisi seperti ini? apakah semua akan baik-baik saja setelah
merasa kehilangan
saya melakukan operasi carsinoma mamae saya sudah putus asa sus, saya sudah melakukan yang
terbaik tapi kenapa saya harus mengalami ini? saya malu dengan tetangga saya, bagaimana jika
saya keluar rumah apa kata orang dengan melihat saya ?
P : menatap klien Perawat : ibu yerni.. saya mengerti apa yang ibu rasakan saat ini tapi apapun itu saat ini, siap
dengan penuh empati tidak siap kenyataannya sudah begini jadi ibu harus menerima semua ini walaupun sangat berat,
K : klien menangis, saya tahu bagaimana perasaan ibu saat ini, saya juga punya saudara yang sangat saya sayangi,
memukul diri sendiri bulan lalu dia melakukan amputasi kaki kiri, disitu hati saya sakit saya menangis dan saudara
dan merasa putus asa saya hanya tersenyum dengan keadaan yang dialami dan berkata kepada kami “kalian jangan
P : menatap klien sedih dan menangis, saya tidak apa-apa semuanya ini sudah kehendak Tuhan dan mau tidak mau
penuh perhatian dan saya harus tetap menjalani hidup dan menerima kenyataan ini,semuanya sudah kehendak Tuhan”
memegang tangan jadi ibu yerni... diluar sana masih banyak yang lebih dari ibu yang tidak punya tangan dua,
klien namun mereka masih bisa menjalani hidup.
K : muka tampak Klien : oh begitu ya sus, tapi ini sulit sus bagi saya
gelisah dan merasa Perawat : iya bu saya mengerti apa yang saat ini ibu rasakan tapi bu apakah dengan begini
khawatir kondisi ibu akan kembali sperti semula? Coba ibu pikirkan masih banyak orang yang sayang
sama ibu, apakah selama ini suami ibu tidak menyangi ibu? atau sering mengeluh dengan kondisi
ibu sebelum melakukan operasi carsinoma mamae ?
Klien : tidak sus, malahan dia yang mendorong saya untuk melakukannya?
Perawat : lalu apa yang ibu khawatirkan ?
Klien : saya khawatir dia tidak tertarik sama saya sus, dan juga malu ketika keluar rumah
Perawat : apakah selama ini suami ibu bersifat begitu ? dan terkait dengan keluar rumah ibu dapat
memakai bra yang bisa membantu untuk menutupi bahwa ibu sudah melakukan operasi
carsinoma mamae, apakah ibu masih khawatir ?
Klien : ia juga ya sus, kenapa saya terlalu khawatir, baiklah sus saya akan mencobanya.
Perawat : nah begitu bu

Fase Terminasi P : melihat respon Perawat : dari tadi saya lihat minum ibu belum berkurang, ibu bisa minum dulu supaya ibu
pasien setelah tampak tenang. Nah bagaimana perasaan ibu setelah kita berbincang-bincang? Apakah masih ada
berbincang-bincang yang ingin ibu ceritakan sama saya?
K : tampak nyaman Klien : saya meraskaan lebih nyaman setelah menceritakan kepada suster. Terimakasih suster
dan merasa rileks mau mendengarkan cerita saya
P : memberi pujian Perawat : baik bu, syukurlah kalo ibu sudah mulai tenang dan nyaman.
pada klien
Kontrak yang P : sambil tersenyum Perawat : baiklah ibu nanti siang saya akan datang kesini untuk mengajarkan teknik relaksasi
akan datang dan membuat janji Tarik nafas dalam tujuannya untuk mengurangi rasa kecemasan ibu, tempatnya di ruangan ini ya
tempat dan waktu kepada klien bu, apakah ibu bersedia sebelumnya?
K : memandang Klien : Baik suster.. terimakasih suster
perawat dan
mengucapkan
terimakasih
P : pamit dan Perawat : sama-sama ibu, jika butuh sesuatu ibu tinggal pencet bell yang ada disamping ibu, saya
meninggalkan atau perawat lain akan datang untuk membantu ibu, selamat pagi ibu saya permisi dulu ya.

ruangan klien

Anda mungkin juga menyukai